Disusun oleh :
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pelestarian Budaya” ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Konsep dasar IPS SD. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
“Pelestarian Budaya” bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis menyadari, makalah yang ditulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................2
C. Tujuan................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................3
A. Jenis,unsure,dan ciri budaya...............................................................................................
B. Perkembangan budaya…....................................................................................................
C. Pelestarian budaya..............................................................................................................
BAB III PENUTUP.................................................................................................................
A. Simpulan............................................................................................................................
B. Saran..................................................................................................................................
C. DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sekelompok orang,
serta diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit,
termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya
seni. Bahasa merupakan bagian yang tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang
cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Seseorang bisa berkomunikasi dengan
orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaan di antara mereka,
sehingga membuktikan bahwa budaya bisa dipelajari. Budaya merupakan suatu pola hidup
menyeluruh. Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut
menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosial-budaya ini tersebar dan meliputi banyak
kegiatan sosial manusia.
Dari pendapat diatas dapat diperoleh pengertian bahwa kebudayaan adalah sesuatu yang akan
memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam
pikiran manusia sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sementara itu, perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia
sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku, dan benda-benda yang bersifat nyata,
misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain,
yang semuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat.
Indonesia merupakan negara yang kaya akan berbagai macam budaya sosial masyarakat yang
unik dan indah. Teori Sinkronisasi Budaya (Hamelinkdalam Liliweri, 1983: 23) menyatakan
“lalu lintas produk budaya masih berjalan satu arah dan pada dasarnya memiliki mode yang
sinkronik. Negara-negara Metropolis terutama Amerika Serikat menawarkan suatu model yang
diikuti negara-negara satelit yang membuat seluruh proses budaya lokal menjadi kacau atau
bahkan menghadapi jurang kepunahan. Dimensi-dimensi yang unik dari budaya Nusantara dalam
spektrum nilai kemanusiaan yang telah berevolusi berabad-abad secara cepat tergulung oleh
budaya mancanegara yang tidak jelas manfaat. Ironisnya hal tersebut justru terjadi ketika
teknologi komunikasi telah mencapai tataran yang tinggi, sehingga kita mudah melakukan
pertukaran budaya
2.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1.. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai jenis,unsure,dan ciri-ciri budaya di Indonesia.
PEMBAHASAN
b. Kebudayaan Objektif
Kebudayaan objektif merupakan faktor lahiriah yang hadir dari sebuah kebudayaan dan
berupa teknik, lembaga sosial, pengajaran, seni suara, seni rupa, seni sastra hingga
upacara yang menggunakan budi bahasa.
b. Kebudayaan Immaterial
Jenis kebudayaan immaterial berupa ciptaan yang abstrak dan diwariskan oleh
pendahulunya ke generasi selanjutnya. Contohnya seperti lagu, tarian tradisional,
dongeng, hingga cerita rakyat.
b. Kebudayaan Lokal
Kebudayaan lokal bergantung pada aspek ruang. Hal ini dapat dilihat melalui ruang pada
perkotaan yang hadir sebagai budaya lokal perkotaan tersebut, atau daerah tertentu pada
bagian perkotaan yang terpengaruh oleh budaya yang dibawa oleh pendatang. Pada
kebudayaan lokal, ada pula kebudayaan dominan yang berkembang yaitu budaya lokal
asli pada kota atau daerah tersebut. Koentjaraningrat berpendapat bahwa budaya lokal
berkaitan dengan golongan manusia yang terikat oleh kesadaran serta identitasnya akan
kesatuan kebudayaan asli di tempatnya. Dalam hal ini yang disebut sebagai kebudayaan
lokal adalah bahasa sebagai ciri khasnya.
c. Kebudayaan Nasional
Kebudayaan nasional merupakan kebudayaan dari akumulasi dari budaya yang hadir
daerah-daerah. Ada berbagai macam wujud kebudayaan nasional dan dapat dilihat secara
umum apabila diperhatikan dengan cermat, maka dapat diketahui bahwa terdapat
persebaran besar yang terjadi antar kebudayaan di satu daerah dan daerah lainnya.
Namun, keragaman budaya tersebut yang menjadikan suatu bangsa memiliki jati dirinya.
- Upacara Adat, merupakan sebuah tradisi yang dilaksanakan secara turun temurun
dengan teratur serta tertid sesuai dengan kebiasaan masyarakat setempat. Berupa
rangkaian aktivitas sebagai wujud ungkapan terimakasih atas suatu hal, sesuai dengan
sistem kepercayaan masyarakat. Upacara adat memiliki nilai yang universal, suci,
bernilai sakral religious dan dilakukan secara turun temurun.
- Tarian, di setiap daerah memiliki tarian adat yang berbeda dan akan ditarikan dalam
upacara atau peringatan khusus saja. Contoh tarian sebagai persebaran kebudayaan
nasional adalah tarian ranup lampuan di Aceh.
- Lagu, Indonesia memiliki banyak lagu daerah dalam bahasa daerahnya masing-masing.
Setiap lagu daerah memiliki makna serta pesannya tersendiri. Selain itu, setiap bangsa
juga memiliki lagu nasional yang berfungsi untuk meningkatkan persatuan negaranya.
- Pakaian Adat, sama halnya dengan persebaran budaya nasional lainnya. Pakaian adat
juga memiliki ciri khas pada daerah yang memiliki pakaian adat tersebut dan hanya
dikenakan dalam upacara khusus. Pakaian adat juga dipengaruhi oleh faktor agama di
daerah masing-masing. Contohnya seperti kebaya di Jawa, ulos di Sumatera Utara, ulee
balang di Aceh, kain cual di Bangka Belitung.
Unsur unsur kebudayaan
Ada tujuh unsur kebudayaan yang bersifat universal dan dapat ditemukan di dalam
kebudayaan semua bangsa yang tersebar di berbagai penjuru dunia termasuk Indonesia
menurut Koentjaraningrat. Berikut unsur kebudayaan Indonesia menurut
Koentjaraningrat:
Hal ini membuat unsur kebudayaan Indonesia seperti bahasa kemudian akan diwariskan
kepada generasi penerusnya dengan menggunakan bahasa. Dengan demikian, bahasa
menduduki kedudukan yang penting dalam analisis kebudayaan manusia.
Sistem pengetahuan yang menjadi unsur kebudayaan Indonesia sangat luas batasannya
karena mencakup pengetahuan manusia tentang berbagai unsur yang digunakan dalam
kehidupannya. Namun, yang menjadi kajian dalam antropologi sesuai unsur kebudayaan
Indonesia adalah bagaimana pengetahuan manusia digunakan untuk mempertahankan
hidupnya.
Setiap unsur kebudayaan Indonesia, selalu memiliki pengetahuan tentang segala sesuatu
yang ada di sekitarnya. Pengetahuan yang menjadi unsur kebudayaan Indonesia tersebut
antara lain:
- Alam sekitarnya
- Tubuh manusia
Unsur kebudayaan Indonesia ketiga adalah organisasi sosial. Kehidupan dalam setiap
kelompok masyarakat diatur oleh adat istiadat dan aturan mengenai berbagai macam
kesatuan di dalam lingkungan di mana dia hidup.
Kesatuan sosial yang paling dasar dan menjadi unsur kebudayaan Indonesia adalah
kerabat, keluarga inti yang dekat dan kerabat yang lain. Kemudian, unsur kebudayaan
Indonesia ini membuat manusia akan digolongkan ke dalam tingkatan-tingkatan lokalitas
geografis untuk membentuk organisasi sosial.
Kekerabatan yang menjadi bagian unsur kebudayaan Indonesia juga berkaitan dengan
perkawinan. Perkawinan merupakan inti atau dasar dalam pembentukan suatu komunitas
atau organisasi sosial.
Unsur kebudayaan Indonesia keempat adalah peralatan hidup dan teknologi. Manusia
selalu berusaha mempertahankan hidupnya, sehingga mereka akan selalu terdorong untuk
membuat peralatan atau benda-benda untuk mendukung tujuan tersebut.
Inilah mengapa peralatan hidup dan teknologi termasuk unsur kebudayaan Indonesia.
Pada masyarakat tradisional, terdapat delapan macam sistem peralatan dan unsur
kebudayaan Indonesia fisik yang digunakan oleh kelompok manusia yang hidup
berpindah-pindah atau masyarakat pertanian, yaitu:
- Alat-alat produktif
- Senjata
- Wadah
- Alat-alat transportasi
Unsur kebudayaan Indonesia kelima adalah ekonomi atau mata pencaharian. Mata
pencaharian atau aktivitas ekonomi yang menjadi unsur kebudayaan Indonesia dalam
suatu masyarakat menjadi fokus penting dalam kajian etnografi.
Dalam penelitian etnografi dalam unsur kebudayaan Indonesia mengenai sistem mata
pencaharian, mengkaji bagaimana suatu kelompok masyarakat mencukupi kebutuhan
hidupnya melalui mata pencaharian atau sistem perekonomian mereka. Sistem ekonomi
yang menjadi unsur kebudayaan Indonesia pada masyarakat tradisional, antara lain:
- Beternak
- Menangkap ikan
Lima sistem mata pencaharian yang menjadi unsur kebudayaan Indonesia tersebut
merupakan jenis mata pencaharian manusia yang paling tua dan banyak dilakukan oleh
sebagian besar masyarakat pada masa lampau.
Unsur kebudayaan Indonesia keenam adalah unsur religi. Kajian antropologi dalam
memahami unsur unsur kebudayaan Indonesia berupa religi sebagai tidak dapat
dipisahkan dari emosi keagamaan.
Emosi keagamaan yang menjadi unsur kebudayaan Indonesia merupakan perasaan dalam
diri manusia yang mendorong mereka untuk melakukan tindakan-tindakan yang bersifat
religius. Emosi ini memunculkan konsepsi benda-benda yang dianggap sakral dalam
kehidupan manusia.
Dalam unsur kebudayaan Indonesia berupa sistem religi masih ada tiga unsur lain yang
perlu dipahami selain emosi keagamaan, yakni sistem keyakinan, sistem upacara
keagamaan, dan umat yang menganut religi itu.
Unsur kebudayaan Indonesia ketujuh adalah kesenian. Para ahli antropologi mulai
memperhatikan unsur kebudayaan Indonesia berupa kesenian setelah melakukan
penelitian etnografi mengenai aktivitas kesenian suatu masyarakat tradisional.
Deskripsi yang dikumpulkan dalam penelitian unsur kebudayaan Indonesia tersebut berisi
mengenai benda-benda atau artefak yang memuat unsur seni, seperti patung, ukiran, dan
hiasan. Berdasarkan jenisnya, seni rupa terdiri atas seni patung, relief, ukiran, dan
lukisan.
Seni musik terdiri atas seni vokal dan instrumental. Seni sastra terdiri atas prosa dan
puisi. Kemudian terdapat seni gerak dan seni tari, yaitu seni yang dapat ditangkap melalui
indera pendengaran maupun penglihatan.
Dalam kajian antropologi kontemporer terdapat kajian visual culture yang menjadi unsur
kebudayaan Indonesia, yakni analisis kebudayaan yang khusus mengkaji seni film dan
foto. Dua media seni tersebut berusaha menampilkan kehidupan manusia beserta
kebudayaannya dari sisi visual berupa film dokumenter atau karya-karya foto .
Dalam sumber yang sama Hamelink juga menyatakan, bahwa dalam sejarah budaya manusia
belum pernah terjadi lalu lintas satu arah dalam suatu konfrontasi budaya seperti yang kita
alami saat ini. Karena sebenarnya konfrontasi budaya dua arah di manabudaya yang satu
dengan budaya yang saling pengaruh lainnya akan menghasilkan budaya yang lebih kaya
(kompilasi). Sedangkan konfrontasi budaya searah akan memusnahkan budaya yang pasif
dan lebih lemah. Menurut Hamelink, bilaotonomi budaya didefinisikan sebagai kapasitas
masyarakat untuk memutuskan alokasi sumber-sumber dayanya sendiri demi suatu
penyesuaian diri yang memadai terhadap lingkungan, maka sinkronisasi budaya tersebut jelas
merupakan ancaman bagi otonomi budaya masyarakatnya. Hal ini terjadi pada masyarakat
Indonesiadimana, jaman sekarang masyarakat lebih suka merayakan Ulang tahun di tempat-
tempat yang identik dengan budaya Barat sehingga dinilai tidak kuno lebih modern.
Misalnya : KFC,Dunkin donatPizza Hut.
Pada awalnya, Indonesia memiliki banyak peninggalan budaya dari nenek kita terdahulu, hal-
hal seperti itulah yang harus dibanggakan oleh penduduk ndonesia sendiri, tetapi saat ini
budaya Indonesia sedikit menurun dari sosialisasi di tingkat nasional,sehingga masyarakat
kini banyak yang melupakan dan tidak mengetahui apa itu budaya indonesia. Semakin
majunya arus globalisasi rasa cinta terhadap budaya semakin berkurang, dan hal ini sangat
berpengaruh terhadap keberadaan budaya lokal dan bagi masyarakat asli Indonesia.
Ada jumlah kekuatan yang mendorong terjadinya perkembangan sosial budaya masyarakat
Indonesia.Secara kategorikal ada 2 kekuatan yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial,
Petama, adalah kekuatan dari dalam masyarakat sendiri (intern faktor), seperti pergantian
generasi dan berbagai penemuan dan modifikasi setempat. Kedua, adalah kekuatan dari luar
masyarakat(faktor eksternal), seperti pengaruh kontak-kontak antar budaya (kontak budaya)
secara langsung maupun persebaran (unsur) kebudayaan serta perubahan lingkungan hidup
yang dapat memacu perkembangan sosial dan budaya masyarakat yang harus ditata kembali
kehidupan mereka (Koentjaraningrat, 2015: 191).
Ada dua cara yang dapat dilakukan masyarakat khususnya sebagai generasi muda dalam
mendukung kelestarian budaya dan ikut menjaga budaya lokal (Sendjaja, 1994: 286).
yaitu :
1. Culture Experience Culture Experience
Merupakan pelestarian budaya yang dilakukan dengan cara terjun langsung
kedalam sebuah pengalaman kultural. contohnya, jika kebudayaan
tersebutberbentuk tarian, maka masyarakat dianjurkan untuk belajar dan berlatih
dalam menguasai tarian tersebut, dan dapat dipentaskan setiap tahun dalam acara-
acara tertentu atau diadakannya festival-festival. Dengan demikian kebudayaan
lokal selalu dapat dijaga kelestariannya.
2. Culture Knowledge Culture Knowledge
Merupakan pelestarian budaya yang dilakukan dengan cara membuat suatu pusat
informasi mengenai kebudayaan yang dapat difungsionalisasi ke dalam banyak
bentuk. Tujuannya adalah untuk edukasi ataupun untuk kepentingan
pengembangan kebudayaan itu sendiri dan potensi kepariwisataan daerah.Dengan
demikian para Generasi Muda dapat memperkaya pengetahuannya tentang
kebudayaanya sendiri. Selain dilestarikan dalam dua bentuk diatas, kebudayaan
lokal juga dapat dilestarikan dengan cara mengenal budaya itu sendiri. Dengan
demikian, setidaknya dapat diantisipasi pembajakan kebudayaan yang dilakukan
oleh negaranegara lain. Persoalan yang sering terjadi dalam masyarakaat adalah
terkadang tidak merasa bangga terhadap produk atau kebudayaannya sendiri. Kita
lebih bangga terhadap budaya-budaya impor yang sebenarnya tidak sesuai dengan
kepribadian bangsa sebagai orang Timur. Budaya lokal mulai hilang dikikis
zaman, Oleh sebab masyarakat khususnya generasi muda yang kurang memiliki
kesadaran untuk melestarikannya. Akibatnya kita baru bersuara ketika negara lain
sukses dan terkenal, dengan budaya yang mereka ambil secara diam-diam. Oleh
karaena itu peran pemerintah dalam melestarikan budaya bangsa juga sangatlah
penting. Bagaimanapun juga pemerintah memiliki peran yang sangat besar dalam
upaya pelestarian kebudayaan lokal di tanah air.
Selain hal-hal tersebut diatas, masih ada cara lain dalam melestarikan budaya
lokal ( Yunus: 2014: 123) yaitu:
a. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam memajukan budaya lokal.
b. Mendorong masyarakat untuk memaksimalkan potensi budaya lokal beserta
pemberdayaan dan pelestariannya.
c. Berusaha menghidupkan kembali semangat toleransi, kekeluargaan,
keramahtamahan dan solidaritas yang tinggi.
d. Selalu mempertahankan budaya Indonesia agar tidak punah.