Anda di halaman 1dari 5

PERBEDAAN FILSAFAT BARAT DAN TIMUR

Filsafat Barat dan Filsafat Timur tampak amat berbeda sebab berkembang di dalam
budaya yang amat berbeda, dan sepanjang sejarah tidak terlalu banyak pertemuan di antara
keduanya, kecuali di dalam filsafat Islam. Meskipun demikian, bukan berarti tidak ada
persamaan di antara keduanya.

1. Ontologis Barat-Timur.
Pendasaran oleh sudut pandang dunia sebagai objek untuk dipikirkan,
diekploitasi, dan dimanfaatkan untuk kepentingan kesejahteraan masusia. Ilmu
Pengetahuan berbasis pancaindra maka ontologinya menjadi "ada yang dapat dicerna
oleh panca indra manusia". Jadi ada itu adalah ada yang dapat dipikirkan, dirasakan,
dan diwujudkan di dunia ini, dan di sini dimana tempat kita hidup dan menjalani
kehidupan. Dunia timur memahami hakikat ontologi itu, adalah "hana tan hana", ada
itu dan yang ada di dunia ini disebabkan oleh yang tidak ada, dengan demikian yang
hakiki ada adalah yang tidak ada itu. Kalau diandaikan memandang sesuatu dunia
Barat melihat ke bawah, dan dunia Timur ke atas. Andaikan ulat dengan kupukupu.
Kalau kupu-kupu mencari makan masih di dunia ini dengan mengisap sar bunga yang
ada di tanah, dengan tanah sebagai tempat tumbuh pohon yang berbunga itu.
Sedangkan ulat tidak memandang akar, daun, bunga semua yang ada di dunia ini
dimakan dengan perutnya sebagai pengolah makanan untuk menjadi sari makanan itu,
jadi bedanya seperti antara tanah dan langit.
2. Secara Epistimologis.
Bedanya bagaikan Paus dengan Arjuna. Panca Indra menjadi dasar
berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam mengolah alam secara
kultural (cultur=mengolah alam), sehingga dunia barat sebagai tempat lahirnya
IPTEK. Sedangkan dunia Timur melakukan olah bhudi (Budayah=olah bhudi),
hasilnya semua agama-agama besar terlahir di dunia Timur. Sejarah kelahiran agama-
agama besar itu jauh sebelum tahun 1 Masehi sudah lahir, bahkan hindu sudah lahir
sekitar 2000-1500 tahun sebelum masehi. Perbedaan dalam sudut pandang filosopis
itu memunculkan cara pandang berbeda dalam memandang alam ini, dunia barat
mengambil jarak dengan alam, sehingga menjadi eksploitatif, dengan IPTEK, lebih
bersifat teknologis dalam membantu kelemahan pancaindranya, dan renungan
terdalam dalam berbagai persoalan hidup menjadikan munculnya aliran filsafat barat
yang juga berpengaruh ke dunia timur setelah terjadi kontak peradaban dengan dunia
timur. Sedangkan dunia Timur memandang dirinya menyatu dengan alam (bagian dari
alam), sehingga menjadikan dunia timur seperti lebih bersifat mitologis dalam
menjelaskan hakikat hunungan manusia dengan alam. manusia, dan penciptanya.
Pandangan yang berbeda itu menjadikan ciri-ciri keilmuan dan penemuan hakikat
hidup berbeda-beda. Dharsana yang muncul atau filsafat yang muncul lebih banyak
terkait dengan persoalan keberadaan kausa prima (brahman), atmat, dosa, surga,
neraka, pengabdian, kerja dalam hidup dan sebagainya. Muncul berbagai sistem dan
metoda dalam menghubungkan diri dengan-Nya, memaham-Nya dan sebagainya.
Yang Hana tan Hana itu ada dimana-mana masuk dan merasuk di seluruh ciptaannya.
3. Aksiologi
Nilai guna yang didapatkan adalah barat melakukan kajian mendalam terhadap
alam, sehingga muncul ilmu-ilmu natural (natural science), beserta turunannya
kemudian seperti komputer dan gelombang (TV, Radio dan sebagainya). Dunia Timur
menguraikannya dalam bentuk mitologi, efos, dan cerita lainnya. Sehingga lebih
banyak bersifat ideologis, magis, dan religis. Jika dilihat dari apa yang dihasilkan
dengan menggunakan dua paradigma yang berbeda antara barat dan timur dapat
dijelaskan, "kemajuan dan teknologi" memang anak dari filsafat barat, sedangkan
agama dan sistem religi merupakan anak dari filsafat timur. Tentu pandangan
antroposentris ini, dapat dibalik dengan memandang agama sebagai ciptaan Tuhan,
sehingga dari agama itu muncul peradaban lain terkait dengan kehidupan manusia,
tetapi persoalannya adalah apakah agama lahir mendahului kemampuan manusia
berpikir, atau kemampun berpikir lebih menjadikan manusia beragama untuk
menyelamatkan kehidupan yang dibayangkan dapat hancur jika tidak dikendalikan,
karena nafsu manusia memiliki sifat serakah dan menghancurkan sehingga perlu
agama dan atau filsafat (kebajikan) untuk mengendalikannya
4. Pengetahuan.
Filsafat Barat sejak masa Yunani telah menekankan akal budi dan pemikiran
yang rasional sebagai pusat kodrat manusia. Filsafat Timur lebih menekankan hati
daripada akal budi, sebab hati dipahami sebagai instrumen yang mempersatukan akal
budi dan intuisi, serta intelegensi dan perasaan. Tujuan utama berfilsafat adalah
menjadi bijaksana dan menghayati kehidupan, dan untuk itu pengetahuan harus
disertai dengan moralitas.
5. Sikap Terhadap Alam
Filsafat Barat menjadikan manusia sebagai subyek dan alam sebagai obyek
sehingga menghasilkan eksploitasi berlebihan atas alam. Sementara itu, filsafat Timur
menjadikan harmoni antara manusia dengan alam sebagai kunci. Manusia berasal
alam namun sekaligus menyadari keunikannya di tengah alam.
6. Cita-Cita Hidup
Jikalau filsafat Barat menganggap mengisi hidup dengan bekerja dan bersikap
aktif sebagai kebaikan tertinggi, cita-cita filsafat Timur adalah harmoni, ketenangan,
dan kedamaian hati. Kehidupan hendaknya dijalani dengan sederhana, tenang, dan
menyelaraskan diri dengan lingkungan.
7. Status Manusia
Filsafat Barat amat menekankan status manusia sebagai individu dengan
segala kebebasan yang ia miliki, dan masyarakat tidak bisa menghilangkan status
seorang manusia dengan kebebasannya. Filsafat Timur menekankan martabat manusia
tetapi dengan penekanan yang berbeda, sehingga manusia ada bukan untuk dirinya
melainkan ada di dalam solidaritas dengan sesamanya.

Dalam Filsafat Timur, pikiran dan pandangan hidupnya sering kali dibentuk
melalui ritus tertentu. Sementara ritus sendiri adalah sebuah regularitas, keteraturan,
dan keharusan untuk tunduk pada suatu harmoni dan tatanan. Untuk seseorang dapat
menjalankan ritus, tidak perlu mengetahui alasan rasionalnya mengapa, atau
konsekuensi apa yang sekiranya masuk akal. Ritus seringkali mendahului
pemahaman. Dalam filsafat Barat, mungkin ada “ritus”, seperti berdiskusi, seperti
orang-orang Yunani Kuno yang berkumpul dalam satu forum bernama simposium,
tempat mereka berdebat sambil minum anggur. Namun tidak bisa dikatakan seperti
sebuah kegiatan yang mirip dengan yang dilakukan di Timur dengan segala disiplin
tubuhnya. Dalam respektif Timur, Barat sering digambarkansebagai tnatenatisme,
kapitalisme, rasionaIisme, dinamisme, saintisme, eositivisme, dan sekularisme,
sedangkan Barat menganggap Timur sebagai: kemiskinan, kebodoltan, statis,
fatalistis, aan kontemplatif.
Untuk lebih jelasnya kita dapat melihat perbedaan keduanya secara sederhana,
yaitu sebagai berikut:
1. Pemikiran filsafat Timur menekankan peranan intuisi dan pengalaman individu,
sedangkan pemiltiran ftlsafat barat sabagian besar lebih terfokus pada kemampuan
akal budi dalam menganalisis data empiris. Kemudian dirumuskan dalam bahasa yang
efisien dan efektif dengan pemilihan kata-kata yang tepat, sedangkan pemikiran
filsafat Timur banyak disampaikan sebagai ungkapan isi bati dan perasaan. Pemikiran
filsafat Timur kadang-kadang diungkankan dalam bentuk simbol-simbol sebagai
manifestasi hal-hal yang konkret, sedangkan dalam filsafat Barat para rllsuf
cenderung menggunakan rumusan yang abstrak, sehingga memiliki cakupan yang
Iuas' bahkan ada yang sampai tidak terhingga.
2. Tujuan utama dalam pemikiran filsafat Timur untuk menjadi orang yang bijaksana
dan bahagia. dalam arti hidup ini penuh dengan ketenteraman dan keselamatan.
Pemikiran filsafat Barat lebih diarahkan untuk memahami rahasia alam semesta dan
menemukan ilmu pengetahuan yang baru. Hal ini juga dapat diketahui bahwa para
filsuf Timur lebih menekankan pada manusia untuk hidup menyesuaikan diri dengan
alam semesta, sedangkan pemikiran Barat selalu berusaha untuk menaldukkan alam
semesta demi kepentingan manusia.
3. Pemikiran filsafat Timur sering lebih bersifat pesimis, pasif, dan menekankan
harmoni, sedangkan fllsafat .Barat bersifat optimis, utik danpenuh konflik..
Begitupula manusia sebagai individu dalam pemikiran Barat mendapatkan
otonominya yang besar, sedangkan dalam pemikiran filsafat Timur lebih ditekankan
peranan manusia dalam kehidupan sosial &ebapi aoggota masyarakat.
KESIMPULAN

Filsafat merupakan dasar-dasar dari keseluruhan yang terjadi pada diri manusia serta
makhluk hidup lain yang ada di muka bumi ini baik dari awal penciptaan manusia dimuka
bumi ini, ilmu-ilmu pengetahuan, dan ilmu-ilmu lainnya. Lahirnya filsafat karena rasa ingin
ketahuan manusia terhadap sesuatu hingga lahirlah para-para filsuf baik dari belahan Bumi
Barat maupun dari belahan Bumi Timur. Dengan adanya filsafat ini manusia dapat berfikir
dari alur yang berpikir rasional dan meninggalkan alur pikir yang selalu mengaitkan sesuatu
dengan mitos atau mistis yang kejadiannya bisa saja secara kebetulan. Filsafat merupakan
teoritis ilmu yang dapat mematahkan teori lain dengan adanya pembuktian yang menyatakan
bahwa teori itu dapat diterima dengan akal pikiran serta terbukti kebenarannya atau disebut
empirisme.

Secara garis besar filsafat Timur banyak memasukkan unsur-unsur agama yang
menjadikan filsafat Timur memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan filsafat Barat,sehingga
banyak ahli berdebat mengenai dapat atau tidaknya pemikiran Timur dikatakan sebagai
fisafat, walaupun terdapat perbedaanperbedaan diantara filsafat Barat dan Timur keduanya
tidak dapat nilai mana yang lebih baik karena memiliki keunikan tersendiri. Selain itu,
keduanya diharapkan dapat saling melengkapi khazanah filsafat secara luas. Sebenarnya
dikotomi ini tentu bisa ada dan bisa juga tidak. Pada akhirnya dikembalikan pada
kepentingannya. Untuk kemudahan pengkajian akademis, pembedaan bisa dilakukan. Namun
dalam menghadapi kehidupan sehari-hari, sering kali keduanya hadir secara bersamaan.
Dengan demikian, antara filsafat timur dan barat tidak dapat di pilih secara tegas dalam hal
mana filsafat yang jauh lebih baik karena keduanya dapat digunakan sesuai kesepatakan
dimana keduanya bisa dievaluasi satu sama lain, jika keduanya dianggap sebagai dunia yang
terpisah maka dengan melihat logikanya dan membandingkan hubungan antar sistem logika
itu maka kita bisa melihat bahwa keduanya merupakan artikulasi yang berbeda dari sistem-
sistem logika yang berkerabat atau yang punya hubungan satu sama lain.

Anda mungkin juga menyukai