Anda di halaman 1dari 12

DAMPAK PENCEMARAN LINGKUNGAN DAN SOLUSI

ALTERNATIF PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN

Oleh :
A. Muhammad Ishak Yusma
Perencana Muda

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pembangunan ekonomi suatu Negara seringkali hanya diukur
berdasarkan tingkat dan pertumbuhan GNI (Gross National Income) secara
keseluruhan maupun perkapita. Semakin tingginya GNI (Gross National
Income) suatu negara, maka semakin baik pula pembangunan ekonomi negara
tersebut. Hal ini mendorong setiap negara, khususnya negara berkembang
untuk menaikkan tingkat GNI (Gross National Income) dengan cara
mengeksploitasi sumber daya alam yang mereka miliki dan meningkatkan
industrialisasi.

Oleh karena itu dibutuhkan sebuah sistem pembangunan yang tidak


hanya mengedepankan pengejaran pertumbuhan ekonomi saat ini, namun juga
memikirkan pemenuhan kebutuhan dimasa yang akan datang (keberlanjutan
pertumbuhan ekonomi dengan terjaganya sumberdaya alam), sistem ini
disebut Pembangunan Berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan tidak saja
berkonsentrasi pada isu-isu lingkungan. Lebih luas dari itu, pembangunan
berkelanjutan mencakup tiga lingkup kebijakan pembangunan, yaitu
pembangunan ekonomi, pembangunan social, dan perlindungan lingkungan.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian pembangunan ekonomi suatu negara?
2. Apakah implikasi pembangunan ekonomi khususnya di negara
berkembang?
3. Apakah solusi untuk menciptakan sistem pembangunan yang arif di
masa yang akan datang?
II. PEMBAHASAN

A. Pembangunan Ekonomi yang Eksploitatif dan Mengembangkan


Keuntungan Semata

Pembangunan besar-besaran tengah terjadi di Indonesia, mereka tidak


memikirkan apa yang akan terjadi jika pembangunan terus berlanjut tanpa
diimbangi dengan pencegahannya, yang dipikirkan hanyalah bagaiman cara
agar bangsa Indonesia mendapatkan keuntungan semata. Menurut Wardhana
(2008) pembangunan yang terjadi menyebabkan kerusakan terhadap
lingkungan yang berasal dari faktor internal dan eksternal.
Kerusakan karena faktor internal adalah kerusakan yang berasal dari
dalam bumi/alam itu sendiri, prosesnya juga sulit dicegah karena merupakan
proses alami pada bumi yang sedang mencari keseimbangan dirinya. Adapun
faktornya adalah letusan gunung berapi yang merusak lingkungan dan
sekitarnya, gempa bumi yang menyebabkan dislokasi lapisan tanah, kebakaran
hutan karena prose salami pada musim kemarau panjang; disebabkan oleh
embun yang berfungsi sebagai lensa pangumpul api (pada titik fokusnya) pada
saat embun belum menguap, banjir besar dan gelombang laut yang tinggi
akibat badai.
Sedangkan, kerusakan karena faktor eksternal adalah kerusakan yang
di akibatkan oleh ulah manusia dalam rangka meningkatkan kualitas dan
kenyamanan hidupnya. Kerusakan karena faktor pada umumnya disebabkan
oleh karena kegiatan industry (berupa limbah buangan industri), pencemaran
udara yang berasal dari cerobong pabrik, pencemaran air yang berasal dari
limbah buangan industri, penambangan untuk mengambil kekayaan alam
(mineral) dari perut bumi.
Pembangunan berkelanjutan ini tentunya tidak terlepas dari ekonomi
pembangunan yang dapat diartikan sebagai bagian dari ilmu ekonomi yang
mempelajari bagaimana usaha manusia atau suatu bangsa meningkatkan taraf
hidupnya melalui peningkatan pendapatan Nasional perkapita, retribusi
pendapatan serta menghapuskan kemiskinan. Sedangkan yang dimaksud
dengan pembangunan ekonomi adalah usaha-usaha bagaimana manusia atau
suatu bangsa berusaha meningkatkan standar hidupnya ketaraf yang lebih baik
dengan distribusi pendapatan yang lebih merata tanpa kemiskinan dan
kebodohan bagi bangsa tersebut.
Keberlanjutan pembangunan dapat didefinisikan dalam arti luas yaitu
bahwa generasi yang akan datang harus berada dalam posisi yang tidak lebih
buruk daripada generasi sekarang. Generasi sekarang boleh memiliki sumber
daya alam serta melakukan berbagai pilihan dalam penggunaannya namun
harus tetap menjaga keberadaannya, sedangkan generasi yang akan datang
walaupun memiliki tingkat teknologi dan pengetahuan yang lebih baik serta
persediaan kapital buatan manusia yang lebih memadai. Jadi yang penting
dalam konsep ini adalah bahwa generasi sekarang maupun generasi akan
datang tetap dalam keadaan terpenuhi kebutuhan hidupnya. Dapat diambil
suatu kesimpulan pembangunan berkelanjutan bila tidak ada masalah ketidak
merataan antar generasi (intergenerational inequality).

B. Dampak Pembangunan Ekonomi terhadap Lingkungan


Penipisan lapisan ozon, pemanasan global, dan terkurasnya sumber daya
keanekaragaman hayati merupakan ancaman bencana yang besar, yang tanpa
kita sadari, disebabkan oleh umat manusia dalam mengejar kebutuhan hidup
yang berlebihan (Sugandhy, Hakim 2009). Dalam usahanya untuk
meningkatkan kualitas hidup, melalui akal pikiran manusia menciptakan
peralatan baru yang berupa mesin-mesin dan alat-alat bantu lainnya yang
berteknologi tinggi, untuk dapat menghasilkan produk yang melimpah dalam
waktu singkat. Kegiatan tersebut hari demi hari terus meningkat padahal
kenyataannya kualitas hidup yang hendak dicapai masih sulit dijangkau.
Memperhatikan keadaan yang demikian terdapat dampak industri dan
teknologi bagi masyarakat Indonesia sendiri, yaitu adanya dampak langsung
dan tidak langsung.
1. Dampak Tidak langsung
Dampak tidak langsung yang terjadi, yaitu:
a. Urbanisasi: perpindahan dari desa ke kota karena orang-orang di desa
ingin mencari pekerjaan padahal mereka tidak memiliki keahlian
b. Perilaku: pada saat tinggal didesa mereka hidup secara gotong
royong, tolong menolong tetapi setelah pindah ke kota kehidupannya
berubah sikap mereka yang tadinya bersahabat menjadi kasar, dan
individualis.
c. Kriminalitas: orang desa yang pindah ke kota tidak memiliki keahlian
dalam bidangnya padahal persaingan sangat ketat. Sehingga, mereka
yang tersingkirkan untuk memenuhi kebutuhannya melakukan
tindakan kriminal, pencurian, pemerkosaan, dll.
d. Sosial Budaya: kegiatan yang begitu banyak menimbulkan tingkat
ketegangan yang tinggi akibatnya mereka mencari tempat hiburan
seperti bioskop, diskotek bahkan tidak jarang menjurus ke arah
pornografi dan prostitusi.
2. Dampak Langsung
Kegiatan suatu industri dan teknologi akan berjalan baik jika antara
unsur penunjang dan industry dan teknologi tersedia. Adapun unsur-unsur
pokok yang dimaksud adalah:
a. Sumberdaya alam, seperti bahan baku, air, energy, dll.
b. Sumberdaya manusia, meliputi tenaga kerja dan keahlian.
c. Sarana dan prasarana, seperti lahan dan peralatannya.
Ketiga unsur tersebut saling berinteraksi sehingga kegiatan dapat
berlangsung, tetapi di sisi lain justru menimbulkan kerugian dan harus
dicegah. Jika keseimbangan teknologi terganggu maka kualitas lingkungan
juga berubah.

C. Pembangunan Berkelanjutan dalam Mengatasi Pencemaran


Lingkungan
Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan (lahan, kota, bisnis,
masyarakat, dsb) yang berprinsip “memenuhi kebutuhan sekarang
tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan”
(menurut Brundtland Report dari PBB, 1987). Pembangunan berkelanjutan
adalah terjemahan dari Bahasa Inggris, sustainable development. Salah satu
faktor yang harus dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan
adalah bagaimana memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan
kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial. Pembangunan berkelanjutan
yang berwawasan lingkungan hidup adalah upaya sadar dan terencana yang
memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber daya, ke dalam proses pembangunan
untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan
generasi masadepan (Sugandhy, Hakim 2009).
Pembangunan berkelanjutan tidak saja berkonsentrasi pada isu-isu
lingkungan. Lebih luas daripada itu, pembangunan berkelanjutan mencakup
tiga lingkup kebijakan: pembangunan ekonomi, pembangunan sosial dan
perlindungan lingkungan. Dokumen-dokumen PBB, terutama dokumen hasil
World Summit 2005 menyebut ketiga hal dimensi tersebut saling terkait dan
merupakan pilar pendorong bagi pembangunan berkelanjutan. Skema
pembangunan berkelanjutan: pada titik temu tiga pilar tersebut, Deklarasi
Universal Keberagaman Budaya (UNESCO, 2001)1[1] lebih jauh menggali
konsep pembangunan berkelanjutan dengan menyebutkan bahwa
“…keragaman budaya penting bagi manusia sebagaimana pentingnya
keragaman hayati bagi alam”. Dengan demikian “pembangunan tidak hanya
dipahami sebagai pembangunan ekonomi, namun juga sebagai alat untuk
mencapai kepuasan intelektual, emosional, moral, dan spiritual”. dalam
pandangan ini, keragaman budaya merupakan kebijakan keempat dari lingkup
kebijakan pembangunan berkelanjutan. Berikut adalah contoh pembangunan
berkelanjutan:
Pembangunan Hijau pada umumnya dibedakan dari pembangunan
bekelanjutan, dimana pembangunan Hijau lebih mengutamakan keberlanjutan
lingkungan di atas pertimbangan ekonomi dan budaya. Pendukung
pembangunan berkelanjutan berargumen bahwa konsep ini menyediakan
konteks bagi keberlanjutan menyeluruh dimana pemikiran mutakhir dari
pembangunan hijau sulit diwujudkan. Sebagai contoh, pembangunan pabrik
dengan teknologi pengolahan limbah mutakhir yang membutuhkan biaya
perawatan tinggi sulit untuk dapat berkelanjutan di wilayah dengan sumber
daya keuangan yang terbatas.
Pelaksanaan program-program konvensi keanekaragaman hayati antara
lain dengan gerakan penanaman pohon secara in-situ dan ek-situ yaitu dengan
pemilihan bibit lokal atau yang akan ditanami disertai tindak lanjut yang nyata,
guna menjamin kelangsungan hidup keanekaragaman hayati setempat. Dalam
memenuhi kebutuhan pangan, sandang, pangan, obat-obatan, masyarakat
setempat harus menjadi bagian dari program-program pembangunan daerah
dalam rangka pembukaan kesempatan kerja, khususnya pada masyarakat
setempat.
D. Pembangunan Ekonomi
Menurut Siagian (1994) pembangunan diartikan sebagai “Suatu usaha
atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan
dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju
modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (nation building)”. Sedangkan
Menurut Mellor (1987;81), pembangunan ekonomi didefinisikan sebagai suatu
proses yang dengannya perekonomian diubah dari apa yang sebagian besar
pedesaan dan pertanian menjadi sebagian besar perkotaan, industri, dan jasa–
jasa. Jadi inti dari pembangunan ekonomi adalah adanya pertumbuhan
ekonomi.
Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi
(economicgrowth). Pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan
ekonomi, begitupulasebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses
pembangunan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi sendiri merupakan proses
kenaikan kapasitas produksisuatu perekonomian yang diwujudkan dalam
bentuk kenaikan pendapatannasional (kuantitatif). Suatu negara dikatakan
mengalami pertumbuhan ekonomiapabila terjadi peningkatan GNP riil di
negara tersebut. Adanya pertumbuhanekonomi merupakan indikasi
keberhasilan pembangunan ekonomi.
Definisi pembangunan ekonomi secara konvensioanal sendiri menekankan
pada peningkatan income per capita (pendapatan per kapita), yaitu
menekankan pada kemampuan suatu negara untuk meningkatkan output yang
dapat melebihi pertumbuhan penduduk. Definisi pembangunan konvensional
ini sering dikaitkan dengan sebuah strategi mengubah struktur suatu negara
atau sering kita kenal dengan industrialisasi. Industrialisasi yang diiringi
dengan eksploitasi sumberdaya alam dinilai dapat meningkatkan income
perkapita suatu negara.

E. Implementasi Pembangunan Ekonomi di Indonesia


Industrialisasi dijadikan cara utama untuk meningkatkan pendapatan
perkapita suatu negara, karena melalui industrialisasi dapat dihasilkan produk
manufaktur dalam jumlah yang cepat, hemat tenaga kerja, namun dengan hasil
(output) yang besar. Industrialisasi pun diiringi dengan ekploitasi sumber daya
alam yang umumnya dijadikan bahan baku industri, seperti kayu yang
dipergunakan untuk industri pulp, industri furnitur, dan sebagainya.
Sejak pemerintahan Presiden Soeharto, pertumbuhan ekonomi melalui
industrialisasi dan eksploitasi suumber daya alam seperti minyak bumi, kayu,
dan hasil alam lainnya terus digalakkan. Hal ini didukung dengan penanaman
modal asing dan bantuan dana pinjaman internasional yang tinggi (Schwartz,
1994). Tahun 1994, pendapatan perkapita naik menjadi 650 dollar Amerika
Serikat; hasil-hasil yang mengagumkan dicapai dibidang pendidikan,
kesehatan, infrastruktur, dan Indonesia bersiap-siap untuk masuk kelompok
“macan” Asia Timur dalam abad 21 (World Bank, 1994 dalam Barber, 1997).
Pembangunan ekonomi semacam inilah yang dilakukan oleh pemerintah
Indonesia untuk meningkatkan pendapatan perkapita yang mengagumkan.
namun, hasil-hasil yang mengesankan ini dibayar dengan biaya kerusakan
lingkungan hidup yang tidak terkira.

Meningkatnya industrialisasi berdampak negativ terhadap lingkungan,


antara lain menimbulkan pencemaran udara, pencemaran air, dan pencemaran
daratan.
a. Dampak Pencemaran Udara
Dampak yang ditimnulkan dari pencemaran udara sangat merugikan,
pencemaran udara tidak hanya berakibat langsung kepada kesehatan
manusia saja tetapi juga dapat merusak lingkungan lainnya, seperti hewan,
tanaman, gedung, dan lain sebagainya.

Bedasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat tahun


1980, kematian yang disebabkan oleh pencemaran udara mencapai 51.000
orang. angka tersebut cukup mengerikan karena bersaing keras dengan
angka kematian yang disebabkan oleh penyakit lainnya seperti jantung,
kanker,AIDS dan lain sebagainya (Wardhana, 2008).
Dalam jangka panjang pencemaran udara akibat indutri dapat
mengakibatkan kerusakan ozon dan efek rumah kaca. lapisan ozon
merupakan lapisan atmosfir bumi yang berfungsi sebagai pelindung dari
sinar ultraviolet yang datang berlebihan dari sinar matahari. Jika lapisan
ozon rusak, maka sinar ultraviolet akan langsung diteruskan ke bumi dan
merusak kulit manusia. Selain dapat mengakibatkan kanker kulit, sinar
ultraviolet juga dapat mengakibatkan suhu bumi menjadi naik.
b. Pencemaran Air
Masih banyak sektor industri yang membuang limbahnya ke aliran air/
sungai, sehingga limbah yang mengandung zat berbahaya seperti
Kadmium, Kobalt, Air Raksa, dan lain sebaginya dapat membahayakan
tubuh manusia yang menggunakan air tercemar tersebut. Air yang
tercemar oleh limbah organik terutama limbah industri olahan makanan,
merupakan tempat yang subur untuk berkembangnya mikroorganisme,
termasuk mikroba pathogen. mikroba pathogen yang berkembangbiak
dalam air tercemar dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit yang
dapat menular dengan mudah, seperti Hepatitis A, Polliomyelitis, Cholera,
Ascariasis, dan lain sebagainya (Wardhana, 2008).
Limbah industri produk electroplating, PVC, dan obat-obatan umumnya
mengandung Kadmium (Cd). Apabila Kadmium (Cd) tersebut diabsorbsi
oleh tubuh manusia, ia akan mempengaruhi otot polos pembuluh darah.
Akibatnya tekanan darah menjadi tinggi kemudian mengakibatkan gagal
jantung. Ginjal pun dapat rusak dari keracunan Cd.
Industri plastik, sabun, dan kosmetika umumnya menghasilkan limbah
yang mengandung air raksa atau merkuri (Hg). Gejala keracunan merkuri
ditandai denga sakit kepala, penglihatan menjadi kabur, dan daya ingat
menurun. kematian dapat terjadi karena kondisi tubuh yang makin
melemah.
c. Pencemaran Daratan
Pencemaran daratan umumnya berasal dari limbah berbentuk padat yang
dibuang atau dikumpulkan disuatu tempat penampungan. dampak nya
dapat terlihat secara langsung yaitu menimbulkan pemandangan yang
tidak sedap, kotor, dan kumuh. Dampak secara tidak langsung yang akibat
pencemaran daratan yaitu, penyakit Pes, Kaki Gajah, Malaria, dan Demam
Berdarah.

F. Pembangunan Berkelanjutan Sebagai Sebuah Solusi


Pada gambar dibawah ini merupakan model pengendalian pembangunan
ekonomi yang secara terus-menerus dilakukan namun dengan memperhatikan
aspek-aspek lingkungan sehingga terjadi keseimbangan antar 3 pilar
pembangunan berkelanjutan yaitu ekonomi, social dan lingkungan.

Pembangunan berkelanjutan merupakan suatu proses pembangunan yang


mengoptimalkan manfaat sumber daya alam dan sumber daya manusia secara
berkelanjutan, dengan cara menyerasikan aktivitas manusia sesuai dengan
kemampuan sumber daya alam yang menopangnya dalam suatu ruang wilayah
daratan, lautan, dan udara sebagai suatu kesatuan” (Sugadhy, 2000).
Konsep Pembangunan Berkelanjutan ini kemudian dipopulerkan melalui
laporan WCED berjudul “Our Common Future” (Hari Depan Kita Bersama)
yang diterbitkan pada 1987. Laporan ini mendefinisikan Pembangunan
Berkelanjutan sebagai pembangunan yang memenuhi kebutuhan generasi saat
ini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi
kebutuhan mereka sendiri.
Pembangunan berkelanjutan hadir sebagai sebuah solusi dari
pembangunan konvensional yang hanya mengejar pertumbuhan ekonomi
semata. Pembangunan konvensional yang selama ini dikejar melalui
industrialisasi dan eksplotasi sumberdaya alam, tentunya hanya
mengedepankan keuntungan pembangunan sesaat tanpa mengedepankan
kemampuan alam dan lingkungan untuk tetap mendukung keberlangsungan
proses pembangunan kedepan.
Pada intinya pembangunan berkelanjutan memiliki dua unsur pokok, yaitu
kebutuhan yang wajib dipenuhi terutama bagi kaum miskin, dan kedua adanya
keterbatasan sumber daya dan teknologi serta kemampuan organisasi sosial
dalam memanfaatkan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan masa kini dan
masa mendatang. Untuk itu, Komisi Brandtland memberikan usulan penting
dalam pembangunan berkelanjutan yaitu adanya keterpaduan konsep politik
untuk melakukan perubahan yang mencakup berbagai masalah baik sosial,
ekonomi maupun lingkungan.
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan sendiri mencakup tiga dimensi yaitu
ekonomi, sosial dan lingkungan. Dalam dimensi ekonomi terdapat beberapa
tujuan yang ingin dicapai antara lain upaya meningkatkan pertumbuhan
ekonomi, memerangi kemiskinan, serta mengubah produksi dan konsumsi ke
arah yang seimbang. Sedangkan dimensi sosial berhubungan dengan
pemecahan masalah kependudukan, perbaikan pelayanan masyarakat,
peningkatan kualitas pendidikan, dan lain-lain. Adapun dimensi lingkungan
memiliki tujuan-tujuan antara lain upaya pengurangan dan pencegahan
terhadap polusi, pengelolaan limbah serta konservasi/preservasi sumber daya
alam. Dengan demikian tujuan pembangunan berkelanjutan terfokus pada
ketiga dimensi di atas yaitu keberlanjutan laju pertumbuhan ekonomi yang
tinggi (economic growth), keberlanjutan kesejahteraan sosial yang adil dan
merata (social progress) serta keberlanjutan ekologi dalam tata kehidupan yang
serasi dan seimbang (ecological balance).
Menurut Brandtland langkah-langkah yang dapat diambil untuk
mewujudkan pembangunan berkelanjutan, yaitu:
3. Menata kembali pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan kualitasnya
4. Memenuhi kembali kebutuhan pokok warga akan pekerjaan, makanan,
energy, air, dan sanitasi.
5. Menjada perkembangan penduduk agar tetap seimbang dengan daya
dukung lingkungan untuk menghasilkan produksi.
6. Melakukan konservasi dan menambah sumber daya yang tersedia.
7. Reorientasi penggunaan teknologi dan manajemen resiko, juga
8. mengintegrasikan kebijakan ekonomi dengan kebijakan lingkungan
dalam pengambilan keputusan.
Apabila langkah-langkah pembangunan berkelanjutan tersebut
dilaksanakan dengan baik, niscaya akan memberikan manfaat yang nyata bagi
pemerintah, usaha swasta dan masyarakat, yang ketiganya merupakan pilar
utama dalam pemerintahan baru yang lebih baik (Good Governance). Hal ini
terjadi karena dapat menjaga kesinambungan pembangunan, menjamin
ketersediaan sumber daya, menjunjung tinggi harkat dan martabat warga serta
meningkatkan pemerintahan yang lebih baik. Pembangunan yang terkendali
dengan baik tidak akan merusak sumber daya alamnya. Penggunaan sumber
daya alam harus dilakukan dengan bijak dan penuh kehati-hatian agar
persediaan sumber daya terjamin guna mendukung pembangunan.
Sehingga pembangunan yang berlangsung saat ini tidak hanya upaya
industrialisasi dan eksplotasi sumberdaya alam untuk mengejar pertumbuhan
ekonomi semata. Hal ini juga merupakan pembangunan ekonomi yang tetap
mempedulikan kelangsungan lingkungan agar proses pembangunan yang ada
dapat terus dilakukan hingga generasi yang akan datang.

III. PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembangunan ekonomi selalu terlihat dari banyaknya pembangunan di
sektor ekonomi yang lebih ditujukan pada pembangunan sarana tanpa melihat
dampaknya yang dipikirkan adalah keuntungan semata yang mengeksploitasi
sumberdaya alam besar-besaran padahal dampak yang terjadi sangat
merugikan mengakibatkan alam kita rusak sehingga terjadi pencemaran
dimana-mana. Semula yang terbayang hanya kesenangan tetapi yang
dihasilkan sebaliknya. Maka dari itu sebagai generasi penerus kita harus
memperbaiki mulai dari sekarang, agar menciptakan bangsa Indonesia yang
tentram dan sejahtera.

B. Saran
Pembangunan berkelanjutan harus dimulai dari sekarang dan harus
ditanamkan pada setiap jiwa masyarakat Indonesia agar sumberdaya alam
yang dimiliki tetap terjaga dan dapat dilestarikan, serta pembangunan ekonomi
pun dapat berjalan dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA

Barber, dkk. 2005. Meluruskan Arah Pelestarian Keanekaragaman Hayati dan


Pembangunan di Indonesia . Jakarta : Obor Indonesia.
Smith C Stephen, Todaro P. Michael. 2006. Pembangunan Ekonomi.
Munandar, dkk, penerjemah. Jakarta: PT Erlangga. Terjemahan dari:
Economic Development.
Sugandhy, dkk.2000. Prinsip Dasar Pembangunan Berkelanjutan Berwawasan
Lingkungan. Jakarta: Bumi Aksara.
Wardhana, Wisnu Arya.2008.Dampak Pencemaran Lingkungan.Penerbit
Andi:Yogyakarta. http://id.wikipedia.org/wiki/pembangunan.

Anda mungkin juga menyukai