Anda di halaman 1dari 17

HUBUNGAN KEGIATAN INDUSTRI KARET DAN LINGKUNGAN

DOSEN PENGAMPU

Dr. Noviarti ST,M.Sc

DISUSUN OLEH

Kelompok 3

1. Donna Mulya Gustina (201011012)


2. Ghalib Hanafie (201011015)
3. M.Bintang Fadilla (201011026)
4. Dinda Maharany (201011031)
5. Agung Aditya Juang. (201011022)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI PAYAKUMBUH

1
2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Ilmu Lingkungan.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat
menjadi makalah yang lebih baik lagi. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah
ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Demikian, semoga makalah ini dapat
bermanfaat.

Payakumbuh 13 November 2021

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................................................ 2

Daftar Isi ....................................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 4

1.1 Latar Belakang .........................................................................................................................4 

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................... 5

1.3 Ruang Lingkup Kajian ............................................................................................................ 5

1.4 Tujuan Penulisan Makalah ...................................................................................................... 6

1.5 Sistematika Penulisan .............................................................................................................. 6

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................. 7

2.1 Definisi Lingkungan dan Lingkungan Hidup ..........................................................................7

2.2 Gambaran Umum Aktivitas Pengolahan Karet ....................................................................... 8

2.3 Dampak Lingkungan yang Timbul Akibat Aktivitas Industri Karet ...................................... 9

2.4 Upaya Penanggulangan Kerusakan Lingkungan ……………………………………………11

2.5 Prinsip Pembangunan Berkelanjutan ……………………………………………….…….…13

BAB III PENUTUP…………………………............................................................................ 17

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 18

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia merupakan bagian dari komponen lingkungan hidup yang senantiasa saling
mempengaruhi. Pengaruh manusia terhadap lingkungan sangat besar. Hal ini dapat diketahui dari
eksploitasi dan eksplorasi manusia terhadap alam melalui Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Karena ulah manusia itulah kualitas lingkungan dapat menurun dan dapat mempengaruhi
kelansungan hidupnya di masa yang akan datang. Pengelolaan hutan atau lahan untuk
perkebunan sering kali mengabaikan faktor keselamatan lingkungan, padahal hal ini sangat
penting.

Begitu banyaknya perusahaan yang telah mengelola hutan untuk dijadikan perkebun karet
yang nantinya akan digunakan dalam pengolahan industri tetapi punya dampak yang tidak baik
untuk keselamatan lingkungan. Salah satu dampak yang di timbulkan akibat penebangan hutan
akan terjadinya banjir, pencemaran air, kebakaran hutan dan lain sebagainya. Pabrik industri
karet sebagai proses dalam pembangunan industri perkebunan pada satu jalur kegiatan, yaitu
pada hakikatnya berfungsi meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan rakyat. Indistri karet
sendiri tidak terlepas dari upaya peningkatan mutu sumber daya manusia, dan memanfaatkan
sumber daya alam. Semakin berkembagnya industri perkebunan di berbagai daerah, maka
masalah terhadap lingkungan hidup menjadi perhatiaan yang sangat besar dan harus mendapat
perhatiaan yang lebih dari pihak swasta tersebut.

Dewasa ini permasalahan hidup terus muncul secara serius diberbagai polosok bumi, tidak
jarang dari penduduk bumi yang tidak memikirkan dan mengusahakan keselamatan
keseimbangan lingkungan. Industrialisasi sebagai proses dan pembangunan industri berada pada
satu jalur kegiatan, yaitu pada hakekatnya berfungsi meningkatkan kualitas hidup dan
kesejahteraan rakyat. Semakin berkembangnya industri di berbagai daerah, maka masalah
lingkungan hidup juga menjadi perhatian yang sangat besar dan harus mendapat perhatian yang

4
lebih dari pihak swasta tersebut. Dewasa ini permasalahan lingkungan hidup akan terus muncul
secara serius diberbagai pelosok bumi sepanjang penduduk bumi tidak segera memikirkan dan
mengusahakan keselamatan dan keseimbangan lingkungan.

Demikian di Indonesia, permasalahan lingkungan hidup seolah-olah seperti dibiarkan


menggelembung sejalan dengan intensitas pertumbuhan industri, walaupun industrialisasi itu
sendiri sedang menjadi prioritas dalam pembangunan. Tidak sedikit jumlah korban ataupun
kerugian yang justru terpaksa ditanggung oleh masyarakat luas tanpa ada kompensasi yang
sebanding dari pihak industri. Disisi lain, makin maraknya industri besar yang berdiri serta
kehidupan masyarakat yang tidak peduli terhadap lingkungan sekitarnya menambah
permasalahan yang ada saat ini. Mulailah tumbuh tumpukan limbah atau sampah yang tidak
dibuang sebagaimana mestinya. Hal ini berakibat pada kehidupan manusia di bumi yang menjadi
tidak sehat sehingga menurunkan kualitas kehidupan terutama pada lingkungan sekitar.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, muncul beberapa persoalan yaitu:

1. Apa definisi lingkungan dan lingkungan hidup?


2. Bagaimana gambaran umum aktifitas pengolahan Karet?
3. Apa saja dampak lingkungan yang timbuk akibat aktifitas industri karet ?
4. Apa saja upaya penanggulangan kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas
industri karet?
5. Prinsip pembangunan berkelanjutan demi keberlanjutan lingkungan hidup di masa depan

1.3 Ruang Lingkup Kajian

Untuk menjawab rumusan masalah di atas perlu pengkajian beberapa pokok, yaitu:

1. Definisi lingkungan dan lingkungan hidup


2. Aktifitas pengolahan karet
3. Dampak industri pengolahan karet
4. Upaya penanggulangan melalui pembangunan berkelanjutan

5
1.4 Tujuan Penulisan Makalah

Tujuan umum yang hendak dicapai melalui penulisan makalah ini ialah untuk
mengetahui dampak suatu industri pengolahan karet terhadap lingkungan. Sedangkan tujuan
khusus yang hendak dicapai ialah mengidentifikasi isu dampak lingkungan melalui pilar-
pilar pembangunan berkelanjtan.

1.5 Sistematika Penulisan

Penulisan makalah ini terbagi menjadi empat bab, yaitu pendahuluan, teori
dasar pencemaran tanah, analisis dampak pencemaran tanah, serta simpulan dan saran. Pada bab
satu akan dibahas mengenai latar belakang pengangkatan makalah ini, rumusan masalah,tujuan,
ruang lingkup kajian, serta sistematika penulisan. Pada bab dua akan disajikan penjelasan
umum dan aspek-aspek yang akan dikaji dengan menggunakan berbagai literatur sebagai
sumbernya berupa pengertian lingkungan, gambaran umum aktifitas pengolahankaret dan prinsip
pembangunan berkelanjutan. Bab tiga akan menjabarkan dan menganalisis masalah-masalah
yang telah dirumuskan secara lengkap berupa identifikasi keadaan lingkungan sekitar pabrik dan
analisa dampak industri pabrik. Bab empat berisi tentangsimpulan dan saran dari penulis
mengenai masalah yang kami angkat.

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Lingkungan dan Lingkungan Hidup

Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya. Baik lingkungan alam
maupun lingkungan sosial. Kita bernapas memerlukan udara dari lingkungan sekitar. Kitamakan,
minum, menjaga kesehatan, semuanya memerlukan lingkungan. Pengertian lingkungan adalah
segala sesuatu yang ada di sekitar manusia serta mempengaruhi kehidupan manusia baik secara
langsung maupun tidak langsung. Lingkungan dibedakan menjadi dua yaitu lingkungan biotik
dan lingkungan abiotik. Lingkungan biotik adalah lingkungan yang hidup, misalnya tanah,
pepohonan, dan lain sebagainya. Sementara lingkungan abiotik mencakup benda-benda tidak
hidup seperti rumah,gedung, dan tiang listrik

Secara umum pengertian lingkungan hidup adalah sebuah kesatuan ruang dengan segala
benda dan makhluk hidup di dalamnya termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi
keberlangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia dan makhluk hidup yang lainnya.
Lingkungan hidup mencakup ekosistem, perilaku sosial, budaya, dan juga udara yang ada. 
Unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

a) Unsur Hayati (Biotik)


Unsur hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk
hidup,seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik.
b) Unsur Sosial Budaya
Unsur sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia yang
merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk sosial.
Kehidupan masyarakat dapat mencapai keteraturan berkat adanya sistem nilai dan norma
yang diakui dan ditaati oleh segenap anggota masyarakat.
c) Unsur Fisik (Abiotik)
Unsur fisik (abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda tidak
hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain. Keberadaan lingkungan fisik sangat
besar peranannya bagi kelangsungan hidup segenap kehidupan di bumi.

7
2.2 Gambaran Umum Aktifitas Pengolahan Karet

Karet diolah dari getah karet dan getah karet diperoleh dengan cara mengorek (menderes) kulit
batang karet sehingga getah karet dapat keluar secara perlahan-lahan dan dikumpulkan dalam
suatu wadah. Kemudian getah karet dari kebun ini dicampur dengan bahan kimia yang berfungsi
sebagai pengawet atau langsung digumpalkan dengan zat asam menjadi bahan baku untuk
pembuatan bahan jadi pada suatu pabrik pengolahan karet.

Crumb rubber (karet remah) merupakan salah satu jenis produksi karet alam yang digolongkan
sebagai karet spesifikasi teknis (TSR=Technical Spesified Rubber), karena penilaian mutunya
tidak dilakukan secara visual, namun dengan menganalisis sifat-sifat fisika-kimianya. Crumb
rubber adalah karet kering yang proses pengolahannya melalui tahap peremahan. Berikut adalah
diagram alir pembuatan karet remah skala industri :

Gambar diagram alir pembuatan karet remah skala industri

8
2.3 Dampak Lingkungan yang Timbul Akibat Aktivitas Industri Karet

Limbah merupakan hasil sisa dari sebuah proses yang tidak dapat digunakan kembali,
apabila limbah ini terlalu banyak dilingkungan maka akan berdampak pada pencemaran
lingkungan dan kesehatan bagi masyarakat sekitar. Pencemaran air adalah masuknya atau
dimasukannya makhluk hidup, zat, energy dan komponen lainnya ke dalam air oleh kegiatan
manusia, sehingga kualitas air menurun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak
dapat berfungsi sesuai dengan peruntuknnya (PP No. 82 tahun 2001).

Limbah cair yang dihasilkan dari sisa-sisa gudang karet ini tidak dapat di daur ulang atau
tidak dapat diolah kembali sehingga limbah ini dibuang langsung ke aliran air. Hal inilah yang
mengkibatkan air menjadi tercemar. Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan
dibumi, sehingga tidak ada kehidupan seandainya tidak ada air dibumi. Air merupakan
komponen utama baik dalam tanaman maupun hewan dan termasuk manusia (Raharja, 1991).

Air yang awalnya jernih dan bersih, kini telah terkontaminasi oleh cairan limbah hingga
menjadi berwarna putih sampai kecoklatan, mengeluarkan bau yang sangat busuk menyengat dan
merusak ekosistem sekitarnya. Salah satunya ikan-ikan kecil sudah tidak terlihat lagi dialiran
tersebut, tumbuhan disekitar area tersebut juga tidak dapat tumbuh subur, masyarakat sudah tidak
bisa lagi memanfaatkan air aliran tersebut untuk keperluan sehari hari seperti mencuci dan
mandi. Bau menyengat yang ditimbulkan dari sisa limbah cair karet berdampak negatif bagi
masyarakat sekitar. Pada akhirnya bau menyengat ini menimbulkan keluhan-keluhan masyarakat
di sekitar.

Dampak negatif lainnya yang disebabkan oleh limbah cairan karet adalah bau busuk yang
menyengat terjadi sebabkan oleh biodegradasi protein didalam bokar menjadi ammonia dan
sulfida (Ilham, 2004). Masalah bau busuk dan menyengat yang berasal dari gudang mencemari
udara dan air. Sampai saat ini sangat sulit diatasi walaupun disekitaran gudang merupakan
kawasan perumahan warga. Pada akhirnya bau busuk ini menimbulkan keluhan-keluhan
masyarakat di sekitar. Selain itu, limbah yang dibuang langsung ke aliran air juga berdampak
negatif pada aliran air tersebut.

9
Bau busuk menyengat terjadi disebabkan oleh pertumbuhan bakteri pembusuk yang
melakukan biodegradasi protein di dalam bokar menjadi amonia dan sulfida. Kedua hal tersebut
terjadi karena bahan pembeku lateks yang digunakan saat ini tidak dapatmencegah pertumbuhan
bakteri. Kemudian bau busuk tersebut dibawa terus sampaike pabrik karet remah dan di pabrik
yang menjadi sumber bau busuk tersebut
adalah berasal dari tempat penyimpanan bokar, kamar gantung angin (pre-drying room),dan
mesin pengering (dryer). Masalah bau busuk yang mencemari udara di
sekitar pabrik karet remah ini sampai saat ini sangat sulit diatasi walaupun semua pabrik sudah
menggunakan scrubber (cerobong asap), padahal di sekeliling pabrik sudah menjadi kawasan
perumahan. Pada akhirnya bau busuk ini menimbulkan keluhan-keluhan masyarakat di sekeliling
pabrik bahkan yang jauh dari pabrik (bau terbawaoleh angin). Bau busuk yang ditimbulkan ini
berdampaknegatif bagi masyarakat sekitar.Masyarakat sangat terganggu terhadap bau busuk, ini
menandakan bahwa masyarakat yang tinggal sekitar pabrik karet mengalami tekanan dari
lingkungan tempat tinggal sehingga kenyamanan masyarakat sekitar terganggu.

Bau busuk yang ditimbulkan dari sisa limbah karet berdampak negative bagi lingkungan
dan masyarakat sekitar. Pada jarak 10 meter sampai 30 meter dari Gudang karet tersebut, bau
yang ditimbulkan dari limbah karet sangatlah menyengat, warna dari limbah karet yaitu putih
susu dan putih kecoklatan dan tekstur limbah pada jarak 30 meter limbah tersebut sudah sedikit
kental. Pada jarak 50 meter dan 70 meter bau yang ditimbulkan dari limbah karet sangat
menyengat, warna limbah cenderung kecoklatan dengan tekstur yang sudah mulai kental. Pada
jarak 100 meter bau yang ditimbulkan dari limbah karet tidak terlalu menyengat,karna jarak dari
Gudang industri yang agak jauh. Warna limbah sudah menjadi coklat dengan tekstur limbah
yang sudah menjadi padat

Dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran air limbah industri karet adalah gangguan
terhadap kehidupan biotik yang disebabkan oleh meningkatnya kandungan bahan organik.
Selama proses degradasi limbah oksigen banyak dikonsumsi, sehingga ketika polutan organik di
dalam air sedikit, oksigen yang hilang dari air akan segera digantikan oleh oksigen hasil reaerasi
dari udara dan oleh proses fotosintesis. Apabila konsentrasi polutan organik cukup tinggi, maka
akan terjadi kondisi anaerobik (tidak ada oksigen) yang menghasilkan produk dekomposisi
berupa amonia, hidrogen sulfida, karbondioksida dan metana. Air limbah juga dapat menjadi

10
sumber pengotor, sehingga bila tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan pencemaran air,
menimbulkan bau yang tidak sedap serta pemandangan yang tidak menyenangkan.

2.4 Upaya Penanggulangan Kerusakan Lingkungan yang Disebabkan Oleh Aktivitas


Industri Karet

Adapun beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menekan kerusakan lingkungan antara lain :

a) Untuk mengatasi pencemaran di udara, maka hendaknya gas buang pada kendaraan di uji
emisinya untuk menekan pencemaran udara yang disebabkan oleh kendaraan bermotor karena
kendaraan bermotor menyumbang pencemaran udara yang tidak sedikit, bahkan temasuk yang
terbesar. Selain pengontrolan terhadap gas buang dari pabrik yang juga menyumbang
pencemaran yang besar terhadap udara. Oleh karnanya, perlu pengawasan yang sangat ketat
terhadap tingkat pencemaran yang disumbangkan oleh pabrik-pabrik besar.

b) Pengelolaan pencemaran air sebelum masuk ke badan air. Pada sektor perairan, pencemaran
lingkungan yang terjadi karena limbah yang dibuang oleh perusahaan-perusahhan ke aliran
sungai yang menimbulkan pencemaran dan pengrusakan ligkungan. Pemerintah seharusnya
menerapkan peraturan untuk menekan pencemaran air. Netralisasi limbah dapat dilakukan
sebelum limbah dibuang ke perairan atau sungai untuk mencegah terjadinya pencemaran yang
akan berakibat pada terganggunya ekosistim di perairan tersebut. Begitu juga di tanah, sering
kali manusia mengabaikan dampak-dampak dari pencemaran yang mereka timbulkan akibat
pembuangan limbah sembarangan.

c) Pemeliharaan hutan, penanaman pepohonan sangat efektif untuk mengurangi pencemaran


ditanah dan juga dapat menyediakan oksigen untuk udara dan mengurangi kadar karbondioksida
pada udara. Selain itu, pepohonan juga dapat mencegah terjadinya erosi dan juga banjir.
Pengendalian Dampak Teknologi terhadap Lingkungan dengan Perdagangan Karbon dan
Pemanfaatan Teknologi Ramah Lingkungan Dampak kenaikan konsumsi masyarakat dunia
terhadap teknologi semakin terlihat jelas seiring dengan perkembangannya. Dampak negatif
yang telah dirasakan secara nyata adalah kerusakan lingkungan yang semakin parah di berbagai
penjuru dunia. Salah satunya, seperti yang telah dipaparkan secara gamblang dalam film
dokumenter mantanWakil Presiden AS era Bill Clinton, Algore, “An Inconvenient Truth” adalah

11
terjadinya pemanasan global akibat efek gas rumah kaca (GRK) yang semakin meningkat seiring
dengan meningkatnya aktivitas industri, terutama di Negara-negara maju.

d) Technology Energi bersih dan terbarukan disetiap industry menjadi tujuan dan target bersama.
Dalam Teknologi bersih yaitu semua produk, jasa, dan proses yang mendayagunakan bahan
ramah lingkungan dan sumber energi terbarukan, mampu mengurangi penggunaan sumber daya
alam secara drastis, dan mengurangi atau mengeliminasi emisi gas dan sampah. Dengan kata
lain, yaitu teknologi yang terkait dengan aktivitas hierarki sampah (daur ulang, penggunaan
kembali), energi terbarukan (misal tenaga surya), dan teknologi dan proses praktis lain yang
terkait konservasi energi dan tidak mencemari lingkungan seperti daur ulang air kelabu,
penanganan sampah dengan pengomposan, dan teknologi mobil hibrida atau mobil listrik.
Teknologi ini ditujukan untuk menciptakan sumber daya dan energi baru dengan meminimalisasi
polusi

e) Pengendalian GRK (gas rumah kaca) , Pada tahun 1990 an, ada gerakan keilmuan tentang
perubahan iklim memberi tanda bahaya bagi kehidupan umat manusia, dan mendesak agar
dibentuk suatu kesepakatan global untuk mengatasi perubahan iklim. Pada tahun 1992 disepakati
konvensi PBB tentang perubahan iklim (United Nations Frameworks Convention on Climate
Change atau UNFCCC) yang tujuan pokoknya menstabilkan konsentrasi gas rumah kaca (GRK)
pada tingkat yang aman dan tidak mengganggu iklim global.

f) Di samping solusi yang di atas yang telah berjalan selama kurun waktu ini, masih terdapat
banyak upaya konservasi lingkungan dari dampak teknologi yang terusbergerak maju, bahkan
dengan melibatkan teknologi itu sendiri. Melalui technology media, salah satu nya adalah
membentuk komitmen bersama negara maju dan berkembang untuk mulai beralih pada
pemafaatan teknologi ramah lingkungan menggantikan atau memperbarui teknologi
konvensional yang telah banyak mencemari lingkungan, mengganti sumber bahan bakar industri
dari fosil dengan energi terbarukan/alternatif, pengelolaan limbah yang tepat dan bertanggung
jawab, serta peremajaan bumi dengan reboisasi kawasan hutan penyerapkarbon secara
besarbesaran dan berkesinambungan. Langkah konkret yang dapat diambil adalah dengan
menciptakan tren opini global lewat media internasional -yang notabene dikuasai negara maju-
untuk mengkampanyekan penggantian energi fosil dengan energi terbarukan untuk kelangsungan
kehidupan generasi mendatang di bumi ini, kemudian mempersiapkan studi kelayakan

12
pemanfaatan sumber energi terbarukan sesuai potensi wilayah masing-masing. Bagi negara-
negara yang telah menjadikan energi terbarukan sebagai bagian dari aktivitas industrinya, perlu
mem-break- down teknologi pemanfaatan energi terbarukan kepada negara yang belum dapat
melaksanakannya dalam rangka ikut berpartisipasi aktif menyelamatkan bumi, bukan hanya
berorientasi ekonomi untuk menghemat bahan bakar industrinya. Alih teknologi energy
terbarukan merupakan langkah akselerasi untuk menanggulangi bahaya dampak pencemaran
lingkungan lebih lanjut. Negara berkembang, terutama yang mempunyai potensi sumber energi
terbarukan (tenaga air, angin, surya, panas bumi , arus dan termal laut (OWC dan OTEC),
hydrogen(fuel cell), dan biomassa), termasuk Indonesia juga harus segera mengambil Langkah
strategis mempersiapkan diri menuju kemandirian energi sehingga tidak bergantung lagi dengan
impor minyak mentah yang selalu tidak sebanding dengan produksi dalam negeri.

g) Peraturan juga berperan penting dalam mengendalikan teknologi agar menjaga lingkungan
dan ekosistemnya supaya tidak rusak. Untuk dapat melakukan pengaturan dan pengawasan
terhadap masalah pencemaran lingkungan, pemerintah Republik Indonesia telah memberlakukan
Undang-Undang No.4 Tahun 1982 yang memuat pedoman pokok tentang analisis dampak
lingkungan sebagai realisasi kebijaksanaan pemerintah dalam pengelolaan lingkungan. Dengan
AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) diharapkan dapat diambil suatu keputusan
dan tindakan pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya kerusakan fisik dan biologis
lingkungan yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap system kehidupan makhluk yang ada di
dalamnya. Dalam Amdal ada pengedalian dampak penting adapun dampak yang penting dan
perlu diperhatikan pada umumnya ditentukan oleh besarnya jumlah manusia yang akan terkena,
luas wilayah penyebaran dampak, lamanya dampak akan berlangsung, kekuatan (intensitas)
dampak, banyaknya komponen lingkungan lainnya yang akan terkena, sifat komulatif dampak,
berbalik atau tidaknya dampak.

2.5 Prinsip Pembangunan Berkelanjutan Demi Keberlanjutan Lingkungan Hidup di Masa


Depan

Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) adalah pembangunan


yang berguna untuk memenuhi kebutuhan dalam kehidupan saat ini tanpa perlu merusak atau
menurunkan kemampuan generasi yang akan datang dalam memenuhi kebutuhanhidupnya.

13
(Subagia, 2013) Pada dasarnya konsep ini merupakan strategi pembangunan yang memberikan
batasan pada laju pemanfaatan ekosistem alamiah dan sumber daya yang ada didalamnya.

Ambang batas ini tidak absolut (mutlak) tetapi merupakan batas yang luwes (flexible)
yang bergantung pada teknologi dan sosial ekonomi tentang pemanfaatan sumberdaya alam,serta
kemampuan biosfer dalam menerima akibat yang ditimbulkan dari kegiatan manusia.Dengan
kata lain, pembangunan berkelanjutan adalah semacam strategi
dalam pemanfaatan ekosistem alamiah dengan cara tertentu sehingga kapasitas fungsionalnya
tidak rusak untuk memberikan manfaat bagi kehidupan umat manusia.Hal ini bukan saja untuk
kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan, tetapi juga untuk kesejahteraan masyarakat
generasi mendatang. Dengan demikian diharapkan bahwa kita tidak saja mampu melaksanakan
pengelolaan pembangunan yang ditugaskan, tetapi juga dituntut untuk mampu mengelolanya
dengan suatu lingkup yang lebih menyeluruh. Upaya untuk meningkatkan kesejahteraan hidup
perlu memanfaatkan sumber daya yang dimiliki secara cermat dan bijaksana.

Ilmu pengetahuan dan teknologi yang mencakup transportasi, informasi, komunikasi,dan


hasil-hasil ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) lainnya.Sumber-sumber daya tersebut sifatnya
terbatas, sehingga dalam penggunaannya harus cermat dan bijaksana. Ketidakcermatan dan
kekurang bijaksanaan dalam penggunaan sumber daya dapat menimbulkan beragam masalah,
seperti polusi lingkungan, kerusakan sumber daya alam, dan timbulnya masalah permukiman.
Pembangunan berwawasan lingkungan yang dikenal dengan pembangunan berkelanjutan adalah
pembangunan yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan manusia melalui identifikasi
dampak aktifitas pengolahan karet terhadap lingkungan,
pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana, efisiensi, dan memerhatikan pemanfaatannya,
baik untuk masa kini maupun yang akan datang.

Pembangunan berwawasan lingkungan yang memerhatikan keberlanjutan lingkungan


hidup memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

➢Menjamin Pemerataan dan Keadilan.

Strategi pembangunan yang berwawasan lingkungan dilandasi oleh pemerataan distribusi lahan
dan faktor produksi, pemerataan kesempatan bagi perempuan, dan
pemerataan ekonomi untuk peningkatan kesejahteraan.

14
➢Menghargai Keanekaragaman Hayati

Keanekaragalan hayati merupakan dasar bagitatanan lingkungan. Pemeliharaan keanekaragaman


hayati memiliki kepastian bahwasumber daya alam selalu tersedia secara berlanjut untuk masa
kini dan masa yang akandatang.

➢Menggunakan Pendekatan Integratif

Dengan menggunakan pendekatan integratif,maka keterkaitan yang kompleks antara manusia


dengan lingkungan dapat dimungkinkan untuk masa kini dan masa yang akan datang.

➢Menggunakan Pandangan Jangka Panjang

Pandangan jangka panjang dilakukan untukmerencanakan pengelolaan pemanfaatan sumber daya


yang mendukung pembangunan agar secara berlanjut dapat digunakan dan dimanfaatkan.

15
BAB III

PENUTUP

Simpulan

Limbah merupakan hasil sisa dari sebuah proses yang tidak dapat digunakan kembali,
apabila limbah ini terlalu banyak dilingkungan maka akan berdampak pada pencemaran
lingkungan dan kesehatan bagi masyarakat sekitar. Dampak yang ditimbulkan dari limbah karet
ialah terjadinya pencemaran air dan udara. Air yang awalnya jernih dan bersih, kini telah
terkontaminasi oleh cairan limbah hingga menjadi berwarna putih sampai kecoklatan,
mengeluarkan bau yang sangat busuk menyengat dan merusak ekosistem sekitarnya. Dampak
lainnya ialah keluh-kesah yang timbul dari masyarakat sekitar. Masyarakat sangat terganggu
pada bau busuk ini membuat masyarakat kurang nyaman karena mengalami tekanan dari tempat
tinggal mereka. Tidak hanya itu, beberapa akibat kerugian yang ditimbulkan akibat limbah cair
tersebut adalah gangguan terhadap kesehatan, gangguan terhadap lingkungan dan gangguan
terhadap keindahan dan kenyamanan..

Saran

Untuk mengatasi dampak negatif yang ditumbulkan oleh pengolahan karet remah
khususnya bau busuk ialah dengan melakukan penyemprotan asap cair di atas bokar. Halini
dapat menghilangkan/menetralkan bau busuknya dan asap cair dapat membekukan lateks (getah
karet) dengan sempurna dengan nilai plastisitas tinggi, dan sifat fisik vulkanisat setara atau
bahkan lebih baik dibandingkan dengan karet yang dihasilkandengan pembeku asam format
(semut). Selain itu sebelum pembuangan air dari industry karet ini hendaknya dilakukan
penetrasi agar tidak minimbulkan efek negative bagi lingkungan . Dan masyarakat sebaiknya
juga melakukan tindakan adaptif terhadap bau dengan memasang pengharum ruangan di rumah.

16
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Jenis_karet

Situmeang, Rosma. Proses Pengolahan Karet, 2014.


http://www.slideshare.net/RosmaSitumeang/proses-pengolahan-karet.

Tuti. E. Agustina, dkk., 2011, Pengolahan Air Limbah Pewarna Sintetis dengan Menggunakan
Reagen Fenton”, Prosiding Seminar Nasional AVoER ke-3.

https://media.neliti.com/media/publications/318777-pengolahan-air-limbah-industri-karet-rem-
1cf8967c.pdf

https://www.academia.edu/32541629/IDENTIFIKASI_DAMPAK_AKTIFITAS_PENGOLAHA
N_KARET_TERHADAP_LINGKUNGAN

https://waterjoint.co.id/news/pengaruh-industri-teknologi-terhadap-lingkungan

https://media.neliti.com/media/publications/318777-pengolahan-air-limbah-industri-karet-rem-
1cf8967c.pdf

http://publikasi.fkip-unsam.org/index.php/semnas2019/article/download/153/153/

17

Anda mungkin juga menyukai