“ TENTANG CATUR “
DISUSUN OLEH
DADANG NORODIN
IX.1
ERDAYATI S.Pd
Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga tugas individu “Makalah Tentang Catur” dapat saya
selesaikan sesuai waktu yang ditargetkan.
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas Mata Pelajaran Penjok oleh Ibuk
Erdayati S.Pd, selaku Guru mata pelajaran tersebut.
saya menyadari dalam makalah ini terdapat kekurangan ataupu kesalahan, untuk
itu saya mohon kritik demi kesempuranaan makalah selanjutnya. Atas partisipasinya saya
ucapkan terima kasih.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................2
A. Sejarah Catur...................................................................................................................2
B. Sanskrit Arabic Latin English.........................................................................................4
C. Permainan Catur di Era Modern.....................................................................................5
D. Peraturan Bermain Catur.................................................................................................6
E. Papan Catur Dan Nama-Nama Bidak Catur....................................................................9
BAB III PENUTUP................................................................................................................11
A. Kesimpulan...................................................................................................................11
B. Saran..............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan jasmani dan kesehatan adalah bagian dari pendidikan keseluruhan
yang mengutamakan aktivitas jasmani dan pembinaan cara hidup sehat untuk
pertumbuhan dalam pengembangan jasmani, otak, mental, sosial dan emosional yang
serasi dan seimbang.
Pendidikan jasmani diberikan disemua kalangan mulai dari anak-anak sampai
orang tua. catur merupakan suatu olahraga yang dapat diterapkan dalam suatu
pengajaran. Namun tidak sedikit juga orang yang memberikan materi tentang olahraga
ini yang tidak mengetahui bagaimana olahraga ini berkembanng beserta sejarahnya.
Pengetahuan tentang sejarah terkadang membosankan bila kita hanya melihat
dongengnya saja. Tapi apabila anda perhatikan dengan seksama, maka di dalamnya
penuh dengan buah pikiran, kejadian, situasi, sifat, tingkah laku, yang indah, yang
jahat, yang bermanfaat dan sebagainya. Semua itu akan menambah wawasan pribadi
anda yang tentu akan sangat berguna bagi seseorang sebagai individu maupun sebagai
anggota masyarakat.
Sejak dahulu, para ahli filsafat percaya bahwa tingkat kesegaran jasmani
masyarakat menurun maka tingkat pendidikannya juga akan menurun. Untuk itulah
penulis ingin memenuhi tugas tentang “sejarah catur dan perkembangannya ” dalam
penulisan ini.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan suatu permasalahan yaitu:
1. Bagaimanakah sejarah olah raga catur yang dikenal sejak dulu hingga akhirnya
menjadi salah satu pendidikan disekolah?
2. Bagaimanakah peraturan bermain catur ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimanakah sejarah catur yang dikenal sejak dulu hingga
akhirnya menjadi salah satu pendidikan disekolah.
2. Untuk mengetahui bagaimanakah peraturan bermain catur..
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Catur
Permainan catur menurut Wikipedia pertama kali ditemukan di masyarakat Persia
dan Arab. Kata “catur” itu sendiri berasal dari kata “chaturanga,” yang dalam bahasa
Sansekerta berarti “empat devisi ketentaraan”.
Catur kemudian menyebar keseluruh dunia dengan berbagai varian permainan
sampai kemudian kita kenal seperti sekarang.Permainan ini awalnya menyebar sampai ke
Timur Jauh dan India dan menjadi salah satu pelajaran di keluarga kerajaan dan ningrat
Persia. Pemuka agama Budha, pedagang yang lalu-lalang di Jalan Sutra mulai
memperkenalkan papan catur untuk permainan ini.
Chaturanga masuk ke Eropa melalui Kejaraan Byzantine Persia, dan menyebar ke
Kekaisaran Arab. Pemeluk agama Islam kemudian membawa catur ke Afrika Utara,
Sisilia, dan Spanyol pada abad ke-10.
Permainan ini kemudian menjadi populer di Eropa. Dan, pada akhir abad 15,
permainan ini lolos dari daftar permainan yang dilarang Gereja. Pada abad modern mulai
lahir buku-buku referensi catur, kemudian penggunaan jam catur, serta sejumlah aturan
permainan dan pemain-pemain hebat.
1. Sejarah Asal Usul Catur India
Asal-usul catur modern semula dikenal dengan nama Charuranga, yang
berkembang di India pada abad ke-6. Sejak awal permainan ini sudah
memperkenalkan dua pihak yang bermain, perbedaan buah catur dengan kekuataan
yang berbeda, dan kemenangan tergantung pada buah terakhir, atau dalam catur
modern ditandai dengan tumbangnya sang raja. Dalam catur kuno, papan catur
memiliki 100 kotak atau malah lebih.
Pada awal abad 19, sebuah pendapat disampaikan Kapten Hiram Cox dan Duncan
Forbes bahwa dulu catur dimainkan 4 orang sekaligus, termasuk empat pemain dalam
chaturanga.
Dalam terminologi sanskrit, “Chaturanga” berarti “memiliki empat bagian” dan
dalam puisi epos kepahlawanan kata itu juga berarti “tentara.” Nama itu sendiri
bersumber dari sebuah formasi pertempuran dalam epos Mahabrata yang terkenal di
India. Chaturanga adalah sebuah simulasi permainan perang guna memperlihatkan
kekuatan strategi militer India saat itu.
2
Ashtapada, kotak 8 x 8 di sebuah papan merupakan tempat bermain Charuranga.
Papan lain yang dikenal di India adalah Dasapada 10 x 10 dan Saturankam 9 x 9.
Ilmuwan Arab Abu al-Hasan “Al? al-Mas”?d? memberi rincian tentang penggunaan
catur yakni sebagai sebuah alat strategi militer, matematik, perjudian dan terkadang
dihubungkan dengan ramalan nasib di India dan tempat lainnya. Catatan Mas”?d?
juga menunjukkan Ivory di India merupakan daerah produsen alat permainan catur
untuk pertama kali, menyebarkan serta memperkenalkan permainan ini dari Persia ke
India semasa Kerajaan Nushirwan.
Kemudian terjadi evolusi pada permainan chaturanga yang dikenal dengan nama
Shatranj (chatrang), yakni sebuah permainan dua orang pemain yang kekalahan dan
kemenangan ditentukan melalui pembersihan terhadap semua bidak lawan (kecuali
raja) atau melalui penaklukan terhadap raja lawan. Posisi pion dan kuda tidak
berubah, tapi bidak lain mengalami perubahan bentuk.
6
Benteng dapat bergerak sepanjang petak horizontal maupun vertikal, tetapi
tidak dapat melompati bidak lain. Seperti yang telah di atas, benteng terlibat
dalam gerakan rokade.
7
Pion dapat bergerak maju (arah lawan) satu petak ke petak yang tidak
ditempati. Pada gerakan awal, pion dapat bergerak maju dua petak. Pion juga
dapat menangkap bidak lawan secara diagonal, apabila bidak lawan tersebut
berada satu petak di diagonal depannya. Pion memiliki dua gerakah khusus,
yaitu gerakan menangkap en passant dan promosi.
3. Rokade
(dalam bahasa Inggris, castling) merupakan gerakan khusus dalam catur di mana
Raja bergerak dua petak menuju Benteng di baris pertamanya, kemudian
meletakkan Benteng pada petak terakhir yang dilalui Raja. Persyaratan rokade
adalah sebagai berikut:
Bidak Raja dan Benteng yang akan dilibatkan dalam rokade harus belum
pernah bergerak
Tidak ada bidak lain di antara Raja dan Benteng
Raja tidak sedang di-skak, dan petak-petak yang dilalui Raja tidak
sedang diserang oleh bidak lawan
Hal-hal berikut ini merupakan kesalah pengertian dalam rokade, yang semestinya
tidak berlaku:
Bidak benteng yang terlibat rokade sedang diserang
Jika benteng yang dilibatkan berada di sisi Ratu, petak yang berada persis di
samping Benteng tersebut tidak boleh dalam serangan
4. Promosi
Ketika pion telah maju hingga menempati baris paling akhir, berbarengan dengan
gerakan maju tersebut, pion dipromosikan dan harus ditukar dengan bidak
berdasarkan keinginan pemain, yaitu Ratu, Benteng, Gajah, ataupun Kuda dengan
warna yang sama. Pada umumnya, pion dipromosikan menjadi Ratu. Tidak ada
8
peraturan yang membatasi bidak yang dipilih sebagai promosi, jadi dimungkinkan
memiliki bidak yang melebihi jumlahnya waktu awal permainan (semisal, dua Ratu).
5. Skak
Ketika Raja sedang diserang oleh satu atau lebih bidak lawan, keadaan ini disebut
dengan skak. Pemain yang Rajanya diskak harus menggerakkan Rajanya supaya
tidak terserang. Hal ini dapat dilakukan dengan menangkap bidak lawan yang
menyerang, menutup serangan lawan dengan menempatkan sebuah bidak di
antaranya (apabila yang menyerang Ratu, Benteng, atau Gajah dan ada petak kosong
di antara Raja dan bidak lawan), atau memindahkan Raja ke petak yang tidak sedang
diserang. Rokade tidak diijinkan apabila Raja sedang diskak.
6. Akhir Permainan
Tujuan permainan adalah mencapai posisi skak mat. Hal ini bisa terjadi bila Raja
terancam dan tidak bisa menyelamatkan diri ke petak lain. Tidak selalu permainan
berakhir dengan kekalahan, karena bisa terjadi pula peristiwa seri atau remis di mana
kedua belah pihak tidak mampu lagi meneruskan pertandingan karena tidak bisa
mencapai skak mat. Peristiwa remis ini bisa terjadi berdasarkan kesepakatan maupun
tidak. Salah satu contoh remis yang tidak berdasarkan kesepakatan – tetapi terjadi
adalah pada keadaan remis abadi. Keadaan remis yang lain adalah keadaan pat,
dimana yang giliran melangkah tidak bisa melangkahkan buah apapun termasuk
Raja, tetapi tidak dalam keadaan terancam skak. Dalam pertandingan catur pihak
yang menang biasanya mendapatkan nilai 1, yang kalah 0, sedang draw 0.5
9
2. Bidak Catur
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pengertian yang telah dipaparkan di atas, maka penulis dapat
mengambil beberapa kesimpulan, diantaranya:
catur adalah permainan mental yang dimainkan oleh dua orang. pecatur adalah
orang yang memainkan catur, baik dalam pertandingan satu lawan satu maupun satu
melawan banyak orang (dalam keadaan informal). Sebelum bertanding, pecatur memilih
biji catur yang akan ia mainkan. Terdapat dua warna yang membedakan bidak atau biji
catur, yaitu hitam dan putih. Pemegang buah putih memulai langkah pertama, yang
selanjutnya diikuti oleh pemegang buah hitam secara bergantian sampai permainan
selesai.
B. Saran
Adapun saran yang perlu penulis sampaikan adalah
1. Diharapkan para guru memberikan olah raga catur sesuai perkembangannya
2. diharapkan para guru memberikan pengarahan tentang pengajaran catur yang baik
dan benar
3. diharapkan siswa lebih giat lagi untuk berlatih olahraga catur , agar olahraga catur
tidak putus begitu saja.
11
DAFTAR PUSTAKA
www.google.com:
www.wikipedia.com
www.kompas.com
12