Anda di halaman 1dari 10

NEOBEHAVIORISME

Kelompok 5
Widya Elsa Diana

(111611133075)

Alyssa Akane Anindhita

(111611133086)

Ruri Putri Ramadhani

(111611133103)

Bella Eka Purwanti

(111611133105)

Miryam de la Rosa V.

(111611133109)

SEJARAH DAN ALIRAN PSIKOLOGI


B-1
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terima kasih kepada pembaca.
Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Sehingga kedepannya kami dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, sehingga
banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, 3 Oktober 2016

Kelompok 5

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
4
Latar Belakang
Rumusan Masalah

5
Tujuan
Manfaat
BAB II PEMBAHASAN

5
5

6
BAB III PENUTUP
11
Kesimpulan
11
Daftar Pustaka

11

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pengembangan aliran-aliran di dalam ilmu psikologi tidak lepas
dari sejarah manusia pada masa lalu. Pengembangan ini dilakukan tidak
hanya dalam satu tahun atau dua tahun. Namun, perlu berpuluh-puluh
tahun untuk membuat suatu teori ataupun mengembangkan teori menjadi
satu aliran yang disetujui banyak pihak. Salah satu aliran yang
berkembang adalah aliran Behaviorisme. Aliran ini mulai muncul sejak
Ivan Mikhailovich Sechenov mempublikasikan Reflexes of the Brain pada
tahun 1863. Disusul oleh peneliti-peneliti lain diantaranya Vladimir
Mikhailovich Bekhterev, Ivan Petrovich Pavlov, Edward Lee Thorndike,
dan John Broadus Watson. Namun, orang yang pertama kali mengenalkan
istilah aliran behavioris adalah John Broadus Watson pada bukunya yang
berjudul Psychology as the Behaviorist Views it (1913). Meskipun
Watson berhasil mengubah cara pandang psikologi pada masa itu, namun
teori Watson didalam buku tersebut banyak mengabaikan variabel-variabel
lain dalam kognisi manusia. Watson hanya fokus pada perilaku yang
ditampakan sementara proses kognis yang terjadi pada individu diabaikan.
Aliran behaviorisme ini kemudian mengalami beberapa evolusi
dalam kurun waktu 1930 sampai 1960-an. Salah satu hasil dari evolusi
behaviorisme adalah Neobehaviorisme. Perkembangan Neobehaviorisme
ini nantinya yang akan melandasi adanya aliran Sosiobehaviorisme.
Neobehaviorisme ini berusaha memasukkan lebih banyak variabelvariabel yang menyangkut perilaku manusia agar mendapatkan penelitian
yang lebih akurat daripada sebelumnya. Selain itu, selaras dengan aliran
Neobehaviorisme berkembang, objektivitas dalam penelitian psikologi pun
ikut berkembang sehingga kedudukan psikologi sebagai ilmu juga semakin
kuat.
Rumusan Masalah

Mengapa Neobehaviorisme muncul?


Apa yang dimaksud dengan Neobehaviorisme?
Metode apa yang digunakan dalam aliran Neobehaviorisme?
Apa saja penelitian yang sudah dikembangkan selama masa

Neobehaviorisme dan siapa saja tokohnya?


Apa kontribusi teori-teori dan pandangan-pandangan yang muncul
selama masa aliran Neobehaviorisme ini berkembang?

Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah mengenai Neobehaviorisme
adalah agar kita dapat mengetahui perkembangan ilmu psikologi pada
masa itu. Pengembangannya terutama mengenai objektivitas penelitian
dalam psikologi, proses behavioral, dan proses-proses pembelajaran
kompleks. Makalah ini juga akan membahas hal-hal yang mendorong
pengembangan teori dari behaviorisme ke Neobehaviorisme itu sendiri.
Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah agar kita dapat
mengetahui perkembangan ilmu psikologi serta dapat mengetahui prosesproses pemikiran yang terjadi pada masa itu sehingga terbentuk teori
Neobehaviorisme.

BAB II
PEMBAHASAN
Behaviorisme merupakan aliran mengenai psikologi sebagai studi
tentang perilaku. Aliran behaviorisme sudah ada sejak tahun 1863 dimana
ahli fisiologi Rusia modern, Ivan Mikhailovich Sechenov, menuangkannya
dalam buku Reflexes of the Brain. Didalamnya, Sechenov berpendapat
bahwa semua aktivitas manusia dapat direduksi menjadi refleks-refleks.

Setelah itu, pada tahun 1910, Vlaidimir Mikhailovich Bekhterev


mempublikasikan

karyanya

yang

berjudul

Objective

Psychology.

Didalamnya, Bekhterev menyarankan agar konsep-konsep mentalistik


dihapuskan didalam deskripsi psikologi. Dari banyak karya-karya yang
sudah disebutkan, belum ada yang mencetuskan pandangan behaviorisme
secara langsung. Pandangan ini pertama kali dikenalkan secara resmi oleh
John Broadus Watson pada bukunya yang berjudul Psychology as the
Behaviorist Views it (1913). Pandangan ini sangat radikal dan tidak
mempedulikan faktor-faktor lain selain perilaku. Watson menyatakan
bahwa perilaku subjek itu sendiri pantas untuk dipelajari, bukan karena
perilaku tersebut mencerminkan kondisi kesadaran yang mendasarinya.
Pandangan Watson ini menuai kritik antara lain : (1) Watson
mengabaikan peristiwa mental dan mediasi hubungan antara stimulus dan
respon yang fisik dan terpusat; (2) Pemikiran behavioristik mereduksi
fungsi-fungsi pikiran dan mengubahnya menjadi perilaku. Hal ini
membuat ilmu psikologi kehilangan eksistensinya sebagai ilmu sendiri.
Sebagai pengembangan dari behaviorisme, Neobehaviorisme
muncul sekitar tahun 1930 dengan tokoh-tokohnya yaitu, Guthrie, Tolman,
Hull, dan Skinner. Pandangan Neobehaviorisme lebih mengadopsi
karakter posivitis behaviorisme daripada behaviorisme itu sendiri.
Neobehaviorisme sendiri mengalami beberapa tahap evolusi. Tahap awal
pengembangan terjadi pada tahun 1930, dimana para psikolog ternama
berusaha mengembangkan konsep teoritis yang lengkap untuk semua
perilaku sehingga mendapatkan hasil penelitian perilaku yang akurat.
Kemudian para psikolog ini sadar bahwa teknologi dan ilmu yang ada
pada masa itu tidak mampu menghasilkan teori yang mencakup perilaku
secara menyeluruh. Tahap selanjutnya, psikolog-psikolog ternama fokus
pada pengumpulan data daripada menciptakan teori baru. Data-data ini
digunakan sebagai panduan untuk penelitian yang progresif. Selanjutnya
pada tahun 1970-an, tahap terakhir dari Neobehaviorisme, menekankan
pada pengembangan psikologi komparatif dimana menggunakan model
serta penerapan prinsip-prinsip perilaku.

Walaupun mengalami beberapa tahap evolusi pemikiran, semua


psikolog yang menganut aliran Neobehaviorisme ini setuju pada beberapa
poin, antara lain : (1) Inti dari ilmu psikologi adalah studi tentang
pembelajaran; (2) Hampir semua perilaku, sebagaimanapun kompleksnya,
dapat dijelaskan dengan hukum conditioning ; (3) Psikologi harus
menganut prinsip-prinsip operationism.
Metode yang berkembang pada masa aliran Neobehaviorisme
adalah operationism,

hipotetikodeduktif, dan

eksperimen.

Metode

operationism menuntut psikolog untuk mencari alasan logis disetiap


masalah psikologi yang akan diteliti. Alasan itu harus berdasarkan pada
observasi dan data lapangan agar menjadi data yang valid. Sementara
metode hipotetikodeduktif adalah metode untuk menentukan mana
variabel yang dapat disingkirkan dari kesimpulan-kesimpulan yang
didapat. Untuk eksperimen, terjadi perkembangan pada masa itu karena
diterimanya tikus sebagai bahan eksperimen karena telah disetujui oleh
para psikolog terutama oleh Tolman.
Teori-teori yang berkembang pada masa ini antara lain teori
Kontiguitas Guthrie, teori Hipotetikodeduktif Hull, Behaviorisme Kognitif

Tolman, dan Positivisme Radikal Skinner.


TEORI KONTIGUITAS GUTHRIE
Guthrie berpendapat bahwa perilaku merupakan gerakan, bukan
hanya respon. Gerakan merupakan unit yang lebih besar daripada respon.
Demikian juga stimuli yang didapat dianggap situasi yang kompleks yang
terdiri dari elemen-elemen kecil. Kombinasi elemen-elemen stimulus yang
disertai dengan gerakan akan menimbulkan sekuens gerakan yang
berulang jika stimulusnya sama. Begitulah isi teori kontiguitas Guthrie.
Guthrie juga berpendapat jika pembelajaran adalah suatu pola
gerakan-gerakan terpisah yang ditimbulkan oleh sinyal-sinyal stimulus
lingkungan dan internal. Berdasarkan pada pemikiran-pemikiran tersebut,
Guthrie percaya pada pembelajaran satu-kali-mencoba (one-trial). Latihan
hanya

memperbaiki

sebelumnya.

koordinasi

hubungan

yang

sudah

terbentuk

TEORI HIPOTETIKODEDUKTIF HULL


Teori ini merupakan teori hasil dedikasi Hull terhadap dunia
Psikologi. Teori ini menghasilkan pemikiran mengenai pembentukan
kebiasaan yang dibahas secara matematis. Hal itu tidak lepas dari
pandangan Hull bahwa manusia itu memiliki mekanisme yang otomatis
dan mampu untuk disimpulkan dalam bahasa fisik. Hull berpendapat
bahwa psikolog itu harus memandang subjek penelitiannya sebagai mesin.
Bahkan Hull berpikir bahwa proses berpikir manusia dapat dimesinkan
suatu saat.
Hull juga berpendapat bahwa keeratan hubungan antara stimulus
dan respon didapatkan dari banyaknya latihan yang dilakukan dalam
proses pembelajaran. Latihan-latihan yang dilakukan berulang-ulang akan
menghasilkan peningkatan yang berkesinambungan tetapi bertahap dalam
akuisisi. Hubungan antara S-R ini disebut habit strength. Sehingga,
menurut Hull, pembelajaran akan efektif bila disertai latihan.
Karya Hull dapat dikatakan cemerlang karena karyanya sangat
matematis dan tidak terbantahkan. Namun, setiap karya pasti tidak akan
lepas dari kritik. Penelitian Hull ini tidak berhasil menemukan jawaban
perilaku yang mencakup keseluruhan manusia. Penelitian Hull fokus
kepada satu masalah di satu individu. Hal ini karena struktur yang terlalu
kaku untuk membahas variabel-variabel perilaku pada hewan dan manusia
yang bisa dikatakan sangat beragam.

BEHAVIORISME KOGNITIF TOLMAN


Teori ini mengajukan pandangan tentang perilaku molar yaitu,
tindakan yang utuh dan lengkap sehingga pantas untuk psikologi. Berbeda
dari behaviorisme Watson yang mereduksi beberapa variabel, Tolman
berpendapat bahwa adanya variabel yang direduksi akan menghilangkan
esensi dari psikologi sendiri. Pandangannya ini mengadopsi dari Gestalt.
Demonstrasi Tolman mengenai perbedaan kinerja dan pembelajaran
menunjukkan bahwa pembelajaran tidak dapat disimpulkan hanya sebagai
pembentukan atas elemen stimulus-respons-penguatan. Namun, ia tidak

dapat memberikan penjelasan yang lebih komprehensif mengenai hal


tersebut. Teori Tolman berhasil menjustifikasi integrasi perilaku molar dan
menstimulasi penelitian. Ia juga berhasil membuat orang-orang pengikut

aliran Hull untuk memodifikasi pandangan mereka.


POSITIVISME RADIKAL SKINNER
Teori ini menekankan pada metodologis dan mengajak untuk
kembali ke studi perilaku yang diartikan sebagai peristiwa periferal.
Skinner tidak menganggap bahwa perilaku manusia itu dikendalikan oleh
satu agen, entah itu kognitif maupun fisiologis. Skinner fokus pada
penelitian tentang perilaku operant. Perilaku operant adalah perilaku yang
terjadi tanpa ada stimulus yang nyata. Dalam penelitian ini ia berpendapat
bahwa manusia itu berada dibawah kontrol-kontrol sosial yang berasal dari
luar diri, entah itu lingkungan, makhluk lain, dan sebagainya untuk
memahami dan menggunakan peristiwa-peristiwa lingkungan untuk
keuntungan diri. Skinner menganggap tidak ada kontrol atau dorongan
dalam diri mereka sendiri. Hasilnya, Skinner banyak dikritik oleh psikolog
lain.
Kontribusi teori-teori yang ada dalam aliran Neobehaviorisme bisa
dirasakan hingga sekarang. Contohnya, teori hipotetikodeduktif dari Hull
mendorong psikologi modern untuk menerapkan penelitian yang
matematis dan dapat dilogikakan. Selain itu, Neobehaviorisme juga
membangkitkan semangat ilmu pengetahuan dibidang psikologi setelah
pada tahun 1945 dunia sedang mengalami traumatik pasca Perang Dunia
II. Selain itu juga, revolusi industri yang terjadi membuat psikolog berpikir
lebih objektif, tersistem, dan matematis, membuat metode penelitian yang
berkembang menjadi lebih konkret.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Jadi, kesimpulan

yang

dapat

diambil

mengenai

teori

Neobehaviorisme adalah bahwa Neobehaviorisme ini baru muncul setelah


teori behaviorisme, yakni pada tahun 1930. Neobehaviorisme ini pun
mengalami beberapa evolusi yang dilakukan oleh para peneliti.
Neobehaviorisme menemukan konsep yang sangat berguna dibidang
psikologi yakni menggunakan pengembangan psikologi komparatif
dengan memakai model dan menerapkan prinsip-prinsip perilaku. Dari
teori-teori dari ahlinya, dapat diambil beragam pandangan mengenai
perilaku manusia yang memperkaya pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
Brenner, J. F. 2006. Sejarah dan Sistem Psikologi, Vol. 6, 345-389.
Schultz, D. P., Schultz, S. E. 2004. A History of Modern Psychology, Vol. 9, 328352

Anda mungkin juga menyukai