Anda di halaman 1dari 18

PORTOFOLIO SENI BUDAYA KE DUA

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat Rahmat dan karunia-Nya

yang telah dilimpahkan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas portofolio ke-2 seni

budaya.

Penulisan Portofolio ini bertujuan untuk menyelesaikan suatu tugas yang dapat

menambah nilai dan dapat berguna bagi kehidupan mendatang

Selama penyelesaian Portofolio ini berbagai pihak telah ikut membantu dengan penuh

keikhlasan. Pada kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati menyampaikan rasa

terima kasih yang mendalam kepada:

1. Orang tua ku yang selalu mendukung dan membimbing dalam penulisan portofolio ini

2. Teman yang telah membantu menyelesaikan portofolio ini

Atas segala bantuan yang telah diberikan, Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan

dan mendapat keridho”an. Amiin.

Penulis menyadari bahwa Portofolio ini masih jauh dari sempurna, karena itu kritik yang

berisifat membangun akan senang hati penulis terima.

Akhirnya penulis berharap semoga Portofolio ini dapat berguna dan bermanfaat bagi

semua pihak.
Bengkulu, Januari 2014

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman
KATA i
PENGANTAR…………………………………………………………………………………
………………………………….
DAFTAR ii
ISI………………………………………………………………………………………………
…………………………………
BAB 1 : SENI 1
RUPA…………………………………………………………………………………………
………………………….
1.1. Mengenal Jenis Bentuk dan Teknik Pembuatan Karya Seni Rupa Tradisional 1
Daerah…………………………………………………………………………………………
…………………………
1.2. Berkreasi dalam Seni Rupa........................................................................................ 2
1.3. Seni Rupa Terapan Daerah 2
Setempat……………………………………………………………………..
1.4. Berkreasi Karya Seni Rupa Tiga Dimensi………………………………………….. 2
1.5. Seni Rupa Terapan Nusantara(1)…………………………………………………… 2
1.6. Seni Rupa Terapan Nusantara(2)…………………………………………………… 3
1.7. Seni Rupa Murni Daerah…………………………………………………………… 4
1.8. Seni Lukis…………………………………………………………………………... 5
1.9. Seni Rupa Murni Nusantara dan Mancanegara…………………………………….. 5
1.10 6
Patung…………………………………………………………………………………………
………………………..
BAB 2 : SENI 7
MUSIK…………………………………………………………………………………………
…………………………
2.1.Memahami Kekayaan Ragam Lagu Etnik Daerah Setempat………………………. 7
2.2.Mengaransemen Lagu Daerah Setempat……………………………………………. 7
2.3.Mengenal Kekayaan Ragam Musik Daerah………………………………………… 8
2.4. Mengaransemen dan Menyanyikan Karya Seni Musik Daerah……………………. 8
2.5.Lagu Nusantara……………………………………………………………………… 8
2.6.Musik Tradisional Nusantara………………………………………………………... 8
2.7.Musik Asia…………………………………………………………………………... 9
2.8.Musik Nusantara dan Mancanegara…………………………………………………. 1
0
2.9.Berkreasi 1
Musik………………………………………………………………………………………… 0
……………
BAB 3 : SENI 1
TARI…………………………………………………………………………………………… 1
…………………………
3.1.Mengenal Seni Tari Tunggal Daerah Setempat……………………………………... 1
1
3.2.Mengekspresikan Diri melalui Kreasi Tari Tunggal Daerah Setempat……………... 1
1
3.3.Mengenal Karya Seni Tari Berkelompok atau Berpasangan dari Daerah setempat… 1
1
3.4.Berkreasi Karya Seni Tari Berpasangan atau Berkelompok………………………... 1
2
3.5.Tari Tunggal Nusantara……………………………………………………………... 1
2
3.6.Tari Berpasangan dan Tari Kelompok Nusantara…………………………………... 1
2
3.7.Seni Tari Mancanegara……………………………………………………………… 1
3
3.8.Karya Tari 1
Mancanegara………………………………………………………………………………… 3
………
DAFTAR 1
PUSTAKA…………………………………………………………………………………… 4
…………………………………
BAB 1
Seni Rupa

1.1 Mengenal jenis Bentuk dan Teknik Pembuatan Karya Seni Rupa Tradisional Daerah
Setempat

Seni adalah karya manusia yang mengandung keindahan. Seni rupa merupakan bagian
dari seni yang mempunyai unsur kebudayaan. Sekilas mengenai pengertian seni dari beberapa
tokoh :
 Achdiat Kartamihardja berpendapat bahwa seni adalah aktivitas rohani manusia yang
merefleksikan realitas ke dalam suatu karya.
 Ki Hajar Dewantara mengemukakan pendapatnya, seni adalah perbuatan manusia yang timbul
dari perasaan dan bersifat indah sehingga mampu menggerakan jiwa dan perasaan.
 Thomas Munro berpendapat bahwa seni adalah alat buatan manusia untuk menimbulkan efek-
efek psikologis atas manusia lain yang melihatnya.

Adapun karya seni rupa yang terdapat di Indonesia dapat dibedakan menjadi berbagai
jenis sebagai berikut ini :
A. Seni Lukis, yaitu karya seni yang dibuat dengan proses melukis. Seni lukis terapan yang ada di
Indonesia dapat di jumpai di berbagai daerah, seperti seni lukis kaca dari Cirebon, seni lukis
Sukaraja Banyumas, seni lukis dari Bali, dan seni lukis Papua.
B. Seni Patung adalah karya seni yang dibuat dengan membentuk sebuah benda, yang biasanya
terbuat dari batu, kayu , semen , dan bahan lainnya.
C. Seni Relief, yaitu karya seni yang dibuat dengan proses mengukir.
D. Seni Kriya, yaitu karya seni yang cara pembuatannya dikerjakan langsung oleh tangan manusia.
E. Seni Grafis, yaitu karya seni yang dibuat dengan proses dicetak. Teknik cetak yang biasa
dipakai diantaranya adalah cetak tinggi, cetak dalam, cetak datar, dan cetak saring (sablon).
F. Seni Keramik,yaitu karya seni yang dibuat dari bahan tanah liat atau lempung yang dibakar
dengan suhu tertentu.
G. Seni Desain, yaitu karya seni yang dibuat dengan proses pembuatan suatu rencana.

Bentuk – bentuk karya seni rupa berdasarkan ukuran (dimensi) dapat dibedakan menjadi
beberapa bentuk berikut ini.
A. Seni Rupa Dua Dimensi (2D), merupakan karya seni yang memiliki ukuran panjang, dan lebar
berbentuk bidang, seperti lukisan, karikatur, batik, ilustrasi, dan grafis.
B. Seni Rupa Tiga Dimensi (3D), merupakan karya seni yang memiliki ukuran panjang, lebar, dan
tinggi sehingga berbentuk bangun atau ruang(volume), seperti patung, bangunan (bangunan
arsitektur), seni instalasi, dan keramik.
C. Seni Relief, merupakan seni rupa yang berada diantara seni rupa dua dimensi dengan seni rupa
tiga dimensi sehingga memiliki ketebalan. Contohnya, seni ukir Jepara, seni relief Candi
Borobudur, dan seni relief Candi Prambanan.

Karya seni rupa memiliki fungsi dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia.
Berdasarkan fungsinya, karya seni rupa dapat dibedakan menjadi berikut ini :
A. Karya seni rupa murni, yaitu karya seni yang diciptakan untuk memenuhi kepuasan batin.
B. Karya seni rupa teraoan, yaitu karya seni rupa yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan sehari –
hari manusia.

Berikut ini beberapa ragam hias (motif) yang terdapat pada berbagai karya seni rupa tradisional
Indonesia : Kawung, Tumpal, Swastika, Pilin, Meander, Flora.

1.2 Berkreasi dalam Seni Rupa


Berlatih kreasi dengan menciptakan berbagai benda ukuran tiga dimensi akan melatih
kepekaan dalam mengungkapkan ekspresimu. Paul Cezane mengatakan “bila anda bisa
menggambar silinder, lingkaran, dan kubus, maka anda bisa menggambar apa saja”. Ada
beberapa hal yang dapat dijadikan patokan dalam kegiatan menggambar benda, yaitu:
1. Garis Linear
2. Bentuk
3. Nilai – nilai gelap terang
4. Dimensi Ruang
1.3 Seni Rupa Terapan Daerah Setempat
Karya seni rupa terapan yang terdapat di berbagai daerah di Indonesia terbentuk karena
adanya keanekaragaman etnis dan budaya bangsa ini. Setiap daerah memiliki cirri – cirri yang
khas dan keunikan tersendiri. Beberapa karya seni rupa terapan daerah yang terdapat di
Indonesia berupa berbagai peralatan rumah tangga yang terbuat dari kayu, bambu, rotan, dan
gerabah : Kerajinan bambu dari Tasikmalaya, kerajinan rotan dari Cirebon, kerajinan ukiran, dan
gerabah.

1.4 Berkreasi Karya Seni Rupa Tiga Dimensi


Untuk melatih berekspresi karya seni rupa tiga dimensi dimulai dengan menggambar
bentuk yang menghadirkan benda sebagai model. Selain menggambar bentuk, membuat karya
seni kriya hasik ciptaan sendiri dapta melatih ekspresi untuk merasakan dan membedakan karya
seni rupa dua dimensi dengan karya seni rupa tiga dimensi.
1.5 Seni Rupa Terapan Nusantara(1)
Karya seni rupa dua dimensi Indonesia dengan deskripsi (uraian) berdasarkan proses
berkarya menurut jenis, bentuk, teknik, media, fungsi, dan makna berkarya pada masa lampau,
antara lain sebagai berikut :
1. Seni Hias
Seni hias pada masa lampau, antara lain pada bentuk wayang, ragam hias dan kain sarung.
A. Wayang
Bentuk wayang terbuat dari kulit binatang yang telah diolah dengan corak dekoratif. Fungsi
wayang untuk hiburan. Makna karya wayang sebagai perwujudan kehidupan manusia dengan
perwatakannya.
B. Ragam Hias
Bahan untuk ragam hias dapat dibuat dari bambu dan kayu. Fungsi ragam hias sebagai penghias
atau dekorasi rumah. Makna karyanya merupakan perwujudan alam kehidupan makhluk hidup.
C. Kain Sarung
Motif hias pada kain sarung biasanya menggambarkan binatang dan bentuk tumbuhan yang
distilir (digayakan). Fungsinya untuk memenuhi kebutuhan hidup sesuai dengan penggunaan
untuk kebesaran, pesta, atau busana harian. Makna hias ini adalah penggambaran karakter (sifat)
alam binatang dan tumbuhan.
2. Gambar di Gua dan Gambar Klasik
Gambar- gambar pada masa lampau tidak dimaksudkan sebagai seni rupa murni untuk ekspresi
pridai, tetapi cenderung ada fungsi ritual.

Pada masa baru, Gambar banyak dijumpai sebagai seni rupa terapan yang dimanfaatkan
orang untukkeperluan tertentu. Jenis – jenis gambar, antara lain gambar sketsa, gambar ilustrasi,
gambar proyeksi, dan gambar perspektif.

A. Gambar Sketsa
Gambar sketsa adalah gambar awal atau gambar rencana dengan garis besar atau global, tidak
lengkap. Fungsinya untuk penjelasan. Makna sketsa adalah sebuah tata dekorasi dalam ruangan
(interior) tempat tidur.
B. Gambar Ilustrasi
Gambar ilustrasi adalah gambar yang dimanfaatkan untuk memberikan penjelasan atau
pengertian. Fungsinya sebagai hiburan (kreasi) lewat cerita rakyat. Makna karya adalah
menyampaikan penjelasan tentang peristiwa Perang Bubat pada sejarah Kerajaan Pajajarang
(Jawa Barat).
C. Gambar Proyeksi
Gambar proyeksi adalah gambar yang digunakan untuk menunjukkan benda – benda 3 dimensi
yang setiap sisi benda ditampakkan dalam bidang gambar. Fungsi gambar untuk acuan dalam
membangun rumah. Makna gambar menunjukkan tempat tinggal/permukiman.
D. Gambar Perspektif
Gambar perspektif adalah gambar untuk menampakkan kesan benda – benda memiliki
besar/berisi/bervolume bidang gambar yang berwujud bidang datar. Fungsi gambar untuk
menjelaskan bentuk rumah sebelum dibangun oleh pemborong bangunan. Makna gambar
menunjukkan keindahan sebuah rumah sederhana untuk keluarga kecil yang nyaman untuk
tempat tinggal.

Pada seni rupa masa baru, reklame banyak berperan dan dominan (menonjol) dalam
kehidupan manusia. Macam – macam reklame, amtara lain :
1. Iklan, yaitu reklame yang dipasang surat kabar atau majalah
2. Slide, yaitu reklame dalam pemutaran film dengan proyektor sebelum film utama diputar
3. Spanduk, yaitu bentuk reklame yang dibuat pada selembar kain panjang dan dipasang diatas
jalan atau tempat – tempat stategis.
4. Poster, yaitu gambar dan tulisan yang berisi pengumuman atau pemberitahuan, anjuran, ajakan,
dan peringatan.
5. Baliho, yaitu poster besar yang dipasang di tepi jalan, gedung bioskop, atau sekitar tempat
umum yang bersifat sementara.
6. Etiket, yaitu gambar dan tulisan yang terdapat pada kemasan barang – barang dagangan.
7. Nameboard, yaitu reklame yang dibuat diatas papan kayu, logam, dan seng yang dipasang di
depan perusahaan atau rumah.
Seni Grafika ialah seni cetak-mencetak dengan media klise (alat pencetak) berupa bidang
dua dimensi atau sering disebut system cap (semacam stempel).
1. Seni Grafika Cetak Mekanis
A. Cetak tinggi, contohnya stempel dang cukil kayu (wood cut)
B. Cetak datar, contohnya percetakan, offset, dan monoprint
C. Cetak dalam, contohnya intaglio print dan etsa
D. Cetak tembus/saring, contohnya stensil, sablon, dan printing kain
2. Seni Grafika Kimiawi (chemis) adalah seni mencetak dengan klise film dan penyiaran dalam
afduk ( pencetakannya), contohnya fotografi dan lightdruck.
3. Seni Grafika secara Listik (electrostatic) adalah teknik pencetakan dengan mesin dan
menggunakan cahaya atau tenaga listrik, contohnya fotokopi dan cetak sinar laser.

1.6 Seni Rupa Terapan Nusantara(2)


Seni hias telah dikelan sejak masa prasejarah. Seni hias terus berkembang hingga
mencapai puncaknya pada masa klasik. Berbagai seni hias, antara lain sebagai berikut :
1. Kalmakara
Kalamakara biasanya terdapat pada relung pintu masuk candi. Bentuk kalamakara terdiri atas
dua unsur : Kala adalah penggambaran kepala singa yang distilir (digayakan) secara teliti
sedangkan, Makara adalah binatang khayalan atau rekaan yang masih banyak penafsiran.
Fungsi karya untuk pelengkap hiasan bangunan candi. Makna karya menggambarkan kekuatan
dengan lambang singa dan supranatural (daya alam) dengan lambang rekaan.
2. Kaligrafi
Motif hias zaman Madya (pertengahan) banyak terdapat di tempat – tempat, seperti masjid,
makam, mimbar, dan lembaran kitab suci. Fungsi karya sebagai penghias atau pelengkap
bangunan. Makna hiasan bernada filosofis dan jiwa agama.

Patung merupakan salah satu karya seni rupa tiga dimensi. Bentuk patung – patung pada
gambar tersebut adalah hasil kesenian masa lampau yang bercorak penuh distorsi (perubahan
bentuk dengan penyederhanaan). Fungsi patung sebagai alat untuk upacara ritual. Makna karya
adalah ungkapan pemujaan kepada roh nenek moyang dengan kepercayaan animisme.

Seni rupa masa prasejarah, lebih dikenal dengan zaman primitif, masih bersifat simbol–
simbol untuk kepentingan ritual kepercayaan (religius) dan mengandung unsure magis. Pada
umumnya, ciri-ciri seni bangun masa lampau mempunyai ciri, antara lain :
1. Seni masih awal, mendasar (elementer), kasar, dan tidak mempunyai banyak hiasan (ornamen)
2. Seni merupakan bagian dari kepercayaan
3. Perupa belum produktif, statis, dan banyak menggunakan symbol atau lambing

Karya seni rupa terapan tiga dimensi masa baru mulai memenuhi syarat dan unsur seni
yang sebenarnya sehingga tampak lebih unik dan artistik. Beberapa contoh karya seni rupa baru,
antara lain sebagai berikut :
1. Seni Kriya
Disamping harus memenuhi syarat desain yang indah, hasil karya seni kriya harus memenuhi
segi-segi praktis. Segi-segi praktis tersebut antara lain keamanan, kenyamanan, dan keluwesan.
2. Seni Bangun
Seni bangun masa baru memiliki keindahan artistik pada bentuk-bentuk tiga dimensi. Seni
bangun (arsitektur) kebanyakan sebagai seni terapan.
3. Seni Dekorasi
Seni dekorasi pada masa baru ini berkembang selaras dengan kemajuan peradapan manusia.
Fungsi dekorasi ini untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan lingkungan rumah yang
menyenangkan. Makna dekorasi yang disampaikan adalah kesegaran dan keindahan lingkungan.

1.7 Seni Rupa Murni Daerah


Seni rupa adalah gagasan manusia yang diekspresikan melalui pola kelakuan tertentu
dengan media titik, garis, bidang, bentuk, warna, tekstur, dan gelap terang yang ditata dengan
prinsip tertentu sehingga menghasilkan karya yang indah dan bermakna. Kebutuhan hidup
manusia dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu (1) kebutuhan primer, yang berkaitan dengan
kebutuhan pangan, sandang, dan papan (2) kebutuhan social, yang berkaitan dengan manusia
yang lain dan (3) kebutuhan itegratif yang berkaitan dengan citarasa keindahan. Tema yang
sering muncul dalam karya seni rupa adalah :
1. Manusia dengan dirinya sendiri
2. Hubungan manusia dengan manusia yang lain

3. Hubungan manusia dengan alam sekitarnya


4. Manusia dengan kegiatannya
5. Manusia dengan alam benda
6. Hubungan manusia dengan alam khayal

Gaya seni rupa murni yang ada di daerah lebih cenderung tradisional. Gaya seni rupa
tradisional bersifat turun-temurun. Gaya seni rupa tradisional dapat dibedakan menjadi dua gaya,
yaitu :
1. Primitif
Prima yang berarti pokok atau hal yang mendasar (sederhana). Masyarakat yang berbudaya
primitif memiliki karya seni rupa dengan ciri-ciri sederhana.
2. Klasik
Klasik mengandung pengertian kuno atau zaman dahulu kala. Pada masa ini, karya seni rupa
sudah mengalami perubahan gaya dari sederhana menjadi rumit dan ornamental.

1.8 Seni Lukis


Seni lukis merupakan salah satu cabang dari seni rupa yang berdimensi dua. Melukis
adalah kegiatan membubuhkan cat (kental maupun cair) di atas bidang yang datar. Teknik
melukis adalah cara-cara yang digunakan untuk melukis teknik melukis dapat menggunakan
beberapa cara, yaitu :
1. Aquarel
Teknik aquarel atau transparan adalah cara melukis dengan menggunakan bahan cat air dengan
sapuan warna yang tipis sehingga hasilnya tembus pandang (transparent).
2. Plakat
Teknik plakat merupakan cara melukis dengan bahan cat air, cat akrilik, atau cat minyak dengan
sapuan warna yang tebal atau kental sehingga hasilnya tampak pekat atau menutup.
3. Spray
Teknik spray atau semprot adalah cara melukis dengan bahan cat yang cair yang disemprotkan
dengan sprayer teknik ini sering digunakan untuk membuat reklame visual.
4. Pointilis
Teknik pointilis atau titik-titik merupakan cara melukis yang dalam membuat gelap-terangnya
gambar atau pencmapuran warna dengan membuat titik-titik.
5. Tempra
Teknik tempra merupakan cara melukis pada tembok dengan sedemikian rupa sehingga hasilnya
menyatu dengan arsitektur.
1.9 Seni Rupa Murni Nusantara dan Mancanegara
Karya seni rupa murni banyak diproduksi oleh perupa di nusantara dan mancanegara.
Seni lukis Indonesia yang berkembang, pada gilirannya nanti ikut mempertegas jati diri seni
budaya nusantara. Sedangkan seni lukis mancanegara menjadi pembanding seni budaya
nusantara. Seni patung merupakan cabang dari karya seni rupa murni yang berdimensi tiga.
Membuat patung berarti membuat benda tiga dimensi dengan bahan, alat, dan teknik tertentu
sehingga menghasilkan karya yang indah dan bermakna. Berdasarkan dimensinya, seni grafis
sama dengan seni lukis, namun dari segi teknik pembuatannya memiliki perbedaan.
Gaya/corak atau aliran dalam seni rupa beraneka ragam. Secara garis besar, Gaya karya
seni rupa dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1. Tradisional
Seperti halnya karsa rupa nusantara karya seni rupa mancanegara juga memiliki gaya tradisional.
Gaya ini juga terbagi menjadi dua, yaitu primitive dan klasik.
2. Modern
Gaya seni rupa modern adalah corak karya seni rupa yang sudah mengalami kemajuan,
perubahan, dan pembaruan. Secara umum, modernisasi gaya seni rupa dapat dibedakan menjadi
tiga, yaitu :

1. Representatif
Mengandung pengertian sesungguhnya, nyata, atau sesuai dengan keadaan. Yang tergolong
representative antara lain Romantis (cerita kehidupan manusia atau binatang), Naturalis (sesuai
dengan keadaan alam atau alami), Realisme ( sesuai dengan kenyataan hidup).
2. Deformatif
Perubahan bentuk alam diubah sedemikian rupa sehingga menghasilkan bentuk baru, namun
masih menyerupai bentuk aslinya. Yang tergolong deformatif antara lain Surealisme (Melebih-
lebihkan kenyataan), Impressionisme (sesuai dengan kesan saat objek tersebut dilukis),
Ekspresionisme ( sesuai dengan keadaan jiwa perupanya yang spontan pada saat melihat objek),
Kubisme ( berupa bidang persegi atau bentuk dasarnya kubus).
3. Nonrepresentatif (Abstraksionisme)
Abstrak mengandung pengertian suatu bentuk yang sukar dikenali.Berupa susunan garis, bentuk,
dan warna yang terbebas dari bentuk alami.
3. Postmodern
Postmodern atau disingkan ‘posmo’ adalah gaya seni rupa pasca atau sesudah modern. Memiliki
ciri perpaduan antara penyederhanaan bentuk dan sedikit ornamental. Gaya posmo lebih bebas
cenderung tidak memiliki aturan tertentu.
1.10 Patung
Patung diartikan sebagai benda tiruan bentuk manusia atau binatang yang cara
pembuatannya dipahat. Seni patung disebut juga plastic art atau seni plastic. Maksudnya, plastic
mudah dibentuk sesuka hati. Pada zaman dahulu patung dibuat untuk kepentingan keagamaan.
Patung-patung sekarang lebih bebas dan bervariasi. Secara umum fungsi seni patung tidak
terlepas dari tujuan diciptakannya patung tersebut. Berdasarkan tujuan pembuatannya ada enam
macam, yaitu :
1. Patung religi, sebagai sarana untuk beribadah atau bermakna religius.
2. Patung monumen, untuk memperingati jasa seseorang, kelompok, atau peristiwa bersejarah.
3. Patung arsitektur, yaitu patung yang ikut aktif berfungsi dalam konstruksi bangunan.
4. Patung dekorasi, yaitu patung untuk menghias bangunan atau memperindah lingkungan (taman
atau ruangan).
5. Patung seni, artinya patung yang diciptakan untuk dinikmati keindahan bentuknya.
6. Patung kerajinan, yaitu patung hasil karya kerajinan
Di lihat dari perwujudannya, ragam seni patung modern dapat dibedakan menjadi tiga
corak sebagai berikut :
1. Corak imitatif (realis/representatif) merupakan tiruan dari bentuk alam (manusia, binatang,
dan tumbuhan).
2. Corak deformatif bentuknya telah banyak berubah dari tiruan alam.
3. Corak nonfiguratif (abstrak) secara umum sudah banyak meninggalkan bentuk-bentuk alam
untuk perwujudannya (abstrak)

Jenis karya patung dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :

1. Patung dada adalah penampilan karya patung sebatas dada hingga keatas atau bagian kepala.
2. Patung torso adalah penampilan karya patung yang hanya menampilkan bagian badan, dari
dada, pinggang, dan panggul.
3. Patung lengkap maksudnya terdiri dari badan, anggota badan bagian atas dan bagian bawah,
serta kepala.

BAB 2
Seni Musik

2.1 Memahami Kekayaan Ragam Lagu Etnik Daerah Setempat


Memahami keanekaragaman jenis lagu daerah setempat berarti juga mengetahui
kekayaan lagu-lagu nusantara. Negara Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa yang memiliki
budaya daerah di nusantara. Negara Indonesia terdi dari berbagai suku bangsa yang memiliki
budaya daerah masing-masing. Hampir di seluruh daerah nusantara memiliki lagu daerah yang
berakar pada budaya setempat. Dengan demikian, lagu daerah menjadi identitas masyarakatnya,
bahkan hamper sama fungsinya dengan lagu kebangsaan. Berdasarkan sifat dan keberadaannya,
lagu daerah dapat dibedakan menjadi lagu rakyat, lagu klasik, dan lagu daerah populer.
1. Lagu Rakyat
Lagu rakyat merupakan lagu yang diwariskan dari generasi ke generasi secara lisan sehingga
menjadi milik bersama. Ciri-ciri umum lagu rakyat sebagai berikut :
 Sederhana, lagu disajikan tidak terlalu panjang.
 Memiliki tema tentang kehidupan dan pergaulan rakyat.
 Meriah artinya memiliki irama yang riang, bersifat menghibur dan terkadang bersifat jenaka.
 Bebas artinya tidak terikat pada aturan-aturan buku seperti klasik.
 Dipopulerkan secara lisan dari mulut ke mulut.
2. Lagu Klasik
Lagu klasik merupakan lagu daerah yang bersumber pada music tradisional. Lagu klasik
biasanya berkembang di pusat-pusat pemerintahan. Ciri-ciri lagu klasik sebagai berikut :
 Bersifat agung, artinya digunakan untuk mengiringi berbagai upacara kebesaran keraton,
upacara keagamaan, dan upacara adat suatu daerah.
 Dibuat atau diciptakan oleh seorang komponis atau pujangga istana.
 Memiliki pola yang baku, seperti aturan notasi, syair, irama, dan tempo.
 Dikembangkan secara tertulis.
 Memiliki tema tentang sejarah kebesaran kerajaan, kepahlawanan para kesatria, dan ajaran
moral suatu masyarakat.
3. Lagu-Lagu Daerah Populer
Berbagai lagu daerah populer biasanya diiringi oleh alat musik modern, tetapi dapat juga diiringi
oleh alat musik tradisional. Bahkan adakalanya lagu dipopulerkan diiringi oleh kolaborasi alat
musik tradisional dengan alat musik modern.
Unsur-unsur music daerah adalah sebagai berikut :
1. Nada adalah tinggi rendahnya bunyi dalam musik.
2. Irama adalah ketukan yang teratur.
3. Dinamik adalah keras lemahnya sebuah nada yang dinyanyikan.
4. Tempo adalah cepat lambatnya lagu yang dinyanyikan.

2.2 Mengaransemen Lagu Daerah Setempat


Sebuah lagu dapat dibawakan secara solo, dapat juga dibawakan secara duet, trio, kuartet,
atau dibawakan dalam vokal grup, bahkan dalam bentuk paduan suara. Dalam mengaransemem
lagu untuk paduan suara harus memerhatikan berbagai jenis vokal. Tujuannya supaya nada-nada
yang digunakan sesuai dengan jangkauan (ambitus) nada penyayinya. Suara anak-anak hanya
dibedakan menjadi dua macam, yaitu suara tinggi dan suara rendah, sedangkan suara orang
dewasa dibedakan menjadi enam macam, yaitu sopran, mezzo sopran, dan alto untuk perempuan
serta tenor, bariton, bass untuk laki-laki.

2.3 Mengenal Kekayaan Ragam Musik Daerah


Musik daerah sering juga dipahami sebagai musik etnis yang terdapat di seluruh
Indonesia. Musik dianggap biasa memengaruhi hidup seseorang. Musik mampu memberikan
semangat pada jiwa yang lelah. Musik dianggap tidak hanya sekadar bunyi-bunyian, tetapi lebih
dari itu, musik memiliki nilai yang tinggi bagi kehidupan manusia. Fungsi musik secara umum
adalah untuk sarana terapi kesehatan, untuk sarana peningkatan kesehatan, sarana refresing dan
rekreasi, sarana motivasi. Sedangkan fungsi social budaya musik daerah adalah sarana upacara
adat dan keagamaan, pengiring tari adat, media bermain, media penerangan dan komunikasi,
iringan pertunjukan.

2.4 Mengaransemen dan Menyanyikan Karya Seni Musik Daerah


Sebuah pertunjukan music tentu menampilkan berbagai lagu hasil ciptaan seorang
pencipta lagu. Mencipta dan mengaransemen sebuah lagu tentu tidak dilakukan dengan mudah.
Mengaransemen lagu membutuhkan keahlian tersendiri. Untuk mengaransemen dan
menyajikannya dalam sebuah pergelaran dibutuhkan beberapa langkah berikut :
1. Memilih lagu yang sesuai dengan tema pergelaran.
2. Lagu-lagu yang dipilih diaransemen dengan berbagai variasi, misalnya untuk aransemen
bernyanyi solo, duet, trio, atau paduan suara.
3. Mengaransemen lagu untuk penataan musik.
4. Menyelaraskan aransemen lagu dan aransemen musik dalam latihan bersama.

2.5 Lagu Nusantara


Menngidentifikasi jenis lagu nusantara berarti memberikan cirri-ciri yang bersifat khusus,
yaitu dengan melihat perbedaan alat-alat music yang dipergunakan serta unsur-unsur musiknya
antara jenis lagu nusantara yang satu dengan lainnya. Lagu nusantara dibedakan menjadi
beberapa jenis, antara lain sebagai berikut :
1. Lagu Daerah adalah lagu yang berasal dari tradisi masyarakat daerah setempat. Ciri-cirinya
adalah Kalimatnya (syair) menggunakan bahasa daerah setempat, Melodinya sederhana, Isi lagu
mengenai kehidupan masyarakat setempat.
2. Lagu Perjuangan meliputi lagu wajib dan lagu nasional. Lagu perjuangan diciptakan
mempunyai tujuan tertentu antara lain Menanamkan rasa cinta tanah air dan bangsa, Menanam
sikap patriotik, Menanamkan sifat rela berkorban untuk bangsa dan Negara.
3. Lagu keroncong adalah lagu yang berasal dari portugis dan mendapat pengaruh lagu daerah.
Ciri-cirinya adalah Biramanya 4/4, Syair lagu keroncong terdiri atas 7 kalimat, Diiringi musik
ukulele.
4. Lagu seriosa adalah lagu yang dinyanyikan dengan serius menggunakan teknik vokal tinggi.
5. Lagu Populer adalah lagu yang terkenal pada suatu saat tertentu dan mudah diterima oleh
semua lapisan masyarakat.
6. Lagu Anak-Anak ditujukan kepada anak-anak dan memiliki ciri-ciri sebagai berikut Syair
lagunya sederhana dan pendek. Isi nya mengenai kehidupan anak-anak, Ambitus nada-nadanya
pendek atau sempit.
7. Lagu langgam Pada umumnya memiliki corak yang hamper sama dengan lagu keroncong.

2.6 Musik Tradisional Nusantara


Musik Tradisional nusantara merupakan sumber dari musik-musik yang ada di Indonesia.
Musik tradisional ini diwariskan secara turun-temurun. Disetiap daerah di Indonesia memiliki
music tradisional yang sesuai dengan daerahnya masing-masing. Musik tradisional nusantara
dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain :
1. Musik Tradisional Aceh
Musik tradisional Aceh mendapat pengaruh dari agama islam, antara lain rebana, canangting,
suling (bangsai), gambus, gendang, marwas, dan hareubab.
2. Musik Tradisional Sumatra Utara (Batak)
Musik di daerah Batak mendapat pengaruh dari music gereja. Jenis musiknya disebut dengan
musik gondang atau music tataganing.
3. Musik Tradisional Nias
Musik tradisional Nias pada umum nya untuk mengiringi suatu cerita yang mendatangkan roh-
roh dari alam gaib
4. Musik Tradisional Sumatra Barat (Minangkabau)
Musik tradisional dari SumBar yang terkenal, yaitu talempong. Musik talempong Menggunakan
alat musik campuran.
5. Musik Tradisional Riau
Riau memiliki dua musik tradisional yaitu gambus dan orkes melayu.

2.7 Musik Asia


A. Musik Cina
Bangsa Cina memiliki kekayaan budaya musika yang telah tumbuh dan berkembang
sejak dulu. Pada tahun 1999 ditemukan suling jiahu, instrument music tertua didunia yang
terbuat dari tulang yang dibuat kira-kira pada 7000 tahun SM. Musik Cina dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu :
a. Musik Tradisional
Musik tradisional Cina secara mayoritas mempergunakan bahasa Cina, meliputi nyanyian rakyat,
nyayian bercerita, dan opera. Terdapat lebih dari 400 opera lokal dan 300 nyayian bercerita yang
dipengaruhi oleh budaya local.
b. Musik Modern
Pada Permulaan abad ke-19, pengaruh musik Eropa mulai masuk. Western Style Conversatories
didirikan pada tahun 1920, dengan tujuan untuk melestarikan musik Cina dan musik Eropa.

Menurut teori musik Cina (kira-kira 2700 SM) satu oktaf dibagi menjadi 12 nada, tetapi
dalam permainan musiknya menggunakan 5 nada yang disebut pentatonik.

B. Musik Jepang
Musik Jepang pada zaman dahulu sangat terpengaruh perkembangan musik dari daratan
Cina dan semenanjung Korea, tetapi lama-kelamaan mempunyai sifat dan ciri tersendiri. Musik
Jepang dapat dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu :
a. Musik Tradisional
Musik tradisional Jepang pada umumnya berbentuk musik festival religius, nyayian bekerja, dan
pengiring tarian. Pertunjukan rakyat, seperti tarian bertopeng, teater rakyat dan tarian rakyat
merupakan bagian tak terpisahkan dalam musik tradisional.
b. Musik Modern
Musik modern Jepang dimulai pada tahun 1867, setelah Mutsuhito Meiji menjadi kaisar Jepang.
Satu guru yang bertanggung jawab untuk mengenalkan gaya musik Eropa adalah Suzuki
Shin’Ichi. Beliau menemukan metode pengajaran biola untuk anak-anak yang diadopsi dari
sekolah musik di Amerika Serikat.

Tangga nada yang digunakan dalam bermain music adalah tangga nada pentatonik.

C. Musik India
Perkembangan musik India dimulai kira-kira semenjak abad ke-2 SM. Bangsa Arya yang
bermigrasi ke India mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam perkembangan musik di
India. Ragam musik India adalah sebagai berikut :
a. Musik Klasik
Musik klasik India dapat diketahui dari dokumen Natya Shastra, Suatu rusalah drama berbahasa
Sansekerta yang ditulis kira-kira abad ke-2 SM.
b. Musik Rakyat dan Populer
Sekitar 75% populasi India hidup di desa. Disini tradisi tetap bertahan dan banyak orang terbebas
dari pengaruh nyayian modern.

D. Musik Arab
Musik Arab diyakini telah sejak awal ke-3. Budaya musiknya merupakan perpaduan dari
tradisi musik dinasti Sassanid di Persia (224-641), tradisi musik awal kerajaan Byzantium (awal
abad ke-4 – abad ke-6) dan nyayian religi dari daerah semenanjung Arab. Musik Arab
memilikiciri khas yang berbeda dengan musik lainnya. Musiknya secara umum sangat kaya akan
melodi sehingga memberi nuansa halus dan kesempatan untuk membuat berbagai variasi.

2.8 Musik Nusantara dan Mancanegara


Dalam perkembangan sejarah musik, terdapat dua rumpun musik yang berbeda yaitu
musik yang berasal dari barat dan dari timur. Masing-masing rumpun musik tersebut memiliki
sistem nada yang berbeda. Musik barat menggunakan sistem nada-nada yang matematis/metris,
Sedangkan musik timur menggunakan sistem nada yang amatematis/nonmetris.
Berdasarkan Sumber bunyi jenis musik terbagi menjadi dua, yaitu musik vokal dan musik
instrumental. Berdasarkan proses atau dasar penciptaan di bagi menjadi dua, yaitu musik seni
dan musik programatis. Berdasarkan Fungsi antara lain musik sakral atau religi dan musik
sekuler atau musik duniawi.
Fungsi musik adalah sebagai berikut :
1. Media Hiburan (Entertainment)
2. Media Pengobatan (Therapy)
3. Media Peningkatkan Kecerdasan (Intelegensi)
4. Suasana Upacara Keagamaan
5. Pengiring Tari/Dansa
2.9 Berkreasi Musik
Karya musik bersumber dari angan-angan dan perasaan seorang komponis, bukan
merupakan tiruan (plagiat) dari sebuah komposisi musik lain. Menurut ragamnya, karya musik
dapat dibedakan menjadi tiga yaitu :
1. Komposisi
Merupakan suatu bentuk karya musik yang tertulis sehingga bersifat abadi.
2. Improvisasi
Merupakan ekspresi langsung dari angan-angan dan perasaan musikal seseorang pada saat
mendengar atau bermain musik.
3. Aransemen
Suatu kegiatan untuk mendapatkan kualitas karya yang lebih pada suatu karya musik.

Gagasan kreatif untuk menemukan karya musik yang bersifat universal. Artinya, karya
musik tersebut tidak akan dipertentangkan baik dalam budaya musik nusantara maupun
mancanegara. Sehingga, sangat banyak diperlukan kemampuan dasar music yang cukup untuk
menciptakan suatu karya musik.
BAB 3
Seni Tari

3.1 Mengenal Seni Tari Tunggal Daerah Setempat


Sebelum membahas berbagai jenis tari tunggal dari daerah setempat ada baiknya mengulas
sedikit mengenai pengertia seni tari berdasarkan pendapat beberapa tokoh berikut ini:
 Soedarsono, dalam bukunya, Djawa dan Bali di Indonesia (Gajah Mada Press, 1972),
Menyatakan, “ tarian adalah ekspresi jiwa manusia melalui gerak ritmis yang indah”
 Yulianti Parani Mengatakan, dalam bukunya Tari Pendidikan Pedoman Pengajaran Tari
dalam Pendidikan Sekolah Dasar, bahwa tari adalah gerak-gerak ritmis sebagian atau
seluruhnya dari tubuh yang terdiri dari pola individual atau kelompok yang disertai ekspresi atau
ide tertentu.
 Curt Sachs, dalam bukunya Wold History of the Dance (W.W.Norton & Company Inc, 1963)
mengatakan bahwa tari adalah gerak ritmis.

Berdasarkan latar belakang kemunculannya seni tari di Indonesia terbagi menjadi tiga,
yaitu :
1. Tari Daerah/Rakyat
Tari daerah merupakan tari-tarian yang lahir dari masyarakat sebagai lambing kegembiraan dan
rasa suka cita.
2. Tari Tradisional/Klasik
Tari tradisional merupakan tarian yang lahir dari dalam keratin (Jawa) ataupun dari kaum
bangsawan.
3. Tari Kreasi Baru (modern)
Tarian ini merupak jenis tarian yang tidak terikat oleh aturan-aturan tradisi ataupun daerah
tertentu. Seluruh unsure diolah dengan konsep dan ide yang baru.

Berbagai fungsi tari tunggal daerah setempat adalah sebagai berikut :


1. Sebagai sarana keagamaan
2. Sebagai sarana upacara adat
3. Sebagai sarana pergaulan
4. Sebagai tontonan

3.2 Mengekspresikan Diri melalui Kreasi Tari Tunggal Daerah Setempat


Setiap daerah memiliki Gerak dasar tarian daerah masing-masing, tetapi pada dasarnya
setiap tarian mana pun memiliki gerak dasar yang hampir sama, yaitu gerak kaki, gerak tangan,
gerak kepala, gerak badan, dan gerakan seluruh tubuh. Selain itu, dalam seni tari dikenal latihan
gerak berirama. Latihan gerak berirama adalah pengungkapan gerak dalam ruang yang terkendali
pengaturan waktunya. Hal yang juga penting diperhatikan dalam memeragakan sebuah tarian
ialah pola lantai. Pola lantai berhubungan dengan perpindahan dan pergeseran posisi seorang
penari.

3.3 Mengenal Karya Seni Tari Berkelompok atau Berpasangan dari Daerah setempat
Indonesia merupakan negeri yang kaya dengan berbagai budaya daerah. Begitupun
dengan karya seni tari. Tidak hanya karya seni tari tunggal, karya seni tari kelompok atau
berpasangan pun mewarnai keanekaragaman karya seniman bangsa ini. Jenis tarian
berkelompok/berpasangan yang terdapat di Indonesia sebagian besar dijumpai pada tarian ritual.
Beberapa contoh tarian ritual adalah tarian Magellu, Boneballa, Manganda, Babondesan, dan tari
Pa’randing. Berbagai tarian/kelompok memiliki keunikan tesendiri dalam ragam gerak, kostum
dan iringan musik yang digunakan.
3.4 Berkreasi Karya Seni Tari Berpasangan atau Berkelompok
Memeragakan suatu tarian daerah bukanlah hal yang mudah. Untuk dapat menirukan dan
memeragakan sebuah tarian daerah diperlukan latihan yang sungguh-sunguh. Sebuah tarian yang
diciptakan oleh seorang penata tari adalah hasil eksplorasi, baik yang berasal dari dalam diri
piñata tari maupun yang berasal dari luar penata tari. Dalam seni tari, seorang penari harus
memahami beberapa hal yang berhubungan dengan penyajian sebuah tarian. Salah satunya
adalah pola lantai. Pola lantai adalah garis atau garis-garis dilantai tari yang dibuat sebagai garis
acuan kelompok penari. Pada umumnya ada dua garis dalam pola lantai, yaitu garis lurus dan
garis lengkung. Untuk memeragakan tarian daerah setempat dan mempertunjukkan di depan
kelas, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu gerakan dan iringan musik, pola lantai,
tata rias, dan tata busana.
3.5 Tari Tunggal Nusantara
Tari tunggal adalah suatu komposisi atau bentuk penyajian tari yang di ciptakan untuk
satu orang penari. Tari tunggal dapat dibawakan oleh penari laki-laki atau perempuan saja.
Dalam tari tunggal, seorang penari memerankan karakter atau tokoh. Oleh karena itu, penari tari
tunggal dituntu untuk tampil matang dan terampil.
Tari Nusantara adalah tari-tarian yang lahir dan berakar dari budaya daerah Nusantara
(Indonesia) atau disebut juga dengan tari Nusantara daerah. Tari Nusantara sesungguhnya berasal
dari tari-tari etnik daerah.
Jenis-jenis tari tunggal Nusantara dapat dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu :
1. Tari Tradisional
Tari tunggal yang berasal dari tari tradisional terdapat disetiap daerah dengan versi yang berbeda.
Tari tradisional diwariskan secara turun-temurun yang disesuaikan dengan kebutuhan tema
masing-masing daerah.
2. Tari Rakyat
Tari rakyat adalah tari yang hidup dan berkembang di kalangan rakyat. Pada zaman penjajahan,
perkembangan tari rakyat terjadi pada dua lingkungan, yaitu lingkungan istana dan lingkungan
rakyat
3. Tari Klasik
Tari klasik adalah tarian yang mempunyai nilai artistic tinggi dan dijadikan tolak ukur bagi karya
seni zaman kuno. Tari klasik bersifat langgeng (abadi) dan kekal (tetap atau tidak berubah).
4. Tari Kreasi
Tari kreasi adalah tarian yang gerakannya merupakan perkembangan dari gerak tari tradisional.
Pola-pola tarian tradisional dikembangkan menjadi bentuk tari kreasi.

3.6 Tari Berpasangan dan Tari Kelompok Nusantara


Tari berpasangan merupakan komposisi tari yang diperagakan oleh dua orang penari
secara berpasangan. Tari berpasangan sering juga dipertunjukan secara berkelompok.
Sedangkan, Tari kelompok adalah tari yang dibawakan oleh tiga orang atau lebih saling mengisi.
Tari kelompok memerlukan kerjasama yang kompak diantara para penari. Suatu tarian kelompok
yang mengangkat cerita baik menggunakan dialog maupun tanpa dialog dinamakan drama tari.

3.7 Seni Tari Mancanegara


Gerak seni tari mancanegara juga dibedakan menjadi dua. Seni tari klasik didukung oleh
para kaum bangsawa, terpelajar, dan kapitalis berirama lembut mengalun sehingga muncullah
ragam gerak garis lengkung dengan tumpuan jari yang kuat. Sedangkan ragam gerak seni tari
kerakyatan didukung oleh kaum buruh dan para pekerja biasanya berirama cepat, dinamis, dan
romantis karena dilakukan di tempat terbuka.
Musik pengiring tari mancanegara berupa alat musik tradisional khas Negara tersebut
atau alat musik modern. Beberapa contoh tari mancanegara adalah Odissi dari India,
Buchaechum dari Korea, Sema dari Timur Tengah, dan Flamenco dari Spanyol.

3.8 Karya Tari Mancanegara


Karya tari mancanegara adalah jenis-jenis yang menyebar di seluruh dunia dan bervariasi
sesuai dengan budayanya. Rancangan penciptaan Tari dimulai dari ide, tema, judul, bentuk
penyajian music, waktu lamanya pementasan, rias dan busana, dan tempat pertunjukan.
Menyiapkan pergelaran hasil karya berupa tari bentuk, kaset pengiring atau iringan music tari,
deskripsi tari, dan lembar penilaian tari.
Daftar Pustaka
RM,Yoyok. Siswandi. 2007. Pendidikan Seni Budaya. Jakarta : Yudhistira.
Asih,Lestari.A,W Sukimin. B,C Malatu. Kusnadi. Sutandur,Edy. Y,Rima . 2012. Seni Budaya.
Jakarta : Tiga Serangkai.
Guru Abdi Tim. 2007. Seni Budaya. Jakarta : Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai