Anda di halaman 1dari 15

LANDASAN-LANDASAN PKN SD

Disususn oleh kelompok 2:

Rega Praditya Eka N. 1401418361


Ufi Linal Khoyaroh 1401418368
Dinda Harlina P. 1401418371
Lintang Zenaida 1401418376
Norra Mutiara Kartika S. 1401418382
Nur Wahyu Rahmawati 1401418386
 
Landasan Filosofis

Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik
potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan
hidupnya.

Filsafat pendidikan ialah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam samapai akar-akarnya mengenai
pendidikan (Pidarta,2001).
Landasan filosofi pendidikan adalah seperangkat filosofi yang dijadikan titik tolak dalam pendidikan.
Landasan filosofi pendidikan juga terdiri dari
landasan filosofis pendidikan Idealisme, Realisme, dan Pragmatisme.

• Landasan Idealisme
Para filosof ini mengklaim bahwa realitas pada hakikatnya bersifat spiritual.
Karena manusia itu adalah makhluk yang berpikir, yang memiliki tujuan hidup, dan yang hidup dalam aturan
moral yang jelas. Menurut epistemologis, pengatuhan itu diperoleh dengan cara mengingat kembali melalui
intuisi, sedangkan aksiologi bahwa manusia itu diperintah melalui nilai moral imperatif yang bersumber dari
realitas yang absolut.
• Landasan Realisme
Para filosof realisme, memandang bahwa dunia ini adalah materi yang hadir dengan sendirinya, yang
tertata dalam hubungan-hubungan di luar campur tangan manusia. Dan mereka beranggapan bahwa
pengetahuan itu diperoleh dari pengalaman dan penggunaan akalnya, sedangkan tingkah laku manusianya diatur
oleh hukum alam dan pada taraf yang rendah diatur oleh kebijaksanaan yang teruji.

• Landasan Pragmatisme
Pada dasarnya, pragmatisme merupakan suatu sikap hidup, suatu metode dan suatu filsafat yang digunakan
dalam mempertimbangkan nilai sesuatu ide dan kebenaran sesuatu keyakinan secara praktis.
Landasan Historis

Pada saat itu bangsa Indonesia resmi menjadi sebuah negara bangsa, yaitu negara yang
dipimpin oleh bangsanya sendiri. Negara besar yang berdaulat telah berdiri dengan penuh
percaya diri, dan telah diakui oleh negara-negara di dunia. Sebagai syarat sebuah negara,
Negara Indonesia memiliki:

1. wilayah, yaitu semua wilayah bekas jajahan Belanda,


2. rakyat, yaitu semua warga/penduduk yang mendiami pulau-pulau di nusantara, dan
3. hukum, yaitu Undang-Undang Dasar 1945.
Sejak itulah bangsa Indonesia mempunyai tugas untuk mencapai cita-cita Proklamasi,
yang tertuang dalam Mukadimah/Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, berupa cita-
cita nasional dan tujuan nasional.
Sejarah perjuangan bangsa Indonesia mengalami periodisasi yang berkaitan
dengan kepentingan sejarah perjuangan bangsa. Periodisasi tersebut ialah >1945,
NKRI diproklamasikan sampai 1965: periode lama/ Orde Lama, 1965 sampai 1998:
periode baru/Orde Baru, dan 1998 sampai sekarang periode Reformasi.

• Periode Lama
Tantangan Orde Lama adalah ancaman fisik berupa pemberontakan dari dalam negeri yang menentang
keberadaan pemerintahan baru saat itu, sedangkan dari luar negeri adanya Sekutu, tentara Kolonial
Belanda, dan Dai Nipon yang menginginkan kembali berkuasa di tanah nusantara. Ancaman fisik yang
datang dari luar dan dalam berpengaruh terhadap pemikiran mengenai cara menghadapinya.

Realisasinya adalah diselenggarakannya Pendidikan Pendahuluan Perlawanan Rakyat (PPPR) yang


menghasilkan Organisasi Perlawanan Rakyat (OPR) tíngkat desa, berkembang menjadi Organisasi
Keamanan Desa (OKD).
• Periode Baru
Orde Baru sebagai periode pembangunan menghadapi tantangan ketidakpastian,
hak dan kewajiban warga negara dalam pembelaan negara melalui kegiatan
terpadu keamanan dan kesejahteraan dalam konsep geostrategi/ketahanan nasional.

• Periode Reformasi
Pada masa Orde Reformasi tantangan bangsa semakin maya yang
difasilitasi oleh teknologi informasi sehingga kehidupan bangsa
semakin transparan. Hak dan kewajiban masa Reformasi diwujudkan
dalam ketahanan nasional tetapi difokuskan pada demokratisasi dan
HAM.
Landasan Yuridis

Landasan yuridis pendidikan adalah seperangkat konsep peraturan


perundang-undangan yang menjadi titik tolak sistem pendidikan Indonesia,
yang menurut Undang-Undang Dasar 1945 meliputi: Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia, Ketetapan MPR, Undang-Undang Peraturan Pemerintah
pengganti undang-undang.

Penerapan Landasan Yuridis Dalam Pendidikan

1. Pendanaan Pendidikan
2. Kompetensi Guru / Konselor
3. Desentralisasi Pendidikan
Jenis- jenis landasan yuridis

1. Pendidikan menurut Undang-Undang Dasar 1945


Undang-Undang Dasar 1945 merupakan hukum tertinggi di Indonesia. Semua peraturan harus
tunduk kepada Undang-Undang.

2. Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


Undang-undang ini disebut juga induk dari peraturan perundang-undangan pendidikan.

3. Landasan Yuridis Pelaksanaan Pendidikan Global


Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pada Pasal 1 (ayat 1)  menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
4. Landasan Yuridis Pelaksanaan Pendidikan Nasional

5. Landasan Yuridis Pelaksanaan Pendidikan Daerah


Konsep demokratisasi dalam pengelolaan pendidikan yang dituangkan dalam UU Sisdiknas 2003
bab III tentang prinsip penyelenggaraan pendidikan (pasal 4) disebutkan bahwa pendidikan
diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan, serta tidak diskriminatif dengan menjunjung
tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan , nilai kultural, dan kemajemukan bangsa (ayat 1).

6. Landasan Yuridis Pelaksanaan Pendidikan Lokal


Satuan pendidikan yang berbasis keunggulan lokal, merupakan paradigma baru pendidikan, untuk
mendorong percepatan pembangunan di daerah berdasarkan potensi yang dimiliki oleh
masyarakat lokal.  Dalam hal ini pewilayahan komoditas harus dibarengi dengan lokalisasi
pendidikan dengan basis keunggulan lokal.
Landasan Sosiologis

Pengertian Landasan sosiologis pendidikan


Landasan sosiologis pendidikan adalah acuan atau asumsi dalam penerapan
pendidikan yang bertolak pada interaksi antar individu sebagai mahluk sosial
dalam kehidupan bermasyarakat.

Landasan sosiologis diperlukan pada pendidikan kewarganegaraan dilatarbelakangi dengan


memperhatikan situasi cara hidup schari-hari orang Indonesia saat ini yang telah begitu pudar
identitas aslinya, tergerus oleh faham globalisasi dengan instrumennya yang berupa
kapitalisme. Bangsa indonesia yang dulunya dikenal sebagai bangsa yang religius, toleransi,
ramah, gotong royong, nasionalis, dan memiliki solidaritas sosial, saat ini lebih dekat kepada
bentuk- bentuk kekerasan dan individualistik.
Perantara dan Ruang Lingkup
Landasan Sosiologi Pendidikan
1. Keluarga
Keluarga merupakan perantara sosial paling awal dalam bermasyarakat. Secara tidak langsung, keluarga lah awal
dari transfer nilai-nilai budaya kepada anak-anak. Keluarga adalah tempat seutuhnya untuk anak-anak, kedua
orang tua mengajarkan hal-hal yang penting bagi kelangsungan hidupnya, mendorong dan mencegah serta
menanamkan sikap kedisiplinan, juga memberi orientasi anak terhadap dunia.
2. Teman Sebaya
Sedangkan hubungan keluarga mungkin merupakan pengalaman pertama seorang anak hidup kelompok,
interaksi peer-group segera mulai membuat efek kuat mereka bersosialisasi.
3. Budaya sekolah
Pendidikan di sekolah, dibandingkan dengan pengalaman belajar di keluarga atau rekan-kelompok, terjadi
dengan cara-cara yang relatif formal.
4. Televisi dan Digital Media
Beberapa ilmuwan sosial menyebut televisi sebagai "kurikulum pertama" karena muncul untuk mempengaruhi
anak-anak dalam hal mengembangkan keterampilan belajar dan menyesuaikan diri terhadap mengakuisisi
pengetahuan dan pemahaman.
Landasan sosiologis pendidikan di Indonesia

Landasan sosiologis pendidikan di Indonesia menganut


paham integralistik yang bersumber dari norma
kehidupan masyarakat:
(1)Kekeluargaan dan gotong royong, kebersamaan,
musyawarah untuk mufakat,
(2)Ksejahteraan bersama menjadi tujuan hidup bermasyarakat,
(3)Negara melindungi warga negaranya, dan
(4)Selaras serasi seimbang antara hak dan kewajiban.
TRIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai