Anda di halaman 1dari 10

PERMASALAHAN

PENDIDIKAN
HAKIKAT MASALAH PENDIDIKA N

Masalah Pendidikan adalah kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan apa yang terwujud
dalam bidang Pendidikan. Pada dasarnya ada dua masalah pokok yang dihadapi dunia
Pendidikan di Indoneisa, yaitu :
a. Bagaimana semua warga negara dapat menikmati kesempatan pendidikan
b. Bagaimana pendidikan dapat membekali peserta didik dengan sikap dan keterampilan kerja
yang mantap dalam memasuki kehidupan sosial masyarakat.
Dari kedua masalah tersebut, lahirlah empat masalah pokok Pendidikan di antaranya sebagai
berikut :
1. Masalah Pemerataan Pendidikan
Pendidikan nasional diharapkan mampu menyediakan kesempatan bagi seluruh warga
negara Indonesia untuk ikut berpartisipasi dalam memajukan bangsa dan kebudayaan nasional.
Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaimana sistem pendidikan dapat
menyediakan kesempatan bagi seluruh warga negara untuk memperoleh pendidikan. Masalah ini
dapat muncul apabila lembaga pendidikan tidak dapat menampung warga negara untuk
memperoleh pendidikan yang disebabkan oleh kurangnya fasilitas pendidikan. Hal ini tentunya
dapat mengganggu kemajuan pola pikirnya terutama bagi anak-anak usia sekolah.
2. Masalah Mutu Pendidikan
Mutu pendidikan akan dipermasalahkan jika hasil pendidikan belum mencapai taraf
seperti yang diharapkan. Masalah mutu pendidikan juga mencakup masalah pemerataan
mutu, titik berat pembangunan pendidikan diletakkan pada peningkatan mutu setiap jenjang
dan jenis pendidikan dalam rangka peningkatan mutu terutama penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Pada umumnya kondisi mutu pendidikan di tanah air tidak
merata atau tidak standar, di daerah pedesaan pada umumnya lebih rendah dibandingkan
daerah perkotaan. Adapun upaya yang dilakukan dalam pemecahan masaah mutu
pendidikan yaitu seleksi yang lebih rasional terhadap masukan mentah khususnya untuk
SLTA dan perguruan tinggi; pengembangan kemampuan tenaga kependidikan melalui studi
lanjut, pelatihan, penataran, kegiatan-kegiatan kelompok studi dan lain-lain; penyempurnaan
kurikulum; pengembangan prasarana yang menciptakan lingkungan yang tentram untuk
belajar; penyempurnaan sarana belajar; peningkatan administrasi manajemen khususnya
mengenai anggaran; kegiatan pengendalian mutu pendidikan.
3. Masalah Efisiensi Pendidikan
Efisiensi pendidikan mempersoalkan bagaimana suatu sistem pendidikan mendayagunakan
sumber yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan. Adapun beberapa masalah efisiensi
pendidikan, yaitu bagaimana tenaga pendidikan difungsikan, yang meliputi pengangkatan,
penempatan, dan pengembangan tenaga. Masalah pengangkatan terletak pada kesenjangan antara
stok tenaga yang tersedia dengan jatah yang akan diangkat, masalah efisiensi dalam penggunaan
sarana dan prasarana, biasanya terjadi antara lain sebagai akibat kurang matangnya perencanaan
dan karena perubahan kurikulum, perubahan kurikulum sering membawa akibat tidak dipakainya
lagi buku-buku paket siswa dan buku pegangan guru serta perangkat lainnya.

4. Masalah Relevansi Pendidikan


Masalah relevansi pendidikan menyangkut sejauh mana sistem pendidikan dapat
menghasilkan output yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan, output pendidikan diharapkan
dapat mengisi semua sektor pembangunan yang beraneka ragam seperti sektor produksi, sektor
jasa, dan lain-lain, baik dari segi jumlah maupun dari segi kualitas. Jika sistem pendidikan
menghasilkan output yang dapat mengisi semua sektor pembangunan baik yang aktual maupun
yang potensial dengan memenuhi kriteria yang dipersyaratkan lapangan kerja, maka relevansi
pendidikan dianggap tinggi.
PERMASALAH AKTUAL PENDIDIKAN DI INDONESIA

a. Masalah Keutuhan Pencapaian Sasaran


Tujuan pendidikan yang mencakup aspek kognitif, afektif , dan psikomotor belum
tertangani sepenuhnya. Ada kecendrungan dominasi pengembangan aspek kognitif. Aspek afektif
yang seharusnya penanaman nilai seperti pendidikan Agama dan pendidikan moral Pancasila
bergeser pada pengetahuan agama dan Pancasila.

b. Masalah Kurikulum
Yang menjadi sumber masalah di sini adalah bagaimana sistem pendidikan dapat
membekali peserta didik untuk terjun ke lapangan kerja bagi yang tidak melanjutkan sekolah, dan
memberikan dasar yang kuat untuk ke perguruan tinggi bagi mereka yang ingin melanjutkan
pendidikannya.

c. Masalah Peran Guru


Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat, guru tidak
mungkin lagi menguasai seluruh khasanah ilmu pengetahuan walaupun dalam bidangnya sendiri
yang ia tekuni. Guru tidak mungkin menjadikan dirinya gudang ilmu, dia tidak bisa menjadi satu-
satunya sumber belajar bagi muridnya.
d. Masalah Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
Hambatan dalam program ini pertama bersumber dari jumlah penduduk yang besar terutama
usia pendidikan dasar, kemudian sambutan masyarakat terutama kalangan yang kurang mampu
yang cendrung tidak menyekolahkan anaknya lebih lama, mereka lebih memilih mempekerjakan
anaknya yang dibawah umur karena himpitan ekonomi.

Upaya yang perlu dilakukan untuk menanggulangi masalah-masalah aktual adalah sebagai berikut :
1. Pendidikan afektif perlu ditingkatkan secara terprogram, pendekatan keterampilan proses perlu
dilaksanakan secara meluas.
2. Evaluasi harus menyeluruh mencakup ranah afektif dan psikomotor, tidak didominasi oleh
ranah kognatif, untuk itu harus dikembangkan evaluasi unjuk kerja, unjuk perilaku.
3. Perlu rancangan yang mantap tentang pemilahan siswa yang akan melanjutkan ke perguruan
tinggi dan yang akan terjun kelapangan kerja.
4. Pendidikan tenaga kependidikan baik pra jabatan maupun dalam jabatan perlu diberi perhatian
khusus. Pengembangan pusat kegiatan guru (PKG), Musyawarah Guru Bidang Studi (MGBS),
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), perlu ditingkatkan sebagai model pengembangan
kemampuan guru. Untuk itu peran penilik atau pengawas perlu dilibatkan lebih optimal.
5. 5. Untuk pelaksanaan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun perlu informasi yang luas
kepada masyarakat tentang makna pendidikan dasar, dan pelaksanaan melalui pendidikan
nonformal perlu ditingkatkan terutama aktivitas pembelajaran, jangkauannya dan kualitasnya.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
BERKEMBANGNYA MASALAH PENDIDIKAN Dilihat dari segi tujuan pendidikan yaitu
DI INDONESIA terbentuknya manusia seutuhnya, aktivitas
kesenian mempunyai andil yang besar karna
1. Perkembangan Iptek dan seni dapat mengisi perkembangan dominan efektif
- Perkembangan Iptek khususnya emosi yang positif dan konstruktif
Terdapat hubungan yang erat antara serta keterampilan di samping domain kognitif
pendidikan dengan iptek. Ilmu pengetahuan yang sudah digarap melalui program/bidang
merupakan hasil ekplorasi secara system dan studi yang lain.
terorganisasi mengenai alam semesta, dan
teknologi adalah penerapan yang 2. Laju pertumbuhan penduduk
direncanakan dari ilmu pengetahuan untuk a) Pertambahan penduduk
memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. b) Penyebaran penduduk
- Perkembangan Seni
Kesenian merupakan aktivitas berkreasi 3. Kemampuan ekonomi keluarga
manusia, secara individual maupun kelompok
yang menghasilkan sesuatu yang indah. 4. Kesadaran akan arti pentingnya pendidikan
bagi kehidupan
5. Terbatasnya daya tampung satuan Perubahan kebudayaan terjadi karna adanya
pendidikan penemuan baru dari luar maupun dari dalam
lingkungan masyarakat itu sendiri.
6. Kualitas tenaga kependidikan Keterbelakangan budaya terjadi karena :
- Letak geografis tempat tinggal suatu
7. Aspirasi masyarakat dan tuntutan dunia masyarakat ( masyarakat terpencil)
pekerjaan - Penolakan masyarakat terhadap datangnya
unsure budaya baru karena tidak dipahami atau
8. Keterbelakangan budaya dan sarana karena dikhawatirkan akan merusak sendi
kehidupan masyarakat.
Keterbelakangan budaya adalah suatu istilah
yang diberikan oleh sekelompok masyarakat
(yang menganggap dirinya sudah maju)
kepada masyarakat lain pendukung suatu
budaya.
UPAYA MENGATASI MASALAH Upaya pemecahan masalah dengan cara
PENDIDIKAN
inovatif, artinya pemecahan masalah dengan
cara baru yang dilakukan dengan
Upaya pemecahan masalah dengan cara
pendayagunaan hasil kreativitas tertentu
konvensional, yaitu dengan cara yang biasa
terutama yang baru, yang berbeda dengan
dilakukan, antara lain :
a. Penambahan jumlah bangunan atau kelas cara-cara sebelumnya, di antaranya :
lembaga pendidikan
b. Penambahan jumlah tenaga kependidikan a. Sistem pembelajaran online
c. Penambahan dan penggantian sejumlah
sarana/prasarana pendidikan
b. Pemanfaatan fasilitas multi media
d. Melaksanakan penataran atau pelatihan.

c. Modernisasi pengelolaan pendidikan


TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai