Perkembangan nyata olahraga bulutangkis di Indonesia terjadi pada tahun 1948 yakni
dengan diadakan dan dimasukkannya bulutangkis sebagai salah satu cabang olahraga yang
yang dipertandingkan pada Pekan Olahraga Nasional (PON) I yang diadakan di Surakarta
(kini Solo). Pekan Olahraga Nasional atau PON ini diikuti oleh berbagai daerah yang ada di
Indonesia. Kemudian hal ini berlanjut dan semakin berkembang pada masa tahun 1950-an
dengan mulai diselenggarakannya berbagai perlombaan yang tersebar di berbagai kota di
Indonesia seperti Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi baik antar perkumpulan,
kabupaten/kota, propinsi hingga tingkat nasional.
Harapan dari Presiden Soekarno ini kemudian dituangkan dalam Kepres No. 263/1963
yang isinya menyangkut tentang upaya dan harapannya untuk mencanangkan Indonesia dapat
masuk dalam peringkat 10 besar tingkat dunia. Harapan dan impian Presiden Soekarno ini
mulai terjawab pada tahun 1958, yakni ketika Indonesia mengikuti ajang piala Thomas atau
Thomas Cup (untuk putra) yang diselenggarakan di Singapura. Pada awalnya pemain
Indonesia diremehkan oleh para pemain dari negara lain karena waktu itu adalah kali pertama
Indonesia mengikuti ajang tingkat internasional tersebut, dan merupakan tim yang tidak
diperhitungkan.
Tim bulutangkis Indonesia yang masih ‘anak bawang’ dalam kejuaraan tingkat
internasional dianggap tidak akan mampu bersaing dengan tim bulutangkis terkuat pada masa
itu (tahun 1950-an) yakni Amerika, Malaysia, Denmark, Inggris dan Thailand. Namun
pemain dari tim bulutangkis Indonesia mampu memberikan kemampuan terbaiknya. Hal ini
dibuktikan dengan keberhasilan dua orang atlet bulutangkis Indonesia dari kategori tunggal
putra maju ke babak final. Dan yang lebih membanggakan lagi, mereka menciptakan suatu
keadaan dimana kedua pemain yang bertanding di babak final berasal dari satu negara yakni
Indonesia atau yang dikenal dengan istilah “All Indonesian Final”.
2. Induk organisasi bulu tangkis nasional sampai dunia beserta tugas dan kegiatan
lomba yang dilaksanakan
Tugas dari PBSI yaitu untuk mengatur dan mengawasi perkembangan dan perjalanan bulu
tangkis di Indonesia. Selain itu PBSI juga berperan penting dalam meningkatkan prestasi
Bulu tangkis Indonesia yaitu mendirikan yayasan bagi para atlet dan bekerja sama dengan
organisasi bulu tangkis lainnya termasuk induk organisasi BWF dalam mempromosikan bulu
tangkis Indonesai untuk dapat ikut serta dalam berbgai kejuaraan.
Adapun tugas BWF secara umum yaitu untuk mengatur dan mengkoordinasi hukum dan
peraturan dalam bulutangkis dunia. Selain itu juga mensuport pelaksanaan kejuaran dunia
seperti Olimpiade Musim panas, Kejuaraan Dunia BWF, Yunior BWF, Piala Thomas, Piala
Uber, Piala Sudirman dan kejuaraan-kejuaraan dunia lainnya.
3. Ukuran lapangan dan alat atau sarana bulu tangkis menurut BWF
a. Lapangan dan net
Panjang lapangan : 13,40 meter.
Lebar lapangan : 6,10 meter.
Jarak antara garis net sampai garis servis : 1,98 meter.
Jarak antara garis servis tengah dengan garis samping lapangan : 3,05 meter.
Jarak antara garis servis belakang (untuk pertandingan ganda) dengan garis belakang
lapangan : 0,76 meter.
Jarak antara garis samping pada permainan tunggal dengan garis pinggir lapangan : 0,46
meter.
Tinggi tiang net : 1,55 meter.
Tinggi net : 1,55 meter.
b. Raket
Pada tahun 1970-an, gagang raket maupun daun raket masih terbuat dari kayu.
Namun pada saat ini raket sudah dibuat dari berbagai jenis bahan, misalnya dari bahan
alumunium, grafit, dan karbon. Terdapat berbagai macam bentuk raket, jenis raket serta
harga raket. Semakin mahal raket maka semakin ringan dan kuat raket itu.
Di tengah daun raket terdapat jaring yang dibuat dari senar (string) berupa tali plastic
sintetis. Senar yang baik adalah senar yang bias dipasang sekencang-kencangnya tetapi
tdak mudah putus (dengan tarikan 21-24 ukuran kekencangan raket), agar dapat
memantulkan shuttlecock yang dipukul dengan kencang dan cepat. Raket standar
memiliki ukuran panjang 66-68 cm lebar kepala 22 cm. Untuk raket berbahan karbon,
beratnya adalah 85 gram.
c. Kok (Shuttlecock)
Kok biasanya terbuat dari bulu angsa buatan pabrik yang umumnya sudah
memiliki standar yang ditentukan oleh IBF. Berat kok sekitar 5,67 gram. Bulu angsa atau
bulu ayam yang menancap pada gabus yang dibungkus kulit berwarna putih berjumlah
antara 14-16 buah, dan diikat 2 tali. Jenis inilah yang selalu dipakai untuk kejuaraan
resmi. Di luar negeri, banyak pula digunakan kok dari karet, baik untuk gabus dan
bulunya. Namun umumnya, kok jenis ini hanya untuk latihan.
Kok yang bagus ialah apabila dipukul menggunakan raket dengan tangan di
bawah pinggang maka akan melucur lurus tanpa gerakan ke arah kanan atau kiri saat
mengudara. Secara umum, panjang kok sekitar 8,8 cm, diukur dari ujung kepala kok
hingga ujung daun bulu. Panjang batang daun kok adalah 6,5 cm, sedangkan panjang
kepala kok adalah 2,3 cm.
Bagian-bagian kok:
b. Servis Forehand
- Tujuan servis pendek ini untuk memaksa lawan agar tidak bisa melakukan serangan.
Selain itu lawan dipaksa berada dalam posisi bertahan.
- Variasi arah dan sasaran servis pendek ini dapat dilatih secara serius dan sistematis.
- Kok harus dipukul dengan ayunan raket yang relatif pendek.
- Pada saat perkenaan dengan kepala (daun) raket dan kok, siku dalam keadaan
bengkok, untuk menghindari penggunaan tenaga pergelangan tangan, dan perhatikan
peralihan titik berat badan Anda.
Sikap menjangkau ini, hendaknya siku dalam keadaan bengkok dan pertahankan
sikap tubuh tetap tegak, sehingga lutut kanan dalam keadaan tertekuk.
Pada saat memukul kok, gunakan tenaga kekuatan siku dan pergelangan tangan,
hingga gerakan lanjut dari pukulan ini berakhir di atas bahu kiri. Perhatikan, agar telapak
kaki kanan tetap kontak dengan lantai sambil menjangkau kok. Jangan sampai gerak
langkah terhambat karena kaki kiri tertahan gerakannya.
d. Overhead Clear/Lob
Pusatkan perhatian lebih untuk menguasai pukulan overhead lob ini, karena teknik
pukulan lob ini banyak kesamaannya dengan teknik smes dan dropshort. Pukulan
overhead lob adalah bola yang dipukul dari atas kepala, posisinya biasanya dari belakang
lapangan dan diarahkan keatas pada bagian belakang lapangan.
f. Smash
Yaitu pukulan overhead (atas) yang diarahkan ke bawah dan dilakukan dengan
tenaga penuh. Pukulan ini identik sebagai pukulan menyerang. Karena itu tujuan
utamanya untuk mematikan lawan. Pukulan smes adalah bentuk pukulan keras yang
sering digunakan dalam permainan bulutangkis. Karakteristik pukulan ini adalah; keras,
laju jalannya kok cepat menuju Iantai Iapangan, sehingga pukulan ini membutuhkan
aspek kekuatan otot tungkai, bahu, lengan, dan fleksibilitas pergelangan tangan serta
koordinasi gerak tubuh yang harmonis.
Dalam praktek permainan, pukulan smes dapat dilakukan dalam sikap diam/berdiri
atau sambil loncat (King Smash).Oleh karena itu pukulan smes dapat berbentuk:
- Pukulan smes penuh - Pukulan smes potong - Pukulan sines backhand - Pukulan smes
melingkar atas kepala
Teknik pukulan smes tersebut secara bertahap setiap pemain harus menguasainya
dengan sempurna. Manfaatnya sangat besar untuk meningkatkan kualitas permainan.
Adalah pukulan yang dilakukan seperti smes. Perbedaannya pada posisi raket saat
perkenaan dengan kok. Bola dipukul dengan dorongan dan sentuhan yang
halus. Dropshot (pukulan potong) yang balk adalah apabila jatuhnya bola dekat dengan
net dan tidak melewati garis ganda.
Karakteristik pukulan potong ini adalah, kok sentiasa jatuh dekat jaring di daerah
lapangan lawan. Oleh karena itu harus mampu melakukan pukulan yang sempurna
dengan berbagai sikap dan posisi badan dari sudut-sudut lapangan permainan. Faktor
pegangan raket, gerak kaki yang cepat, posisi badan dan proses perpindahan berat badan
yang harmonis pada saat memukul merupakan faktor penentu keberhasilan pukulan ini.
Sikap persiapan awal dan gerak memukul tidak berbeda dengan pukulan smes. Dalam
pelaksanaan pukulan potong ini, adalah menempatkan kok pada sudut-sudut lapangan
lawan sedekat mungkin jaring/net, dengan variasi gerak tipu badan dan raket sebelum
perkenaan raket dan kok, yang menyebabkan lawan terlambat mengatisipasi dan bereaksi
atas datangnya kok secara mendadak.
h. Netting
Adalah pukulan yang dilakukan dekat net, diarahkan sedekat mungkin ke net, dipukul
dengan sentuhan tenaga halus sekali. Pukulan netting yang baik yaitu apabila bolanya
dipukul halus dan melintir tipis dekat sekali dengan net.
Karakteristik teknik dasar ini adalah kok senantiasa jatuh bergulir sedekat mungkin
dengan jaring/net di daerah lapangan lawan. Koordinasi gerak kaki, lengan,
keseimbangan tubuh, posisi raket dan kok saat perkenaan, serta daya konsentrasi adalah
faktor-faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan pukulan ini.
Pegang raket dengan jari-jari tangan (ruas jari tangan), pergelangan tangan tetap
rileks, posisi kepala (daun) raket sejajar dengan Iantai pada saat perkenaan raket dan kok
yang harus diperhatikan selama proses pukulan jaring berlangsung. Di samping itu sikap
dan posisi kaki tumpu harus tetap kokoh menapak di Iantai, dengan lutut kanan
dibengkokkan, sehingga tidak terjadi gerakan tambahan yang dapat mempengaruhi
keseimbangan tubuh.
Ada beberapa jenis penilaian atau perhitungan poin dalam badminton/ bulutangkis
diantaranya adalah sistem pindah bola dan sistem reli poin. Beberapa peraturan yang
diterapkan untuk perhitungan poin menggunakan sistem pindah bola dan sistem reli poin.
Sistem pindah bola dalam permainan bulutangkis
Sebelum pertandingan dimulai, harus ditentukan salah seorang pemain dari tiap-tiap
pasangan sebagai “orang pertama”. Pilihan ini berlaku untuk setiap set yang dimainkan.
Jumlah poin genap atau ganjil menentukan posisi “orang pertama” saat melakukan servis.
Setiap pasangan mempunyai dua kali kesempatan servis (masing-masing untuk tiap
pemain) sebelum pindah bola, kecuali servis pertama pada tiap-tiap awal set tidak
mendapat kesempatan kedua.
Saat pindah bola, servis pertama selalu dilakukan oleh pemain yang berada di sebelah
kanan, bukan oleh “orang pertama”.
Poin tertinggi dalam setiap set adalah 21 poin kecuali jika terjadi perpanjangan (Deuce)
yang dikarenakan terjadi persaingan yang sangat ketat antara kedua pemain sehingga
harus diperpanjang hingga selisih jarak 2 poin sesuai dengan ketetapan.
Pemain bisa dikatakan menang dalam sebuah pertandingan jika pemain tunggal maupun ganda
bisa memenangkan dua set pertandingan secara langsung. Jika terjadi hasil yang sama kuat
dalam dua set, maka dilanjutkan dengan set permainan yang ketiga.