Anda di halaman 1dari 7

SELOKO ADAT

JAMBI
Kelompok 2:
• DHITA WULAN DARI (A1B119004)
• MARIAH MAISARAH (A1B119010)
• WANTI (A1B119018)
• ANA UKHTI (A1B119024)
• KURNIA SAFITRIYANI (A1B119035)
• FRANSISCA FRADA WATUN (A1B119124)
Pengertian Seloko Adat Jambi

Kata seloko (dalam dialek Jambi) identik dengan kata seloka dalam
bahasa Indonesia. Seloka berasal dari bahasa Sanskerta cloak, yaitu
bentuk puisi dalam Mahabarata dan Ramayana di India. Dalam teori
sastra seloko dikenal sebagai salah satu bentuk sastra lisan, yaitu suatu
bentuk kebudayaan daerah yang diwariskan secara turun temurun. Bentuk
satra lisan tersebut berkaitan erat dengan tradisi suatu masyarakat, seperti
prosesi upacara adat perkawinan. Salah satu hubungannya adalah berupa
ditampilkannya sastra lisan itu dalam upacara atau acara-acara tradisional
masyarakat yang bersangkutan.
Bentuk Seloko Adat Jambi

1. kato adat atau kato undang


2. kata-kata kias
3. kato-kato penyelo
4. Pepatah-petitih
5. Pantun.
Fungsi Seloko Adat Jambi

Fungsi
Informasional

Fungsi Ekspresif Fungsi Direktif Fungsi Estetis Fungsi Fatik


Pesan Nilai dalam Seloko Adat Jambi

Seloko berfungsi sebagai alat menyampaikan pesan bagi perilaku


manusia, khususnya manusia Melayu Jambi. Ia tidak hanya berfungsi
sebagai karya sastra bernilai tinggi, tetapi juga medium dalam menjaga
ketertiban umum, parameter kearifan lokal dalam bermasyarakat, dan alat
komunikasi. Pesan dalam Seloko adat Melayu Jambi dapat dilihat dari
petatah petitih yang disampaikan. Pesan tersebut mengandung nilai-nilai
moral bagi seluruh warga masyarakat Jambi. Baik berupa nilai
keagamaan, nilai sosial budaya dan nilai pendidikan.
Terimakasih
Ada pertanyaan?

Anda mungkin juga menyukai