Anda di halaman 1dari 12

Pengolahan Air Limbah Domestik

Untuk Mensukseskan Pembangunan Berkelanjutan


Abstract—Air merupakan sumber daya alam yang memenuhi hajat hidup orang banyak
sehingga perlu dilindungi agar tetap dapat bermanfaat bagi hidup dan kehidupan manusia
serta mahluk hidup lainnya. Hal ini berarti bahwa pemanfaatan air untuk berbagai
kepentingan harus dilakukan secara bijaksana dengan memperhitungkan kepentingan
generasi mendatang.

Keywords—Pengolahan Air Limbah Domestik, Pembangunan Berkelanjutan, Jakarta

1. LATAR BELAKANG MUNCULNYA PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN


Kemajuan dan kemakmuran suatu wilayah lebih sering dilihat dari parameter
ekonomi, yang diukur dalam bentuk besarnya pendapatan daerah. Suatu kota atau wilayah
bisa dikatakan lebih maju ketika pendapatan perkapita yang dimilikinya semakin tinggi. Oleh
karena itu, kemajuan pembangunan yang dilakukan suatu kota atau wilayah lebih
menitikberatkan pada upaya memperkuat sendi-sendi perekonomian, dibandingkan dengan
aspek yang lain. Akhirnya disadari bahwa pembangunan yang hanya berorientasi pada
ekonomi akan menciptakan ketidakseimbangan, misalnya ketika upaya menggali pendapatan
daerah terkadang dilakukan melalui eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan dan
berbagai kegiatan yang bersifat mendatangkan pendapatan dengan mengabaikan kelestarian
alam. Ketidakseimbangan kepentingan ekonomi dan pelestarian sumber daya alam ini
menjadi cikal bakal berkembangnya konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable
development).
Sebelum era pembangunan berkelanjutan, pertumbuhan ekonomi adalah satu-satunya
tujuan dilaksanakannya pembangunan tanpa memperhatikan aspek-aspek yang lain. Setelah
terjadi banyak permasalahan lingkungan yang diakibatkan oleh pembangunan ekonomi yang
tidak ramah lingkungan, munculah gagasan tentang Pembangunan Berkelanjutan yang saat ini
terus dikembangkan di banyak negara di dunia.
World Commission on Environment and Development (WCED) memberi definisi
Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan (lahan, kota, bisnis, masyarakat,
dsb) yang berprinsip “memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan
kebutuhan generasi masa depan (Brundtland Report, PBB, 1987) – Atau dengan kata lain,
pembangunan berkelanjutan adalah upaya peningkatan kesejahteraan manusia melalui
pembangunan tanpa mengurangi kemampuan generasi masa depan untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan mereka. Salah satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai
pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa
mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial.

2. TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN


Tujuan pembangunan antara lain meningkatkan kesejahteraan sekaligus martabat
manusia. Manusia merupakan bagian penting atau titik sentral dalam pembangunan
berkelanjutan, karena peran manusia adalah sebagai subjek dan sekaligus objek dari
pembangunan berkelanjutan. Indonesia, dengan jumlah penduduknya yang besar dan dengan
pertumbuhan yang cepat, namun apabila penduduknya memiliki kualitas yang rendah, akan
memperlambat tercapainya kondisi yang ideal antara kuantitas dan kualitas penduduk.
Beberapa alasan pentingnya pembangunan berkelanjutan :
1. Lingkungan hidup yang lestari juga akan melestarikan pembangunan dan hasilnya.
2. Mutu hidup manusia sangat bergantung kepada lingkungan yang menjadi tempat
hidupnya.
3. Sasaran pembangunan bukanlah sekedar menciptakan tingkat ekonomi yang tinggi,
melainkan terciptanya suatu kondisi kehidupan yang serasi antara kemakmuran dan
lingkungan hidup yang sehat.
Adapun tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau dalam bahasa Inggris dikenal sebagai
Sustainable Development Goals disingkat dengan SDGs adalah 17 tujuan dengan 169 capaian
yang terukur dan tenggat yang telah ditentukan oleh PBB sebagai agenda pembangunan dunia
untuk kemaslahatan manusia dan planet bumi. Tujuan ini dicanangkan bersama oleh negara-
negara lintas pemerintahan pada resolusi PBB yang diterbitkan pada 21 Oktober 2015 sebagai
ambisi pembangunan bersama hingga tahun 2030. Tujuan ini merupakan kelanjutan atau
pengganti dari Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) yang ditandatangani oleh pemimpin-
pemimpin dari 189 negara sebagai Deklarasi Milenium di markas besar PBB pada tahun 2000
dan tidak berlaku lagi sejak akhir 2015.

Pada bulan Agustus 2015, 193 negara menyepakati SDGs dengan 17 tujuan sebagai
berikut :
Tujuan 1 - Tanpa kemiskinan 
Pengentasan segala bentuk kemiskinan di semua tempat.
Tujuan 2 - Tanpa kelaparan 
Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan perbaikan nutrisi, serta
menggalakkan pertanian yang berkelanjutan.
Tujuan 3 - Kehidupan sehat dan sejahtera 
Menggalakkan hidup sehat dan mendukung kesejahteraan untuk semua usia.
Tujuan 4 - Pendidikan berkualitas 
Memastikan pendidikan berkualitas yang layak dan inklusif serta mendorong
kesempatan belajar seumur hidup bagi semua orang
Tujuan 5 - Kesetaraan gender 
Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan.
Tujuan 6 - Air bersih dan sanitasi layak 
Menjamin akses atas air dan sanitasi untuk semua.
Tujuan 7 - Energi bersih dan terjangkau 
Memastikan akses pada energi yang terjangkau, bisa diandalkan, berkelanjutan dan
modern untuk semua.
Tujuan 8 - Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi 
Mempromosikan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan inklusif, lapangan
pekerjaan dan pekerjaan yang layak untuk semua.
Tujuan 9 - Industri, inovasi dan infrastruktur 
Membangun infrastruktur kuat, mempromosikan industrialisasi berkelanjutan dan
mendorong inovasi.

Tujuan 10 - Berkurangnya kesenjangan 


Mengurangi kesenjangan di dalam dan di antara negara-negara.
Tujuan 11 - Kota dan komunitas berkelanjutan 
Membuat perkotaan menjadi inklusif, aman, kuat, dan berkelanjutan.
Tujuan 12 - Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab 
Memastikan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan
Tujuan 13 - Penanganan perubahan iklim 
Mengambil langkah penting untuk melawan perubahan iklim dan dampaknya.
Tujuan 14 - Ekosistem laut 
Pelindungan dan penggunaan samudera, laut dan sumber daya kelautan secara
berkelanjutan
Tujuan 15 - Ekosistem daratan 
Mengelola hutan secara berkelanjutan, melawan perubahan lahan menjadi gurun,
menghentikan dan merehabilitasi kerusakan lahan, menghentikan kepunahan
keanekaragaman hayati.
Tujuan 16 - Perdamaian, keadilan dan kelembagaan yang tangguh 
Mendorong masyarakat adil, damai, dan inklusif
Tujuan 17 - Kemitraan untuk mencapai tujuan 
Menghidupkan kembali kemitraan global demi pembangunan berkelanjutan.

3. PEMBANGUNAN NASIONAL BERKELANJUTAN


Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang
berkesinambungan, yang meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara untuk
melaksanakan tugas mewujudkan tujuan nasional yang termaktub dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945. Dalam melaksanakan pembangunan nasional perlu memperhatikan tiga
pilar pembangunan berkelanjutan secara seimbang, antara lain :
a. Pilar ekonomi, seperti lapangan kerja, kemakmuran, investasi;
b. Pilar lingkungan, seperti air, sumber daya alam, iklim, biodiversitas; dan
c. Pilar sosial (masyarakat), seperti kesehatan dan keamanan, tenaga kerja terampil
Hal ini sesuai dengan hasil konferensi PBB tentang lingkungan hidup, deklarasi
lingkungan hidup KTT Bumi di Rio de Janeiro yang menyepakati prinsip dalam pengambilan
keputusan pembangunan harus memperhatikan dimensi lingkungan dan manusia.
Bagi Indonesia, mengingat bahwa kontribusi yang dapat di andalkan dalam
menyumbang pertumbuhan ekonomi dan sumber devisa serta modal pembangunan adalah
dari sumber daya alam, maka dapat dikatakan bahwa sumber daya alam mempunyai peranan
penting dalam perekonomian Indonesia. Namun demikian, selain sumber daya alam
mendatangkan kontribusi besar bagi pembangunan, di lain pihak, keberlanjutan atas
ketersediaannya sering diabaikan, dan begitu juga aturan yang semestinya di taati sebagai
landasan melaksanakan pengelolaan suatu usaha dan atau kegiatan mendukung pembangunan
dari sektor ekonomi kurang diperhatikan, sehingga ada kecenderungan terjadinya penurunan
daya dukung lingkungan dan menipisnya ketersediaan sumber daya alam yang ada serta
penurunan kualitas lingkungan hidup.
Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup yang tidak dilakukan sesuai
daya dukungnya dapat menimbulkan adanya krisis pangan, krisis air, krisis energi dan
lingkungan. Secara umum dapat dikatakan bahwa hampir seluruh jenis sumber daya alam dan
komponen lingkungan hidup di Indonesia cenderung mengalami penurunan kualitas dan
kuantitasnya dari waktu ke waktu.

4. PEMBANGUNAN KOTA BERKELANJUTAN


Karakteristik sebagai ciri-ciri kehidupan kota yang mendasari kepentingan untuk
mewujudkan keberlanjutan kehidupan warga kota, yakni :
a. Merupakan konsentrasi penduduk, dalam arti jumlah, kepadatan, dan pertambahan
penduduk yang lebih tinggi.
b. Merupakan kawasan terbangun yang lebih masif.
c. Merupakan pusat produksi dan produktivitas barang dan jasa.
d. Bukan merupakan kawasan pertanian.
e. Dilengkapi oleh prasarana dan sarana transportasi, ekonomi, dan sosial perkotaan.
f. Dilengkapi oleh utilitas air bersih, drainase, air kotor, persampahan, telepon, dan
listrik.
g. Penduduk kota cenderung berlatarbelakang heterogen, berpendidikan relatif lebih
tinggi, berstatus ekonomi dan sosial lebih baik, bersifat rasional dan individualistik,
dan memiliki inovasi dan kreativitas lebih maju.
Pengertian pembangunan kota berkelanjutan diartikan sebagai upaya meningkatkan
kualitas kehidupan kota dan warganya tanpa menimbulkan beban bagi generasi yang akan
datang akibat berkurangnya sumber daya alam dan penurunan kualitas lingkungan. Kota yang
berkelanjutan (sustainable city)  diartikan sebagai kota yang direncanakan dengan
mempertimbangkan dampak lingkungan yang didukung oleh warga kota yang memiliki
kepedulian dan tanggung-jawab dalam penghematan sumber daya pangan, air, dan energi;
mengupayakan pemanfaatan sumber daya alam terbarukan; dan mengurangi pencemaran
terhadap lingkungan
Sesuai dengan karakteristik suatu kota, maka pembangunan kota berkelanjutan dapat
diartikan sebagai upaya terus-menerus untuk meningkatkan kualitas kehidupan warga kota
melalui peningkatan produktivitas di sektor sekunder dan tersier dan penyediaan prasarana
dan sarana perkotaan yang layak dengan mempertimbangkan dampak invasi dan intensifikasi
kawasan terbangun terhadap kerusakan lingkungan kota serta mensyaratkan keterlibatan yang
tinggi dari warga kota terhadap upaya penghematan konsumsi sumberdaya alam dan
pengendalian penurunan kualitas lingkungan.
Dalam konteks kota dan perkotaan, maka pembangunan berkelanjutan pada
hakekatnya memposisikan ketiga pilar (pilar ekonomi, pilar sosial, dan pilar lingkungan)
untuk saling memperkuat (mutual reinforcing). Kota sebagai ekosistem binaan relatif tidak
memiliki sumber daya alam yang memadai untuk mendukung kehidupannya secara mandiri
serta menghasilkan limbah yang lebih besar oleh konsentrasi penduduk dan aktivitasnya. Oleh
karena dimensi lingkungan tidak selalu berposisi sebagai variabel independen dalam
menciptakan kualitas kehidupan kota, maka dimensi sosial menjadi penting dalam
membangun arah keberlanjutan melalui proses social engineering dalam manifestasi peran
serta masyarakat. Sebagai suatu proses, pembangunan kota berkelanjutan merepresentasikan
progres perubahan secara bertahap yang berlangsung secara kontinyu dengan arah menuju
kualitas yang lebih baik berdasarkan feedback tahapan yang dilalui.

5. PEMANFAATAN AIR LIMBAH DOMESTIK


Semakin bertambahnya penduduk dan berkembangnya kegiatan perekonomian di
kota-kota besar, membuat kebutuhan tempat tinggal juga semakin meningkat. Hal ini
membuat pembangunan hunian vertikal yang dapat menampung lebih banyak penduduk
dalam satu bangunan maupun pembangunan perkantoran dan gedung bertingkat juga
berkembang pesat. Pertumbuhan di sektor perekonomian tersebut membawa dampak
tersendiri terhadap lingkungan, yang apabila tidak di jaga dan dikendalikan akan membuat
lingkungan semakin rusak.
Dalam mendukung program PBB yang sudah di sepakati bersama oleh 193 negara,
pada bulan Agustus 2015, yang berisi 17 tujuan dengan 169 capaian, yang kita kenal dengan
Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya untuk mendukung tujuan 6 yaitu
menjamin akses atas air dan sanitasi untuk semua, maka dalam proses design pembangunan
gedung-gedung bertingkat yang digunakan baik untuk hunian, untuk perkantoran, maupun
untuk kegiatan lainnya, saat ini sudah diterapkan sistem pengolahan air limbah domestik
untuk memanfaatkan kembali air limbah yang berasal dari buangan kamar mandi,
toilet/WC/urinoir. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kerusakan lingkungan.
Air merupakan sumber daya alam yang memenuhi hajat hidup orang banyak sehingga
perlu dilindungi agar tetap dapat bermanfaat bagi hidup dan kehidupan manusia serta mshluk
hidup lainnya. Hal ini berarti bahwa pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus
dilakukan secara bijaksana dengan memperhitungkan kepentingan generasi mendatang.
Kegiatan pembangunan gedung bertingkat juga tidak luput dari kewajiban untuk
melaksanakan upaya pencegahan timbulnya kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup
akibat kegiatan yang dilakukannya. Dampak negatif yang timbul akibat maraknya
pembangunan gedung khususnya akibat air buangan domestik dapat berupa gangguan
kerusakan alam dan bahaya terhadap keselamatan dan kesehatan masyarakat di sekelilingnya
oleh pencemaran air. Pengolahan air limbah dilakukan agar air limbah domestik yang
dihasilkan setiap gedung di kota tidak mencemari lingkungan, terutama badan air penerima di
sekelilingnya.
Adapun tahapan pengolahan air limbah domestik di design sesuai dengan karakteristik
limbah yang dihasilkan. Secara garis besar pengolahan yang di gunakan adalah sebagai
berikut :
a. Pre-Treatment (Solid separation)
Air limbah domestik yang berasal dari buangan kamar mandi, WC, urinoir,
langsung masuk ke box screen, dimana sampah-sampah kasar seperti tissu, plastik, dll
akan disaring terlebih dahulu sebelum masuk kedalam bak equalisasi. Sedangkan air
buangan dari kegiatan dapur/kantin dialirkan terlebih dahulu menuju grease trap untuk
memisahkan lemak yang selanjutnya mengalir kedalam bak equalisasi.
Dari beberapa sumber limbah tersebut selanjutnya mengalir ke bak equalisasi
yang selanjutnya dipompakan ke unit proses utama yaitu bak aerasi dengan
menggunakan pompa secara otomatik berdasarkan level kontrol pada bak equalisasi.
b. Biological Treatment (Aeration with RAS)
Bak aerasi merupakan unit pengolahan biologis yang membutuhkan populasi
mikroorganisme, kontak antara mikroorganisme dan limbah, ketersediaan oksigen,
ketersediaan makanan, kondisi yang sesuai seperti PH, temperatur, waktu kontak, dan
lain-lain.
Air limbah yang di proses di dalam bak aerasi mengalami proses biologis,
dimana melibatkan bakteri aerob untuk menguraikan limbah yang biodegradable. Agar
bakteri pengurai ini dapat hidup dan berkembang biak untuk melakukan tugasnya,
dilakukan pentransferan udara dengan bantuan air blower dan diffuser. Garis besar
dari proses tersebut adalah sebagai berikut :
Zat Organik + O2 + Micro Organisme  Biosolid + CO2 + H2O
Dari bak aerasi, air limbah yang mengandung biosolid (lumpur) sebagai bentuk
asimilasi kandungan organik oleh bakteri akan diendapkan di bak pengendap, dimana
lumpur yang mengendap ini sebagian akan di sirkulasi balik ke bak aerasi sebagai
lumpur aktif untuk menjaga kelangsungan keberadaan bakteri pengurai di bak aerasi.
Bak aerasi yang digabungkan dengan bak pengendap tersebut dinamakan extended
aeration dengan sirkulasi lumpur aktif (Recirculation activated sludge). Kombinasi ini
akan menghilangkan unsur-unsur organic yang dapat terdegradasi oleh
mikroorganisme melalui dua jalur, gas dan lumpur. Kombinasi ini mampu
menghilangkan lebih dari 85% BOD - Biochemical Oxygen Demand (BOD) adalah
suatu karakteristik yang menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang diperlukan oleh
mikroorganisme (biasanya bakteri) untuk mengurai atau mendekomposisi bahan
organik dalam kondisi aerobik – dan padatan tersuspensi. Bagian air yang lebih jernih
akan mengalir ke unit desinfeksi sebelum di buang ke badan air penerima.
c. Desinfeksi (Chlorine dosing system)
Di dalam unit pengolahan ini, air limbah yang telah diolah di disinfeksi dengan
chemical chlorine, agar bakteri pengurai yang masih terbawa dari unit pengolahan
sebelumnya tidak mencemari badan air penerima.

Terlampir Flow Proses Diagram Pengolahan Air Limbah Domestik :


Adapun air limbah yang sudah diolah dapat digunakan untuk penyiraman taman,
disalurkan kembali kedalam sumur resapan bangunan dan apabila masih ada kelebihan pun air
tersebut sudah memenuhi standar baku mutu untuk dibuang ke saluran kota, seperti yang
terlihat dalam neraca air terlampir.

6. KESIMPULAN
Pemanfaatan air limbah domestik sebagai bagian dari upaya melestarikan lingkungan
hidup, khususnya ketersediaan air bersih bagi masa depan generasi penerus mutlak di
perlukan, meskipun langkah ini tidak dapat menanggulangi seluruh kebutuhan air bersih bagi
seluruh masyarakat kota namun langkah ini sedikit banyak membuka wawasan kita bahwa
sesungguhnya kepedulian kita dalam menjaga tersedianya air bersih merupakan wujud nyata
dalam pembangunan kota yang berkelanjutan. Melalui paper ini juga saya mengajak semua
pembaca untuk ikut serta memelihara dan melestarikan alam ini, khususnya dengan menjaga
ketersediaan air bersih dan memanfaatkan air dengan mempergunakan dan mengolah kembali
air yang sudah kita gunakan semaksimal mungkin, demi masa depan penerus kita.

Referensi

[1] PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Analisis Sumber Daya dan Lingkungan


Semester III Nama : Amesta Kartika R. NIM : I0610003 PRODI PERENCANAAN
WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2011
[2] Tujuan Pembangunan Berkelanjutan - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia
bebas.html
[3] Sewage Treatment Plant – Soho

Anda mungkin juga menyukai