Anda di halaman 1dari 21

WAWASAN PENDIDIKAN

TEORI PENDIDIKAN KLASIK DAN TEORI PENDIDIKAN MODERN

OLEH :

KELOMPOK 2

DEWI AYU SINTA PRATIWI 1913011023

KADEK NICELIA PRAMESTI 1913011052

AZWAR ANAS 1913011056

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA

2020
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur atas kehadirat Tuhan yang maha esa, karena telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami semua, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah dengan baik. Makalah ini disusun sebagai
salah satu tugas dalam mata kuliah Wawasan Kependidikan yang berjudul “Teori
Pendidikan Klasik dan Teori Pendidikan Modern”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal namun terselesaikannya
makalah ini tidak terlepas dari dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak yang
terkait. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima
kasih kepada :
1. Bapak Dr. I Putu Wisna Ariawan, M.Si. dan Ratih Ayu Apsari, S.Pd,
M.Sc. M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Wawasan Kependidikan.
2. Teman-teman kelas IIC yang telah memberikan motivasi dan informasi
mengenai penyusunan makalah ini.
3. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun makalah ini
yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata yang
kurang berkenan. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi
kami sendiri maupun bagi pembaca. Mengingat akan keterbatasan pengetahuan
dan kemampuan serta pengalaman yang diperoleh belum begitu luas, maka dalam
penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan dan
kesalahan, sehingga hasilnya masih jauh dari kata sempurna, Oleh sebab itu
penulis sangat mengharapkan kritik maupun saran yang bersifat membangun
dalam rangka penyempurnaan makalah ini. Akhirnya atas segala kerendahan hati,
penulis sampaikan terima kasih.

Singaraja, 17 Februari 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 2
1.3 Tujuan .................................................................................................. 2
1.4 Manfaat ............................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1Teori Pendidikan Klasik........................................................................ 4
2.1.1 Aliran Nativisme ......................................................................... 4
2.1.2 Aliran Naturalisme ....................................................................... 5
2.1.3 Aliran Empirisme ......................................................................... 5
2.1.4 Aliran Konvergensi ...................................................................... 6
2.2 Teori Pendidikan Modern .................................................................... 7
2.2.1 Teori Humanisme......................................................................... 7
2.2.2 Teori Behaviorisme ...................................................................... 8
2.2.3 Teori Kognitivisme ...................................................................... 9
2.2.4 Teori Sibernetik ........................................................................... 9
2.2.5 Pengajaran Alam sekitar .............................................................. 10
2.2.6 Pengajaran Pusat Perhatian .......................................................... 11
2.2.7 Sekolah Kerja ............................................................................... 12
2.2.8 Pengajaran Proyek ....................................................................... 13
2.2.9 Taman Siswa ................................................................................ 13
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan .............................................................................................. 15
3.2 Saran ..................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan merupakan salah satu sektor yang sangat penting dari masa ke
masa. Pendidikan merupakan sektor yang menjadi pondasi bagi sektor-sektor
lainnya, dengan mutu Pendidikan yang berkualitas tentu akan sangat
mempengaruhi sektor-sektor lain. Semakin bagus kualitas pendidikan yang ada,
maka semakin bagus pula kualitas Sumber Daya Manusia yang akan terbentuk
nantinya. Pendidikan juga bukanlah merupakan suatu hal yang baru. Pendidikan
telah ada dan berkembang jauh sebelum masa ini. Pendidikan pun telah banyak
berkembang, bertumbuh menyesuaikan dengan perubahan yang ada, mengikuti
kebutuhan dan tuntutan yang ada. Dalam perkembangan tersebut, tentunya ada
berbagai landasan teori yang mendasari perubahan tersebut. Pada makalah ini
akan dijelaskan mengenai Teori Pendidikan Klasik dan Teori Pendidikan Modern
yang merupakan teori teori yang telah berkembang dari masa ke masa.
Pentingnya kita berteori dalam praktek di lapangan pendidikan karena
pendidikan dalam praktek harus dipertanggung jawabkan. Tanpa teori dalam arti
suatu alasan dan rasional yang konsisten dan saling berhubungan maka tindakan-
tindakan dalam pendidikan hanya didasarkan atas alasan-alasan yang kebetulan,
seketika dan tidak dapat dipertanggung jawabkan. Hal itu tidak boleh terjadi
karena setiap tindakan pendidikan bertujuan menunaikan nilai yang terbaik bagi
peserta didik dan pendidik. Bahkan pengajaran yang baik sebagai bagian dari
pendidikan selain memerlukan proses dan alasan rasional serta intelektual juga
terjalin oleh alasan yang bersifat moral. Sebabnya ialah karena unsur manusia
yang dididik dan memerlukan pendidikan adalah makhluk manusia yang harus
menghayati nilai-nilai agar mampu mendalami nilai-nilai dan menata perilaku
serta pribadi sesuai dengan harkat nilai-nilai yang dihayati itu.
Di masa ini, teori pendidikan dibedakan menjadi 2 teori menurut dimensi
waktu yaitu teori pendidikan klasik dan teori pendidikan modern. Saat ini,
Indonesia lebih condong menerapkan teori pendidikan modern dibandingkan
dengan teori pendidikan klasik. Contohnya yaitu dilihat dari penerapa kurikulum

1
2013 yang praktik-praktiknya dilakukan dan sesuai dengan pendapat ahli dalam
teori pendidikan modern. Hal ini kembali lagi dengan tujuan yang ingin
diharapkan.
Sebagai calon guru, pemahaman mengenai teori pendidikan klasik maupun
teori pendidikan modern merupakan suatu hal yang penting karena dengan
memahami teori ini, guru nantinya dapat mengambil strategi dalam pembelajaran
di kelas. Nantinya guru pun mampu belajar baik dari teori pendidikan klasik dan
teori pendidikan modern sehingga tujuan pembelajaran, tujuan pendidikan bisa
tercapai.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis mendapat beberapa hal yang
dapaat dikaji yakni mengenai teori pendidikan klasik dan teori pendidikan
modern.
1.2 Rumusaan Masalah
a. Apa itu teori pendidikan klasik?
b. Apa itu teori pendidikan modern?
1.3 Tujuan
Selain untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Wawasan Kependidikan,
penyelesaian makalah mengenai teori pendidikan klasik maupun teori pendidikan
moderen bertujuan untu :
a. Mampu memahami pengertian tentang teori pendidikan klasik dan teori
pendidikan modern.
b. Mengetahui dan memahami tentang aliran-aliran yang ada pada teori
pendidikan klasik dan teori pendidikan modern.
1.4 Manfaat
1..4.1 Manfaat Teoritis
Hasil dari makalah ini diharapkan dapat dijadikan sumber informasi
mengenai teori pendidikan klasik dan modern
1.4.2 Manfaat Praktis
Makalah ini dapat bermanfaat bagi berbagai kalangan seperti :
1. Bagi masyarakat, dapat menambah wawasan mengenai teori pendidikan
klasik dan modern.

2
2. Bagi pemerintah, dapat dijadikan bahan evaluasi pendidikan di
Indonesia
3. Bagi guru, dapat menambah wawasan untuk proses pembelajaran di
kelas.
4. Bagi penulis, dapat sebagai bahan pembelajaran dalam menulis dan
menambah wawasan mengenai teori pendidikan klasik dan modern.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Teori Pendidikan Klasik


Para ahli pendidikan dan praktisi pendidikan, sering menyebut konsep
tertua dalam pendidikan adalah pendidikan klasik. Pada konsep pendidikan ini
garapan pendidikan beranjak dari pemikiran adanya tatanan warisan budaya yang
sepatutnya dilestarikan oleh masyarakat generasi berikutnya yang berupa
pengetahuan, hasil, ide, sistem nilai yang telah dikembangkan oleh masyarakat
terdahulu. Dalam konteks pendidikan klasik ini, tugas guru adalah memilih dan
menyajikan materi ilmu tersebut sesuai dengan perkembangan peserta didik.
Artinya dengan asumsi bahwa subjek konten/bahan sudah tersusun dengan
sistemik dan tertata dengan baik, maka peran guru lebih pada posisi
"menyampaikan bahan". Meski begitu, dalam banyak hal tugas para pendidik
tidak hanya mengajarkan materi kepada murid-muridnya namun juga melatih
ketrampilan dan menanamkan nilai nilai yang baik kepada muridnya.
Perbedaan pandangan tentang faktor dominan dalam perkembangan
manusia tersebut menjadi dasar perbedaan pandangan tentang peran pendidikan
terhadap manusia, mulai dari yang paling pesimis sampai yang paling optimis.
Aliran-aliran itu pada umumnya mengemukakan satu faktor dominan tertentu saja
dan dengan demikian suatu aliran dalam pendidikan akan mengajukan gagasan
untuk mengoptimalkan faktor tersebut untuk mengembangkan manusia.
Teori-teori yang terdapat dalam ilmu pendidikan dilahirkan oleh 4 aliran
yang berbeda, yaitu Nativisme, Naturalisme, Empirisme dan Korvergensi

2.1.1 Aliran Nativisme


Nativisme berasal dari kata Nativus yang berarti kelahiran. Aliran ini
berpendapat bahwa perkembangan manusia ditentukan oleh faktor-faktor yang
dibawa sejak manusia lahir. pembawaan yang dibawa oleh manusia sejak
kelahirannya itulah yang akan menentukan hasil perkembangannya nanti.
Sehingga, menurut aliran ini, Faktor luar seperti Pendidikan tidak berpengaruh
dan tidak dapat mengubah sifat-sifat pembawaan yang telah dibawa manusia sejak

4
lahir. Pandangan seperti ini biasa disebut dengan "pesimisme pedagogis", Karena
para ahli penganut aliran Nativisme ini berkeyakinan bahwa perkembangan
manusia ditentukan oleh pembaharunya sedangkan pengalaman dan pendidikan
dapat diabaikan.
Ambilah contoh, jika sepasang orang tua yang berprofesi sebagai petani.
maka anak-anak yang mereka lahirkan akan menjadi seorang petani pula. Harimau
pun akan melahirkan anak Harimau saja, tak akan pernah melahirkan sapi. Jadi
menurut aliran ini, pembawaan dan bakat orang tua selalu berpengaruh terhadap
perkembangan kehidupan anak-anaknya.
2.1.2 Aliran Naturalisme
Berasal dari kata nature yang berarti alam. Aliran Naturalisme ini hampir
senada dengan aliran nativisme. Tokoh pada aliran ini, yaitu J. J Rousseau
memiliki pandangan bahwa semua anak aadalah baik pada waktu baru datang dari
tangan sang pencipta, tetapi semua menjadi rusak di tangan manusia. Pada aliran
ini ditekankan bahwa pada hakikatnya semua anak (manusia) sejak
dilahirkanadalah baik. Bagaimana hasil perkembangannya kemudian akan sangat
dipengaruhi oleh pendidikan yang mempengaruhinya. Rousseau mengajukan
"pendidikan alam" yang berarti anak hendaklah dibiarkan tumbuh sesuai alamnya,
manusia atau masyarakat jangan banyak mencampuri.
2.1.3 Aliran Empirisme
Tokoh perintis pandangan ini adalah seorang filsuf Inggris bernama John
Locke (1704-1932). Ia mengembangkan Teori tabularasa. Tabula rasa merupakan
sebuah istilah bahasa latin yang berarti batu tulis kosong atau lembaran kosong.
Aliran ini merupakan kebalikan dari aliran Nativisme, yang mana pada aliran ini
menekankan arti penting pengalaman, lingkungan, dan pendidikan dalam arti
perkembangan manusia itu semata-mata bergantung pada lingkungan dan
pengalaman pendidikannya, sedangkan bakat dan pembawaan sejak lahir
dianggap tidak ada pengaruhnya. Manusia dapat dididik untuk menjadi apa saja (
ke arah yang baik ataupun ke arah yang buruk) menurut kehendak lingkungan
atau pendidiknya.
Sukardjo (2009) mengatakan bahwa Emperisme dikenal juga dengan
environmentalisme, pendidikan memegang peranan yang sangat penting sebab

5
pendidikan menyediakan lingkungan yang sangat ideal kepada anak-anak.
Lingkungan ini diterima sebagai sejumlah pengalaman, semua pengalaman ini
telah disesuaikan dengan tujuan pendidikan. Pendapat para penganut aliran
empirisme ini dikenal dengan "optimisme pedagogis". Karena para penganut
Empirisme menganggap bahwa setiap anak yang lahir ibaratkan tabula dalam
keadaan kosong, tak punya kemampuan dan bakat apa-apa, dan menjadi apa
seorang anak kelak bergantung pada pengalaman/lingkungan yang mendidiknya
Karim (2009), mengatakan bahwa David Hume (1711- 1776) adalah filsuf
berkebangsaan Inggris yang mengembangkan filsafat emperis J Locke,
ditangannya emperisme menjadi radikal dengan metode skeptismenya.
2.1.4 Aliran Konvergensi
Tokoh utama aliran Konvergensi adalah L:ouis William Stern (1871-1938),
Seorang filosof dari psikolog Jerman. Ia memiliki pandangan yang berbeda
dengan aliran Nativisme maupun aliran Empirisme. Menurutnya pembawaan dan
lingkungan memiliki perananan yang sama pentingnya. Kedua faktor tersebut
sama-sama menentukan perkembangan manusia.
Namun, persoalan mengenai pembawaan dan lingkungan masih belum usai.
Dalam aliran ini masih terdapat dua aliran yaitu aliran yang dalam hukum
konvergensi lebih menekankan kepada pengaruh pembawaan daripada pengaruh
lingkungan, dan di pihak lain mereka yang lebih menekankan pengaruh
lingkungan atau pendidikan daripada pengaruh pembawaan.
Pengaruh pembawaan dan lingkungan tentu akan berdampak beda pada
setiap orang. Sebagian orang mungkin akan lebih ditentukan oleh faktor
lingkungannya dan ada pula sebagian orang yang lebih banyak ditentukan oleh
pembawaannya.
Sampai batas tertentu aliran ini dapat kita terima, namun tidak secara
mutlak. Hasil proses perkembangan seorang siswa tidak dapat dijelaskan hanya
dengan menyebutkan pembawaan dan lingkungan. Artinya, keberhasilan siswa
tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh faktor pembawaan & faktor lingkungan
saja, tetapi juga oleh diri siswa itu sendiri

6
2.2 Teori Pendidikan Modern

Teori Pendidikan telah banyak mengalami perkembangan dari masa ke


masa.Teori-teori pendidikan modern erat sekali hubungan dengan sejarah
perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam sejarah perkembangan ilmu pengetahuan
ada periodisasi perkembangan ilmu yang dimulai dari peradaban Yunani dan
diakhiri pada zaman kontemporer.
Pendidikan modern adalah pendidikan yang sejalan dengan usaha manusia
sejak dilahirkan hingga meninggal, dengan sadar membimbing dan menuntun
kondisi jiwa khususnya agar dapat menumbuhkan akhlak dan kebiasaan yang baik
sejah awal pertumbuhan dan perkembangannya, hingga mencapai masa pubertas,
agar terbentuk kepribadian yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
Sejalan dengan itu, maka pendidikan mengalami perubahan (inovasi), sebab
proses pendidikan yang tidak sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman hanya
akan membuat manusia Stagnan (jumud). Oleh karena itu, pemahaman atau
pandangan orang mengenai hakikat pendidikan itu pun berubah-ubah, yang secara
sederhana dapat dikatagorikan sebagai pandangan pendidikan tradisional dan
pendidikan modern (Arif,2009).
Surajiyo (2008) mengatakan bahwa periodisasi tersebut adalah Zaman Pra
Yunani, Zaman Yunani Kuno, Zaman Abad Pertengahan, Zaman Renaissance,
Zaman Modern, dan Zaman Kontemporer. Penomena-penomena suatu zaman,
akan mempengaruhi secara langsung konsepsi pendidikan atau dapat dikatakan
teori-teori pendidikan adalah pencerminan suatu zaman. Teoriteori pendidikan
modern dimulai dari gerakan Zaman Renaissance. Zaman Modern yang diawali
dengan teori pendidikan pertama yakni: Humanisme, behaviorisme, kognitivisme
dan sibernetik. Berkenaan dengan itu dalam teori-teori pendidikan modern ini
akan diungkapkan suatu bahasan berkisar periodisasi zaman terkait, paradigama-
paradigma pendidikan modern dan teori-teori pendidikan modern

2.2.1 Teori Humanisme

Teori pendidikan modern pertama adalah teori Humanisme, untuk itu akan
dibahas tentang bagaimana munculnya humanisme dan tujuan pendidikan

7
humanisme. Kemajuan Ilmu pengatahuan dan teknologi bagaikan pisau bermata
dua, dalam arti kemajuan teknologi memiliki nilai positif dan dampak yang
negatif. Kemajuan ilmu pengtahuan dan teknologi terutama dalam bidang
informatika dalam batas-batas tertentu dapat mempermudah kehidupan manusia,
jarak-jarak menjadi terasa dekat waktu dan masa menjadi memadat oleh
kesibukan-kesibukan manusia dalam menggarap dan memanfaatkan iptek
tersebut. Namun disisi lain hati nurani kemnusiaannya mengeluh karena
beradaptasi dengan iptek yang tidak lagi Human Centric melainkan Tekno
Centric.

Baharuddin (2007) mengatakan bahwa manusia tidak lagi secara otonom


dikontrol oleh nurani pribadinya melainkan dikontrol oleh faktor eksternal yaitu
iptek, manusia secara makro benar-benar telah menyandarkan segala harapannya
kepada hasil iptek. Lebih lanjut dikatakan musuh utama manusia bukan lagi
binatang buas di hutan tetapi dirinya sendiri dan rekan sesamanya. Dalam batas-
batas tertentu dampak destruktif iptek telah menundukkan manusia, manusia
sangat tergantung padanya, dan manusia tidak lagi mampu mengendalikan hasil
perbuatannya tetapi seakan didikte oleh hasil produknya sendiri, manusia menjadi
robot dari mahluk raksasa yang bernama iptek. Dari perspektif humanisasi iptek
yang demikian sejalan dengan proses dehumanisasi agar tidak terjadi demikian.
Hal ini perlu dilakukan terapi melalui pendidikan karena sains dan teknologi
berkembang melalui pendidikan. Maka lahirlah pendidikan humanistic.
Pendidikan humanistik yang meletakan manusia sebagai titik tolak dan sebagai
titik tujuan.

2.2.2 Teori Behaviorisme

Teori Bahaviorisme Belajar adalah perubahan dalam tingkah laku sebagai


akibat darri interaksi antara stimulus dan respon. Penganut teori ini setuju premis
dasar perubahan tingkah laku, namun mereka berbeda pendapat dalam beberapa
hal penting. Belajar adalah proses interaksi antara stimulus (mungkin berupa
pikiran, perasaan atau gerakan) dan respon (yang juga bisa berbentuk pikiran,
perasaan atau gerakan). Perubahan tingkah laku berwujud suatu yang konkrit
(dapat diamati) atau non konkrit (tak teramati).

8
Stimulus adalah segala materi atau hal yang diberikan dan diajarkan oleh
guru kepada muridnya, sedangkan respon merupakan reaksi atau tanggapan murid
terhadap stimulus yang telah diberikan oleh gurunya, Proses tersebut tidak dapat
diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati adalah stimulus dan
respon. Olehkarena itu sesuatu yang diberikan oleh guru &stimulus'
dan sesuatu yang diterima oleh pelajar &respon' harusdapat diamati dan
diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu
hal pentinguntuk melihat perubahan tingkah laku tersebut terjadi atau tidak

2.2.3 Teori Kognitivisme

Ciri khas kognitivisme lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil
belajar. Belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon,
belajar melibatkan proses berpikir yang sangat komplek (erat hubungannya
dengan teori Sibernetik). Teori ini mencoba menjelaskan bagaimana siswa
mengolah stimulus dan bagaimana siswa sampai pada respon tertentu (pengaruh
teori behavior masih tampak), lambat laun perhatian mulai bergeser, perhatian
teori ini terpusat pada proses bagaimana suatu ilmu yang baru berasimilasi dengan
ilmu yang sebelumnya telah dikuasai oleh siswa. Teori Kognitif menekankan pada
ilmu pengetahuan dibangun dalam diri siswa melalui proses interaksi yang
berkesinambungan dengan lingkungannya. Proses belajar tidak berjalan terpisah-
pisah, tapi melalui proses yang mengalir, berkesinambungan dan menyeluruh
sebagai satu kesatuan yang utuh masuk dalam pikiran dan perasaan siswa. Seperti
membaca buku, bukan alfabet yang terpisah yang diserap oleh pikiran, tapi kata,
kalimat, paragraf yang semuanya menjadi satu, mengalir, menyerbu secara total
bersamaan. Dalam praktek teori ini berwujud :

1) Tahap-tahap perkembangan

2) Belajar bermakna atau Meaningful learning

3) Belajar penemuan secara bebas .

2.2.4 Teori Sibernetik

9
Teori ini berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu informasi.
Menurut teori ini belajar adalah pengolahan informasi. Teori ini mempunyai
kesamaan dengan teori kognitif yang mementingkan proses. Proses memang
penting dalam teori sibernetik, namun yang lebih penting lagi adalah sistem
informasi yang diproses itu, informasi tersebut yang akan menentukan proses.
Asumsi lain teori sibernetik adalah tidak ada satu proses belajarpun yang ideal
dengan segala situasi yang cocok untuk semua siswa. Informasi akan dipelajari
oleh siswa dengan satu macam proses belajar, informasi yang sama itu akan
dipelajari oleh siswa lain melalui proses belajar yang berbeda hal ini disebabkan
oleh (perbedaan tipe siswa yang belajar, perbedaan seni guru mengajar). Dalam
bentuk yang lebih praktis, teori sibernetik telah dikembangkan oleh : Landa
(pendekatan algoritmik dan heuristik) dan Pask dan Scott (pendekatan
menyeluruh/wholist dan bagian/serialis) Ada dua macam proses berpikir yaitu
proses berpikir algoritmik dan heuristic. Algoritmik adalah proses berpikir linier,
konvergen, logis, lurus menuju kesuatu target tertentu. Heuristik yaitu proses
berpikir divergen, tidak linier, tidak lurus, tidak logis, kreatif menuju kebeberapa
target sekaligus. Proses belajar akan berjalan dengan baik, jika apa yang hendak
dipelajari itu, merupakan masalah yang hendak dipecahkan, sistem informasi yang
hendak dipelajari diketahui ciri – cirinya, suatu yang lebih tepat disajikan dalam
urutan yang teratur, linier, substansial, suatu hal yang lebih tepat disajikan dalam
bentuk terbuka dan memberi keleluasaan siswa untuk berimajinasi dan berpikir.
Agar siswa mampu memahami sebuah rumus matematika, akan lebih efektif jika
presentasi informasi tentang rumus matematika disajikan secara algoritmik.

Arif (2009) mengatakan bahwa pada masa kini, teori pendidikan klasik
diulas dengan berbagai macam jenis pengenalan dan pendekatan, diantaranya :

2.2.5 Pengajaran alam sekitar


Salah satu usaha untuk memberikan dasar, agar pendidikan dan pengajaran
berhasil ialah mempergunakan lingkungan hidup anak sebagai tolak semua
pendidikan.Pengajaran semacam itu dinamai pengajaran heimatkunde atau
ekologi.Bapak dari pengajaran itu adalah Fr. A. Finger dari jerman.

10
Pengajaran alam sekitar penting artinya untuk pengajaran dan pendidikan
guna kehidupan anak sekarang dan yang akan datang. Secara singkat berikut ini
adalah nilai-nilai pengajaran alam sekitar :

1. Dengan pengajaran alam sekitar itu guru dapat memperagakan secara


langsung

2. Pengajaran alam sekitar Memberikan kesempatan banyak agar anak aktif,


giat tidak hanya duduk, mendengar, melihat tapi dapat mengambil inisiatif untuk
memajukan lingkungan hidupnya, daerahnya, dan ikut bertanggung jawab.

3. Pengajaran alam sekitar memungkinkan untuk memberikan pengajaran


totalitas yakni pengajaran yang dipusatkan atas suatu bahan pengajaran yang
dapat menarik perhatian anak dan diambil dari lingkungan hidup anak.

4. Pengajaran alam sekitar memungkinkan adanya pendidikan yang


fungsional, karena bahan pendidikan diambil dari lingkungannya, maka sekolah
tidak terpisah dari masyarakatnya. Dan kepandaian anak dapat di aplikasikan
dalam masyarakat.

2.2.6 Pengajaran pusat perhatian


Pengajaran pusat perhatian dirintis oleh Ovideminat decroly dari belgia
dengan pengajaran melalui pusat –pusat minat. Pendidikan menurut decroly
adalah Ecole PourLa vic, Par La Vie (sekolah untuk hidup dan oleh hidup). Anak
harus di didik, diarahkan, dan dipersiapkan dalam bermasyarakat. Oleh karena itu
anak harus mempunyai pengetahuan terhadap diri sendiri dan pengetahuan
tentang dunianya. Dunia ini terdiri dari alam dan kebudayaan dunia harus hidup
dan mengembangkan kemampuannya untuk menggapai cita-cita. Oleh karena itu
ia harus mempunyai pengetahuan yang bersifat subyektif dan obyektif atas dirinya
sendiri dan dunianya.

Metode pengajaran pusat perhatian :

1. Metode global (keseluruhan)

Anak-anak mengamati secara global.Hal ini berdasarkan prinsip psikologi


gigestal, yaitu dalam mengajarkan membaca dan menulis menggunakan kalimat
lebih mudah daripada mengajarkan kata-kata lepas.Sedangkan kata lebih mudah
diajarkan dari pada huruf secara tersendiri

11
2. Centre d’interst (pusat minat)

Anak-anak mempunyai minat yang spontan (sewajarnya) .pengajaran harus


disesuaikan dengan minat-minat spontan tersebut.sebab apabila tidak, maka
pengajaran itu tidak akan banyak hasilnya.

2.2.7 Sekolah kerja


Sekolah kerja merupakan konsep pendidikan yang menjadi titik kulminasi
dari pandangan yang mementingkan keterampilan dalam pendidikan. Sekolah
kerja menekankan agar pendidikan mengembangkan pikiran, ingatan, bahasa, dan
tangan.Bapak dari sekolah kerja ialah G.kereschensteiner dari jerman.

Tujuan dari sekolah kerja ini adalah menembah pengetahuan anak, yaitu
pengetahuan yang didapat dari buku buku, orang lain, ataupun dari pengalaman
sendiri.Selain itu agar anak memiliki kemampuan dan kemahiran tertentu.Dan
yang terakhir agar anak dapat memiliki pekerjaan sebagai persiapan jabatan dalam
mengabdi Negara.

Kereschensteiner berpendapat bahwa kewajiban utama sekolah adalah


mempersiapkan anak-anak untuk dapat bekerja. Karena banyaknya macam
pekerjaan yang menjadi pusat pelajaran, Maka sekolah kerja dibagi menjadi tiga
golongan besar yaitu sekolah perindustrian, sekolah perdagangan, dan sekolah
rumah tangga yang bertujuan untuk mendidik para calon ibu yang diharapkan
menghasilkan warga Negara yang baik

Dasar-dasar sekolah kerja :

1. Dalam sekolah kerja anak aktif berbuat

2. Pusat kegiatan pendidikan dan pengajaran ialah anak.

3. Sekolah kerja mendidik anak menjadi pribadi yang berani berdiri sendiri,
dan bertanggungjawab sebagai anggota masyarakat yang baik

4. Bahan pelajaran disusun dalam suatu keseluruhan yang berpusat pada


masalah kehidupan.

5. Sekolah kerja tidak mementingkan pengetahuan yang bersifat hafalan


atau hasil peniruan, melainkan pengetahuan fungsional dan dapat dipergunakan
untuk berprakarsa, mencipta dan berbuat.

12
6. Pendidikan kecerdasan tidak dapat diberikan dengan memberitahukan
atau menceritakannya pada anak melainkan anak sendiri yang harus menjalani
proses berfikir sesuai dengan tingkat perkembangan anak.

7. Sekolah kerja merupakan suatu bentuk masyarakat kecil yang didalamnya


anak-anak mendapat latihan pengalaman yang amat penting artinya bagi
pendidikan moral, sosial dan kecerdasan.

2.2.8 Pengajaran proyek


Pengajaran proyek merupakan metode belajar yang menggunakan masalah
sebagai langkah awal dalam pengumpulan dan mengintegrasikan pengetahuan
baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. Pengajaran
proyek akan menumbuhkan kemampuan untuk memandang dan memecahkan
persoalan secara komprehensif.

Prinsip pokok Pengajaran proyek yaitu bahwa pengajaran itu harus aktif,
ilmiah, dan memasyarakat. Jadi pengajaran proyek adalah suatu bentuk
pengajaran dimana guru menyajikan bahan pengajaran agar murid aktif
menyelidiki dan mencari problem solving atas proyek yang diberikan oleh
gurunya.

2.2.9 Taman siswa


Taman siswa ialah lembaga pendidikan yang didirikan oleh Ki hajar
dewantara pada 3 juli 1992 di Yogyakarta. Taman siswa merupakan badan
perjuangan kebudayaan dan pembangunan masyarakat yang menggunakan
pendidikan dalam arti luas untuk mencapai cita-cita. Menurut Ki hajar dewantara
pendidikan bagi tiap-tiap bangsa berarti pemeliharaan guna mengembangkan
generasi muda agar dapat berkembang dengan sehat lahir batin. Sistem
pendidikan yang di cita-citakan beliau yakni pendidikan yang berdasarkan
kebudayaan suatu bangsa kita sendiri dan mengutamakan kepentingan
masyarakat.

Dasar pendidikan dan pengajaran dalam taman siswa ialah Panca Darma
Taman Siswa yang disusun tahun 1947.

1. Asas kemerdekaan

Harus diartikan disiplin pada diri sendiri oleh diri sendiri atas dasar nilai
hidup yang tinggi, baik hidup sebagai individu maupun anggota masyarakat

13
2. Asas kodrat alam

Manusia sebagai makhluk yang menjadi satu dengan kodrat alam, tidak
dapat lepas dari sunnatullah, tiap orang diberi keleluasaan , dibiarkan, dibimbing
untuk berkembang secara wajar menurut kodratnya.

3. Asas kebudayaan

Memelihara kebudayaan kebangsaan namun yang harus pertama dilakukan


yakni membawa kebangsaan itu kearah kemajuan yang sesuai dengan kecerdasan
zaman, kemajuan dunia, dan kepentingan hidup rakyat lahir batin.

4. Asas kebangsaan

Asas yang mengandung rasa persatuan dengan bangsa sendiri dan tidak
terjadi pertentangan.

5. Asas kemanusiaan

Asas yang mewujudkan pada diri seseorang dengan adanya cinta kasih
terhadap sesama makhluk Tuhan.

14
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan

Pendidikan klasik merupakan aliran pendidikan pada awal masa


perkembangan pendidikan di dunia. Teori pendidikan klasik berlandaskan pada
filsafat klasik, yang memandang bahwa pendidikan berfungsi sebagai upaya
memelihara, mengawetkan dan meneruskan warisan budaya. Aliran klasik
pendidikan terdiri atas aliran empirisme, nativisme, naturalisme, dan konvergensi.
Semua aliran tersebut memiliki makna dan tujuan serta pandangan yang berbeda
terhadap sebuah objek pendidikan. Tapi intinya pendidikan membutuhkan hal
yang sangat kompleks yang membangun pendidikan tersebut. Bukan hanya
sekolah, tapi lingkungan masyarakat dan lingkungan keluarga juga ikut
berpengaruh terhadap hasil pendidikan. Teori pendidikan klasik merupakan
pemikiran yang dapat membekali tenaga kependidikan dengan wawasan
kesejarahan, yakni kemampuan memahami kaitan antara kegiatan lampau, masa
kini, hingga kebutuhan di masa mendatang

Pendidikan modern adalah pendidikan yang sejalan dengan usaha manusia


sejak dilahirkan hingga meninggal, dengan sadar membimbing dan menuntun
kondisi jiwa khususnya agar dapat menumbuhkan akhlak dan kebiasaan yang baik
sejak awal pertumbuhan dan perkembangannya, hingga mencapai masa pubertas,
agar terbentuk kepribadian yang sesuai dengan tujuan pendidikan.

2.3 Saran
3.2.1 Bagi Penulis
Penulis dapat menambah wawasannya, dan memberikan pengalaman dalam
membuat sebuah karya tulis, serta lebih memahami mengenai teori dan aliran-
aliran dari pendidikan klasik maupun teori pendidikan modern.

3.2.2 Bagi Pembaca


Pembaca dapat memahami dan mengerti mengenai teori pendidikan klasik
yang sangat berperan dalam dunia pendidikan dan teori pendidikan modern yang
juga berperan penting dalam dunia pendidikan.

15
DAFTAR PUSTAKA
Abu, Ahmadi dan Nur, Uhbiyati. 2001. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Imron, Ali. 2002. Kebijaksanaan Pendidikan di Indonesia Proses, Produk dan
Masa Depannya. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Jalaludin, H. dan Idi, Abdulah. 2016. Filsafat Pendidikan ; Manusia, Filsafat dan
Pendidikan. Yogyakarta. Ar. Ruzz Media
Karim, Muhammad. 2009. Pendidikan Kritis Transformatif, Jogjakarta: Ar. Ruzz
Media.
Muhmidayeli. 2011. FILSAFAT PENDIDIKAN. Bandung. PT Refika Aditama.
Saduloh, Uyoh. 2003. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: ALVABETA.

Sadulloh, Uyoh. 2011. Pedagogik. Bandung. ALVABETA.


Sukardjo, M. dan Ukim, Komarudin. 2009 Landasan Pendidikan Konsep dan
aplikasinya. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Surajiyo. 2008 Filsafat Ilmu Perkembangan di Indonesia, Jakarta: Bumi Aksara.
Sutirna, H. dan Samsudin, Asep. 2015. Landasan Pendidikan Teori dan Praktek.
Bandung. PT Refika Aditama
Temon Astawa, I Nyoman. 2016. “Teori-Teori Dalam Pendidikan Modern”.
Jurnal Penjamin Mutu. Denpasar: Fakultas Dharma Acarya IHDN
Denpasar.

Rohman,Arif. 2009. Memahami Pendidikan Dan Ilmu Pendidikan. Yogyakarta:


Mediatama

16
17
18

Anda mungkin juga menyukai