TARUNG DERAJAT
Disusun Oleh:
Tarung Derajat adalah seni bela diri berasal dari Indonesia yang diciptakan dan
dirintis oleh Achmad Dradjat asal kota Bandung - Jawa Barat. Ia mengembangkan teknik
melalui pengalamannya bertarung di jalanan pada tahun 1960-an di Bandung. Tarung
Derajat secara resmi diakui sebagai olahraga nasional dan digunakan sebagai latihan bela
diri dasar oleh TNI Angkatan Darat dan Brigade Mobil Polri.
Seni Ilmu Olah Raga Bela Diri TARUNG DERAJAT dideklarasikan, di Bandung 18 Juli
1972 oleh peciptanya seorang putra bangsa yaitu Achmad Dradjat yang memiliki nama
julukan dengan panggilan Aa Boxer.
Achmad Dradjat dilahirkan di Garut 18 Juli 1951 dari pasangan Bapak dan Ibu
H.Adang Latif dan Hj.Mintarsih dalam suasana sedang terjadi pertempuran melawan
Gerombolan pemberontak yang dikenal dengan sebutan kelompok Darul Islam. Berkat
kebesaran dan kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa dapat selamat dari peristiwa itu dan saat
itulah Achmad Dradjat lahir dalam keadaan sehat.
Pria yang sekarang dikenal dengan sebutan AA Boxer, dibesarkan dalam lingkungan
yang “keras seringkali membuat Aa mengalami berbagai tindak kekerasan, perkelahian
demi perkelahian harus ia lalui walau lebih sering kalah dari pada menangnya, dengan
segala keuletan yang didasari oleh Akhlak dan Agama, dirinya mampu mengatasi berbagai
rintangan hidup setahap demi setahap secara pasti, hingga pada usia 13 tahun tindak
kekerasan dan penganiayaan yang dilakukan oleh sekelompok pemuda remaja yang tidak
bermoral nyaris merenggut jiwanya.
Kejadian serupa terjadi dialami Achmad Dradjat pada saat belajar latihan beladiri secara
resmi sebagai anggota suatu perkumpulan beladiri, dalam peristiwa tersebut dirinya
dipaksa untuk berkelahi menggunakan teknik yang berlaku di beladiri itu sendiri melawan
anggota senior yang bertubuh jauh lebih besar, dengan demikian Achmad Dradjat yang
baru belajar dasar teknik perkelahian tidak mampu berbuat banyak selain bertahan diri,
disaksikan anggota senior lain, pelatih dan guru besarnya. Achmad Dradjat dengan teknik
yang terbatas tadi seluruh badannya penuh dengan luka memar, namun demikian tidak ada
rasa iba dari penyaksi termasuk guru besarnya untuk bertindak, menghentikan dan
menyelamatkan perkelahian.
Semua ini sebenarnya dimiliki semua manusia sebagai fitrah dan bisa
dikembangkan secara mandiri, inilah yang mendasari lahirnya sebuah prinsip hidup
Tarung Derajat “Jadikanlah Dirimu oleh Diri Sendiri.” Achmad Dradjat juga menularkan
kemampuan beladirinya pada rekan-rekan dekat dan masyarakat lain yang
membutuhkannya, yang sebagian besar memintanya untuk menjadi “Guru.” Akhirnya, pada
tanggal 18 juli 1972 diikrarkan pendirian Perguruan Tarung Derajat yang menjadi tanda
utama resminya kelahiran Ilmu Olah Raga Seni Ilmu Pembelaan Diri karya cipta Achmad
Dradjat.
“Aku ramah bukan berarti takut. Aku tunduk bukan berarti takluk”
Gambar ini melambangkan suatu cita-cita yang luhur serta tekad yang
membara didukung oleh semangat yang tinggi. Warna merah adalah simbol api.
– Membentuk kepalan;
– Meluruskan lengan;
Bentuk titik sasaran yang ada disesuaikan dengan titik kena. Ujung kepalan
tangan yang memiliki titik kena yang memanjang cocok digunakan untuk titik
sasaran serupa, misalnya pada mata, hidung, pelipis, telinga dan rahang Untuk
mencapai titik sasaran pada muka yang relatif lebih sulit, diperlukan latihan yang
baik dan benar.
KAKI DAN TENDANGAN
– Tendangan lurus;
– Tendangan samping;
– Tendangan belakang;
– Mengangkat lutut;
– Meluruskan kaki;
Bentuk titik sasaran yang ada disesuaikan dengan titik kena. Punggung kaki
yang memiliki titik kena yang memanjang cocok digunakan untuk titik sasaran
serupa, misalnya pada telinga dan rahang Untuk mencapai titik sasaran pada muka
yang relatif lebih sulit, diperlukan latihan yang baik dan benar.
5. Peraturan Pertandingan Tarung Derajat
Ada dua jenis Peraturan pertandingan, yaitu peraturan umum yang berkaitan
dengan ketentuan-ketentuan yang bersifat non teknis dan peraturan khusus yang
bersifat teknis. Pada olahraga kompetisi umumnya menyusun peraturan non teknis
cendrung disebut peraturan pertandingan dan peraturan yang teknis cenderung
disebut peraturan permainan yang diterapkan pada saat kompetisi berlangsung.
Kedua macam peraturan tersebut sebenarnya saling berkaitan dan saling menentukan
kepada suksesnya penyelenggaran pertandingan.
A. Nomor Pertandingan
Pertandingan yang resmi dipertandingkan baik Kejuaraan Nasional maupun
Pekan Olahraga Nasional adalah (1) Nomor Tarung bebas Putra terdiri 9 kelas,
(2) nomor tarung bebas putri terdiri 3 kelas, (3) Seni rangkaian gerak
(RANGER/Jurus) putra dan putri, (4) Seni Gerak Tarung (GETAR) putra.
b) Tarung Putri
a. Teknik tangan (serangan tangan)
• Sasaran badan, --------------- nilai = 1
• Sasaran badan dan kepala, --------------- nilai = 3
c. Penilaian khusus:
Agresivitas dan sportivitas tinggi dalam melakukan teknik-teknik
menyerang dan bertahan, mendapat nilai = 1.
6. Ronde Bertarung
Pertandingan babak penyisihan dan semifinal dilaksanakan dalam 2 (dua)
ronde, dengan durasi waktu tiap ronde 3 (tiga) menit, dan waktu istirahat 1 (satu)
menit. Babak final dilaksanakan 3 (tiga) ronde dengan durasi waktu tiap ronde 2 (dua)
menit, dan waktu istirahat 1 (satu) menit.
8. Peralatan Perlindungan
I. PETARUNG PUTRA
4. Pelindung kepala
5. Pelindung badan
II. PETARUNG PUTRI
4. Pelindung kepala.
5. Pelindung badan.
9. Arena Pertarungan
1. Untuk semua pertandingan Tarung, pertarungan harus dilaksanakan diatas arena
pertandingan yang selanjutnya disebut MATRAS, dengan ukuran 12 x 12 M2.
2. Matras terbuat dari bahan karet / busa yang ketebalannya lebih kurang 1,5 cm yang
terdiri dari tiga warna. Bagian tengah sebagai tempat pertandingan berukuran 8 x 8
m,
3. lalu dikelilingi lapis kedua sebagai batas arena pertandingan dengan ukuran 10 x 10
M, dan lapis ketiga berukuran 12 x 12 M.
7. Pada kejuaraan-kejuaraan tertentu (pesertanya banyak), matras dapat lebih dari satu.
10. Peralatan Petarung
1. Peralatan yang diijinkan dibawa dan dipakai oleh petarung saat masuk lokasi
arena pertarungan adalah :