Anda di halaman 1dari 30

KARYA TULIS ILMIAH

“PERAN FILM PENDEK DALAM MEWUJUDKAN

LINGKUNGAN YANG BERKELANJUTAN”

Dalam Rangka Pemenuhan Tugas Final pada Proyek Penguatan Profil Pelajar

Pancasila Tema Gaya Hidup Berkelanjutan Subtema Film Pendek

Disusun Oleh :

AHMAD SYAUQI FATA (XF)

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

DINAS PENDIDIKAN KEBUDAYAAN RISET DAN TEKNOLOGI

SMA NEGERI 1 KANDANGAN

OKTOBER 2022
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya lah sehingga penulis dapat

mewujudkan karya tulis ilmiah ini. Tidak lupa juga sholawat dan salam selalu

dihaturkan pada junjungan Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬beserta keluarga, sahabat, kerabat

dan pengikut beliau hingga akhir jaman.

Karya tulis tulis ini disusun dalam rangka pemenuhan kokurikuler “Proyek

Penguatan Profil Belajar Pancasila’’ pada kurikulum merdeka belajar, untuk kami

para peserta didik agar mempersiapkan diri menghadapi dunia perguruan tinggi

maupun kerja di masa depan nanti. Adapun tema yang diusung pada karya tulis

ilmiah kali ini yakni “Gaya Hidup Berkelanjutan” dengan subtema “Film

Pendek.’’

Penulis berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, sehingga

karya tulis ini dapat diselesaikan. Dalam pembuatan karya tulis ini sering sekali

penyusun menemukan kesulitan dan hambatan, baik pada saat pencarian refrensi

yang terkait dengan judul maupun karya tulis ilmiah ini. Penulis menyadari

ketidaksempurnaan dan banyak kesalahan pada karya tulis ini karena

kesempurnaan hanya milik-Nya. Oleh karena itu penulis memohon kritik dan

saran apabila terdapat pada kesalahan pada pembuatan kaya tulis ini.

Kandangan, Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR.......................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..........................................................................1

B. Rumusan Masalah.....................................................................2

C. Tujuan Penulisan.......................................................................2

D. Manfaat Penulisan.....................................................................3

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Gaya Hidup Berkelanjutan (Sustainable Lifestyle)...................

1. Definisi Gaya Hidup Berkelanjutan...................................

B. Lingkungan Hidup....................................................................

1. Definisi Lingkungan Hidup...............................................

2. Jenis-Jenis Lingkungan Hidup...........................................

C. Pengertian Film Pendek............................................................

1. Definisi Film......................................................................

2. Struktur dan Komponen Film............................................

3. Tahapan dalam Pembuatan Film........................................


BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis, Lokasi, dan Tempat Penelitian........................................15

B. Jenis, Sumber, dan Teori Pengumpulan Data...........................

C. Teknik Analisis Data.................................................................

BAB IV PEMBAHASAN

A. Sampah......................................................................................

1. Definisi Sampah...................................................................

2. Klasifikasi Sampah...............................................................

3. Pengelolaan Sampah.............................................................

B. Dampak Sampah terhadap Lingkungan....................................

C. Peran Gaya Hidup Berkelanjutan dalam Permasalahan

Lingkungan Akibat Sampah......................................................

D. Upaya Film Pendek dalam Mendukung Gaya Hidup

Berkelanjutan terhadap Kelestarian Lingkungan......................

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan...............................................................................18

B. Saran..........................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................19

LAMPIRAN.......................................................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perubahan iklim memaksa manusia mencari jalur lain untuk

mempertahankan kelestarian alam dan dunia, salah satunya dengan

menggaungkan kebiasaan atau gaya hidup berkelanjutan yang tujuannya

meminimalisir faktor terjadinya perubahan iklim. Pada hakikatnya seluruh

anak di Bumi telah terdampak oleh perubahan iklim. Bencana alam,

degradasi lingkungan, dan hilangnya keanekaragaman hayati dapat

merusak agrikultur, menjauhkan anak dari makanan bernutrisi dan air

bersih. Dimana hal ini dapat menyebabkan kejadian berbahaya pada

lingkungan seperti bencana, merusak tempat tinggal yang aman, pelayanan

kesehatan yang berkualitas, dan sistem pendidikan yang dibutuhkan anak

untuk bertahan hidup dan berkembang (UNICEF, 2022).

Tentunya perubahan iklim menimbulkan efek yang sangat fatal

terhadap lingkungan hidup, hal ini dikarenakan suhu yang lebih hangat

lambat laun mengakibatkat perubahan pola cuaca dan dapat mengganggu

keseimbangan alam. Beberapa efek yang ditimbulkan seperti suhu Bumi

yang memanas, badai yang lebih hebat, meningkatnya kekeringan,

kenaikan suhu dan permukaan laut, serta beberapa efek lain. Selain itu

sampah plastik juga menjadi salah satu penyebab utama perubahan iklim,

karena dari proses produksi sampai pembunangan dan pengelolaannya

mengemisikan banyak gas rumah kaca ke atmosfer.

iii
Sampah merupakan sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau

proses alam yang berbentuk padat (UU No.18 Tahun 2008). Sampah telah

sering menjadi hal yang kerap dipermasalahkan di daerah manapun dari

waktu ke waktu karena jumlah dan jenisnya yang sangat banyak. Salah

satu jenisnya yaitu sampah plastik yang keberadaannya cukup memberikan

dampak negatif terhadap lingkungan, juga perlu diminimalisir dengan cara

mengurangi pemakaian barang yang berbahan plastik.

Suatu lingkungan dikatakan asri jika lingkungan tersebut indah

dipandang mata dalam kata lain bersih, yaitu tidak ada sampah yang

berserakan dan dibuang tidak pada tempatnya. Jika sampah-sampah

dibuang pada tempatnya dan nyaman dilihat, maka lingkungan tersebut

dapat dikatakan asri. Tidak ada seseorang yang menginginkan untuk

tinggal di lingkungan yang kotor, apalagi penuh dengan sampah yang

berserakan. Maka dari itu suatu lingkungan perlu dijaga kebersihannya

oleh masyarakat itu sendiri agar mereka sendiri merasa nyaman tinggal di

lingkungan bersih tersebut.

Namun dalam kurun waktu terakhir kesadaran masyarakat akan

kebersihan lingkungannya mulai menurun malah terus-menerus menurun,

yang pada awalnya diadakan kegiatan gotong royong di waktu tertentu

namun sekarang sudah hampir tidak ada. Hal ini disebabkan oleh

kesadaran masyarakat yang mulai memudar akan kebersihan lingkungan

sekitarnya, sehingga melihat sampah yang dibuang tidak pada tempatnya

pun tidak memberikan reaksi apapun terhadap mereka. Padahal

keberadaan sampah tidak pada tempatnya tersebut mengganggu

iii
penglihatan dan mengurangi kebersihan serta keasrian lingkungan

tersebut, hingga dapat menjadi tempat bersarangnya penyakit.

Mengingat adanya urgensi terhadap pengelolaan sampah, maka

diperlukan penerapan gaya hidup yang mengusung kelestarian lingkungan

seperti menggunakan produk yang mengurangi sampah atau energi yang

terbarukan. Tentunya tujuan diambilnya tema kali ini untuk menimbulkan

kembali kesadaran diri masyarakat tentang pentingnya menjaga ketahanan

lingkungan hidup agar generasi mendatang nanti juga dapat merasakannya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka

diperoleh rumusan masalah yang dibahas pada karya tulis kali ini antara

lain :

1. Apa saja masalah yang terjadi akibat sampah pada lingkungan hidup?

2. Mengapa gaya hidup berkelanjutan berperan penting terhadap lingkungan?

3. Apa peran film pendek dalam upaya untuk kembali menyadarkan

masyarakat akan pentingnya mengelola sampah di lingkungan sekitar dan

menerapkan gaya hidup berkelanjutan?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui masalah pada lingkungan hidup akibat sampah.

2. Untuk mengetahui peran penting gaya hidup berkelanjutan terhadap

lingkungan.

iii
3. Untuk mengidentifikasi peran dan upaya dalam menyadarkan masyarakat

akan pentingnya pengelolaan sampah serta penerapan gaya hidup

berkelanjutan.

D. Manfaat Penulisan

Dengan pelaksanaan P5 bertemakan “Gaya Hidup Berkelanjutan”

subtema “Film Pendek, diharapkan dapat tercapai manfaat yang

terkandung antara lain:

1. Bagi Peserta Didik

Diharapkan dapat menimbulkan karakter cinta dan sadar akan lingkungan

dengan menerapkan gaya hidup berkelanjutan serta sifat gotong royong

yang kuat pada peserta didik. Di sisi lain juga sebagai pemenuhan tugas

pembuatan karya tulis ilmiah untuk tema kali ini.

2. Bagi Guru

Dapat menumbuhkan rasa cinta alam kepada peserta didik pada

lingkungan sekitar, mendorong guru untuk menguji siswa memecahkan

permasalahan di lingkungan sekitar peserta didik dan acuan penilaian

terhadap peserta didik.

3. Bagi Masyarakat

Menumbuhkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap

lingkungan, sehingga terciptanya suasana dan keadaan lingkungan yang

diharapkan.

iii
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Gaya Hidup Berkelanjutan (Sustainable Lifestyle)

1. Pengertian Gaya Hidup Berkelanjutan

Secara biologi, sustainability artinya menghindari kepunahan atau dapat

dikatakan sebagai usaha bertahan hidup dan bereproduksi. Secara ekonomi berarti

menghindari adanya keruntuhan dan melindungi nilai terhadap suatu

ketidakstabilan dan diskontinuitas. Dalam konteks lingkungan sustainability atau

keberlanjutan adalah konsep komprehensif yang mendasari seluruh sistem yang

ramah lingkungan. Pada dasarnya, sustainability selalu memperhatikan

temporalitas khususnya dalam jangka panjang (Contanzza & Patten, 1995).

Dalam sustainable itu sendiri terdapat sustainable lifestyle atau gaya hidup

berkelanjutan, yakni gaya hidup ramah lingkungan yang mengutamakan

penggunaan energi terbarukan, yakni suatu wujud kecintaan terhadap lingkungan

dengan menghindari konsumsi yang kemungkinan dapat merusak lingkungan

tersebut, karena hampir seluruh tindakan yang kita lakukan berdampak pada

lingkungan ataupun orang lain.

Gaya hidup berkelanjutan juga meminimalisir dampak ekologi sekaligus

memungkinkan kesejahteraan hidup bagi individu, rumah tangga, komunitas, dan

iii
seterusnya yang merupakan produk dari keputusan individu dan kolektif akan

aspirasi dan pemenuhan kebutuhan, serta praktik adopsi yang dikondisikan,

difasilitasi, dan dibatasi oleh norma masyarakat, institusi politik, kebijakan publik,

infrastruktur, pasar, dan budaya (Vergragt dkk., 2019).

Konsep sustainable lifestyle sendiri diangkat dari konsep sustainable

development yang mana merupakan sebuah konsep yang mampu memenuhi

kebutuhan keadaan sekarang tanpa mengurangi hak-hak atau kemampuan generasi

mendatang dalam memenuhi kebutuhannya. Sustainable Development sendiri

maksudnya mencari titik keseimbangan antara tiga bidang yakni perkembangan

ekonomi, kesetaraan sosial, dan perlindungan lingkungan.

Dari konsep tersebut muncullah konsep sustainable lifestyle yang mengacu

pada pola tindakan dan konsumsi individu, dan digunakan untuk menyamakan

atau membedakan diri mereka dari individu lain. Dimana mereka dapat memenuhi

kebutuhan dasar, kualitas hidup yang lebih baik, meminimalisi konsumsi sumber

daya alam dan emisi dari limbah dan polutan dalam siklus kehidupan yang tidak

mengancam dan membahayakan generasi mendatang. Gaya hidup yang

berkelanjutan mencerminkan budaya tertentu, alam, ekonomi dan warisan sosial

dari tiap golongan masyarakat.

2. Penerapan Gaya Hidup Berkelanjutan pada Siswa

Gaya hidup berkelanjutan tercermin dalam memilih dan menggunakan

produk, perilaku dan aktivitas yang bertujuan lebih meminimalisir sumber energi

tidak terbarukan dan tidak menghasilkan energi yang dapat merusak lingkungan.

iii
Karena gaya hidup ini bersifat ramah lingkungan, maka penting untuk mengajak

siswa-siswi dan masyarakat luas untuk menerapkan gaya hidup berkelanjutan.

Oleh karena remaja dan pelajar adalah generasi penerus bangsa Indonesia di

masa depan nanti, semakin terbiasa mereka menerapkan gaya hidup ramah

lingkungan maka masa depan kelestarian lingkungan juga akan semakin

membaik. Pasalnya dalam Sustainable Development Goals yang menjadi acuan

pembangunan di Indonesia, terdapat salah satu tujuannya yakni melakukan

pencegahan perubahan iklim yang dapat diwujudkan dengan penerapan gaya

hidup berkelanjutan. Selain itu dengan menerapkan gaya hidup berkelanjutan

dapat memupuk kecintaan seseorang terhadap lingkungan sekitarnya, dimana hal

ataupun konsumsi yang dilakukan tidak merusak lingkungan. Berikut hal-hal yang

dapat dilakukan peserta didik dalam menerapkan gaya hidup berkelanjutan di

sekolah.

1. Membawa bekal makanan dari rumah

Tahap awal menerapkan gaya hidup berkelanjutan dapat dimulai dengan

membiasakan untuk membawa bekal makanan dan minuman dari rumah. Dengan

ini siswa-siswi dapat mengurangi pembelian makanan kemasan dan minuman

yang berpotensi menimbulkan sampah. Selain itu, bekal yang dibawa sebaiknya

bukan makanan bungkus namun disajikan menggunakan wadah tidak sekali pakai.

2. Memilah sampah

Sampah tidak hanya memiliki satu jenis saja, tetapi ada banyak jenis-jenis

sampah lain. Memang terlihat sepele, namun dengan hanya memilah sampah

sesuai jenisnya dapat memudahkan proses pengolahan sampah selanjutnya hingga

iii
sampai di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) yang tentunya lebih ramah

lingkungan dan berkelanjutan. Apalagi di tempat umum dan di sekolah-sekolah

sudah mulai tersedia tempat sampah sesuai dengan termasuk jenis apa sampah

yang dibuang.

3. Diet plastik

Dalam kegiatan transaksi sehari-hari masih banyak hal-hal yang

memanfaatkan plastik, seperti membungkus makanan, mempermudah membawa

belanjaan, dan lain-lain. Diet plastik dapat dilakukan dengan cara membawa tas

belanjaan sendiri yang pastinya tidak sekali pakai, dan membawa botol minuman

sendiri.

4. Hemat listrik

Pada kehidupan sehari-hari, manusia selalu memanfaatkan listrik contohnya

saat menyalakan lampu, kipas angin, kulkas, dan sebagainya. Oleh karena itu

disarankan untuk menghemat listrik dengan memakainya secukupnya saja, seperti

mematikan AC, kipas angin, TV, dan alat elektronik lainnya jika tidak digunakan.

B. Lingkungan Hidup

1. Pengertian dan Jenis-Jenis Lingkungan Hidup

Lingkungan adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan

makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi

kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain

(UU No 23 Tahun 1997). Kesatuan ruang di sini maksudnya semua yang telah

disebutkan di atas berada dalam ruang atau tempat yang sama dan bersama-sama

iii
membentuk satu sistem, yang mana dalam kesatuan ruang tersebut masing-masing

saling mempengaruhi satu sama lain baik secara langsung maupun tidak langsung.

Pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), lingkungan dapat diartikan

sebuah daerah atau kawasan seluruh bagian yang terdapat di dalamnya yang ada

di sekitar manusia dan mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia.

Menurut Munadjat Danusaputro, lingkungan hidup adalah semua benda dan

daya serta kondisi, termasuk di dalamnya manusia dan tingkah perbuatannya,

yang terdapat dalam ruang dimana manusia berada dan mempengaruhi

kelangsungan hidup serta kesejahteraan manusia dan makhluk hidup lain.

Sementara itu, Otto Soemarwoto mengartikan lingkungan hidup sebagai ruang

yang ditempati suatu makhluk hidup bersama dengan benda hidup dan tak hidup

di dalamnya. Apabila dicermati semua penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa

ruang lingkup lingkungan hidup itu sangatlah luas cakupannya.

Secara umum lingkungan adalah seluruh faktor luar yang mempengaruhi

suatu organisme dan faktor-faktor ini bisa berupa organisme hidup, atau variabel-

variabel yang tidak hidup. Dari sini kemudian didapatlah dua komponen atau

unsur utama lingkungan, yaitu biotik, dan abiotik. Di antara komponen-komponen

tersebut terjadi hubungan timbal balik, saling memperngaruhi dan bergantung

terhadap satu sama lain.

2. Jenis-Jenis Lingkungan

Selain itu, untuk mengenal lingkungan secara lebih spesifik, L.L. Bernard

kemudian membagi lingkungan menjadi 4 (empat) bagian besar, antara lain :

iii
1) Lingkungan fisik atau anorganik, yaitu lingkungan hidup yang terdiri dari

gaya kosmik dan fisiogeografis seperti tanah, udara, laut, radiasi, gaya

tarik, ombak, dan sebagainya.

2) Lingkungan biologi atau organik, yakni segala sesuatu yang bersifat biotis

seperti mikroorganisme, parasit, hewan, tumbuhan, termasuk lingkungan

prenatal dan proses-proses biologi contohnya reproduksi, pertumbuhan,

dan sebagainya.

3) Lingkungan sosial yang dibagi lagi dalam tiga bagian, yaitu :

a. Lingkungan fisiososial yang meliputi kebudayaan materiil (peralatan),

seperti peralatan senjata, mesin, gedung, dan lain-lain.

b. Lingkungan biososial, yaitu manusia dan interaksi terhadap

sesamanya dan tumbuhan beserta hewan domestik dan seluruh bahan

yang digunakan manusia dimana berasal dari sumber organik.

c. Lingkungan psikososial, yakni sesuatu yang berhubungan dengan

tabiat batin manusia, contohnya sikap, opini, keinginan, pandangan,

dan keyakinan yang terlihat melalui kebiasaan, agama, ideologi,

bahasa, dan lain-lain.

4) Lingkungan komposit, yakni lingkungan hidup yang diatur secara

institusional. berupa lembaga-lembaga masyarakat, baik yang ada di

daerah perkotaan atau pedesaan.

C. Film Pendek

1. Definisi Film Pendek

iii
Film merupakan selaput tipis berupa seluloid dimana dalam film terdapat

hasil potret dari sebuah kamera atau gambar dan masih dalam gambar negatif,

yang artinya gambar tersebut belum berwarna (KBBI). Film juga dapat diartikan

sebagai gambar hidup, yakni suatu gerakan atau gambar yang bergerak yang mana

gerakan tersebut dapat memberikan cerita pada gambar yang dilihat.

Menurut Sobur (2013), film sebagai alat komunikasi massa yang kedua

muncul di dunia. Memulai masa pertumbuhannya pada akhir abad ke-19, dengan

kata lain di saat unsur-unsur yang merintangi perkembangan surat kabar telah

lenyap. (h.126)

Seni Film adalah seni bercerita (dramatik) yang pelaksanaannya

memanfaatkan teknologi media rekam agar penonton lebih merasakan rasa pada

cerita melalu media padang dengan (audio visual) dengan kaidah sinematografi

(FLS2N, 2022).

Dalam Undang-Undang No.33 Tahun 2009 tentang Perfilman, pada Pasal 1

menjelaskan film adalah karya seni budaya yang merupakan pranata sosial dan

media komunikasi massa yang dibuat berdasarkan kaidah sinematografi dengan

atau tanpa suara dan dapat dipertunjukkan.

Sinematografi yaitu ilmu terapan yang membahas teknik penangkapan imaji

untuk membangun makna, kesan, dan rasa yang juga memiliki kemampuan

menyampaikan ide dan cerita. Dengan kata lain, sinematografi adalah seni dan

teknologi fotografi gambar bergerak, bukan hanya sekedar merekam, tapi juga

menciptakan rasa dramatik cerita kepada penontonnya

Adapun film pendek merupakan sebuah film orisinal yang memiliki durasi

maksimal 40 menit atau kurang, termasuk tambahan lain salah satunya intro dan

iii
kredit (Academy of Motion Picture Arts and Sciences, 2011). Film pendek

menyajikan cerita yang lugas dan singkat, juga menampilkan satu situasi yang

terjadi dalam situasi yang terjadi dalam kehidupan tokoh atau subjek tertentu yang

mencerminkan tema.

Dalam penggarapannya, seni film memiliki bidang keahlian yang beragam

dengan profesi lebih dari 150 bidang kerja pada industri seperti film, televisi, dan

multimedia. Beberapa keahlian yang mencakup seperti penulisan skenario film,

penyutradaraan film, sinematografi, tata suara film, tata artistik film, editing film,

manajemen produksi film dan berbagai bidang keahlian lainnya Adapun media

rekam merupakan alat yang dapat menyimpan unsur-unsur teks, gambar, imaji,

maupun suara yang ditangkap baik melalui kamera, mikrofon, maupun komputer.

2. Struktur dan Komponen Film

Pada suatu film tentunya terdapat struktur yang menyusun dari film tersebut

diproduksi hingga menjadi film yang sudah siap untuk ditayangkan. Struktur

tersebut yaitu :

1. Shot merupakan proses pengambilan gambar yang pendek hingga panjang,

pengambilan shot biasanya dimulai saat kameramen telah merekam sampai

selesai merekam.

2. Scene merupakan suatu adegan yang memperlihatkan aksi pada cerita

yang sedang digarap, dalam scene terdapat pemeran atau tokoh, waktu,

latar, dan elemen-elemen lainnya, juga dalam scene biasanya ada beberapa

shot.

iii
3. Sequence adalah satu peristiwa yang utuh, umumnya di dalamnya sudah

terdapat beberapa shot dan scene sehingga menjadikan cerita yang telah

jadi pada sequence memuat adegan-adegan yang saling berhubungan atau

runtut (Pratista, 2008, h.29-30).

Dalam proses pembuatan film, diperlukan beberapa komponen yang

memiliki perannya masing-masing. Komponen tersebut diantaranya; penulis

naskah, sutradara, asisten sutradara, art director, director of photography (DOP),

lightingman, gaffer, cameramen, clepper continuity. Selain itu ada wardrobe,

make up, sound designer, pimpinan produksi, unit manajer, pelaksana umum,

editor, dan lainnya.

3. Tahapan dalam Pembuatan Film

Dalam pembuatan suatu film tentunya melalui proses yang tidak singkat

sebelum menjadi produk yang dapat ditonton oleh khalayak banyak. Tahapan-

tahapannya adalah sebagai berikut :

a. Development (Pengembangan)

Tahap ini meliputi pengembangan ide, menentukan jenis cerita, genre dan

format, penulisan skenario. Adapun gagasan atau ide bisa datang dari mana saja

seperti film, novel, dari kisah nyata, dan lain-lain.

Dalam tahap pengembangan, triangle system (produser, sutradara, dan

penulis naskah) memiliki peran penting yang mana dalam hal ini harus bekerja

sama dengan efisien dan efektif. Dengan ide yang baik maka akan dapat

dihasilkan ide yang bagus yang mana akan memudahkan dapat pembuatan premis,

sinopsis, treatment dan skenario.

iii
b. Pra Produksi

Pada tahap ini diperlukan perhitungan yang matang karena tahap ini sangat

menentukan tahap selanjutnya, hal-hal yang dipersiapkan yakni; perencanaan

biaya, penjadwalan, analisis naskah, pembagian tugas, master breakdown,

hunting, dan desain produksi.

c. Produksi

Dalam tahap produksi, seluruh materi yang telah direncakan pada tahap-

tahap sebelumnya akan diambil gambar dan suaranya. Jika pada seluruh tahap

perencaan berjalan dengan baik, maka dapat memudahkan dihasilkannya karya

yang bagus.

d. Pasca Produksi

Saat seluruh tahapan pada produksi selesai, maka akan dilanjutkan dengan

tahap pasca produksi. Tahap ini meliputi editing, penataan suara, penamaan efek,

scoring music, dan colour grading pada karya.

e. Distribusi

Pada tahap terakhir yaitu distribusi, film akan disalurkan agar dapat ditonton

oleh orang lain. Dalam tahap distribusi ada beberapa pilihan untuk menyalurkan

film yang telah diproduksi seperti diputar di bioskop atau di pemutaran film

alternatif lainnya, yaitu festival film juga melalui media digital DVD.

iii
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis, Lokasi dan Tempat Penelitian

Jenis penelitian yang diterapkan pada karya tulis ini yaitu penelitian

kualitatif bersifat deskriptif dengan metode studi literatur.. Penelitian kualitatif

adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong,

2007).

Pendekatan kualitatif merupakan suatu proses penelitian dan pemahaman

yang didasari oleh metodologi yang menyelidiki suatu fenomena dan masalah

sosial. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti

iii
kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada

situasi yang alami (Creswell, 1998:15).

Menurut M. Nazir, studi literatur atau studi kepustakaan adalah teknik

pengumpulan data dengan mengadaan studi penelaahan terhadap buku-buku,

literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang memiliki hubungan

dengan variabel atau masalah yang dibawakan. Sementara menurut Danial dan

Warsiah (2009 : 80), studi literatur merupakan penelitian yang dilakukan oleh

peneliti dengan mengumpulkan sejumlah buku-buku, majalah tentang masalah

yang dibahas. Studi kepustakaan merupakan langkah yang penting dimana setelah

seorang peneliti menetapkan topik penelitian, langkah berikutnya yaitu melakukan

kajian yang berkaitan dengan relasi antara teori dan topik penelitian. Sumber-

sumber kepustakaan dapat diperoleh dari : buku, jurnal, majalah, hasil-hasil

penelitian (tesis dan disertasi), dan sumber-sumber lainnya (M. Nazir, 1998 :

112). Dengan kata lain, studi literatur yakni cara menyelesaikan suatu

permasalahan dengan cara mencari sumber-sumber tulisan yang telah dibuat

sebelumnya.

C. Jenis, dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam suatu penelitian harus disebutkan dari mana data diperoleh

sebagaimana yang dinyatakan oleh (Arikunto 2002:129) yang mendefinisikan data

yaitu sekumpulan informasi, fakta-fakta, atau simbol-simbol yang menerangkan

tentang keadaan objek penelitian. Sedangkan data terbagi lagi menjadi dua, yaitu:

1. Data Primer

iii
Data primer adalah data dimana diperoleh secara langsung dari objek

penelitian (Sumarsono, 2004:69). Data primer dalam penelitian ini diperoleh

dengan studi literatur terkait topik penelitian yaitu kurangnya kesadaran

masyarakat terhadap sampah di lingkungan sekitar.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti

secara tidak langsung melalui media perantara (Indriantoro dan Supomo, 1999:

147). Sumber data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari pihak masyarakat

yang turut menyadari akan permasalahan lingkungan, dimana hal tersebut berupa

pernyataan verbal, dokumentasi serta informasi lain.

Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan teknik pengumpulan data

melalui studi kepustakaan. Pemilihan data berdasarkan literatur dalam penelitian

ini akan difokuskan pada topik-topik yang terkait dengan faktor menurunnya

kesadaran masyarakat akan lingkungan.

Proses pengumpulan data pada studi literatur melalui 3 (tiga) proses penting

yaitu Editing, Organizing, dan Finding.

1. Editing : pemeriksaan kembali data yang diperoleh terutama dari segi

kelengkapan, kejelasan makna, dan keselarasan makna antara yang satu

dengan yang lain

2. Organizing : mengorganisir data yang diperoleh dengan kerangka yang

sudah ditetapkan

3. Finding : melakukan analisis lanjutan terhadap hasil organizing data dengan

menerapkan kaidah-kaidah, teori, dan metode yang telah ditentukan

iii
sehingga ditemukan kesimpulan yang merupakan hasil jawaban dari

rumusan masalah.

D. Teknik Analisis Data

Saaat seluruh data terkumpul, langkah berikutnya yakni penulis

menganalisis data tersebut sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan. Oleh karena

itu dibutuhkan teknik-teknik tertentu agar diperoleh hasil yang benar dan tepat.

Dalam hal ini penulis menggunakan teknik analisis isi.

Analisis isi (Content Analysis) adalah penelitian yang sifatnya tentang

pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis maupun tercetak di

media massa. Analisis isi dapat digunakan untuk menganalisis semua bentuk

media komunikasi, baik surat kabar, radio, iklan televisi, hingga semua bahan

dokumentasi lainnya.

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Sampah

1. Definisi Sampah

Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang

berbentuk padat (UU No.18 Tahun 2008). Menurut Azwar (1990: 53), sampah

adalah sesuatu yang tidak dipergunakan, tidak dapat dipakai lagi, yang tidak

disenangi dan harus dibuang. Maka sampah tentu saja harus dikelola dengan

sebaik-baiknya, sedemikian rupa sehingga hal-hal negatif bagi kehidupan tidak

iii
akan terjadi. Kodoatie (2003) mendefinisikan sampah adalah limbah atau buangan

yang bersifat padat atau setengah padat, yang merupakan hasil sampingan dari

kegiatan perkotaan atau siklus kehidupan manusia, hewan maupun tumbuh-

tumbuhan.

Sampah dalam ilmu kesehatan lingkungan secara umum berarti sebagian

dari benda atau hal-hal yang dipandang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak

disenangi, atau harus dibuang yang berasal dari kegiatan sehari-hari manusia serta

proses alam yang berbentuk padat. Menurut SK SNI T-13-1990 F, yang dimaksud

dengan sampah yakni limbah yang bersifat padat terdiri dari zat organik dan

anorganik.

Pada UU No. 18 Tahun 2008 disebutkan, sampah secara umum terdiri atas:

sampah rumah tangga yakni yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah

tangga, dan tidak termasuk tinja atau sampah spesifik, sampah sejenis rumah

tangga yang berasal dari Kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus,

fasilitas sosial, fasilitas umum, dan/atau fasilitas lainnya.

2. Klasifikasi Sampah

Tentunya tidak semua sampah dapat dikatakan sama, oleh karena itu dalam

klasifikasinya sampah dibagi lagi secara menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu organik,

anorganik, dan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).

a. Sampah Organik

Sampah organik atau sampah basah adalah sampah yang terdiri atas bahan-

bahan organik yang sifatnya tidak tahan lama dan cepat membusuk. Biasanya

iii
sampah organik bersumber dari makhluk hidup seperti bekas sayur-sayuran, buah-

buah yang membusuk, sisa nasi, daun, dan sebagainya.

b. Sampah anorganik

Sampah anorganik atau sampah padat terdiri atas bahan-bahan anorganik.

Sampah ini bersifat tahan lama dan sukar membusuk, sebab sampah anorganik

tidak mudah diuraikan oleh mikroorganisme tanah, yang mana jika dibuang

sembarangan dapat mencemari tanah. Contohnya seperti bahan logam, plastik,

kaca, karet, dan kaleng.

c. Sampah B3

Sampah B3 atau bisa disebut sampah spesifik yaitu sampah yang karena

sifat, konsentrasi, dan/atau volumenya memerlukan pengelolaan khusus.

Berdasarkan PP No. 27 Tahun 2020, sampah-sampah yang termasuk sampah

spesifik contohnya sampah yang mengandung B3 (bahan berbahaya dan beracun),

sampah yang timbul pasca bencana, sampah puing bongkaran bangunan, sampah

yang secara teknologi belum dapat diolah, dan sampah yang timbul secara tidak

periodik.

3. Pengelolaan Sampah

Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan

berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah.

Sedangkan upaya pengelolaan sampah menurut undang-undang meliputi dua cara

yaitu :

a. Pengurangan sampah (waste minimization) yang terdiri dari pembatasan

terjadinya sampah, guna ulang, dan daur ulang atau biasa disebut 3R

iii
(Reduce, Reuse, Recycle).

b. Penanganan sampah (waste handling), yang terdiri dari :

 Pemilahan atau bentuk pengelompokkan dan pemisahan sampah

sesuai dengan klasifikasinya.

 Pengumpulan yakni pengambilan dan pemindahan sampah dari

sumber sampah ke tempat penampungan sementara (TPS) atau tempat

pengolahan sampah terpadu (TPST).

 Pengangkutan dengan membawa sampah dari sumber dan/atau dari

TPS/TPST menuju ke tempat pemrosesan akhir.

 Pengolahan dengan cara mengubah karakteristik, komposisi, dan

jumlah sampah

Selanjutnya, residu atau sampah yang tidak dapat dimanfaatkan lagi dari

kegiatan pengurangan sampah yang masih tersisa, dilakukan pengolahan

(treatment) maupun pengurugan (landfilling). Adapun tiga prinsip pengurangan

sampah di atas merupakan dasar utama dalam pengelolaan sampah, yang

bertujuan meminimalisir sampah yang harus dikelola.

B. Dampak Sampah terhadap Lingkungan

C. Peran Gaya Hidup Berkelanjutan dalam Permasalahan Lingkungan Akibat

Sampah

Tentunya penerapan dari gaya hidup berkelanjutan sendiri memberikan

dampak yang besar terhadap lingkungan dan umumnya berdampak positif.

Melalui buku ciptaannya yakni Zero Waste Home, Bea Johnson memperkenalkan

iii
prinsip 5R dalam menerapkan gaya hidup berkelanjutan yang bermanfaat positif

bagi lingkungan. Dengan menerapkan prinsip 5R tersebut dapat mendukung

seseorang untuk melakukan gaya hidup yang berkelanjutan dan pastinya tidak

merusak lingkungan hidup. Prinsip tersebut antara lain :

a. Refuse (Menolak)

Menolak barang sekali pakai dan barang yang tidak diperlukan agar tidak

menimbun barang yang berpotensi menjadi sampah. Contohnya menolak

membungkus belanjaan dengan plastik dan alih-alih membawa plastik

sendiri

b. Reduce (Mengurangi)

Mengurangi pembelian dengan cara hanya membeli barang yang benar-

benar diperlukan. Selain itu, barang-barang yang tidak diperlukan lagi

dapat didonasikan.

c. Reuse (Menggunakan ulang)

Menggunakan barang yang tidak sekali pakai dan lebih memanfaatkan

barang untuk keperluan yang lain. Contohnya membawa bekal konsumsi

sendiri.

d. Recycle (Mendaur ulang)

Sisa dari barang-barang yang tidak bisa dikurangi atau dipakai kembali

dapat didaur ulang menjadi barang baru. Namun perlu diperhatikan,

bahwa mendaur ulang membutuhkan usaha dan energi yang besar. Oleh

karena itu, sebisa mungkin tidak banyak menimbulkan sampah.

e. Rot (Membusukkan)

iii
Sisa barang organik yang tidak dapat didaur ulang, bisa dimanfaatkan

menjadi pupuk. Contohnya mengubah daun-daun yang jatuh di sekitar

rumah menjadi kompos, dan sebagainya.

Menerapkan prinsip 5R di atas membawa dampak yang baik bagi

lingkungan, salah satunya mengurangi sampah dengan berbagai cara. Sampah

tidak selalu harus dibuang, namun ada kalanya sampah dapat dimanfaatkan

kembali entah untuk keperluan lain atau didaur ulang menjadi bahan yang tidak

kalah bermanfaat. Oleh karena itu seseorang perlu membiasakan gaya hidup yang

peduli lingkungan berawal dari mengelola sampah itu sendiri agar tidak

menumpuk dan menimbulkan masalah yang baru.

Hal ini sejalan dengan tujuan diadakannya Proyek Penguatan Profil Pelajar

Pancasila dimana bertujuan untuk mengembangkan secara spesifik tiga Profil

Pelajar Pancasila yaitu “Bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Berakhlak

Mulia, dan Bernalar Kritis.” Menjaga lingkungan merupakan wujud rasa syukur

terhadap ciptaan Tuhan yang mana didukung oleh akhlak mulia peserta didik yang

prosedurnya terstruktur dari penalaran kritis.

D. Upaya film Pendek dalam mendukung Gaya Hi

Menurut Undang republik Indonesia No. 18 Tahun 2008 yang dimaksud

dengan sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan proses alam yang

berbentuk padat. Sedangkan menurut WHO sampah adalah sesuatu yang tidak

digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang berasal dari

iii
kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. Sampah rumah tangga

adalah sampah yang dihasilkan dalam kegiatan rumah tangga sehari-hari dan

terdiri dari beberapa macam jenis sampah. Jumlahnya tergantung dari banyak atau

sedikitnya tingkat konsumsi dari masing-masing rumah tangga tersebut dan

semuanya berkaitan dengan pola hidup dari masing-masing keluarga.

Sering dengan perkembangan zaman, populasi penduduk pun meningkat

dari waktu ke waktu, hal ini tentunya dapat menjadi pemicu atas permasalahan

sampah yang menimbun. Timbunan sampah ini menimbulkan berbagai macam

masalah yang berefek negatif terhadap bumi, mulai dari kesehatan, hingga

pencemaran udara, air dan tanah.

Tentunya kita tak ingin hal-hal buruk itu terjadi karena dapat berimbas

kepada diri kita sendiri, ada banyak untuk mencegah permasalahan sampah,

salahh satunya adalah dengan tayangan film pendek yang bertema lingkungan

hidup. Tujuan utama penayangan film dengan tema lingkungan hidup ialah untuk

meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan dari

sampah.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

iii
DAFTAR PUSTAKA

Carolina, G. (2022, Mei 25). Sustainable Living, Gaya Hidup Berkelanjutan


Untuk Kebaikan Lingkungan Hidup. Retrieved from Zenius Corp:
https://www.zenius.net/blog/sustainable-living-gaya-hidup-berkelanjutan
Disperkimta Buleleng. (2019, Maret 13). Jenis Jenis Sampah. Retrieved from
Artikel Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan:
https://disperkimta.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/jenis-jenis-
sampah-68
Fauzi, W. (2019). Tinjauan Sinematografi Representasi Kekerasan Yang
Melibatkan Karakter Jaka Sembung Pada Film Jaka Sembung Sang
Penakluk Tahun 1981 Melalui Analisis Framing. Bandung: Universitas
Komputer Indonesia.
Kementrian Lingkungan Hidup . (n.d.). Ubah Kebiasaan Penggunaan Plastik.
Retrieved from Knowledge Centre Perubahan Iklim:
http://ditjenppi.menlhk.go.id/kcpi/index.php/inovasi/347-ubah-kebiasaan-
penggunaan-plastik
Kusumawardani, D. (2022, Oktober 16). Cara Menerapkan Gaya Hidup
Berkelanjutan pada Siswa. Retrieved from Kejarcita:
https://blog.kejarcita.id/cara-menerapkan-gaya-hidup-berkelanjutan-pada-
siswa/
Maksum, I. (2015). Budaya Organisasi Kerja Kekeluargaan (Work-Family
Culture) pada PT. Gunungmas Gondanglegi Malang. Malang: UIN
Maulana Malik Ibrahim .
Salma. (2021, Juni 7). Studi Literatur : Pengertian, Ciri-Ciri, dan Teknik
Pengumpulan Datanya. Retrieved from Penerbit Deepublish:
https://penerbitdeepublish.com/studi-literatur/
Studio Antelope. (2022, Maret 14). 5 Tahap Produksi Film Yang Harus Kamu
Lalui. Retrieved from https://www.studioantelope.com/tahap-produksi-
film/amp/
Suryani, A. S. (2014). Peran Bank Sampah Dalam Efektivitas Pengelolaan
Sampah (Studi Kasus Bank Sampah Malang). Pusat Pengkajian,
Pengolahan Data dan Informasi Sekretariat Jenderal DPR RI, 72.

iii
UNICEF (United Nations Children's Fund). (2022). A liveable Planet for every
child. Retrieved from Climate Change and Environment :
https://www.unicef.org/environment-and-climate-change
Wihardjo, R. S., & Rahmayanti, H. (2021). Pendidikan Lingkungan Hidup.
Pekalongan: PT. Nasya Expanding Management.

iii

Anda mungkin juga menyukai