Disusun Oleh:
Muhammad Azhari (210502047)
Rizky Chandra Pratama (210502050)
M.Khairur Razikin (210502053)
Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta
karunia-Nya sehingga makalah dengan berjudul‘Kerusakan atau Gangguan
Llinkungan’dapat selesai.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah pembanguna
berkelanjutan. Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan menambah wawasan
kepada pembaca tentang kerusakan lingkungan akibat industri.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Dr.Rita Syntia ST.M,M
selaku dosen mata kuliah pembangunan berkelanjutan. Berkat tugas yang diberikan
ini, dapat menambah wawasan penulis berkaitan dengan topik yang diberikan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang
membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak
kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan
ketaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharap
adanya kritik serta saran dari pembaca apabila menemukan kesalahan dalam
makalah ini.
Kelompok 10
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...........................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................3
1.1 LATAR BELAKANG.....................................................................3
1.2 RUMUSAN MASALAH..................................................................4
1.3 TUJUAN PENULISAN....................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................5
CONTOH KASUS PENCEMARAN LINGKUNGAN OLEH
INDUSTRI.........................................................................................15
BAB III PENUTUP.................................................................................17
KESIMPULAN.....................................................................................17
SARAN.................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................19
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pembangunan pada abad 20 yang lalu adalah pola pembangunan konvensional yang
bersifat linier mengutamakan kemajuan ekonomi semata-mata, subyek pembangunan
adalah manusia dan orientasi pembangunan tertuju hanya pada manusia. Pola ini
mengabaikan pembangunan lingkungaan dan social budaya. Pola pembangunan ini
meskipun dalam jangka pendek mampu meningkatkan pendapatan nasional sangat
fantastis, namun pada kenyataannya masih banyak penduduk yang miskin. Hal ini
disebabkan oleh tidak meratanya pembangunan konvensional. Selain itu, saat ini
sudah kita rasakan betapa peningkatan pendapatan nasional itu dibarengi oleh
rusaknya lingkungan hidup. Rusaknya lingkungan hidup ini sangat tidak seimbang.
Artinya rusaknya lingkungan hidup jauh lebih tinggi daripada tingkat pendapatan
nasional. Jika pembangunan konvensional terus dilanjutkan, maka kerusakkan
lingkungan hidup akan semakin parah.
Akibatnya bukan saja berbagai bencana melanda bumi ini, tetapi juga generasi yang
akan dating tidak akan mewarisi bumi ini. Berbagai bencana yang melanda bumi ini
pun akhirnya meluluhlantakkan pembangunan berbasis ekonomi ini. Berbagai polusi
baik udara, air, tnah dll telah dihasilkan oleh pembangunan konvensional, yang
akhirnya bumi ini menjadi tidak nyaman untuk dihuni.
Untuk mengatasi hal itu maka mulai abad ke 21, pembangunan diarahkan kepada
pembangunan yang berwawasan lingkungan hidup yang dikenal dengan
“PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN”.
Melestarikan lingkungan hidup merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda lagi
dan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau pemimpin negara saja,
melainkan tanggung jawab setiap insan di bumi, dari balita sampai manula.Setiap
orang harus melakukan usaha untuk menyelamatkan lingkungan hidup di sekitar kita
sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Sekecil apa pun usaha yang kita lakukan
iv
sangat besar manfaatnya bagi terwujudnya bumi yang layak huni bagi generasi anak
cucu kita kelak.
Upaya pemerintah untuk mewujudkan kehidupan adil dan makmur bagi rakyatnya
tanpa harus menimbulkan kerusakan lingkungan ditindak lanjuti dengan menyusun
program pembangunan berkelanjutan yang sering disebut sebagai pembangunan
berwawasan lingkungan. Pembangunan berwawasan lingkungan adalah usaha
meningkatkan kualitas manusia secara bertahap dengan memerhatikan faktor
lingkungan. Pembangunan berwawasan lingkungan dikenal dengan nama
Pembangunan Berkelanjutan. Konsep pembangunan berkelanjutan merupakan
kesepakatan hasil KTT Bumi di Rio de Jeniro tahun 1992.
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang memengaruhi
perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung.
Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik.
v
Dengan dua syarat tersebut, pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan
ekonomi yang harus berwawasan lingkungan dan sekaligus mengusahakan
pemerataan yang adil. Dalam Deklarasi Johannesburg, pembangunan berkelanjutan
adalah pembangunan ekonomi yang harus berwawasan lingkungan dan sekaligus
mengusahakan pemerataan yang adil. Deklarasi tersebut juga menyatakan,
pembangunan berkelanjutan mempunyai tiga pilar: ekonomi, lingkungan hidup, dan
sosial.
vi
Kebijakan yang dapat dilakukan adalah kebijakan pembangunan berwawasan
lingkungan yang berkenaan dengan upaya pendayagunaan sumber daya alam dengan
tetap mempertahankan aspek-aspek pemeliharaan dan pelestarian lingkungan.
Pembangunan berwawasan lingkungan adalah pembangunan berkelanjutan yang
mengoptimalkan manfaat sumber daya alam dan sumber daya manusia dengan cara
menserasikan aktivitas manusia dengan kemampuan sumber daya alam untuk
menopangnya.
vii
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian tersebut diatas, tulisan ini secara khusus akan membahas
permasalahan :
1. Apa pengertian dari lingkungan hidup ?
2. Jelaskan kriteria hukum-hukum yang berlaku dalam suatu lingkungan ?
3. Bagaimana pemanfaatan lingkungan hidup dalam masyarakat ?
4. Apa keterbatasan ekologis dalam pembangunan ?
5. Bagaimana cara menyelesaikan interaksi dan rentetan permasalahan rumit?
6. Apakah pembangunan harus berwawasan lingkungan dan berkelanjutan ?
viii
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian Lingkungan Hidup Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat
melepaskan diri dari keterikatan pada udara, tanah dan air. Air, tanah, udara, hewan,
tumbuhan dan manusia merupakan sebuah ekosistem hidup. Di samping itu masih
banyak lagi hal-hal lain yang tidak dapat kesemuanya itu merupakan bagian dari
lingkungan hidup.
Karena lingkungan hidup diartikan sebagai keseluruhan unsur atau komponen, maka
tentu saja setiap lingkungan dapat dibedakan menjadi lingkungan fisik dan
lingkungan sosial. Komponen-komponen lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi
komponen benda-benda hidup (biotik) dan komponen benda-benda mati (abiotik).
Termasuk ke dalam komponen biotik adalah manusia, hewan, dan tumbuhan,
sedangkan yang termasuk ke dalam komponen abiotik adalah udara, tanah, dan air.
Baik komponen biotik maupun komponen abiotik membentuk satu kesatuan atau
tatanan yang disebut ekosistem, sehingga lingkungan hidup sering pula disamakan
dengan ekosistem.
Kriteria Hukum-hukum yang Berlaku dalam Suatu Lingkungan Apabila kita,
manusia, dianggap sebagai individu yang menjadi pusat perhatian di dalam
membicarakan masalah lingkungan hidup, maka unsur-unsur yang berada di sekitar
kita adalah hewan, tumbuhan, air, udara dan tanah.
Setiap lingkungan hidup diatur oleh suatu hukum alam secara otomatis. Maksudnya
jika salah satu komponen-komponen yang lain, karena dalam suatu lingkungan hidup
ada yang disebut dengan “kaidah satu untuk yang lain”
Pada dasarnya, tiap-tiap komponen di dalam lingkungan hidup dapat dikatakan
sebagai “satu untuk yang lain”, yang dalam hal ini digambarkan bahwa binatang mati
busuk diserap tanah menjadi pupuk bagi tumbuhan rumput. Sebagai contoh : rumput
dimakan rusa, rusa dimakan harimau, dan seterusnya. Di samping rantai makanan ini
ada pula yang dikenal dengan istilah “piramida makanan”.
ix
Apabila salah satu komponen lingkungan hidup seperti digambarkan dalam rantai
makanan dan piramida makanan mengalami kepunahan, maka apa yang terjadi sudah
dapat dibayangkan. Andai kata di dunia ini tidak ada rumput, maka tentu tidak akan
ada kambing, dan akhirnya binatang tumbuhan juga akan punah. Dari uraian secara
singkat di atas. Beberapa hukum/kaidah lingkungan dapat diperoleh, misalnya :
A. Suatu lingkungan memiliki keteraturan secara alamiah.
B. Suatu lingkungan mempunyai kemampuan tersendiri selama keadaan masih
berkembang.
C. Unsur-unsur / komponen-komponen dalam suatu lingkungan berinteraksi satu
sama lain secara ilmiah.
D. Interaksi dalam suatu lingkungan dilakukan oleh masing-masing unsur/komponen.
E. Dalam batas-batas tertentu terjadi perubahan susunan komponen.
Dalam hal ini tentunya ada empat hal pokok dalam upaya penyelamatan lingkungan.
Diantaranya,
• Pertama, konservasi untuk kelangsungan hidup bio-fisik.
• Kedua, perdamaian dan keadilan (pemerataan) untuk melaksanakan kehidupan
sehari-hari dalam hidup bersama.
• Ketiga, pembangunan ekonomi yang tepat, yang memperhitungkan keharusan
konservasi bagi kelangsungan hidup biofisik dan harus adanya perdamaian dan
pemerataan (keadilan) dalam melaksanakan hidup bersama.
• Keempat, demokrasi yang memberikan kesempatan kepada semua orang untuk turut
berpartisipasi dalam melaksanakan kekuasaan, kebijaksanaan dan pengambilan
keputusan dalam meningkatkan mutu kehidupan bangsa.
Jika hal-hal tersebut di atas tidak segera ditindaklanjuti dan dilaksanakan dengan
segera dengan cara menangkap, mengadili dan menghukum seberat-beratnya
x
pembalak liar maka tidak lama lagi bumi akan musnah. Kemusnahan bumi juga
berarti kematian bagi penduduk bumi termasuk di dalamnya manusia.
xi
masih memperhatikan. Idealnya pemanfaatan lingkungan hidup harus memperhatikan
pemeliharaan dan kelestarian lingkungan sehingga dapat diwariskan kepada generasi
yang akan datang.
Apabila setiap pemanfaatan lingkungan hidup dapat mengacu kepada enam hal di
atas maka lingkungan hidup akan selalu terjaga dan dapat dipergunakan sebesar-
besarnya bagi kemakmuran rakyat saat ini dan di masa yang akan datang. Beberapa
pemanfaatan lingkungan hidup sebagai berikut :
a. Memelihara dan memperbesarkan benih-benih hewan dan tumbuhan dengan tetap
mempertahankan jenisnya.
b. Pengambilan tumbuhan liar untuk kepentingan penjualan dengan cara
membudidayakannya. Seperti penemuan berbagai jenis anggota hutan yang
dikembangkan melalui perkebunan.
c. Budidaya tanaman obat-obatan / membuat apotik hidup di sekitar rumah.
d. Digunakan untuk industri, seperti industri yang menghasilkan produknya. Berupa
oksigen (O¬2) yang tersimpan didalam tabung, industri air mineral, industri pupuk
organik, industri minyak bumi, dan lain-lain.
xii
e. Digunakan pemerintah sebagai daerah konservasi agar lingkungan hidup tersebut
terjaga, seperti adanya daerah suaka alam, suaka margasatwa, tanam nasional, kebun
binatang, dan hutan lindung.
xiii
Nampaknya pembangunan yang dilakukan oleh setiap negara dapat meningkatkan
kesejahteraan penduduknya. Sejalan dengan itu, eksploitasi sumber daya alam makin
meningkat. Akibatnya, persediaan sumber daya alam makin terkuras dan pencemaran
lingkungan makin meningkat. Hal ini terjadi tidak hanya pada negara maju, tetap juga
pada negara berkembang, termasuk Indonesia. Jumlah industri, kendaraan bermotor,
dan konsumsi energi terus meningkat dalam memenuhi kebutuhan kehidupan mereka.
Eksploitasi sumber daya alam yang terus-menerus dan kurangnya kesadaran terhadap
lingkungan menyebabkan bencana lingkungan yang terjadi di berbagai bagian bumi
makin beragam.
Interaksi dan Rentetan Permasalahan Rumit Dunia dewasa ini menghadapi suatu
rentetan permasalahan yang sangat rumit, seperti : penyediaan pangan dunia,
pengangguran, hambatan dalam pengembangan industri, pengadaan energi dan bahan
baku, pengembangan sumber daya alam, kesempatan pendidikan, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang tidak terkendali, keserakahan perusahaan multi
nasional dalam mencari kekayaan alam, dan akhir-akhir ini permasalahan
pembangunan lingkungan hidup.
xiv
e. Lingkungan hidup yang semakin jelek menyebabkan jaringan interaksi unsur
lingkungan tidak berfungsi dengan baik. Permasalahan pokok dunia tersebut apabila
penanganannya tidak tepat, akan saling berbenturan dan pada akhirnya akan
bermuara pada kerusakan lingkungan hidup. Keterkaitan antar keempat faktor ini dan
keterkaitannya dengan lingkungan hidup sedemikian erat, sehingga setiap
permasalahan harus dilihat secara utuh sebagai satu kesatuan dan sebagai
permasalahan bersama.
Pertentangan selalu terjadi antara kelompok penganjur laju pertumbuhan secara terus-
menerus melalui pengerahan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan kelompok ahli
lingkungan yang terdiri dari ahli-ahli biologi dan para konservasionis ekologi.
Namun, akhir-akhir ini masing-masing kelompok sudah saling memperluas wawasan,
dimulai dengan dideklarasikannya Strategi Konservasi Dunia yang aspek
pemanfaatannya hanyalah merupakan bagian dari konservasi dalam arti luas. Gejala
pertumbuhan penduduk yang cepat, baik di kota maupun desa, muncul karena
berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan. Kebutuhan penduduk tidak hanya sekedar
makan, minum, pakaian, dan tempat tinggal saja, tetapi berkembang sesuai
perkembangan kebudayaannya. Hal-hal yang pada mulanya kurang dibutuhkan,
dewasa ini meningkat menjadi kebutuhan primer. Tingginya kebutuhan jumlah
barang dan jasa memerlukan lebih banyak sumber daya alam sebagai salah satu faktor
produksi dalam industri pengolahan.
xv
1. Ketersediaan barang dan jasa meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk
dan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidup.
2. Pertambahan sumber daya alam untuk memacu pertumbuhan ekonomi
menyebabkan menipisnya persediaan sumber daya alam dan terjadinya pencemaran
lingkungan.
xvi
c. Pencemaran oleh limbah industri makin banyak diberikan di banyak daerah.
Kerusakan tata guna lahan dan tata air di daerah Puncak dan Lembang adalah contoh
lain. Karena kerusakan tata guna lahan dan tata air tersebut, laju erosi dan frekuensi
banjir meningkat. Di Jakarta dan Bandung banjir sudah menjadi kejadian rutin dalam
musim hujan.
Dengan adanya dampak negatif tersebut, haruslah kita waspadai. Pada satu pihak kita
tidak boleh takut untuk melakukan pembangunan, karena tanpa pembangunan kita
pasti ambruk. Di pihak lain kita harus memperhitungkan dampak negatif dan
berusaha untuk menekannya menjadi sekecil-kecilnya. Pembangunan itu harus
berwawasan lingkungan, yaitu lingkungan diperhatikan sejak mulai pembangunan itu
direncanakan sampai pada waktu operasi pembangunan itu. Pembangunan
berkelanjutan didefinisikan sebagai “pembangunan yang memenuhi kebutuhannya
sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi
kebutuhan mereka”. Pembangunan berkelanjutan mengandung arti, lingkungan dapat
mendukung pembangunan dengan terus menerus karena tidak habisnya sumber daya
yang menjadi modal pembangunan. Modal itu sebagian berupa modal buatan
manusia, seperti ilmu dan teknologi, pabrik, dan prasarana pembangunan.
Lingkungan sosial budaya pun merupakan komponen penting yang ikut menentukan
pembangunan berkelanjutan, salah satunya ialah kesenjangan.Tergusurnya
pemukiman rakyat kecil oleh pembangunan dan hilangnya hak adat dan hak
mengolah atas tanah mereka, sedang mereka tidak dapat banyak menikmati hasil
pembangunan,merupakan salah satu sebab penting terjadinya kesenjangan yang
makin lebar dan kecemburuan sosial yang semakin meningkat sehingga perlu kita
waspadai dalam proses pembangunan. Jelaslah, bahwa untuk mencapai pembangunan
berkelanjutan, pembangunan itu haruslah berwawasan lingkungan.
xvii
Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) merupakan salah satu alat dalam
upaya dapat dilakukannya pembangunan berwawasan lingkungan.
Usaha lainnya ialah untuk menaikkan produksi pangan. Hal ini dapat dilakukan
dengan satu atau kombinasi beberapa macam cara, misalnya pengairan, pemupukan,
pengendalian hama, penyakit dan gulma, serta penanaman varietas unggul. Jika usaha
itu berhasil akan terjadi pula suatu keseimbangan lingkungan baru yang terletak pada
tingkat kualitas yang kita anggap lebih tinggi. Daerah yang tadinya tidak
berpengairan, kini mempunyai saluran pengairan.
xviii
CONTOH KASUS PENCEMARAN LINGKUNGAN OLEH INDUSTRI
A. Pencemaran Lingkungan oleh Lapindo Brantas Inc., di Porong, Kabupaten
Sidoarjo Jawa Timur. Sejak tahun 2006, pipa gas milik Lapindo Brantas Inc., yang
terletak di Porong, mengalami kebocoran dan mengeluarkan lumpur dan air panas,
bukan minyak atau gas, yang mencemari Kali Porong. Kondisi masih berlangsung
sampai sekarang, bahkan semakin memburuk.
C. air Sungai Siak tidak layak dipakai sebagai bahan baku air bersih oleh PDAM,
karena tingkat pencemarannya sudah sangat parah. “Kualitas air Sungai Siak, dari
hulu sampai hilir, saat ini sudah dalam kondisi tercemar yang sangat parah, masuk
dalam kelas III. Bahkan sejak tahun 1980-an air sungai tersebut sudah tidak layak lagi
dijadikan sebagai bahan baku air bersih,” kata Antung, kemarin (24/1).Kerusakan air
Sungai Siak itu, kata Untung, di antaranya disebabkan pembuangan limbah pabrik
yang ada di sepanjang DAS Siak, yang tidak mengacu pada PP No 81 Tahun 2001
tentang Pengendalian dan Pencemaran Lingkungan dan Pembuangan Limbah
Domestik (rumah tangga). Jika air sungai tersebut tetap digunakan sebagai bahan
xix
baku air bersih oleh PDAM, kata Antung, diperlukan biaya yang sangat mahal untuk
mengolahnya sehingga memenuhi syarat untuk dimanfaatkan sebagai air minum.
“Kalau biaya pengolahannya terlalu mahal, tentu masyarakat pelanggan yang akan
terbebani,” ujarnya. “Saya tidak ingin memberikan solusi agar sumber air bersih
PDAM Pekanbaru dipindahkan ke Sungai Kampar, karena bisa saja nanti tingkat
pencemaran Sungai Kampar juga tinggi. Satu-satunya jalan adalah pemulihan mutu
air Sungai Siak itu,” tambah Antung.Menurut Antung, KLH telah menyusun draft
pemulihan kualitas air sungai, sehingga diharapkan nantinya air Sungai Siak dapat
kembali pada kelas II dan layak dijadikan sumber air bersih bagi PDAM. Sebagai
bagian dari implementasi rencana tersebut.
xx
KESIMPULAN
Lingkungan hidup merupakan keseluruhan unsur atau komponen yang berada di
sekitar individu yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan individu yang
bersangkutan. Komponen-komponen lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi
komponen benda-benda hidup (biotik) dan komponen benda-benda mati (abiotik).
Termasuk ke dalam komponen biotik adalah manusia, hewan, dan tumbuhan,
sedangkan yang termasuk ke dalam komponen abiotik adalah udara, tanah, dan air.
Baik komponen biotik maupun komponen abiotik membentuk satu kesatuan atau
tatanan yang disebut ekosistem, sehingga lingkungan hidup sering pula disamakan
dengan ekosistem. Keseluruhan permasalahan lingkungan hidup saling berkaitan dan
apabila direnungkan lebih dalam, pada hakikatnya bersumber pada rangkaian dari
lima permasalahan pokok, yaitu :
1. Pengembangan dan pemanfaatan sumber daya alam, yang semakin terbatas.
2. Dinamika kependudukan, yang sejak abad ke-18, grafik kenaikan penduduk dunia
sangat tajam.
3 Pertumbuhan ekonomi yang tidak merata.
4. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang apabila tidak dilandasi oleh
moral, akan mengancam keserasian kehidupan di dunia.
5. Lingkungan hidup yang semakin jelek menyebabkan jaringan interaksi unsur
lingkungan tidak berfungsi dengan baik.
xxi
SARAN
A. Kepada pemerintah agar lebih memperhatikan efek negatif pembangunan karena
yang merasakan dampak negatif langsung dari pemerintah adalah masyarakat,
terutama masyarakat miskin.
B. Kepada masyarakat agar lebih berpartisipasi dalam pengawasan dampak
pembangunan karena tanpa adanya pengawasan yang ketat, maka pemerintah akan
menjadi sembrono dan mengabaikan Analisa Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL) yang merupakan syarat utama mengurangi dampak negatif pembangunan.
xxii
DAFTAR PUSTAKA
□http://noanggie.wordpress.com/2008/04/22/industri-migas-dan-gas-bumi-dan-
kelestarian-lingkungan-hidup/
□Suryana.2000.Ekonomi pembangunan problematika dan
pendekatan,Jakarta:Salemba Empat Sukirno Sadono.1985.Ekonomi Pembangunan :
Proses,masalah dan dasar kebijaksanaan.Jakarta: FE UI
□ Hasibuan Malayu SP.1987.Ekonomi Pembangunan dan perekonomian
Indonesia.Bandung:Armiko
□ Todarao Michael,Smith Stephen.2004.Pembangunan Ekonomi Di Dunia
Ketiga ,Edisi Kedelapan.Jakarta:PT Gelora aksara Pratama.
□ http:://pertumbuhan-ekonomi-tahap perkembangan ( blogspot ).com
xxiii