Anda di halaman 1dari 24

DAMPAK LINGKUNGAN DARI LIMBAH INDUSTRI

RUMAHAN TEMPE DAN TAHU DI DESA SRIBASUKI-


KOTA BUMI, LAMPUNG UTARA

Proposal Penelitian Fisika Lingkungan

(Dosen Pengampu : Welly Anggraini, M.Si)

Disusun oleh:

DURRIYATUL LATHIFAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNGFAKULTAS


TARBIYAH DAN KEGURUAN
PRODI PENDIDIKAN FISIKA 2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil’alaamiin, berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan proposal ini yang berjudul “dampak lingkungan dari limbah cair industri
perumahan tempe dan tahu”. Tak lupa juga, shalawat teriring salam kami sanjun
agungkan kepada nabi Allah nabi Muhammad sholallahu wa a’alaihi wassalam yang
telah mmebawa kita dari zaman jahiliyyah hingga zaman yang penuh rahmat ini, dan
semoga kita menjadi salah satu umatnya yang mendapatkan syafa’at beliau di yaumul
akhir kelak, aamin allahuma aamin.

Penyusunan proposal ini bertujuan dalam tugas kelompok pada mata kuliah Fisika
Lingkungan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Welly
Anggraini, M.Si, selaku dosen pengampu mata kuliah Fisika Lingkungan.

Dalam penulisan proposal ini, penulis menyadari bahwasanya masih banyak


kekurangan. Sehingga penulis masih dapat menerima kritik dan saran serta masukan dari
pembaca untuk memperbaiki lagi proposal penelitian ini. Dan penulis memohon ridho
serta berharap semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.

Bandar Lampung, Maret 2022

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah .............................................................................. 2

1.3 Batasan Masalah ................................................................................... 2

1.4 Rumusan Masalah ................................................................................. 3

1.5 Tujuan Penelitian .................................................................................. 3

1.6 Manfaat Penelitian ................................................................................ 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................... 5

2.1 Tahu dan Manfaatnya ........................................................................... 7

2.2 Peroses pembuatan tahu ........................................................................ 8

2.3 pencemaran lingkungan karena limbah industri tahu ........................ 10

2.4 Limbah Cair industri Tahu .................................................................. 15

BAB 3 METODE PENELITIAN ................................................................................. 17

3.1 Jenis Penelitian ................................................................................... 17

3.2 Variabel Penelitian .............................................................................. 17

3.3 Jenis Data ............................................................................................ 17

ii
3.4 Teknik Pengumpulan Data.................................................................. 17

3.5 Teknik Analisis Data .......................................................................... 17

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................................. 23

BAB 5 KESIMPULAN ................................................................................................ 24

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... iii

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kerusakan lingkungan dapat terjadi bila daur materi di dalam suatu lingkungan hidup
mengalami perubahan sehingga keseimbangan dalam hal struktur maupun fungsinya
terganggu. Kesetidakimbangan struktur dan fungsi daur materi terjadi karena proses
alam atau juga karena perbuatan manusia. Dalam abad modern ini banyak kegiatan atau
perbuatan manusia untuk memenuhi kebutuhan teknologi sehingga banyak
menimbulkan pencemaran lingkungan. Dalam usaha merubah lingkungan hidup
manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya dapat menimbulkan masalah yang
disebut pencemaran.(Suciati,2015) Lingkungan adalah hal yang sangat penting dalam
kehidupan manusia. Di zaman modern ini banyak sekali permasalahan yang mengenai
lingkungan. Dalam Undang-Undang No. 32 tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Pasal 1 ayat (1) yang berbunyi “Lingkungan hidup
adalah kesatuan ruang dengan semua benda,daya,keadaan, dan makhluk hidup, termasuk
manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan
perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain”. Lingkungan
sebagai sumber daya merupakan asset yang dapat menyejahterakan masyarakat. Hal ini
sesuai dengan perintah Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
Tahun 1945 yang menyatakan bahwa,bumi,air,dan kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya dipergunakanuntuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.(supriyadi,2005)
Salah satu pencemaran lingkungan adalah limbah cair yang dapat kita temukan dimana
saja. Bahkan, rumah tangga adalah salah satu penghasil limbah cair terbesar di Indonesia
contohnya deterjen sisa cucian,air sabun,dan air tinja. Namun, pada artikel kali ini
limbah cair yang dibahas merupakan hasil dari industry pabrik rumahan yaitu industry
tempe dan tahu. Tahu dan tempe adalah salah satu makanan yang digemari di Indonesia
yang mengandung banyak protein nabati dengan bahan dasar kacang kedelai.
Masyarakat Indonesia banyak yang memiliki jiwa usaha untuk mengatasi kemiskinan
dengan membentuk industry rumahan seperti industry tahu tempe. Sebagai upaya untuk
mengentaskan kemiskinan disuatu daerah, maka dibutuhkan niat serta kemauan yang
keras dari anggota masyarakat untuk berubah menjadi lebih baik, disamping adanya
upaya dari pemerintah dan peran serta dari perusahaan dengan melaksanakan program
4
kemitraan. Dalam rangka mengubah pola pikir masyarakat, maka perlu dilaksanakan
pelatihan untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan serta keinginan untuk
maju.(Nadia,Toni,Iptahudin,2022)
Disisi lain industry ini menghasilkan limbah cair yang berpotensi mencemari
lingkungan. Industry tahu dan tempe membutuhkan air untuk pembuatannya, ada proses
sortasi,peredaman,pengupasan kulit,pencucian,penggilingan,perebusan dan penyaringan.
Kegiatan industry tahu dan tempe di Indonesia di dominasi oleh usaha-usaha skala kecil
dengan modal yang terbatas. Dari segi lokasi,usaha industry tahu dan tempe sangat
tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Sumber daya manusia yang terlibat umumnya
bertaraf pendidikan yang relative rendah, serta belum banyak yang melakukan
pengelolaan limbah. Industry tahu tempe dalam proses pengelolaannya menghasilkan
limbah baik limbah padat maupun limbah cair. Limbah padat dihasilkan dari proses
penyaringan dan penggumpalan,sedangkan limbah cairnya dihasilkan dari proses
pencucian,perebusan,pengepresan, dan pencetakan tahu tempe. Limbah cair tahu tempe
ini mengandung bahan organic tinggi dan kadar BOD,COD yang cukup tinggi,jika
dibuang langsung ke badan air jelas menimbulkan permasalahan lingkungan dan
menurunkan daya dukung lingkungan.(mariatu, harry irawa, 2018)
Hal tersebutlah yang melatarbelakangi dilakukannya sosialisasi penanaman sikap
menjaga lingkungan dari pencemaran limbah industry rumahan

1.2 Identifikasi Masalah

Masalah yang di temukan di desa sribasuki kecamatan kotabumi adanya industry


rumahan tahu dan tempe yang limbah cair langsung mengalir ke kali atau sungai
disekitarnya, selain itu Terjadinya konflik antar masyarakat yang cukup besar pada
beberapa tahun silam di kelurahan sribasuki karena limbah cair yang mengalir langsung
ke kali sekitar menjadi bukti dan pelajaran pentingnya menjaga lingkungan dari
pencemaran limbah untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan, peneliti merumuskan


masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Dampak Lingkungan Dari Limbah Cair Industry Rumahan Tempe


5
Dan Tahu Di Desa Sribasuki-Kota Bumi, Lampung Utara

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan dari penelitian
yang dilakukan ini adalah sebagai berikut:
1. Memberi informasi kepada masyarakat tentang menjaga lingkungan dari
pencemaran limbah industry rumahan
2. Tentang sikap menjaga lingkungan dari kerusakan lingkungan agar
terhindar dari beberapa masalah lingkungan dan penyakit.
3. Dapat mewujudkan masyarakat yang cinta akan lingkungan dan saling
menjaga keadaan lingkungan sekitar dari pencemaran lingkungan.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Teoritis
Hasil dari penelitian dapat membuktikan adanya Bagaimana Dampak Lingkungan
Dari Limbah Cair Industry Rumahan Tempe Dan Tahu Di Desa Sribasuki-Kota
Bumi, Lampung Utara

2. Praktis

a. Bagi Masyarakat

Memberikan sebuah manfaat mewujudkan masyarakat yang cinta akan


lingkungan dan saling menjaga keadaan lingkungan sekitar dari
pencemaran lingkungan

b. Bagi Peneliti

Memberikan pengalaman bagi peneliti dalam menelaah mengenai


efisiensi pemanfaataan energi surya sebagai sumber energi alternatif
pafa skala rumah tangga

6
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tahu dan Manfaatnya

Tahu merupakan bahan makanan yang terbuat dari kedelai yang sudah banyak dikenal di
masyarakat dan banyak diminati, karena harganya murah, mudah didapat, dan
mengandung nilai gizi yang banyak. Tahu berasal dari negeri Cina dan merupakan
koagulasi dari protein kedelai. Koagulasi protein dilakukan dengan bahan-bahan yang
bersifat asam, selanjutnya koagulan dari protein kedelai tersebut disaring dan dipadatkan
menjadi tahu (Pusat Studi Lingkungan Universitas Janabadra Yogyakarta, 2006). Di
Indonesia, industri tahu berkembang sangat pesat. Di samping pasarannya cukup luas,
industri tahu juga dapat dikerjakan dalam skala rumah tangga sehingga tidak
membutuhkan investasi tinggi.

Dipasaran terdapat beberapa jenis tahu antara lain tahu putih (mentah), tahu kuning, tahu
goring, tahu sumedang, tahu bulat, dan lain-lain. Masing-masing jenis tahu tersebut
memiliki cita rasa yang berbeda dan memiliki pangsa pasar sendiri-sendiri. Proses
pembuatan untuk masing-masing jenis tahu tersebut sedikit berbeda. Di Indonesia, tahu
sudah menjadi menu masakan favorit yang banyak kita jumpai dari warung kelas warteg
hingga restoran papan atas. Selain sebagai menu masakan lauk pauk, tahu telah diolah
menjadi berbagai aneka produk makanan khas seperti tahu bakso, siomay, tahu goring,
tahu genjrot, gado-gado, dan aneka camilan seperti keripik tahu dan lain-lain (Salim,
2012).

Dilihat dari segi kesehatan, tahu merupakan makanan yang sangat menyehatkan dan
murah harganya serta mengandung zat-zat yang dibutuhkan tubuh untuk pertumbuhan
dan perbaikan gizi masyarakat. Komposisi (zat gizi) tahu dalam 100 gram mengandung
18 komposisi asam amino tahu yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 1. Kandungan Gizi Tahu tiap 100 gram

No Zat gizi Jumlah


1. Energi 63,00 kalori
2. Air 86,70 gram
3. Protein 7,90 gram
4. Lemak 4,10 gram

7
5. Karohidrat 0.40 gram
6. Serat 0,10 gram
7. Abu 0,90 gram
8. Kalsium 150,00 miligram
9. Besi 2,20 milligram
10. Vitamin B1 0,04 milligram
11. Vitamin B2 0,02 milligram
12. Niacin 0,40 milligram

2. Komposisi Asam Amin


No Asam Amino Jumlah
1. Nitrogen 1,36
2. Isolensin 360
3. Leusin 618
4. Lisin 460
5. Metionin 108
6. Sistin 108
7. Fenilalanin 443
8. Treonin 235
9. Triptofan 133
10. Valin 364
11. Ardinin 342
12. Yustidin 191
13. Alanin 189
14. Asam asportat 612
15. Asam glutamat 1113
16 Glisin 212
17. Prolin 297
18. Serin 266
Sumber: Direktorat Gizi Depkes RI, 1981

B. Proses Pembuatan Tahu

Secara umum proses produksi tahu hampir sama, yaitu sortasi / pemilihan, perendaman,
pencucian, penggilingan dan pengenceran, perebusan, penyaringan, penggumpalan,
8
pencetakan, pengirisan, pengemasan. Pada tahapan proses penggumpalan, para
pengrajin tahu dapat berbeda-beda, hal ini dapat mempengaruhi cita rasa maupun
tekstur tahu yang dihasilkan. Proses Pembuatan tahu diperoleh dari hasil ektraksi kedelai
dan penggumpalan protein dengan menggunakan asam atau penggumpalan protein
dengan menggunakan asam atau penggumpalan lainnya (Kementrian Lingkungan
Hidup, 2006). Berikut ini merupakan alur proses pembuatan tahu sebagai berikut:
a. Pemilihan Kedelai
Agar tahu yang dibuat benar-benar baik maka kedelai yang di gunakan harus
yang berkualitas baik, kedelai dibersihkan dari kotoran-kotoran seperti kerikil
kecil, daun-daunan, atau batang tanaman yang terbawa pada kedelai. Biji kedelai
yang jelek dipisahkan. Penyortiran atau pemisahan dilakukan secara manual.
b. Perendaman Kedelai Tahap I
Kedelai yang telah dipilih kemudian direndam dalam air selama 3 – 4 jam agar
cukup empuk untuk digiling. Jumlah air yang dibutuhkan tergantung dari jumlah
kedelai, intinya kedelai harus terendam semua. Selain itu, dengan direndam
kedelai akan mekar dan kulitnya akan lebih mudah dilepas / dibersihkan. Dari
proses ini dihasilkan limbah cair dan kulit kedelai yang tidak dipakai.
c. Perendaman Tahap II
Perendaman ini dimaksudkan supaya kedelai tersebut lunak sehingga
memudahkan pada saat penggilingan, lama perendaman adalah selama 30-40
menit dan dari hasil perendaman ini juga menghasilkan limbah cair.
d. Pencucian
Proses pencucian merupakan proses lanjutan setelah perendaman. Sebelum
dilakukan proses pencucian, kedelai yang di dalam timba dikeluarkan dari timba
pencucian dan dimasukan ke dalam ember-ember plastik untuk kemudian dicuci
dengan air mengalir. Tujuan dari tahapan pencucian ini utamanya adalah
untuk menghilangkan lender dan sifat asam, disamping untuk membersihkan biji-
biji kedelai dari kotoran-kotoran supaya tidak mengganggu proses
penggilingan dan agar kotoran-kotoran tidak tercampur ke dalam adonan tahu.
Pencucian yang kurang bersih menyebabkan tahu yang dihasilkan memiliki cita
rasa yang kurang enak, terasa asam, dan mudah basi.
e. Penggilingan Kedelai
Penggilingan adalah proses penghancuran kedelai menjadi bubur kedelai dengan
menggunakan mesin. Kedelai yang telah direndam dan dicuci kemudian digiling
dengan menggunakan mesin, bersamaan dengan itu sambil ditambahkan air
sedikit demi sedikit melalui kran hingga dihasilkan bubur kedelai yang berwarna
9
kuning. Bubur kedelai tersebut ditampung dengan menggunakan ember dan siap
untukdirebus.
f. Perebusan / Penggodogan Bubur Kedelai
Bubur kedelai hasil penggilingan selanjutnya direbus dengan menggunakan
tungku berbahan bakar kayu, sekam atau sisa-sisa gergajian. Perebusan dilakukan
hingga mendidih selama 30 menit, sehingga kedelai tersebut
menggumpal/mengalami penggumpalan. Selama proses perebusan, lakukan
pengadukan terus menerus dan dibuang buihnya, dari proses ini akan
menghasilkan limbah cair.
g. Penyaringan
Setelah bubur kedelai direbus dan mengental, dilakukan proses penyaringan
dengan menggunakan kain saring. Tujuan dari proses penyaringan ini adalah
memisahkan antara sari kedelai dengan ampas kedelai yang tidak diinginkan.
Pada proses penyaringan ini bubur kedelai yang telah mendidih dan sedikit
mengental, selanjutnya di pindahkan ke dalam bak pemanas dengan
menggunakan timba kecil. Setelah seluruh bubur yang ada di bak pemanas
habis lalu dimulai proses penyaringan. Saat penyaringan secara terus-menerus
dilakukan penambahan air dengan cara menuangkan pada bagian tepi saringan
agar tidak ada padatan yang tersisa di saringan. Penuangan air diakhiri ketika
sari yang dihasilkan sudah mencukupi. Kemudian saringan yang berisi ampas
diperas sampai benar-benar kering. Ampas hasil penyaringan disebut ampas
yang kering, ampas tersebut dipindahkan ke dalam karung.
h. Penggumpalan
Dari proses penyaringan diperoleh filtrat putih seperti susu yang kemudian
diproses lebih lanjut. Filtrat yang didapat agar kotoran-kotoran tidak tercampur
ke dalam adonan tahu. Pencucian yang kurang bersih menyebabkan tahu yang
dihasilkan memiliki cita rasa yang kurang enak, terasa asam, dan mudah basi.
i. Penggilingan Kedelai
Penggilingan adalah proses penghancuran kedelai menjadi bubur kedelai dengan
menggunakan mesin. Kedelai yang telah direndam dan dicuci kemudian digiling
dengan menggunakan mesin, bersamaan dengan itu sambil ditambahkan air
sedikit demi sedikit melalui kran hingga dihasilkan bubur kedelai yang berwarna
kuning. Bubur kedelai tersebut ditampung dengan menggunakan ember dan siap
untukdirebus.
j. Perebusan / Penggodogan Bubur Kedelai
Bubur kedelai hasil penggilingan selanjutnya direbus dengan menggunakan

10
tungku berbahan bakar kayu, sekam atau sisa-sisa gergajian. Perebusan dilakukan
hingga mendidih selama 30 menit, sehingga kedelai tersebut
menggumpal/mengalami penggumpalan. Selama proses perebusan, lakukan
pengadukan terus menerus dan dibuang buihnya, dari proses ini akan
menghasilkan limbah cair.
k. Penyaringan
Setelah bubur kedelai direbus dan mengental, dilakukan proses penyaringan
dengan menggunakan kain saring. Tujuan dari proses penyaringan ini adalah
memisahkan antara sari kedelai dengan ampas kedelai yang tidak diinginkan.
Pada proses penyaringan ini bubur kedelai yang telah mendidih dan sedikit
mengental, selanjutnya di pindahkan ke dalam bak pemanas dengan
menggunakan timba kecil. Setelah seluruh bubur yang ada di bak pemanas
habis lalu dimulai proses penyaringan. Saat penyaringan secara terus-menerus
dilakukan penambahan air dengan cara menuangkan pada bagian tepi saringan
agar tidak ada padatan yang tersisa di saringan. Penuangan air diakhiri ketika
sari yang dihasilkan sudah mencukupi. Kemudian saringan yang berisi ampas
diperas sampai benar-benar kering. Ampas hasil penyaringan disebut ampas
yang kering, ampas tersebut dipindahkan ke dalam karung.
l. Penggumpalan
Dari proses penyaringan diperoleh filtrat putih seperti susu yang kemudian
diproses lebih lanjut. Filtrat yang didapat K e m u d i a n d i t a m b a h k a n bahkan
asam cuka dalam jumlah tertentu. Fungsi penambahan asam cuka adalah
mengendapkan dan menggumpalkan protein tahu sehingga terjadi pemisahan
antara whey dengan gumpalan tahu. Setelah ditambahkan asam cuka terbentuk
dua lapisan yaitu lapisan atas (whey) dan lapisan bawah (filtrat/endapan tahu).
Endapan tersebut terjadi karena adanya koagulasi protein yang disebabkan
adanya reaksi antara protein dan asam yang ditambahkan. Endapan tersebut yang
merupakan bahan utama yang akan dicetak menjadi tahu. Proses penggumpalan
untuk proses berikutnya, dapat dilakukan secara alami yaitu dengan
menggunakan limbah cair proses produksi tahu yang telah didiamkan kurang
lebih 2 hari sebelumnya, dengan cara mencampurkan limbah cair proses produksi
sebelumnya dengan bubur tahu pada proses pengendapan.
m. Pencetakan
Proses pencetakan dan pengepresan merupakan tahap akhir pembuatan tahu.
Cetakan yang digunakan adalah terbuat dari kayu berukuran 70x70cm yang
diberi lubang berukuran kecil di sekelilingnya. Lubang tersebut bertujuan untuk
memudahkan air keluar saat proses pengepresan. Sebelum proses pencetakan
11
yang harus dilakukan adalah memasang kain saring tipis di permukaan cetakan.
Setelah itu, endapan yang telah dihasilkan pada tahap sebelumnya dipindahkan
dengan menggunakan alat semacam wajan secara pelan-pelan. Selanjutnya kain
saring ditutup rapat dan kemudian diletakkan kayu yang berukuran hampir sama
dengan cetakan di bagian atasnya. Setelah itu, bagian atas cetakan diberi beban
untuk membantu mempercepat proses pengepresan tahu. Waktu untuk proses
pengepresan ini tidak ditentukan secara tepat, pemilik hanya memperkirakan dan
membuka kain saring pada waktu tertentu. Pemilik mempunyai parameter bahwa
tahu siap dikeluarkan dari cetakan apabila tahu tersebut sudah cukup keras dan
tidak hancur bila digoyang.
n. Pemotongan
Setelah proses pencetakan selesai, tahu yang sudah jadi dikeluarkan dari cetakan
dengan cara membalik cetakan dan kemudian membuka kain saring yang
melapisi tahu. Setelah itu tahu dipindahkan ke dalam bak yang berisi air agar
tahu tidak hancur. Sebelum siap dipasarkan tahu terlebih dahulu dipotong sesuai
ukuran. Pemotongan dilakukan di dalam air dan dilakukan secara cepat agar
tahu tidakhancur.

C. Pencemaran Lingkungan Karena Limbah Industri Tahu

Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang
banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu sumber daya air
harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta
makhluk hidup yang lain. Akibat dari proses kegiatan manusia yang
menyebabkan kondisi sumber daya air yang ada akan semakin menurun kualitas
maupun kuantitasnya. Pengelolaan suatu industri dan pembuangan limbah yang
tidak di lakukan dengan benar akan berpengaruh terhadap kualitas sumber daya
air yang ada di sekitarnya.

Tahu merupakan makanan yang digemari masyarakat, baik masyarakat kalangan


bawah hingga atas. Keberadaannya sudah lama diakui sebagai makanan yang
sehat, bergizi dan harganya murah. Hampir ditiap kota di Indonesia dijumpai
industri tahu. umumnya industri tahu termasuk ke dalam industri kecil yang
dikelola oleh rakyat Pada saat ini sebagian besar industri tahu masih merupakan
industri kecil skala rumah tangga yang tidak dilengkapi dengan unit pengolah air
limbah, sedangkan industri tahu yang dikelola koperasi beberapa diantaranya
telah memiliki unit pengolah limbah. Unit pengolah limbah yang ada umumnya
menggunakan sistem anaerobik dengan efisiensi pengolahan 60-90%. Dengan
12
sistem pengolah limbah yang ada, maka limbah yang dibuang ke peraian kadar zat
organiknya (BOD) masih terlampau tinggi yakni sekitar 400 – 1 400 mg/l. Untuk
itu perlu dilakukan proses pengolahan lanjut agar kandungan zat organik di dalan
air limbah memenuhi standar air buangan yang boleh dibuang ke saluran umum.
Industri tahu dan tempe mengandung banyak bahan organik dan padatan terlarut.
Untuk memproduksi 1 ton tahu atau tempe dihasilkan limbah sebanyak 3.000 –
5.000 Liter. Sumber limbah cair pabrik tahu berasal dari proses merendam kedelai
serta proses akhir pemisahan jonjot-jonjot tahu (Potter, 1994).

Pada umumnya penanganan limbah cair dari industri ini cukup ditangani dengan
system bilogis, hal ini karena polutannya merupakan bahan organic seperti
karbohidrat, vitamin, protein sehingga akan dapat didegradasi oleh pengolahan
secara biologis. Tujuan dasar pengolahan limbah cair adalah untuk
menghilangkan sebagian besar padatan tersuspensi dan bahan terlarut, kadang-
kadang juga untuk penyisihan unsur hara(nutrien) berupa nitrogen dan fosfor

Pabrik Tahu seringkali belum ditangani secara baik sehingga menimbulkan


dampak terhadap lingkungan.Salah satunya dampak limbah-bau limbah cair dan
padat. Limbah tahu mengandung protein tinggi sehingga konsekuensinya
menimbulkan gas buang berupa Amoniak/ Nitrogen dan Sulfur yang tidak sedap
dan mengganggu kesehatan. Sampai saat ini resiko bau ini masih belum ada jalan
keluarnya sedangkan di sisi lainnya produk tahu sudah merupakan makanan
Favorit yang hampir harus selalu ada dalam konsumsi masyarakat kecil sampai
dengan masyarakat golongan atas. Dampak negatif yang ditimbulkan pabrik
tahu ini mengancam keberlangsungan usaha dan lebih lanjut terhadap
ketersediaan tahu bagi masyarakat, karena terancam tutup / dilarang operasi. Jalan
lain yang dapat dilakukan biasanya dengan menalakukan relokasi pabrik yang
bertakibat pada meningkatnya biaya produksi dan harga tahu.

Limbah industri tahu adalah limbah yang dihasilkan dalam proses pembuatan tahu
maupun pada saat pencucian kedelai. Limbah yang dihasilkan berupa limbah
padat dan cair. Limbah padat belum dirasakan dampaknya terhadap lingkungan
karena dapat dimanfaatkan untuk makanan ternak, tetapi limbah cair akan
mengakibatkan bau busuk dan bila dibuang langsung ke sungai akan
menyebabkan tercemarnya sungai. Limbah cair yang dihasilkan mengandung
padatan tersuspensi maupun terlarut, akan mengalami perubahan fisika, kimia,

13
dan hayati yang akan menghasilkan zat beracun atau menciptakan media untuk
tumbuhnya kuman dimana kuman ini dapat berupa kuman penyakit atau kuman
lainnya yang merugikan baik pada tahu sendiri ataupun tubuh manusia. Bila
dibiarkan dalam air limbah akan berubah warnanya menjadi coklat kehitaman dan
berbau busuk. Bau busuk ini dapat mengakibatkan gangguan pernapasan. Apabila
limbah ini dialirkan ke sungai maka akan mencemari sungai dan bila masih
digunakan maka akan menimbulkan penyakit gatal, diare, dan penyakit lainnya.

Dalam proses pembuatan tahu menghasilkan dua jenis limbah, yaitu limbah padat
dan limbah cair. Limbah padat atau yang sering kita sebut ampas tahu dapat
diolah kembali menjadi oncom atau dapat dimanfaatkan sebagai makanan ternak,
seperti ayam, bebek, sapi, kambing dan sebagainya.

Definisi pencemaran air adalah pencemaran yang disebabkan oleh masuknya


partikel-partikel ke dalam air sehingga mempengaruhi pH normal pada air
(Pramudyanto & Nurhasan, 1991).

1. Penyebab-penyebab pencemaran air di sekitar pabrik tahu tersebut


antara lain:Penyebab Utama :

2. Limbah dari bekas air pencucian bahan baku pembuatan tahu

3. Limbah cair dari proses pengolahan bahan baku ( kedelai)

4. Limbah padat berupa ampas dari pengolahn tahu. Penyebab lain :

5. Limbah dari rumah tangga (bekas cucian piring, cucian baju) di


sekitar pabrik

6. Air bekas untuk memandikan ternak yang berada di sekitar lokasi


observasi.

7. Banyak warga yang membuang sampah rumah tangga ke sungai.

8. Akibat-akibat yang ditimbulkan oleh adanya pencemaran air di


sekitar pabrik tersebut antara lain :

9. Keadaan air sungai menjadi kotor dan keruh.

10. Menimbulkan bau yang tidak sedap sehingga mengganggu


pernapasan warga di sekitarnya.

11. Banyak biota sungai yang mati

12. Air di sungai tempat pembuangan limbah menjadi tergenang akibat


14
sampah.

13. Warga yang mempergunakan air, banyak yang terkena penyakit


gatal-gatal dan diare.

14. Merusak pemandangan / mengurangi nilai keindahan.

15. Mencemari sumur warga.

D. Limbah Cair Industri Tahu


Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu
tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomi ( Kristanto,
2004 ). Menurut Kastyanto, 1991 bahwa usaha pembuatan tahu tidak terlepas dari
limbah yang dihasilkan yaitu terdiri dari limbah padat dan limbah cair. Limbah
cair tahu ini antara lain berasal dari proses perendaman dan pembersihan kedelai
dari kotoran dan biji-biji yang busuk atau rusak, proses pencetakan/pengepresan
tahu dan proses pencuciansaringan serta pembilasan peralatan.
Limbah tahu apabila tidak diolah dengan baik akan menimbulkan pencemaran
badan air dan lingkungan sekitarnya. Air yang tercemar ini apabila dikonsumsi
oleh manusia akan menyebabkan sakit perut dan penyakit kulit. Akibat yang lebih
fatal bila terjadi akumulasi bahan-bahan kimia tertentu di dalam tubuh dapat
menyebabkan kematian ( Pusdiknakes, 1985 ). Sifat-sifat dari limbah cair tahu ini
antara lain adalah :
a. Berwarna keruh karena tingginya zat tersuspensi
b. Bau kecut berasal dari amoniak dan hidrogen sulfida yang merupakan
hasil dekomposisi senyawa protein yang ada dalam limbah cair tersebut
c. pH rendah karena digunakan cuka dalam proses pembuatan tahu
Mempunyai kandungan bahan organic tinggi Apabila limbah cair ini dibiarkan
begitu saja maka dapat mengakibatkan bau yang dapat mengganggu aktifitas dari
penduduk sekitar, selain itu apabila limbah cair ini dibuang begitu saja ke
badan air akan mengakibatkan penurunan kualitas air. pH badan air menjadi
rendah, gangguan estetika berupa bau yang tidak sedap dan warna keruh karena
adanya pembusukan oleh bakteri dan oksigen terlarut dalam badan air makin
rendah karena banyak yang digunakan organisme untuk merombak protein
sehingga penurunan oksigen terlarut ikan mengganggu kehidupan biola dalam
badan air tersebut. Bila limbah cair tersebut dibuang ke permukaan tanah dapat
15
menimbulkan bau tak sedap dan penurunan pH tanah sekitarnya. Selain itu,
limbah cair ini dapat meresap sampai kelapisan air tanah dan mempengaruhi
kualitas airsumur sekitarnya. (Setyohadi dkk, 1989) Whey atau yang lebih dikenal
dengan limbah cair tahu di peroleh dari hasil sisa air tahu yang tidak menggumpal.
Whey masih mempunyai kandungan total N yang cukup tinggi (Tabel 3), sehingga
whey dapat dimanfaatkan untuk membuat nata de soya.

16
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jika meninjau jenis data serta teknik analisis data yang digunakan, maka jenis penelitian yang
dilakukan ialah jenis penelitian kuantitatif. Dimana dalam penelitian, peneliti menggunakan
data secara kualitatif yang kemudian akan dikonversi menjadi data kuantitatif saat akan
dianalisis.

3.2 Variabel Penelitian


Pada penelitian yang dilakukan variabel penelitian yang dijadikan bahan ialah penggunaan
limbah cair sebagai dampak industri rumahan tempe dan tahu. Dimana pada penelitian ini,
variabel akan dibandingkan dengan penggunaan Genset, agar data variabel penelitian terdapat
perbandingan sehingga nilai ke efisiensinya terlihat.
Variabel penelitian yang dimaksud disini ialah hal yang menjadi inti dari penelitian, atau
objek yang diteliti. Oleh karena pada proposal ini memabahas mengenai dampak
lingkungan dari limbah cair industri rumahan tempe Dan tahu, maka hal yang disebutkan
sebelumnya merupakan variabel dari penelitian kali ini.

3.3 Jenis Data


Data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan jenis data kualitatif yang kemudian akan
di konversi pada analisis menjadi data kuantitatif.

3.4 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data menggunakan instrument penelitian berupa angket yang diisi
berdasarkan hasil analisa peneliti serta beberapa pertanyaan dari wawancara dampak lingkungan
dari limbah cair.

3.5 Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif. Dengan menganalisis data yang telah
dikonversikan sebelumnya kedalam paragraph dan persentase, hingga dapat ditarik kesimpulan.

17
BAB 4

ANALISIS DAN PEMBAHASAN


Tahu dan tempe merupakan salah satu makanan favorite di Indonesia yang terkenal
selain terjangkau tahu tempe banyak mengandung protein nabati yang berasal dari bahan
kacang kedelai.
Tahu tempe diproduksi di Indonesia biasanya pada skala industry kecil dan menengah
yang berproduksi secara tradisional. Di desa sribasuki kecamatan kotabumi kabupaten
Lampung Utara terdapat beberapa industry rumahan tahu tempe yang berproduksi secara
tradisonal. Namun, limbah cair yang ada terbuang di kali atau sungai sebelah rumah
produksi. Seperti yang kita ketahui bahwa limbah cair hasil dari produksi tahu tempe
mengandung BOD ,COD.
Limbah cair yang dikeluarkan oleh industri-industri masih menjadi masalah bagi
lingkungan sekitarnya, karena pada umumnya industri-industri, terutama industri rumah
tangga mengalirkan langsung air limbahnya ke selokan atau sungai tanpa diolah terlebih
dahulu. Demikian pula dengan industri tahu/tempe yang pada umumnya merupakan
industri rumah tangga.
Keadaan ini akibat masih banyaknya pengrajin tahu/tempe yang belum mengerti akan
kebersihan lingkungan dan disamping itu pula tingkat ekonomi yang masih rendah,
sehingga pengolahan limbah akan menjadi beban yang cukup berat bagi mereka. Namun
demikian keberadaan industri tahu-tempe harus selalu didukung baik oleh pemerintah
maupun oleh masyarakat karena makanan tahu-tempe merupakan makanan yang
digemari oleh hampir seluruh lapisan masyarakat Indonesia, disamping nilai gizinya
tinggi harganya pun relatif murah.
Limbah industri tahu-tempe dapat menimbulkan pencemaran yang cukup berat
karena mengandung polutan organik yang cukup tinggi. Dari beberapa hasil penelitian,
konsentrasi COD (Chemical Oxygen Demand)
di dalam air limbah industri tahu-tempe cukup tinggi yakni berkisar antara 7.000 -
10.000 ppm, serta mempunyai keasaman yang rendah yakni pH 4-5. Dengan kondisi
seperti tersebut di atas, air limbah industri tahu-tempe merupakan salah satu sumber
pencemaran lingkungan yang sangat potersial
A. Kandungan limbah cair di dalam tempe dan tahu
 Tempe dan tahu merupakan makanan yang sangat kaya akan protein yang
mempunyai peranan penting dalam metabolisme sel – sel dalam tubuh. Produksi tempe

iii
tahu sebagai makanan khas yang banyak digemari masyarakat memang banyak tersebar
di wilayah kota Lampung. Industri tempe dan tahu umunya mengambil lokasi di daerah
yang dekat dengan sungai dan selokan guna memudahkan proses pembuangannya.
 Proses pembuatan tempe memakan proses yang cukup lama. Proses yang
dimulai dari perendaman kedelai selama ± 12 jam dalam sebuah bak yang
besar hingga kulit ari pada kedelai perlahan mengelupas. Proses tersebut
terus berlanjut ke pencuciam hingga perebusan kedelai. Selain proses
pembuatannya yang memakan waktu cukup lama, proses pembuatan
tempe juga memerlukan banyak air yang akan digunakan dalam proses
perendaman, perebusan, pencucian serta pengelupasan kulit kedelai.
 Fase setelah proses pembuatan tempe tentu saja akan menghasilkan
limbah sisa produksi yang tidak lagi dapat terpakai. Limbah sisa produksi
tempe dapat berupa limbah cair ataupun limbah padat. Limbah padat pada
proses produksi tempe berasal dari kulit kedelai yang mengelupas selama
proses perendaman. Sedangkan limbah cair berasal dari air yang
digunakan selama proses produksi dimulai dari perendaman hingga
pencucian kedelai yang kemudian dialirkan ke pembuangan setempat.
 Limbah cair dari hasil produksi tempe tentu saja mengandung beberapa
zat. Bahan – bahan organic yang terkandung dalam limbah tempe sangat
tinggi. Senyawa-senyawa. Organik yang terkandung dalam limbah
tersebut adalah karbohidrat , protein, lemak, dan minyak. Diantara
keseluruhan senyawa organic 4 tersebut, kandungan yang paling dominan
adalah protein yang sulit diuraikan oleh mikroorganisme di alam. (sang
gede permana,2016)
B. Berikut ini adalah dampak yang ditimbulkan akibat pembuangan limbah industri
tempe dan tahu terhadap lingkungan sekitar :
a. Limbah cair hasil produksi tempe tahu yang langsung dibuang ke perairan maka
dalam waktu yang relatif singkat akan menimbulkan bau busuk dari gas H2S,
amoniak ataupun fosfin sebagai akibat dari terjadinya fermentasi limbah organik
tersebut. Adanya proses pembusukan, akan menimbulkan bau yang tidak sedap,
terutama pada musim kemarau dengan debit air yang berkurang (Wardojo,1975).
b. Limbah cair hasil produksi temped an tahu yang dibuang ke sungai dapat
menyebabkan air sungai yang tadinya jernih menjadi berwarna keruh sehingga tidak
layak digunakan untuk mandi dan mencuci.
iii
c. Ketidakseimbangan lingkungan baik fisik, kimia maupun biologis dari perairan yang
setiap hari menerima beban limbah dari proses produksi tempe tersebut, akan dapat
mempengaruhi kualitas air dan kehidupan organisme yang ada di perairan itu.
d. Komposisi kedelai dan tempe yang sebagian besar terdiri dari protein, karbohidrat
dan lemak, maka dalam limbahnya pun dapat diduga akan terkandung unsur-unsur
tersebut. Dalam banyak hal, akibat nyata dari polutan organik adalah penurunan
konsentrasi oksigen terlarut dalam air karena dibutuhkan untuk proses penguraian
zat - zat organik. Pada perairan yang tercemar oleh bahan organik dalam jumlah
yang besar, kebutuhan oksigen untuk proses penguraiannya lebih banyak dari pada
pemasukan oksigen ke perairan, sehingga kandungan oksigen terlarut sangat rendah.
Hal ini sangat membahayakan kehidupan organisme perairan tersebut.

C. Sanitasi Industri Rumah Tangga Dalam Pengelolaan Tahu Tempe di Kelurahan


Sribasuki Kotabumi Lampung Utara :
Kebersihan adalah sesuatu yang mutlak harus selalu dijaga, kebersihan disini
artinya bukan hanya lantai bebas dari sampah tetapi kebersihan segala hal. Karena
dalam proses pembuatan tahu ini memerlukan banyak air, maka harus
diperhatikan kelancaran saluran pembuangan air. Jangan sampai disana sini
terdapat genangan air yang dapat membuat tempat itu menjadi becek dan berbau
tidak sedap dan tempat tersebut harus bebas dari ceceran ampas tahu, kulit kedelai
atau sisa-sisa bahan lainya. Hal ini akan mengandung lalat dating. Peralatan yang
harus kita pakai pun harus dicuci bersih-bersih setelah dipakai. Jangan sampai
tahu yang kita produksi mengandung bibit penyakit. Dan yang terpenting adalah
jika lingkungan kerja bersih dan teratur, maka orang yang bekerjapun akan
merasa senang serta bersemangat dan sehat.
Sebagian besar dari buangan industri tahu adalah limbah cair yang mengandung
sisa dari susu tahu yang tidak tergumpal menjadi tahu. Biasanya air limbah tahu
mengandung zat organik misalnya protein, karbohidrat dan lemak. Disamping zat
tersebut juga mengandung padatan zat tersuspensi atau padatan terendap misalnya
potongan tahu yang hancur pada saat pemrosesan yang kurang sempurna. Padatan
tersuspensi maupun terlarut tersebut akan mengalami perubahan fisik, kimia dan
hayati yang menghasilkan zat toksin atau zat cemar lingkungan. Juga apabila
dibiarkan dilingkungan akan menjadi busuk dan sangat mengganggu estetika. Dan
juga akan mempengaruhi lingkungan. Salah satu contoh penggunaan bahan
iii
llimbah lokal adalah menggunakan limbah cair tahu. Limbah tahu dapat dipakai
sebagai pupuk dan pestisida bahkan fungisida organik dengan bantuan tambahan
dari bahan yang lain, diantaranya adalah menggunakan bahan empon-empon atau
tanaman herba melalui proses fermentasi. Sedangkan limbah cair tahu banyak
mengandung sisa protein dan asam cuka sehingga mampu mendukung efektifitas
fermentasi.

iii
BAB 5

KESIMPULAN
Lingkungan adalah suatu hal yang harus kita jaga. Lingkungan adalah suatu campuran
antara kondisi fisik yang mencangkup keadaan sumber daya alam salah satu contohnya
adalah air.
Air sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Dari minum,mandi dll. Untuk itu
penulis beserta teman-teman kkn-dr Uin Raden Intan Lampung mengadakan kegiatan
kunjungan ke industry rumahan tempe tahu di desa Sribasuki kecamatan Kotabumi
Kabupaten Lampung Utara guna menginformasi masyarakat akan pentingnya menjaga
lingkungan terutama air demi lingkungan hidup dan kesehatan bersama.

iii
Daftar Pustaka
Rokhani, suciati alfi.”Pengendalian pencemaran lingkungan akibat limbah industri
pengelolaan mie soun dikecamatan tulung kabupaten klaten”, jurnal Universitas
Atmajaya yogyakarta 10 desember 2015.
I made ari permadi dan R.A retno murni, “Dampak pencemaran lingkungan akibat
limbah dan upaya penanggulangannya dikota denpasar”, jurnal fakultas hukum
Universitas Udayana.
Purnama, sang dede, “modul analisis dampak limbah cair industri tempe didenpasar”,
jurnal kedokteran Universitas Udayana 2016.
Henny pagoray, sulistyawti, dan fitriyani, “limbah cair industri tahu dan dampaknya
terhadap kualitas air dan biota perairan”, jurnal pertanian terpadu 9(1): 53-56,
juni 2021.
Mariatun dan harry irawan jauhari, “Studi sanitasi industri rumah tangga dalam
pengelolaan tahu tempe dikelurahan kekalik jaya kecamatan sekarbela”, jurnal
kajian penelitian dan pengembangan pendidikan vol, 6, no. 1, april 2018, hal,34-
44.

iii

Anda mungkin juga menyukai