Anda di halaman 1dari 12

TUGAS SENI BUDAYA

TARI KREASI

Nama : Aji Pangestu Utomo


No : 03
Kelas : XI TKR C
Smk n 2 Sukoharjo
MAKALAH TARI KREASI

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengalaman pribadi merupakan modal
dasar yang sangat penting dalam
menggarap sebuah karya seni, baik seni tari,
karawitan dan lainnya. Tanpa didasari
pengalaman yang pernah dialami secara
langsung oleh seorang pencipta atau
penggarap, maka akan kesulitan dalam
merancang sebuah garapan apapun
bentuknya. Penciptaan sebuah karya seni
didorong oleh aspek budaya dan pelestarian
warisan budaya leluhur, serta didorong
keinginan untuk mendobrak pola budaya yang
memungkinkan untuk menemukan pola-pola
baru berdasarkan pengalaman-pengalaman
hidup.
Didukung oleh potensi Desa Banjar Suri,
lingkungan tempat tinggal penggarap, yang
merupakan salah satu desa mempunyai
potensi pendidikan khususnya seni tari
memotivasi siswa dalam belajar menari. Hasil
yang ditekuni bermanfaat tersendiri bagi
kehidupan penggarap sehingga bisa tampil di
panggung-panggung saat perpisahan dan
festival. Selama menyelami berbagai jenis tari
tradisional maupun tari kreasi di masyarakat,
penggarap sangat tertarik untuk menekuni
Tari jaipong. Ketertarikan ini muncul karena
penggarap sudah biasa menarikannya,
sehingga tarian tersebut sudah terkuasai dan
sangat nyaman untuk digerakan.
Terinspirasi oleh tari tradisional tersebut,
maka penggarap ingin mengembangkannya
menjadi sebuah tari kreasi.
Oleh karena itu guru sebagai piñata tari ingin
mengembangkan seni tari tradisional yaitu
tari kreasi baru yang bersumber pada tari
tradisi yaitu Jaipong. Hasrat itu muncul karena
berdasarkan pengamatan dalam menciptakan
tari banyak guru yang belum bayak
melibatkan siswa , tarian kreasi tari pong-ko
yang bisa dibilang masih tergolong baru, tari
pon-ko merupakan perpaduan antara tari
tradisi dan musik disko yang menarik dan
menabah kreatifitas guru, tari jaipongan
merupakan salah satu identitas keseniaan
Jawa Barat yang perlu dikembangkan
keasrianya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Tari Kreasi


Tari kreasi adalah bentuk gerak tari baru yang
dirangkai dari perpaduan gerak tari
tradisional kerakyatan dengan tradisional
klasik. Gerak ini berasal dari satu daerah atau
berbagai daerah di Indonesia. selain bentuk
geraknya, irama, rias, dan busananya juga
merupakan hasil modifikasi tari tradisi.
Bentuk tari yang lebih baru lagi misalnya tari
pantomim (gerak patah-patah penuh
tebakan), operet (mempertegas lagu dan
cerita), dan kontemporer (gerak ekspresif
spontan, terlihat tak beraturan tapi
terkonsep).
Contoh: tari oleg tambulilingan, tari tenun,
tari UV, tari panji semirang (Bali), tari kijang,
tari angsa, tari kupu-kupu, tari merak (Jawa),
tari pattenung, tari padendang, tari bosara,
tari lebonna (Sulawesi Selatan).
Tari kreasi baru adalah tari-tari klasik yang
dikembangkan sesuai dengan perkembangan
jaman dan diberi nafas Indonesia baru. Tari
kreasi baru merupakan salah satu rumpun tari
yang mengalami pembaharuan dari tari
sebelumnya. Jenis tarian ini dapat dikatakan
pula sebagai tarian yang memiliki kebebasan
dalam penciptaannya. Saat menciptakan
tarian ini, para koreografer akan mengacu
pada tari tradisi di daerah setempatnya.
Beberapa koreografer bahkan ada yang
mengambil gerakan tari dari daerah-daerah
lain dan mengkombinasikannya sebagai gerak
tari yang lepas dari ikatan-ikatan tradisi.
Gerakan tari yang lepas dari ikatan tradisi ini
sering disebut dengan gerakan modern.
Endang Caturwati mengatakan, kreasi baru
merupakan karya yang dihasilkan atas
kreativitas indvidual atau kelompok, sebagai
karya yang ditata dengan sentuhan atau cita
rasa baru. Selain itu, pengertian tentang tari
kreasi baru juga dipaparkan oleh Arthur S
Nalan sebagai berikut:
Hasil ciptaan – ciptaan tari yang muncul
sekitar tahun 1950-an kerap kali disebut
dengan tari kreasi baru. Untuk lebih jelasnya
tari kreasi baru merupakan wujud garapan
tari yang hidup relatif masih muda, lahir
setelah tari tradisi berkembang cukup lama,
serta tampak dalam garapan tariannya itu
telah ditandai adanya pembaharuan-
pembaharuan.
B. Tokoh Tari Kreasi Indonesia
Tokoh tari kreasi Indonesia antara lain Bagong
Kusudiarjo, Didik Nini Thowok, Retno Maruti,
Sardono W. Kusumo, dan Eko Supriyanto.
Contoh tari kreasi nusantara adalah tari Oleg
Tambulilingan (Bali), tari Jaran Goyang (Jawa
Timur), tari Karonsih (Jawa Tengah), tari Kipas
Parentak (Jambi) dan tari Loliyana (Maluku).
C. Perbedaan Tari Kreasi
Pada garis besarnya tari kreasi dibedakan
menjadi 2 golongan yaitu :
1. Tari kreasi berpolakan tradisi
Merupakan kreasi yang garapannya dilandasi
oleh kaidah-kaidah tari tradisi, baik dalam
koreografi, musik/karawitan, tata busana dan
rias, maupun tata teknik pentasnya.walaupun
ada pengembangan tidak menghilangkan
esensiketradisiannya.
2. Tari kreasi baru tidak berpolakan tradisi
(non tradisi)
Merupakan tari yang garapannya melepaskan
diri dari pola-pola tradisi baik dalam hal
koreografi, musik, rias dan busana maupun
tata teknik pentasnya.
Walaupun tarian ini tidak menggunakan pola-
pola tradisi, tidak berarti sama sekali tidak
menggunakan unsur-unsur tari tradisi
mungkin saja menggunakannya tergantung
pada konsep gagasan penggarapannya. tarian
ini juga disebut tarian modern yang berasal
dari kata ''modo'' yang berarti baru saja.
D. Ragam Tari Kreasi Nusantara
1. Tari Oleg Tambulilingan
Tari Oleg Tambulilingan adalah tarian modern
atau tari kreasi yang berasal dari daerah Bali.
Tari Oleg Tambulilingan dikembangkan oleh
Mario pada 1952. Tari Oleg Tambulilingan
berasal dari katatambulilingan yang berarti
lebah. Tari Oleg Tambulilingan
mengekspresikan suasana romantis melalui
rangkaian geraknya yang membutuhkan
kecepatan (akselerasi) dan kelenturan tubuh
penarinya, serta kerja sama yang serasi
antarpenari. Tari Oleg Tambulilingan dijadikan
sebagai tari tambahan di antara beberapa
tarian yang disertakan pada pertunjukan
Legong.
Pada awalnya, tari Oleg Tambulilingan
dimainkan hanya oleh satu gadis yang disebut
oleg. Istilah oleg berarti goyangan sang
penari. Kemudian, penari pria disertakan
untuk membuat duet. Dengan demikian, tari
Oleg Tambulilingan mendapat tema baru
yang menggambarkan dua tambulilingan
(lebah) yang bermain-main di taman.
2. Tari Jaran Goyang
Tari Jaran Goyang merupakan tari kreasi yang
berasal dari Jawa Timur. Jenis tari Jaran
Goyang adalah tari berpasangan dengan gaya
Banyuwangian. Ragam gerak tari Jaran
Goyang menggunakan gerak-gerak lincah dan
ritmis.
Tari Jaran Goyang menggambarkan pemuda
yang sedang jatuh cinta kepada seorang
gadis. Namun, cintanya ditolak oleh sang
gadis. Oleh karena itu, pemuda tersebut
menggunakan aji pengasihan yang berupa
jaran goyang untuk mendapatkan pujaan
hatinya. Akhirnya, sang gadis bertekuk lutut
dan menerima cinta sang pemuda.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Peranan seni tari untuk dapat memenuhi
kebutuhan manusia adalah dengan melalui
stimulan individu, social dan komunikasi.
Dengan demikian tari dalam memenuhi
kebutuhan individu dan social merupakan alat
yang digunakan untuk penyampaian ekspresi
jiwa dalam kaitannya dengan kepentingan
lingkungan. Oleh karena itu tari dapat
berperan sebagai pemujaan, sarana
komunikasi, dan pernyataan batin manusia
dalam kaitannya dengan ekspresi kehendak.
Secara garis besar fungsi tari ada 3 antara lain
:tari sebagai upacara , tari sebagai sarana
hiburan dan tari sebagai sarana pertunjukkan
Dalam sebuah tarian antara tubuh, gerak
komposisi tari tidak dapat dipisahkan.Dalam
sebuah tarian terdapat unsur-unsur yang
membangunnya yakni unsur gerak, tenaga
dan waktu.

Tari kreasi adalah bentuk gerak tari baru yang


dirangkai dari perpaduan gerak tari
tradisional kerakyatan dengan tradisional
klasik. Gerak ini berasal dari satu daerah atau
berbagai daerah di Indonesia. selain bentuk
geraknya, irama, rias, dan busananya juga
merupakan hasil modifikasi tari tradisi.
Bentuk tari yang lebih baru lagi misalnya tari
pantomim (gerak patah-patah penuh
tebakan), operet (mempertegas lagu dan
cerita), dan kontemporer (gerak ekspresif
spontan, terlihat tak beraturan tapi
terkonsep).

Anda mungkin juga menyukai