DISUSUN OLEH :
MIFTAHULJANNA 1954201019
PRODI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN PETERNAKAN DAN KEHUTANAN
UNIVERSITAS MUSLIM MAROS (UMMA)
2019/2020
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT sebab karena limpahan rahmat serta
anugerah dari-Nya kami mampu untuk menyelesaikan MAKALAH EKONOMI SUMBER
DAYA ALAM ini mengenai EKONOMI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi agung kita, yaitu
Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita semua,
yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna
dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.
Selanjutnya dengan rendah hati saya meminta kritik dan saran dari pembaca untuk makalah
ini supaya selanjutnya dapat kami revisi kembali. Karena, saya sangat menyadari, bahwa
makalah yang telah kami buat ini masih memiliki banyak kekurangan.
Saya ucapkan banyak terimakasih kepada setiap pihak yang telah mendukung serta membantu
kami selama proses penyelesaian makalah ini .
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.
PENYUSUN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu masalah penting yang dihadapi dalam pembangunan ekonomi adalah
bagaimana menghadapi trade-off antara pemenuhan kebutuhan pembangunan disatu sisi dan
upaya mempertahankan kelestarian lingkungan disisi lain (Fauzi, 2004). Pembangunan
ekonomi yang berbasis sumber daya alam yang tidak memperhatikan aspek kelestarian
lingkungan pada akhirnya akan berdampak negatif pada lingkungan itu sendiri, karena pada
dasarnya sumber daya alam dan lingkungan memiliki kapasitas daya dukung yang terbatas.
Dengan kata lain, pembangunan ekonomi yang tidak memperhatikan kapasitas sumber daya
alam dan lingkungan akan menyebabkan permasalahan pembangunan dikemudian hari.
Konsep pembangunan berkelanjutan sebenarnya sudah lama menjadi perhatian para ahli.
Namun istilah keberlajutan (sustainability) sendiri baru muncul sejak beberapa dekade yang
lalu, walaupun perhatian terhadap keberlanjutan sudah dimulai sejak Malthus pada tahun
1798. Tujuan pembangunan pada hakekatnya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan dan
kemakmuran masyarakat. Sedangkan “Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan
yang memenuhi kebutuhan generasi saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi
mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka”. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan
strategi pelaksanaannya, diantaranya ada empat hal yang perlu diperhatikan yaitu;
pemerataan, partisipasi, keanekaragaman, integrasi, dan perspektif jangka panjang yang
diikuti pendekatan secara ideal. Pembangunan berkelanjutan mencakup berbagai aspek
kehidupan yaitu; keberlanjutan ekologis, ekonomi, sosial budaya, politik, serta pertahanan
dan keamanan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Tujuan dalam pembuatan makalah ini dibagi dalam dua tujuan yakni dilihat dari tujuan secara
umum dan secara khusus :
Pembangunan berkelanjutan ini tentunya tidak terlepas dari ekonomi pembangunan yang
dapat diartikan sebagai bagian dari Ilmu ekonomi yang mempelajari bagaimana usaha manusia
atau suatu bangsa meningkatkan taraf hidupnya melalui peningkatan pendapatan Nasional
perkapita, retribusi pendapatan serta menghapuskan kemiskinan. Sedangkan yang dimaksud
dengan pembangunan ekonomi adalah usaha-usaha bagaimana manusia atau suatu bangsa
berusaha meningkatkan standar hidupnya ke taraf yang lebih baik dengan distribusi pendapatan
yang lebih merata tanpa kemiskinan dan kebodohan bagi bangsa tersebut. Keberlanjutan
pembangunan dapat didefinisikan dalam arti luas yaitu bahwa generasi yang akan datang harus
berada dalam posisi yang tidak lebih buruk daripada generasi sekarang.
Generasi sekarang boleh memiliki sumber daya alam serta melakukan berbagai pilihan
dalam penggunaannya namun harus tetap menjaga keberadaannya, sedangkan generasi yang
akan datang diharapkan memiliki tingkat teknologi dan pengetahuan yang lebih baik serta
persediaan kapital buatan manusia yang lebih memadai. Jadi yang penting dalam konsep ini
adalah bahwa generasi sekarang maupun generasi akan datang tetap dalam keadaan terpenuhi
kebutuhan hidupnya. Dapat diambil suatu kesimpulan bahwa pembangunan berkelanjutan dapat
dilakukan apabila tidak ada masalah ketidakmerataan antar generasi (intergenerational
inequality). Pembangunan berkelanjutan tidak berarti pembangunan di bidang ekonomi saja
tetapi seperti yang telah dicantumkan dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara, pembangunan
ekonomi harus didahulukan dengan asumsi bahwa keberhasilan pembangunan di bidang
ekonomi akan membawa berbagai kemudahan dalam pembangunan di bidang-bidang lainnya.
Dari uraian diatas tampak adanya konflik antara keberlanjutan pembangunan ekonomi
dengan sumber daya, karena apa yang diperoleh oleh generasi muda yang akan datang
merupakan titipan dari generasi masa kini, jadi tanpa ada pengelolaan yang baik dapat kita
bayangkan apa yang diutarakan oleh defenisi diatas tadi untuk meniadakan masalah
ketidakmerataan antar generasi tadi tidak akan terpenuhi. Namun bila keterkaitan antara kedua
bidang tersebut diamati dan dipelajari dengan seksama, maka akan tampak bahwa keberlanjutan
di kedua bidang itu akan saling mendukung dan menguntungkan, pembangunan ekonomi
berhasil berarti meningkatkan kemampuan masyarakat untuk melindungi lingkungannya.
Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan (lahan, kota, bisnis, masyarakat, dsb)
yang berprinsip memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan
generasi masa depan.
Pembangunan yang dilakukan dengan tidak menurunkan kapasitas generasi yang akan
datang, meskipun terdapat penyusutan cadangan sumber daya alam dan memburuknya
lingkungan, tetapi keadaan tersebut dapat digantikan oleh sumber daya lain baik sumber daya
manusia maupun oleh sumber daya kapital. Oleh karena itu untuk menjamin adanya
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, harus dicari titik keseimbangan antara kebijakan
pembangunan dan kebijakan lingkungan, sehingga akan tercapai kebijakan pembangunan
ekonomi yang benar-benar menjamin peningkatan kesejahteraan manusia dalam jangka panjang.
Pembangunan yang dilaksanakan hendaknya mengacu pada arah tujuan yang jelas seperti :
Menciptakan iklim yang merangsang pembangunan industri di negara berkembang untuk
menggeser tekanan pembangunan dari sumber alam kehutanan atau tanah menuju
pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Mengembangkan sistem perdagangan internasional untuk mendorong ekspor barang dan
jasa diproses guna memperoleh nilai tambah yang meningkat dan mengurangi tekanan pada
alam sebagai sumber bahan mentah.
Mengembangkan pariwisata lingkungan, yakni kegiatan pariwisata ke daerah-daerah
yang mempunyai ciri lingkungan khas untuk mendorong timbulnya sifat kenal lingkungan
dan cinta lingkungan.
Mengusahakan dunia internasional menanami kembali hutan-hutan tropis dan
menetapkan sistem tebang pilih dalam mengeksploitasi hutan produksi.
Mengusahakan pengembangan keanekaragaman hutan hayati ditempat hutan asli dan di
luarnya untuk menjaga kelangsungan hidup tumbuh-tumbuhan dan satwa, menciptakan bibit-
bibit unggul bakal sumber obat-obatan, pangan dan industri di masa depan.
2. Hakikat Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan pada hakikatnya adalah perubahan lingkungan, yaitu mengurangi resiko
lingkungan atau dan memperbesar manfaat lingkungan. Sejak berabad tahun yang lalu nenek
moyang kita telah merubah hutan menjadi daerah pemukiman dan pertanian.
Pembangunan berkelanjutan mencakup sinergi tiga aspek yaitu, ekonomi, sosial dan budaya
didalam pembangunan. Aspek sosial, maksudnya pembangunan yang berdimensi pada manusia
dalam hal interaksi, interelasi dan interdependesi. Aspek ekonomi, Suatu cara pandang mengenai
kegiatan yang dilakukan secara sistematis dan terencana dalam kerangka peningkatan
kesejahteraan, kualitas kehidupan dan lingkungan umat manusia tanpa mengurangi akses dan
kesempatan kepada generasi yang akan datang untuk menikmati dan memafaatkannya. Aspek
budaya yaitu pembangunan berkelanjutan juga untuk menjaga keberlangsungan budaya.
Pengakuan dan perawatan keanekaragaman budaya yang akan mendorong perlakuan yang
merata terhadap tradisi berbagai masyarakat dapat lebih dimengerti oleh masyarakat.
3. Indikator Keberhasilan Pembangunan
Indikator penggunaan dan variabel pembangunan bisa berbeda untuk setiap Negara. Di
Negara-negara yang masih miskin, ukuran kemajuan dan pembangunan mungkin masih sekitar
kebutuhan-kebutuhan dasar seperti listrik masuk desa, layanan kesehatan pedesaan, dan harga
makanan pokok yang rendah. Sebaliknya, di Negara-negara yang telah dapat memenuhi
kebutuhan tersebut, indikator pembangunan akan bergeser kepada faktor – faktor sekunder dan
tersier.
1. Pendapatan Perkapita
Pendapatan per kapita, baik dalam ukuran GNP maupun GDP. Indikator ini merupakan bagian
kesejahteraan manusia yang dapat diukur, sehingga dapat menggambarkan kesejahteraan dan
kemakmuran masyarakattermasuk pemerataan akses terhadap sumber daya ekonomi.
2. Struktur Ekonomi
Telah menjadi asumsi bahwa peningkatan pendapatan per kapita akan mencerminkan
transformasi struktural dalam bidang ekonomi dan kelas-kelas sosial. Perkembangan sektor
industri dan perbaikan tingkat upah akan meningkatkan permintaan atas barang-barang industri,
yang akan diikuti oleh perkembangan investasi dan perluasan tenaga kerja.
3. Urbanisasi
Urbanisasi dapat diartikan sebagai meningkatnya proporsi penduduk yang bermukim di wilayah
perkotaan dibandingkan dengan di pedesaan. Di Negara-negara industri, sebagain besar
penduduk tinggal di wilayah perkotaan, sedangkan di Negara-negara yang sedang berkembang
proporsi terbesar tinggal di wilayah pedesaan. Berdasarkan fenomena ini, urbanisasi digunakan
sebagai salah satu indikator pembangunan.
4. Angka Tabungan
Perkembangan sector manufaktur/industry selama tahap industrialisasi memerlukan investasi
dan modal. Dalam masyarakat yang memiliki produktivitas tinggi, modal usaha ini dapat
dihimpun melalui tabungan, baik swasta maupun pemerintah.
7. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi dianggap sebagai factor penting dalam kehidupan manusia, Indeks ini
dibuat dengagn mengkombinasikan tiga komponen, (1) rata-rata harapan hidup pada saat lahir,
(2) rata-rata pencapaian pendidikan tingkat SD, SMP, dan SMU, (3) pendapatan per kapita.
Pengembangan manusia berkaitan erat dengan peningkatan kapabilitas manusia yang dapat
dirangkum dalam peningkatan knowledge, attitudedan skills, disamping derajat kesehatan
seluruh anggota keluarga dan lingkungannya.
Hall (1998) menyatakan bahwa asumsi keberlajutan paling tidak terletak pada tiga aksioma
dasar:
Perlakuan masa kini dan masa mendatang yang menempatkan nilai positif dalam jangka
panjang.
Menyadari bahwa aset lingkungan memberikan kontribusi terhadap economic
Mengetahui kendala akibat implikasi yang timbul pada aset lingkungan.
Konsep ini dirasakan masih sangat normatif sehingga aspek operasional dari konsep
keberlanjutan ini pun banyak mengalami kendala. Perman et al.,(1997) mencoba
mengelaborasikan lebih lanjut konsep keberlanjutan ini dengan mengajukan lima alternatif
pengertian :
Suatu kondisi dikatakan berkelanjutan (sustainable) jika utilitas yang diperoleh
masyarakat tidak berkurang sepanjang waktu dan konsumsi tidak menurun sepanjang waktu
(non-declining consumption).
Keberlanjutan adalah kondisi dimana sumber daya alam dikelola sedemikian rupa untuk
memelihara kesempatan produksi dimasa mendatang.
Keberlanjutan adalah kondisi dimana sumber daya alam (natural capital stock) tidak
berkurang sepanjang waktu (nondeclining).
Keberlanjutan adalah kondisi dimana sumber daya alam dikelola untuk mempertahankan
produksi jasa sumber daya alam, dan (5) keberlanjutan adalah adanya kondisi keseimbangan
dan daya tahan (resilience) ekosistem terpenuhi.
Selain definisi operasional diatas, Haris (2000) melihat bahwa konsep keberlajutan dapat
diperinci menjadi tiga aspek pemahaman yaitu :
A. Masalah Kependudukan
Permasalahan Penduduk (Kuantitas dan Kualitas): Suatu pembangunan dapat berhasil jika
didukung oleh subjek pembangunan, yakni penduduk yang memiliki kualitas dan kuantitas yang
memadai.
1. Ledakan penduduk akibat angka kelahiran yang tinggi menyebabkan semakin tingginya
kebutuhan penduduk akan perumahan, bahan pangan, dan kebutuhan tersier lainnya.
2. Ledakan penduduk juga mengakibakan angka beban ketergantungan menjadi lebih tinggi.
Hal ini disebabkan angka usia non produktif lebih besar daripada usia produktif.
3. Arus urbanisasi yang tidak diimbangi dengan pendidikan dan ketrampilan yang cukup
menimbulkan masalah pengangguran, kriminalitas, prostitusi, munculnya daerah kumuh, dan
kemiskinan di daerah perkotaan. Hal tersebut dapat menghambat pembangunan, baik di
daerah pedesaan (daerah asal) maupun daerah perkotaan (tujuan).
4. Timbulnya berbagai masalah kerusakan lingkungan akibat pertambahan penduduk
manusia.
5. Masalah kemacetan lalu lintas dapat mengurangi arus mobilitas penduduk, barang, dan
jasa yang akan berakibat pada terhambatnya perkembangan ekonomi penduduk.
B. Masalah Kemiskinan
Kemiskinan merupakan salah satu contoh ketidakadilan yang dialami suatu kelompok
(masyarakat pra sejahtera). Ketidakadilan itu terlihat dari tidak terpenuhinya kebutuhan-
kebutuhan mereka untuk bertahan hidup dalam kesehatan yang baik, sulitnya mendapat akses ke
pelayanan publik (sanitasi sehat, air bersih, pengelolaan sampah) rumah sehat, pelayanan
pendidikan dan sebagainya. Ketidakadilan juga terlihat dari tidak adanya akses kepemilikan hak
atas tanah yang mereka huni. Sebagai akibat itu semua, sulit bagi mereka untuk mendapat akses
ke pekerjaan yang baik dan stabil. Ketidakadilan itu menyebabkan masyarakat miskin tetap
miskin dan mengancam proses pembangunan yang berkelanjutan. Kerusakan lingkungan,
kondisi permukiman buruk atau kumuh dalam suatu kawasan memperlihatkan bahwa kawasan
tersebut sedang dalam proses tidak berkelanjutan.
Saat ini masalah kemiskinan merupakan masalah mendesak yang dihadapi di Indonesia. Yang
paling mudah dan terlihat jelas dari wajah kemiskinan adalah kondisi jutaan penduduk yang
tinggal di permukiman kumuh dan liar. Kondisi kekumuhan ini menunjukkan seriusnya
permasalahan sosial ekonomi, poltik, dan lingkungan yang bermuara pada kondisi kemiskinan.
Permasalahan ketersediaan tanah sebagai lahan hijau sangat terbatas. Selain harga tanah yang
mahal, juga kurangnya penghargaan bagi pemilik tanah terlantar untuk dimanfaatkan sebagai
lahan terbuka hijau. Penggunaan ruang terbuka hijau mulanya diawali dengan tumbuhnya
perumahan liar yang semakin luas dan sulit dikendalikan, yang selanjutnya menimbulkan
terbentuknya kawasan kumuh. Apalagi para penghuni tersebut dikenakan pajak tidak resmi
sehingga mereka merasakan seolah mendapatkan legalitas untuk tinggal di tempat tersebut.
Begitu juga, disisi lain factor golongan berpendapatan rendah dan kurangnya tingkat pendidikan,
mendorong mereka untuk menduduki lahan ruang terbuka hijau. Seperti pemanfaatan tepian
tepian bantaran sungai dan tepian jalur kereta api sebagai tempat tinggal.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembangunan berkelanjutan merupakan pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa
kini tanpa mengorbankan kemampuan pemenuhan kebutuhan generasi
mendatang. Pembangunan berkelanjutan mencakup sinergi tiga aspek yaitu, ekonomi, sosial
dan budaya didalam pembangunan. Hambatan dalam pencapaian pembangunan yang
berkelanjutan di Indonesia adalah masalah kependudukan, kemiskinan, kerusakan
lingkungan hidup, keamanan dan ketertiban kota, dan sebagainya. Bahwa masalah
kemiskinan dan kerusakan lingkungan hidup yang terjadi suatu kawasan tertentu
memperlihatkan bahwa kawasan itu sedang dalam proses tidak berkelanjutan.
Kemiskinan dan fungsi-fungsi lingkungan hidup yang telah hilang atau rusak, tercemar, itu
merupakan ancaman terhadap proses pembangunan berkelanjutan.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka adapun saran bagi pemerintah agar dapat
menerapkan sistem pembangunan yang berkelanjutan dengan jalan menanggulangi
kemiskinan serta meningkatkan kualitas lingkungan hidup serta keamanan dan ketertiban
guna menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat khususnya di Indonesia sehingga dapat
dirasakan bukan hanya untuk di masa sekarang melainkan juga untuk generasi yang akan
datang.
Saran bagi masyarakat agar dapat ikut berpartisipasi dalam pembangunan di Indonesia.
Merawat dan melindungi lingkungan hidup.
DAFTAR PUSTAKA
http://okkifarin.blogspot.in/2010/01/pertumbuhan-ekonomi-dalam-konsep.html?m=1
http://yeyen_eriya.blogspot.com/2013/materi/pertumbuhan-ekonomi-dalam-konsep-
pembangunan-berkelanjutan.html
Djajadinigrat, 2001 Untuk Generasi Masa Depan: “Pemikiran, Tantangan dan Permasalah
Lingkungan”, ITB
Elang Lilik, 2003 Kumpulan Makalah Perubahan Lingkungan Global dan kerjasama
Internasional, IPB
A. 2004, Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Teori dan Aplikasi, Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta