Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

(Peran dan Penerapan Pembangunan Berkelanjutan Bagi Warga Negara)

Dosen Pengampu: Dr. Dino Rimantho, ST., MT

Oleh:
Fauziah Zein 4421217010

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PANCASILA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia merupakan makhluk sosial yang terus berinteraksi dengan yang lain termasuk
juga dengan lingkungan yang menjadi tempat menetap atau tinggal. Dengan terus melakukan
terobosan penemuan dan inovasi, tanpa disadari manusia membentuk peradaban seiring
berkembangnya zaman. Kemajuan tersebut tentunya berdampak negatif bagi lingkungan hidup.
Perlu adanya peran aktif untuk menjaga keseimbangan lingkuran hidup serta pembangunan
yang tidak merugikan atau tidak berdampak bagi generasi yang akan datang agar tetap terjaga.

Pembangunan berkelanjutan merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas hidup dan


merupakan salah satu bentuk pemberdayaan yang mencakup berbagai bidang kehidupan
masyarakat yang meliputi pembangunan fisik dan non fisik, seperti aspek ekonomi, sosial,
lingkungan serta budaya. Penerapan pembangunan berkelanjutan dapat dibilang tidaklah
mudah. Banyak faktor dan aspek-aspek lain yang perlu diperhatikan. Selain itu dampak dari
penerapan pembangunan berkelanjutan juga perlu diwaspadai. Pembangunan untuk kebutuhan
masa kini tidak boleh mengorbankan atau mengurangi kebutuhan untuk generasi yang akan
datang.

Keterlibatan seluruh masyarakat sangat penting untuk mewujudkan pembangunan


berkelanjutan secara maksimal. Terutama para generasi muda yang dimana keterlibatannya
merupakan praktik demokrasi dan terdiri dari partisipasi dalam kelompok masyarakat dan
pembangunan sosial politik sebagai bentuk pelayanan masyarakat serta lingkungan,
(Ludovikus, dkk 2019). Pembelajaran mengenai pembangunan berkelanjutan ini perlu
diterapkan sejak dini. Lingkungan keluarga, sekolah dan lingkungan disekitar tempat tinggal
menjadi faktor penting dalam menerapkan pembangunan berkelanjutan. Peran orang tua
menjadi poin yang harus diperhatikan dalam penerapan pembangunan berkelanjutan.
Kesabaran orang tua dalam mendidik tentunya perlu diperhatikan dalam pembelajaran pada
anak. Namun tidak jarang juga orang tua yang tidak menerapkan atau membekali anaknya
dengan ajaran yang baik dalam hal pembangunan berkelanjutan, contohnya seperti membuang
sampah pada tempatnya, tidak merusak tanaman dan hal sederhana lainnya.
Dalam lingkungan tempat tinggal, pembangunan berkelanjutan juga masih sangat kurang
penerapannya. Kesadaran masyarakat yang masih rendah dan dukungan yang kurang dari
pemerintah menjadi permasalahan yang krusial.

Untuk mengatasi permasalahan di atas, pada artikel kali ini penulis akan membahas
pentingya penerapan pembangunan berkelanjutan agar tidak merusak atau berdampak negatif
bagi kelangsungan hidup yang akan datang.

1.2 Perumusan Masalah


1. Bagaimana cara menerapkan pembangunan berkelanjutan bagi warga negara atau
masyarakat?
2. Bagaimana peran lingkungan keluarga dan lingkungan sekitar tempat tinggal mengenai
pembangunan berkelanjutan?

1.3 Tujuan
Menerapkan cara pembangunan berkelanjutan yang tepat bagi masyarakat untuk
kelangsungan hidup saat ini dan yang akan datang tanpa merusak atau mengurangi kebutuhan
generasi berikutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
.
2.1 Pembangunan
Hasil penelitian yang dijadikan sebagai tinjauan pustaka dalam penelitian ini adalah
tentang Pembangunan, yaitu Niken, dkk (2018) yang menulis jurnal dengan judul “Analisis
Implementasi Pembangunan Berkelanjutan di Jawa Timur” menyatakan bahwa pembangunan
dapat diartikan secara dinamis dari waktu ke waktu. Secara sederhana, pembangunan dapat
didefinisikan sebagai upaya-upaya yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan manusia
dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. Pada tahun 1970an pembangunan diartikan
sebagai upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan per kapita, sehingga masalah yang
berkaitan dengan kemiskinan, diskriminasi, pengangguran dan distribusi pendapatan kurang
mendapat perhatian. Dibutuhkan evaluasi terkait kebijakan pelaksanaan pembangunan untuk
mempercepat pembangunan dan peningkatan pelayanan dasar di wilayah yang tertinggal.

2.2 Pembangunan Berkelanjutan


Penelitian yang dilakukan oleh Imam Mukhlis (2009) yang menulis jurnal dengan judul
“Eksternalitas, Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan Berkelanjutan dalam Perspektif
Teoritis” menyatakan bahwa pembangunan dapat disebut berkelanjutan jika memenuhi kriteria
yang ekonomis, bermanfaat bagi sosial dan juga menjaga kelestarian lingkungan hidup. Dalam
kondisi eksplorasi sumber daya tersebut peranan kelestarian alam lingkungan menjadi hal yang
paling utama dan penting. Menurutnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang ada saat ini
dapat diarahkan pada pemahaman lingkungan yang baik, sehingga sumber daya yang ada dapat
terpelihara. Penelitian lain dalam jurnal yang ditulis Ludovikus, dkk (2019) dengan judul
“Keterlibatan Warga Negara dalam Pembangunan Berkelanjutan Melalui Kegiatan Karang
Taruna” menyatakan bahwa pembangunan berkelanjutan yang baik adalah mempersiapkan
generasi muda dalam lingkungannya. Pendidikan dalam lingkungan tidak hanya diartikan
seperti di sekolah atau di kampus saja, melainkan bisa juga di lingkungan keluarga dan
masyarakat. Keterlibatan pemuda dari aspek ilmu pengetahuan yang meliputi pengembangan
potensi mulai dari fisik, mental, ataupun bentuk kreatifitas pemuda dalam masyarakat adalah
indikator dari pembangunan berkelanjutan.
2.3 Indikator pembangunan berkelanjutan
Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Jazuli (2015) yang menulis jurnal dengan judul
“Dinamika Hukum Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam dalam Rangka Pembangunan
Berkelanjutan” menyatakan bahwa, secara ideal indikator pembangunan berkelanjutan
membutuhkan pencapaian antara lain:
1. Berkelanjutan ekologis, yaitu akan menjamin berkelanjutan eksistensi bumi. Hal-hal
yang perlu diupayakannya yaitu:
a. Memelihara tatanan lingkungan dan keanekaragaman hayati.
b. Memelihara keanekaragaman hayati yang meliputi aspek generic, spesies dan
tatanan lingkungan.
2. Berkelanjutan ekonomi, yaitu berkelanjutan ekonomi makro dan ekonomi sektoral.
3. Berkelanjutan sosial budaya yang meliputi:
a. Stabilitas penduduk.
b. Pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
c. Mempertahankan keanekaragaman budaya.
d. Mendorong partisipasi masyarakat lokal dalam pengambilan sebuah keputuan.
4. Berkelanjutan politik, dengan tujuan yang akan dicapai yaitu:
a. Respek pada human right, kebebasan individu dan sosial untuk aktif terlibar dalam
bidang ekonomi, sosial dan politik.
b. Demokrasi yang transparan dan bertanggung jawab.
5. Berkelanjutan pertahanan dan keamanan, yaitu kemampuan menghadapi dan mengatasi
tantangan, ancaman serta gangguan baik dari dalam maupun dari luar, baik secara
langsung maupun tidak yang dapat membahayakan integrase, identitas, kelangsungan
bangsa dan negara.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Sustainable Development Goals (SDGs)


Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan agenda yang berhasil disahkan pada
pertemuan tahunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada bulan September tahun 2015.
Dengan waktu 17 tahun atau target sampai tahun 2030, TPB sebagai intinya adalah sebuah
panduan untuk menangani permasalahan yang paling mendesak di dunia termasuk
menghentikan kemiskinan dan penanggulangan ekonomi, inklusi sosial, keberlanjutan
lingkungan perdamaian serta pemerintah yang baik bagi setiap negara. SDGs disepakati oleh
193 kepala negara, termasuk Indonesia yang pada saat itu diwakili oleh Wakil Presiden Jusuf
Kalla.

Pada walnya PBB dengan negara-negara anggota lainnya menyetuji Millennium


Development Goals (MDGs) pada tahun 2000 silam dan berakhir di tahun 2015. Namun setelah
dilihat dari hasil pencapaian dan berbagai masalah serta aspek dalam masyarakat dilanjutkanlah
persetujuan tersebut dengan nama Sustainable Development Goals atau SDGs. Pada awal
pengesahannya MDGs mempunya 8 tujuan pembangunan, yaitu diantaranya mengurangi
kemiskinan dan kelaparan, pendidikan dasar untuk semua kalangan, kesetaraan gender dan
pemberdayaan perempuan, menurunkan angka kematian pada anak-anak, meningkatkan
kesehatan untuk ibu, mencegah penyakit menular, memastikan kelestarian lingkungan hidup,
serta mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan.

TPB atau SDGs ini mempunyai prinsip yaitu Universality, Integration, dan No One Left
Behind. Universality mempunyai arti bahwa SDGs dilaksanakan baik oleh negara maju
maupun negara berkembang. Integration memiliki arti pelaksanaan SDGs harus dengan cara
terintegrasi antara dimensi sosial, ekonomi serta lingkungan. Sedangkan No One Left Behind
memiliki arti bahwa pelaksanaan SDGs harus melibatkan seluruh warga negara ataupun
pemangku kepentingan. SDGs sendiri menganut 5 prinsip yang mendasar agar dapat
menyeimbangkan dimensi ekonomi, sosial dan lingkungan. Dimana prinsip-prinsip tersebut
yaitu: people, planet, prosperity, peace, dan partnership yang menaungi 169 target dan 17
tujuan dengan SDGs yang saling terintegrasi.

Secara general pembangunan berkelanjutan memiliki ciri-ciri yaitu seperti tidak merusak
lingkungan hidup, dilaksanakan dengan kebijakan yang terpadu serta menyeluruh, dan
memperhitungkan serta memikirkan kebutuhan generasi yang akan datang. Di Indonesia
sendiri memiliki sumber daya alam (SDA) yang sangat melimpah dan tak ternilai harganya.
Sedemikian rupa yang telah diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945, maka dari itu
pengelolaan SDA harus berorientasi pada konservasi dengan tujuan untuk menjamin
kelestarian dan kelanjutan fungsi SDA.

3.2 Peran dan Penerapan Pembangunan Berkelanjutan Bagi Warga Negara


Penerapan pembangunan berkelanjutan membutuhkan kerjasama yang kuat dengan seluruh
penjuru masyarakat, termasuk antara pemerintah kabupaten, provinsi dan nasional serta
keterlibatan organisasi-organisasi masyarakat. Kerjasama tersebut tentunya dilakukan atas
dasar kepercayaan yang maksimal dalam perannya masing-masing serta komunikasi yang baik.

Keterlibatan generasi muda maupun orang tua sangat penting dalam berperan untuk
mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang baik dalam segala bidang. Dimulai dari hal
yang sederhana seperti peranan orang tua sebagai sosok pendidik pertama dan utama dalam
rumah tangga untuk membentuk watak, sikap serta perilaku anak-anaknya untuk peduli
terhadap lingkungan di sekitar tempat tinggal. Contohnya seperti tidak membuang sampah
sembarangan. Hal ini memang terlihat sederhana, tetapi jika tidak dibiasakan dan tidak
diterapkan sejak dini akan terasa sulit untuk melakukannya. Maka dari itu didikan dan
pembelajaran dari orang tua sangat dibutuhkan dalam penerapan tersebut. Tentunya dengan
arahan yang baik sehingga dapat membuat anak tertarik untuk melakukannya. Selain peran
penting di lingkungan keluarga dari orang tua, di lingkungan sekitar tempat tinggal juga perlu
andil dalam penerapan pembangunan berkelanjutan ini, salah satu contohnya dalam kegiatan
karang taruna. Dalam hal ini para pemuda yang sudah terlibat dalam lingkup masyarakat
termasuk inisiatif pemuda untuk melibatkannya dalam proses kehidupan bermasyarakat.
Bentuk keterlibatan pemuda dalam beberapa kegiatan merupakan pelayanan kepada
masyarakat sekitar sehingga dapat memberikan kontribusi yang efektif. Penelitian yang
dilakukan oleh Saleh (2018) tentang partisipasi karang taruna dalam beberapa kegiatan di desa
menyatakan bahwa partisipasi pemuda dalam karang taruna sangat aktif. Namun disamping itu
tak jarang terdapat kendala dalam pelaksanaannya, dimana kurangnya dukungan dari
pemerintah dan tidak secara penuh untuk melaksanakan kegiatan yang dapat mendorong
kreatifitas atau inovasi dari para kalangan pemuda. Aspek pembangunan fisik keterlibatan
warga negara dalam pembangunan berkelanjutan melalui kegiatan karang taruna ini dapat
berupa pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup
masyarakat melalui bentuk kegiatan seperti gotong royong untuk bekerja membersihkan
lingkungan tempat tinggal. Dengan adanya kegiatan tersebut dapat muncul rasa tanggung
jawab sebagai warga negara kepada komunitas lokal serta dalam hal pembangunan
berkelanjutan.

Dalam penerapannya untuk mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) ini menurut
Academy fornEducational Development (AED) terdapat 4 strategi komunikasi pembangunan
untuk mendorong masyarakat agar berperan aktif dalam proses pembangunan berkelanjutan,
dimana strategi tersebut adalah:
1. Strategi yang didasarkan pada media yang dipakai.
2. Strategi desain instruktural.
3. Strategi partisipatori.
4. Strategi pemasaran.

3.3 Prinsip-Prinsip Dasar dalam Proses Pembangunan Berkelanjutan


Pembangunan yang hanya memprioritaskan sistem dan fungsi ekonomi serta mengabaikan
fungsi ekologi dan sosial budaya, maka akan muncul masalah-masalah baru yang lebih
kompleks. Masalah tersebut berupa konflik sosial, kerusakan ekosistem dan pencemaran
lingkungan. Jika dilihat dari keadaan sekarang, nampaknya ketiga permasalahan tersebut sudah
muncul dan terlihat. Maka dari itu keseimbangan ekologi, sosial, budaya dan ekonomi harus
berpegang teguh dengan aturan yang ada sperti Undang-Undang, Peraturan Pemerintah dan
lainnya. Selain itu untuk mewujudkan proses pembangunan berkelanjutan ini harus disertakan
dengan prinsip yang mendasar yaitu:

1. Cara berpikir yang integratif.


2. Harus dilihat dalam perspektif jangka panjang.
3. Mempertimbangkan apa yang dibangun dengan kelangsungan hidup keanekaragaman
hayati.
4. Distribusi keadilan sosial ekonomi.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Penerapan pembangunan berkelanjutan perlu disadari dan diterapkan oleh seluruh warga
negara dari semua kalangan. Dalam hal ini generasi muda mendapat peran yang cukup penting
dalam proses pembangunan berkelanjutan. Dimulai dari orang terdekat di lingkungan keluarga
yaitu orang tua yang memegang tanggung jawab dalam mendidik anak-anaknya agar bisa
menerapkan perilaku yang baik terhadap lingkungan. Kegiatan kerja bakti di lingkungan
sekitar tempat tinggal juga menjadi salah satu contoh dalam penerapan pembangunan
berkelanjutan. Akan tetapi kurangnya kesadaran masyarakat dan dukungan dari pemerintah
membuat kegiatan tersebut tidak terealisasi secara maksimal. Disamping itu prinsip-prinsip
dasar juga perlu dipahami dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA

Jazuli A. (2015). Dinamika Hukum Lingkungan dan Sumber Daya Alam dalam Rangka
Pembangunan Berkelanjutan. Jurnal RechtsVinding, 4(2). 181-197.

Pratiwi N, Santosa DB, Ashar K. (2018). Analisis Implementasi Pembangunan Berkelanjutan


di Jawa Timur. Jurnal Ilmu Ekonomi dan Pembangunan (JIEP), 18(1). 1-13.

Wadu LB, Ladamy I, Saverinus RJ. (2019). Keterlibatan Warga Negara dalam Pembangunan
Berkelanjutan Melalui Kegiatan Karang Taruna. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan,
9(2). 1-8.

Mukhlis I. (2009). Eksternalitas, Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan Berkelanjutan


dalam Perspektif Teoritis. Jurnal Ekonomi Bisnis, 14(3). 191-199.

Ramadhan RW, P Edy. (2020). Strategi Komunikasi Pembangunan Pemerintah Kabupaten


Bojonegoro dalam Menerapkan Nawacita dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Jurnal Komunikasi Pembangunan, 18(02). 117-129.

Elmy M, Winarso HP. (2020). Kepedulian Orang Tua dalam Menanamkan Karakter Peduli
Lingkungan (Studi Terhadap Warga di Bantaran Sungai Kuin Kota Banjarmasin).
Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Lahan Basah, 5(1). 88-92.

Faturachman AS, Phradiansah. (2019). Tinjauan Implementasi Pembangunan Berkelanjutan:


Pengelolaan Sampah Kota Kendari. Sospol: Jurnal Sosial Politik, 5(2). 291-301.

Wadu LB, Ladamy I, Ajenia. (2020). Penguatan Keterlibatan Warga Negara dalam
Pembangunan Berkelanjutan Melalui Program Koperasi Serba Usaha. Jurnal
Pendidikan Kewarganegaraan, 10(1). 116-125.

Anda mungkin juga menyukai