Anda di halaman 1dari 16

22Peran Mahasiswa dalam Menyongsong SDGs Guna Menyejajarkan Indonesia dengan Negara-

negara Maju

Oleh : Rizka Maharani

kk

“No one left behind” atau “tidak ada satupun yang tertinggal”, begitulah bunyi prinsip dari
Sustainable Development Goals (SDGs), agenda pembangunan berskala global yang diharapkan
dapat terwujud pada tahun 2030. Lantas siapa yang tidak boleh tertiggal? Tentu saja manusia di
dunia ini apa pun latar belakang mereka. Kemudian tertinggal dalam hal apa? Yang dimaksud
tertinggal di sini adalah tertinggal dalam bidang ekonomi, sosial, lingkungan, tak lupa hukum dan
tata kelola yang cukup mempengaruhi kesejahteraan manusia di muka bumi ini. Seluruh manusia
berhak mendapatkan kualitas hidup yang layak serta berhak untuk menjalankan hidup dengan
kesetaraan. Oleh sebab itu, SDGs ini diharapkan akan mampu meningkatkan taraf hidup manusia
secara global sehingga tidak ada lagi masalah-masalah seperti kemiskinan, pengangguran, kelaparan,
serta masalah-masalah lainnya.

Sebelum membahas lebih dalam mengenai topik kali ini, kita harus tau apa SDGs itu sendiri. SDGs
merupakan sebuah norma pembangunan global yang telah disepakati oleh 193 negara anggota dari
PBB pada Sustainable Development Summit pada 25-27 September 2015 di markas PBB, New York.
Tujuan dari penyusunan SDGs ini yaitu untuk menghentaskan kemiskinan di seluruh dunia serta
untuk menyejahterakan seluruh masyarakat di dunia. SDGs sendiri merupakan kelanjutan dari
MDGs, yang merupakan agenda pembangunan global pada tahun 2000-2015. SDGs memiliki
sebanyak 17 tujuan serta 169 capaian, dapat dibilang angka yang cukup banyak jika melihat
pendahulunya atau MDGs yang hanya memiliki 8 tujuan serta 50 capaian. 17 tujuan-tujuan dari SDGs
tersebut berupa:

Mengakhiri kemiskinan.

Mengakhiri kelaparan.

Menciptakan kehidupan yang sehat dan mendukung kesejahteraan.

Membangun pendidikan yang inklusif dan bermutu.

Mencapai kesejahteraan gender.

Memastikan ketersediaan air bersih dan sanitasi.

Memastikan akses terhadap energi yang terjangkau.

Mendukung pertumbuhan ekonomi dan perkerjaan yang layak bagi semua.

Membangun infrastruktur yang mendukung industrialisasi dan inovasi.

Mengurangi ketimpangan.

Membangun kota dan pemukiman yang berkelanjutan.

Memastikan pola konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab.


Meangmbil aksi segera untuk menangani perubahan iklim.

Mengkonservasi dan memanfaatkan secara berkelanjutan ekosistem laut.

Menjaga dan melestarikan ekosistem daratan.

Mendukung masyarakat yang damai, akses keadilan, dan membangun kelembagaan yang kuat.

Menguatkan kemitaraan global.

Dari 17 tujuan-tujuan tersebut dan juga 169 capaian SDGs diharapkan pada tahun 2030 mendatang
dapat tercapai. Kemudian SDGs sebagai norma pembagunan baru juga memiliki perbedaan dengan
pendahulunya MDGs, yaitu:

SDGs mendorong kerja sama antara negara kaya dengan negara miskin ataupun negara selatan
dengan negara utara.

SDGs menggunakan pendekatan stakeholder-centered berbeda dengan MDGs yang menggunakan


pendekatan top-down. Ini artinya dalam SDGs, seluruh pihak yang terlibat dengan pembangunan
tersebut dilibatkan bukan semata-mata diberikan arahan dari atas.

SDGs menunjang kemitraan dan kolaborasi.

Keterlibatan masyarakat sipil menjadi kunci pencapaian SDGs.

Penggunaan data untuk akuntabilitas pelaksanaan pembangunan.

SDGs melakukan revolusi pendanaan.

Kedudukan Indonesia di Antara Negara Maju

Dapat kita ketahui bahwasanya Indonesia merupakan salah satu dari sekian banyak negara
berkembang yang terdapat di dunia. Hal tersebut disebabkan oleh berbagai hal mulai dari tingkat
pertumbuhan penduduk yang tinggi, tingkat pengangguran tinggi, tingkat kemiskinan tinggi, dan
masih banyak lagi, sehingga menyebabkan Indonesia belum dapat mengenakan status sebagai
negara maju. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau dapat dikenal pula sebagai Human
Development Index (HDI) merupakan suatu indeks yang digunakan oleh United Nations
Development Programme (UNDP) untuk mengklasifikasikan sebuah negara tersebut termasuk
negara maju, negara berkembang, ataukah negara terbelakang.

Menurut Human Development Report 2020 The Next Frontier: Human Development and the
Anthropocene data pada tahun 2019 lalu, Indonesia mendapat Indonesia mendapatkan angka IPM
sebesar 0,718, serta menduduki peringkat 107 dari 193 negara. Angka tersebut masih dibawah rata-
rata dunia, yaitu 0,737. Bahkan jika dibandingkan dengan angka IPM dari negara maju, yang memiliki
rata-rata sebesar 0,898, jelas Indonesia masih tertinggal sangat jauh. Dari sinilah peran muda-mudi
Indonesia, khususnya para mahasiswa untuk menyonsong SDGs guna menyejajarkan kedudukan
Indonesia dengan negara-negara maju.

Peran Mahasiswa dalam Menyongsong SDGs


Di Indonesia, aturan mengenai SDGs ini tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017
tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Pepres tersebut menjadi
bukti bahwa pemerintah berkomitmen untuk melaksanakan SDGs. Selain itu Pepres tersebut juga
menjadi bukti bahwa seluruh pihak dapat ikut terlibat dalam berpartisipasi dalam pelaksanaan serta
pencapaian SDGs.

Sehingga, sebagai pihak yang berada pada awal masa usia-usia produktif, mahasiswa seharusnya
menjadi pihak yang turut serta aktif dalam menumbuhkan semangat pembangunan yang
berkelanjutan. Mengingat beberapa dari negara seperti Korea, Tiongkok, serta Jepang berhasil dalam
memaksimalkan potensi bonus demografi yang mereka peroleh sebelum memasuki milenium baru.
Kemudian dala mendorong kesadaran akan pentingnya pembangunan yang berkelanjutan ini,
mahasiswa pun sudah seharusnya menjadi pihak yang memiliki pengetahuan serta pemahaman
terhadap SDGs 2030. Sebagai mahasiswa, kita memiliki peran maupun fungsi tersendiri dalam
menyongsong SDGs ini, yang meliputi:

Agen of change (agen perubahan)

Guardian of values (penjaga nilai)

Iron stock (penerus bangsa)

Moral forces (kekuatan moral)

Social control (pengontrol sosial)

Tidak hanya itu, mahasiswa juga memiliki kewajiban dalam menjalankan Tri Dharma Perguruan
Tinggi, yang meliputi pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan, serta pengabdian
kepada masyarakat. Ada berbagai banyak hal yang dapat kita lakukan guna menyongsong SDGs,
contohnya yaitu dengan mengikuti kompetisi bertemakan SDGs, kemudian berperan aktif sebagai
jembatan antara pemerintah dengan rakyat kecil, menjadi relawan, serta tak lupa menjadi relawan
pendidikan demi meningkatkan kualitas pendidikan di indonesia, dan tentunya mengabdi kepada
masyarakat, serta masih banyak lagi hal-hal yang dapat dilakukan oleh mahasiswa untuk
menyongsong SDGs yang berguna untuk mensejajarkan kedudukan Indonesia dengan negara-negara
maju.

Dapat kita simpulkan bahwa peran dan fungsi yang dimiliki oleh Tri Dharma Perguruan Tinggi yang
diemban oleh nahasiswa berjalan selaras dengan SDGs serta pembangunan berkelanjutan yang ada
di Indonesia. Sehinngga seorang mahasiswa tidak hanya perlu belajar demi masa depannya sediri,
tetapi mahasiswa juga harus mengantarkan bangsa dan negara Indonesia ke masa depan yang cerah.
Mahasiswa juga bertanggunng jawab dalam mensejahterakan serta memakmurkan rakyat-rakyat
Indonesia, sehingga pada akhirnya negara kita dapat berada sejajar dengan negara-negara maju.
Pada intinya, seorang mahasiswa tidak hanya harus mewujudkan SDGs, tetapi juga harus menjadi
pemercepat dalam mewujudkan SDGs.
Peran Mahasiswa dalam Menyongsong SDGs Guna Menyejajarkan Indonesia dengan

Negara-negara Maju di Dunia.

Program Sustainable Development Goals atau yang disingkat dengan SDGs merupakan keberlanjutan
dari Program Millenium Development Goals (MDGs). Sustainable Development Goals (SDGs) atau
disebut juga dengan program tujuan berkelanjutan disahkan oleh organisasi Perserikatan Bangsa
Bangsa (PBB) pada bulan September tahun 2015. Sebagai Mahasiswa kita berperan dalam
melakukan program pembangunan yang berkelanjutan.

Tujuan dari program SDGs ini adalah melakukan perubahan dan kemajuan guna untuk meningkatkan
kesejahteraan di masa depan. Tujuan ini dilihat dari beberapa aspek sehingga dapat menjadi
jaminan bagi kualitas kehidupan selanjutnya.

Sustainable Development Goals atau yang biasa disingkat dengan SDGs merupakan suatu agenda
berkelanjutan untuk tahun 2030, kesepakatan dari pembangunan terbaru ini bertujuan untuk
membawa perubahan kearah pembangunan berkelanjutan yang berdasarkan dengan HAM (hak
asasi manusia) serta kesetaraan dalam mendorong pembangunan di bidang ekonomi, sosial,
lingkungan hidup maupun pendidikan. SDGs sendiri berisi 17 tujuan dan 169 sasaran merupakan
rencana aksi global untuk 15 tahun ke depan (berlaku dari 2016 sampai 2030). Berguna untuk
mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan. SDGs sendiri berlaku
secara Universal atau berlaku bagi seluruh negara. SDGs disepakati dengan harapan untuk dapat
mengakomodasi masalah masalah pembangunan secara komprehensif dan berfokus pada
penyelesaian tuntas terhadap setiap tujuan dan sasarannya. Tujuan dari SDGs sendiri adalah sebagai
berikut:

Mengakhiri kemiskinan dalam segala bentuk dimanapun

Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan nutrisi yang lebih baik dan mendukung
pertanian berkelanjutan

Memastikan kehidupan yang sehat dan mendukung kesejahteraan bagi semua untuk semua usia

Memastikan pendidikan yang inklusif dan berkualitas setara, juga mendukung kesempatan belajar
seumur hidup bagi semua

Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan dan anak perempuan

Memastikan ketersediaan dan manajemen air bersih yang berkelanjutan dan sanitasi bagi semua P

Memastikan akses terhadap energi yang terjangkau, dapat diandalkan, berkelanjutan dan modern
bagi semua

Mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, tenaga kerja penuh dan
produksi dan pekerjaan yang layak bagi semua
Membangun infrastruktur yang tangguh, mendukung industrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan
dan membantu perkembangan inovasi

Mengurangi ketimpangan didalam dan antar negara

Membangun kota dan pemukiman yang inklusif, aman, tangguh dan berkelanjutan

Memastikan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan

Mengambil aksi segera untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya

Mengkonservasi dan memanfaatkan secara berkelanjutan sumber daya laut, semudra dan maritim
untuk pembangunan yang berkelanjutan

Melindungi, memulihkan dan mendukung penggunaan yang berkelanjutan terhadap ekosistem


daratan, mengelola hutan secara berkelanjutan, memerangi desertifikasi (penggurunan), dan
menghambat dan membalikan degradasi Tanah dan menghambat hilangnya keanekaragaman
hayati.

Mendukung masyarakat yang damai dan inklusif untuk pembangunan berkelanjutan, menyediakan
akses terhadap keadilan bagi semua dan membangun institusi-institusi yang efektif, akuntabel dan
inklusif di semua level

Menguatkan ukuran implementasi dan merevitalisasi kemitraan global untuk pembangunan yang
berkelanjutan

SDGs yang bersifat universal, memberikan peran yang seimbang kepada seluruh negara baik negara
maju, negara berkembang, dan negara kurang berkembang ubtuk berkontribusi penuh terhadap
pembangunan, sehingga masing-masing negara memiliki peran dan tanggung jawab yang sama
antara satu dengan yang lainnya dalam mencapai SDGs. Indonesia juga merupakan salah satu negara
yang ikut dalam menerapkan SDGs, di tahun 2019 penerapan SDGs di Insonedia sudah menduduki
peringkat 102 dari 196 negara di dunia. Skor yang diperoleh Indonesia juga termasuk sangat rendah.
Rata-rata skor keseluruhan negara adalah 65, sedangkan Indonesia hanya memperoleh skor 64 yang
berarti Indonesia mendapat skor dibawah rata-rata negara lainnya.

Peran dan strategi mahasiswa dalam melakukan tugasnya mencapai target SDGs.

Ini menjadi perhatian bagi kita semua, karena pemerintah Indonesia yang tampak selalu melakukan
banyak usaha dan upaya dalam mencapai keberhasilan pembangunan keberlanjutan. Contohnya,
pada tanggal 4 Juli 2017 Presiden Republik Indonesia, Jko Widodo, mengeluarkan Peraturan Presiden
(Perpres) Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Dari sini
dapat dilihat keseriusan pemerintah dalam melakukan program SDGs ini, kita sebagai mahasiswa
harus dapat menyadari bahwa peran pemerintah saja tidak cukup, kita juga memiliki peranan dan
kewajiban dalam membawa perubahan untuk keberhasilan pembangunan keberlanjutan ini.

Jika berbicara tentang kuantitas, mahasiswa hanya bagian kecil dari masyarakat dunia yang memiliki
kewajiban muwujudkan tujuan SDGs. Meskipun secara kuantitas jumlahnya cukup kecil, tetapi jika
dilihat dari kualitasnya mahasiswa merupakan modal sosial yang dapat diperhitungkan dan dapat
“diandalkan” untuk percepatan mewujudkan tujuan SDGs di Indonesia. Mahasiswa sendiri harusnya
menjadi agen dalam melakukan perwujudan SDGs yang dapat menyentuh langsung lingkungan
disekitarnya. Mahasiswa memliki komunikasi dan kemampuan yang baik dalam melakukan
perwujudan untuk kemajuan tersebut. Untuk itu mahasiswa memiliki peranan aktif dalam hal ini.

Hal hal yang dapat dilakukan oleh mahasiswa sebagai agen percepatan perwujudan SDGs yaitu dapat
dimulai dari memberi pemahaman mengenai tujuan SDGs kepada orang-orang disekitarnya. Dimulai
dari lingkungan yang lebih kecil seperti di kampus seperti kelas, kelompk belajar, unit kegiatan
mahasiswa (UKM), himpunan mahasiswa jurusan (HMJ), maupun organisasi kepemudaan di
lingkungan rumah seperti di karang taruna, remaja mesjid dan lainnya. Dengan membekali ilmu
pengetahuan yang dimiliki dari bangku kuliah dengan berbagai latar belakang minat studi dan
jurusan merupakan kekayaan ilmu pengetahuan yang dapat memperkuat dan jadi mempermudah
perwujudan SDGs.

Kebiasaan mahasiswa dalam membaca dan menulis yang dimiliki oleh mahasiswa dapat
dikembangkan dalam membuat karya dan memunculkan ide-ide kreatif dalam mewarnai setiap
tujuan SDGs, terkhusus dalam hal riset dan tulisan. Semangat dan energi positif yang dimiliki oleh
mahasiswa dapat menjadi modal awal yang baik untuk memulai mensosialisasikan dan membangun
kesadaran di lingkungan terdekatnya sampai pada akhrinya dapat mempengaruhi lingkungan yang
lebih besar. Mahasiswa yang memiliki kemampuan intelektual yang pastinya memiliki pemikiran
yang tinggi dan kritis untuk memajukan kehidupan bangsa. Apalagi mahasiswa sudah berbada
tingkatannya dengan siswa, karena mahasiswa belajar hanya bukan dilingkup perguruan tinggi saja,
tidak hanya di lingkungan perguruan tinggi, melainkan mencakup lingkungan masyarakat sekitarnya.
Setelah melakukan penelitian biasanya mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang diperolehnya
kepada masyarakat yang merupakan bentuk pengabdian mahasiswa pada masyarakat.

Semakin banyak orang yang mengetahui dan memhami dari tujuan SDGs, semakin mudah juga
dalam mencapai dan mewujudkan tujuan tersebut.

Mahasiswa merupakan kelompok penggerak generasi muda yang memiliki karakter kritis,
independen, dan objektif. Karena itu peranan mahasiswa sangat penting, berikut merupakan upaya
yang dapat dilakukan mahasiswa untuk menggerakkan program SDGs:

Memiliki kesadaran akan pentingnya program SDGs

Ikut melaksanakan program SDGs, dengan ikut merealisasikan tujuan tujuan dari SDGs.

Menggerakan program SDGs di kalangan masyarakat, dengan memberikan pembinaan dan


mendorong masyarakat dalam memajukan negara dengan ikut melaksanakan tujuan pembangunan
berkelanjutan.

Meneliti dan menganalisis perkembangan pelaksanaan SDGs di Indonesia.


Dengan terlaksananya program SDGs, maka kesejahteraan masyarakat Indonesia akan meningkat
dan terbebas dari kesenjangan sosial. Maka dari itu peningkatan kualitas kehidupan masyarakat pun
akan terus meningkat baik dari generasi sekarang hingga generasi selanjutnya, jika program SDGs
terlaksana secara maksimal, bukan tidak menutup kemungkinan Indonesia akan menjadi negara
maju dikemudian hari.

Peran Mahasiswa dalam Menyongsong SDGs untuk Indonesia Maju

Mahasisiwi Jurusan Matematika Universitas Brawijaya 2021

Konten dari Pengguna

8 Oktober 2021 21:11

waktu baca 6 menit

sosmed-whatsapp-white

copy-link-circle

more-vertical

Tulisan dari Puti Zakiyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

https://pixabay.com/id/photos/anak-anak-masa-kanak-kanak-permainan-5833685/

zoom-in-white

Perbesar

https://pixabay.com/id/photos/anak-anak-masa-kanak-kanak-permainan-5833685/

ADVERTISEMENT

Saat ini Indonesia sedang melakukan perubahan dari negara berkembang menuju negara maju. Hal
ini tidak terlepas dari berbagai program untuk memajukan Indonesia ke tahap yang lebih baik.
Indonesia juga turut berpartisipasi kepada program yang diresmikan oleh perserikatan dunia,
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yaitu Sustainable Development Goals (SDGs).

ADVERTISEMENT

Keberlangsungan program tersebut tidak lepas dari peran pemerintah dan masyarakat di dalamnya,
termasuk mahasiswa. Mahasiswa merupakan salah satu pilar untuk memajukan bangsa dan negara.
Mahasiswa turut memajukan negara melalui kegiatan akademik dan non-akademik. Salah satunya
adalah mengambil peran dalam menjalankan program SDGs untuk membawa Indonesia menjadi
negara maju.

Sustainable Development Goals atau yang dikenal sebagai SDGs merupakan tujuan pembangunan
berkelanjutan untuk meningkatkan pembangunan setiap negara melalui 17 program kerja yang
terbagi dalam 169 target untuk membangun kehidupan yang lebih baik. Tujuh belas program
tersebut adalah sebagai berikut.
1) No Poverty (Menghapus Kemiskinan)

Memberantas kemiskinan dari segala sisi.

2) Zero Hunger (Mengakhiri Kelaparan)

Mempertahankan pangan dan nutrisi menuju yang lebih baik dan mendukung program pertanian.

ADVERTISEMENT

3) Good Health and Well-Being For People (Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan)

Pelaksanaan program kehidupan yang sehat dan dukungan kesejahteraan hidup bagi masyarakat.

4) Quality Education (Pendidikan Bermutu)

Terpenuhinya pendidikan inklusif yang berkualitas dan setara serta mendukung masyarakat dalam
mendapatkan kesempatan pembelajaran.

5) Gender Equality (Kesetaraan Gender)

Penyetaraan gender dan pemberdayaan perempuan dan anak-anak, terutama anak perempuan.

6) Clean Water and Sanitation (Akses Air Bersih dan Sanitasi)

Tersedianya akses air bersih yang terus-menerus dan terselenggaranya sanitasi bagi masyarakat.

7) Affordable and Clean Energy (Energi Bersih dan Terjangkau)

Hadirnya akses terhadap energi yang terjangkau, kredibel, terus-menerus, dan terbarukan bagi
masyarakat.

8) Decent Work and Economic Growth (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi)

ADVERTISEMENT

Pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, tenaga kerja terpenuhi dan produktif, dan
pekerjaan layak bagi masyarakat.

9) Infrastructure, Industry, and Inovation (Infrastruktur, Industri, dan Inovasi)

Pembangunan infrastruktur yang andal, mendukung industrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan,
dan memberi persediaan untuk perkembangan bidang inovasi.

10) Reduced Inequalities (Mengurangi Ketimpangan)

Menurunkan ketimpangan negara.

11) Sustainable Cities and Communities (Kota dan Komunitas yang Berkelanjutan)

Memajukan kota dan pemukiman menjadi yang lebih global, aman, kukuh, dan berkelanjutan.

12) Responsible Consumption and Production (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab)

Memastikan siklus produksi dan konsumsi tetap berlanjut.


13) Climate Action (Penanganan Perubahan Iklim)

Aksi tanggap dalam memerangi perubahan iklim dan dampak perubahan iklim.

14) Life Below Water (Menjaga Ekosistem Laut)

ADVERTISEMENT

Memanfaatkan sumber daya laut, samudra, dan maritim secara berkesinambungan untuk
pembangunan yang lebih baik.

15) Life On Land (Menjaga Ekosistem Darat)

Memayungi, memperbaiki, dan mendukung penggunaan terhadap ekosistem daratan, mengelola


hutan, memerangi disertifikasi (penggurunan), menghambat degradasi tanah, dan mencegah
punahnya keanekaragaman hayati secara berkelanjutan.

16) Peace, Justice, and Strong Institutions (Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Kuat)

Dukungan kepada perdamaian dan inklusif dalam kehidupan masyarakat, akses yang tersedia
dibagikan secara adil, dan mendirikan institusi yang efektif, akuntabel, dan global di semua
golongan.

17) Partnerships For the Goals (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan)

Penguatan dalam pengukuran implementasi dan revitalisasi kemitraan inklusif.

SDGs merupakan program lanjutan dari MDGs (Millenial Developtment Goals). SDGs diharapkan
dapat menyelesaikan isu-isu sosial masyarakat. SDGs telah dilaksanakan sejak September tahun
2015 dan ditargetkan pada tahun 2030 telah diselesaikan.

ADVERTISEMENT

Prinsip utama SDGs adalah tidak meninggalkan seorang pun di belakang. SDGs dirancang secara
partisipatif, yaitu semua pihak dilibatkan dalam tujuan pembangunan berkelanjutan. Pemerintah,
organisasi, pihak swasta, akademisi, dan masyarakat turut andil dalam kontribusi perwujudan SDGs,
tak terkecuali mahasiswa. Ada 4 peran penting yang harus dimiliki setiap mahasiswa, yaitu:

1) Agent of Change (Agen Perubahan)

Mahasiswa adalah agen perubahan bangsa untuk membentuk bangsa ke arah yang lebih baik.
Mahasiswa diharuskan berpikir secara kritis dan cepat tanggap dalam menangani masalah yang ada
di sekitarnya.

Contoh mahasiswa sebagai agen perubahan dalam masyarakat adalah mahasiswa menjadi penegur
jika ada yang salah dalam sistem pemerintah. Mahasiswa menjadi pengajar bagi masyarakat
menengah ke bawah yang tidak menempuh pendidikan. Dan mahasiswa menjadi penggerak
ekonomi untuk menggerakkan roda perekonomian bangsa, dan kegiatan lainnya yang bisa dilakukan
mahasiswa sebagai agen perubahan.

ADVERTISEMENT
2) Moral Force (Kekuatan Moral)

Kekuatan moral dalam peran mahasiswa memegang peranan penting dalam masyarakat. Mahasiswa
berperan untuk menjaga nilai-nilai yang tertanam dan tertata di masyarakat. Jika ada hal yang
mengganggu nilai tersebut atau nilai-nilai masyarakat perlahan berubah ke arah negatif, mahasiswa
berperan bertindak untuk mencegah hal yang tidak diinginkan.

3) Social Control (Pengontrol Sosial)

Mahasiswa berperan sebagai pengontrol sosial di masyarakat, bangsa, dan negara. Jika ada yang
dirasa tidak sesuai dengan ideologi, cita-cita bangsa dan negara, mahasiswa akan memberikan
komentar, kritik, dan saran. Dengan tindakan yang dilakukan mahasiswa, diharapkan agar kejadian
tersebut tidak terulang kembali.

4) Iron Stock (Penerus Bangsa)

Setelah mahasiswa lulus dari pendidikan yang ditempuhnya, dia menjadi salah satu dari generasi
harapan bangsa yang menentukan nasib bangsa ke depannya. Di pundaknya tertanam masa depan
bangsa. Mahasiswa berperan untuk menentukan nasib bangsa ke depannya agar menjadi lebih baik.

ADVERTISEMENT

Dengan terjaganya kondisi masyarakat, maka diharapkan kekuatan bangsa Indonesia menjadi lebih
kuat. Berbagai ragam adat, budaya, suku, dan ciri khas tiap daerah juga termasuk nilai yang harus
dijaga oleh mahasiswa.

Maka dari itu, peran mahasiswa dalam menyongsong SDGs guna Indonesia maju adalah:

1) Paham seberapa pentingnya SDGs

Sebelum berpartisipasi dalam SDGs, mahasiswa haruslah memahami apa itu program SDGs secara
menyeluruh, terutama tujuan yang ingin dicapai dari SDGs.

2) Ikut dan aktif dalam melaksanakan SDGs.

Mahasiswa merupakan agen perubahan. Dengan ikut dan aktif dalam melaksanakan program SDGs,
mahasiswa telah menjalankan perannya sebagai agen perubahan untuk memajukan Indonesia ke
arah yang lebih baik.

3) Turut berpartisipasi dalam menggerakkan SDGs di masyarakat

Selain melaksanakan SDGs bersama teman atau rekan organisasi, mahasiswa diharapkan ikut serta
dalam pelaksanaan SDGs oleh masyarakat. Dengan begitu, pihak yang terlibat akan lebih luas dan
pelaksanaan SDGs akan berjalan lebih lancar.

ADVERTISEMENT

Dengan terlaksananya SDGs di Indonesia, maka ketimpangan pun akan menghilang dan semua pihak
akan merasakan hal yang sama. Apabila program SDGs berjalan dengan baik dan melebihi target
yang ditentukan, kualitas kehidupan tiap individu akan menuju ke arah yang lebih baik.
Sebuah negara memerlukan generasi penerus bangsa yang mampu berpikir kritis dan bertindak
cepat dalam menangani masalah yang dihadapi negara. Oleh karena itu, mahasiswa memiliki peran
yang sangat penting dalam memajukan negaranya karena mereka merupakan generasi penerus
bangsa.

Peran Mahasiswa dalam Menyongsong SDGs Guna Menyejajarkan Indonesia dengan Negara-negara
Maju

9 November 2020   22:50 Diperbarui: 9 November 2020   22:55 12232 1 4

Lihat foto

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Millenium Development Goals (MDGs) telah resmi berakhir pada tahun 2015. Selama 15 tahun masa
pelaksanaannya Indonesia berhasil mencapai 49 dari 67 target indikator yang ditetapkan. Pada
September 2015, organisasi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengesahkan program baru untuk
melanjutkan MDGs yang bernama Sustainable Development Goals (SDGs) atau yang sering disebut
tujuan pembangunan berkelanjutan. Di dalam SDGs ini memuat 17 sasaran pembangunan
berkelanjutan yang terbagi ke dalam 169 target untuk menjadikan kehidupan manusia menjadi lebih
baik. SDGs secara garis besar memuat isu sosial yang sering terjadi di masyarakat, misalnya seperti
kemiskinan, tingkat pendidikan, kondisi iklim, dan lain-lain. SDGs memiliki prinsip untuk tidak
meninggalkan satu orangpun di belakang. Dengan adanya program SGDs diharapkan dapat
menyelesaikan persoalan-persoalan masyarakat terutama kelompok tertinggal.

Kebijakan pemerintah

Sampai tahun 2019, pencapaian penerapan SDG’s di Indonesia menduduki peringkat 102 dari 196
negara di dunia. Skor yang diperoleh Indonesia juga termasuk sangat rendah. Rata-rata skor dari
keseluruhan negara adalah 65, sedangkan Indonesia hanya memperoleh skor 64 yang berarti
Indonesia mendapat skor di bawah rata-rata negara lainnya. Hal ini tentu saja perlu dipertanyakan
mengingat pemerintah Indonesia telah mengeluarkan banyak upaya untuk keberhasilan indikator
pembangunan berkelanjutan ini. Salah satu contohnya pada tanggal 4 Juli 2017 Presiden Republik
Indonesia, Joko Widodo, mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 59 Tahun 2017 tentang
Pelaksanaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang menunjukkan keseriusan pemerintah dalam
menangani realisasi pembangunan berkelanjutan. Meskipun pemerintah telah melakukan berbagai
upaya termasuk membuat peraturan tersebut, bila tidak dibarengi dengan kerja sama dari seluruh
elemen masyarakat maka pelaksanaan pembangunan berkelanjutan juga tidak akan tercapai secara
maksimal.  Kurangnya peran masyarakat dan inilah yang menyebabkan kurang maksimalnya
penerapan program SDGs di Indonesia dibandingkan dengan negara-negara lainnya.

Dalam pertemuan dengan Executive Secretary of United Nations Economic and Social Commission
for Asia and the Pacific (UN-ESCAP), Wakil Presiden Republik Indonesia, K.H. Ma’ruf Amin,
menyampaikan bahwa peran aktif Indonesia dalam program SDGs meliputi menurunkan angka
kemiskinan, pemberdayaan ekonomi kerakyatan melalui program Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM), reformasi penghentian tambang liar, restorasi gambut, serta program substitusi bahan
bakar ke bahan bakar rendah karbon seperti B30 atau penggunaan kendaraan listrik. Beliau juga
mengatakan pentingnya peran aktif masyarakat dalam mendukung program SDGs dan
mengimplementasikannya di Indonesia. Oleh karena itu, diperlukannya pembinaan kepada
masyarakat mengenai pentingnya kelestarian lingkungan hidup.

Menurut Billy Mambrasar, Duta SDGs periode 2019-2021 yang juga merupakan Staf Khusus Presiden
mengatakan bahwa dari 17 sasaran SDGs, hanya terdapat 3 sasaran yang sudah tercapai. Di
antaranya adalah berkurangnya kemiskinan, aksi-aksi perubahan iklim, serta pertumbuhan ekonomi
dan pekerjaan. Untuk dapat mencapai sasaran-sasaran SDGs diperlukan keterlibatan tidak hanya dari
pemerintah, melainkan dari masyarakat dan sektor swasta juga. Menurut Billy, generasi muda sudah
banyak ikut berperan menggerakkan program SDGs di Indonesia, terutama dalam aksi mengurangi
perubahan iklim. Salah satu contohnya adalah anak muda Bali yang menggerakkan program Zero
Plastic Waste merupakan program mengurangi penggunaan plastik dan menggantinya dengan bahan
yang lebih ramah lingkungan. Selain itu masih banyak lagi generasi muda dari Sabang sampai
Merauke yang ikut berpartisipasi dalam menggerakkan program SDGs ini. Walaupun begitu masih
banyak pula generasi muda yang apatis akan pentingnya menjaga lingkungan. Padahal sudah
seharusnya generasi muda memiliki kesadaran untuk menjaga lingkungan, terutama mahasiswa
yang merupakan insan akademis dan diharapkan dapat memberikan cerminan yang baik. Sangat
penting bagi mahasiswa untuk memiliki kesadaran dan melakukannya mulai dari diri masing-masing
sebelum mengajak orang lain.

Peran dan strategi mahasiswa dalam mencapai target SDGs

Tak hanya pemerintah saja, para pemuda pun ikut diajak untuk memecahkan masalah dalam
mencapai tujuan perkembangan berkelanjutan ini. Contohnya seperti kompetisi debat SDGs
Indonesia yang diadakan oleh United Nations Development Programme (UNDP) yang bekerja sama
dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), Kementerian Luar Negeri, dan
Tanoto Foundation. Dalam kompetisi debat tersebut para mahasiswa dari seluruh Indonesia diajak
untuk berpikir kritis dan ikut terlibat dalam mencari strategi mencapai target SDGs, terutama dalam
masa pandemi ini. Dengan diadakannya kompetisi ini, diharapkan mahasiswa dapat mulai
mempersiapkan diri untuk membantu Indonesia mempercepat SDGs dan mencari cara untuk
menyelesaikan permasalahan yang terjadi.
Tak mau ketinggalan, Universitas Bina Mandiri Gorontalo mengadakan webinar Internasional SDGs
yang juga membahas mengenai pengaruh pandemi terhadap capaian target SDGs. Webinar yang
dihadiri para mahasiswa Universitas Bina Mandiri ini dibuka oleh Wakil Gubernur Gorontalo, Idris
Rahim dan mengusung tema “Innovation to Empower Rural Communities in The Time of Covid-19”
atau yang berarti “Inovasi Pemberdayaan Masyarakat pada Masa Pandemi Covid-19”. Dalam
webinar itu, beliau mengatakan bahwa pandemi Covid-19 memang telah mempengaruhi capaian
target SDGs terhadap seluruh sektor dan pemerintah provinsi Gorontalo telah berupaya untuk
menanganinya dengan melakukan realokasi APBD tahun anggaran 2020 yang difokuskan pada
penyediaan sarana prasarana kesehatan, Jaring Pengamanan Sosial, serta pemberdayaan
masyarakat melalui stimulus ekonomi khususnya sektor UMKM. Setelah menghadiri webinar ini,
diharapkan dapat membuka pikiran mahasiswa mengenai bagaimana keadaan bangsa Indonesia,
terutama kondisi perekonomian dan kesehatan masyarakat saat ini akibat pandemi. Pandemi Covid-
19 jelas telah mempengaruhi dua indikator capaian SDGs tesebut.

Mahasiswa dikenal sebagai kaum intelektual yang seharusnya memiliki pemikiran yang tinggi dan
kritis untuk memajukan bangsa. Mahasiswa berada di tingkatan yang sudah berbeda dari siswa
biasa. Tugas seorang mahasiswa bukanlah hanya belajar di lingkup perguruan tinggi saja. Sesuai
dengan fungsi Tri Dharma Perguruan Tinggi, dari ilmu yang didapatnya di perguruan tinggi,
mahasiswa diharapkan melakukan penelitian dan mencari cara untuk menyelesaikan berbagai
fenomena permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitarnya sesuai dengan kompetensinya. Yang
dimaksud lingkungan sekitar tidak hanya di lingkup lingkungan perguruan tinggi, melainkan
mencakup lingkungan masyarakat tempat ia tinggal. Setelah melakukan penelitian, mahasiswa dapat
menerapkan ilmu yang diperolehnya kepada masyarakat yang merupakan bentuk pengabdian
mahasiswa terhadap masyarakat. Dengan melakukan pengabdian, mahasiswa dapat membantu
memberikan pengarahan kepada masyarakat untuk memiliki kehidupan yang lebih baik yang mana
merupakan tujuan dari pembangunan berkelanjutan.

Mahasiswa adalah agen perubahan, sesuai dengan fungsi Agent of Change dan kehadiran mereka
diharapkan dapat membawa perubahan terhadap keadaan masyarakat Indonesia agar menjadi lebih
baik dari sebelumnya. Mahasiswa harus mampu melihat permasalahan di sekitarnya dalam hal ini
memberikan pembinaan dan mendorong masyarakat untuk ikut melaksanakan SDGs. Dengan ini,
seluruh lapis masyarakat di Indonesia terutama kelompok tertinggal dapat memiliki taraf hidup yang
lebih baik dan sejajar dengan negara-negara maju.

Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Peran Mahasiswa dalam Menyongsong
SDGs Guna Menyejajarkan Indonesia dengan Negara-negara Maju", Klik untuk baca:

https://www.kompasiana.com/firafatmawati4713/5fa9648ad541df7ea04537d2/peran-mahasiswa-
dalam-menyongsong-sdgs-guna-menyejajarkan-indonesia-dengan-negara-negara-maju
Kreator: Fira Fatmawati

Kompasiana adalah platform blog, setiap konten menjadi tanggungjawab kreator.

Tulis opini Anda seputar isu terkini di Kompasiana.com

Peran Mahasiswa sebagai Agen Perubahan dalam Mewujudkan SDGs untuk Memajukan Negara
Indonesia di Dunia Internasional

23 Maret 2022   09:03 Diperbarui: 23 Maret 2022   09:09 457 2 1

Lihat foto

dokpri

Selain menjalani kegiatan pembelajaran di bangku perkuliahan, mahasiswa memiliki peran lain di
masyarakat yakni menjadi agen perubahan di dalam masyarakat. Mahasiswa merupakan kaum
intelektual yang mempunyai daya pikir yang berada di atas rata-rata dari sebagian besar masyarakat.
Mahasiswa dikehendaki untuk berpartisipasi dalam memberikan perubahan bagi publik baik dalam
skala nasional maupun internasional (Cahyono, 2019). Dengan demikian, sudah sepantasnya
mahasiswa berperan aktif dalam mewujudkan Sustainable Development Goals yang dikembangkan
oleh organisasi PBB untuk membangun dunia menjadi versi yang lebih baik lagi.

Tujuan Pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals atau yang biasa disingkat
sebagai SDGs merupakan sebuah agenda yang diciptakan oleh organisasi Perserikatan Bangsa-
bangsa (PBB) dengan 17 target termasuk di antaranya adalah menekan angka kemiskinan,
memperjuangkan ekuitas antar manusia di dunia, dan juga memelihara lingkungan hidup. SDGs
dilaksanakan sejak tahun 2016 dan diharapkan dapat mencapai tujuannya per tahun 2030
(Sustainable Development Goals, n.d). Seperti yang sudah dipaparkan pada paragraf sebelumnya,
mahasiswa di Indonesia mempunyai peran yang penting dalam keberjalanan mencapai 17 target
SDGs sebab agenda tersebut bersifat universal sehingga setiap negara dan sistem yang ada di
dalamnya memiliki tanggung jawab untuk mewujudkan SDGs (Astuti dkk., 2020).

Perkembangan mewujudkan SDGs di negara Indonesia relatif masih perlu ada perbaikan.
Implementasi SDGs di level nasional pun masih menyisakan pekerjaan rumah seperti mekanisme
akuntabilitas, penerimaan data dari pihak non-pemerintah, dan juga proses partisipasi itu sendiri.
Hal tersebut sudah sepantasnya tidak dianggap sebagai beban melainkan rintangan yang harus
dilewati untuk menaikkan kinerja bagi percepatan pembangunan nasional Indonesia sampai dengan
tahun 2030 (Panuluh dan Fitri, 2016). Di sinilah peran mahasiswa digunakan untuk mendukung
adanya akselerasi peningkatan mutu negara Indonesia.

Hal pertama yang dapat dilakukan mahasiswa untuk membantu mewujudkan target pembangunan
berkelanjutan adalah belajar dengan sungguh-sungguh. Sesuai dengan SDGs nomor empat yakni
memastikan pendidikan yang inklusif dan berkualitas setara, juga mendukung kesempatan belajar
seumur hidup bagi semua individu. Dengan belajar  sungguh-sungguh, mahasiswa sudah otomatis
mendukung target SDGs tersebut sebab kewajiban pertama mahasiswa adalah menuntut ilmu.
Selain itu, demi mencapai SDGs nomor empat, mahasiswa dapat mendedikasikan diri mereka ke
daerah 3T atau terpencil, tertinggal, dan terluar untuk mengajarkan anak-anak yang tinggal di sana
supaya bisa mendapatkan pendidikan yang lebih layak.

Peran mahasiswa dalam mendukung tercapainya SDGs selanjutnya adalah melakukan aksi
mahasiswa atau demonstrasi kepada pemerintah untuk menunjukkan urgensi melaksanakan SDGs.
Misalnya melakukan demonstrasi mengenai kesetaraan gender, pemeliharaan lingkungan hidup
seperti hewan dan tumbuhan, perubahan iklim dan pemanasan global. Meskipun tidak berdampak
langsung terhadap perwujudan SDGs, aksi mahasiswa yang ditujukan kepada pemerintah juga dapat
meningkatkan awareness kepada publik sehingga mereka dapat ikut berkontribusi mewujudkan
tujuan pembangunan berkelanjutan yang diciptakan oleh PBB. 

Peran mahasiswa dalam SDGs yang lain adalah menciptakan karya ilmiah tulis atau sejenisnya yang
bertemakan tujuh belas target dalam SDGs yang ada. Karya ilmiah yang ditulis dan dipublikasikan
tersebut memiliki tujuan untuk mengedukasi, memberikan pemahaman, dan menawarkan solusi
yang berkaitan dengan pelaksanaan SDGs di Indonesia kepada para pembaca karya ilmiah tersebut.
Misalnya, saat mahasiswa menuliskan karya ilmiah mengenai kemiskinan di Indonesia dan cara-cara
alternatif untuk menyelesaikannya, hal itu secara tidak langsung akan berimbas kepada perwujudan
SDGs Indonesia. Dengan demikian, perkembangan SDGs di Indonesia dapat berjalan dengan lebih
baik karena mahasiswa berperan aktif dalam proses perkembangannya.

Dari pemaparan yang sudah dijelaskan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa sebagai
agent of change atau agen perubahan di masyarakat dapat pula berperan aktif untuk mendukung
perwujudan Sustainable Development Goals atau SDGs yang dicanangkan oleh PBB. Kontribusi
mahasiswa sangat penting sebab mahasiswa merupakan bagian dari masyarakat yang intelek. Pada
akhirnya, perwujudan SDGs di Indonesia yang berjalan dengan maksimal dapat membantu Indonesia
menjadi negara yang lebih maju serta dipandang di mata internasional.

Referensi

Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Peran Mahasiswa sebagai Agen
Perubahan dalam Mewujudkan SDGs untuk Memajukan Negara Indonesia di Dunia Internasional",
Klik untuk baca:

https://www.kompasiana.com/kaniaputrimaharani9881/623a7f0bbb44864ecc0eaad3/peran-
mahasiswa-sebagai-agen-perubahan-dalam-mewujudkan-sdgs-untuk-memajukan-negara-indonesia-
di-dunia-internasional

Kreator: Kania Putri Maharani

Kompasiana adalah platform blog, setiap konten menjadi tanggungjawab kreator.

Tulis opini Anda seputar isu terkini di Kompasiana.com

Anda mungkin juga menyukai