Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MEMAHAMI BUDAYA DAERAH

Di Susun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


BAHASA BUDAYA DAERAH
Dosen pengampu : Drs. H. Darsono, M.Si

Di susun oleh :
1. Haefah (5.01.20.0.07)
2. Siti Nasyifah (5.01.20.024)

INSTITUT AGAMA ISLAM CIREBON (IAIC)


Jl.Tuparev No.111 Kecamatan Kedawung Kabupaten Cirebon

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan kepada ALLAH SWT yang telah
memberikan nikmat iman, islam, kesehatan kepada kita semua, sholawat salam selalu
senantiasa kita panjatkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, semoga kita
semua mendapatkan syafaat Beliau di akhirat nanti, Amin.

Kelompok kami mendapatkan kesempatan untuk membuat makalah untuk


memenuhi mata kuliah “penddikan kewarganegaraan.”,semoga makalah ini bermanfaat
bagi kita semua, kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini kami masih banyak
kekurangan. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran agar kami bisa memperbaiki
untuk kedepannya. Semoga ALLAH SWT senantiasa memberikan ilmu-Nya kepada kita
semua, Amin.

Cirebon, 25 November 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

A. Latar belakang ............................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 1
C. Tujuan.......................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Budaya dan Budaya Lokal (Daerah) ......................................... 2


B. Unsur-unsur Kebudayaan ............................................................................ 3
C. Macam-macam Kebudayaan Lokal (Daerah).............................................. 7
D. Contoh-contoh Kebudaayan Lokal (Daerah) .............................................. 8
E. Hubungan Antar Budaya di Era Globalisasi ............................................... 10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................................. 12
B. Saran ........................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kemajemukan budaya lokal di Indonesia tercermin dari keragaman budaya dan
adat istiadat dalam masyarakat. Suku bangsa di Indonesia, seperti suku Jawa, Sunda,
Batak, Minang, Timur, Bali, Sasak, Papua, dan Maluku memiliki adat istiadat dan
bahasa yang berbeda-beda. Budaya lokal Indonesia terletak di wilayah yang
menghampar dari ujung utara Pulau Weh sampai ke bagian timur di Merauke. Selain
itu, Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa dengan keragaman budaya yang
dimilikinya. Oleh karena itu kita sebagai bangsa indonesia harus menjaga dan
mengembangkan budaya lokal dari genarisi ke generasi bangsa indonesia agar
bangsa indonesia bisa terus maju dan tidak kalah saing dengan budaya- budaya asing
lainya.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana pengertian budaya dan budaya lokal (daerah)?
2. Bagaimana unsur-unsur kebudayaan?
3. Bagaimana macam-macam kebudayaan lokal (daerah)?
4. Bagaimana contoh kebudaayan lokal (daerah)?
5. Bagaimana hubungan antar budaya di era globalisasi?
C. Tujuan
1. Untuk menjelaskan pengertian budaya dan budaya Lokal (daerah).
2. Untuk menjelaskan unsur-unsur kebudayaan.
3. Untuk menjelaskan macam-macam kebudayaan lokal (daerah).
4. Untuk menjelaskan contoh kebudaayan lokal (daerah).
5. Untuk menjelaskan hubungan antar budaya di era globalisasi.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Budaya dan Budaya Lokal (Daerah)
1. Pengertian Budaya
Secara Etimologi menurut asal katanya, Kebudayaan berasal dari bahasa
Sansekerta, yaitu “buddayah” yang merupakan bentuk jamak dari kata “buddi” yang
artinya budi atau akal. Jadi secara etimologi kebudayaan diartikan sebagai hal-hal
yang berkaitan dengan budi dan akal. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan dikenal
dengan istilah culture yang berasal dari bahasa Latin “colere”, yaitu mengolah atau
mengerjakan tanah (bertani).
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat, sehingga dapat
dinyatakan dengan kalimat: “ Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama
dan menghasilkan kebudayaan, sehigga tidak ada masyarakat yang tidak
menghasilkan kebudayaan. Sebaliknya tidak ada kebudayaan tanpa masyarakat
sebagai wadah dan pendukungnya”.
2. Pengertian Budaya Lokal (Daerah) dan Nasional
a. Budaya Lokal (Daerah)
Budaya Lokal adalah budaya yang yang berkembang di daerah-daerah dan
merupakan milik suku-suku bangsa di wilayah nusantara Indonesia. Budaya local
hidup dan berkembang di masing-masing daerah/suku bangsa yang ada di seluruh
Indonesia. Contoh :
1) Budaya Selamatan dalam lingkaran Hidup Manusia di Suku Bangsa
Jawa (Mitoni/Tingkep, Brokohan, Puputan, Sunatan, Perkawinan, Selamatan
orang yang sudah meninggal, dan lain lain).
2) Budaya Garebeg Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
3) Budaya Ngaben untuk masyarakat Suku Bangsa Bali, dan sebagainya.
b. Budaya Nasional
Budaya Nasional adalah kebudayaan yang terbentuk dari keseluruhan budaya
local yang berkembang dalam kehidupan masyarakat Indonesia sertah hasil serapan
dari budaya asing atau budaya global, dengan ikatan yang menjadi cirri khas seluruh
budaya di Indonesia yaitu nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Koentjaraningrat
menyatakan bahwa kebudayaan nasional berfungsi sebagai pemberi identitas kepada
suatu nation sebagai kontinuitas sejak kejayaan bangsa Indonesia pada masa lampau
sampai kebudayaan nasional masa kini.
2
Pasal 32 UUD 1945 menyatakan: “Kebudayaan bangsa ialah kebudayaan yang
timbul sebagai buah usaha budinya rakyat Indonesia seluruhnya”.
Perwujudan Budaya Nasional
1. Secara abstrak budaya nasional terwujud dalam system gagasan, tindakan, dan
hasil karya manusia.
2. Sedangkan perwujudan konkret dari budaya nasional berupa
a) cara berbahasa
b) cara berperilaku
c) cara berpakaian
d) dan peralatan hidup
B. Unsur-unsur kebudayaan
Menurut Koentjaraningrat, istilah universal menunjukkan bahwa unsur-unsur
kebudayaan bersifat universal dan dapat ditemukan di dalam kebudayaan semua
bangsa yang tersebar di berbagai penjuru dunia. Ketujuh unsur kebudayaan tersebut
adalah :
1. Sistem Bahasa
Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan sosialnya
untuk berinteraksi atau berhubungan dengan sesamanya. Dalam ilmu antropologi,
studi mengenai bahasa disebut dengan istilah antropologi linguistik. Menurut
Keesing, kemampuan manusia dalam membangun tradisi budaya, menciptakan
pemahaman tentang fenomena sosial yang diungkapkan secara simbolik, dan
mewariskannya kepada generasi penerusnya sangat bergantung pada bahasa. Dengan
demikian, bahasa menduduki porsi yang penting dalam analisa kebudayaan manusia.
Menurut Koentjaraningrat, unsur bahasa atau sistem perlambangan manusia
secara lisan maupun tertulis untuk berkomunikasi adalah deskripsi tentang ciri-ciri
terpenting dari bahasa yang diucapkan oleh suku bangsa yang bersangkutan beserta
variasivariasi dari bahasa itu. Ciri-ciri menonjol dari bahasa suku bangsa tersebut
dapat diuraikan dengan cara membandingkannya dalam klasifikasi bahasa-bahasa
sedunia pada rumpun, subrumpun, keluarga dan subkeluarga. Menurut
Koentjaraningrat menentukan batas daerah penyebaran suatu bahasa tidak mudah
karena daerah perbatasan tempat tinggal individu merupakan tempat yang sangat
intensif dalam berinteraksi sehingga proses saling memengaruhi perkembangan
bahasa sering terjadi.

3
2. Sistem Pengetahuan
Sistem pengetahuan dalam kultural universal berkaitan dengan sistem
peralatan hidup dan teknologi karena sistem pengetahuan bersifat abstrak dan
berwujud di dalam ide manusia. Sistem pengetahuan sangat luas batasannya karena
mencakup pengetahuan manusia tentang berbagai unsur yang digunakan dalam
kehidupannya.
Masyarakat pedesaan yang hidup dari bertani akan memiliki sistem kalender
pertanian tradisional yang disebut system pranatamangsa yang sejak dahulu telah
digunakan oleh nenek moyang untuk menjalankan aktivitas pertaniannya. Menurut
Marsono, pranatamangsa dalam masyarakat Jawa sudah digunakan sejak lebih dari
2000 tahun yang lalu. Sistem pranatamangsa digunakan untuk menentukan kaitan
antara tingkat curah hujan dengan kemarau.
Melalui sistem ini para petani akan mengetahui kapan saat mulai mengolah
tanah, saat menanam, dan saat memanen hasil pertaniannya karena semua aktivitas
pertaniannya didasarkan pada siklus peristiwa alam. Sedangkan Masyarakat daerah
pesisir pantai yang bekerja sebagai nelayan menggantungkan hidupnya dari laut
sehingga mereka harus mengetahui kondisi laut untuk menentukan saat yang baik
untuk menangkap ikan di laut. Pengetahuan tentang kondisi laut tersebut diperoleh
melalui tanda-tanda atau letak gugusan bintang di langit.
Banyak suku bangsa yang tidak dapat bertahan hidup apabila mereka tidak
mengetahui dengan teliti pada musim-musim apa berbagai jenis ikan pindah ke hulu
sungai. Selain itu, manusia tidak dapat membuat alat-alat apabila tidak mengetahui
dengan teliti ciriciri bahan mentah yang mereka pakai untuk membuat alat-alat
tersebut. Tiap kebudayaan selalu mempunyai suatu himpunan pengetahuan tentang
alam, tumbuh-tumbuhan, binatang, benda, dan manusia yang ada di sekitarnya.
Menurut Koentjaraningrat, setiap suku bangsa di dunia memiliki pengetahuan
mengenai, antara lain:
a. alam sekitarnya
b. tumbuhan yang tumbuh di sekitar daerah tempat tinggalnya
c. binatang yang hidup di daerah tempat tinggalnya
d. zat-zat, bahan mentah, dan benda-benda dalam lingkungannya
e. tubuh manusia
f. sifat-sifat dan tingkah laku manusia
g. ruang dan waktu.
4
3. Sistem Kekerabatan dan Organisasi Sosial
Unsur budaya berupa sistem kekerabatan dan organisasi social merupakan
usaha antropologi untuk memahami bagaimana manusia membentuk masyarakat
melalui berbagai kelompok sosial. Menurut Koentjaraningrat tiap kelompok
masyarakat kehidupannya diatur oleh adat istiadat dan aturan-aturan mengenai
berbagai macam kesatuan di dalam lingkungan di mana dia hidup dan bergaul dari
hari ke hari. Kesatuan sosial yang paling dekat dan dasar adalah kerabatnya, yaitu
keluarga inti yang dekat dan kerabat yang lain. Selanjutnya, manusia akan
digolongkan ke dalam tingkatantingkatan lokalitas geografis untuk membentuk
organisasi social dalam kehidupannya.
Kekerabatan berkaitan dengan pengertian tentang perkawinan dalam suatu
masyarakat karena perkawinan merupakan inti atau dasar pembentukan suatu
komunitas atau organisasi sosial.
4. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi
Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan hidupnya sehingga mereka
akan selalu membuat peralatan atau benda-benda tersebut. Perhatian awal para
antropolog dalam memahami kebudayaan manusia berdasarkan unsur teknologi yang
dipakai suatu masyarakat berupa benda-benda yang dijadikan sebagai peralatan
hidup dengan bentuk dan teknologi yang masih sederhana. Dengan demikian,
bahasan tentang unsur kebudayaan yang termasuk dalam peralatan hidup dan
teknologi merupakan bahasan kebudayaan fisik.
5. Sistem Ekonomi/Mata Pencaharian Hidup
Mata pencaharian atau aktivitas ekonomi suatu masyarakat menjadi fokus
kajian penting etnografi. Penelitian etnografi mengenai sistem mata pencaharian
mengkaji bagaimana cara mata pencaharian suatu kelompok masyarakat atau sistem
perekonomian mereka untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Sistem ekonomi pada
masyarakat tradisional, antara lain:
a. berburu dan meramu
b. beternak
c. bercocok tanam di ladang
d. menangkap ikan
e. bercocok tanam menetap dengan sistem irigasi.

5
Pada saat ini hanya sedikit sistem mata pencaharian atau ekonomi suatu
masyarakat yang berbasiskan pada sektor pertanian. Artinya, pengelolaan sumber
daya alam secara langsung untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dalam sektor
pertanian hanya bisa ditemukan di daerah pedesaan yang relatif belum terpengaruh
oleh arus modernisasi.
Pada saat ini pekerjaan sebagai karyawan kantor menjadi sumber penghasilan
utama dalam mencari nafkah. Setelah berkembangnya sistem industri mengubah pola
hidup manusia untuk tidak mengandalkan mata pencaharian hidupnya dari
subsistensi hasil produksi pertaniannya. Di dalam masyarakat industri, seseorang
mengandalkan pendidikan dan keterampilannya dalam mencari pekerjaan.
6. Sistem Religi
Koentjaraningrat menyatakan bahwa asal mula permasalahan fungsi religi
dalam masyarakat adalah adanya pertanyaan mengapa manusia percaya kepada
adanya suatu kekuatan gaib atau supranatural yang dianggap lebih tinggi daripada
manusia dan mengapa manusia itu melakukan berbagai cara untuk berkomunikasi
dan mencari hubungan-hubungan dengan kekuatan-kekuatan supranatural tersebut.
Dalam usaha untuk memecahkan pertanyaan mendasar yang menjadi penyebab
lahirnya asal mula religi tersebut, para ilmuwan sosial berasumsi bahwa religi suku-
suku bangsa di luar Eropa adalah sisa dari bentuk-bentuk religi kuno yang dianut
oleh seluruh umat manusia pada zaman dahulu ketika kebudayaan mereka masih
primitif.
7. Kesenian
Perhatian ahli antropologi mengenai seni bermula dari penelitian etnografi
mengenai aktivitas kesenian suatu masyarakat tradisional. Deskripsi yang
dikumpulkan dalam penelitian tersebut berisi mengenai benda-benda atau artefak
yang memuat unsur seni, seperti patung, ukiran, dan hiasan. Penulisan etnografi awal
tentang unsur seni pada kebudayaan manusia lebih mengarah pada teknikteknik dan
proses pembuatan benda seni tersebut. Selain itu, deskripsi etnografi awal tersebut
juga meneliti perkembangan seni musik, seni tari, dan seni drama dalam suatu
masyarakat.
Berdasarkan jenisnya, seni rupa terdiri atas seni patung, seni relief, seni ukir,
seni lukis, dan seni rias. Seni musik terdiri atas seni vokal dan instrumental,
sedangkan seni sastra terdiri atas prosa dan puisi. Selain itu, terdapat seni gerak dan
seni tari, yakni seni yang dapat ditangkap melalui indera pendengaran maupun
6
penglihatan. Jenis seni tradisional adalah wayang, ketoprak, tari, ludruk, dan lenong.
Sedangkan seni modern adalah film, lagu, dan koreografi.
C. Macam-Macam Kebudayaan Lokal (Daerah)
Berdasarkan daerahnya, wilayah Indonesia menurut Konjaraningrat (1999)
terdiri atas beberapa budaya lokal, sebagai berikut.
1. Tipe Masyarakat berdasarkan sistem berkebun
Tipe masyarakat berdasarkan sistem berkebun yang sederhana dengan keladi dan
ubi jalar sebagai tanaman pokoknya dalam kombinasi dengan berburu dan eramu.
2. Tipe Masyarakat Pedesaan Berdasarkan Cara Bercocok Tanam di Ladang
Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan bercocok tanam di ladang atau di sawah
dengan padi sebagai tanaman pokok.
3. Tipe Masyarakat Pedesaan Berdasarkan Sistem Bercocok Tanam di Sawah
Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan sistem bercocok tanam di Sawah dengan
padi sebagai tanaman pokonya. Sistem dasar kemasyarakatannya berupa
komunitas petani dengan diferensiasi dan stratifikasi sosial yang agak sempit.
4. Tipe Masyarakat Perkotaan
Tipe masyarakat perkotaan yang mempunyai ciri -ciri pusat pemerintahan dengan
sektor perdagangan dan industri yang lemah.
5. Tipe Mayarakat Metropolitan
Tipe masyarakat metropolitan yang mulai mengembangkan sektor perdagangan
dan industri yang agak berarti.
Budaya Lokal memiliki beragam dan tiap-tiap bentuk tersebut berbeda-beda
tergantung dari daerah tersebut, seperti halnya yang telah disebutkan ia dapat berupa
seni kebudayaan, seni rupa, seni tulis, tarian adat, hukum adat, pemikiran, maupun
hal-hal lainnya yang menyangkut kebudayaan tertentu. Ia dapat berupa hasil tangan
masyarakat pada zaman dahulu. Candi-candi, prasasti, maupun, serat-serat
merupakan salah satu contoh hasil tangan peradaban masa lalu yang menunjukkan
sejarah masa lalu.
Tradisi budaya lokal menceritakan tentang bagaimana masyarakat tersebut
hidup, bergerak, dan menjalankan adat-adat atau nilai-nilai yang mereka anut dan
junjung tinggi. Ia mampu menggambarkan secuil kehidupan lain melalui kegiatan
tersebut. Contoh lainnya adalah tradisi yang dilakukan secara aksi seperti tradisi
ngaben yang ada di Bali. Tradisi ini merupakan sebuah perayaan upacara
pemakaman yang khas yang dilaksanakan dengan cara membakar si meninggal.
7
Tradisi ini yang dilakukan oleh penganut Hindu. Di Jawa, ada lebih banyak
jenis tradisi yang selalu dilakukan oleh masyarakat tersebut, diantaranya adalah
selapan, tedhak sinten, brokohan dan masih banyak lagi. Contoh Budaya Lokal
lainnya adalah karapan sapi yang dilakukan oleh masyarakat Madura. Sedangkan
tradisi yang populer diadakan di Yogyakarta adalah tradisi upacara Labuhan Merapi
yang khusus dilakukan oleh pihak kerajaan atau keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang multicultural karena masyarakatnya
terdiri dari berbagai suku bangsa dengan budayanya masing-masing yang berbeda-
beda. Oleh karena itu di Indonesia berkembang berbagai budaya local yang berbeda-
beda satu dengan yang lainnya. Budaya local itu merupakan unsure pembentuk
budaya nasional. Sehingga keseluruhan budaya lokal yang berkembang di
masyarakat Indonesia merupakan budaya nasional bangsa Indonesia.
D. Contoh-contoh Kebudayaan Lokal (Daerah)
Berikut ini beberapa contoh budaya lokal yang berkembang di masyarakat
Indonesia:
1. Tradisi upacara labuhan merapi
Contoh budaya lokal yang pertama adalah tradisi upacara labuhan merapi. Tradisi
ini dilaksanakan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono ke 10 setiap tanggal 30 rajab.
2. Tadisi Ngaben
Contoh yang kedua adalah tradisi ngaben. Tadisi ini merupakan suatu upacara
pembakaran mayat yang dilakukan oleh mereka para penganut agama Hindu di Bali.
3. Tradisi Batapung tawar maayun
Contoh budaya lokal yang ketiga adalah batapung tawar maayun, tradisi ini
dilakukan oleh masyarakat Martapura, Amuntai, Kandangan dan Banjarmasin sebagai
upacara untuk memanjatkan puji syukur kepada Allah swt karena telah dikarunia anak.
Ada juga yang mengatakan bahwa tradisi ini adalah penyerahan bayi dari bidan ke
ibunya.
4. Tradisi era-era tu urau
Contoh budaya lokal yang ke-empat adalah tradisi era-era tu urau. Tradisi ini
adalah upacara tindik telinga untuk anak perempuan atau gadis yang akan menginjak
dewasa. Tradisi ini dilaksanakan di daerah Waropen, Irian Jaya.
5. Tradisi adat jawa
Contoh budaya lokal yang selanjutnya datang dari jawa, atau pulau jawa. Ada
beberapa contoh tradisi adat jawa, dan berikut ini adalah contohnya :

8
a. Brokohan, merupakan suatu upacara kelahiran bayi tujuannya sebagau ucapan rasa

syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.


b. Selapanan, upacara pemberian nama pada bayi yang baru berusia 35 hari setelah

kelahiran, tujuannya sebagai wujud syukur dan mendoakan si bayi agar diberi
kesehatan, dan menjadi pribadi yang baik.
c. Tedhak sinten, yaitu tradisi adat jawa yang merupakan upacara bagi bayi yang

usianya 5 - 6 bulan saat pertama turun ke tanah. Tujuan dari tradisi ini adalah agar si
anak menjadi pribadi yang mandiri dan sukses ketika besar nanti.
d. Tetesan, yaitu suatu tradisi adat jawa yang merupakan upacara khitanan untuk putri

raja yang usianya telah 8 tahun.


e. Supitan, yaitu tradisi adat jawa berupa upacara khitanan untuk putra bangsawan yang

usianya sudah 8 tahun.


f. Tarapan, yaitu tradisi adat jawa yang merupakan inisiai haidh pertama kali untuk
anak perempuan atau gadis.
Hal-hal di atas merupakan sebagian kecil macam-macam jenis kegiatan tradisi
yang ada pada kebudayaan masyarakat lokal. Pada dasarnya ada banyak sekali
contoh yang terbagi dalam beberapa kategori seperti kesenian daerah, kesenian rupa
yang berbentuk rumah adat, seni berpakaian yang berwujud pakaian adat, dan lain-
lain. Beberapa contoh yang masuk dalam kategori kesenian daerah adalah berupa
tari-tarian. Beberapa tarian khusus tiap-tiap daerah adalah tari saman dari Aceh, tari
tortor dari Sumatera Utara, tari reog dari Jawa Timur.
Ada pula tari serimpi yang masuk kedalam daerah Jawa Tengah, tari jaipong di
daerah Jakarta, tari topeng dan merak di Jawa barat dan tari kecak maupun pendet di
Bali. Tidak hanya dalam hal tarian saja, khasanah kebudayaan juga masuk pada
ranah laguan atau nyanyian. Nyanyian khas seperti injit-injit semut, soleram, bubuy
bulan, suwe ora jamu, maupun angin mamiri merupakan bentuk kebudayaan lokal
yang menarik. Budaya Lokal seperti ini merupakan khasanah nusantara yang patut
untuk terus dilestarikan.
Contoh budaya lokal lainnya adalah alat musik. Satu tali dengan nyanyian atau
lagu daerah, alat musik yang dibawakan juga memiliki ciri khas yang mengeluarkan
jenis suara yang unik dan berbeda. Alat-alat musik daerah ini memiliki keragaman
suara yang sungguh indah dan menawan yang bahkan telah dikenal hingga keseluruh
penjuru dunia. Hampir seluruh orang mengenal alat musik angklung yang
mengeluarkan bunyi yang suara yang sangat indah.

9
Sebuah angklung yang mengalun merdu dengan gabungan alunan agklung-
angklung lainnya mampu memberikan paduan musik yang sangat khas yang tidak
dapat ditemukan di daerah lainnya selain di Indonesia. Selain alat musik, rumah adat
semacam joglo juga turut menyumbangkan keragaman khasanah lokal nusantara.
Tak ketinggalan adalah pakaian adat yang mencirikan suatu daerah. Beberapa
pakaian adat yang terkenal luas hingga keluar benua adalah kebaya dengan paduan
brokat dan batiknya.
Tidak bisa dipungkiri, budaya lokal yang ada di Indonesia sungguhlah
beragam. Akan bijaksana apabila masyarakat masa kini tetap melestarikan jenis-jenis
kebudayaan tersebut agar terus hidup dan lestari.. Sungguh disayangkan apabila
kebudayaan tersebut hilang ditelan zaman. Marilah terus menyadarkan diri untuk
tetap menjaga serta melestraikan khasanah kebudayaan utamanya lokal di Indonesia.
E. Hubungan antar budaya di era Globalisasi
1. Kebudayaan Lokal (Daerah)
Sebagaimana budaya yang dihasilkan dari budi daya masyarakat suatu daerah,
budaya lokal berpengaruh terhadap keberlangsungan budaya nasional. Hal ini
dikarenakan adanya budaya nasional sebagai hasil pembauran dari budaya-budaya
daerah yang diakui secara nasional. Contoh kebudayaan lokal yang mempengaruhi
kebudayaan nasional adalah batik. Batik adalah hasil budaya yang telah menjadi
kebanggaan nasional dan menjadi identitas bangsa. Pada corak batik tersebut, kini
telah banyak dipengaruhi dengan corak dan warna dari beberapa daerah.
Kebudayaan lokal mampu pula memengaruhi kebudayaan asing. Kebudayaan
lokal yang memengaruhi kebudayaan asing adalah pengaruh budaya masyarakat
daerah kepada budaya asing yang dibawa orang asing. Budaya Jawa sangat
berpengaruh bagi orang-orang Cina yang tinggal di daerah Pekalongan. Kebudayaan
Cina yang mereka miliki akhirnya bercampur dengan kebudayaan Jawa. Di dalam
menggunakan bahasapun, bercampur antara bahasa Cina dan bahasa Jawa.
2. Kebudayaan Nasional
Keberadaan kebudayaan nasional berpengaruh pula terhadap kebudayaan
lokal. Contoh kebudayaan nasional yang memengaruhi kebudayaan lokal adalah
candi. Candi Borobudur contohnya, memengaruhi budaya lokal pada pembuatan
keramik di daerah Kasongan. Keramik yang terbuat dari tanah liat di daerah
Kasongan tersebut banyak meniru bentuk-bentuk yang terdapat pada Candi

10
Borobudur. Salah satunya adalah bentuk stupa yang kemudian di dalamnya diberi
lampu.
Kebudayaan nasional berpengaruh pula terhadap kebudayaan asing yang ada.
Contoh kebudayaan nasional yang memengaruhi kebudayaan asing adalah tempe.
Tempe adalah makanan sebagai hasil budi daya bangsa Indonesia yang telah ada
sejak lama dan dibanggakan sebagai makanan milik bangsa Indonesia. Namun,
tempe telah diklaim dan didaftarkan hak ciptanya oleh Jepang sebagai makanan yang
diciptakan oleh bangsa Jepang. Hal ini menunjukkan bangsa hasil budi daya bahwa
Indonesia sebagai kebudayaan nasional memberi pengaruh yang sangat besar bagi
bangsa asing.
3. Kebudayaan Asing
Contoh kebudayaan asing yang memengaruhi kebudayaan nasional adalah
wayang. Wayang di Indonesia sangat besar pengaruhnya dari India. Wayang di
Indonesia terdiri dari pelbagai jenis, ada wayang geber, wayang kulit, wayang wong,
dan bentuk wayang lain. Keseluruhannya telah menjadi kebudayaan nasional karena
telah menjadi identitas khas bangsa Indonesia, kebanggaan bangsa Indonesia, dan
telah ada sejak beberapa abad yang lalu. Pengaruh asing, dalam hal ini berasal dari
India merasuk kuat pada wayang Indonesia

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kata “budaya” berasal dari kata budaya, yang merupakan bentuk jamak dari
kata buddhi (berasal dari bahasa sansekerta) yang mempunyai arti budi atau akal.
Budi artinya akal pikiran, sedangkan daya mempunyai arti usaha atau ikhtiar.
Dalam bahasa inggris, budaya dikenal dengan istilah culture yang mempunyai
arti budaya, yang sebenarnya istilah ini berasal dari kata latin colere, artinya
mengolah atau mengerjakan, tanah (bertani).
Budaya lokal adalah suatu budaya yang perkembanganya didaerah-daerah dan
merupakan milik suku bangsa nusantara. Bangsa indonesia dikenal sebagai bangsa
yang multikultural dalam suku bangsa dan budaya
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang multicultural karena
masyarakatnya terdiri dari berbagai suku bangsa dengan budayanya masing-masing
yang berbeda-beda. Oleh karena itu di Indonesia berkembang berbagai budaya local
yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Budaya local itu merupakan unsure
pembentuk budaya nasional. Sehingga keseluruhan budaya local yang berkembang
di masyarakat Indonesia merupakan budaya nasional bangsa Indonesia.
B. Kritik dan saran
Budaya lokal yang ada di Indonesia sangat beragam. Akan lebih bijaksana
apabila kita sebagai masyarakat Indonesia masa kini tetap melestarikan jenis-jenis
kebudayaan Indonesia yang ada agar tetap hidup dan lestari. Sungguh disayangkan
apabila kebudayaan tersebut hilang ditelan zaman. Marilah terus menyadarkan diri
untuk tetap menjaga serta melestarikan khasanah kebudayaan lokal di Indonesia.
Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, dikarenakan penulis
menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi. 2016. Pengertian dan Konsep Kebudayaan. [Online] Tersedia:


http://www.guruips.com/2016/11/pengertian-konsep-ciri-ciri-dan-contoh.html.
Diakses [24 November 2021].
Ningsih. 2012. Macam-macam Budaya Daerah Asal Provinsi. [Online]. Terseda:
http://www.gudangnews.info/2012/05/macam-macam-budaya-daerah-asal-
provinsi.html. Diakses [24 November 2021].
Putri, dewi. 2015. Contoh Budaya Lokak di Indonesia. [Online]. Terseda:
http://www.kitapunya.net/2015/12/contoh-contoh-budaya-lokal-di-indonesia.html.
Diakses [24 November 2021].
Anonim. 2013. Budaya Lokal. [Onlinne]. Terseda:
http://www.latarbelakang.com/2013/09/contoh-makalah-budaya-lokal-di.html.
Diakses [24 November 2021].
Anonim. 2017. Budaya Lokal. [Online]. Tersedia: http://artikel-az.com/pengertian-budaya-
lokal/. Diakses [24 November 2021].

13

Anda mungkin juga menyukai