Anda di halaman 1dari 5

ESAI ILMIAH POPULER

KONTRIBUSI GENERASI MUDA DALAM RENCANA AKSI


GLOBAL KEHIDUPAN SEHAT DAN KESEJAHTERAAN
MENUJU SDGs 2030

TOOTH DISCOLORATION

HIPPOCRATES

02

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2020
1

KONTRIBUSI GENERASI MUDA DALAM RENCANA AKSI GLOBAL


KEHIDUPAN SEHAT DAN KESEJAHTERAAN MENUJU SDGs 2030

Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan rencana aksi global


yang disepakati oleh para pemimpin dunia, termasuk Indonesia, guna mengakhiri
kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan., dalam hal ini
SDGs memastikan kesehatan dan kesejahteraan untuk semua usia dalam agenda
2030 untuk pembangunan berkelanjutan. Karena kesehatan adalah bagian dari
integral dari sumber daya manusia dan prasyarat, pendorong dan hasil
pembeangunan berkelanjutan.
Sebelum konferensi Rio+20, Uni Emirat Arab, Peru, Kolombia dan
Guatemala mengusulkanistilah SDGs. SDGs yang merupakan kelanjutan dari
program MDGs diharapkan menjadi suatuagenda pembangunan PBB. Hasil dari
konferensi PBB 2012 (Rio20+) yang telah menegaskan bahwasemua komuinitas
internasional harus melakukan pembangunan global, dimana semua bangsa
baikNegara maju dan berkembang harus bertanggung jawab atas kesejahteraan
manusia.
Pada tanggal 31 Juli 2012, Presiden Indonesia, Susilo Bambang
Yudhoyono terpilih menjadico-chair High Level Panel of Eminent Persons
(HLPEP) bersama Perdana Menteri (PM) Inggris,David Cameron. Forum ini
menjadi kanal konsultatif yang melibatkan semua pihak dalammerumuskan
agenda pembangunan pasca-2015. Inti dari pertemuan HLPEP ini adalah
mengakhiri kemiskinan melalui pembangunan berkelanjutan dan berkeadilan.
Prinsip dasar pelaksanaan SDGs adalah antara lain (1) Universality yang artinya
dilaksanakanoleh negara maju dan berkembang; (2) Integration berarti
dilaksanakan secara integtasi dan salingterkait pada semua dimensi sosial,
ekonomi, dan lingkungan; sedangkan yang terakhir (3) No One LeftBehind yaitu
harus memberikan manfaat bagi semua terutama bagi yang rentan, dan
pelaksanaan yangmelibatkan semua pemangku kepentingan
Tujuan SDGs diperlukan untuk acuan pembangunan baru yang menjaga
kesejahteraanekonomi masyarakat secara berkesinambungan dan merupakan
komitmen global yang mencakup 17tujuan yaitu (1) Tanpa Kemiskinan; (2) Tanpa
Kelaparan; (3) Kehidupan Sehat dan Sejahtera; (4)Pendidikan Berkualitas; (5)
2

Kesetaraan Gender; (6) Air Bersih dan Sanitasi Layak; (7) Energi Bersihdan
Terjangkau; (8) Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi; (9) Industri, Inovasi
danInfrastruktur; (10) Berkurangnya Kesenjangan; (11) Kota dan Permukiman
yang Berkelanjutan; (12)Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab; (13)
Penanganan Perubahan Iklim; (14) EkosistemLautan; (15) Ekosistem Daratan;
(16) Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh; (17)Kemitraan
untuk Mencapai Tujuan (Open Working Group proposal for Sustainable
Development,2014).
Program SDGs yang sedang digencarkan pemerintah saat ini
membutuhkan peran dari generasi millenial dan anak-anak muda, karena mereka
inilah yang nantinya akan menjadi motor penggerak dari program pembangunan
berkelanjutan itu. Apalagi, peran anak muda sangat dibutuhkan oleh pemerintah
dalam proses pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals
(SDGs). Peran pemuda selaras dengan UU No 40 tahun 2009 tentang
kepemudaan, tercantum dalam pasal 1 ayat 1 pemuda adalah warga negara
Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhandan perkembangan yang
berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun. Dan ayat 2 menjelaskan
bahwa kepemudaan adalah berbagai hal yang berkaitan dengan potensi, tanggung
jawab,hak, karakter, kapasitas, aktualisasi diri, dan cita-cita. Pelaksanaan tujuan
SDGs akan lebih mudah dicapai jika peran pemuda akan kesadaran untuk
merubah dunia tertanam dalam diri sendiri.
Sebagai pemuda yang tangguh, banyak hal yang dapat kita lakukan agar
dapat mencapai tujuan bersama tersebut. Dimana kita dapat ikut serta dan
melibatkan diri dalam berbagai cara, salah satunya yakni dengan memulai dari diri
sendiri, yaitu dengan tidak membuang sampah sembarangan, menghargai teman,
tidak melakukan kekerasan, jujur dalam segala hal dalam keseharian,  serta
menerapkan pola hidup yang sehat. Hal tersebut merupakan beberapa contoh kecil
yang dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian, untuk cakupan
yang lebih luas kita bisa membuat gerakan sosial di lingkungan masyarakat. Kita
dapat memulai dari hal-hal yang kecil seperti halnya dengan bergabung dalam
organisasi dan komunitas, menjadi sukarelawan di kegiatan-kegiatan sosial, dan
lain sebagainya.
3

Selain itu, pendidikan dan keterampilan juga merupakan hal yang sangat
penting. Dimana generasi muda butuh membekali diri dengan berbagai
keterampilan, seperti keterampilan kepemimpinan, penguasaan teknologi,
menguasai bahasa asing, dan lain sebagainya. Karena pemuda merupakan aktor
pembangun dan pemimpin di masa depan, maka sangat penting bagi pemuda agar
dapat berdaya  saing dan berpikir kritis. Jika para pemuda berdaya, tidak apatis,
serta mampu menyuarakan ide-idenya terkait dengan pembangunan, maka saya
yakin bahwa tujuan pembangunan berkelanjutan di tahun 2030 nanti bukanlah
sesuatu hal yang mustahil untuk dicapai.
Oleh karena itu, konsep yang dikembangkan dalam Pendidikan untuk
Pembangunan Berkelanjutan, salah satunya yaitu mendorong pemuda mengambil
peranan dalam pengelolaan sumber daya secara berkelanjutan. Melalui program
ESD, WWF melakukan pelatihan peningkatan kapasitas anak muda untuk
pengelolaan sumber daya alam agar dapat memenuhi kebutuhan manusia saat ini
dan generasi yang akan datang.
4

DAFTAR PUSTAKA

Akkyaw. (2015). Youth and the scourge of


narcotics.http://www.elevenmyanmar.com/editorial/youth-and-scourge-
narcotics
Kemsos. (n.d.). kemsos. Retrieved from kemsos:
https://kemsos.go.id/content/profil-karang-tarunaOpen Working Group
proposal for Sustainable Development (2014).
Sachs, Jeffrey D. 2012. From Millennium Development Goals to Sustainable
Development Goals. TheLancet Volume 379 Issue 9832: 2206-2211
Williams, Eloise. 2013. An equitable challenge: when sustainable development
goals set the post-2015agenda. Australian And New Zealand Journal of
Public Health Vol. 37 No. 6: 591-592.
World Health Organization (2015). Trends in Maternal Mortality 1990-2015.
http://apps.who.int/iris/bitstream/-diakses19 Agustus 2018.

Anda mungkin juga menyukai