Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PRINSIP BIOLOGI DALAM LINGKUNGAN BERKELANJUTAN


(Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembangunan berkelanjutan)

DOSEN PENGAMPU:

Prof. Dr. Rudi A. Repi, M.Pd, Msc.

Musma Rukmana, S.Pd, M.Pd

DISUSUN OLEH:

Jumiati Palino (21507027)

Norma Nora (21507032)

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN KEBUMIAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Lingkungan Hidup.

Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca lebih khusus bagi yang berkecimpung di dunia pendidikan.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini baik dari kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kepada para pembaca untuk
memberikan saran kritik yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Tondano, November 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................5
C. Tujuan........................................................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
A. Prinsip Lingkungan Berkelanjutan.............................................................................................6
B. Prinsip Biologi Mengenai Pembangunan Berkelanjutan..........................................................12
C. Peran Aktif Dalam Transformasi Lingkungan Berkelanjutan..................................................15
D. Masalah Lingkungan...............................................................................................................16
BAB III................................................................................................................................................21
PENUTUP...........................................................................................................................................21
A. Kesimpulan..............................................................................................................................21
B. Saran........................................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................23

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah lingkungan bagi para ahli biologi sudah sejak lama menjadi
perhatian. Hal ini tidaklah mengejutkan karena ekologi yang kajiannya tentang
interaksi antara organisme dengan lingkungan merupakan salah satu cabang biologi
yang penting. Masalah lingkungan yang sekarang dihadapi oleh seluruh bangsa adalah
masalah yang berkaitan dengan kepentingan hidup manusia yang pada hakekatnya
adalah masalah ekologi dan lebih khusus lagi masalah ekologi manusia. Suatu
masalah dapat diartikan sebagai sesuatu yang menghalangi atau merintangi keinginan
dan harapan manusia. Masalah dipersepsikan sebagai kesenjangan diantara realita dan
harapan harapan kita yang semestinya. Dengan demikian masalah lingkungan adalah
kondisi-kondisi lingkungan biofisik yang merintangi kepuasan dan kebutuhan
manusia untuk kesehatan dan kebahagiaan.

Masalah-masalah tersebut dapat timbul karena ada perubahan di dalam


lingkungan sehingga lingkungan tersebut tidak sesuai lagi dan tidak mendukung
kehidupan manusia serta mengganggu kesejahteraan hidupnya (Soemarwoto, 1992).
Lingkungan yang dimaksudkan adalah lingkungan hidup, yaitu : segala benda, kondisi
dan pengaruh yang terdapat dalam ruang yang kita tempati dan mempengaruhi segala
hal yang hidup termasuk manusia. Dengan demikian maka masalah lingkungan
tersebut bersumber pada ketidakseimbangan dalam lingkungan hidup manusia (Salim,
1982).

Masalah lingkungan bukan lagi menjadi masalah suatu bangsa dan negara saja
tetapi seluruh dunia dihadapkan pada masalah yang sangat kompleks dan pelik. Kita
bahkan semua lapisan masyarakat sudah tahu tentang masalah tersebut sehingga tak
perlu dirinci satu persatu. Kompleksnya dan menyeluruhnya masalah lingkungan
dapat dibuktikan dengan tayangan di berbagai media cetak dan media elektronik yang
hampir tiap hari dimunculkan. Ada dua hal yang paling menggoncangkan
keseimbangan lingkungan, yaitu perkembangan ilmu dan teknologi serta ledakan
penduduk (Salim, 1981). Perkembangan IPTEK telah mengubah keadaan lingkungan
tempat hidup sehingga menimbulkan gangguan. Ledakan penduduk yang terjadi telah
memicu percepatan perubahan lingkungan agar kebutuhan manusia dapat terpenuhi.

4
Ledakan penduduk telah mendorong keharusan untuk melancarkan pembangunan
sekaligus dengan pengembangan lingkungan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana prinsip lingkungan berkelanjutan?
2. Bagaimana Prinsip biologi mengenai lingkungan berkelanjutan?
3. Bagiamana peran aktif dalam transformasi lingkungan berkelanjutan?
4. Bagaimana tentang Masalah lingkungan?
5. Bagaimana solusi dari Prinsip biologi mengenai lingkungan berkelanjutan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui prinsip lingkungan berkelanjutan
2. Untuk mengetahui Prinsip biologi mengenai lingkungan berkelanjutan
3. Untuk mengetahui peran aktif dalam transformasi lingkungan berkelanjutan
4. Untuk mengetahui Masalah lingkungan
5. Untuk mengetahui solusi dari Prinsip biologi mengenai lingkungan berkelanjutan

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Prinsip Lingkungan Berkelanjutan


Prinsip berkelanjutan (sustainability) memiliki implikasi kemampuan untuk
bertahan. Dalam ekologi artinya cukup sederhana yaitu hidup di dalam daya dukung
biosfer. Daya dukung dimaksudkan sebagai kemampuan untuk mengasimilasi
sampah, menyediakan makanan dan sumber lainnya dalam waktu yang lama (Chiras,
1992). Untuk para ilmuwan, krisis tidak berkelanjutan (unsustainability) disebabkan
kehidupan kita melebihi daya dukung bumi. Oleh karena itu agar krisis tersebut dapat
diatasi perlu membawa masyarakat agar hidupnya sejalan dengan prinsip-prinsip
ekologi yang mampu menciptakan hubungan yang berkelanjutan dengan planet bumi
(Chiras, 1991). Prinsip berkelanjutan dalam pengelolaan lingkungan adalah kegiatan
pemanfaatan lingkungan dalam suatu kegiatan pembangunan yang dapat berlangsung
secara terus menerus sehingga lingkungan masih dapat dimanfaatkan oleh generasi
yang akan datang. Dalam hal ini, interaksi antarkomponen lingkungan harus
seimbang.

Lingkungan berkelanjutan memiliki prinsip- prinsip dalam menekankan kelestarian,


diantaranya :

1. Melindungi sistem penunjang kehidupan


2. Melindungi dan meningkatkan keanekaragaman biotik
3. Memelihara atau meningkatkan integritas ekosistem, serta mengembangkan dan
menerapkan ukuran- ukuran rehabilitasi untuk ekosistem yang sangat rusak
4. Mengembangkan dan menerapkan strategi yang preventif dan adaptif untuk
menanggapi ancaman perubahan lingkungan global

Dalam lingkup ekologis, Herman Daly (1990) yang merupakan salah satu perintis awal
keberlanjutan ekologis mengusulkan agar :

1. Untuk sumber daya terbarukan, tingkat panen tidak boleh melebihi tingkat regenerasi
(hasil lestari)
2. Tingkat pembangkitan limbah dari proyek tidak boleh melebihi kapasitas asimilasi
lingkungan (pembuangan limbah berkelanjutan)
3. Untuk sumber daya tak terbarukan, penipisan sumber daya tak terbarukan harus
memerlukan pengembangan pengganti tersebut.

6
Masyarakat yang berkelanjutan (sustainable society) hidup di dalam
lingkungan dengan daya dukung dan mencari sumber-sumber lain yang cukup untuk
generasi yang banyak. Pada masyarakat yang seperti ini, bumi dipandang sebagai
pusaka yang tidak ternilai yang harus diwariskan dari satu generasi ke generasi
berikutnya. Hasil studi Chiras (1993) tentang ekosistem alamiah (yang tidak tersentuh
oleh tindakan manusia) berkesimpulan bahwa ekosistem alamiah dapat tetap bertahan
karena spesies yang hidup di dalam ekosistem tersebut “mengikuti” lima aturan
ekologi, yaitu:

1. Konservasi ( Effisiensi)

Konservasi, khususnya dalam konteks lingkungan dan sumber daya alam,


sering kali terkait dengan prinsip efisiensi. Konservasi adalah upaya yang
dilakukan manusia untuk melestarikan atau melindungi alam. Konservasi
(conservation) adalah pelestarian atau perlindungan. Konservasi melalui efisiensi
menciptakan keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan manusia dan pelestarian
alam. Strategi ini membutuhkan kolaborasi lintas sektor, termasuk pemerintah,
industri, masyarakat sipil, dan ilmu pengetahuan untuk mencapai hasil yang
optimal dalam menjaga keberlanjutan lingkungan.

a. Konservasi Energi
Konservasi Energi, Meminimalkan penggunaan energi melalui teknologi yang
lebih efisien, praktik konsumsi yang bijaksana, dan kebijakan yang
mendorong penggunaan energi terbarukan adalah langkah-langkah konservasi
energi. Konservasi energi adalah upaya untuk mengurangi penggunaan energi
dengan memanfaatkan teknologi yang lebih efisien, mengadopsi praktik-
praktik yang bijaksana dalam penggunaan energi, dan menerapkan kebijakan
yang mendukung penghematan energi, Implementasi konservasi energi
melibatkan upaya dari individu, perusahaan, pemerintah, dan masyarakat
secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa aspek konservasi energi:
1) Penggunaan Material dan Desain yang Efisien Energi
Konstruksi bangunan dengan material yang dapat mempertahankan suhu,
desain pencahayaan alami, dan instalasi sistem pemanas dan pendingin
yang efisien dapat mengurangi konsumsi energi bangunan.
2) Adopsi Peralatan Hemat Energi

7
Penggunaan peralatan dan teknologi yang lebih efisien energi, seperti
lampu LED, peralatan rumah tangga berlabel energi, dan kendaraan ramah
lingkungan, dapat signifikan mengurangi konsumsi energi.
3) Sistem Pemantauan dan Kontrol Otomatis
Menerapkan sistem otomatisasi untuk mengelola penggunaan energi dalam
bangunan atau proses produksi, termasuk sistem manajemen energi pintar,
dapat meningkatkan efisiensi.
4) Praktik Efisiensi Energi di Industri
Mengadopsi teknologi dan proses produksi yang efisien energi, melakukan
audit energi, dan meminimalkan limbah dapat mengurangi jejak karbon
industri.
5) Penggunaan Transportasi Publik dan Kendaraan Ramah Lingkungan
Merancang sistem transportasi yang memprioritaskan transportasi publik,
sepeda, dan kendaraan listrik atau bertenaga rendah dapat mengurangi
emisi dari sektor transportasi
6) Promosi Kesadaran Energi
Memberikan informasi kepada masyarakat tentang praktik hemat energi,
pengaruhnya terhadap lingkungan, dan cara mengadopsinya dalam
kehidupan sehari-hari.
7) Penerapan Kebijakan yang Mendukung Konservasi Energi
Menerapkan kebijakan yang mendorong efisiensi energi, memberikan
insentif untuk pengembangan teknologi ramah lingkungan, dan
mengenakan pajak karbon dapat merangsang perubahan dalam
penggunaan energi.
8) Pengembangan Teknologi Baru
Dukungan untuk penelitian dan pengembangan teknologi energi baru yang
lebih efisien dapat membawa perubahan revolusioner dalam konservasi
energi.
b. Konservasi Air
Melibatkan penggunaan air secara bijaksana, menghindari pemborosan, dan
menerapkan teknologi yang dapat mengurangi konsumsi air adalah upaya
konservasi air. Konservasi air adalah usaha untuk mengurangi pemborosan air
dan memastikan pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan. Dengan
pertumbuhan populasi dan tekanan terhadap sumber daya air, konservasi air

8
menjadi semakin penting. Konservasi air bukan hanya tentang pengurangan
penggunaan air tetapi juga tentang pengelolaan air secara bijaksana. Upaya
konservasi air dapat menciptakan ketahanan terhadap krisis air, mendukung
ekosistem air, dan memastikan ketersediaan air yang memadai bagi kehidupan
manusia dan lingkungan.
c. Manajemen Sumber Daya Alam
Memastikan bahwa sumber daya alam seperti hutan, lahan, dan air
dimanfaatkan dengan cara yang berkelanjutan, sehingga dapat memenuhi
kebutuhan saat ini tanpa membahayakan keberlanjutan masa depan.
Manajemen sumber daya alam adalah pendekatan yang komprehensif untuk
mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam dengan bijaksana, sehingga
dapat memenuhi kebutuhan manusia saat ini tanpa mengorbankan
keberlanjutan dan ketersediaan untuk generasi mendatang. Pendekatan ini
melibatkan pemahaman ekosistem, keberlanjutan lingkungan, dan
kesejahteraan sosial. Manajemen sumber daya alam memerlukan pendekatan
holistik dan berkelanjutan yang memperhitungkan hubungan kompleks antara
manusia dan lingkungan. Ini melibatkan kerjasama lintas sektor, penerapan
kebijakan yang cerdas, dan pengelolaan sumber daya alam dengan
pemahaman bahwa keberlanjutan adalah kunci untuk menjaga keseimbangan
ekosistem dan mendukung kesejahteraan manusia.
d. Daur Ulang dan Pengelolaan Limbah
Melibatkan praktik daur ulang untuk mengurangi pemakaian bahan mentah
dan pengelolaan limbah secara efisien, termasuk daur ulang sam
e. Teknologi Ramah Lingkungan
Pengembangan dan adopsi teknologi yang ramah lingkungan dan berkinerja
tinggi dapat meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya dan mengurangi
dampak negatif terhadap lingkungan.
f. Pertanian yang Efisien dan Berkelanjutan
Penerapan metode pertanian yang efisien, seperti pertanian organik atau teknik
pengelolaan tanaman yang bijaksana, dapat mendukung konservasi tanah, air,
dan biodiversitas.
g. Efisiensi Energi dan Transportasi

9
Menurunkan emisi gas rumah kaca melalui peningkatan efisiensi energi,
penggunaan energi terbarukan, dan transportasi yang lebih efisien adalah
bagian dari upaya konservasi dalam menghadapi perubahan iklim.

2. Daur Ulang (Recycling)


Daur ulang, atau recycling dalam bahasa Inggris, adalah suatu proses untuk
mengumpulkan, memproses, dan mengubah bahan-bahan bekas menjadi produk
baru untuk mencegah limbah yang berlebihan dan mengurangi penggunaan
sumber daya alam yang terbatas. Prinsip dasar dari daur ulang adalah untuk
memanfaatkan kembali material bekas sehingga dapat mengurangi jumlah sampah
yang masuk ke tempat pembuangan akhir. Dan upaya global untuk menjaga
keberlanjutan lingkungan dan mengurangi jejak ekologis. Melibatkan masyarakat,
bisnis, dan pemerintah dalam upaya daur ulang dapat menciptakan perubahan
positif dalam pengelolaan limbah dan pemeliharaan lingkungan.

3. Penggunaan sumber yang Dapat diperbaharui ( Renewable resource use)


Penggunaan sumber daya yang dapat diperbaharui (renewable resource use)
merujuk pada praktik memanfaatkan sumber daya alam yang dapat diperbarui atau
diperbaharui secara alami dalam skala waktu manusia yang relevan. Sumber daya
ini dapat diperbarui melalui proses alamiah dan tidak terbatas secara praktis.
Penggunaan sumber daya yang dapat diperbaharui membantu mengurangi tekanan
pada lingkungan dan memberikan kontribusi pada tujuan keberlanjutan.
Pergeseran menuju sumber daya yang dapat diperbaharui juga dapat mengurangi
ketergantungan pada sumber daya yang terbatas dan tidak dapat diperbarui, seperti
minyak bumi dan batu bara. Meningkatkan adopsi energi terbarukan seperti
matahari, angin, air, dan biomassa untuk mengurangi ketergantungan pada bahan
bakar fosil. Mengembangkan proyek-proyek pembangkit listrik tenaga surya dan
tenaga angin di tingkat lokal, melakukan penebangan pohon dengan
mempertimbangkan kemampuan hutan untuk memperbarui dirinya sendiri.
Penggunaan sumber daya yang dapat diperbaharui adalah langkah penting dalam
menciptakan lingkungan yang lebih berkelanjutan dan mengurangi dampak
negatif terhadap planet ini.

10
4. Pengendalian Populasi (Population Control) Dan Prinsip Regenerasi
Pengendalian populasi merujuk pada berbagai upaya untuk mengatur
pertumbuhan jumlah penduduk agar sejalan dengan sumber daya yang tersedia
dan kapasitas lingkungan. Di sisi lain, prinsip regenerasi berkaitan dengan
pemulihan dan pelestarian sumber daya alam untuk generasi mendatang.

a. Pengendalian Populasi (Population Control)


Pengendalian populasi adalah serangkaian strategi dan kebijakan yang
bertujuan untuk mengelola pertumbuhan jumlah penduduk suatu wilayah atau
negara. Mengurangi tekanan pada sumber daya alam, memastikan keberlanjutan
lingkungan, meningkatkan kesejahteraan penduduk, dan mencegah overpopulasi.

b. Prinsip Regenerasi
Prinsip regenerasi adalah konsep yang mendorong pemulihan dan pelestarian
sumber daya alam untuk mendukung keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan
generasi mendatang. Memastikan bahwa sumber daya alam dikelola dengan
bertanggung jawab, tidak melebihi kapasitas pemulihan alamiah, dan dapat
memberikan manfaat jangka panjang. Pengendalian populasi dan prinsip
regenerasi, merupakan komponen penting dalam upaya menjaga keseimbangan
antara kebutuhan manusia dan ketersediaan sumber daya alam. Kombinasi dari
kedua pendekatan ini dapat membantu menciptakan masyarakat yang lebih
berkelanjutan secara ekologis dan sosial.

5. Restorasi (self Healing)


Restorasi, atau penyembuhan diri (self-healing), dalam konteks sistem atau
bahan, mengacu pada kemampuan sistem atau bahan untuk memulihkan atau
memperbaiki diri sendiri setelah mengalami kerusakan atau gangguan. Ini adalah
sifat yang diinginkan dalam berbagai domain, termasuk teknologi, material, dan
biologi. Penerapan konsep restorasi atau penyembuhan diri ini bertujuan untuk
meningkatkan keandalan, daya tahan, dan umur pakai suatu sistem atau bahan.
Hal ini juga mencerminkan pendekatan yang lebih proaktif terhadap pemeliharaan
dan pemulihan, yang dapat memiliki dampak positif dalam berbagai aspek
kehidupan sehari-hari dan industri.

11
B. Prinsip Biologi Mengenai Pembangunan Berkelanjutan
Prinsip-prinsip biologi tentang lingkungan berkelanjutan (sustainability)
memberikan suatu kerangka kerja untuk perubahan ekonomi, politik dan perubahan
personal (Chiras, 1993). Bila prinsip berkelanjutan diterapkan terhadap kegiatan
manusia, maka pemecahan masalah lingkungan tidak hanya ditujukan pada akar
penyebabnya krisis tetapi juga membantu menciptakan pemecahan yang sistemik
yang dapat menanggulangi berbagai masalah lingkungan. prinsip-prinsip biologi
tentang lingkungan berkelanjutan dapat menjadi dasar untuk merancang kerangka
kerja yang melibatkan aspek ekonomi, politik, dan perubahan personal dalam rangka
mencapai keberlanjutan. Beberapa prinsip biologi yang mendasari pendekatan
berkelanjutan melibatkan pemahaman tentang bagaimana organisme hidup
berinteraksi dengan lingkungannya dan bagaimana proses-proses ekologi dapat
mempengaruhi keseimbangan ekosistem. Berikut adalah beberapa prinsip biologi
yang relevan dalam konteks berkelanjutan:

1. Keanekaragaman Hayati (Biodiversity)

Pemeliharaan dan peningkatan keanekaragaman hayati dianggap penting untuk


keberlanjutan. Semakin beragam spesies dalam suatu ekosistem, semakin stabil
dan tangguh ekosistem tersebut. Keanekaragaman hayati adalah aspek
fundamental dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan memberikan
keberlanjutan bagi kehidupan di planet ini. Pemahaman dan perlindungan
terhadap keanekaragaman hayati menjadi kunci dalam upaya memelihara
kehidupan di bumi. Keanekaragaman hayati atau biodiversitas merujuk pada
keragaman segala bentuk kehidupan di bumi, termasuk berbagai spesies makhluk
hidup, keanekaragaman genetik dalam populasi, dan keanekaragaman ekosistem.
Ini adalah konsep penting dalam ilmu biologi dan ekologi.

2. Siklus Materi dan Energi

Prinsip ini mengacu pada pemahaman bahwa materi dan energi dalam ekosistem
beroperasi dalam siklus tertutup. Daur ulang bahan dan efisiensi penggunaan
energi menjadi kunci untuk menciptakan sistem yang berkelanjutan. Siklus materi
dan energi merujuk pada pergerakan dan transformasi bahan-bahan dan energi di
dalam ekosistem. Konsep ini mendasari berbagai proses ekologis yang

12
memungkinkan keberlangsungan kehidupan di bumi. Beberapa aspek penting dari
siklus materi dan energi melibatkan perjalanan dan transformasi unsur-unsur
seperti karbon, nitrogen, air, dan energi di dalam ekosistem.

3. Keseimbangan Ekosistem

Setiap perubahan dalam suatu ekosistem dapat memiliki efek domino pada
organisme lain dan lingkungan sekitarnya. Pemahaman tentang keseimbangan
ekosistem membantu merancang tindakan yang tidak merusak keseimbangan
alami. Keseimbangan ekosistem adalah kondisi di mana suatu ekosistem berfungsi
dengan baik tanpa terlalu banyak fluktuasi atau perubahan yang merugikan.
Keseimbangan ini melibatkan interaksi yang kompleks antara berbagai komponen
ekosistem, termasuk organisme, iklim, tanah, dan faktor-faktor lainnya.
Pentingnya keseimbangan ekosistem terletak pada keberlanjutan dan keberagaman
hayati yang diperoleh melalui interaksi kompleks antara organisme dan
lingkungannya. Pemahaman mendalam tentang keseimbangan ini menjadi dasar
bagi upaya konservasi dan pengelolaan ekosistem untuk memastikan
keberlanjutan jangka panjang.

4. Kapasitas Penampungan Lingkungan

Pemahaman terhadap kapasitas lingkungan untuk menampung aktivitas manusia


dan dampaknya membantu menghindari penyalahgunaan sumber daya alam.
Kapasitas penampungan lingkungan merujuk pada kemampuan suatu wilayah atau
ekosistem untuk menahan atau menampung aktivitas manusia tanpa mengalami
kerusakan yang signifikan atau penurunan kualitas lingkungan secara
berkelanjutan. Upaya konservasi, restorasi ekosistem, dan pengelolaan sumber
daya yang berkelanjutan harus mempertimbangkan batasan alamiah ini untuk
menjaga keberlanjutan lingkungan.

5. Adaptasi dan Evolusi

Organisme hidup memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan


lingkungan. Pemahaman ini dapat diaplikasikan dalam konteks manusia untuk
menyesuaikan kegiatan dan perilaku dengan prinsip-prinsip berkelanjutan.

13
Adaptasi dan evolusi merupakan konsep dasar dalam biologi yang merujuk pada
kemampuan organisme untuk berubah dan beradaptasi dengan lingkungannya
seiring waktu. Proses evolusi melibatkan perubahan dalam warisan genetik
populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Adaptasi dan
evolusi merupakan mekanisme fundamental dalam menjelaskan keragaman hayati
di Bumi.

6. Interkoneksi Ekosistem

Memahami bahwa ekosistem saling terkait dan bahwa perubahan di satu tempat
dapat memiliki efek domino di tempat lain. Hal ini memperkuat ide bahwa
pemecahan masalah lingkungan perlu bersifat sistemik dan menyeluruh.
Ekosistem tidak berdiri sendiri tetapi terhubung satu sama lain melalui berbagai
cara. Pemahaman interkoneksi ekosistem menjadi penting karena perubahan atau
gangguan pada satu ekosistem dapat memiliki dampak yang meluas dan kompleks
pada ekosistem lainnya. Pemahaman tentang interkoneksi ekosistem menjadi
penting dalam pengelolaan sumber daya alam dan konservasi. Upaya untuk
melindungi dan memelihara ekosistem satu wilayah dapat berdampak positif pada
keberlanjutan ekosistem global secara keseluruhan. Kesadaran akan interkoneksi
ini menjadi dasar untuk pendekatan berkelanjutan dalam pengelolaan lingkungan.

Pemecahan pada tingkat akar permasalahan merupakan penerapan prinsip


berkelanjutan yang ditujukan terhadap beberapa masalah lingkungan secara simultan.
Di samping itu juga bahwa pemecahan pada tingkat akar permasalahan dapat
mengurangi tenaga dan uang dibanding dengan pemecahan secara tradisional. Agar
pembangunan dapat terlanjutkan, ada tiga syarat yang harus dipenuhi yaitu:

1. Syarat Ekonomi
a. Aspek ekonomi sering kali menjadi fokus utama dalam tahap awal
pembangunan. Pencapaian pertumbuhan ekonomi yang stabil dan
berkelanjutan menjadi dasar bagi pembangunan yang berlangsung.
b. Keberlanjutan ekonomi melibatkan penciptaan lapangan kerja, distribusi
kekayaan yang adil, dan pertumbuhan yang tidak merugikan lingkungan.

14
2. Syarat Sosial Budaya
a. Kesadaran terhadap dampak sosial dan budaya pembangunan semakin muncul
karena masyarakat menyadari pentingnya melestarikan nilai-nilai budaya dan
struktur sosial mereka.
b. Pembangunan yang berkelanjutan harus memperhitungkan keberlanjutan
budaya, memelihara keberagaman budaya, menghormati hak asasi manusia,
dan memastikan inklusi sosial bagi semua lapisan masyarakat.

3. Syarat Ekologi
a. Kesadaran akan dampak pembangunan terhadap ekosistem dan lingkungan
semakin penting. Pembangunan harus dilakukan dengan mempertimbangkan
keseimbangan ekologi, pelestarian keanekaragaman hayati, dan mitigasi
terhadap perubahan iklim.
b. Strategi pembangunan yang ramah lingkungan dan kebijakan yang
mendukung penggunaan sumber daya alam yang berkelanjutan menjadi kunci
dalam memenuhi syarat ekologi.

C. Peran Aktif Dalam Transformasi Lingkungan Berkelanjutan


Peran aktif dalam transformasi lingkungan berkelanjutan memegang peranan penting
dalam menciptakan perubahan positif untuk melindungi dan menjaga keberlanjutan
lingkungan. Para ahli biologi seperti halnya kelompok masyarakat lainnya memiliki
tanggung jawab yang sama bahkan lebih besar untuk ikut berperan aktif di dalam
menanggulangi masalah lingkungan. Banyak perubahan yang diperlukan untuk
membangun masyarakat yang menerapkan prinsip berkelanjutan. Sustainable society
perlu dibangun sesegera mungkin dan tak bisa ditawar lagi agar kehidupan dapat
berlangsung terus. Membangun sustainable society bukan hanya harus dimulai dari
setiap individu tetapi juga memerlukan perubahan dalam kebijakan pemerintah dan
tindakan hukum serta badan hukum dan terlebih penting adalah perubahan dalam
gaya hidup. Masyarakat berkelanjutan adalah masyarakat yang berupaya memenuhi
kebutuhan penduduknya saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk
memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Masyarakat tersebut berusaha mencapai keseimbangan
yang harmonis antara faktor-faktor sosial, ekonomi, dan lingkungan.

Tentu di dalam proses tersebut, biologi akan menjadi lebih dari suatu bidang
studi yang tidak hanya bersifat hafalan tetapi harus berkaitan langsung dengan dunia

15
nyata. Sebenarnya para ahli biologi dapat mengambil peran aktif di dalam
transformasi prinsip berkelanjutan, melalui berbagai cara, diantaranya:

1. Mempengaruhi perilaku orang lain di sekeliling kita.


2. Mendorong perubahan kebijakan publik melalui surat, lobby, kerjasama
dan usaha lainnya.
3. Menjadi warga negara yang lebih baik dengan berpikir dan bertindak
berdasarkan prinsip lingkungan berkelanjutan.
4. Masyarakat berdasarkan prinsip berkelanjutan adalah masyarakat yang
sangat alami, holistik dan selalu mengantisipasi.

Melibatkan para ahli biologi secara aktif dalam transformasi menuju prinsip
berkelanjutan akan membawa dampak positif yang signifikan. Dengan pengetahuan
dan keterampilan mereka, para ahli biologi dapat menjadi katalisator perubahan dan
pemimpin dalam upaya untuk mencapai masyarakat yang lebih berkelanjutan dan
seimbang. Mencapai masyarakat berkelanjutan memerlukan kolaborasi dan komitmen
dari individu, komunitas, bisnis, dan pemerintah. Hal ini melibatkan pendekatan
holistik yang mengatasi aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan untuk menciptakan
masyarakat yang tangguh dan makmur bagi generasi mendatang.

D. Masalah Lingkungan
Dalam konteks keberlanjutan biologis atau lingkungan hidup, beberapa masalah
khusus yang memengaruhi keberlanjutan ekosistem dan keanekaragaman hayati
melibatkan perubahan dan aktivitas manusia. Hilangnya spesies dan berkurangnya
keanekaragaman genetik dapat mengurangi ketahanan ekosistem terhadap perubahan
lingkungan dan penyakit. Penebangan hutan, perubahan penggunaan lahan, dan
pembangunan infrastuktur menyebabkan hilangnya habitat alami. Fragmentasi habitat
dapat mengisolasi populasi hewan dan tumbuhan, mengancam kelangsungan hidup
mereka.
1. Spesies Invasif
Penyelundupan dan perdagangan spesies invasif dapat merusak ekosistem lokal
dengan menggantikan spesies asli dan mengganggu rantai makanan alami. Spesies
invasif merujuk kepada organisme yang masuk atau diperkenalkan ke suatu wilayah
di mana mereka bukan asli, dan dengan cepat berkembang biak serta menyebar
dengan cara yang merugikan bagi lingkungan, ekonomi, atau kesehatan manusia.

16
Spesies invasif dapat mengancam keberlanjutan spesies asli dengan bersaing untuk
sumber daya, memangsa atau menyebabkan penyakit pada spesies lokal, dan
mengubah ekosistem asli.
2. Pencemaran
Pencemaran air, udara, dan tanah dapat merusak kesehatan spesies biologis dan
ekosistem secara keseluruhan. Zat kimia beracun dapat membahayakan organisme
hidup dan menyebabkan penurunan keanekaragaman hayati. Pencemaran dapat
berasal dari berbagai sumber, termasuk aktivitas manusia dan proses alamiah. Upaya
untuk mengatasi pencemaran melibatkan kebijakan perlindungan lingkungan,
pengembangan teknologi bersih, dan perubahan perilaku individu dan industri.
Perlindungan dan pemulihan lingkungan yang efektif memerlukan kolaborasi antara
pemerintah, perusahaan, dan masyarakat. Kesadaran akan dampak pencemaran dan
upaya untuk menguranginya menjadi kunci untuk mencapai lingkungan yang lebih
bersih dan berkelanjutan.
3. Overharvesting
Eksploitasi sumber daya hayati, seperti ikan, hutan, dan tanaman obat-obatan, tanpa
praktik keberlanjutan dapat mengancam keberlanjutan populasi dan merusak
ekosistem. Overharvesting dapat menyebabkan kerugian ekosistem, mengancam
keberlanjutan sumber daya, dan berdampak negatif pada kehidupan manusia yang
bergantung pada sumber daya tersebut. Untuk mengatasi overharvesting, diperlukan
langkah-langkah perlindungan dan pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan,
termasuk pengaturan kuota pemanenan, pembentukan kawasan lindung, penggunaan
teknik pertanian yang berkelanjutan, dan promosi praktik pengelolaan yang berbasis
ilmiah. Kesadaran masyarakat dan pendidikan tentang pentingnya menjaga
keseimbangan ekosistem juga merupakan faktor penting dalam mengatasi masalah
overharvesting.
4. Perubahan Iklim
Pemanasan global dan perubahan iklim dapat mempengaruhi distribusi
spesies, musim perkembangbiakan, dan pola migrasi. Ini dapat menyebabkan stres
ekologis dan kehilangan habitat untuk beberapa spesies. Perubahan iklim merujuk
pada perubahan jangka panjang dalam pola cuaca rata-rata di suatu wilayah atau di
seluruh planet. Perubahan iklim disebabkan oleh aktivitas manusia, seperti pelepasan
gas rumah kaca dan deforestasi, serta faktor-faktor alamiah seperti variasi radiasi
matahari dan letusan gunung berapi. Salah satu dampak utama perubahan iklim

17
adalah pemanasan global, perubahan dalam pola cuaca regional, termasuk
peningkatan kejadian cuaca ekstrem seperti badai, banjir, kekeringan, dan
gelombang panas. Upaya untuk mengatasi perubahan iklim melibatkan mitigasi,
yaitu upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, dan adaptasi, yaitu upaya
untuk menyesuaikan diri dengan dampak yang sudah tidak dapat dihindari. Solusi
melibatkan perubahan perilaku manusia, penggunaan energi terbarukan, pelestarian
hutan, dan inovasi teknologi untuk mengurangi dampak negatif perubahan iklim.
Lingkungan berkelanjutan akan terwujud dengan menjaga ekologi serta
keseimbangan ekosistem. Lebih spesifiknya, hal utama yang ditekankan dalam
mewujudkan lingkungan berkelanjutan adalah harus mampu melindungi ekologi dan
menangani permasalahan-permasalahan yang terkait di dalamnya serta melestarikan
habitat dan keanekaragaman endemiknya, meningkatkan integritas ekosistem dan
memperbaiki kerusakan ekosistem, serta mempersiapkan strategi untuk menghadapi
ancaman kerusakan yang akan datang.
E. Solusi Dalam Prinsip Biologi Untuk mencapai Lingkungan Berkelanjutan
1. Konservasi Sumber Daya Alam
Mempraktikkan keberlanjutan dalam pengelolaan sumber daya alam seperti hutan,
air, dan tanah. Melibatkan pendekatan ekosistem dalam manajemen sumber daya
untuk memastikan keseimbangan alamiahnya. Mendorong praktik pertanian
berkelanjutan untuk menghindari degradasi tanah dan hilangnya keanekaragaman
hayati. Dan Melestarikan dan mengembangkan kawasan konservasi untuk
melindungi keanekaragaman hayati.
2. Manajemen Limbah
Mengurangi penggunaan bahan berbahaya dan mempromosikan daur ulang.
Menggunakan bakteri dan fungi untuk mendekomposisi limbah organik secara
alami.
3. Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat
Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya keberlanjutan melalui
pendidikan. Mendorong partisipasi masyarakat dalam proyek-proyek konservasi
dan praktik berkelanjutan.
4. Restorasi Ekosistem
Melibatkan program restorasi untuk memulihkan ekosistem yang terdegradasi atau
terancam punah. Mempromosikan pertumbuhan pohon dan hutan sebagai cara
untuk mengatasi masalah perubahan iklim.

18
5. Kerjasama Global
Mendorong kerjasama antar negara untuk memecahkan masalah lingkungan yang
bersifat global, seperti perubahan iklim dan kehilangan keanekaragaman hayati.

Implementasi solusi ini memerlukan kerjasama antara pemerintah, perusahaan,


masyarakat, dan lembaga penelitian untuk mencapai lingkungan yang berkelanjutan
berdasarkan prinsip-prinsip biologi.

1. Pemerintah
Menetapkan kebijakan lingkungan yang mendukung praktik berkelanjutan.
Menegakkan hukum dan peraturan yang melibatkan pengelolaan sumber daya
alam, pengendalian polusi, dan perlindungan lingkungan. Memberikan insentif
dan dukungan keuangan bagi proyek-proyek berkelanjutan. Mendorong
pendidikan lingkungan di sekolah dan masyarakat.
2. Perusahaan
Mengadopsi praktik bisnis yang bertanggung jawab terhadap lingkungan.
Mengurangi limbah dan emisi, serta meningkatkan efisiensi dalam penggunaan
sumber daya. Menginvestasikan dalam riset dan pengembangan teknologi
berkelanjutan. Transparan mengenai dampak lingkungan dari kegiatan bisnis
mereka.
3. Masyarakat
Mengadopsi gaya hidup berkelanjutan, seperti penggunaan energi terbarukan dan
pembelian produk ramah lingkungan. Mengambil inisiatif lokal, seperti partisipasi
dalam program daur ulang dan membersihkan lingkungan. Mendukung dan
mendorong perubahan perilaku dan kebijakan melalui advokasi dan partisipasi
dalam organisasi lingkungan.
4. Lembaga Penelitian
Melakukan penelitian untuk mengembangkan teknologi dan inovasi berkelanjutan.
Memberikan data dan informasi ilmiah untuk mendukung kebijakan pemerintah
dan praktik bisnis berkelanjutan. Memberikan pelatihan dan pendidikan terkait
lingkungan untuk masyarakat dan industri.

Kerjasama yang efektif antara pemerintah, perusahaan, masyarakat, dan


lembaga penelitian akan menciptakan sinergi yang diperlukan untuk mencapai

19
tujuan lingkungan yang berkelanjutan. Komunikasi terbuka, pertukaran informasi,
dan komitmen bersama diperlukan untuk menanggulangi tantangan lingkungan
dan menciptakan masa depan yang berkelanjutan bagi generasi mendatang.

20
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Prinsip lingkungan berkelanjutan mencakup serangkaian nilai dan pedoman yang
bertujuan untuk memastikan bahwa aktivitas manusia dan pengelolaan sumber daya
alam dapat berlangsung secara seimbang tanpa merusak lingkungan dan menjamin
kelangsungan hidup bagi generasi mendatang, pentingnya melibatkan semua pemangku
kepentingan dalam upaya untuk melindungi lingkungan.
2. Prinsip-prinsip biologi yang berkaitan dengan lingkungan berkelanjutan
menekankan pemahaman tentang interaksi antara organisme hidup dan
lingkungannya yang dapat membantu dalam pengelolaan lingkungan secara
berkelanjutan, dengan memahami bagaimana organisme hidup berinteraksi dan
beradaptasi dengan lingkungan mereka.
3. Partisipasi aktif dalam transformasi lingkungan berkelanjutan memiliki peran
krusial dalam menciptakan perubahan positif dan memastikan keberlanjutan sumber
daya alam serta keseimbangan ekosistem. Melibatkan diri secara aktif dalam
transformasi lingkungan berkelanjutan melibatkan serangkaian tindakan dan
keputusan yang mendukung keberlanjutan, memperhitungkan dampak lingkungan,
sosial, dan ekonomi dari setiap langkah yang diambil.
4. Masalah lingkungan adalah tantangan global yang melibatkan berbagai isu yang
mempengaruhi ekosistem bumi dan kesejahteraan manusia. Mengatasi masalah
lingkungan memerlukan upaya bersama dari individu, pemerintah, dan sektor
industri. Solusi melibatkan kebijakan perlindungan lingkungan, teknologi bersih,
pendidikan, dan perubahan perilaku untuk menciptakan masyarakat yang
berkelanjutan.
5. Prinsip-prinsip biologi dapat memberikan arahan untuk solusi dalam mencapai
lingkungan berkelanjutan. Dapat dilakukan Pemeliharaan Keanekaragaman Hayati,
Menerapkan kebijakan konservasi dan restorasi Dengan menerapkan solusi-solusi
ini, kita dapat mencapai lingkungan berkelanjutan yang mempertahankan
keanekaragaman hayati, meminimalkan dampak negatif manusia, dan memastikan
kelangsungan hidup planet ini bagi generasi mendatang.

21
B. Saran
Adapun saran-saran yang dapat kami sampaikan dalam makalah ini yaitu semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan kedepannya dapat memberi kritik
apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini guna perbaikan bagi penulis.

22
DAFTAR PUSTAKA
Refaat, M. (2014, Juli). Sustainable Landscapes; the use of Eco Parks. International Journal
of Education and Research, 2(7).

Munir, M. (2016). Prinsip biologi dalam lingkungan berkelanjutan. Al Ard Jurnal Teknik
Lingkungan, 2(1), 31-37.

Supriatna, J. (2021). Pengelolaan lingkungan berkelanjutan. Yayasan Pustaka Obor


Indonesia.

Effendi, R., Salsabila, H., & Malik, A. (2018). Pemahaman tentang lingkungan berkelanjutan.
Modul, 18(2), 75-82.

Abdullah, O. S. (2017). Ekologi manusia dan pembangunan berkelanjutan. Gramedia


Pustaka Utama.

Nanda, L. D., Tan, F., & Noer, M. (2019). Tingkat partisipasi masyarakat dalam program
penyelamatan dan pengelolaan lingkungan berkelanjutan Danau Maninjau. Jurnal
Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan Dan Perikanan, 8(2), 105-115.

Rosana, M. (2018). Kebijakan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan di


Indonesia. Jurnal Kelola: Jurnal Ilmu Sosial, 1(1).

23

Anda mungkin juga menyukai