Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP

“HUBUNGAN PEMBANGUNAN DAN LINGKUNGAN”

Dosen Pengampu: Drs. Bustamin, M.Si.

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 2

ANISYA (A22120025)

MUH. YAZID ILMANY (A22120029)

MAGFIRA MIKYALIKA SAHIB (A22120066)

NUR HIKMAH (A22120102)

REGINA TRIANA PUTRI (A22120141)

IVANA PEMALIA (A22120142)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

PALU

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami selaku penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul
"HUBUNGAN PEMBANGUNAN DAN LINGKUNGAN", untuk memenuhi tugas mata
kuliah Kajian Lingkungan Hidup.

Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Bustamin, M.Si.
selaku dosen Mata kuliah Kajian Lingkungan Hidup yang telah membimbing penulis dalam
menyelesaikan makalah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah. Makalah ini selain untuk memenuhi
tugas mata kuliah, di harapkan juga mampu memberikan pemahaman mengenai hubungan
pembangunan dan lingkungan.

Penulis menyadari banyak terdapat kekurangan pada makalah ini. Oleh sebab itu,
saran dan kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan makalah bagi penulis. Penulis juga
berharap semoga makalah ini mampu menambah pengetahui bagi penulis dan teman-teman.

Palu, 11 April 2022

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1

A. Latar Belakang...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................. 1
C. Tujuan..................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 2

A. Hubungan Pembangunan dan Linkungan.......................................................... 2


B. Pembangunan Berkelanjutan yang Berwawasan Lingkungan......................... 3
C. Dampak Pembangunan beserta Contoh-contohnya........................................... 6
D. Studi-studi Terkait Lingkungan........................................................................... 6

BAB III PENUTUP........................................................................................................... 17

A. Kesimpulan............................................................................................................. 17
B. Saran....................................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan dan lingkungan mempunyai hubungan yang erat saling terkait
dan saling mempengaruhi satu sama lain. Pembangunan dalam hal ini berupa kegiatan
usaha maupun kegiatan untuk hajat hidup orang banyak, membutuhkan faktor
lingkungan baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial sebagai unsur produksi
baik secara langsung maupun tidak langsung. Lingkungan alam menjadi pemasok
sumberdaya alam yang akan diproses lebih lanjut guna memenuhi kebutuhan
manusia, sedangkan lingkungan sosial menyediakan sumberdaya manusia sebagai
pelaku pembangunan. Sebaliknya lingkungan membutuhkan pembangunan untuk bisa
memberikan nilai guna atau manfaat yang dapat diukur secara ekonomi. Demikian
pula lingkungan sosial juga membutuhkan pembangunan guna mendapatkan manfaat
untuk kehidupan yang lebih baik. Kegiatan pembangunan yang menghasilkan
berbagai produk baik barang dan jasa telah memberikan manfaat bagi kesejahteraan,
kemudahan, dan kenyamanan bagi kehidupan manusia diberbagai bidang. Namun
demikian, dalam kaitan dengan lingkungan alam, ancaman datang dari dua sumber
yakni polusi dan deplesi sumberdaya alam. Polusi berkaitan dengan kontaminasi
lingkungan oleh industri, sedangkan deplesi sumberdaya alam bersumber dari
penggunaan sumbersumber yang terbatas jumlahnya (Hadi dan Samekto, 2007:2).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hubungan pembangunan dan lingkungan?
2. Apa yang dimaksud dengan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan
lingkungan?
3. Apa saja dampak pembangunan dan contoh-contohnya?
4. Apa saja studi-studi terkait lingkungan?
C. Tujuan
1. Dapat memahami tentang hubungan pembangunan dan lingkungan.
2. Dapat memahami tentang pembangunan berkelanjutan yang berwawasan
lingkungan.
3. Dapat mengetahui tentang dampak pembangunan beserta contoh-contohnya.
4. Dapat mengetahui tentang studi-studi terkait lingkungan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hubungan Pembangunan dan Lingkungan


Hakekatnya, pelaksanaan pembangunan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
lingkungan. Ibarat suatu sistem, maka keduanya tidak dapat dipisahkan satu sama
lain. Secara umum, pembangunan bertujuan untuk meningkatkan mutu hidup rakyat
dan mmenuhi kebutuhan dasar (human needs) rakyat yang lebih baik. Dalam upaya
memperbaiki mutu hidup rakyat, sebagaimana tujuan dari pembangunan, maka
kemampuan lingkungan hidup dalam mendukung kehidupan pada tingkat yang lebih
tinggi seharusnya dipelihara dari kerusakan. Pemeliharaan lingkungan hidup
diupayakan dalam rangka menghindari terjadinya kepunahan kehidupan. Dengan kata
lain, apabila terjadi kerusakan, kemerosotan yang parah pada ekosistem tempat hidup
manusia, maka kedepannya kehidupan manusia akan mengalami kesulitan yang
banyak. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pembangunan berkelanjutan tidak
terjadi.
Ada beberapa hal yang seyogyanya diperhatikn dalam pelaksanaan
pembangunan dan pemanfaatan sumber-sumber alam yang dapat diperbaharui, yaitu
sebagai berikut:
a. Generasi yang akan datang harus tetap mewarisi suatu alam yang masih penuh
sumber kemakmuran untuk dapat memberi kehidupan kepada mereka.
b. Tetap adanya keseimbangan dinamis diantara unsur-unsur yang terdapat di alam.
c. Dalam penggalian sumber-sumber alam harus tetap dijamin adanya pelestarian
alam, artinya pengambilan hasil tidak sampai merusak terjadinya autoregenerasi
dari sumber alam tersebut.
d. Perencanaan kehidupan manusia hendaknya tetap dengan lingkungan dan
terciptanya kepuasan baik fisik, ekonomi, sosial, maupun kebutuhan spritual.

Selain itu dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek pembangunan dan


penggalian sumber daya alam untuk kehidupan harus disertai dengan :
1. Strategi pembangunan yang sadar akan permasalahn lingkungan hidup, dengan
dampak ekologi yang sekecil-kecilnya.

2
2. Suatu politik lingkungan se-Indonesia yang bertujuan mewujudkan persyaratan
kehidupan masyarakat Indonesia yang lebih baik untuk puluhan tahun yang akan
datang (kalau mungkin untuk selamanya).
3. Eksploitasi sumber hayati didasarkan tujuan kelanggengan atau kelestarian
lingkungan dengan prinsip memanen hasil tidak akan menghancurkan daya
autoregenerasinya.
4. Perencanaan pembangunan dalam rangka memenuhi kebutuhan penghidupan
hendaknya dengan tujuan mencapai suatu keseimbangan dinamis dengan
lingkungan hinggga memberikan keuntungan secara fisik, ekonomi, sosial dan
spritual.
5. Usahakan agar sebagian hasil pembangunan dapat dipergunakan untuk
memperbaiki kerusakan lingkungan akibat proyek pembangunan, dalam rangka
menjaga kelestarian lingkungan.
6. Pemakaian sumber alam tidak dapat diganti, harus sehemat dan seefisien
mungkin.
B. Pembangunan Berkelanjutan yang Berwawasan Lingkungan
 Konsep Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development) Yang
Berwawasan Lingkungan di Indonesia
Pembangunan merupakan proses yang pada umumnya direncanakan dengan
sengaja dalam masyarakat untuk menuju pada keadaan hidup yang lebih baik.
Dalam membicarakan pembangunan berkelanjutan, maka ada dua aspek penting
yang saling mempengaruhi satu sama lain, yaitu aspek lingkungan dan aspek
pembangunan. Konsep dasar pembangunan berkelanjutan berawal dari kebutuhan
hidup manusia yang tidak terbatas jumlahnya yang tidak sejalan dengan
keberadaan sumber daya alam yang terbatas. Oleh karena itu, pelestarian sumber
daya alam harus diperhatikan.. Dalam rangka menyeimbangkan keberadaan
sumberdaya alam dengan kegiatan ekonomi diperlukan pembangunan
berwawasan lingkungan. Terlihat jelas bahwa perwujudan harmonisasi antara
pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan serta sumberdaya menjadi dua
hal pokok yang perlu diperhatikan. Dengan demikian, pembangunan yang
dilakukan tidak hanya berguna untuk masa sekarang akan tetapi dapat
berkelanjutan untuk masa yang akan datang.

3
Sejalan dengan itu, The Global Tomorrow Coalition menyebutkan bahwa ada
empat (4) hal yang menjadi alasan dasar dari pembangunan berkelanjutan.
Keempat hal tersebut adalah:
1. Pembangunan ekonomi dan kesehatan lingkungan merupakan dua hal
pokok yang saling berkaitan. Proses pengambilan keputusan atau
perumusan kebijakan mengawali integrasi yang terjadi antara lingkungan
dan ekonomi.
2. Persoalan lingkungan merupakan hal yang saling terkait satu sama lain.
3. Masalah ekonomi dan lingkungan juga berhubungan dengan faktor sosial
dan politik.
4. Pentingnya kerjasama dan komunikasi internasional diakibatkan oleh
faktor-faktor ekonomi, polusi, dan ekosistem yang tidak mempedulikan
batas-batas negara.
Emil Salim mendefinisikan pembangunan berwawasan lingkungan merupakan
upaya sadar dan berencana dalam menggunakan dan mengelola sumber daya alam
secara bijaksana dalam pembangunan yang berkesinambungan untuk
meningkatkan kualitas hidup. Emil Salim berpendapat bahwa pembangunan
berkelanjutan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, untuk
memenuhi kebutuhan dan aspirasi manusia. Secara umum pembangunan yang
berkelanjutan pada hekekatnya dilaksanakan dalam rangka menjamin
keberlangsugan hidup generasi masa akan datang melalui pemerataan
pembangunan.
Sementara Pembangunan berwawasan lingkungan merupakan pola
kebijaksanaan pembangunan yang bertujuan untuk tidak mengganggu
keseimbangan ekosistem yaitu pembangunan yang berorientasi kepada
pengelolaan sumber daya alam sekaligus melakukan upaya perlindungan dan
pengembangannya. Pengelolaan lingkungan hidup berdasarkan pelestarian
kemampuan lingkungan yang serasi dan seimbang untuk menunjang
pembangunan yang berkesinambungan bagi peningkatan kesejahteraan manusia.
Dalam pelaksanaan pembangunan berwawasan lingkungan, Lonergan
menegaskan bahwa terdapat tiga (3) dimensi penting yang harus menjadi
pertimbangan. Ketiga dimensi tersebut adalah:

4
1. Dimensi ekonomi yang menghubungkan antara pengaruh-pengaruh unsur
makroekonomi dan mikroekonomi pada lingkungan dan bagaimana
sumberdaya alam diperlakukan dalam analisis ekonomi.
2. Dimensi politik yang mencakup proses politik yang menentukan
penampilan dan sosok pembangunan, pertumbuhan penduduk, dan
degradasi lingkungan pada semua negara. Dimensi ini juga termasuk
peranan agen masyarakat dan struktur sosial dan pengaruhnya terhadap
lingkungan.
3. Dimensi Sosial Budaya yang mengaitkan antara tradisi atau sejarah dengan
dominasi ilmu pengetahuan barat, serta pola pemikiran dan tradisi agama.
Ketiga dimensi ini berintegrasi satu sama lain untuk mendorong
terciptanya pembangunan yang berwawasan lingkungan.

Menurut Otto Soemarwoto pembangunan berkelanjutan tidak memiliki sifat


serakah yang mementingkan kepentingan diri sendiri, akan tetapi pembangunan
berkelanjutan pun memikirkan kebutuhan bagi generasi penerus selanjutnya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dilihat secara jelas bahwa terdapat hubungan erat
antara pembangunan berkelanjutan dengan pembangunan berwawasan lingkungan.
Dapat dikatakan bahwa pembangunan berwawasan lingkungan merupakan kunci
dalam menciptakan pembangunan berkelanjutan. Lebih lanjut, menanggapi hubungan
antara keduanya, M. Daud Silalahi menegaskan bahwa antara pembangunan
berwawasan lingkungan dengan pembangunan berkelanjutan dapat diibaratkan
bagaikan dua sisi dari mata uang yang sama dimana keduanya saling berkaitan. Oleh
karena itu konsepsi pembangunan berkelanjutan dan pembangunan berwawasan
lingkungan dipadukan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009. Dalam
UndangUndang Nomor 32 Tahun 2009 dijelaskan bahwa:
"Pembangunan berkelanjutan (berwawasan lingkungan) adalah upaya sadar
dan terencana yang memadukan yang memadukan aspek lingkungan hidup, sosial,
dan ekonomi ke dalam strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan
hidup serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa
kini dan generasi masa depan."
Secara garis besar, pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan
merupakan pembangunan yang tidak mengabaikan kelestarian lingkungan, menjaga
keharmonisan lingkungan dan sumber daya agar pembangunan berkelanjutan bagi

5
generasi masa kini dan nanti dapat ditopang oleh keberadaan lingkungan dan
sumberdaya yang lestari. Dalam hal ini pembangunan berkelanjutan yang berwawasan
lingkungan berarti mengelola sumber daya untuk meningkatkan kesejahteraan
generasi sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi masa akan datang untuk
mengelola sumberdaya guna meningkatkan kesejahteraannya.
C. Dampak Pembangunan dan Contoh-Contohnya
Beberapa isu dampak dalam pembangunan berkelanjutan telah dijelaskan
secara rinci oleh Mudiyarso, yaitu:
a. Perubahan iklim global;
b. Penipisan lapisan ozon;
c. Menurunnya keanekaragaman hayati;
d. Menurunnya kualitas lingkungan;
e. Masalah kemiskinan.
Di samping isu dampak di atas, beberapa contoh permasalahan lingkungan
yang diakibatkan oleh pembangunan, antara lain:
No Akibat Dari Masalah Lingkungan
.
1 Pembangunan Pertanian, Perkebunan, - Menciptakan siklus karbon
dan Peternakan pemanasan bumi, perubahan
iklim.
- Siklus tata air terganggu (erosi,
banjir, dan kekeringan).
2 Pembangunan Industri yang - Pencemaran sungai. -
menghasilkan limbah padat, limbah Pencemaran air sawah dan air
cair, imbah gas, bau, dan kebisingan. laut
- Pencemaran air dan udara yang
digunakan masyarakat

D. Studi-Studi Terkait Lingkungan


a. KLHS (Kajian Lingkungan Hidup Strategis)
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah kajian yang harus
dilakukan pemerintah daerah sebelum memberikan izin pengelolaan lahan
maupun hutan. KLHS tertuang dalam UU No 32 Tahun 2009 Tentang

6
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Pembuatan KLHS ditujukan
untuk memastikan penerapan prinsip pembangunan berkelanjutan dalam
pembangunan suatu wilayah, serta penyusunan kebijakan dan program
pemerintah.
Menurut undang-undang tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup, KLHS harus dilakukan dalam penyusunan dan evaluasi rencana tata ruang
wilayah, rencana pembangunan jangka menengah dan panjang, kebijakan dan
program yang berpotensi menimbulkan dampak dan atau risiko terhadap
lingkungan hidup.
Mekanisme pelaksanaan KLHS meliputi pengkajian pengaruh kebijakan,
rencana, dan program terhadap kondisi lingkungan hidup di suatu wilayah,
perumusan alternatif penyempurnaan kebijakan dan program serta rekomendasi
perbaikan untuk pengambilan keputusan kebijakan dan program yang
mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan. KLHS sendiri menurut
ketentuan harus memuat kajian mengenai kapasitas daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup untuk pembangunan; perkiraan mengenai dampak dan
risiko terhadap lingkungan hidup.
b. RPPLH (Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup)
RPPLH (Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup) adalah
perencanaan tertulis yang memuat potensi, masalah LH, serta upaya perlindungan
dan pengelolaannya dalam kurun waktu tertentu.
Tujuan penyusunan RPPLH antara lain sebagai berikut:
 Mengharmonisasikan pembangunan dengan kemampuan daya dukung dan
daya tampung lingkungan hidup
 Meningkatkan kualitas lingkungan hidup dan melindungi keberlanjutan
fungsi lingkungan hidup
 Menugatkan tata kelola pemerintahan dan kelembagaan masyarakat untuk
pengendalian, pemantauan, dan pendayagunaan lingkungan hidup
 Meningkatkan ketahanan dan kesiapan dalam menghadapi perubahan
iklim
Muatan RPPLH antara lain sebagai berikut:
 Rencana Pemanfaatan dan/atau Pencadangan SDA

7
 Rencana Pemeliharaan dan Perlindungan Kualitas dan/atau Fungsi
Lingkungan Hidup
 Rencana Pengendalian, Pemantauan, serta Pendayagunaan dan Pelestarian
SDA
 Rencana Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim
Tahapan RPPLH antara lain sebagai berikut:
 Inventarisasi lingkungan hidup
 Penetapan wilayah ekoregion
 Penyusunan RPPLH
Prinsip RPPLH antara lain sebagai berikut:
 Pembangunan Berkelanjutan
 Pembangunan Rendah karbon Partisipasi publik
 Kerjasama antar daerah
Inventarisasi dalam RPPLH antara lain:
 Ketersediaan dan kebutuhan
 Air, udara, tanah, laut
 Pangan, energi, lahan, hutan, kehati
 Pencemaran dan kerusakan
 Kualitas LH: baik atau buruk
 Daya dukung dan daya tampung LH: meningkat atau menurun
Indikator kinerja RPPLH antara lain D3TLH, IKLH, keberlanjutan ekosistem,
adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.\
c. AMDAL (Analisis Dampak Lingkungan)
 Pengertian AMDAL
Pada dasarnya, sebelum adanya AMDAL, ketika melakukan pembangunan
sudah memerhatikan keberlangsungan dari lingkungan hidup yang tercantum di
dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Pokok-Pokok Pengolahan
Lingkungan Hidup. Di dalam Undang-Undang tersebut ada banyak sekali tentang
pengelolaan lingkungan hidup, sumber daya alam, sumber daya buatan, dan lain-
lain.
Seiring dengan perkembangan zaman, Undang-Undang tentang pengelolaan
lingkungan hidup juga turut berkembang. Indonesia membuat suatu Peraturan

8
Pemerintah yang di mana di dalam Peraturan tersebut dijelaskan pengertian
tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1986, AMDAL adalah
hasil studi mengenai dampak suatu kegiatan yang direncanakan terhadap
lingkungan hidup, yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan. Dengan
adanya Peraturan Pemerintah tersebut, maka dapat dikatakan bahwa sudah
seharusnya bagi mereka yang ingin melakukan pembangunan harus memerhatikan
kondisi lingkungan hidup apakah bisa rusak atau malah bisa berkembang.
Sekitar 7 tahun kemudian, Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1986
mengalami perbaikan, sehingga muncul Peraturan Pemerintah baru, yaitu
Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1993 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan. Pada PP ini, Analisis Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL)
dijelaskan secara lebih lengkap atau bisa dikatakan bahwa ada beberapa
pengertian AMDAL, seperti AMDAL kegiatan multisektor, AMDAL kawasan,
dan AMDAL regional. Bahkan PP ini, juga menjelaskan tentang instansi yang
bertanggung jawab atas AMDAL dan komisi AMDAL.
Adapun instansi yang dimaksud berdasarkan PP tersebut adalah Menteri atau
Pimpinan lembaga non departemen berfungsi untuk melakukan sebuah
perencanaan usaha atau kegiatan yang bersangkutan. Selain itu, Gubernur Kepala
daerah Tingkat I berfungsi untuk memberikan pengawasan terhadap kegiatan atau
usaha yang ada di bawah wewenangnya.
Berdasarkan PP Nomor 51 Tahun 1993, AMDAL kegiatan terpadu atau
multisektoral adalah hasil studi mengenai dampak penting usaha atau kegiatan
yang terpadu yang direncanakan terhadap lingkungan hidup dalam satu kesatuan
hamparan ekosistem dan melibatkan kewenangan lebih dari satu instansi.
AMDAL lingkungan kawasan adalah hasil studi mengenai dampak penting usaha
atau kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup dalam satu kesatuan
hamparan ekosistem dan menyangkut kewenangan satu instansi yang bertanggung
jawab.
Sementara itu, masih dalam PP yang sama, AMDAL regional adalah hasil
studi mengenai dampak penting usaha atau kegiatan yang direncanakan terhadap
lingkungan hidup dalam satu kesatuan hamparan ekonomi sistem zona rencana
pengembangan wilayah sesuai dengan rencana umum tata ruang daerah dan
melibatkan kewenangan lebih dari satu instansi yang bertanggung jawab.
9
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), AMDAL adalah penilaian
dampak positif dan negatif dari perencanaan sebuah proyek (pembangunan) yang
melingkupi aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi.
 Jenis AMDAL
Pada dasarnya jenis AMDAL terbagi menjadi 4, tetapi ketika Peraturan
Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 muncul, jenis AMDAL menjadi dua. Hal ini
dikarenakan AMDAL regional yang ada di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 51
tahun 1993 sudah dihapus dengan tujuan untuk memperluas pembangunan yang
bukan hanya berdasarkan lingkungan saja, tetapi menjadi pembangunan yang
berkelanjutan.
1. AMDAL Tunggal
AMDAL tunggal adalah suatu bentuk usaha atau kegiatan yang di mana
kewenangannya dipegang oleh satu instansi atau perusahaan yang sangat
memahami tentang usaha atau kegiatan yang sedang dilaksanakan.
2. AMDAL Multisektoral
AMDAL multisektoral adalah sebuah hasil studi yang didalamnya berisi
tentang dampak penting dari suatu kegiatan atau usaha yang sudah direncanakan
terhadap lingkungan hidup dalam satu ekosistem dan kewenangannya dipegang
lebih dari satu instansi atau perusahaan.
 Tujuan AMDAL
Terdapat beberapa tujuan ketika AMDAL digunakan untuk melakukan
pembangunan di suatu wilayah. Berikut ini tujuan dibuatnya AMDAL.
1. Memberikan Masukan Tentang Perencanaan Suatu Kegiatan Usaha atau
Pembangunan
Tujuan pertama dari AMDAL adalah bisa memberikan saran agar
pembangunan atau kegiatan usaha yang dilakukan tidak mencemari dan
merusak lingkungan hidup. Hal ini dikarenakan dibuatnya AMDAL membuat
kita tahu hal-hal yang perlu dilakukan agar pembangunan tidak mencemari
dan merusak lingkungan hidup, sehingga pembangunan dapat berjalan dengan
semestinya.
Dengan masukan tersebut, semua pihak yang tergabung di dalam suatu
proyek pembangunan atau kegiatan usaha memiliki peran dalam menjaga
lingkungan hidup. Selain itu, pembangunan akan berjalan dengan baik karena

10
tidak akan melanggar Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah tentang
lingkungan hidup dan AMDAL.
2. Memberikan Informasi Kepada Masyarakat Tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Tujuan kedua dari adanya AMDAL adalah masyarakat menjadi informasi
tentang pengelolaan lingkungan hidup ketika sebuah proyek pembangunan
berlangsung. Masyarakat akan merasa aman karena lingkungan hidup
disekitarnya tidak rusak dan tidak tercemar. Bahkan, masyarakat sekitar juga
bisa turut andil dalam proyek pembangunan yang sedang berjalan.
Tujuan ini amat sangat berguna bagi masyarakat dan mereka yang
melakukan proyek pembangunan karena sama-sama diuntungkan. Masyarakat
dapat merasakan manfaat dari suatu pembangunan dan mereka (pemilik modal
dan pemilik proyek pembangunan) dapat membangun dengan tenang,
sehingga proyek pembangunan yang sudah jadi dapat bertahan lama.
3. Memberikan Izin Usaha Atau Kegiatan
Tujuan AMDAL yang ketiga adalah pemerintah dapat memberikan izin
usaha atau kegiatan. Sebuah izin untuk membangun usaha atau melakukan
suatu kegiatan harus dimiliki oleh para pelaksana. Apabila suatu usaha atau
kegiatan tidak memiliki izin, maka ada hal yang dapat merugikan lingkungan
hidup dan bisa meresahkan kehidupan masyarakat di sekitar usaha yang
dibangun dan kegiatan yang dilaksanakan.
AMDAL menjadi salah satu syarat untuk membuat suatu usaha atau
kegiatan. Hal ini dikarenakan AMDAL dapat memberitahukan informasi
tentang lingkungan hidup kepada pemerintah, sehingga pemerintah dapat
membuat keputusan apakah suatu usaha dan kegiatan yang akan dibangun
dapat dilaksanakan atau tidak.
4. Menjadi Acuan Perencanaan Pembangunan Pada Suatu Wilayah
Tujuan AMDAL yang keempat adalah menjadi acuan dalam membuat
perencanaan pembangunan di suatu wilayah. Suatu pembangunan akan
terlaksana dengan baik dan optimal jika dibuat suatu perencanaan yang
matang. Salah satu rencana yang perlu diperhatikan ketika menyelenggarakan
suatu pembangunan adalah membuat AMDAL.
AMDAL bisa dikatakan memiliki peran yang cukup penting dalam
keberhasilan suatu pembangunan karena tidak akan membuat mencemari dan
11
merusak lingkungan hidup. Hal ini penting untuk dilakukan agar kondisi alam
dapat terjaga dengan baik.
5. Untuk Dijadikan Sebuah Dokumentasi Legal Dan Ilmiah
Tujuan AMDAL yang kelima adalah sebagai bentuk dokumentasi legal
dan ilmiah. Pada tujuan ini, pemerintah dan pemilik proyek akan memiliki
sebuah bukti yang legal, sehingga pelaksanaan pembangunan tidak akan
terhambat
Selain itu, AMDAL juga bisa dijadikan sebagai suatu bukti ilmiah
bahwa lingkungan hidup di sekitar pembangunan tidak akan rusak. Bukti
ilmiah ini dapat dibuktikan dengan cara melakukan sebuah penelitian dan
riset sebelum melakukan suatu proyek pembangunan.
 Manfaat AMDAL
Dengan adanya AMDAL, mulai dari pemerintahan, pemilik modal, pemilik
proyek, hingga bagi masyarakat itu sendiri akan bisa merasakan manfaatnya.
- Manfaat AMDAL Untuk Pemerintahan
1. Sebagai bentuk tanggung jawab pemerintah dalam menjaga dan mengelola
lingkungan hidup.
2. Pencemaran lingkungan dan kerusakan lingkungan dapat dicegah.
3. Dapat menjaga suatu konsep “pembangunan berkelanjutan” agar
pembangunan tetap terus berjalan.
4. Suatu kebijaksanaan tentang pengelolaan lingkungan hidup dapat diambil
dan dilaksanakan dengan baik.
- Manfaat AMDAL Untuk Pemilik Modal
1. Dengan adanya AMDAL, pemilik modal (bank) mudah menyetujui dan
memberikan modal pinjaman untuk suatu pembangunan.
2. Dengan adanya AMDAL, pemilik modal (perseorangan atau kelompok)
tidak ragu untuk berinvestasi dalam suatu proyek pembangunan.
- Manfaat AMDAL Untuk Pemilik Proyek
1. Memberikan kepercayaan kepada pemerintah, pemilik modal, dan
masyarakat bahwa proyek pembangunan yang dilaksanakan tidak akan
mencemari lingkungan hidup dan merusak lingkungan hidup.
2. Dapat memberikan sebuah informasi tentang kondisi lingkungan hidup
yang ada di sekitar proyek pembangunan.

12
3. Proyek pembangunan akan tetap berjalan tanpa harus mengkhawatirkan
melanggar Peraturan Pemerintah atau Undang-Undang yang berlaku.
4. Memberikan solusi dari permasalahan lingkungan hidup yang akan terjadi
di kemudian hari.
- Manfaat AMDAL Untuk Masyarakat
1. Masyarakat bisa mengetahui bagaimana rencana pembangunan
berlangsung.
2. Dapat mengawasi ketika proyek pembangunan sedang dilaksanakan.
3. Dapat mengetahui informasi, apakah proyek pembangunan menyebabkan
kerusakan lingkungan atau tidak.
4. Memiliki andil selama proyek pembangunan berlangsung.
d. UKL-UPL (Upaya Pengelolaan Lingkungan – Upaya Pemantauan
Lingkungan)
UKL-UPL (Upaya Pengelolaan Lingkungan – Upaya Pemantauan
Lingkungan) adalah pengelolaan dan pemantauan terhadap usaha dan/ atau
kegiatan yang tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha
dan/ atau kegiatan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012 Tentang Izin
Lingkungan, UKL-UPL yang merupakan singkatan dari Upaya Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup adalah pengelolaan
dan pemantauan terhadap Usaha dan/atau Kegiatan yang tidak berdampak penting
terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan
tentang penyelenggaraan Usaha dan/atau Kegiatan. Kegiatan yang tidak wajib
menyusun AMDAL tetap harus melaksanakan upaya pengelolaan lingkungan dan
upaya pemantauan lingkungan. Kewajiban UKL-UPL diberlakukan bagi kegiatan
yang tidak diwajibkan menyusun AMDAL dan dampak kegiatan mudah dikelola
dengan teknologi yang tersedia.
UKL-UPL merupakan perangkat pengelolaan lingkungan hidup untuk
pengambilan keputusan dan dasar untuk menerbitkan izin melakukan usaha dan
atau kegiatan. Dokumen UKL-UPL dibuat pada fase perencanaan proyek sebagai
kelengkapan dalam memperoleh perizinan. Upaya Pengelolaan Lingkungan dan
Upaya Pemantauan Lingkungan  diwajibkan pula bagi usaha dan/atau kegiatan
yang telah berjalan namun belum memiliki UKL-UPL. Upaya Pengelolaan
13
Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan dibuat untuk proyek-proyek
yang dampak lingkungannya dapat diatasi, skala pengendaliannya kecil dan tidak
kompleks.
Berbeda dengan AMDAL, proses dan prosedur UKL-UPL menggunakan
formulir isian yang berisi: Identitas pemrakarsa, Rencana Usaha dan/atau
kegiatan, Dampak Lingkungan yang akan terjadi, Program pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup, Tanda tangan dan cap.
Formulir Isian diajukan pemrakarsa kegiatan kepada : Instansi yang
bertanggungjawab di bidang pengelolaan lingkungan hidup Kabupaten/Kota untuk
kegiatan yang berlokasi pada satu wilayah kabupaten/kota, Instansi yang
bertanggung jawab di bidang pengelolaan lingkungan hidup Provinsi untuk
kegiatan yang berlokasi lebih dari satu Kabupaten/Kota, Instansi yang
bertanggungjawab di bidang pengelolaan lingkungan hidup dan pengendalian
dampak lingkungan untuk kegiatan yang berlokasi lebih dari satu provinsi atau
lintas batas negara
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan
dinyatakan berlaku sepanjang usaha dan/atau kegiatan tidak melakukan perubahan
lokasi, desain, proses, bahan baku dan/atau bahan penolong. Upaya Pengelolaan
Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan yang telah dinyatakan sesuai
dengan isian formulir atau layak, maka dinyatakan kadaluarsa apabila usaha
dan/atau kegiatan tidak dilaksanakan dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun sejak
rekomendasi atas UKL-UPL.
e. SPPL (Surat Pernyataan Kesangupan Pengelolaan dan Pemantauan
Lingkungan Hidup)
 Deskripsi
- Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Hidup (SPPL) adalah Dokumen Lingkungan Hidup (DLH) berupa surat
yang menyatakan kesanggupan pelaku usaha untuk mengelola dan
memantau dampak lingkungan hidup dari kegiatan usahanya.
- SPPL ini merupakan jenis DLH yang paling sederhana dan paling sesuai
bagi pelaku UKM pada umumnya, khususnya jika kegiatan usaha yang
dikerjakan termasuk yang tidak wajib memiliki UKL-UPL atau AMDAL.

14
- Dokumen SPPL merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan Izin
Teknis tertentu seperti Izin Usaha Industri (IUI) dan Tanda Daftar Usaha
Pariwisata (TDUP).
 Syarat
1. Surat Permohonan (untuk Perusahaan berbadan hukum, menggunakan kertas
berkop surat). Untuk format Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan
(SPPL), Unduh disini.
2. Fotokopi KTP Pemrakarsa/Pemilik usaha/Penanggung jawab kegiatan
3. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Perusahaan (NPWP)
4. Fotokopi tanda lunas Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tahun berjalan
5. Fotokopi surat kepemilikan lahan (Girik, Akta Jual Beli (AJB), Sertifikat Hak
Milik (SHM), Hak Guna Bangunan (HGB), Perikatan Jual Beli)
6. Surat pernyertaan sewa menyewa/kontrak
7. Surat pernyataan persetujuan tetangga yang ditandatangani Kelurahan dan
kecamatan setempat
8. Fotokopi Surat Keterangan Domisili Usaha (SKDU)
9. Fotokopi Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dan Tanda Daftar Perusahaan
(TDP)
10. Akta Pendirian perusahaan/ Izin Penanaman Modal Asing (PMA)/Penanaman
Modal Dalam Negeri (PMDN)
11. Fotokopi Izin Mendirikan Bangunan (IMB)/pra siteplan
12. Surat pernyataan diatas materai Rp. 6.000,- untuk kegiatan klinik, bahwa tidak
melakukan kegiatan rawat inap, laoratorium dan kebidanan
13. Fotokopi lokasi/kegiatan, tampak samping dan kegiatan operasional
 Tahapan
1. Pemohon mengisi formulir permohonan dan melengkapi persyaratan Surat
Pernyataan Pengelolaan Lingkungan (SPPL)
2. Pemeriksaan kelengkapan persyaratan terhadap berkas permohonan
3. Jika persyaratan sudah lengkap maka dibuatkan tanda terima
4. Peninjauan lapangan
5. Jika sudah sesuai antara data dan kondisi di lapangan dibuatkan format SPPL,
jika tidak sesuai maka permohonan dikembalikan ke Pemohon
6. Pemeriksaan dan verifikasi SPPL oleh pejabat verifikator

15
7. SPPL ditandatangani oleh Ketua Komisi Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL)
 Biaya
Tidak ada retribusi atau gratis
 Catatan Penting
- Masa Berlaku
SPPL berlaku selama usaha dan/atau kegiatan berlangsung sepanjang tidak
ada perubahan atas usaha dan/atau kegiatan dimaksud
- Subjek Perizinan
Dokumen SPPL dapat diajukan oleh semua jenis pelaku usaha - baik
berupa perseorangan maupun badan yang tidak berbadan hukum (seperti
CV/Firma), maupun yang berbadan hukum (seperti PT atau Koperasi) –
selama masih dalam skala kecil atau menengah, dan menyelenggarakan
kegiatan usaha yang tergolong wajib memiliki SPPL.
- Catatan Penting
 Terdapat tiga jenis Dokumen Lingkungan Hidup, yaitu dokumen Surat
Pernyataan Pengelolaan Lingkungan (SPPL), Upaya Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-
UPL), dan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). SPPL
umumnya hanya dapat diajukan oleh pelaku usaha skala mikro, kecil, atau
menengah (UKM), yang dalam menyelenggarakan usahanya tidak
diwajibkan untuk memiliki Izin Lingkungan.
 Penting bagi pelaku usaha untuk mencari tahu apakah rencana
pengembangan usahanya sudah termasuk yang wajib UKL-UPL,
AMDAL, atau cukup memiliki SPPL saja.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pemeliharaan lingkungan hidup diupayakan dalam rangka menghindari
terjadinya kepunahan kehidupan. Dengan kata lain, apabila terjadi kerusakan,
kemerosotan yang parah pada ekosistem tempat hidup manusia, maka kedepannya
kehidupan manusia akan mengalami kesulitan yang banyak. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa pembangunan berkelanjutan tidak terjadi.
Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan merupakan
pembangunan yang tidak mengabaikan kelestarian lingkungan, menjaga
keharmonisan lingkungan dan sumber daya agar pembangunan berkelanjutan bagi
generasi masa kini dan nanti dapat ditopang oleh keberadaan lingkungan dan
sumberdaya yang lestari.
Dampak dalam pembangunan berkelanjutan telah dijelaskan secara rinci oleh
Mudiyarso, yaitu: Perubahan iklim global; Penipisan lapisan ozon; Menurunnya
keanekaragaman hayati; Menurunnya kualitas lingkungan; dan Masalah kemiskinan.
Studi-studi terkait lingkungan meliputi 6 macam, yaitu KLHS (Kajian
Lingkungan Hidup Strategis), RPPLH (Rencana Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup), AMDAL (Analisis Dampak Lingkungan), UKL-UPL (Upaya
Pengelolaan Lingkungan – Upaya Pemantauan Lingkungan), dan SPPL (Surat
ernyataan Kesangupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup).
B. Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Apabila terdapat kesalahan mohon dapat memaafkan. Kami selaku penulis menyadari
makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, baik dalam hal penulisan, maupun
materi yang disajikan, sehingga penulis memohon saran dan kritik dari pembaca.
Penulis juga memohon untuk tidak hanya terpaku pada materi yang kami sajikan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Rosana, M. (2018). Kebijakan Pembangunan Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan Di


Indonesia. Jurnal KELOLA : Jurnal Ilmu Sosial. Vol 1 No 1 Tahun 2018. Hal 148-
163. Retrieved from https://core.ac.uk/download/pdf/234031768.pdf

Admin. (2019, Januari 11). Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS). Retrieved from
dlh.bulelengkab.go.id: https://dlh.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/kajian-
lingkungan-hidup-strategis-klhs-41

Restu. (2021). Pengertian AMDAL: Sejarah, Manfaat, Tujuan dan Jenisnya. Retrieved from
gramedia.com: https://www.gramedia.com/literasi/amdal/

Persiapan Penyusunan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH)


Kota Surabaya. (2017). Surabaya

https://www.ukmindonesia.id/baca-izin/144

https://synergysolusi.com/indonesia/berita-terbaru/mengenal-ukl-upl-lebih-dekat

18

Anda mungkin juga menyukai