Disusun Oleh :
1. Akhmad Firmansyah
2. Haefah
3. Siti Chumaeroh
4. Ubaedillah
Komplek, Jl. Islamic Centre Jl. Tuparev No.111, Kertawinangun, Kedawung, Cirebon, Jawa
Barat 45153
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan kepada ALLAH SWT yang telah
memberikan nikmat iman, islam, kesehatan kepada kita semua, sholawat salam selalu
senantiasa kita panjatkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, semoga kita semua
mendapatkan syafaat Beliau di akhirat nanti, Amin.
Semoga ALLAH SWT senantiasa memberikan ilmu-Nya kepada kita semua, Amin.
Cirebon, -Mei-2021
Penulis
BAB I PENDHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN ............................................................................................. 12
B. SARAN ......................................................................................................... 13
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sesungguhnya pendidikan yang kita laksanakan sekarang ini tidaklah terlepas dari
usaha-usaha para tokoh pendidikan yang dahulu telah merintisnya dengan perjuangan yang
sangat berat dan tidak mengenal lelah. Oleh karena itu, bila kita bicarakan tentang pendidikan
yang kini berlangsung tidaklah arif bila tidak membicarakan sosok dan tokoh-tokoh
pendidikan tersebut, dengan hanya menerima jerih payah dan karya mereka.
Pada dasarnya cukup banyak tokoh pelaku sejarah yang sangat berjasa dalam dunia
pendidikan di Indonesia. Namun, dengan tidak mengurangi dan mengecilkan arti perjuangan
dan jasa-jasa tokoh lain.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
Raden Ajeng (R.A) Kartini lahir di Mayong (Jepara),pada tanggal 21 April 1879. Hari
kelahirannya ini sampai ini sampai sekarang terus diperingati sebagai hari Kartini. Beliau
terkenal sebagai seorang tokoh yang dengan gigih memperjuangkan emansipasi wanita, yakni
suatu upaya memperjuangkan hak-hak wanita agar dapat sejajar dengan kaum pria.
Perjuangan emansipasi wanita yang dilakukan oleh R.A Kartini tersebut disalurkan
melalui pendidikan yakni dengan mendirikan sekolah khusus kaum wanita.
Jenis sekolah yang dirintis dan didirikan oleh R.A Kartini adalah:
Pada dasarnya apa yang dicita-citakan dan dilakukan oleh Kartini hanyalah sebagai
perintis jalan yang nantinya akan diteruskan oleh “Kartini-kartini” baru.
R.A Kartini meninggal pada usia ayang cukup muda yaitu empat hari setelah ia
melahirkan, tepatnya pada tanggal 17 September 1904. Untuk menghormati cita-cita Kartini
pada tahun1913 didirikan Sekolah Rendah untuk anak-anak perempuan di beberapa kota
besar yaitu dengan nama sekolah Kartini. Bahkan karena besarnya jasa-jasa Kartini tersebut,
W.R. Soepratman mengabadikan namanya dalam sebuah lagu gubahannya yang berjudul
“Ibu Kita Kartini”.
Raden Dewi Sartika lahir di Bandung pada tanggal 04 September 1884. Sebagaimana
halnya dengan Raden Ajeng Kartini, Dewi Sartika juga merupakan seorang tokoh wanita
yang menyalurkan perjuangannya melalui pendidikan.
Cita-cita Dewi Sartika adalah mengangkat derajat kaum wanita Indonesia dengan
jalan memajukan pendidikannya. Saat itu masyarakat cukup menghawatirkan, dimana kaum
wanita tidak diberi kesempatan untuk mengejar kemajuan.
Rohana kudus dilahirkan pada tanggal 20 Desember 1884 di kota Gedang, Sumatera
Barat.
Beliau adalah seorang wanita Islam yang sangat taat menjalankan ajaran agamanya,
dengan giat sekali mempelopori emansipasi wanita. Ia seorang pendidik wanita yang
berusaha untuk memperbaiki nasib kaum wanita Indonesia. Di samping itu juga ia adalah
seorang guru Agama, guru Kerajinan Wanita, serta seorang wartawan wanita pertama di
Indonesia.
Dengan melihat profesinya ini saja, kita bisa melihat sosok Rohana Kudus yang luar
biasa dalam upaya mengangkat citra kaum wanita, yang pada waktu itu masih jauh
terbengkalai akibat adat-adat kuno dan kolot masyarakatnya. Maka tidak mengherankan
usaha yang dilakukan Rohana mengalami berbagai rintangan dan hambatan.
1. Tahun 1896 saat usianya baru 12 tahun, ia sudah mengajar teman-teman gadis di
kampungnya dalam bidang membaca dan menulis, huruf Arab dan latin.
2. Tahun1905 ia mendirikan “Sekolah Gadis” di kota Gedang, yang kemudian pada
tahun 1911 diubah namanya menjadi “Sekolah Kerajinan Amai Satia”.
3. Pada 10 Juli 1912, ia melahirkan sekaligus menjadi Pemimpin Redaksi Surat Kabar
Wanita dengan nama “Soenting Maju” di Padang.
Perguruan Taman Siswa yang didirikan pada tanggal 03 Juli 1992, pada mulanya
bernama “National Onderwijs Institut Taman Siswa” di Yogyakarta. Pertama-tama yang
dibuat hanya taman anak dan kursus Guru. Namun setelah itu terus berkembang. Secara
lengkap bagian-bagian pendidikan pada Perguruan Tinggi Taman Siswa ini adalah:
Banyak tokoh indonesia yang memiliki pemikiran maju, khususnya dalam bidang pendidikan.
Beberapa tokoh pendidikan seperti Ki Hajar Dewantara, KH Ahmad Dahlan, Mohammad
Syafei, Raden Dewi Sartika, Raden Ajeng Kartini merupakan sejumlah tokoh pendidikan
pribumi yang memberikan warna pendidikan sampai saat ini. Tokoh-tokoh tersebut adalah
insan-insan bermartabat yang memperjuangkan pendidikan dan sekaligus pejuang
kemerdekaan yang berjuang melepaskan cengkeraman penjajah dari bumi Indonesia.
Ki Hajar Dewantara merupakan tokoh yang sangat identik dengan pendidikan di Indonesia.
Dia dikenal sebagai Bapak Pendidikan Nasional. Hari lahirnya diperingati sebagai Hari
Pendidikan Nasional. Ajarannya pun dipakai oleh Departemen Pendidikan RI sebagai jargon,
yaitu tut wuri handayani.
K.H. Ahmad Dahlan adalah seorang tokoh Islam yang giat memperjuangkan umat Islam juga
melalui bidang pendidikan. Dia adalah tokoh pendiri organisasi Muhammadiyah pada tahun
1912 di Yogyakarta.
Mohammad syafei yang menempuh pendidikan sampai ke Belanda dengan biaya sendiri,
kemudian ia pulang dengan menerapkan ilmunya dengan membangun sekolah yang di beri
nama INS kayutanam. Dan dimana sekolah itu berkembang dengan terbangunnya asrama
dengan kapasitas 300 orang dan tiga perumahan guru.
Raden dewi sartika adalah mengangkat derajat kaum wanita indonesia dengan jalan
memajukan pendidikannya. Alasannya, saat itu masyarakat cukup menghawatirkan, dimana
kaum wanita tidak diberi kesempatan ntuk mengejar kemajuan. Untuk merealisasikan
pendidikannya, pada tahun 1904 didirikanlah sebuah sekolah yang diberi nama” sekolah istri”
ketika pertama dibuka, sekolah ini mempunyai murid sebanyak 20 orang, kemudian dari
tahun ke tahun sekolah yang didirikan Dewi Sartika menjadi memjadi bertambah.
Raden Ajeng Kartini Beliau terkenal sebagai seorang tokoh yang dengan gigih
memperjuangkan emansipasi wanita, yakni suatu upaya memperjuangkan hak-hak wanita
agar dapat sejajar dengan kaum pria.
Dari kesimpulan diatas dapat dipahami bahwa, tokoh-tokoh pendidikan di Indonesia sangat
berpengaruh dan andil dalam perkembangan sistem perkembangan pendidikan di Indonesia
yang memiliki pemikiran maju, khususnya dalam bidang pendidikan.
B. SARAN
Terimakasih telah membaca dan memahami makalah kami, jika ada penulisan kata
yang kurang tepat dan menyinggung perasaan, kami mohon maaf karena manusia tidak jauh
dari kesalahan dan kami menerima kritik terhadap kelompok kami