KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat Rahmat dan karunia-Nya
yang telah dilimpahkan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas portofolio ke-2 seni
budaya.
Penulisan Portofolio ini bertujuan untuk menyelesaikan suatu tugas yang dapat
Selama penyelesaian Portofolio ini berbagai pihak telah ikut membantu dengan penuh
keikhlasan. Pada kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati menyampaikan rasa
1. Orang tua ku yang selalu mendukung dan membimbing dalam penulisan portofolio ini
Atas segala bantuan yang telah diberikan, Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan
Penulis menyadari bahwa Portofolio ini masih jauh dari sempurna, karena itu kritik yang
Akhirnya penulis berharap semoga Portofolio ini dapat berguna dan bermanfaat bagi
semua pihak.
Bengkulu, Januari 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA i
PENGANTAR…………………………………………………………………………………
………………………………….
DAFTAR ii
ISI………………………………………………………………………………………………
…………………………………
BAB 1 : SENI 1
RUPA…………………………………………………………………………………………
………………………….
1.1. Mengenal Jenis Bentuk dan Teknik Pembuatan Karya Seni Rupa Tradisional 1
Daerah…………………………………………………………………………………………
…………………………
1.2. Berkreasi dalam Seni Rupa........................................................................................ 2
1.3. Seni Rupa Terapan Daerah 2
Setempat……………………………………………………………………..
1.4. Berkreasi Karya Seni Rupa Tiga Dimensi………………………………………….. 2
1.5. Seni Rupa Terapan Nusantara(1)…………………………………………………… 2
1.6. Seni Rupa Terapan Nusantara(2)…………………………………………………… 3
1.7. Seni Rupa Murni Daerah…………………………………………………………… 4
1.8. Seni Lukis…………………………………………………………………………... 5
1.9. Seni Rupa Murni Nusantara dan Mancanegara…………………………………….. 5
1.10 6
Patung…………………………………………………………………………………………
………………………..
BAB 2 : SENI 7
MUSIK…………………………………………………………………………………………
…………………………
2.1.Memahami Kekayaan Ragam Lagu Etnik Daerah Setempat………………………. 7
2.2.Mengaransemen Lagu Daerah Setempat……………………………………………. 7
2.3.Mengenal Kekayaan Ragam Musik Daerah………………………………………… 8
2.4. Mengaransemen dan Menyanyikan Karya Seni Musik Daerah……………………. 8
2.5.Lagu Nusantara……………………………………………………………………… 8
2.6.Musik Tradisional Nusantara………………………………………………………... 8
2.7.Musik Asia…………………………………………………………………………... 9
2.8.Musik Nusantara dan Mancanegara…………………………………………………. 1
0
2.9.Berkreasi 1
Musik………………………………………………………………………………………… 0
……………
BAB 3 : SENI 1
TARI…………………………………………………………………………………………… 1
…………………………
3.1.Mengenal Seni Tari Tunggal Daerah Setempat……………………………………... 1
1
3.2.Mengekspresikan Diri melalui Kreasi Tari Tunggal Daerah Setempat……………... 1
1
3.3.Mengenal Karya Seni Tari Berkelompok atau Berpasangan dari Daerah setempat… 1
1
3.4.Berkreasi Karya Seni Tari Berpasangan atau Berkelompok………………………... 1
2
3.5.Tari Tunggal Nusantara……………………………………………………………... 1
2
3.6.Tari Berpasangan dan Tari Kelompok Nusantara…………………………………... 1
2
3.7.Seni Tari Mancanegara……………………………………………………………… 1
3
3.8.Karya Tari 1
Mancanegara………………………………………………………………………………… 3
………
DAFTAR 1
PUSTAKA…………………………………………………………………………………… 4
…………………………………
BAB 1
Seni Rupa
1.1 Mengenal jenis Bentuk dan Teknik Pembuatan Karya Seni Rupa Tradisional Daerah
Setempat
Seni adalah karya manusia yang mengandung keindahan. Seni rupa merupakan bagian
dari seni yang mempunyai unsur kebudayaan. Sekilas mengenai pengertian seni dari beberapa
tokoh :
Achdiat Kartamihardja berpendapat bahwa seni adalah aktivitas rohani manusia yang
merefleksikan realitas ke dalam suatu karya.
Ki Hajar Dewantara mengemukakan pendapatnya, seni adalah perbuatan manusia yang timbul
dari perasaan dan bersifat indah sehingga mampu menggerakan jiwa dan perasaan.
Thomas Munro berpendapat bahwa seni adalah alat buatan manusia untuk menimbulkan efek-
efek psikologis atas manusia lain yang melihatnya.
Adapun karya seni rupa yang terdapat di Indonesia dapat dibedakan menjadi berbagai
jenis sebagai berikut ini :
A. Seni Lukis, yaitu karya seni yang dibuat dengan proses melukis. Seni lukis terapan yang ada di
Indonesia dapat di jumpai di berbagai daerah, seperti seni lukis kaca dari Cirebon, seni lukis
Sukaraja Banyumas, seni lukis dari Bali, dan seni lukis Papua.
B. Seni Patung adalah karya seni yang dibuat dengan membentuk sebuah benda, yang biasanya
terbuat dari batu, kayu , semen , dan bahan lainnya.
C. Seni Relief, yaitu karya seni yang dibuat dengan proses mengukir.
D. Seni Kriya, yaitu karya seni yang cara pembuatannya dikerjakan langsung oleh tangan manusia.
E. Seni Grafis, yaitu karya seni yang dibuat dengan proses dicetak. Teknik cetak yang biasa
dipakai diantaranya adalah cetak tinggi, cetak dalam, cetak datar, dan cetak saring (sablon).
F. Seni Keramik,yaitu karya seni yang dibuat dari bahan tanah liat atau lempung yang dibakar
dengan suhu tertentu.
G. Seni Desain, yaitu karya seni yang dibuat dengan proses pembuatan suatu rencana.
Bentuk – bentuk karya seni rupa berdasarkan ukuran (dimensi) dapat dibedakan menjadi
beberapa bentuk berikut ini.
A. Seni Rupa Dua Dimensi (2D), merupakan karya seni yang memiliki ukuran panjang, dan lebar
berbentuk bidang, seperti lukisan, karikatur, batik, ilustrasi, dan grafis.
B. Seni Rupa Tiga Dimensi (3D), merupakan karya seni yang memiliki ukuran panjang, lebar, dan
tinggi sehingga berbentuk bangun atau ruang(volume), seperti patung, bangunan (bangunan
arsitektur), seni instalasi, dan keramik.
C. Seni Relief, merupakan seni rupa yang berada diantara seni rupa dua dimensi dengan seni rupa
tiga dimensi sehingga memiliki ketebalan. Contohnya, seni ukir Jepara, seni relief Candi
Borobudur, dan seni relief Candi Prambanan.
Karya seni rupa memiliki fungsi dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia.
Berdasarkan fungsinya, karya seni rupa dapat dibedakan menjadi berikut ini :
A. Karya seni rupa murni, yaitu karya seni yang diciptakan untuk memenuhi kepuasan batin.
B. Karya seni rupa teraoan, yaitu karya seni rupa yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan sehari –
hari manusia.
Berikut ini beberapa ragam hias (motif) yang terdapat pada berbagai karya seni rupa tradisional
Indonesia : Kawung, Tumpal, Swastika, Pilin, Meander, Flora.
Pada masa baru, Gambar banyak dijumpai sebagai seni rupa terapan yang dimanfaatkan
orang untukkeperluan tertentu. Jenis – jenis gambar, antara lain gambar sketsa, gambar ilustrasi,
gambar proyeksi, dan gambar perspektif.
A. Gambar Sketsa
Gambar sketsa adalah gambar awal atau gambar rencana dengan garis besar atau global, tidak
lengkap. Fungsinya untuk penjelasan. Makna sketsa adalah sebuah tata dekorasi dalam ruangan
(interior) tempat tidur.
B. Gambar Ilustrasi
Gambar ilustrasi adalah gambar yang dimanfaatkan untuk memberikan penjelasan atau
pengertian. Fungsinya sebagai hiburan (kreasi) lewat cerita rakyat. Makna karya adalah
menyampaikan penjelasan tentang peristiwa Perang Bubat pada sejarah Kerajaan Pajajarang
(Jawa Barat).
C. Gambar Proyeksi
Gambar proyeksi adalah gambar yang digunakan untuk menunjukkan benda – benda 3 dimensi
yang setiap sisi benda ditampakkan dalam bidang gambar. Fungsi gambar untuk acuan dalam
membangun rumah. Makna gambar menunjukkan tempat tinggal/permukiman.
D. Gambar Perspektif
Gambar perspektif adalah gambar untuk menampakkan kesan benda – benda memiliki
besar/berisi/bervolume bidang gambar yang berwujud bidang datar. Fungsi gambar untuk
menjelaskan bentuk rumah sebelum dibangun oleh pemborong bangunan. Makna gambar
menunjukkan keindahan sebuah rumah sederhana untuk keluarga kecil yang nyaman untuk
tempat tinggal.
Pada seni rupa masa baru, reklame banyak berperan dan dominan (menonjol) dalam
kehidupan manusia. Macam – macam reklame, amtara lain :
1. Iklan, yaitu reklame yang dipasang surat kabar atau majalah
2. Slide, yaitu reklame dalam pemutaran film dengan proyektor sebelum film utama diputar
3. Spanduk, yaitu bentuk reklame yang dibuat pada selembar kain panjang dan dipasang diatas
jalan atau tempat – tempat stategis.
4. Poster, yaitu gambar dan tulisan yang berisi pengumuman atau pemberitahuan, anjuran, ajakan,
dan peringatan.
5. Baliho, yaitu poster besar yang dipasang di tepi jalan, gedung bioskop, atau sekitar tempat
umum yang bersifat sementara.
6. Etiket, yaitu gambar dan tulisan yang terdapat pada kemasan barang – barang dagangan.
7. Nameboard, yaitu reklame yang dibuat diatas papan kayu, logam, dan seng yang dipasang di
depan perusahaan atau rumah.
Seni Grafika ialah seni cetak-mencetak dengan media klise (alat pencetak) berupa bidang
dua dimensi atau sering disebut system cap (semacam stempel).
1. Seni Grafika Cetak Mekanis
A. Cetak tinggi, contohnya stempel dang cukil kayu (wood cut)
B. Cetak datar, contohnya percetakan, offset, dan monoprint
C. Cetak dalam, contohnya intaglio print dan etsa
D. Cetak tembus/saring, contohnya stensil, sablon, dan printing kain
2. Seni Grafika Kimiawi (chemis) adalah seni mencetak dengan klise film dan penyiaran dalam
afduk ( pencetakannya), contohnya fotografi dan lightdruck.
3. Seni Grafika secara Listik (electrostatic) adalah teknik pencetakan dengan mesin dan
menggunakan cahaya atau tenaga listrik, contohnya fotokopi dan cetak sinar laser.
Patung merupakan salah satu karya seni rupa tiga dimensi. Bentuk patung – patung pada
gambar tersebut adalah hasil kesenian masa lampau yang bercorak penuh distorsi (perubahan
bentuk dengan penyederhanaan). Fungsi patung sebagai alat untuk upacara ritual. Makna karya
adalah ungkapan pemujaan kepada roh nenek moyang dengan kepercayaan animisme.
Seni rupa masa prasejarah, lebih dikenal dengan zaman primitif, masih bersifat simbol–
simbol untuk kepentingan ritual kepercayaan (religius) dan mengandung unsure magis. Pada
umumnya, ciri-ciri seni bangun masa lampau mempunyai ciri, antara lain :
1. Seni masih awal, mendasar (elementer), kasar, dan tidak mempunyai banyak hiasan (ornamen)
2. Seni merupakan bagian dari kepercayaan
3. Perupa belum produktif, statis, dan banyak menggunakan symbol atau lambing
Karya seni rupa terapan tiga dimensi masa baru mulai memenuhi syarat dan unsur seni
yang sebenarnya sehingga tampak lebih unik dan artistik. Beberapa contoh karya seni rupa baru,
antara lain sebagai berikut :
1. Seni Kriya
Disamping harus memenuhi syarat desain yang indah, hasil karya seni kriya harus memenuhi
segi-segi praktis. Segi-segi praktis tersebut antara lain keamanan, kenyamanan, dan keluwesan.
2. Seni Bangun
Seni bangun masa baru memiliki keindahan artistik pada bentuk-bentuk tiga dimensi. Seni
bangun (arsitektur) kebanyakan sebagai seni terapan.
3. Seni Dekorasi
Seni dekorasi pada masa baru ini berkembang selaras dengan kemajuan peradapan manusia.
Fungsi dekorasi ini untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan lingkungan rumah yang
menyenangkan. Makna dekorasi yang disampaikan adalah kesegaran dan keindahan lingkungan.
Gaya seni rupa murni yang ada di daerah lebih cenderung tradisional. Gaya seni rupa
tradisional bersifat turun-temurun. Gaya seni rupa tradisional dapat dibedakan menjadi dua gaya,
yaitu :
1. Primitif
Prima yang berarti pokok atau hal yang mendasar (sederhana). Masyarakat yang berbudaya
primitif memiliki karya seni rupa dengan ciri-ciri sederhana.
2. Klasik
Klasik mengandung pengertian kuno atau zaman dahulu kala. Pada masa ini, karya seni rupa
sudah mengalami perubahan gaya dari sederhana menjadi rumit dan ornamental.
1. Representatif
Mengandung pengertian sesungguhnya, nyata, atau sesuai dengan keadaan. Yang tergolong
representative antara lain Romantis (cerita kehidupan manusia atau binatang), Naturalis (sesuai
dengan keadaan alam atau alami), Realisme ( sesuai dengan kenyataan hidup).
2. Deformatif
Perubahan bentuk alam diubah sedemikian rupa sehingga menghasilkan bentuk baru, namun
masih menyerupai bentuk aslinya. Yang tergolong deformatif antara lain Surealisme (Melebih-
lebihkan kenyataan), Impressionisme (sesuai dengan kesan saat objek tersebut dilukis),
Ekspresionisme ( sesuai dengan keadaan jiwa perupanya yang spontan pada saat melihat objek),
Kubisme ( berupa bidang persegi atau bentuk dasarnya kubus).
3. Nonrepresentatif (Abstraksionisme)
Abstrak mengandung pengertian suatu bentuk yang sukar dikenali.Berupa susunan garis, bentuk,
dan warna yang terbebas dari bentuk alami.
3. Postmodern
Postmodern atau disingkan ‘posmo’ adalah gaya seni rupa pasca atau sesudah modern. Memiliki
ciri perpaduan antara penyederhanaan bentuk dan sedikit ornamental. Gaya posmo lebih bebas
cenderung tidak memiliki aturan tertentu.
1.10 Patung
Patung diartikan sebagai benda tiruan bentuk manusia atau binatang yang cara
pembuatannya dipahat. Seni patung disebut juga plastic art atau seni plastic. Maksudnya, plastic
mudah dibentuk sesuka hati. Pada zaman dahulu patung dibuat untuk kepentingan keagamaan.
Patung-patung sekarang lebih bebas dan bervariasi. Secara umum fungsi seni patung tidak
terlepas dari tujuan diciptakannya patung tersebut. Berdasarkan tujuan pembuatannya ada enam
macam, yaitu :
1. Patung religi, sebagai sarana untuk beribadah atau bermakna religius.
2. Patung monumen, untuk memperingati jasa seseorang, kelompok, atau peristiwa bersejarah.
3. Patung arsitektur, yaitu patung yang ikut aktif berfungsi dalam konstruksi bangunan.
4. Patung dekorasi, yaitu patung untuk menghias bangunan atau memperindah lingkungan (taman
atau ruangan).
5. Patung seni, artinya patung yang diciptakan untuk dinikmati keindahan bentuknya.
6. Patung kerajinan, yaitu patung hasil karya kerajinan
Di lihat dari perwujudannya, ragam seni patung modern dapat dibedakan menjadi tiga
corak sebagai berikut :
1. Corak imitatif (realis/representatif) merupakan tiruan dari bentuk alam (manusia, binatang,
dan tumbuhan).
2. Corak deformatif bentuknya telah banyak berubah dari tiruan alam.
3. Corak nonfiguratif (abstrak) secara umum sudah banyak meninggalkan bentuk-bentuk alam
untuk perwujudannya (abstrak)
1. Patung dada adalah penampilan karya patung sebatas dada hingga keatas atau bagian kepala.
2. Patung torso adalah penampilan karya patung yang hanya menampilkan bagian badan, dari
dada, pinggang, dan panggul.
3. Patung lengkap maksudnya terdiri dari badan, anggota badan bagian atas dan bagian bawah,
serta kepala.
BAB 2
Seni Musik
Menurut teori musik Cina (kira-kira 2700 SM) satu oktaf dibagi menjadi 12 nada, tetapi
dalam permainan musiknya menggunakan 5 nada yang disebut pentatonik.
B. Musik Jepang
Musik Jepang pada zaman dahulu sangat terpengaruh perkembangan musik dari daratan
Cina dan semenanjung Korea, tetapi lama-kelamaan mempunyai sifat dan ciri tersendiri. Musik
Jepang dapat dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu :
a. Musik Tradisional
Musik tradisional Jepang pada umumnya berbentuk musik festival religius, nyayian bekerja, dan
pengiring tarian. Pertunjukan rakyat, seperti tarian bertopeng, teater rakyat dan tarian rakyat
merupakan bagian tak terpisahkan dalam musik tradisional.
b. Musik Modern
Musik modern Jepang dimulai pada tahun 1867, setelah Mutsuhito Meiji menjadi kaisar Jepang.
Satu guru yang bertanggung jawab untuk mengenalkan gaya musik Eropa adalah Suzuki
Shin’Ichi. Beliau menemukan metode pengajaran biola untuk anak-anak yang diadopsi dari
sekolah musik di Amerika Serikat.
Tangga nada yang digunakan dalam bermain music adalah tangga nada pentatonik.
C. Musik India
Perkembangan musik India dimulai kira-kira semenjak abad ke-2 SM. Bangsa Arya yang
bermigrasi ke India mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam perkembangan musik di
India. Ragam musik India adalah sebagai berikut :
a. Musik Klasik
Musik klasik India dapat diketahui dari dokumen Natya Shastra, Suatu rusalah drama berbahasa
Sansekerta yang ditulis kira-kira abad ke-2 SM.
b. Musik Rakyat dan Populer
Sekitar 75% populasi India hidup di desa. Disini tradisi tetap bertahan dan banyak orang terbebas
dari pengaruh nyayian modern.
D. Musik Arab
Musik Arab diyakini telah sejak awal ke-3. Budaya musiknya merupakan perpaduan dari
tradisi musik dinasti Sassanid di Persia (224-641), tradisi musik awal kerajaan Byzantium (awal
abad ke-4 – abad ke-6) dan nyayian religi dari daerah semenanjung Arab. Musik Arab
memilikiciri khas yang berbeda dengan musik lainnya. Musiknya secara umum sangat kaya akan
melodi sehingga memberi nuansa halus dan kesempatan untuk membuat berbagai variasi.
Gagasan kreatif untuk menemukan karya musik yang bersifat universal. Artinya, karya
musik tersebut tidak akan dipertentangkan baik dalam budaya musik nusantara maupun
mancanegara. Sehingga, sangat banyak diperlukan kemampuan dasar music yang cukup untuk
menciptakan suatu karya musik.
BAB 3
Seni Tari
Berdasarkan latar belakang kemunculannya seni tari di Indonesia terbagi menjadi tiga,
yaitu :
1. Tari Daerah/Rakyat
Tari daerah merupakan tari-tarian yang lahir dari masyarakat sebagai lambing kegembiraan dan
rasa suka cita.
2. Tari Tradisional/Klasik
Tari tradisional merupakan tarian yang lahir dari dalam keratin (Jawa) ataupun dari kaum
bangsawan.
3. Tari Kreasi Baru (modern)
Tarian ini merupak jenis tarian yang tidak terikat oleh aturan-aturan tradisi ataupun daerah
tertentu. Seluruh unsure diolah dengan konsep dan ide yang baru.
3.3 Mengenal Karya Seni Tari Berkelompok atau Berpasangan dari Daerah setempat
Indonesia merupakan negeri yang kaya dengan berbagai budaya daerah. Begitupun
dengan karya seni tari. Tidak hanya karya seni tari tunggal, karya seni tari kelompok atau
berpasangan pun mewarnai keanekaragaman karya seniman bangsa ini. Jenis tarian
berkelompok/berpasangan yang terdapat di Indonesia sebagian besar dijumpai pada tarian ritual.
Beberapa contoh tarian ritual adalah tarian Magellu, Boneballa, Manganda, Babondesan, dan tari
Pa’randing. Berbagai tarian/kelompok memiliki keunikan tesendiri dalam ragam gerak, kostum
dan iringan musik yang digunakan.
3.4 Berkreasi Karya Seni Tari Berpasangan atau Berkelompok
Memeragakan suatu tarian daerah bukanlah hal yang mudah. Untuk dapat menirukan dan
memeragakan sebuah tarian daerah diperlukan latihan yang sungguh-sunguh. Sebuah tarian yang
diciptakan oleh seorang penata tari adalah hasil eksplorasi, baik yang berasal dari dalam diri
piñata tari maupun yang berasal dari luar penata tari. Dalam seni tari, seorang penari harus
memahami beberapa hal yang berhubungan dengan penyajian sebuah tarian. Salah satunya
adalah pola lantai. Pola lantai adalah garis atau garis-garis dilantai tari yang dibuat sebagai garis
acuan kelompok penari. Pada umumnya ada dua garis dalam pola lantai, yaitu garis lurus dan
garis lengkung. Untuk memeragakan tarian daerah setempat dan mempertunjukkan di depan
kelas, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu gerakan dan iringan musik, pola lantai,
tata rias, dan tata busana.
3.5 Tari Tunggal Nusantara
Tari tunggal adalah suatu komposisi atau bentuk penyajian tari yang di ciptakan untuk
satu orang penari. Tari tunggal dapat dibawakan oleh penari laki-laki atau perempuan saja.
Dalam tari tunggal, seorang penari memerankan karakter atau tokoh. Oleh karena itu, penari tari
tunggal dituntu untuk tampil matang dan terampil.
Tari Nusantara adalah tari-tarian yang lahir dan berakar dari budaya daerah Nusantara
(Indonesia) atau disebut juga dengan tari Nusantara daerah. Tari Nusantara sesungguhnya berasal
dari tari-tari etnik daerah.
Jenis-jenis tari tunggal Nusantara dapat dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu :
1. Tari Tradisional
Tari tunggal yang berasal dari tari tradisional terdapat disetiap daerah dengan versi yang berbeda.
Tari tradisional diwariskan secara turun-temurun yang disesuaikan dengan kebutuhan tema
masing-masing daerah.
2. Tari Rakyat
Tari rakyat adalah tari yang hidup dan berkembang di kalangan rakyat. Pada zaman penjajahan,
perkembangan tari rakyat terjadi pada dua lingkungan, yaitu lingkungan istana dan lingkungan
rakyat
3. Tari Klasik
Tari klasik adalah tarian yang mempunyai nilai artistic tinggi dan dijadikan tolak ukur bagi karya
seni zaman kuno. Tari klasik bersifat langgeng (abadi) dan kekal (tetap atau tidak berubah).
4. Tari Kreasi
Tari kreasi adalah tarian yang gerakannya merupakan perkembangan dari gerak tari tradisional.
Pola-pola tarian tradisional dikembangkan menjadi bentuk tari kreasi.