Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TOKOH-TOKOH PENDIDIKAN DI NDONESIA

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Dasar-Dasar Pendidikan

Dosen Pengampu : Drs. H. Darsono, M.S.I

Disusun Oleh :

1. Akhmad Firmansyah
2. Haefah
3. Siti Chumaeroh
4. Ubaedillah

INSTITUT AGAMA ISLAM CIREBON (IAIC) 2021

Komplek, Jl. Islamic Centre Jl. Tuparev No.111, Kertawinangun, Kedawung, Cirebon, Jawa
Barat 45153
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan kepada ALLAH SWT yang telah
memberikan nikmat iman, islam, kesehatan kepada kita semua, sholawat salam selalu
senantiasa kita panjatkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, semoga kita semua
mendapatkan syafaat Beliau di akhirat nanti, Amin.

Kelompok kami mendapatkan kesempatan untuk membuat makalah untuk memenuhi


mata kuliah “Dasar-Dasar Pendidikan”,semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua, kami
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini kami masih banyak kekurangan. Untuk itu,
kami mengharapkan kritik dan saran agar kami bisa memperbaiki untuk kedepannya.

Semoga ALLAH SWT senantiasa memberikan ilmu-Nya kepada kita semua, Amin.

Cirebon, -Mei-2021

Penulis

Dasar-Dasar Pendidikan | Tokoh-Tokoh Pendidikan Di Indonesia 1


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. 1

DAFTAR ISI ............................................................................................................. 2

BAB I PENDHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................................. 3


B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 3
C. Tujuan ........................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN

Tokoh-Tokoh Pendidikan Di Indonesia

A. Raden Ajeng Kartini (1879-1904) ................................................................ 4


B. Raden Dewi Sartika (1884-1947) ................................................................. 4
C. Rohana Kudus (1884-1969) .......................................................................... 5
D. Ki Hajar Dewantara (1889-1959) ................................................................. 5
E. Mohammad Syafei (1899-1969) ................................................................... 7
F. K.H. Ahmad Dahlan (1869-1923) ................................................................ 8
G. K.H. Hasyim Asy’ari (1871-1947) ............................................................... 10

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN ............................................................................................. 12
B. SARAN ......................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 14

Dasar-Dasar Pendidikan | Tokoh-Tokoh Pendidikan Di Indonesia 2


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sesungguhnya pendidikan yang kita laksanakan sekarang ini tidaklah terlepas dari
usaha-usaha para tokoh pendidikan yang dahulu telah merintisnya dengan perjuangan yang
sangat berat dan tidak mengenal lelah. Oleh karena itu, bila kita bicarakan tentang pendidikan
yang kini berlangsung tidaklah arif bila tidak membicarakan sosok dan tokoh-tokoh
pendidikan tersebut, dengan hanya menerima jerih payah dan karya mereka.

Pada dasarnya cukup banyak tokoh pelaku sejarah yang sangat berjasa dalam dunia
pendidikan di Indonesia. Namun, dengan tidak mengurangi dan mengecilkan arti perjuangan
dan jasa-jasa tokoh lain.

B. Rumusan Masalah

Siapa saja tokoh-tokoh pendidikan yang ada di Indonesia?

C. Tujuan

Untuk mengetahui tokoh-tokoh pendidikan yang ada di Indonesia.

Dasar-Dasar Pendidikan | Tokoh-Tokoh Pendidikan Di Indonesia 3


BAB II

PEMBAHASAN

Tokoh-tokoh pendidikan di Indonesia

A. Raden Ajeng kartini (1879-1904)

Raden Ajeng (R.A) Kartini lahir di Mayong (Jepara),pada tanggal 21 April 1879. Hari
kelahirannya ini sampai ini sampai sekarang terus diperingati sebagai hari Kartini. Beliau
terkenal sebagai seorang tokoh yang dengan gigih memperjuangkan emansipasi wanita, yakni
suatu upaya memperjuangkan hak-hak wanita agar dapat sejajar dengan kaum pria.

Perjuangan emansipasi wanita yang dilakukan oleh R.A Kartini tersebut disalurkan
melalui pendidikan yakni dengan mendirikan sekolah khusus kaum wanita.

Jenis sekolah yang dirintis dan didirikan oleh R.A Kartini adalah:

1. Sekolah Gadis di Jepara


2. Sekolah Gadis di Rembang

Pada dasarnya apa yang dicita-citakan dan dilakukan oleh Kartini hanyalah sebagai
perintis jalan yang nantinya akan diteruskan oleh “Kartini-kartini” baru.

R.A Kartini meninggal pada usia ayang cukup muda yaitu empat hari setelah ia
melahirkan, tepatnya pada tanggal 17 September 1904. Untuk menghormati cita-cita Kartini
pada tahun1913 didirikan Sekolah Rendah untuk anak-anak perempuan di beberapa kota
besar yaitu dengan nama sekolah Kartini. Bahkan karena besarnya jasa-jasa Kartini tersebut,
W.R. Soepratman mengabadikan namanya dalam sebuah lagu gubahannya yang berjudul
“Ibu Kita Kartini”.

B. Raden Dewi Sartika (1884-1947)

Raden Dewi Sartika lahir di Bandung pada tanggal 04 September 1884. Sebagaimana
halnya dengan Raden Ajeng Kartini, Dewi Sartika juga merupakan seorang tokoh wanita
yang menyalurkan perjuangannya melalui pendidikan.

Cita-cita Dewi Sartika adalah mengangkat derajat kaum wanita Indonesia dengan
jalan memajukan pendidikannya. Saat itu masyarakat cukup menghawatirkan, dimana kaum
wanita tidak diberi kesempatan untuk mengejar kemajuan.

Dasar-Dasar Pendidikan | Tokoh-Tokoh Pendidikan Di Indonesia 4


Untuk merealisasikan cita-cita pendidikannya, pada tahun 1904 didirikanlah sebuah
sekolah yang diberi nama “sekolah istri”. Ketika pertama dibuka, sekolah ini mempunyai
murid sebanyak 20 orang, kemudian dari tahun ke tahun terus bertambah. Pada tahun 1909
baru dapat mengeluarkan out-put-nya yang pertama dengan mendapat ijazah. Pada tahun
1914 sekolah istri diganti namanya menjadi “sakola Kautamaan Istri”.

C. Rohana Kudus (1884-1969)

Rohana kudus dilahirkan pada tanggal 20 Desember 1884 di kota Gedang, Sumatera
Barat.

Beliau adalah seorang wanita Islam yang sangat taat menjalankan ajaran agamanya,
dengan giat sekali mempelopori emansipasi wanita. Ia seorang pendidik wanita yang
berusaha untuk memperbaiki nasib kaum wanita Indonesia. Di samping itu juga ia adalah
seorang guru Agama, guru Kerajinan Wanita, serta seorang wartawan wanita pertama di
Indonesia.

Dengan melihat profesinya ini saja, kita bisa melihat sosok Rohana Kudus yang luar
biasa dalam upaya mengangkat citra kaum wanita, yang pada waktu itu masih jauh
terbengkalai akibat adat-adat kuno dan kolot masyarakatnya. Maka tidak mengherankan
usaha yang dilakukan Rohana mengalami berbagai rintangan dan hambatan.

Di antara usaha Rohana Kudus adalah sebagai berikut:

1. Tahun 1896 saat usianya baru 12 tahun, ia sudah mengajar teman-teman gadis di
kampungnya dalam bidang membaca dan menulis, huruf Arab dan latin.
2. Tahun1905 ia mendirikan “Sekolah Gadis” di kota Gedang, yang kemudian pada
tahun 1911 diubah namanya menjadi “Sekolah Kerajinan Amai Satia”.
3. Pada 10 Juli 1912, ia melahirkan sekaligus menjadi Pemimpin Redaksi Surat Kabar
Wanita dengan nama “Soenting Maju” di Padang.

D. Ki Hajar Dewantara (1889-1959)

Ki Hajar Dewantara yang sebelumnya bernama Raden Mas Suwardi Suryaningrat,


lahir di Yogyakarta pada tanggal 02 Mei 1889. Putra dari K.P.H. suryaningrat, ddan cucu dari
Pakualam III.

Dasar-Dasar Pendidikan | Tokoh-Tokoh Pendidikan Di Indonesia 5


Beliau adalah tokoh yang sangat berjasa dibidang pendidikan dan beliaulah yang
mendirikan Perguruan Nasional Taman Siswa pada tahun 1992. Karena jasanya yang sangat
besar tersebut, maka sampai sekarang hari lahirnya yaitu 02 Mei diperingati sebagai Hari
Pendidikan Nasional.

Perguruan Taman Siswa yang didirikan pada tanggal 03 Juli 1992, pada mulanya
bernama “National Onderwijs Institut Taman Siswa” di Yogyakarta. Pertama-tama yang
dibuat hanya taman anak dan kursus Guru. Namun setelah itu terus berkembang. Secara
lengkap bagian-bagian pendidikan pada Perguruan Tinggi Taman Siswa ini adalah:

1. Taman Indria ( setingkat dengan TK )


2. Taman Anak ( setingkat kelas I-III sekolah rendah atau sekolah dasar )
3. Taman muda ( setingkat kelas IV-VI )
4. Taman Dewasa ( setara SMP )
5. Taman Madia ( setara SMA )
6. Taman Guru B-! ( mendidik calon Guru untuk Taman Anak dan Taman Muda.
7. Taman Guru B-2
8. Taman guru B-3 ( mendidik calon guru taman dewasa) Taman Guru B-3 ini terdiri
dari dua bagian, yaitu Bagian A untuk Jurusan Ilmu Pasti da Alam, dan Bagian B
untuk Jurusan Budaya.
9. Taman Guru Indria ( mendidik anak wanita yang ingin menjadi guru pada Taman
Indria).
Di salam penyelenggaraan pendidikan, Ki Hajar menghendaki diterapkannya
sistem among, yang mengemukakan dua dasar, yaitu:
1. Kemerdekaan sebagai syarat untuk menghidupkan dan menggerakkan kekuatan lahir
dan batin sehingga dapat hidup merdeka ( dapat berdiri sendiri)
2. Kodrat alam sebagai syarat untuk menghidupkan dan mencapai kemajuan dengan
secepat-cepatnya dan sebaik-baiknya.
Penyelenggaraan Taman Siswa didasarkan pada asas pendidikan yang
dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara sebagai berikut:
1. Asas Kemerdekaan
2. Asas Kodrat Alam
3. Asas Kebudayaan
4. Asas Kebangsaan
5. Asas Kemanusiaan
Dasar-Dasar Pendidikan | Tokoh-Tokoh Pendidikan Di Indonesia 6
Kelima asas tersebut ia sebut “ Panca Darma Taman Siswa “.
Disamping itu, penyelenggaraan Taman Siswa didasarkan pada beberapa
semboan yang menjiwainya berikut ini:
1. Lawan sastra ngesti mulia; dengan kecerdasan jiwa (kita) menuju arah
kesejahteraan.
2. Suci tata ngesti tunggal; dengan kecusian bathin dan teraturnya hidup bathin, kita
mengejar kesempurnaan.
3. Tut wuri handayani; mengikuti dari belakang sambil memberikan pengaruh.
4. Kita berhamba kepada sang anak
5. Rawe-rawe rantas, malang-malang putung; segala yang menghalang akan hancur
Setelah Indonesia merdeka, Ki Hajar Dewantara pernah menjabat beberapa
jabatan penting di pemerintahan, yaitu Menteri Pendidikan, Pengajaran dan
Kebudayaan RI yang pertama, Anggota dan Wakil Ketua DPA, Anggota Parlemen
dan mendapatkan gelar “ Doktor Honoris Causa “ dalam Ilmu kebudayaan dan
Universitas Gajah Mada tanggal 19-Desember-1956.
Ki Hajar Dewantara meninggal dunia pada tanggal 26-April-1959 di
Yogyakarta. Beliau telah memberikan karya terbaiknya kepada nusa dan bangsa.
Semboyan “ Tut wuri handayani “ diabadikan sebagai lambang dan semboyan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

E. Mohammad Syafei ( 1899-1969 )


Mohammad Syafei lahir di Kalimantan pada tahun 1899. Perjuangan beliau
juga dititikberatkan pada bidang pendidikan.
Pada tahun 1922 beliau menjadi guru pada Sekolah Kartini di Jakarta dan
sejak saat itu aktivitasnya di bidang pendidikan terus bertambah. Sebagai seorang
tokoh pendidikan, Mohammad Syafei berjasa besar dalam mendirikan sekolah yang
diberi nama “ Indonesia Netherlandsche School “ atau yang lebih dikenal dengan
sebutan INS di Kayuttanam Sumatera Barat.
Dasar pendidikan yang dikembangkannya adalah kemasyarakatan, keaktifan,
kepraktisan, serta berpikir logis dan rasional. Berkenaan dengan itulah makan isi
pendidikan yang dikembangkannya adalah bahan-bahan yang dapat mengembangkan
pikiran, perasaan dan keterampilan atau yang dikenal dengan istilah 3 H, yaitu Head,
Heart dan Hand.

Dasar-Dasar Pendidikan | Tokoh-Tokoh Pendidikan Di Indonesia 7


Sementara itu, INS yang kemudian merupakan singkatan “ Indonesian
National School “, menitikberatkan pendidikannya pada dunia kerja. INS
menyelenggarakan pendidikan dalam jenjang berikut:
1. Ruang Bawah, yakni setara dengan Sekolah Rendah atau Sekolah Dasar. Lama
pendidikannya 7 tahun.
2. Ruang Atas, yakni setara dengan sekolah menengah, lama pendidikannya 6 tahun.
Tujuan sekolah yang diselenggarakan oleh Mohammad Syafei adalah:
1. Mendidik anak-anak agar mampu berpikir secara rasional.
2. Mendidik anak agar mampu bekerja secara teratu dan bersungguh-sungguh.
3. Mendidik anak-anak agar menjadi manusia yang berwatak baik.
4. Menanamkan rasa persatuan.
Pada zaman kemerdekaan yaitu pada tahun 1952, sebagai penghargaan
pemerintah terhadap usaha-usaha Mohammad Syafei dibukalah SGB Istimewa,
yang dapat meneruskan dan menyebarkan cita-cita.
Mohammad Syafei yang pernah diangkat menjadi Menteri Pendidikan
Pengajaran dan Kebudayaan pada Kabinet Syahrir, serta menjadi anggota DPA,
meninggal dunia pada tanggal 5 Maret 1969. Meskipun beliau sudah tiada, tetapi
jasa-jasanya di bidang pendidkan tidak akan terlupakan, apalagi para lulusan INS
tersebar ke berbagai pelosok tanah air, yan tentu saja kiprahnya sangat besar bagi
pembangunan bangsa dan negara.

F. K.H. Ahmad Dahlan (1869-1923)


Ahmad Dahlan yang nama kecilnya adalah Muhammad Darwis, lahir di
Yogyakarta pada tahun 1869 M/1285 H. Ayahnya seorang ulama bernama K.H. Abu
Bakar bin K.H Sulaiman, pejabat Khatib di Masjid Besar Kesultanan Yogyakarta.
K.H Ahmad Dahlan merupakan salah seorang tokoh Islam yang sangat giat
memperjuangkan kemajuan umat Islam melalui bidang pendidikan. Dia adalah
seorang tokoh pendidikan pendiri organisasi Muhammadiyah pada tahun 1912 di
Yogyakarta.
Ada beberapa hal yang melatarbelakangi K.H Ahmad Dahlan mendirikan
Muhammadiyah ini.
1. Umat Islam tidak memegang tuntunan Al-Qur’an dan Hadits Nabi sehingga
menyebabkan perbuatan syirik, bid’ah dan khurafat semakin merajalela serta
mencemarkan kemurnian ajarannya.
Dasar-Dasar Pendidikan | Tokoh-Tokoh Pendidikan Di Indonesia 8
2. Keadaan umat Islam sangat menyedihkan akibat penjajahan.
3. Kegagalan institusi pendidikan Islam untuk memenuhi tuntutan kemajuan zaman
merupakan akibat dari mengisolasi diri.
4. Persatuan dan keatuan umat Islam menurun sebagai akibat lemahnya organisasi
Islam yang ada.
5. Munculnya tantangan dari kegiatan misi Zending yang dianggap mengancam
masa depan umat Islam.
Organisasi Muhammadiyah aktif menyelenggarakan lembaga pendidikan
sekolah pada semua jenjang pendidikan dan tersebar ke berbagai pelosok tanah air.
Tujuan pendidikannya adalah terwujudnya manusia muslim, berakhlak, cakap,
percaya kepada diri sendiri, berguna bagi masyarakat dan negara.
Jenis-jenis sekolah yang dikembangkan adalah sebagai berikut:
1. Sebelum merdeka
a. Sekolah Umum: TK, Vervolg School 2 tahun, Schakel School 4 tahun,
HIS 7 tahun, MULO 3 tahun, AMS 3 tahun, dan HIK 3 tahun.
b. Sekolah Agama: Madrasah Ibtidaiyah 3 tahun, Tsanawiyah 3 tahun,
Muallimin/Muallimat 5 tahun, Kulliatul Muballighin ( SPG Islam ) 5 tahun.
2. Sesudah Merdeka
Setelah Indonesia merdeka, perkembanan pendidikan Muhammadiyah
semakin pesat. Pada dasarnya ada empat jenis lembaga pendidikan yang
dikembangkan, yaitu:
a. Sekolah-sekolah umum yang bernaung di bawah Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, yaitu : SD, SMP, SMTA, SPG, SMEA, SMKK dan
sebagainya.
b. Madrasah-madrasah yang bernaung di bawah Departemen Agama, yaitu
Madrasah Ibtidaiyah, MTS dan Madrasah Aliyah.
c. Jenis sekolah atau madrasah khusu Muhammadiyah, yaitu Muallimin,
Muallimat, Sekolah Tabligh dan Pondok Pesantren Muhammadiyah.
d. Perguruan Tinggi Muhammadiyah, ada yang umum dan ada yang berciri
khas agama. Untuk perguruan tinggi umumnya di bawah pembinaan
Kopertis Depdikbud, sedangkan perguruan tinggi agama di bawah
pembinaan Kopertis Departemen Agama.
K.H Ahmad Dahlan meninggal duniapada tanggal 25 Februari 1923,
dalam usia 55 tahun.
Dasar-Dasar Pendidikan | Tokoh-Tokoh Pendidikan Di Indonesia 9
G. K.H. Hasyim Asy’ari ( 1871-1947)
K.H Hasyim Asy’ari dilahirkan pada tanggal 14 februari 1871 di Jombang
Jawa Timur. Beliau berjasa besar dalam mendirikan organisasi Islam terbesar di
Indonesia yaitu Nahdlatul Ulama ( NU )yang didirikan pada tanggal 31 Januari 1926.
Di samping mendirikan NU, K.H. Hasyim Asy’aridalam rangka
merealisasikan cita-citanya, mendirikan pesantren Tebuireng jomban pada tahun 1899.
Sementara itu, NU tidak saja bergerak dalam bidang sosial kemasyarakatan,
tetapi sangat memperhatikan masalah-masalah pendidikan. Apalagi di nU ada satu
bidang yang husus menangani masalah pendidikan yang disebut “ Ma’arif “. Ma’arif
bertugas untuk membuat perundangan dan program pendidikan di lembaga-lembaga
pendidikan atau sekolah yang berada di bawah naungan NU.
Tujuan pendidikan Ma’arif adalah sebagai berikut”
1. Menumbuhkan jiwa pemikiran dan gagasan-gagasan yang membentuk pandangan
hidup bagianak didik sesuai dengan ajaran Ahlussunah Waljama’ah.
2. Menanamkan sikap terbuka, watak mandiri, kemampuan bekerja sama dengan
pihak lain untuk lebih baik, keterampilan menggunakanilmu pengetahuan dan
teknologi.
3. Menciptakan sikap hidup yang berorientasi kepda kehidupan duniawi dan ukhrawi
sebagai sebuah kesatuan.
4. Menanamkan penghayatan terhadap nilai-nilai ajaran agama Islam sebagai ajaran
yang dinamis.
Selain memiliki pesantren yang cukup banyak, NU menyelenggarakan juga
lembaga-lembaga pendidikan yang dilaksanakan NU ( selain pesantren ) adalah
sebagai berkut:
Raudhatul Athfal ( TK ) 3 tahun, SRI 6 tahun, SMP NU 3 tahun SMA NU 3 tahun,
SGB nu 4 tahun, SGA NU 3 tahun, Madrasah Menengah Pertama ( MMP ) NU 3
tahun, Madrasah Menengah Atas ( MMA ) NU 3 tahun dan
Mu’allimin/Mu’allimat NU 5 tahun. Selain itu juga, NU memiliki beberapa
perguruan tinggi.
Demikian bagaimana peran NU di bidang pendidikan, yang semuanya itu
tidak terlepas dari peran K.H Hasyim Asy’ari sebagai pendirinya. Beliau
berpulang kerahmatullah pada tanggal 25 Juli 1947, dengan meninggalkan karya

Dasar-Dasar Pendidikan | Tokoh-Tokoh Pendidikan Di Indonesia 10


dan peninggalan yang monumental, terutama pondok pesantren Tebuireng, yang
merupakan pesantren tertua dan terbesar di Jawa Timur.
Demikian beberapa tokoh pendidikan nasional dengan berbagai perjuangan
dalam upaya memajukan bangsa dan negara.

Dasar-Dasar Pendidikan | Tokoh-Tokoh Pendidikan Di Indonesia 11


BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Banyak tokoh indonesia yang memiliki pemikiran maju, khususnya dalam bidang pendidikan.
Beberapa tokoh pendidikan seperti Ki Hajar Dewantara, KH Ahmad Dahlan, Mohammad
Syafei, Raden Dewi Sartika, Raden Ajeng Kartini merupakan sejumlah tokoh pendidikan
pribumi yang memberikan warna pendidikan sampai saat ini. Tokoh-tokoh tersebut adalah
insan-insan bermartabat yang memperjuangkan pendidikan dan sekaligus pejuang
kemerdekaan yang berjuang melepaskan cengkeraman penjajah dari bumi Indonesia.

Ki Hajar Dewantara merupakan tokoh yang sangat identik dengan pendidikan di Indonesia.
Dia dikenal sebagai Bapak Pendidikan Nasional. Hari lahirnya diperingati sebagai Hari
Pendidikan Nasional. Ajarannya pun dipakai oleh Departemen Pendidikan RI sebagai jargon,
yaitu tut wuri handayani.

K.H. Ahmad Dahlan adalah seorang tokoh Islam yang giat memperjuangkan umat Islam juga
melalui bidang pendidikan. Dia adalah tokoh pendiri organisasi Muhammadiyah pada tahun
1912 di Yogyakarta.

Mohammad syafei yang menempuh pendidikan sampai ke Belanda dengan biaya sendiri,
kemudian ia pulang dengan menerapkan ilmunya dengan membangun sekolah yang di beri
nama INS kayutanam. Dan dimana sekolah itu berkembang dengan terbangunnya asrama
dengan kapasitas 300 orang dan tiga perumahan guru.

Raden dewi sartika adalah mengangkat derajat kaum wanita indonesia dengan jalan
memajukan pendidikannya. Alasannya, saat itu masyarakat cukup menghawatirkan, dimana
kaum wanita tidak diberi kesempatan ntuk mengejar kemajuan. Untuk merealisasikan
pendidikannya, pada tahun 1904 didirikanlah sebuah sekolah yang diberi nama” sekolah istri”
ketika pertama dibuka, sekolah ini mempunyai murid sebanyak 20 orang, kemudian dari
tahun ke tahun sekolah yang didirikan Dewi Sartika menjadi memjadi bertambah.

Raden Ajeng Kartini Beliau terkenal sebagai seorang tokoh yang dengan gigih
memperjuangkan emansipasi wanita, yakni suatu upaya memperjuangkan hak-hak wanita
agar dapat sejajar dengan kaum pria.

Dasar-Dasar Pendidikan | Tokoh-Tokoh Pendidikan Di Indonesia 12


Perjuangan emansipasi wanita yang dilakukan oleh R.A. Kartini tersebut disalurkan melalui
pendidikan, yakni dengan mendirikan sekolah yang khusus bagi kaum wanita.

Dari kesimpulan diatas dapat dipahami bahwa, tokoh-tokoh pendidikan di Indonesia sangat
berpengaruh dan andil dalam perkembangan sistem perkembangan pendidikan di Indonesia
yang memiliki pemikiran maju, khususnya dalam bidang pendidikan.

B. SARAN

Terimakasih telah membaca dan memahami makalah kami, jika ada penulisan kata
yang kurang tepat dan menyinggung perasaan, kami mohon maaf karena manusia tidak jauh
dari kesalahan dan kami menerima kritik terhadap kelompok kami

Dasar-Dasar Pendidikan | Tokoh-Tokoh Pendidikan Di Indonesia 13


DAFTAR PUSTAKA

Hasbullah, 2017, DASAR-DASAR ILMU PENDIDIKAN, Depok: PT Raja Grafindo Persada

Dasar-Dasar Pendidikan | Tokoh-Tokoh Pendidikan Di Indonesia 14

Anda mungkin juga menyukai