Anda di halaman 1dari 2

Pengertian Filsafat Essensialisme

Essensialisme merupakan filsafat pendidikan yang merupakan hasil kombinasi antara


filsafat idealisme dan realisme. Keduanya mendukung essensialisme tetapi tidak menghilangkan
nilai antara satu sama lain. Essensialisme pada dasarnya memiliki dasar-dasar kebudayaan yang
telah ada pada saat awal peradaban manusia. Di dalam essensialisme juga terdapat friksi-friksi,
yang merupakan akibat dari perbedaan aliran filsafat yang dianut. Mereka memang berbeda
dalam melihat pendidikan dan alam semesta, tetapi yang perlu diketahui mereka juga memiliki
kesamaan dalam empat prinsip pokok yaitu : belajar, inisiatif, dan harus berpusat pada mata
pelajaran, dan yang terakhir disiplin tradisional.
Konsep, World View, Nilai, dan Madzhab Teori dalam Filsafat Essensialisme
Konsep essensialisme tidak memiliki patokan atau kesatuan garis yang sama, karena
mereka memegang filsafat yang berlainan. Diamping itu ada kesamaan yang dimiliki yaitu
prinsip dasar tentang pendidikan, seperti dalam bidang pendidikan kita harus bekerja keras untuk
mendapatkan apa yang kita inginkan. Namun terkadang terdapat juga kesenggangan antara satu
sama lain, belajar juga perlu kedisplinan. Inisiatif dalam dunia pendidikan sangat penting,
terutama pada guru, karena guru memiliki peran penting dalam kehidupan murid yang mana
menjadi pendamping antara masa anak-anak dan masa dewasa yang dialami muridnya. Selain itu
ada konsep dasar lainnya yang memiliki program seperti : 1) Sekolah-sekolah esensialis melatih
dan mendidik subjek didik untuk berkomunikasi dengan logis. 2) Sekolah-sekolah mengajarkan
dan melatih anak-anak secara aktif tentang nilai-nilai kedisiplinan, kerja keras dan rasa hormat
kepeda pihak yang berwenang atau orang yang memiliki otoritas. 3) Sekolah-sekolah
memprogramkan pendidikan yang bersifat praktis dan memberi anak-anak pengajaran yang
mempersipkannya untuk hidup.
Pandangan terhadap essensialisme, essensialisme merupakan hal yang universal dan
memiliki beberapa kesamaan dengan parenialisme. Salah satu kesamaannya ialah kurikulum,
dua-duanya memiliki pikiran bahwa pendidikan berpusat mata pelajaran. Sama halnya dengan
kita saat SD yang ditekankan sudah harus bisa membaca dan menulis, lalu saat SMP diperluas
dengan mata pelajaran sains, matematika, dan sosial. Pandangan beberapa tokoh terhadap
kurikulum essensialisme ialah yang berpusat pada mata pelajaran  atau subjek matter centered.
Yang mana sangat berpegang teguh dengan landasan ideal, penguasaan materi tersebut didasari
oleh essensialisme general education. Hal yang telah disebutkan diatas memiliki tujuan khusus
yaitu untuk melatih kedisiplinan yang diyakini mampu memberikan efek baik bagi para murid.
Sama halnya dengan tujuan umunya yaitu manusia yang bahagia di dunia dan akhirat.
Nilai yang dianut oleh filsafat essensialisme ialah selalu berpegang teguh pada
kebudayaan yang telah muncul pada awal peradaban manusia. Di samping itu yang mereka anut
juga mendasar pada lingkungan sosial. Nilai moral dalam filsafat ini juga tidak kalah penting,
nilai moral yang berakar pada kebudayaan yang nantinya akan membentuk mental peserta didik. 
Pemikiran Artur Schopenhauer tentang Kehendak
Pemikiran Arthur Schopenhauer tentang kehendak  ialah ia mengibaratkan dengan batu, saat batu
dilemparkan keatas ia akan jatuh kebawah. Jika batu itu memiliki kehendeak atas dirinya sendiri
pasti ia tidak akan menginginkan dirinya untuk jatuh, sama halnya dengan manusia yang
memiliki pikiran dan akal. Yang didorong oleh kehendak dan batin atas dirinya sendiri, sama
dengan batu yang memiliki gaya gravitasi. 
Essensialisme Psikologis
Esensialisme memiliki pemahaman bahwa manusia dapat menangkap ilmu pengetahuan secara
objektif, pernyataan itu tertera dalam konteks teori belajar yang dimilikinya. Disini esensialisme
berkaitan dengan idealisme dan realitas, yang ingin dibahas ialah salah satu diantaranya yaitu
realitas. Dalam proses belajar yang sebenarnya, peserta didik sebagai pelakunya memiliki hak 
untuk mengetahui ukuran sampai mana ia mengerti dan paham realitas yang ada di luar dirinya.
Esensialisme juga mendorong peserta didik untuk memerlukan ilmu psikologi agar dapat melatih
daya jiwa, perasaan, dan pikiran. Tidak hanya itu, ilmu psikologi juga memiliki manfaat
untukmemahami realitas dan memanggil kembali ingatan, nilai-nilai, kebenaran maupun
kebaikan sebagai warisan kultural dan moral yang sudah muncul dariawal peradaban manusia.
Kebijaksanaan Hidup
1. Filsafat 
Orang yang memiliki kekayaan yang berlimpah pasti akan disebut perampok, serakah,
dan duniawi. Hal tersebut sangat alamiah karena manusia mengejar sesuatu untuk
ditukarkan dengan benda-benda lain. Sebenarnya kekayaan bukan suatu hal yang dapat
dinikmati secara jangka panjang.
2. Jenius
Jenius ialah suatu kemampuan yang dimiliki oleh manusia. Biasanya orang yang jenius
sebagian besarnya ialah pengetahuan dan sisanya kehendak.
3. Seni
Ide sangat berkaitan erat dengan seni, yang bersifat universal dan tidak particular. Suatu
seni dapat dikatakan berhasil apabila memiliki Ide Platonis atau sesuatu yang universal.
Potret manusia yang bukan diungkapkan melalui fotografi tetapi mengungkapkan sejauh
mungkin essensial dan kualitas seni itu sendiri. Maka dari itu seni dikatakan lebih agung
disbanding ilmu.
4. Agama 
Agama disini digambarkan sebagai metafisika yang begerombol yang dikecam oleh
Schopenhauer. Tetapi kecaman tersebut hanya berlangsung pada awal mulanya saja.
Zainal, A . (2002). Filsafat Manusia

Anda mungkin juga menyukai