Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PELESTARIAN BUDAYA ILMU SOSIAL ANTROPOLOGI

Mata Kuliah: Konsep Dasar IPS SD

S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Dosen Pengampu: Putri Rachmadyanti, S.P.d, M.Pd.

Disusun oleh :

Kelompok Tim Ilmu Sosial Antropologi

Safira Nuri A’yunina 21010644181

Alfi Yuana Putri 21010644182

Luckyta Safarulli 21010644183

Adenia Zahrof Martinar 21010g44195

Ref Fatim Dian Sasmita 21010644197

Happy Anugraheni N. 21010644198

M. Galih Al-Fikri 21010644208

Anita Kiswarida 21010644233


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pelestarian Budaya” ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Konsep dasar IPS SD. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
“Pelestarian Budaya” bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis menyadari, makalah yang ditulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, 29 Oktober 2021

Tim Ilmu Sosial Antropologi


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................2
C. Tujuan................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................3
A. Jenis,unsure,dan ciri budaya...............................................................................................
B. Perkembangan budaya…....................................................................................................
C. Pelestarian budaya..............................................................................................................
BAB III PENUTUP.................................................................................................................
A. Simpulan............................................................................................................................
B. Saran..................................................................................................................................
C. DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sekelompok orang,
serta diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit,
termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya
seni. Bahasa merupakan bagian yang tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang
cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Seseorang bisa berkomunikasi dengan
orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaan di antara mereka,
sehingga membuktikan bahwa budaya bisa dipelajari. Budaya merupakan suatu pola hidup
menyeluruh. Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut
menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosial-budaya ini tersebar dan meliputi banyak
kegiatan sosial manusia.

Antropolog Melville J. Herskovits dan Bronisław Malinowski mengemukakan bahwa segala


sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh
masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah determinisme budaya (cultural-
determinism). Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun-temurun dari satu
generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganik.

Dari pendapat diatas dapat diperoleh pengertian bahwa kebudayaan adalah sesuatu yang akan
memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam
pikiran manusia sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sementara itu, perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia
sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku, dan benda-benda yang bersifat nyata,
misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain,
yang semuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat.

Indonesia merupakan negara yang kaya akan berbagai macam budaya sosial masyarakat yang
unik dan indah. Teori Sinkronisasi Budaya (Hamelinkdalam Liliweri, 1983: 23) menyatakan
“lalu lintas produk budaya masih berjalan satu arah dan pada dasarnya memiliki mode yang
sinkronik. Negara-negara Metropolis terutama Amerika Serikat menawarkan suatu model yang
diikuti negara-negara satelit yang membuat seluruh proses budaya lokal menjadi kacau atau
bahkan menghadapi jurang kepunahan. Dimensi-dimensi yang unik dari budaya Nusantara dalam
spektrum nilai kemanusiaan yang telah berevolusi berabad-abad secara cepat tergulung oleh
budaya mancanegara yang tidak jelas manfaat. Ironisnya hal tersebut justru terjadi ketika
teknologi komunikasi telah mencapai tataran yang tinggi, sehingga kita mudah melakukan
pertukaran budaya
2.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana jenis,unsure,dan cirri-ciri budaya di Indonesia?

2. Bagaimana perkembangan budaya di Indonesia?

3. Bagaimana upaya pelestarian budaya di Indonesia?

C. Tujuan Penulisan

1.. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai jenis,unsure,dan ciri-ciri budaya di Indonesia.

2. Untuk mengetahui perkembangan budaya di Indonesia.

3. Untuk mengetahui mengenai pelestarian budaya di Indonesia.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Jenis,Unsur dan Ciri Budaya


 Jenis kebudayaan ada 3 jenis yaitu :
1. Jenis Kebudayaan Berdasarkan Sifatnya
a. Kebudayaan Subjektif
Kebudayaan subjektif merupakan faktor nilai, perasaan, idealism yang apabila
disimpulkan maka dapat disebut sebagai faktor batin yang ada pada kebudayaan tersebut.

b. Kebudayaan Objektif
Kebudayaan objektif merupakan faktor lahiriah yang hadir dari sebuah kebudayaan dan
berupa teknik, lembaga sosial, pengajaran, seni suara, seni rupa, seni sastra hingga
upacara yang menggunakan budi bahasa.

2. Jenis Kebudayaan Berdasarkan Wujudnya


a. Kebudayaan Material
Kebudayaan material ini mengacu kepada seluruh ciptaan manusia yang nyata serta
konkret. Di dalamnya termasuk temuan yang dihasilkan oleh penggalian arkeolog seperti
senjata, perhiasan hingga mangkuk dari tanah liat. Kebudayaan material pun mencakup
barang-barang lain selain dari temuan arkeologi, seperti pesawat terbang, pakaian,
televisi, gedung pencakar langit, stadion olahraga hingga mesin cuci.

b. Kebudayaan Immaterial
Jenis kebudayaan immaterial berupa ciptaan yang abstrak dan diwariskan oleh
pendahulunya ke generasi selanjutnya. Contohnya seperti lagu, tarian tradisional,
dongeng, hingga cerita rakyat.

3. Jenis Kebudayaan Berdasarkan Lingkup Persebarannya


a. Kebudayaan Daerah
Kebudayaan dapat berupa cara berperilaku, pola pikiran hingga cara bertindak dari
anggota kelompok masyarakat yang memiliki kebudayaan tersebut. Kebudayaan daerah
dapat dibatasi oleh wilayah administratif daerah tersebut atau demografinya. Wilayah
demografis tersebut menjadi batasan budaya lokal, namun seiring dengan perkembangan
batasan wilayah kebudayaan daerah ini menjadi tidak terbatas akibat dari persebaran
penduduk yang tidak merata.

b. Kebudayaan Lokal
Kebudayaan lokal bergantung pada aspek ruang. Hal ini dapat dilihat melalui ruang pada
perkotaan yang hadir sebagai budaya lokal perkotaan tersebut, atau daerah tertentu pada
bagian perkotaan yang terpengaruh oleh budaya yang dibawa oleh pendatang. Pada
kebudayaan lokal, ada pula kebudayaan dominan yang berkembang yaitu budaya lokal
asli pada kota atau daerah tersebut. Koentjaraningrat berpendapat bahwa budaya lokal
berkaitan dengan golongan manusia yang terikat oleh kesadaran serta identitasnya akan
kesatuan kebudayaan asli di tempatnya. Dalam hal ini yang disebut sebagai kebudayaan
lokal adalah bahasa sebagai ciri khasnya.

c. Kebudayaan Nasional
Kebudayaan nasional merupakan kebudayaan dari akumulasi dari budaya yang hadir
daerah-daerah. Ada berbagai macam wujud kebudayaan nasional dan dapat dilihat secara
umum apabila diperhatikan dengan cermat, maka dapat diketahui bahwa terdapat
persebaran besar yang terjadi antar kebudayaan di satu daerah dan daerah lainnya.
Namun, keragaman budaya tersebut yang menjadikan suatu bangsa memiliki jati dirinya.

Pada kebudayaan nasional, terdapat beberapa persebaran. Berikut penjelasannya.


- Rumah Adat, merupakan rumah yang memiliki ciri khas dan umumnya terdapat di
masing-masing daerah. Setiap daerah memiliki rumah adat dengan ciri khas yang
berbeda-beda dan pemaknaan yang berbeda pula.

- Upacara Adat, merupakan sebuah tradisi yang dilaksanakan secara turun temurun
dengan teratur serta tertid sesuai dengan kebiasaan masyarakat setempat. Berupa
rangkaian aktivitas sebagai wujud ungkapan terimakasih atas suatu hal, sesuai dengan
sistem kepercayaan masyarakat. Upacara adat memiliki nilai yang universal, suci,
bernilai sakral religious dan dilakukan secara turun temurun.

- Tarian, di setiap daerah memiliki tarian adat yang berbeda dan akan ditarikan dalam
upacara atau peringatan khusus saja. Contoh tarian sebagai persebaran kebudayaan
nasional adalah tarian ranup lampuan di Aceh.

- Lagu, Indonesia memiliki banyak lagu daerah dalam bahasa daerahnya masing-masing.
Setiap lagu daerah memiliki makna serta pesannya tersendiri. Selain itu, setiap bangsa
juga memiliki lagu nasional yang berfungsi untuk meningkatkan persatuan negaranya.

- Musik, musik-musik tradisional umumnya berupa instrumen menggunakan alat musik


khusus di daerah tersebut. Contohnya seperti angklung di Jawa Barat atau gamelan di
Jawa Tengah.

- Pakaian Adat, sama halnya dengan persebaran budaya nasional lainnya. Pakaian adat
juga memiliki ciri khas pada daerah yang memiliki pakaian adat tersebut dan hanya
dikenakan dalam upacara khusus. Pakaian adat juga dipengaruhi oleh faktor agama di
daerah masing-masing. Contohnya seperti kebaya di Jawa, ulos di Sumatera Utara, ulee
balang di Aceh, kain cual di Bangka Belitung.
 Unsur unsur kebudayaan
Ada tujuh unsur kebudayaan yang bersifat universal dan dapat ditemukan di dalam
kebudayaan semua bangsa yang tersebar di berbagai penjuru dunia termasuk Indonesia
menurut Koentjaraningrat. Berikut unsur kebudayaan Indonesia menurut
Koentjaraningrat:

1. Unsur Kebudayaan Berupa Bahasa

Unsur kebudayaan Indonesia pertama adalah bahasa. Bahasa merupakan unsur


kebudayaan Indonesia berupa alat bagi manusia dalam memenuhi kebutuhan sosialnya
untuk berinteraksi dengan sesamanya.

Kemampuan manusia dalam membangun tradisi budaya, menciptakan pemahaman


tentang fenomena sosial yang diungkapkan secara simbolik.

Hal ini membuat unsur kebudayaan Indonesia seperti bahasa kemudian akan diwariskan
kepada generasi penerusnya dengan menggunakan bahasa. Dengan demikian, bahasa
menduduki kedudukan yang penting dalam analisis kebudayaan manusia.

2. Unsur Kebudayaan Berupa Pengetahuan

Unsur kebudayaan Indonesia kedua adalah pengetahuan. Sistem pengetahuan yang


menjadi bagian dari unsur kebudayaan Indonesia berkaitan dengan sistem peralatan hidup
dan teknologi, karena sistem pengetahuan bersifat abstrak dan berwujud di dalam ide
manusia.

Sistem pengetahuan yang menjadi unsur kebudayaan Indonesia sangat luas batasannya
karena mencakup pengetahuan manusia tentang berbagai unsur yang digunakan dalam
kehidupannya. Namun, yang menjadi kajian dalam antropologi sesuai unsur kebudayaan
Indonesia adalah bagaimana pengetahuan manusia digunakan untuk mempertahankan
hidupnya.

Setiap unsur kebudayaan Indonesia, selalu memiliki pengetahuan tentang segala sesuatu
yang ada di sekitarnya. Pengetahuan yang menjadi unsur kebudayaan Indonesia tersebut
antara lain:

- Alam sekitarnya

- Tumbuhan yang tumbuh di sekitar daerah tempat tinggalnya

- Binatang yang hidup di daerah tempat tinggalnya


- Zat-zat, bahan mentah, dan benda-benda dalam lingkungannya

- Tubuh manusia

- Sifat-sifat dan tingkah laku manusia

- Ruang dan waktu

3. Unsur Kebudayaan Berupa Organisasi Sosial

Unsur kebudayaan Indonesia ketiga adalah organisasi sosial. Kehidupan dalam setiap
kelompok masyarakat diatur oleh adat istiadat dan aturan mengenai berbagai macam
kesatuan di dalam lingkungan di mana dia hidup.

Kesatuan sosial yang paling dasar dan menjadi unsur kebudayaan Indonesia adalah
kerabat, keluarga inti yang dekat dan kerabat yang lain. Kemudian, unsur kebudayaan
Indonesia ini membuat manusia akan digolongkan ke dalam tingkatan-tingkatan lokalitas
geografis untuk membentuk organisasi sosial.

Kekerabatan yang menjadi bagian unsur kebudayaan Indonesia juga berkaitan dengan
perkawinan. Perkawinan merupakan inti atau dasar dalam pembentukan suatu komunitas
atau organisasi sosial.

4. Unsur Kebudayaan Berupa Peralatan Hidup dan Teknologi

Unsur kebudayaan Indonesia keempat adalah peralatan hidup dan teknologi. Manusia
selalu berusaha mempertahankan hidupnya, sehingga mereka akan selalu terdorong untuk
membuat peralatan atau benda-benda untuk mendukung tujuan tersebut.

Inilah mengapa peralatan hidup dan teknologi termasuk unsur kebudayaan Indonesia.
Pada masyarakat tradisional, terdapat delapan macam sistem peralatan dan unsur
kebudayaan Indonesia fisik yang digunakan oleh kelompok manusia yang hidup
berpindah-pindah atau masyarakat pertanian, yaitu:

- Alat-alat produktif

- Senjata

- Wadah

- Alat untuk menyalakan api

- Makanan, minuman, bahan pembangkit gairah, dan jamu-jamuan


- Pakaian dan perhiasan

- Tempat berlindung dan perumahan

- Alat-alat transportasi

5. Unsur Kebudayaan Berupa Ekonomi

Unsur kebudayaan Indonesia kelima adalah ekonomi atau mata pencaharian. Mata
pencaharian atau aktivitas ekonomi yang menjadi unsur kebudayaan Indonesia dalam
suatu masyarakat menjadi fokus penting dalam kajian etnografi.

Dalam penelitian etnografi dalam unsur kebudayaan Indonesia mengenai sistem mata
pencaharian, mengkaji bagaimana suatu kelompok masyarakat mencukupi kebutuhan
hidupnya melalui mata pencaharian atau sistem perekonomian mereka. Sistem ekonomi
yang menjadi unsur kebudayaan Indonesia pada masyarakat tradisional, antara lain:

- Berburu dan meramu

- Beternak

- Bercocok tanam di ladang

- Menangkap ikan

- Bercocok tanam menetap dengan sistem irigasi

Lima sistem mata pencaharian yang menjadi unsur kebudayaan Indonesia tersebut
merupakan jenis mata pencaharian manusia yang paling tua dan banyak dilakukan oleh
sebagian besar masyarakat pada masa lampau.

6. Unsur Kebudayaan Berupa Religi

Unsur kebudayaan Indonesia keenam adalah unsur religi. Kajian antropologi dalam
memahami unsur unsur kebudayaan Indonesia berupa religi sebagai tidak dapat
dipisahkan dari emosi keagamaan.

Emosi keagamaan yang menjadi unsur kebudayaan Indonesia merupakan perasaan dalam
diri manusia yang mendorong mereka untuk melakukan tindakan-tindakan yang bersifat
religius. Emosi ini memunculkan konsepsi benda-benda yang dianggap sakral dalam
kehidupan manusia.
Dalam unsur kebudayaan Indonesia berupa sistem religi masih ada tiga unsur lain yang
perlu dipahami selain emosi keagamaan, yakni sistem keyakinan, sistem upacara
keagamaan, dan umat yang menganut religi itu.

7. Unsur Kebudayaan Berupa Kesenian

Unsur kebudayaan Indonesia ketujuh adalah kesenian. Para ahli antropologi mulai
memperhatikan unsur kebudayaan Indonesia berupa kesenian setelah melakukan
penelitian etnografi mengenai aktivitas kesenian suatu masyarakat tradisional.

Deskripsi yang dikumpulkan dalam penelitian unsur kebudayaan Indonesia tersebut berisi
mengenai benda-benda atau artefak yang memuat unsur seni, seperti patung, ukiran, dan
hiasan. Berdasarkan jenisnya, seni rupa terdiri atas seni patung, relief, ukiran, dan
lukisan.

Seni musik terdiri atas seni vokal dan instrumental. Seni sastra terdiri atas prosa dan
puisi. Kemudian terdapat seni gerak dan seni tari, yaitu seni yang dapat ditangkap melalui
indera pendengaran maupun penglihatan.

Dalam kajian antropologi kontemporer terdapat kajian visual culture yang menjadi unsur
kebudayaan Indonesia, yakni analisis kebudayaan yang khusus mengkaji seni film dan
foto. Dua media seni tersebut berusaha menampilkan kehidupan manusia beserta
kebudayaannya dari sisi visual berupa film dokumenter atau karya-karya foto .

 Ciri ciri kebudayaan


Kebudayaan dapat dikenali melalui ciri-cirinya sebagai berikut.
1. Budaya yang hadir di masyarakat akan dipelajari oleh generasi selanjutnya.
2. Budaya dapat disampaikan oleh setiap individu pada individu maupun kelompok lain,
serta diwariskan dari generasi ke generasi selanjutnya.
3. Budaya memiliki sifat yang dinamis, artinya budaya dapat berubah sepanjang waktu.
4. Budaya memiliki sifat selektif yang dapat mencerminkan pola perilaku serta pengalaman
manusia secara terbatas.
5. Walaupun kebudayaan setiap daerah berbeda, budaya memiliki unsur yang saling
berkaitan.
6. Masyarakat yang memiliki kebudayaan tersebut akan beranggapan etnosentrik atau
menganggap bahwa budayanya sebagai budaya yang terbaik dan menilai budaya
masyarakat hanyalah budaya standar.
7. Budaya memiliki unsur kepercayaan di dalamnya yang dipercayai oleh anggota
masyarakat yang memiliki kebudayaan tersebut.
8. Dalam kebudayaan ada bahasa serta ciri khas dari setiap daerah yang memiliki budaya
tersebut.
9. Budaya merupakan produk yang diciptakan oleh manusia atau sekelompok manusia.
10. Budaya meliputi obyek materi yang diwujudkan melalui teknologi, serta meliputi sikap,
nilai dan pengetahuan.
B. Perkembangan budaya di Indonesia
Indonesia merupakan negara yang kaya akan berbagai macam budaya sosial masyarakat yang
unik dan indah. Teori Sinkronisasi Budaya (Hamelinkdalam Liliweri, 1983: 23) menyatakan
“lalu lintas produk budaya masih berjalan satu arah dan pada dasarnya memiliki mode yang
sinkronik. Negara-negara Metropolis terutama Amerika Serikat menawarkan suatu model
yang diikuti negara-negara satelit yang membuat seluruh proses budaya lokal menjadi kacau
atau bahkan menghadapi jurang kepunahan. Dimensi-dimensi yang unik dari budaya
Nusantara dalam spektrum nilai kemanusiaan yang telah berevolusi berabad-abad secara
cepat tergulung oleh budaya mancanegara yang tidak jelas manfaat. Ironisnya hal tersebut
justru terjadi ketika teknologi komunikasi telah mencapai tataran yang tinggi, sehingga kita
mudah melakukan pertukaran budaya.

Dalam sumber yang sama Hamelink juga menyatakan, bahwa dalam sejarah budaya manusia
belum pernah terjadi lalu lintas satu arah dalam suatu konfrontasi budaya seperti yang kita
alami saat ini. Karena sebenarnya konfrontasi budaya dua arah di manabudaya yang satu
dengan budaya yang saling pengaruh lainnya akan menghasilkan budaya yang lebih kaya
(kompilasi). Sedangkan konfrontasi budaya searah akan memusnahkan budaya yang pasif
dan lebih lemah. Menurut Hamelink, bilaotonomi budaya didefinisikan sebagai kapasitas
masyarakat untuk memutuskan alokasi sumber-sumber dayanya sendiri demi suatu
penyesuaian diri yang memadai terhadap lingkungan, maka sinkronisasi budaya tersebut jelas
merupakan ancaman bagi otonomi budaya masyarakatnya. Hal ini terjadi pada masyarakat
Indonesiadimana, jaman sekarang masyarakat lebih suka merayakan Ulang tahun di tempat-
tempat yang identik dengan budaya Barat sehingga dinilai tidak kuno lebih modern.
Misalnya : KFC,Dunkin donatPizza Hut.

Pada awalnya, Indonesia memiliki banyak peninggalan budaya dari nenek kita terdahulu, hal-
hal seperti itulah yang harus dibanggakan oleh penduduk ndonesia sendiri, tetapi saat ini
budaya Indonesia sedikit menurun dari sosialisasi di tingkat nasional,sehingga masyarakat
kini banyak yang melupakan dan tidak mengetahui apa itu budaya indonesia. Semakin
majunya arus globalisasi rasa cinta terhadap budaya semakin berkurang, dan hal ini sangat
berpengaruh terhadap keberadaan budaya lokal dan bagi masyarakat asli Indonesia.

Ada jumlah kekuatan yang mendorong terjadinya perkembangan sosial budaya masyarakat
Indonesia.Secara kategorikal ada 2 kekuatan yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial,
Petama, adalah kekuatan dari dalam masyarakat sendiri (intern faktor), seperti pergantian
generasi dan berbagai penemuan dan modifikasi setempat. Kedua, adalah kekuatan dari luar
masyarakat(faktor eksternal), seperti pengaruh kontak-kontak antar budaya (kontak budaya)
secara langsung maupun persebaran (unsur) kebudayaan serta perubahan lingkungan hidup
yang dapat memacu perkembangan sosial dan budaya masyarakat yang harus ditata kembali
kehidupan mereka (Koentjaraningrat, 2015: 191).

C. Upaya Pelestarian Budaya


Pelestarian sebagai kegiatan atau yang dilakukan secara terus menerus, terarah dan terpadu
guna mewujudkan tujuan tertentu yang mencerminkan adanya sesuatu yang tetap dan abadi,
bersifat dinamis, luwes, dan selektif.Pelestarian budaya adalah upaya untuk mempertahankan
nilai-nilai seni budaya, nilai tradisional dengan mengembangkan perwujudan yang bersifat
dinamis, luwes dan selektif, serta menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang selalu
berubah dan berkembang.

Ada dua cara yang dapat dilakukan masyarakat khususnya sebagai generasi muda dalam
mendukung kelestarian budaya dan ikut menjaga budaya lokal (Sendjaja, 1994: 286).
yaitu :
1. Culture Experience Culture Experience
Merupakan pelestarian budaya yang dilakukan dengan cara terjun langsung
kedalam sebuah pengalaman kultural. contohnya, jika kebudayaan
tersebutberbentuk tarian, maka masyarakat dianjurkan untuk belajar dan berlatih
dalam menguasai tarian tersebut, dan dapat dipentaskan setiap tahun dalam acara-
acara tertentu atau diadakannya festival-festival. Dengan demikian kebudayaan
lokal selalu dapat dijaga kelestariannya.
2. Culture Knowledge Culture Knowledge
Merupakan pelestarian budaya yang dilakukan dengan cara membuat suatu pusat
informasi mengenai kebudayaan yang dapat difungsionalisasi ke dalam banyak
bentuk. Tujuannya adalah untuk edukasi ataupun untuk kepentingan
pengembangan kebudayaan itu sendiri dan potensi kepariwisataan daerah.Dengan
demikian para Generasi Muda dapat memperkaya pengetahuannya tentang
kebudayaanya sendiri. Selain dilestarikan dalam dua bentuk diatas, kebudayaan
lokal juga dapat dilestarikan dengan cara mengenal budaya itu sendiri. Dengan
demikian, setidaknya dapat diantisipasi pembajakan kebudayaan yang dilakukan
oleh negaranegara lain. Persoalan yang sering terjadi dalam masyarakaat adalah
terkadang tidak merasa bangga terhadap produk atau kebudayaannya sendiri. Kita
lebih bangga terhadap budaya-budaya impor yang sebenarnya tidak sesuai dengan
kepribadian bangsa sebagai orang Timur. Budaya lokal mulai hilang dikikis
zaman, Oleh sebab masyarakat khususnya generasi muda yang kurang memiliki
kesadaran untuk melestarikannya. Akibatnya kita baru bersuara ketika negara lain
sukses dan terkenal, dengan budaya yang mereka ambil secara diam-diam. Oleh
karaena itu peran pemerintah dalam melestarikan budaya bangsa juga sangatlah
penting. Bagaimanapun juga pemerintah memiliki peran yang sangat besar dalam
upaya pelestarian kebudayaan lokal di tanah air.
Selain hal-hal tersebut diatas, masih ada cara lain dalam melestarikan budaya
lokal ( Yunus: 2014: 123) yaitu:
a. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam memajukan budaya lokal.
b. Mendorong masyarakat untuk memaksimalkan potensi budaya lokal beserta
pemberdayaan dan pelestariannya.
c. Berusaha menghidupkan kembali semangat toleransi, kekeluargaan,
keramahtamahan dan solidaritas yang tinggi.
d. Selalu mempertahankan budaya Indonesia agar tidak punah.

Mengusahakan agar masyarakat mampu mengelola keanekaragaman budaya


lokal. Kebudayaan Indonesia adalah kebudayaan yang ada hanya dimiliki oleh
bangsa Indonesia dan setiapkebudayaan daerah mempunyai ciri khas masing–
masing.Bangsa Indonesia juga mempunyai kebudayaan lokalyang sangat kaya
dan beraneka ragam. Oleh sebab itu, sebagai generasi penerus, kita wajib
menjaganya karena eksistensi dan ketahanankebudayaan lokal berada pada
generasi mudanya, dan jangan sampai kita terbuai apalagi terjerumus pada
budayaasing karena tidak semua budayaasing sesuai dengan kepribadian bangsa
Indonesia bahkan banyak kebudayaan asing membawa dampak negatif.
Sebagai negara kepulauan pasti sulit untuk mempertahankan persatuan dan
kesatuan antara masyarakat.Namun, hal itu bisa diminimalisir jika kita memiliki
kepedulian dan kesadaran untuk menjaga, mempelajari, serta melestarikan,
sehinggakebudayaan lokal yang sangat kaya di Indonesia ini tetap utuh dan tidak
punah apalagi sampai dibajak ataudicuri oleh negara lain karena kebudayaan
merupakan identitas suatu bangsa dan negara.

Anda mungkin juga menyukai