Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SALAH SATU PERMAINAN TRADISIONAL DI INDONESIA


PERMAINAN KELERENG

Kelompok 1 :

Rifatul Khoiroh ( 23030244002 )


Uswatun Hasanah ( 23030244005 )
Lintang Ramadhani ( 23030244013 )
Siska Aprilia Faramitha ( 23030244020 )
Rian Putra Ardyansah ( 23030244022 )
Renafa Cantika Soraya ( 23030244023 )
Ranti Pragiwati Candra Asmara ( 23030244024 )
Octavia Ayu Ramadhani ( 23030244031 )

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
MATA KULIAH PENDIDIKAN JASMANI DAN KEBUGARAN
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami ini dengan tepat pada
waktunya. Dan kami berterima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Pendidikan
Jasmani dan Kebugaran, Bapak Dony Andrijanto S.Pd., M.Kes. yang telah memberikan kami
tugas membuat makalah tentang permainan tradisional ini.
Permainan olahraga yang akan kami bahas dalam makalah ini yaitu “Permainan
Kelereng”. Dimana permainan ini dikenal dengan nama yang berbeda beda di berbagai
daerah. Permainan ini sering dimainkan oleh anak-anak dan juga termasuk dalam bidang
olahraga karena dapat melatih keseimbangan tubuh. Untuk lebih lengkapnya, mari membaca
makalah ini sehingga dapat mengetahui banyak tentang permainan tradisional tersebut. Selain
itu, kami berharap kepada pembaca makalah ini dapat melakukan permainan tersebut
bersama temannya di kehidupan sehari hari.
Dari kami sebagai penyusun makalah ini, kami meminta maaf apabila masih ada
kekurangan atau kesalahan dalam pembuatan makalah ini. Untuk itu, kami mengharapkan
dari pembaca untuk kritik dan sarannya agar bisa kami sempurnakan lagi dalam pembuatan
makalah selanjutnya.

Surabaya, 6 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I
PENDAHULUAN..........................................................................................................1

1.1 Latar
Belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan
Masalah.....................................................................................................2
1.3 Tujuan.......................................................................................................................2

BAB II
PEMBAHASAN...........................................................................................................3

2.1 Pengertian Permainan Tradisional............................................................................3

2.2 Manfaat Bermain Permainan


Tradisional..................................................................3

2.3 Permainan Tradisional


Kelereng...............................................................................4

2.4 Bentuk Lapangan Permainan


Kelereng.....................................................................5

2.5 Cara Bermain Permainan


Kelereng...........................................................................6

BAB III
PENUTUP...................................................................................................................8

3.1 Kesimpulan...............................................................................................................8

3.2 Saran.........................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................9

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat ini jarang sekali terlihat anak-anak kecil bermain bersama di luar rumah.
Padahal dahulu banyak anak-anak kecil yang sering bermain memainkan bermacam-
macam permainan tradisional. Namun, hal tersebut sangat berbanding terbalik dengan
zaman sekarang, dimana anak-anak kecil-kecil lebih memilih bermain gadget
dibandingkan dengan bermain bersama teman-temannya di luar rumah. Kalaupun
bermain bersama di luar rumah, seringkali mereka sibuk bermain gadget sendiri-sendiri.
Ketika gadget masuk dan menguasai era saat ini, permainan-permainan tradisional
tersebut sedikit demi sedikit telah pudar. Anak-anak saat ini lebih tertarik dengan
memainkan gadget yang dimilikinya. Sehingga dapat dikatakan generasi saat ini
merupakan generasi merunduk, karena telah terhipnotis oleh dunia gadget. Mereka lebih
senang memainkan game-game yang ada dalam gadget tersebut. Padahal, perlu diketahui
bahwa permainan tradisional sangat menarik, mendidik, dan menyenangkan. Karena
permainan tradisional dapat mengajarkan kita tentang pentingnya bekerja sama, melatih
diri untuk mudah bersosialisasi, tangkas, kreatif, melatih kekompakan, dan menambah
teman (Siti Rodiah, 2015).
Permainan kelereng adalah permainan tradisional yang melibatkan pemain
melemparkan atau menggulung kelereng dan mencoba mendapatkan skor atau
mengalahkan lawan. Meskipun mungkin kurang populer di era modern ini, permainan
kelereng memiliki sejarah yang panjang dan beragam di berbagai negara. Pada abad ke-
19, permainan kelereng mulai populer di Eropa dan Amerika Serikat. Permainan
tradisional seperti “ring and pin” (menempatkan kelereng di dalam lingkaran
menggunakan tongkat) dan “kelereng jalan” (menggulung kelereng di jalur tertentu)
menjadi populer di kalangan anak-anak. Permainan kelereng juga memiliki peraturan dan
variasi yang berbeda di berbagai negara dan budaya. Misalnya, di Jerman terdapat
permainan “Murmel” yang menggunakan lubang-lubang dalam papan kayu sebagai
target. Di Inggris, ada variasi permainan yang disebut “alleys”, di mana pemain
melemparkan kelereng ke lorong-lorong sempit. Sastra mengenai permainan kelereng
tergolong langka, tetapi ada beberapa kutipan terkenal yang terkait dengan permainan ini.
Salah satunya berasal dari penulis Amerika Serikat, Ernest Hemingway, yang

1
menyatakan, “Permainan kelereng membutuhkan tangan yang kuat dan kepala yang kuat,
baik tubuh maupun pikiran.” (Rina Srilestari, 2017). Kutipan ini mencerminkan
kebutuhan akan keahlian fisik dan mental dalam bermain kelereng.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan di atas, penulis merumuskan
beberapa permasalahan yang akan penulis bahas dalam makalah ini diantaranya adalah
sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan permainan tradisional?


2. Apakah permainan kelereng termasuk ke dalam jenis permainan tradisional?
3. Apa saja manfaat dalam permainan tradisional termasuk dengan bermain kelereng?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian dari permainan tradisional
2. Untuk mengetahui apakah kelereng termasuk ke dalam jenis tradisional
3. Untuk mengetahui manfaat dalam permainan tradisional termasuk dengan bermain
kelereng

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Permainan Tradisional


Permainan tradisional merujuk pada jenis permainan yang telah ada dan dimainkan
oleh berbagai budaya sejak zaman dulu. Biasanya, permainan tradisional ini adalah bagian
dari warisan dan budaya suatu masyarakat tertentu. Mereka sering kali diteruskan dari satu
generasi ke generasi berikutnya sebagai bentuk hiburan, latihan fisik, atau pelatihan
keterampilan. Ada berbagai jenis permainan tradisional di seluruh dunia, beragam dalam
bentuk, aturan, dan tujuan. Contohnya termasuk permainan dengan bola, permainan papan,
permainan dengan mengejar, permainan petak umpet, dan banyak lagi.
Beberapa contoh permainan tradisional yang terkenal di berbagai belahan dunia termasuk:
1. Sepak Bola. Permainan ini adalah salah satu olahraga paling populer di dunia. Dalam
sepak bola, dua tim berusaha mencetak gol dengan mengendalikan bola menggunakan
kaki mereka.
2. Layang-layang. Permainan ini melibatkan mengontrol dan menerbangkan layang-
layang dengan menggunakan tali. Layang-layang sering terbuat dari bahan kertas atau
kain dan dapat memiliki berbagai bentuk dan ukuran.
3. Congklak. Permainan ini populer di banyak negara dan melibatkan pindah biji atau
kelereng dari lubang ke lubang pada papan yang memiliki beberapa lubang kecil.
4. Balap Karung. Permainan ini melibatkan peserta yang berlomba-lomba di dalam
karung yang ditarik ke atas lutut, hanya menggunakan kaki mereka untuk melompat
maju.
5. Lompat Tali. Permainan ini melibatkan melompat melalui tali yang diceburkan oleh
dua pemain atau lebih sementara tali tersebut berputar.
6. Kelereng.
Keunikan dari permainan tradisional adalah mereka bisa dimainkan dengan alat yang
sederhana dan tersedia secara alami di sekitar kita. Mereka juga memberikan kesempatan
untuk bersosialisasi, membangun keterampilan motorik dan kordinasi, serta mengenal budaya
dan tradisi masyarakat tertentu. Para pemain juga dapat belajar tentang koordinasi tim,
komunikasi, dan kompetisi yang sehat melalui permainan ini.

2.2 Manfaat Bermain Permainan Tradisional


Bermain permainan tradisional memiliki berbagai manfaat bagi para pemain, terutama
anak-anak. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari bermain permainan tradisional.
Permainan tradisional adalah bagian dari warisan budaya suatu masyarakat. Bermain
permainan tradisional membantu dalam melestarikan dan mempertahankan adat istiadat,

3
nilai-nilai, dan tradisi dari generasi ke generasi. Ini juga membantu memupuk rasa bangga
akan warisan budaya mereka. Banyak permainan tradisional yang melibatkan gerakan fisik
seperti berlari, melompat, atau melompat-lompat. Bermain permainan ini membantu
meningkatkan kekuatan, daya tahan, keseimbangan, dan koordinasi motorik pada anak-anak.
Ini juga membantu dalam menjaga kesehatan tubuh dan mencegah kelebihan berat badan atau
kekurangan aktivitas fisik.
Bermain permainan tradisional melibatkan interaksi dengan orang lain. Ini membantu dalam
pengembangan keterampilan sosial seperti kerja sama tim, komunikasi, pemecahan masalah,
menghormati aturan permainan, dan belajar menerima kekalahan dan kemenangan dengan
baik. Hal ini juga merangsang perkembangan emosi seperti kegembiraan, kecewa, dan
pengendalian diri. Bermain permainan tradisional membutuhkan pemikiran strategis, analisis,
pemecahan masalah, dan rencana taktis. Ini membantu dalam pengembangan keterampilan
kognitif seperti keterampilan berpikir logis, memperhatikan detail, mengasah ingatan,
meningkatkan kecepatan pemrosesan informasi, dan meningkatkan kemampuan berpikir
kritis. Bermain permainan tradisional dapat menjadi sumber hiburan yang menyenangkan dan
menghibur. Ini membantu dalam mengurangi stres, menghilangkan kebosanan, dan
meningkatkan suasana hati. Permainan juga dapat memberikan sarana melarikan diri dari
tuntutan sehari-hari dan menikmati momen bersama teman-teman atau keluarga. Jadi,
bermain permainan tradisional bukan hanya menyenangkan, tetapi juga memberikan manfaat
yang signifikan dalam berbagai aspek perkembangan anak-anak dan pemainnya.
2.3 Permainan Tradisional Kelereng

Permainan tradisional kelereng adalah salah satu permainan yang telah ada sejak
zaman kuno. Ini adalah permainan yang melibatkan menggunakan kelereng atau bola kecil
dari berbagai jenis bahan seperti kaca, tanah liat, atau logam kecil. Kelereng adalah mainan
kecil berbentuk bulat yang terbuat dari kaca, tanah liat, atau agate. Ukuran kelereng sangat
bermacam-macam, umumnya ½ inci (1.25 cm) dari ujung ke ujung. Ada banyak sebutan
kelereng di berbagai daerah di wilayah Indonesia, misalnya di Betawi menyebut kelereng
dengan nama gundu, di Jawa, neker. Di Sunda, kaleci. Di Palembang, ekar. Di Banjar, kleker.
Permainan ini bukan hanya popular di Indonesia saja tapi di berbagai negara, salah satu
negara yang menjadikan permainan ini populer adalah Prancis. Awalnya dari Prancis lalu
menyebar ke negara Mesir, tidak hanya Mesir, Yunani pun menjadi bagian penyebaran awal
permainan ini, permainan kelereng dikenal kan oleh orang-orang Romawi. Di Perancis
mereka menyebutnya dengan sebutan Pentaque. Bedanya, jika permainan kelereng
menggunakan gundu yang berukuran kecil, Pentaque memerlukan dua jenis bola yang
mempunyai ukuran yang cukup besar yang terbuat dari kayu jati dan baja. Pentaque ini
pertama kali diperkenalkan oleh Suku Gaule (Perancis Kuno). Teknologi pembuatan kelereng
kaca ditemukan pada 1864 di Jerman. Kelereng yang semula satu warna, menjadi berwarna-
warni mirip permen. Teknologi ini segera menyebar ke seluruh Eropa dan Amerika. Namun,
akibat Perang Dunia II, pengiriman mesin pembuat kelereng itu sempat terhenti dan akhirnya
masing-masing negara mengembangkannya sendiri.

4
Para pemain biasanya berlomba untuk melempar kelereng ke dalam lingkaran atau
lubang dengan menggunakan teknik dan strategi tertentu. Berikut adalah beberapa informasi
tambahan tentang permainan tradisional kelereng:
1. Tujuan Permainan: Tujuan utama dari permainan kelereng adalah melemparkan kelereng
ke dalam lingkaran atau lubang dengan menggunakan ketepatan dan keahlian. Pemain
yang berhasil melempar kelereng ke dalam target dengan akurasi yang baik mendapatkan
poin atau bisa mengambil kelereng lawan.
2. Cara Bermain: Peraturan permainan kelereng bisa bervariasi tergantung pada daerah atau
budaya tertentu. Namun, ada beberapa cara umum dalam bermain permainan kelereng,
seperti:
i. Lingkaran: Para pemain membuat lingkaran di atas tanah atau permukaan datar
lainnya. Lingkaran ini berfungsi sebagai target yang harus dicapai oleh pemain
dengan melemparkan kelereng.
ii. Jarak: Setiap pemain mengambil giliran untuk melempar kelereng ke dalam
lingkaran dari jarak tertentu. Jarak tersebut dapat disesuaikan tergantung pada
kemampuan dan tingkat kesulitan yang diinginkan.
iii. Teknik Lempar: Ada berbagai teknik lempar yang dapat digunakan, seperti
melempar dari bawah, melempar dari atas, atau menggunakan jari-jari untuk
mendorong kelereng ke depan. Ini melibatkan keterampilan motorik tangan dan
koordinasi yang baik.
3. Variasi Permainan: Ada berbagai variasi permainan kelereng di seluruh dunia. Misalnya,
ada permainan "Gulungan" di mana setiap pemain berusaha menggerakkan kelerengnya
sesuai dengan aturan yang ditentukan. Ada juga permainan "Beres-Beres" di mana
pemain menyapu kelereng lawan yang terlempar ke luar dari lingkaran.
4. Manfaat: Bermain permainan kelereng dapat melibatkan aspek fisik dan kognitif. Ini
membantu dalam mengembangkan keterampilan motorik halus, seperti koordinasi
tangan-mata, keterampilan melihat jarak, dan kecepatan respons. Permainan ini juga
melibatkan pengambilan keputusan cepat, pemecahan masalah, dan perkembangan
keterampilan strategis.
Permainan tradisional kelereng adalah cara yang menyenangkan dan mendidik untuk
menghabiskan waktu dengan teman dan keluarga. Ini membantu dalam melestarikan tradisi
budaya dan memberikan manfaat dalam perkembangan anak-anak dalam segi fisik dan
kognitif.

5
2.4 Bentuk Lapangan Permainan Kelereng
Jarak cochonnet dari titik lempar bola antara 6-10 m. Ukuran resmi lapangan
permainan ini yakni 15 x 4 m.

2.5 Cara Bermain Permainan Kelereng


A. Alat Yang Diperlukan
1. Kelereng sesuai kebutuhan pemain
2. Lapangan kosong sebagai arena kelereng
3. Kapur atau tongkat untuk membuat garis permainan

B. Peraturan Permainan

1. Untuk memilih sebagai penembak yang bermain di awal maka bisa


dilakukkan dengan hopimpa untuk mendapatkan giliran bermain.
2. Para pemain mengumpulkan kelerengnya ditengah lingkaran arena
kelereng, bisa 3 – 7 kelereng
3. Untuk penembak pertama diam digaris yang tidak terlalu jauh dari
lingkaran arena kelereng, kemudian menggulirkan kelerengnya ke arah
kumpulan kelereng sampai kumpulan kelereng itu berantakan,
kemudian bisa langsung dimulai untuk mengarahkan ke target kelereng
terdekat
4. Penembak yang mampu mengarahkan kelereng menuju target kelereng
maka kelereng itu menjadi hak milik sang penembak
5. Jika penembak kehilangan posisinya atau tidak kena pada target maka
gilirannya dianggap selesai, dan diganti gilirannya dengan penembak
yang lain.
6. Siapa yang paling banyak mendapatkan kelereng dari hasil
mengarahkan kelereng menuju kelereng target, maka dialah
pemenangnya.

6
C. Cara Yang Paling Dasar Untuk Memainkan Permainan Kelereng,
Sebagai Berikut :

a. Pertama lapangan/lingkaran bermain yang harus dibentuk. Lebih cocok dibuat


ditaman bermain berpasir.

b. Semua pemain perlu memberikan kontribusi sejumlah kelereng kecil ke tengah


ring. Kelereng ini disusun dalam bentuk gambar + , dengan masing masing
marmer spasi beberapa inci terpisah.

c. Kelereng di ring dianggap sasaran untuk setiap penembak. Para pemenang dari
setiap permainan akan menyimpan semua kelereng yang dimainkan sebagai
denda dan imbalan dari permainan yang dimainkan bersama itu.

d. Penembak pertama bisa memposisikan kelerengnya sesuai tempat terakhir


ketika kelereng itu digulirkan/dilempar. Tujuan dari permainan dasar kelereng
untuk menjatuhkan kelereng dari pemain lain sehingga benar benar keluar dari
ring.

e. Penembak pertama pada umumnya bertujuan ke susunan pusat kelereng dan


menempatkan penembak disebuah celah yang dibentuk dari menyelipkan ibu
jari dibelakang buku jari keduanya atau jari telunjuknya. Jari telunjuk
memegang jari jempol dalam ketegangan sampai pemain buat mengambil
perkiraan untuk menembak

f. Dalam menggunakan teknik itu harus cukup kuat dalam menggerakan ketukan
penembak yang lebih besar ke dalam lingkaran dan memaksa setidaknya satu
kelereng keluar dari lingkaran/ring yang sudah dibuat.

g. Selama penembak terus berhasil mengeluarkan kelereng dari pemain lain


tanpa kehilangan kelereng yang dimilikinya didalam lingkaran maka akan bisa
terus bermain. Akan tetapi jika penembak gagal untuk membidik kelereng
milik pemain lain makan gilirannya dianggap selesai.

h. Permainan kelereng berakhir ketika semua kelereng telah tersingkir dari


lingkaran. Pemain layak menghitung jumlah kelereng yang telah mereka
kumpulkan dan satu dengan kelereng yang paling banyak dinyatakan sebagai
pemenang dari permainan itu.

i. Putaran selanjutnya bisa dimainkan untuk menentukan kampiun utama, atau


mungkin hanya bermain terus sampai pemain kehabisan kelereng untuk
putaran yang selanjutnya,

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Permainan tradisional adalah permainan yang berasal dari budaya masyarakat
Indonesia yang diwariskan secara turun-temurun. Permainan tradisional memiliki
banyak manfaat, seperti melatih kreativitas, motorik, komunikasi, dan kerjasama
anak-anak. Permainan tradisional juga mencerminkan kekayaan dan keunikan budaya
Indonesia yang beragam.
Ya, permainan kelereng termasuk ke dalam jenis permainan tradisional. Permainan
kelereng memiliki beberapa karakteristik yang sesuai dengan kriteria permainan
tradisional, yaitu: Bersifat turun-temurun, menggunakan alat-alat sederhana, bersifat
lokal, memiliki nilai-nilai budaya
Permainan kelereng memiliki berbagai manfaaat, antara lain: Meningkatkan
keterampilan motorik halus, meningkatkan keterampilan membidik, meningkatkan
kreativitas, meningkatkan kemampuan bersosialisasi.

3.2 Saran
Permainan kelereng seharusnya disosialisasikan kepada anak-anak agar mereka
dapat melestarikan dan paham permainan tradisional Indonesia dengan baik.
Tontonan atau apa saja yang mereka akses melalui jaringan internet seharusnya dapat
diawasi dengan lebih baik, agar mereka tidak mencontoh hal-hal yang tidak baik.

8
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, G., & Pujiastuti, H. (2020). Peranan Permainan Tradisional Engklek dalam
Mengembangkan Kemampuan Matematika di Sekolah Dasar. JUMLAHKU: Jurnal
Matematika Ilmiah STKIP Muhammadiyah Kuningan, 6(1), 87–101.
https://doi.org/10.33222/jumlahku.v6i1.952
Apiati, V., Heryani, Y., & Muslim, S. R. (2019). Etnomatematik dalam Bercocok Tanam
Padi
dan Kerajinan Anyaman Masyarakat Kampung Naga. Mosharafa: Jurnal Pendidikan
Matematika, 8(1), 107–118. https://doi.org/10.31980/mosharafa.v8i1.417
Aulia, R., & Ngaisah, N. C. (2023). Peran Pendidikan Anak Usia Dini dalam Fungsi
Sosialisasi
Keluarga di Kelurahan Teluk Merarti. Bunayya: Jurnal Pendidikan Anak, 49–62.
Edhy Rustan & Ahmad Munawir. (2020). Eksistensi Permainan Tradisional Padagenerasi
Digital Natives Di Luwu Raya Dan Pengintegrasiannyake Dalam Pembelajaran.
Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 5(2), 181–196.
https://jurnaldikbud.kemdikbud.go.id/
Ekyana, L., Fauziddin, M., & Arifiyanti, N. (2021). Parents Perception: Early Childhood
Social
Behaviour During Physical Distancing in the Covid-19 Pandemic. JPUD - Jurnal
Pendidikan Usia Dini, 15(2), 258–280. https://doi.org/10.21009/jpud.152.0
Erliani, S. (2021). Nilai-Nilai Pendidikan Dalam Permainan Anak. 2(September), 177–200.
Fakhriyani, D. V. (2018). Pengembangan Keterampilan Sosial Anak Usia Dini Melalui
Permainan Tradisional Madura. Jurnal PG-PAUD Trunojoyo : Jurnal Pendidikan Dan
Pembelajaran Anak Usia Dini, 5(1), 39–44.
https://doi.org/10.21107/pgpaudtrunojoyo.v5i1.3685
Hasanah, Z. (2021). Model Pembelajaran Kooperatif Dalam Menumbuhkan Keaktifan
Belajar
Siswa. Studi Kemahasiswaan, 1(1), 1–13.

9
Siti Rodiah, (2015). Makalah Permainan Tradisional Yang Menyenangkan. Heri Al-lurahi

10

Anda mungkin juga menyukai