Anda di halaman 1dari 8

Nama : Dynara Syavina

Kelas : X-3 No. Absen : 7

TUGAS PENJASORKES – BULU TANGKIS

1. Sejarah nasional bulu tangkis di Indonesia

Di Indonesia bulutangkis mulai diperhitungkan dan berkembang ketika adanya kesadaran


dari pemerintah dan masyarakat bahwa bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga
yang dapat mengharumkan nama bangsa Indonesia. Sejak itulah mulai didirikan berbagai
perkumpulan yang menaungi olahraga bulutangkis. Dan kemudian mulai diselenggarakan
berbagai perlombaan dan kejuaraan tingkat daerah dan nasional.

Perkembangan nyata olahraga bulutangkis di Indonesia terjadi pada tahun 1948 yakni
dengan diadakan dan dimasukkannya bulutangkis sebagai salah satu cabang olahraga yang
yang dipertandingkan pada Pekan Olahraga Nasional (PON) I yang diadakan di Surakarta
(kini Solo). Pekan Olahraga Nasional atau PON ini diikuti oleh berbagai daerah yang ada di
Indonesia. Kemudian hal ini berlanjut dan semakin berkembang pada masa tahun 1950-an
dengan mulai diselenggarakannya berbagai perlombaan yang tersebar di berbagai kota di
Indonesia seperti Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi baik antar perkumpulan,
kabupaten/kota, propinsi hingga tingkat nasional.

Bulutangkis Indonesia semakin berkembang pesat dengan kampanye yang disuarakan


oleh Presiden Indonesia saat itu yakni Presiden Soekarno. Presiden Soekarno
mengkampanyekan “Nation Building” yaitu gerakan untuk membangun bangsa, dan pelaku-
pelaku olahraga termasuk sebagai salah satu pemain utama dalam gerakan ini. Presiden
Soekarno memberikan pengarahan dan kobaran semangat pada pelaku-pelaku olahraga ini
agar menjadikan olahraga sebagai sarana untuk mengenalkan negara Indonesia ke hadapan
dunia internasional dan berjuang keras agar Indonesia mampu menciptakan sebuah prestasi
di tingkat dunia.

Harapan dari Presiden Soekarno ini kemudian dituangkan dalam Kepres No. 263/1963
yang isinya menyangkut tentang upaya dan harapannya untuk mencanangkan Indonesia dapat
masuk dalam peringkat 10 besar tingkat dunia. Harapan dan impian Presiden Soekarno ini
mulai terjawab pada tahun 1958, yakni ketika Indonesia mengikuti ajang piala Thomas atau
Thomas Cup (untuk putra) yang diselenggarakan di Singapura. Pada awalnya pemain
Indonesia diremehkan oleh para pemain dari negara lain karena waktu itu adalah kali pertama
Indonesia mengikuti ajang tingkat internasional tersebut, dan merupakan tim yang tidak
diperhitungkan.

Tim bulutangkis Indonesia yang masih ‘anak bawang’ dalam kejuaraan tingkat
internasional dianggap tidak akan mampu bersaing dengan tim bulutangkis terkuat pada masa
itu (tahun 1950-an) yakni Amerika, Malaysia, Denmark, Inggris dan Thailand. Namun
pemain dari tim bulutangkis Indonesia mampu memberikan kemampuan terbaiknya. Hal ini
dibuktikan dengan keberhasilan dua orang atlet bulutangkis Indonesia dari kategori tunggal
putra maju ke babak final. Dan yang lebih membanggakan lagi, mereka menciptakan suatu
keadaan dimana kedua pemain yang bertanding di babak final berasal dari satu negara yakni
Indonesia atau yang dikenal dengan istilah “All Indonesian Final”.

2. Induk organisasi bulu tangkis nasional sampai dunia beserta tugas dan kegiatan
lomba yang dilaksanakan

Induk Organisasi Bulutangkis di Indonesia yaitu Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia


(PBSI) yang berdiri di Bandung pada tanggal 5 Mei 1952 yang pada saat itu diketuai oleh A.
Rochid Partaatmadja. Hal ini merupakan sejarah bagi Indonesia, namun karena minimnya
catatan tertulis mengenai peristiwa beridirinya induk organisasi bulutangkis Indonesia,  maka
banyak ada hal-hal yang masih belum jelas hingga sekarang.

Tugas dari PBSI yaitu untuk mengatur dan mengawasi perkembangan dan perjalanan bulu
tangkis di Indonesia. Selain itu PBSI juga berperan penting dalam meningkatkan prestasi
Bulu tangkis Indonesia yaitu mendirikan yayasan bagi para atlet dan bekerja sama dengan
organisasi bulu tangkis lainnya termasuk induk organisasi BWF dalam mempromosikan bulu
tangkis Indonesai untuk dapat ikut serta dalam berbgai kejuaraan.

Induk Organisasi Bulutangkis Dunia sebelum BWF bernama International Badminton


Federation (IBF) yang didirikan pada tahun 1934 dan membukukan Inggris, Irlandia,
Skotlandia, Wales, Denmark, Belanda, Kanada, Selandia Baru, dan Prancis sebagai anggota-
anggota pelopornya. Pada IBF Extraordinary General Meeting di Madrid, Spanyol,
September 2006, usulan untuk mengubah nama International Badminton Federation menjadi
Badminton World Federation (BWF) diterima dengan suara bulat oleh seluruh 206 delegasi
yang hadir.

Adapun tugas BWF secara umum yaitu untuk mengatur dan mengkoordinasi hukum dan
peraturan dalam bulutangkis dunia. Selain itu juga mensuport pelaksanaan kejuaran dunia
seperti Olimpiade Musim panas, Kejuaraan Dunia BWF, Yunior BWF, Piala Thomas, Piala
Uber, Piala Sudirman dan kejuaraan-kejuaraan dunia lainnya.

3. Ukuran lapangan dan alat atau sarana bulu tangkis menurut BWF
a. Lapangan dan net
 Panjang lapangan : 13,40 meter.
 Lebar lapangan : 6,10 meter.
 Jarak antara garis net sampai garis servis : 1,98 meter.
 Jarak antara garis servis tengah dengan garis samping lapangan : 3,05 meter.
 Jarak antara garis servis belakang (untuk pertandingan ganda) dengan garis belakang
lapangan : 0,76 meter.
 Jarak antara garis samping pada permainan tunggal dengan garis pinggir lapangan : 0,46
meter.
 Tinggi tiang net : 1,55 meter.
 Tinggi net : 1,55 meter.

b. Raket

Pada tahun 1970-an, gagang raket maupun daun raket masih terbuat dari kayu.
Namun pada saat ini raket sudah dibuat dari berbagai jenis bahan, misalnya dari bahan
alumunium, grafit, dan karbon. Terdapat berbagai macam bentuk raket, jenis raket serta
harga raket. Semakin mahal raket maka semakin ringan dan kuat raket itu.

Di tengah daun raket terdapat jaring yang dibuat dari senar (string) berupa tali plastic
sintetis. Senar yang baik adalah senar yang bias dipasang sekencang-kencangnya tetapi
tdak mudah putus (dengan tarikan 21-24 ukuran kekencangan raket), agar dapat
memantulkan shuttlecock yang dipukul dengan kencang dan cepat. Raket standar
memiliki ukuran panjang 66-68 cm lebar kepala 22 cm. Untuk raket berbahan karbon,
beratnya adalah 85 gram.

c. Kok (Shuttlecock)
Kok biasanya terbuat dari bulu angsa buatan pabrik yang umumnya sudah
memiliki standar yang ditentukan oleh IBF. Berat kok sekitar 5,67 gram. Bulu angsa atau
bulu ayam yang menancap pada gabus yang dibungkus kulit berwarna putih berjumlah
antara 14-16 buah, dan diikat 2 tali. Jenis inilah yang selalu dipakai untuk kejuaraan
resmi. Di luar negeri, banyak pula digunakan kok dari karet, baik untuk gabus dan
bulunya. Namun umumnya, kok jenis ini hanya untuk latihan.

Kok yang bagus ialah apabila dipukul menggunakan raket dengan tangan di
bawah pinggang maka akan melucur lurus tanpa gerakan ke arah kanan atau kiri saat
mengudara. Secara umum, panjang kok sekitar 8,8 cm, diukur dari ujung kepala kok
hingga ujung daun bulu. Panjang batang daun kok adalah 6,5 cm, sedangkan panjang
kepala kok adalah 2,3 cm.

Bagian-bagian kok:

 Helai daun bulu      : Berfungsi sebagai penyeimbang kok ketika melayang .


 3 jahitan                  : Berfungsi untuk memperkuat kok.
 Batang bulu           : Berfungsi memperkuat posisi helai daun dan mempermudah
menancapkan bulu ke kepala kok.
 Label kok               : Berfungsi untuk memperkuat kok dan memperindah kok.
 Kepala kok             : tempat menancapkan batang bulu.
 Label nama kok      : Terdapat di bagian dalam, berfungsi untuk memberi nama
kok (merk), memperindah kok, dan menutupi kertas penambah berat pada kok.
4. Teknik-teknik pada bulu tangkis

a. Pegangan Raket (Grip)

 Cara Memegang Raket Forehand


1. Pegang raket dengan tangan kiri, kepala raket menyamping. Pegang raket
dengan cara seperti ''jabat tangan''. Bentuk ''V'' tangan diletakkan pada bagian
gagang raket.
2. Tiga jari, yaitu jari tengan, manis dan kelingking menggenggam raket,
sedangkan jari telunjuk agak terpisah.
3. Letakkan ibu jari diantara tiga jari dan telunjuk.

 Cara Memegang Raket Backhand


Untuk backhand griop, geser ''V'' tangan ke arah dalam. Letaknya di samping
dalam. bantalan jempol berada pada pegangan raket yang lebar.

b. Servis Forehand

 Servis Forehand Pendek

- Tujuan servis pendek ini untuk memaksa lawan agar tidak bisa melakukan serangan.
Selain itu lawan dipaksa berada dalam posisi bertahan.
- Variasi arah dan sasaran servis pendek ini dapat dilatih secara serius dan sistematis.
- Kok harus dipukul dengan ayunan raket yang relatif pendek.
- Pada saat perkenaan dengan kepala (daun) raket dan kok, siku dalam keadaan
bengkok, untuk menghindari penggunaan tenaga pergelangan tangan, dan perhatikan
peralihan titik berat badan Anda.

 Servis Forehand Tinggi

 - Jenis servis ini terutama digunakan dalam permainan tunggal.


- Kok harus dipukul dengan menggunakan tenaga penuh agar kok melayang
tinggi dan jatuh tegak lurus di bagian belakang garis lapangan lawan.
- Saat memukul kok, kedua kaki terbuka selebar pinggul dan kedua telapak kaki
senantiasa kontak dengan lantai.
- Perhatikan gerakan ayunan raket. Ke belakang, ke depan dan setelah melakukan
pukulan, harus dilakukan dengan sempurna serta diikuti gerak peralihan titik berat
badan dari kaki belakang kekaki depan yang harus be langsung kontinu dan
harmonis.
- Biasakan selalu berkonsentrasi sebelum memukul kok.
- Hanya dengan berlatih tekun dan berulang-ulang tanpa mengenal lelah, dapat
mengusai teknik servis forehand tinggi dengan sebalik-baiknya.

c. Underhand (Pukulan dari Bawah)

Jenis pukulan ini dominant digunakan dalam permainan bulutangkis. Seperti


halnya teknik dasar ''pukulan dari atas kepala'', untuk menguasai teknik dasar ini,
pertama-tama, harus trampil berlari sambil melakukan langkah lebar, dengan kaki kanan
berada di depan kaki kiri untuk menjangkau jatuhnya kok.

Sikap menjangkau ini, hendaknya siku dalam keadaan bengkok dan pertahankan
sikap tubuh tetap tegak, sehingga lutut kanan dalam keadaan tertekuk.

Pada saat memukul kok, gunakan tenaga kekuatan siku dan pergelangan tangan,
hingga gerakan lanjut dari pukulan ini berakhir di atas bahu kiri. Perhatikan, agar telapak
kaki kanan tetap kontak dengan lantai sambil menjangkau kok. Jangan sampai gerak
langkah terhambat karena kaki kiri tertahan gerakannya.

d. Overhead Clear/Lob

Pusatkan perhatian lebih untuk menguasai pukulan overhead lob ini, karena teknik
pukulan lob ini banyak kesamaannya dengan teknik smes dan dropshort. Pukulan
overhead lob adalah bola yang dipukul dari atas kepala, posisinya biasanya dari belakang
lapangan dan diarahkan keatas pada bagian belakang lapangan.

Ada dua jenis overhead lob :

1. Deep lob/Clear, bolanya tinggi ke belakang.


2. Attacking lob/Clear, bolanya tidak terlalu tinggi.

e. Round The Head Clear/Lob/Drop/Smash


Adalah bola overhead (di atas) yang dipukul di bagian belakang kepala (samping
telinga sebelah kih). Dibanding dengan overhead yang biasa, pukulan di belakang kepala
ini relatif lebih sulit. Karena untuk bisa melakukan pukulan (teknik) ini diperlukan ekstra
kekuatan kaki, kelenturan, footwork yang balk, dan koordinasi. Biasanya pukulan ini
dilakukan secara terpaksa karena untuk melakukannya harus dengan pukulan backhand.

f. Smash

Yaitu pukulan overhead (atas) yang diarahkan ke bawah dan dilakukan dengan
tenaga penuh. Pukulan ini identik sebagai pukulan menyerang. Karena itu tujuan
utamanya untuk mematikan lawan. Pukulan smes adalah bentuk pukulan keras yang
sering digunakan dalam permainan bulutangkis. Karakteristik pukulan ini adalah; keras,
laju jalannya kok cepat menuju Iantai Iapangan, sehingga pukulan ini membutuhkan
aspek kekuatan otot tungkai, bahu, lengan, dan fleksibilitas pergelangan tangan serta
koordinasi gerak tubuh yang harmonis.

Dalam praktek permainan, pukulan smes dapat dilakukan dalam sikap diam/berdiri
atau sambil loncat (King Smash).Oleh karena itu pukulan smes dapat berbentuk:
- Pukulan smes penuh - Pukulan smes potong - Pukulan sines backhand - Pukulan smes
melingkar atas kepala

Teknik pukulan smes tersebut secara bertahap setiap pemain harus menguasainya
dengan sempurna. Manfaatnya sangat besar untuk meningkatkan kualitas permainan.

g. Dropshot (Pukulan Potong)

Adalah pukulan yang dilakukan seperti smes. Perbedaannya pada posisi raket saat
perkenaan dengan kok. Bola dipukul dengan dorongan dan sentuhan yang
halus. Dropshot (pukulan potong) yang balk adalah apabila jatuhnya bola dekat dengan
net dan tidak melewati garis ganda.

Karakteristik pukulan potong ini adalah, kok sentiasa jatuh dekat jaring di daerah
lapangan lawan. Oleh karena itu harus mampu melakukan pukulan yang sempurna
dengan berbagai sikap dan posisi badan dari sudut-sudut lapangan permainan. Faktor
pegangan raket, gerak kaki yang cepat, posisi badan dan proses perpindahan berat badan
yang harmonis pada saat memukul merupakan faktor penentu keberhasilan pukulan ini.

Sikap persiapan awal dan gerak memukul tidak berbeda dengan pukulan smes. Dalam
pelaksanaan pukulan potong ini, adalah menempatkan kok pada sudut-sudut lapangan
lawan sedekat mungkin jaring/net, dengan variasi gerak tipu badan dan raket sebelum
perkenaan raket dan kok, yang menyebabkan lawan terlambat mengatisipasi dan bereaksi
atas datangnya kok secara mendadak.

h. Netting
Adalah pukulan yang dilakukan dekat net, diarahkan sedekat mungkin ke net, dipukul
dengan sentuhan tenaga halus sekali. Pukulan netting yang baik yaitu apabila bolanya
dipukul halus dan melintir tipis dekat sekali dengan net.

Karakteristik teknik dasar ini adalah kok senantiasa jatuh bergulir sedekat mungkin
dengan jaring/net di daerah lapangan lawan. Koordinasi gerak kaki, lengan,
keseimbangan tubuh, posisi raket dan kok saat perkenaan, serta daya konsentrasi adalah
faktor-faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan pukulan ini.

Pegang raket dengan jari-jari tangan (ruas jari tangan), pergelangan tangan tetap
rileks, posisi kepala (daun) raket sejajar dengan Iantai pada saat perkenaan raket dan kok
yang harus diperhatikan selama proses pukulan jaring berlangsung. Di samping itu sikap
dan posisi kaki tumpu harus tetap kokoh menapak di Iantai, dengan lutut kanan
dibengkokkan, sehingga tidak terjadi gerakan tambahan yang dapat mempengaruhi
keseimbangan tubuh.

5. Peraturan permainan bulu tangkis

a. Peraturan Service Bulutangkis


 Pada saat memukul, tigngi kepala (daun) raket harus berada dibawah pegangan raket.
 Perkanaan kok harus berada di bawah pinggang.
 Kaki kiri statis.
 Kaki hanya bergeser, tetapi tidak lepas dari tanah.
 Rangkaian mengayun raket, harus dalam satu rangkaian.
 Penerima servis bergerak sesaat setelah servis dipukul.

b. Sistem Penilaian/ Perhitungan Point dalam permainan bulutangkis

Ada beberapa jenis penilaian atau perhitungan poin dalam badminton/ bulutangkis
diantaranya adalah sistem pindah bola dan sistem reli poin. Beberapa peraturan yang
diterapkan untuk perhitungan poin menggunakan sistem pindah bola dan sistem reli poin.
Sistem pindah bola dalam permainan bulutangkis
 Sebelum pertandingan dimulai, harus ditentukan salah seorang pemain dari tiap-tiap
pasangan sebagai “orang pertama”. Pilihan ini berlaku untuk setiap set yang dimainkan.
 Jumlah poin genap atau ganjil menentukan posisi “orang pertama” saat melakukan servis.
 Setiap pasangan mempunyai dua kali kesempatan servis (masing-masing untuk tiap
pemain) sebelum pindah bola, kecuali servis pertama pada tiap-tiap awal set tidak
mendapat kesempatan kedua.
 Saat pindah bola, servis pertama selalu dilakukan oleh pemain yang berada di sebelah
kanan, bukan oleh “orang pertama”.

Sistem reli poin dalam permainan bulutangkis


 Setiap pasangan hanya mendapat satu kali kesempatan servis, tidak ada servis kedua.
 Servis dilakukan oleh pemain yang posisinya sesuai dengan poin yang telah diraih oleh
pasangan tersebut.
 Pemain yang sama akan terus melakukan servis sampai poin berikutnya diraih oleh
lawan.
 Sistem perhitungan poin pada bulu tangkis telah mengalami banyak perubahan, mulai
dari sistem klasik yaitu pindah bola 15 poin sampai sistem terbaru, sistem reli 21 poin.
Terhitung sejak Mei 2006 pada kejuaraan resmi seluruh partai tunggal maupun
ganda menggunakan sistem perhitungan 3 × 21 reli poin.

Poin tertinggi dalam setiap set adalah 21 poin kecuali jika terjadi perpanjangan (Deuce)
yang dikarenakan terjadi persaingan yang sangat ketat antara kedua pemain sehingga
harus diperpanjang hingga selisih jarak 2 poin sesuai dengan ketetapan.  

Pemain bisa dikatakan menang dalam sebuah pertandingan jika pemain tunggal maupun ganda
bisa memenangkan dua set pertandingan secara langsung. Jika terjadi hasil yang sama kuat
dalam dua set, maka dilanjutkan dengan set permainan yang ketiga.

Anda mungkin juga menyukai