Oleh:
1. Chintami Dwijayanti
2. Delsi Ulpa Sari
3. Evitia Yuliani
(13222016)
(13222023)
(13222039)
Dosen Pembimbing:
Dra. Rohil, MS
A. Latar Belakang
Salah satu masalah penting yang dihadapi dalam pembangunan ekonomi
adalah bagaimana menghadapi trade-off antara pemenuhan kebutuhan
pembangunan disatu sisi dan upaya mempertahankan kelestarian lingkungan
disisi lain. Pembangunan ekonomi yang berbasis sumber daya alam yang
tidak memperhatikan aspek kelestarian lingkungan pada akhirnya akan
berdampak negatif pada lingkungan itu sendiri, karena pada dasarnya sumber
daya alam dan lingkungan memiliki kapasitas daya dukung yang terbatas.
Dengan kata lain, pembangunan ekonomi yang tidak memperhatikan
kapasitas sumber daya alam dan lingkungan akan menyebabkan
permasalahan pembangunan dikemudian hari (Suryadi, 2004).
Konsep pembangunan berkelanjutan sebenarnya sejak sudah lama
menjadi perhatian para ahli. Namun istilah keberlajutan (sustainability)
sendiri baru muncul beberapa dekade yang lalu, walaupun perhatian terhadap
keberlanjutan sudah dimulai sejak Malthus pada tahun 1798 yang
mengkhawatirkan ketersedian lahan di Inggris akibat ledakan penduduk yang
pesat. Satu setengah abad kemudian, perhatian terhadap keberlanjutan ini
semakin mengental setelah Meadow dan kawan-kawan pada tahun 1972
menerbitkan publikasi yang berjudul The Limit to Growth dalam
kesimpulannya, bahwa pertumbuhan ekonomi akan sangat dibatasi oleh
ketersediaan sumber daya alam. Dengan ketersediaan sumber daya alam yang
terbatas, arus barang dan jasa yang dihasilkan dari sumber daya alam tidak
akan selalu bisa dilakukan secara terus menerus (on sustainable basis)
(Suryadi, 2004).
Meskipun mendapat kritikan yang tajam dari para ekonom karena
lemahnya fundamental ekonomi yang digunakan dalam model The Limit to
Growth, namun buku tersebut cukup menyadarkan manusia akan pentingnya
pembangunan yang berkelanjutan. Karena itu perhatian terhadap aspek
keberlanjutan ini mencuat kembali ketika pada tahun 1987 World
Commission on Environment and Development (WCED) atau dikenal
sebagai Brundland Commission menerbitkan buku berjudul Our Common
Future. Publikasi ini kemudian memicu lahirnya agenda baru mengenai
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi dan Konsep Pembangunan Berwawasan Lingkungan
Sonny Keraf, sejak tahun 1980-an agenda politik lingkungan hidup mulai
dipusatkan pada paradigma pembangunan berkelanjutan. Mulai pertama
istilah ini muncul dalam World Conservation Strategy dari the International
Union for the conservation of nature (1980), lalu dipakai oleh Lester R.
Brown dalam bukunya Building a Suistainable Society (1981) istilah tersebut
kemudian menjadi sangat popular melalui laporan Bruntland, Our Common
Future (1987). Tahun 1992 merupakan puncak dari proses politik, yang
akhirnya pada konfe-rensi tingkat tinggi (KTT) Bumi di Rio de Jainero,
Brazil, paradigma Pembangunan Berkelanjutan diterima sebagai sebuah
agenda politik pembangunan untuk semua negara di dunia (Sutamihardja,
2004).
Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup yang
kita pergunakan disini adalah merupakan terjemahan dari suistainable
development yang sangat populer dipergunakan di negara-negara barat.
Istilah Pembangunan Berkelanjutan secara resmi digunakan dalam Tap
MPR No. IV/MPR/1999 tentang GBHN menyebutkan bahwa bahwa konsep
pembangunan berkelanjutan telah diletakkan sebagai kebijakan, namun dalam
pengalaman praktek selama ini, justru terjadi pengelolaan sumber daya alam
yang tidak terkendali. Karena itu pembangunan berkelanjutan adalah sebuah
harapan yang harus kita wujudkan dan dalam upaya mewujudkannya itu
peranan hukum menjadi sangat relevan (Sutamihardja, 2004).
Bagi Indonesia konsep ini sebenarnya merupakan suatu konsep yang
relatif baru. Menurut Emil Salim, inti pokok dari pembangunan yang lama
tidak mempertimbangkan lingkungan, dan memandang kerusakan lingkungan
sebagai biaya yang harus dibayar. Walaupun demikian konsep ini sebenarnya
sudah dibahas mendahului Konferensi Stockholm dalam Seminar Nasional
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan Nasional di Bandung
tanggal 15-18 Mei 19972 sedangkan Konferensi Stockholm berlangsung
tanggal 15-18 Juni 1972. Menurut Daud Silalahi Seminar Nasional
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan Nasional 1972 di UNPAD
yang bekerjasama dengan BAPPENAS telah mengawali konsep
pembangunan yang berwawasan lingkungan (eco-development). Menurut
2.
3.
4.
5.
6.
datang.
Tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup.
Terkendalinya pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana.
Terlindunginya wilayah Indonesia dari pengaruh negatif pembangunan,
seperti pencemaran tanah, air, dan udara.
Implementasi pembangunan berwawasan lingkungan adalah dengan
reboisasi, menanam seribu pohon dan gerakan bersih lingkungan tampaknya
mengalami kendala yang berarti. Artinya, tidak seimbangnya antara yang
ditanam dan yang dieksploitasi menjadi salah satu penyebabnya. Peraturan
perudang-udangan pun tidak mampu mencegah kerusakan lingkungan ini
(Suryadi, 2004).
tidak
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keberlanjutan bukanlah merupakan konsep yang sederhana malainkan
komplek, karena dalam operasionalnya banyak hal yang perlu diperhatikan
dan saling berkaitan. Oleh karena pemahaman pembangunan berkelanjutan
penting ditingkatkan terutama bagi pengambil kebijakan baik skala makro
maupun mikro guna mencapai tujuan pembangunan. Untuk memahami
konsep pembangunan berkelanjutan tersebut, maka dalam aplikasi atau
penerapannya dibutuhkan landasan konsep atau teori yang dapat dijadikan
acuan dalam menuju arah pembangunan, oleh karena itu pada makalah ini
penulis telah mencoba mendalami dan menggambarkan berbagai konsep dan
pertimbangan-pertimbangan aspek keberlanjutan guna membantu
mengidentifikasi dan memformulasikan berbagai strategi, guna menjadi
acuan dalan mencapai tujuan pembangunan, khusus di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman. 2003. Pembangunan Berkelanjutan. Website: http://www.lfip.org/
english/pdf/baliseminar/pembangunan%20berkelanjutan
%20%20abdurrahman.pdf. Di akses Minggu, 20 Desember 2015 pada pukul
08.50 WIB.
Dewi. 2012. Konsep Pembangunan Berkelanjutan. Website: http://repository.usu.
ac.id/bitstream/123456789/30654/4/Chapter%20II.pdf. Di akses Minggu, 20
Desember 2015 pada pukul 08.50 WIB.
Djajadinigrat, 2001 Untuk Generasi Masa Depan: Pemikiran, Tantangan dan
Permasalah Lingkungan. Bandung: ITB.
Elang L. 2003 Kumpulan Makalah Perubahan Lingkungan Global dan kerjasama
Internasional Bogor: IPB
Suryadi. 2004. Pembangunan Berkelanjutan. Website: http://file.upi.edu/
Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/195207251978031ACE_SU
RYADI/askar_jaya.pdf. Di akses Minggu, 20 Desember 2015 pada pukul
08.40 WIB.
Sutamihardja. 2004. Perubahan Lingkungan Global; Program Studi Pengelolaan
Sumber Daya Alam. Bogor: IPB