Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH EKONOMI SUMBER DAYA ALAM

“EKONOMI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN”

DISUSUN OLEH :

SITTI UMRAH HARYAMSYAH 1954201010

RYAN RAMADHAN 1954201016

MIFTAHULJANNA 1954201019

MUTIA IRWAN 1954201020

CITRA DEWI 1954201022

PRODI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN PETERNAKAN DAN KEHUTANAN
UNIVERSITAS MUSLIM MAROS (UMMA)
2019/2020

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT sebab karena limpahan rahmat serta
anugerah dari-Nya kami mampu untuk menyelesaikan MAKALAH EKONOMI SUMBER
DAYA ALAM ini mengenai EKONOMI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi agung kita, yaitu
Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita semua,
yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna
dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.

Selanjutnya dengan rendah hati saya meminta kritik dan saran dari pembaca untuk makalah
ini supaya selanjutnya dapat kami revisi kembali. Karena, saya sangat menyadari, bahwa
makalah yang telah kami buat ini masih memiliki banyak kekurangan.

Saya ucapkan banyak terimakasih kepada setiap pihak yang telah mendukung serta membantu
kami selama proses penyelesaian makalah ini .

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.

MAROS, 1 MEI 2021

PENYUSUN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu masalah penting yang dihadapi dalam pembangunan ekonomi adalah
bagaimana menghadapi trade-off antara pemenuhan kebutuhan pembangunan disatu sisi dan
upaya mempertahankan kelestarian lingkungan disisi lain (Fauzi, 2004). Pembangunan
ekonomi yang berbasis sumber daya alam yang tidak memperhatikan aspek kelestarian
lingkungan pada akhirnya akan berdampak negatif pada lingkungan itu sendiri, karena pada
dasarnya sumber daya alam dan lingkungan memiliki kapasitas daya dukung yang terbatas.
Dengan kata lain, pembangunan ekonomi yang tidak memperhatikan kapasitas sumber daya
alam dan lingkungan akan menyebabkan permasalahan pembangunan dikemudian hari.

Konsep pembangunan berkelanjutan sebenarnya sudah lama menjadi perhatian para ahli.
Namun istilah keberlajutan (sustainability) sendiri baru muncul sejak beberapa dekade yang
lalu, walaupun perhatian terhadap keberlanjutan sudah dimulai sejak Malthus pada tahun
1798. Tujuan pembangunan pada hakekatnya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan dan
kemakmuran masyarakat. Sedangkan “Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan
yang memenuhi kebutuhan generasi saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi
mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka”. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan
strategi pelaksanaannya, diantaranya ada empat hal yang perlu diperhatikan yaitu;
pemerataan, partisipasi, keanekaragaman, integrasi, dan perspektif jangka panjang yang
diikuti pendekatan secara ideal. Pembangunan berkelanjutan mencakup berbagai aspek
kehidupan yaitu; keberlanjutan ekologis, ekonomi, sosial budaya, politik, serta pertahanan
dan keamanan.

Peran penduduk dalam pembangunan berkelanjutan sangatlah penting karena penduduk


atau masyarakat merupakan bagian penting atau titik sentral dalam pembangunan
berkelanjutan. Peran penduduk sejatinya adalah sebagai subjek dan objek dari pembangunan
berkelanjutan. Jumlah penduduk yang besar dengan pertumbuhan yang cepat, namun
memiliki kualitas yang rendah, akan memperlambat tercapainya kondisi yang ideal antara
kuantitas dan kualitas penduduk dengan daya dukung alam dan daya tampung lingkungan
yang semakin terbatas.
Selanjutnya untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan di suatu negara, diperlukan
komponen penduduk yang berkualitas. Karena penduduk berkualitas merupakan modal dasar
pembangunan berkelanjutan yang diharapkan bisa mengolah dan mengelola potensi sumber
daya alam dengan baik, tepat, efisien, dan maksimal, dengan tetap menjaga kelestarian
lingkungan. Sehingga harapannya terjadi keseimbangan dan keserasian antara jumlah
penduduk dengan kapasitas dari daya dukung alam dan daya tampung lingkungan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian pembangunan berkelanjutan?


2. Apa hakikat pembangunan berkelanjutan?
3. Apa saja indikator keberhasilan pembangunan berkelanjutan?
4. Apa konsep dari pembangunan berkelanjutan?
5. Apa saja strategi pembangunan berkelanjutan?
6. Apa tujuan pembangunan berkelanjutan?
7. Apa saja hambatan pembangunan berkelanjutan?

C. Tujuan

Tujuan dalam pembuatan makalah ini dibagi dalam dua tujuan yakni dilihat dari tujuan secara
umum dan secara khusus :

1. Tujuan secara umum yaitu untuk memberikan pemahaman mengenai pertumbuhan


ekonomi dalam konsep pembangunan berkelanjutan.
2. Tujuan secara khusus dibuatnya makalah ini yaitu untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Perekonomian Indonesia dan diharapkan mahasiswa dapat memahami secara
mendalam maksud dan tujuan pembangunan berkelanjutan baik secara teori maupun
praktek di lingkungan sehari-hari
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Pembangunan Berkelanjutan

Pembangunan berkelanjutan ini tentunya tidak terlepas dari ekonomi pembangunan yang
dapat diartikan sebagai bagian dari Ilmu ekonomi yang mempelajari bagaimana usaha manusia
atau suatu bangsa meningkatkan taraf hidupnya melalui peningkatan pendapatan Nasional
perkapita, retribusi pendapatan serta menghapuskan kemiskinan. Sedangkan yang dimaksud
dengan pembangunan ekonomi adalah usaha-usaha bagaimana manusia atau suatu bangsa
berusaha meningkatkan standar hidupnya ke taraf yang lebih baik dengan distribusi pendapatan
yang lebih merata tanpa kemiskinan dan kebodohan bagi bangsa tersebut. Keberlanjutan
pembangunan dapat  didefinisikan dalam arti luas yaitu bahwa generasi yang akan datang harus
berada dalam posisi yang tidak lebih buruk daripada generasi sekarang.
Generasi sekarang boleh memiliki sumber  daya alam serta melakukan berbagai pilihan
dalam penggunaannya namun harus tetap menjaga keberadaannya, sedangkan generasi yang
akan datang diharapkan memiliki tingkat teknologi dan pengetahuan yang lebih baik serta
persediaan kapital buatan manusia yang lebih memadai. Jadi yang penting dalam konsep ini
adalah bahwa generasi sekarang maupun generasi akan datang tetap dalam keadaan terpenuhi
kebutuhan hidupnya. Dapat diambil suatu kesimpulan bahwa pembangunan berkelanjutan dapat
dilakukan apabila tidak ada masalah ketidakmerataan antar generasi (intergenerational
inequality). Pembangunan berkelanjutan tidak berarti pembangunan di bidang ekonomi saja
tetapi seperti yang telah dicantumkan dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara, pembangunan
ekonomi harus didahulukan dengan asumsi bahwa keberhasilan pembangunan di bidang
ekonomi akan membawa berbagai kemudahan dalam pembangunan di bidang-bidang lainnya.
Dari uraian diatas tampak adanya konflik antara keberlanjutan pembangunan ekonomi
dengan sumber daya, karena apa yang diperoleh oleh generasi muda yang akan datang
merupakan titipan dari generasi masa kini, jadi tanpa ada pengelolaan yang baik dapat kita
bayangkan apa yang diutarakan oleh defenisi diatas tadi untuk meniadakan masalah
ketidakmerataan antar generasi tadi tidak akan terpenuhi. Namun bila keterkaitan antara kedua
bidang tersebut diamati dan dipelajari dengan seksama, maka akan tampak bahwa keberlanjutan
di kedua bidang itu akan saling mendukung dan menguntungkan, pembangunan ekonomi
berhasil berarti meningkatkan kemampuan masyarakat untuk melindungi lingkungannya.
Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan (lahan, kota, bisnis, masyarakat, dsb)
yang berprinsip memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan
generasi masa depan.

 Menurut Brundtland Report dari PBB, 1987. Pembangunan berkelanjutan adalah


terjemahan dari Bahasa Inggris, sustainable development. Salah satu faktor yang harus
dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki
kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan
keadilan sosial. Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup adalah
upaya sadar dan terencana yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber daya ke
dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup
generasi masa kini dan generasi masa depan.
 Menurut Brundtland Report dari PBB, pembangunan berkelanjutan adalah  proses
pembangunan (lahan, kota, bisnis, masyarakat, dan sebagainya) yang berprinsip
“memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi
masa depan”. Salah satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai pembangunan
berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa
mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial.
 Menurut Marlina (2009) mengatakan pembangunan berkelanjutan tidak saja
berkonsentrasi pada isu-isu lingkungan. Lebih luas dari itu, pembangunan berkelanjutan
mencakup tiga lingkup kebijakan: pembangunan ekonomi, pembangunan sosial dan
perlindungan lingkungan (selanjutnya disebut 3 Pilar Pembangunan berkelanjutan).

Dengan demikian pengertian pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan untuk memenuhi


kebutuhan-kebutuhan pada saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang
dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka.

Pembangunan yang dilakukan dengan tidak menurunkan kapasitas generasi yang akan
datang, meskipun terdapat penyusutan cadangan sumber daya alam dan memburuknya
lingkungan, tetapi keadaan tersebut dapat digantikan oleh sumber daya lain baik sumber daya
manusia maupun oleh sumber daya kapital. Oleh karena itu untuk menjamin adanya
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, harus dicari titik keseimbangan antara kebijakan
pembangunan dan kebijakan lingkungan, sehingga akan tercapai kebijakan pembangunan
ekonomi yang benar-benar menjamin peningkatan kesejahteraan manusia dalam jangka panjang.

Pembangunan yang dilaksanakan hendaknya mengacu pada arah tujuan yang jelas seperti :
 Menciptakan iklim yang merangsang pembangunan industri di negara berkembang untuk
menggeser tekanan pembangunan dari sumber alam kehutanan atau tanah menuju
pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi.
 Mengembangkan sistem perdagangan internasional untuk mendorong ekspor barang dan
jasa diproses guna memperoleh nilai tambah yang meningkat dan mengurangi tekanan pada
alam sebagai sumber bahan mentah.
 Mengembangkan pariwisata lingkungan, yakni kegiatan pariwisata ke daerah-daerah
yang mempunyai ciri lingkungan khas untuk mendorong timbulnya sifat kenal lingkungan
dan cinta lingkungan.
 Mengusahakan dunia internasional menanami kembali hutan-hutan tropis dan
menetapkan sistem tebang pilih dalam mengeksploitasi hutan produksi.
 Mengusahakan pengembangan keanekaragaman hutan hayati ditempat hutan asli dan di
luarnya untuk menjaga kelangsungan hidup tumbuh-tumbuhan dan satwa, menciptakan bibit-
bibit unggul bakal sumber obat-obatan, pangan dan industri di masa depan.
 
2. Hakikat Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan pada hakikatnya adalah perubahan lingkungan, yaitu mengurangi resiko
lingkungan atau dan memperbesar manfaat lingkungan. Sejak berabad tahun yang lalu nenek
moyang kita telah merubah hutan menjadi daerah pemukiman dan pertanian.

Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan pada hakekatnya tidak bisa


dilepaskan dari pembangunan manusia itu sendiri. Manusia merupakan subjek sekaligus objek
pembangunan. Pembangunan berwawasan lingkungan adalah upaya peningkatan kualitas secara
bertahap dengan memperhatikan faktor lingkungan. Pembangunan berwawasan lingkungan
dikenal dengan pembangunan Berkelanjutan.

Pembangunan berkelanjutan mencakup sinergi tiga aspek yaitu, ekonomi, sosial dan budaya
didalam pembangunan. Aspek sosial, maksudnya pembangunan yang berdimensi pada manusia
dalam hal interaksi, interelasi dan interdependesi. Aspek ekonomi, Suatu cara pandang mengenai
kegiatan yang dilakukan secara sistematis dan terencana dalam kerangka peningkatan
kesejahteraan, kualitas kehidupan dan lingkungan umat manusia tanpa mengurangi akses dan
kesempatan kepada generasi yang akan datang untuk menikmati dan memafaatkannya.  Aspek
budaya yaitu pembangunan berkelanjutan juga untuk menjaga keberlangsungan budaya.
Pengakuan dan perawatan keanekaragaman budaya yang akan mendorong perlakuan yang
merata terhadap tradisi berbagai masyarakat dapat lebih dimengerti oleh masyarakat.

 
3. Indikator Keberhasilan Pembangunan
Indikator penggunaan dan variabel pembangunan bisa berbeda untuk setiap Negara. Di
Negara-negara yang masih miskin, ukuran kemajuan dan pembangunan mungkin masih sekitar
kebutuhan-kebutuhan dasar seperti listrik masuk desa, layanan kesehatan pedesaan, dan harga
makanan pokok yang rendah. Sebaliknya, di Negara-negara yang telah dapat memenuhi
kebutuhan tersebut, indikator pembangunan akan bergeser kepada faktor – faktor   sekunder dan
tersier.

Sejumlah indikator ekonomi yang dapat digunakan oleh lembaga-lembaga internasional


antara lain :

1. Pendapatan Perkapita
Pendapatan per kapita, baik dalam ukuran GNP maupun GDP. Indikator ini merupakan bagian
kesejahteraan manusia yang dapat diukur, sehingga dapat menggambarkan kesejahteraan dan
kemakmuran masyarakattermasuk pemerataan akses terhadap sumber daya ekonomi.

2. Struktur Ekonomi
Telah menjadi asumsi bahwa peningkatan pendapatan per kapita akan mencerminkan
transformasi struktural dalam bidang ekonomi dan kelas-kelas sosial. Perkembangan sektor
industri dan perbaikan tingkat upah akan meningkatkan permintaan atas barang-barang industri,
yang akan diikuti oleh perkembangan investasi dan perluasan tenaga kerja.

3. Urbanisasi
Urbanisasi dapat diartikan sebagai meningkatnya proporsi penduduk yang bermukim di wilayah
perkotaan dibandingkan dengan di pedesaan. Di Negara-negara industri, sebagain besar
penduduk tinggal di wilayah perkotaan, sedangkan di Negara-negara yang sedang berkembang
proporsi terbesar tinggal di wilayah pedesaan. Berdasarkan fenomena ini, urbanisasi digunakan
sebagai salah satu indikator pembangunan.

4. Angka Tabungan
Perkembangan sector manufaktur/industry selama tahap industrialisasi memerlukan   investasi
dan modal. Dalam masyarakat yang memiliki produktivitas tinggi, modal usaha ini dapat
dihimpun melalui tabungan, baik swasta maupun pemerintah.

5. Indeks Kualitas Hidup


IKH atau Physical Qualty of life Index digunakan untuk mengukur kesejahteraan dan
kemakmuran masyarakat. Indeks ini dihitung berdasarkan kepada :
1. Angka rata-rata harapan hidup,
2. Angka kematian bayi,
3. Angka melek huruf.
Dalam indeks ini, angka rata-rata harapan hidup dan kematian bayi akan dapat menggambarkan
status gizi anak dan ibu, derajat kesehatan, dan lingkungan keluarga yang langsung beasosiasi
dengan kesejahteraan keluarga. Pendidikan yang diukur dengan angka melek huruf, dapat
menggambarkan jumlah orang yang memperoleh akses pendidikan sebagai hasil pembangunan.
Olehkarena itu, indeks ini dianggap sebagai yang paling baik untuk mengukur kualitas manusia
sebagai hasil dari pembangunan.

6. Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index)


Ide dasar yang melandasi dibuatnya indeks ini adalah pentingnya memperhatikan kualitas
sumber daya manusia. Pembangunan hendaknya ditujukan kepada pengembangan SDM.

7. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi dianggap sebagai factor penting dalam kehidupan manusia, Indeks ini
dibuat dengagn mengkombinasikan tiga komponen, (1) rata-rata harapan hidup pada saat lahir,
(2) rata-rata pencapaian pendidikan tingkat SD, SMP, dan SMU, (3) pendapatan per kapita.
Pengembangan manusia berkaitan erat dengan peningkatan kapabilitas manusia yang dapat
dirangkum dalam peningkatan knowledge, attitudedan skills, disamping derajat kesehatan
seluruh anggota keluarga dan lingkungannya.

4. Konsep Pembangunan Berkelanjutan


Memang diakui bahwa konsep keberlanjutan merupakan konsep yang sederhana namun
kompleks, sehingga pengertian keberlajutanpun sangat multidimensi dan multi-interpretasi.
Menurut Heal, (Fauzi, 2004). Konsep keberlanjutan ini paling tidak mengandung dua dimensi :
Pertama adalah dimensi waktu karena keberlanjutan tidak lain menyangkut apa yang akan terjadi
dimasa yang akan datang. Kedua adalah dimensi interaksi antara sistem ekonomi dan sistem
sumber daya alam dan lingkungan.

Hall (1998) menyatakan bahwa asumsi keberlajutan paling tidak terletak pada tiga aksioma
dasar:

 Perlakuan masa kini dan masa mendatang yang menempatkan nilai positif dalam jangka
panjang.
 Menyadari bahwa aset lingkungan memberikan kontribusi terhadap economic
 Mengetahui kendala akibat implikasi yang timbul pada aset lingkungan.
Konsep ini dirasakan masih sangat normatif sehingga aspek operasional dari konsep
keberlanjutan ini pun banyak mengalami kendala. Perman et al.,(1997) mencoba
mengelaborasikan lebih lanjut konsep keberlanjutan ini dengan mengajukan lima alternatif
pengertian :
 Suatu kondisi dikatakan berkelanjutan (sustainable) jika utilitas yang diperoleh
masyarakat tidak berkurang sepanjang waktu dan konsumsi tidak menurun sepanjang waktu
(non-declining consumption).
 Keberlanjutan adalah kondisi dimana sumber daya alam dikelola sedemikian rupa untuk
memelihara kesempatan produksi dimasa mendatang.
 Keberlanjutan adalah kondisi dimana sumber daya alam (natural capital stock) tidak
berkurang sepanjang waktu (nondeclining).
 Keberlanjutan adalah kondisi dimana sumber daya alam dikelola untuk mempertahankan
produksi jasa sumber daya alam, dan (5) keberlanjutan adalah adanya kondisi keseimbangan
dan daya tahan (resilience) ekosistem terpenuhi.
Selain definisi operasional diatas, Haris (2000) melihat bahwa konsep keberlajutan dapat
diperinci menjadi tiga aspek pemahaman yaitu :

 Keberlajutan ekonomi yang diartikan sebagai pembangunan yang mampu menghasilkan


barang dan jasa secara kontinu untuk memelihara keberlajutan pemerintahan dan
menghindari terjadinya ketidakseimbangan sektoral yang dapat merusak produksi pertanian
dan industri.
 Keberlajutan lingkungan: Sistem keberlanjutan secara lingkungan harus mampu
memelihara sumber daya yang stabil, menghindari eksploitasi sumber daya alam dan fungsi
penyerapan lingkungan. Konsep ini juga menyangkut pemeliharaan keanekaraman hayati,
stabilitas ruang udara, dan fungsi ekosistem lainnya yang tidak termasuk kategori sumber-
sumber ekonomi.
 Keberlajutan sosial, keberlanjutan secara sosial diartikan sebagai sistem yang mampu
mencapai kesetaraan, penyediaan layanan sosial termasuk kesehatan, pendidikan, gender,
dan akuntabilitas politik.
 
5. Strategi Pembangunan Berkelanjutan
Dari berbagai konsep yang ada maka dapat dirumuskan prinsip dasar dari setiap elemen
pembangunan berkelanjutan. Dalam hal ini ada empat komponen yang perlu diperhatikan yaitu
pemerataan, partisipasi, keanekaragaman, integrasi, dan perspektif  jangka panjang. Strategi
pembangunan berkelanjutan meliputi :

1. Pembangunan yang Menjamin Pemerataan dan Keadilan Sosial


Pembangunan yang berorientasi pemerataan dan keadilan sosial harus
dilandasi hal-hal seperti; meratanya distribusi sumber lahan dan faktor produksi,
meratanya peran dan kesempatan perempuan, meratanya ekonomi yang dicapai dengan
keseimbangan distribusi kesejahteraan. Namun pemerataan bukanlah hal yang secara langsung
dapat dicapai. Pemerataan adalah konsep yang relatif dan tidak secara langsung dapat diukur.
Dimensi etika pembangunan berkelanjutan adalah hal yang menyeluruh, kesenjangan pendapatan
negara kaya dan miskin semakin melebar, walaupun pemerataan dibanyak negara sudah
meningkat. Aspek etika lainnya yang perlu menjadi perhatian pembangunan berkelanjutan
adalah prospek generasi masa datang yang tidak dapat dikompromikan dengan aktivitas generasi
masa kini. Ini berarti pembangunan generasi masa kini perlu mempertimbangkan generasi masa
datang dalam memenuhi kebutuhannya.

2. Pembangunan yang Menghargai Keanekaragaman (Diversity)


Pemeliharaan keanekaragaman hayati adalah prasyarat untuk memastikan bahwa sumber daya
alam selalu tersedia secara berkelanjutan untuk masa kini dan masa datang. Keanekaragaman
hayati juga merupakan dasar bagi keseimbangan ekosistem. Pemeliharaan keanekaragaman
budaya akan mendorong perlakuan yang merata terhadap setiap orang dan membuat pengetahuan
terhadap tradisi berbagai masyarakat dapat lebih dimengerti.

3. Pembangunan yang Menggunakan Pendekatan Integratif


Pembangunan berkelanjutan mengutamakan keterkaitan antara manusia dengan alam. Manusia
mempengaruhi alam dengan cara yang bermanfaat atau merusak. Hanya dengan memanfaatkan
pengertian tentang konpleknya keterkaitan antara sistem alam dan sistem sosial. Dengan
menggunakan pengertian ini maka pelaksanaan pembangunan yang lebih integratif merupakan
konsep pelaksanaan pembangunan yang dapat dimungkinkan. Hal ini merupakan tantangan
utama dalam kelembagaan.

4. Pembangunan yang Meminta Perspektif Jangka Panjang


Masyarakat cenderung menilai masa kini lebih dari masa depan, implikasi
pembangunan berkelanjutan merupakan tantangan yang melandasi penilaian ini. Pembangunan
berkelanjutan mensyaratkan dilaksanakan penilaian yang berbeda
dengan asumsi normal dalam prosedur discounting. Persepsi jangka panjang adalah perspektif
pembangunan yang berkelanjutan. Hingga saat ini kerangka jangka pendek mendominasi
pemikiran para pengambil keputusan ekonomi, oleh karena itu perlu dipertimbangkan.

1. Memenuhi kebutuhan masa sekarang tanpa membahayakan pemenuhan kebutuhan generasi


mendatang dan mengaitkan bahwa pembangunan ekonomi harus seimbang dengan
konservasi lingkungan.
2. Pembangunan yang dilaksanakan tidak terjadi atau mampu meminimalkan kerusakan dan
pencemaran lingkungan, memperhatikan antara lingkungan fisik dan lingkungan sosialnya.
3. Pembangunan yang dilaksanakan mendasar pada nilai – nilai kemanusiaan serta
memperhatikan moral atau nilai yang di anut dalam masyarakat. Pembangunan yang
dilaksanakan mampu memperluas lapangan dan kesempatan kerja.
4. Pembangunan yang dilaksanakan harus memiliki sifat fundamental dan ideal serta berjangka
pendek dan panjang. Pembangunan yang dilaksanakan harus berpedoman untuk selalu
mempertahankan stabilitas ekonomi, politik, sosial budaya dan keamanan nasional.

6. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan


- Tanpa kemiskinan – Mengentas segala bentuk kemiskinan di seluruh tempat.
- Tanpa kelaparan – Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan perbaikan
nutrisi, serta menggalakkan pertanian yang berkelanjutan.
- Kehidupan sehat dan sejahtera – menggalakkan hidup sehat dan mendukung kesejahteraan
untuk semua usia.
- Pendidikan berkualitas – Memastikan pendidikan berkualitas yang layak dan inklusif serta
mendorong kesempatan belajar seumur hidup bagi semua orang.
- Kesetaraan gender – Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan.
- Air bersih dan sanitasi layak – Menjamin akses atas air dan sanitasi untuk semua.
- Energi bersih dan terjangkau – Memastikan akses pada energy yang terjangkau, bisa
diandalkan, berkelanjutan dan modern untuk semua.
- Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi – Memproosikan pertumbuhan ekonom
berkelanjutan dan inklusif, lapangan pekerjaan yang layak untuk semua.
- Industri, inovasi dan infrastruktur – Membangun infrastruktur kuat, mempromosikan
industrialisasi berkelanjutan, dan mendorong inovasi.
- Berkurangnya kesenjangan – Mengurangi kesenjangan di dalam dan di antara negara-
negara.
- Kota dan komunitas berkelanjutan – Membuat perkotaan menjadi inklusif, aman, kuat, dan
berkelanjutan.
- Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab – Memastikan pola konsumsi dan
produksi yang berkelanjutan.
- Penanganan perubahan iklim – Mengambil langkah penting untuk melawan perubahan
iklim dan dampaknya.
- Ekosistem laut – Perlindungan dan penggunaan samudera, laut dan sumber daya kelautan
secara berkelanjutan.
- Ekosistem darat – Mengelola hutan secara berkelanjutan, melawan perubahan lahan
menjadi gurun, menghentikan dan merehabilitasi kerusakan lahan, menghentikan
kepunahan keanekaragaman hayati.
- Perdamaian, keadilan, dan kelembagaan yang tangguh – Mendorong masyarakat adil,
damai, dan inklusif.
- Kemitraan untuk mencapai tujuan – Menghidupkan kembali kemitraan global demi
pembangunan berkelanjutan.

7. Hambatan dalam Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia


Tentunya masih saja ada hambatan dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Yaitu
masalah kependudukan, masalah kemiskinan, masalah kualitas lingkungan hidup dan masalah
keamanan dan ketertiban.

A. Masalah Kependudukan
Permasalahan Penduduk (Kuantitas dan Kualitas): Suatu pembangunan dapat berhasil jika
didukung oleh subjek pembangunan, yakni penduduk yang memiliki kualitas dan kuantitas yang
memadai.

1. Permasalahan Kuantitas Penduduk di Indonesia :


Jumlah penduduk di Indonesia berada pada urutan keempat terbesar setelah Cina, India, dan
Amerika Serikat. Permasalahan dalam kepadatan penduduk adalah persebarannya yang tidak
merata. Susunan penduduk memberikan konsekuensi terhadap hal-hal berikut: Penyediaan
fasilitas kesehatan, Penyediaan fasilitas pendidikan bagi anak usia sekolah, Penyediaan lapangan
pekerjaan bagi penduduk kerja dan penyediaan fasilitas sosial lainnya yang mendukung
perkembangan penduduk usia muda.

2. Permasalahan Kualitas Penduduk di Indonesia


 Tingkat Kesehatan: Kondisi kesehatan di Indonesia masih belum ada kemajuan.
Dibandingkan dengan Negara yang lain Indonesia masih tertinggal jauh. Kondisi demikian
terjadi karena masih rendahnya pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang ada masih
belum memenuhi kebutuhan seluruh penduduk.
 Tingkat pendidikan: Kemajuan pendidikan di Indonesia dapat dilihat dari lama sekolah
dan tingkat melek huruf penduduk.
 Lama sekolah penduduk Indonesia masih tergolong rendah. Artinya, tingkat pendidikan
masyarakat Indonesia rata-rata masih berada pada taraf pendidikan dasar. Tingkat melek
huruf yaitu seseorang dikatakan melek huruf jika orang tersebut dapat membaca atau tidak
buta huruf. Kemajuan tingkat melek huruf di Indonesia tergolong rendah.
 Tingkat Pendapatan per Kapita adalah rata-rata pendapatan penduduk suatu Negara
dalam satu tahun. Pendapatan perkapita secara umum menggambarkan kemakmuran suatu
Negara.

Dampak permasalahan penduduk terhadap pembangunan antara lain “Ketidakmerataan


penduduk menyebabkan tidak meratanya pembangunan ekonomi di seluruh wilayah Indonesia.
Hal ini menyebabkan masih terdapatnya daerah tertinggal, terutama daerah-daerah pedalaman
yang jauh dari pusat kota.

1. Ledakan penduduk akibat angka kelahiran yang tinggi menyebabkan semakin tingginya
kebutuhan penduduk akan perumahan, bahan pangan, dan kebutuhan tersier lainnya.
2. Ledakan penduduk juga mengakibakan angka beban ketergantungan menjadi lebih tinggi.
Hal ini disebabkan angka usia non produktif lebih besar daripada usia produktif.
3. Arus urbanisasi yang tidak diimbangi dengan pendidikan dan ketrampilan yang cukup
menimbulkan masalah pengangguran, kriminalitas, prostitusi, munculnya daerah kumuh, dan
kemiskinan di daerah perkotaan. Hal tersebut dapat menghambat pembangunan, baik di
daerah pedesaan (daerah asal) maupun daerah perkotaan (tujuan).
4. Timbulnya berbagai masalah kerusakan lingkungan akibat pertambahan penduduk
manusia.
5. Masalah kemacetan lalu lintas dapat mengurangi arus mobilitas penduduk, barang, dan
jasa yang akan berakibat pada terhambatnya perkembangan ekonomi penduduk. 
B. Masalah Kemiskinan
Kemiskinan merupakan salah satu contoh ketidakadilan yang dialami suatu kelompok
(masyarakat pra sejahtera). Ketidakadilan itu terlihat dari tidak terpenuhinya kebutuhan-
kebutuhan mereka untuk bertahan hidup dalam kesehatan yang baik, sulitnya mendapat akses ke
pelayanan publik (sanitasi sehat, air bersih, pengelolaan sampah) rumah sehat, pelayanan
pendidikan dan sebagainya. Ketidakadilan juga terlihat dari tidak adanya akses kepemilikan hak
atas tanah yang mereka huni. Sebagai akibat itu semua, sulit bagi mereka untuk mendapat akses
ke pekerjaan yang baik dan stabil. Ketidakadilan itu menyebabkan masyarakat miskin tetap
miskin dan mengancam proses pembangunan yang berkelanjutan. Kerusakan lingkungan,
kondisi permukiman buruk atau kumuh dalam suatu kawasan memperlihatkan bahwa kawasan
tersebut sedang dalam proses tidak berkelanjutan.

Saat ini masalah kemiskinan merupakan masalah mendesak yang dihadapi di Indonesia. Yang
paling mudah dan terlihat jelas dari wajah kemiskinan  adalah kondisi jutaan penduduk yang
tinggal di permukiman kumuh dan liar. Kondisi kekumuhan ini menunjukkan seriusnya
permasalahan sosial ekonomi, poltik, dan  lingkungan yang bermuara pada kondisi kemiskinan.

C. Masalah Kualitas Lingkungan Hidup


Pembangunan dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan dan mutu hidup manusia. Di lain
pihak, pembangunan yang makin meningkat akan memberikan dampak negatif, berupa resiko
pencemaran dan perusakan lingkungan hidup, yang mengakibatkan rusaknya struktur dan fungsi
dasar ekosistem yang menjadi penunjang kehidupan. Kerusakan ini pada akhirnya akan menjadi
beban yang malah menurunkan mutu hidup manusia, sehingga apa yang menjadi tujuan
pembangunan akan sia-sia.

Permasalahan ketersediaan tanah sebagai lahan hijau sangat terbatas. Selain harga tanah yang
mahal, juga kurangnya penghargaan bagi pemilik tanah terlantar untuk dimanfaatkan sebagai
lahan terbuka hijau. Penggunaan ruang terbuka hijau mulanya diawali dengan tumbuhnya
perumahan liar yang semakin luas dan sulit dikendalikan, yang selanjutnya menimbulkan
terbentuknya kawasan kumuh. Apalagi para penghuni tersebut dikenakan pajak tidak resmi
sehingga mereka merasakan seolah mendapatkan legalitas untuk tinggal di tempat tersebut.
Begitu juga, disisi lain factor golongan berpendapatan rendah dan kurangnya tingkat pendidikan,
mendorong mereka untuk menduduki lahan ruang terbuka hijau. Seperti pemanfaatan tepian
tepian bantaran sungai dan tepian jalur kereta api sebagai tempat tinggal.

D. Masalah Keamanan dan Ketertiban


Permasalahan ini diperberat dengan masalah ketertiban karena tidak disiplinnya masyarakat. Hal
ini tercermin dengan jelas antara lain dalam disiplin berlalu lintas. Saat ini juga semakin sering
terjadi demonstrasi yang dilakukan oleh masyarakat terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan
yang dijalankan oleh pemerintah, terutama di kota-kota besar. Hal ini dapat terjadi karena
berbagai hal seperti tidak adanya sosialisasi dari pemerintah, kurangnya pelibatan partisipasi
masyarakat dalam pembangunan, kurangnya pemamhaman akan hak-hak dan tanggung jawab
masyarakta dalam pembangunan dan lain sebagainaya

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembangunan berkelanjutan merupakan pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa
kini tanpa mengorbankan kemampuan pemenuhan kebutuhan generasi
mendatang. Pembangunan berkelanjutan mencakup sinergi tiga aspek yaitu, ekonomi, sosial
dan budaya didalam pembangunan. Hambatan dalam pencapaian pembangunan yang
berkelanjutan di Indonesia adalah masalah kependudukan, kemiskinan, kerusakan
lingkungan hidup, keamanan dan ketertiban kota, dan sebagainya. Bahwa masalah
kemiskinan dan kerusakan lingkungan hidup yang terjadi suatu kawasan tertentu
memperlihatkan bahwa kawasan itu sedang dalam proses tidak berkelanjutan.

Kemiskinan dan fungsi-fungsi lingkungan hidup yang telah hilang atau rusak, tercemar, itu
merupakan ancaman terhadap proses pembangunan berkelanjutan.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka adapun saran bagi pemerintah agar dapat
menerapkan sistem pembangunan yang berkelanjutan dengan jalan menanggulangi
kemiskinan serta meningkatkan kualitas lingkungan hidup serta keamanan dan ketertiban
guna menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat khususnya di Indonesia sehingga dapat
dirasakan bukan hanya untuk di masa sekarang melainkan juga untuk generasi yang akan
datang.

Saran bagi masyarakat agar dapat ikut berpartisipasi dalam pembangunan di Indonesia.
Merawat dan melindungi lingkungan hidup.

 
 
 
DAFTAR PUSTAKA

 
 http://okkifarin.blogspot.in/2010/01/pertumbuhan-ekonomi-dalam-konsep.html?m=1
 http://yeyen_eriya.blogspot.com/2013/materi/pertumbuhan-ekonomi-dalam-konsep-
pembangunan-berkelanjutan.html
 Djajadinigrat, 2001 Untuk Generasi Masa Depan: “Pemikiran, Tantangan dan Permasalah
Lingkungan”, ITB
 Elang Lilik, 2003 Kumpulan Makalah Perubahan Lingkungan Global dan kerjasama
Internasional, IPB
 A. 2004, Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Teori dan Aplikasi, Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai