Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KEBERAGAMAN BUDAYA LOKAL DI INDONESIA

DOSEN :
Dr.Marlina Siregar,S.Pd,M.Pd

DISUSUN OLEH
Chairunisya (2201100032)

JURUSAN MANAGEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LABUHAN BATU
T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Kuasa, karena berkat karunianya
Saya dapat menyusun makalah ini dengan baik dan selesai tepat pada waktunya.
Makalah ini Saya beri judul “ Keberagaman Budaya Lokal Di Indonesia “.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Pendidikan
Kewarganegaraan dari Dosen pengampu mata perkuliahan. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk memberikan tambahan wawasan bagi Saya sebagai penulis
dan bagi para pembaca. Khususnya dalam hal upaya memahami Pengaruh
Keberagaman Budaya Terhadap Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia.
Saya selaku penulis tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Dr.Marlina Siregar,S.Pd,M.Pd selaku Dosen mata kuliah PKN . Tidak lupa bagi
pihak-pihak lain yang telah mendukung penulisan makalah ini Saya juga
mengucapkan terima kasih.

DAFTAR ISI

ii
HALAMAN JUDUL ...................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1


B. Rumusan Masalah ..................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Budaya ..................................................................... 2


B. Unsur-unsur Kebudayaan Menurut Para Ahli............................ 3
C. Contoh Keberagaman Budaya Lokal Indonesia........................ 3
D. Manfaat Keberagaman Budaya.................................................. 6
E. Peran Masyarakat Dalam Menjaga Keragaman Budaya............ 7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................. 8
B. Saran .......................................................................................... 8
C. Daftar Pustaka............................................................................ 9

BAB I
PEMBAHASAN

iii
A. LATAR BELAKANG

Keragaman budaya atau “cultural diversity” adalah keniscayaan yang ada di bumi Indonesia.
Keragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya.
Dalam konteks pemahaman masyarakat majemuk, selain kebudayaan kelompok suku bangsa,
masyarakat Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang
merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok suku bangsa yang ada didaerah
tersebut. Dengan jumlah penduduk 200 juta orang dimana mereka tinggal tersebar dipulau- pulau
di Indonesia. Mereka juga mendiami dalam wilayah dengan kondisi geografis yang bervariasi.
Mulai dari pegunungan, tepian hutan, pesisir, dataran rendah, pedesaan, hingga perkotaan. Hal
ini juga berkaitan dengan tingkat peradaban kelompok-kelompok suku bangsa dan masyarakat di
Indonesia yang berbeda. Pertemuan-pertemuan dengan kebudayaan luar juga mempengaruhi
proses asimilasi kebudayaan yang ada di Indonesia sehingga menambah ragamnya jenis
kebudayaan yang adadi Indonesia. Kemudian juga berkembang dan meluasnya agama-agama
besar di Indonesia turut mendukung perkembangan kebudayaan Indonesia sehingga
mencerminkan kebudayaan agama tertentu. Bisa dikatakan bahwa Indonesia adalah salah satu
negara dengan tingkat keaneragaman budaya atau tingkat heterogenitasnya yang tinggi. Tidak
saja keanekaragaman budaya kelompok suku bangsa namun juga keanekaragaman budaya dalam
konteks peradaban, tradsional hingga ke modern, dan kewilayahan. Dengan keanekaragaman
kebudayaannya Indonesia dapat dikatakan mempunyai keunggulan dibandingkan dengan negara
lainnya. Indonesia mempunyai potret kebudayaan yang lengkap dan bervariasi. Dan tak kalah
pentingnya, secara sosial budaya dan politik masyarakat Indonesia mempunyai jalinan sejarah
dinamika interaksi antar kebudayaan yang dirangkai sejak dulu. Interaksi antar kebudayaan
dijalin tidak hanya meliputi antar kelompok suku bangsa yang berbeda, namun juga meliputi
antar peradaban yang ada di dunia. Labuhnya kapal-kapal Portugis di Banten pada abad
pertengahan misalnya telah membuka diri Indonesia pada lingkup pergaulan dunia internasional
pada saat itu. Hubungan antar pedagang gujarat dan pesisir jawa juga memberikan arti yang
penting dalam membangun interaksi antar peradaban yang ada di Indonesia. Singgungan-
singgungan peradaban ini pada dasarnya telah membangun daya elasitas bangsa Indonesia dalam
berinteraksi dengan perbedaan. Disisi yang lain bangsa Indonesia juga mampu menelisik dan
mengembangkan budaya lokal ditengah-tengah singgungan antar peradaban itu. Sehingga tidak
salah jika Indonesia dikatakan sebagai pusat peradaban dunia, sebagaimana banyak para peneliti
barat yang telah mengungkap hal itu

B.    Rumusan masalah


1.   Apa itu kebudayaan Indonesia?
2.    Bagaimana sebenarnya keberagaman budaya di Indonesia itu?
3.    Apa pula yang menjadi dampak dari keberagaman budaya tersebut?
4.   Bagaimana cara yang bisa di lakukan untuk menyelesaikan masalah yang timbul akibat
keberagaman?

BAB I

iv
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN BUDAYA

Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan
luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya
ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia. Dengan demikian, budayalah yang
menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan
memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.
Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti budi atau akal. Kebudayaan adalah hasil
dari cipta, rasa dan karsa manusia.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw
Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan
oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah
Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke
generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma
sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain,
tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di
dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa,
dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu
yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat
dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai
makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-
pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang
kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat.

B.    UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN MENURUT PARA AHLI

v
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan,
antara lain sebagai berikut:
1. Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu: 
o alat-alat teknologi
o sistem ekonomi
o keluarga
o kekuasaan politik
2.    Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi: 
o    sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk
menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
o    organisasi ekonomi
o    alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah
lembaga pendidikan utama)
o    organisasi kekuatan (politik)

C. CONTOH KEBERAGAMAN BUDAYA LOKAL INDONESIA

1. Kebudayaan Lokal Masyarakat Sunda


Secara administratif, suku bangsa Sunda sebagian besar mendiami propinsi Jawa Barat. Sistem
kekerabatan suku bangsa Sunda mengenal sistem Parental, yaitu mengikuti garis keturunan
kedua orang tua, ayah, dan ibu. Bahasa percakapan yang dipakai adalah bahasa Sunda. Bahasa ini
mengenal tingkatan dari bahasa yang paling halus sampai kasar. Bahasa Sunda berkembang di daerah
Priangan, seperti di Ciamis, Tasikmalaya, Garut, Sumedang, Bandung, Sukabumi, dan Cianjur.
Bahasa sunda yang tidak halus berkembang di daerah Banten, Karawang, Bogor, dan Cirebon.
Bahasa Sunda yang dipakai oleh masyarakat Badui do Banten Selatan disebut bahasa Sunda
Buhun (Kuno). Masyarakat Sunda memiliki beragam kesenian tradisional. Alat musik tradisional
masyarakat Sunda adalah angklung. Alat musik Sunda juga memiliki pertunjukan seperti reog,
calung, wayang golek,gendang pencak, dan sejumlah tarian-tarian seperti tari jaipong dan tari
topeng. Kesenian tradisional tersebut umumnya dipertunjukkan pada upacara selamatan
pernikahan, sunatan, meruwat rumah, dan syukuran.

 
2. Kebudayaan Lokal Masyarakat Tengger
Suku tengger merupakan salah satu sub kelompok orang Jawa yang mendiami wilayah sekitar
Pegunungan Bromo, Jawa Timur. Masyarakat mempunyai ciri khas yang dapat dilihat dari dialek
bahasa, upacara adat yang berdasarkan sistem kepercayaannya, serta perilaku yang sesuai dengan
adat istiadat yang berlaku. Dalam kehidupan orang Tengger mempunyai kebiasaan mengangkat
orang luar menjadi warga baru atau sesepuh masyarakat Tengger. Proses pengangkatan ini
dilakukan melalui upacara wisuda yang dipimpin oleh ketua adat atau kepala dukun.

vi
Sebagian masyarakat Tengger beragama Hindu Mahayana. Setiap tahun, mereka mengadakan
upacara Kasodo, yaitu upacara dalam rangka pengiriman kurban kepada leluhur yang ada di
Kawah Gunung Bromo. Puncak upacara Kasodo berlangsung tepat pada tengah malam, yaitu
berupa pemilihan dukun-dukun baru. Setelah itu, dilakukan pelemparan
 Ongkek (persembahan penduduk) ke kawah Bromo. Acara ini mengakhiri keseluruhan upacara
Kasodo yang berlangsung hingga subuh menjelang matahari terbit.

 
3. Kebudayaan Lokal Masyarakat Batak
Suku bangsa Batak adalah salah satu suku bangsa yang melindungi Pulau Sumatera. Suku bangsa ini
dikenal masyarakat sebagai perantau karena banyak yang mengadu nasib ke berbagai daerah
terutama di kota-kota besar. Meskipun tersebar di berbagai daerah, suku bangsa Batak dikenal
sangat menjunjung tinggi kebudayaan sekalipun tidak tinggal di kampung halamannya. Suku
bangsa Batak memiliki beragam kesenian tradisional. Dalam seni ukir dapat dilihat pada motif-
motif pakaian adat serta tiang-tiang rumah adat yang memiliki srti simbolis tertentu. Selain itu,
terdapat berbagai lagu-lagu daerah dan tari-tarian. Tarian tradisional yang cukup terkenal adalah
tarian Mandula dan tari Sekar Sirih. Tari Mandula adalah tarian rakyat Simalungun saat
menyambut panen, sedangkan tari Sekar Sirih adalah tarian menyambut tamu.

 
4. Kebudayaan Lokal Masyarakat Bugis
Suku bangsa Bugis adalah suku bangsa yang mendiami wilayah Sulawesi Selatan. Sejak dahulu
suku Bugis dikenal sebagai suku bangsa Pelaut, sehingga mereka juga tinggal di daerah-daerah
luar Sulawesi Selatan. Di beberapa daerah, seperti di Flores dan Kalimantan, suku bangsa Bugis
membentuk perkampungan sendiri. Pada naskah-naskah kuno bangsa Bugis, huruf yang dipakai adalah
aksara Lontara. Setelah masuknya pengaruh Islam pada abad ke-17, naskah-naskah kebanyakan
ditulis dalam aksara bahasa Arab, yang disebut aksara Serang. Kesenian msyarakat Bugis dapat
dilihat dari bentuk arsitektur rumah dan ukir-ukiran pada tiang atau gerbang rumah. Selain itu,
dapat dilihat pada bentuk-bentuk kerajinan rumah tangga seperti tenunan sarung yang sudah cukup dikenal
luas di Indonesia serta seni tarik suara dan tarian

5. Kebudayaan Lokal Masyarakat Dayak


Suku bangsa Dayak dianggap sebagai suku bangsa asli Pulau Kalimantan. Masyarakat Dayak
mengenal sistem ambilineal, yaitu mengikuti garis keturunan laki-laki dan perempuan. Sebagian
besar anak laki-laki atau perempuan yang sudah menikah akan tetap tinggal bersama orang
tuanya. Inilah yang membentuk keluarga luas (ultralokal). Masyarakat Dayak tidak melarang
anak perempuannya menikah dengan laki-laki suku bangsa lain asalkan mereka mau tinggal
bersama keluarga istrinya. Masyaraka Dayak memiliki beragam kesenian, baik seni musik,
tarian, seni ukir, ataupun tenun. Alat musik tradisional yang biasa dipakai umumnya terbuat dari
bambu atau kayu yang dimainkan dengan cara dipikul berirama mengikuti tarian dan lagunya.
Tarian-tarian masyarakat Dayak antara lain tari Tambun, Balean Dades, dan Bungai. Tarian
tersebut pada umumnya dibawakan ketika upacara-upacara adat. Seni ukir dapat dilihat pada
tiang-tiang rumah yang diukir dengan tangan dan memiliki simbol-simbol tertentu. Selain itu,
seni ukir masyarakt Dayak berupa patung-patung yang terbuat dari kayu. Sedangkan kain tenun
yang terkenal terbuat dari bahan kapas dan kulit kayu.

vii
 
6. Kebudayaan Lokal Masyarakat Lio
Masyarakat Lio adalah kelompok penduduk yang menempati Pulau Flores, NTT. Kelompok yang
sangat penting adalah kelompok yang disebut “SUKU”. Kelompok ini dikatakan mewujudkan
struktur piramidal, yang dipuncaknya duduk kepala suku yang secara turun-temurun dijabat oleh
anak laki-laki sulung. Selain  berstatus sebagai “orang tua”, ia juga sebagai “ahli waris”.
 Masyarakat Lio mengembangkan berbagai kesenian tradisional. Dalam seni pahat dan arsitektur
dapat dilihat pada bentuk rumah adat yang disebut Sao Ria. Selain itu, mereka juga membuat
patung yang disebut Anadeo yang dikeramatkan sebagai penunggu ruah adat. Mereka juga
menghasilkan hasil kain tenun tradisional dengan motif yang khas pada kain sarung, selimut, dan
selendang.

7. Kebudayaan Lokal Masyarakat Asmat


Daerah kebudayaan masyarakat Asmat meliputi daerah pegunungan Papua Selatan. Suku bangsa
Asmat umumnya dikelompokkan atas Asmat Hilir dan Asmat Hulu. Suku bangsa Asmat Hilir
hidup di dataran rendah di sepanjang pantai yang masih diselimuti hutan dan rawa. Suku bangsa
AsmatHulu hidup di daerah dataran tinggi yang berbukit-bukit dengan padang rumput yang
cukup jelas. Keluarga-keluarga suku bangsa Asmat umumnya tinggal di rumah-rumah panggung
yang disebut tsyem.
 Sebuah kelompok kekerabatan Asmat terdiri atas 10-15 tysem yang mengelilingi sebuah rumah adat
yang di sebut yew. Yew berfungsi sebagai rumah keramat dan tempat upacara keagamaan.
Masyarakat Asmat juga mengenal pemimpin adat yang disebut
aipem. Pemimpin adat biasanya orang-orang yang pandai, bijaksana, dan kuat. Orang yang
pandai dalam berburu. Orang yang pandai dalam membuat patung (
wow-iptis) akan menjadi pemimpin para pembuat patung. Kesenian masyarakat Asmat identik
dengan kepercayaan dan upacara-upacara keagamaan terutama seni ukir patung, topeng, dan
perisai.

8. Kebudayaan Masyarakat Minangkabau


Daerah asal kebudayaan minangkabau seluas propinsi Sumatera Barat. Tersebar juga di beberapa tempat di
Sumatera dan juga di Malaya. Garis keturunan masyarakat Minangkabau diperhitungkan
menurut garis matrilineal (Suatu adat masyarakat yang mengatur alur keturunan berasal dari
pihak  kesatuan keluarga yang terkecil adalah Paruik.
Lawan dari matrilineal adalah Patrilineal yaitu suatu adat masyarakat yang menyatakan alur
keturunan berasal dari pihak ayah. Penganut adat patrilineal di Indonesia sebagai contohnya
adalah Suku batak, Suku Rejang dan Suku Gayo

9. Kebudayaan Masyarakat Aceh


Yang termasuk ke dalam budaya aceh yaitu daerah yang tergabung ke dalam bagian utara pulau
Sumatera, juga meliputi wilayah Simeuleu, We, Breuh, dan pulau-pulau lain yang ada di
sekitarnya. Desa bagi orang Aceh disebut
Gampong.
 Setiap gampong terdiri atas 100-500 rumah.

viii
10. Kebudayaan Masyarakat Jawa
Stratifikasi sosial dalam masyakat Jawa mendapat pengaruh dari Kraton. Dimana kaum
bangsawan dan keturunannya serta pegawai pemerintahan dan kaum terpelajar (priyayi)
menempati posisi lapisan sosial atas, sementara petani di desa dan masyarakat kebanyakan yang
digolongkan dalam Wong Cilik. Pada lapisan tingkat kepala desa (petinggi) dibantu oleh beberapa
bawahannya, yaitu
 Carik
: bertindak sebagai sekretaris desa
 Kamitua
: bertindak sebagai kepala dukuh/kampung
 Kebayan
: berperan sebagai humas internal desa yang menyampaikan segala hal terkait
kebijakan kepala desa untuk menyampaikan kepada masyarakatnya.
 Kaum/Modin
: mengurusi soal perkawinan, masalah keagamaan, dan kematian

11. Kebudayaan Masyarakat Bali


Ada dua (2) bentuk masyarakat bali, yaitu masyarakat Bali Aga dan Bali Majapahit. Masyarakat
Bali Aga, masyarakat yang kurang mendapat pengaruh dari kebudayaan Jawa-Hindu dari
Majapahit dan umumnya mendiami daerah-daerah pegunungan. Sedangkan Masyarakat Bali
Majapahit, pada umumnya tinggal di daerah-daerah dataran dan menjadi mayoritas Bali.

12. Kebudayaan Masyarakat Bugis-Makassar


Kebudayaan ini mendiami bagian terbesar wilayah selatan Pulau Sulawesi. Dalam
berkomunikasi, orang Bugis menggunakan bahasa Ugi dan orang Makasar menggunakan bahasa
Mangasara.

D.MANFAAT KEBERAGAMAN BUDAYA

Kebudayaan masyarakat Indonesia sangat beraneka ragam karena terdiri atas bermacam-macam
suku bangsa, ras, agama, bahasa, adat istiadat, golongan politik dan sebagainya. Keragaman
kebudayaan inilah yang menyebabkan masyarakat di Indonesia menjadi unik dan berbeda
dengan masyarakat lainnya di dunia.Masyarakat majemuk atau multikultural memiliki
karakteristik heterogen dengan pola hubungan sosial antar individu bersifat toleran dan harus
menerima kenyataan untuk hidup berdampingan secara damai satu sama lain dengan perbedaan
perbedaan yang melekat pada tiap entitas sosial dan politiknya.Kebesaran kebudayaan sauatu
masyarakat atau bangsa terletak pada kemampuannya untuk menampung berbagai perbedaan dan
keberagaman dalam satu ikatan yang berdasarkan prinsip-prinsip hak asasi manusia dan
demokrasi. Manfaat keberagaman budaya suku-suku bangsa adalah sarana untuk menengahi
setiap ada isu konflik separatis dan disintegrasi sosial.

ix
E.MANFAAT KEBERAGAMAN BUDAYA

Kebudayaan masyarakat Indonesia sangat beraneka ragam karena terdiri atas bermacam-macam
suku bangsa, ras, agama, bahasa, adat istiadat, golongan politik dan sebagainya. Keragaman
kebudayaan inilah yang menyebabkan masyarakat di Indonesia menjadi unik dan berbeda
dengan masyarakat lainnya di dunia.Namun keberagaman tersebut menyebabkan kehidupan
masayarakat Indonesia menjadi rawan konflik. Masyarakat majemuk atau multikultural
memiliki karakteristik heterogen dengan pola hubungansosial antarindividu bersifat toleran dan
harus menerima kenyataan untuk hidup berdampingan secara damai satu sama lain dengan
perbedaan-perbedaan yang melekat pada tiap entitas sosial dan politiknya.Kebesaran
kebudayaan sauatu masyarakat atau bangsa terletak pada kemampuannya untuk menampung
berbagai perbedaan dan keberagaman dalam satu ikatan yang berdasarkan prinsip-prinsip hak
asasi manusia dan demokrasi. Manfaat keberagaman budaya suku-suku bangsa adalah sarana
untuk menengahi setiap ada isu konflik separatis dan disintegrasi sosial.

x
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Kebudayaan Indonesia adalah kebudayaan bersama yang dimiliki oleh bangsa Indonesia yang
merupakan puncak tertinggi dari kebudayaan-kebudayaan daerah. Kebudayaan nasional sendiri
memiliki banyak bentuk karena pada daasarnya berasal dari jenis dan corak yang beraneka
ragam, namun hal itu bukanlah menjadi masalah karena dengan hal itulah bangsa kita memiliki
karakteristik tersendiri. Untuk memelihara dan menjaga eksisitensi kebudayaan bangsa kita, kita
bisa melakukan banyak hal seperti mengadakan lomba-lomba dan seminar-seminar yang
bernafaskan kebudayaan nasional sehigga akan terjagalah kebudayaan kita dari keterpurukan
karenapersaingan dengan budaya luar. Dan dalam menyikapi keberagaman yang ada kita harus
bisa bercermin pada inti kebudayaan kita yang beragam itu karena pada dasarnya segalanya
bertolak pada ideology pancasila.Untuk menghadapi dampak negatif keberagaman budaya tentu
perlu dikembangkan berbagai sikap dan paham yang dapat menikis kesalahpahaman dan
membangun benteng saling pengertian. Gagasan yang menarik untuk diangkat dalam konteks ini
adalah multikulturalisme dan sikap toleransi dan empati.

B.    Saran

1.    Peran pemerintah harus mampu melaksanakan sebuah sistem politik nasional yang dapat
mengakomodasikan aprisiasi masyarakat yang memiliki kebudayaan yang berbeda beda.
2.    Peran masyarakat meminimalkan perbedaan yang ada dan berpijak pada kesamaan
kesamaan yang dimiliki oleh setiap budaya daerah.

xi
DAFTAR PUSTAKA

 
Koentjaraningrat. 1987. Sejarah Teori Antropologi 1. Jakarta : UI Press
Koentjaraningrat. 2010.  Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta : Djambatan

xii

Anda mungkin juga menyukai