dalam bahasa berarti Pinang. Jambi merupakan salah satu Propinsi di Indonesia yang terletak di Pulau Sumatera. Masyarakat Jambi merupakan masyarakat yang memiliki pola heterogen dimana komposisi masyarakat bersifat multikultur atau dapat dikatakan campuran yang selain dari masyarakat asli Jambi juga terdapat masyarakat pendatang seperti : Minangkabau, Batak, Jawa, Sunda, Cina, Arab, dan lain sebagainya PENGERTIAN LAMBANG DAERAH
• Bidang dasar persegi lima :
Melambangkan jiwa dan semangat PANCASILA Rakyat Jambi. • Enam lobang mesjid dan satu keris serta fondasi mesjid dua susun batu diatas lima dan dibawah tujuh Melambangkan berdirinya daerah Jambi sebagai daerah otonom yang berhak mengatur rumahtangganya sendiri pada tanggal 6 Januari 1957. • Sebuah mesjid : Melambangkan keyakinan dan ketaatan Rakyat Jambi dalam beragama. • Keris Siginjai : Keris Pusaka yang melambangkan kepahlawanan Rakyat Jambi menentang penjajahan dan kezaliman menggambarkan bulan berdirinya Provinsi Jambi pada bulan Januari. Cerana yang pakai kain penutup persegi sembilan : Melambangkan Keiklasan yang bersumber pada keagungan Tuhan menjiwai Hati Nurani. GONG : Melambangkan jiwa demokrasi yang tersimpul dalam pepatah adat "BULAT AIR DEK PEMBULUH, BULAT KATO DEK MUFAKAT". EMPAT GARIS : Melambangkan sejarah rakyat Jambi dari kerajaan Melayu Jambi hingga menjadi Provinsi Jambi. Tulisan yang berbunyi: "SEPUCUK JAMBI SEMBILAN LURAH" didalam satu pita yang bergulung tiga dan kedua belah ujungnya bersegi dua melambangkan kebesaran kesatuan wilayah geografis 9 DAS dan lingkup wilayah adat dari Jambi : "SIALANG BELANTAK BESI SAMPAI DURIAN BATAKUK RAJO DAN DIOMBAK NAN BADABUR, TANJUNG JABUNG". ADAT ISTIADAT MASYARAKAT JAMBI • Undang - undang adat Jambi, memuat aturan – aturan hukum adat istiadat masyarakat Jambi, khusus mengatur mengenai ketentuan hukum pidana adat ( Adat delicten recht ). Istilah ini tidak dikenal oleh kalangan masyarakat adat. Masyarakat adat hanya mengenal hukum pidana adat dengan istilah “kesalahan” atau “salah” dan “ sumbang” untuk menyatakan terhadap perbuatan yang bertentangan dengan hukum adat. Ada dua bentuk kesalahan atau sumbang yaitu kesalahan kecil atau sumbang kecil dan kesalahan besar atau sumbang besar. • Disebut kesalahan kecil atau sumbang kecil apabila perbuatan tersebut hanya mengakibatkan kerugian terhadap seseorang atau beberapa orang ( keluarga atau kerabat ), kesalahan besar atau sumbang besar apabila perbuatan itu merupakan kejahatan yang mengakibatkan kerugian dan mengganggu keseimbangan masyarakat adat secara keseluruhan. • Aturan – aturan hukum pidana adat tersebut sudah dikenal oleh masyarkat adat sejak dari nenek moyang sebelum Agresi Belanda masuk ke Indonesia. Setiap daerah di Indonesia tentu memiliki ciri khasnya masing-masing, termasuk dalam hal pakaian adat. Pakaian adat biasa digunakan jika dalam upacara adat/besar, termasuk salah satunya upacara pernikahan.
Dalam hal pakaian adat, Jambi tidak jauh berbeda
dengan pakaian khas pulau Sumatera yaitu baju kurung dan berwarna mencolok (merah/orange). Tidak lupa pula dilengkapi dengan aksesoris/perhiasan yang memunculkan kesan mewah. RUMAH ADAT
Rumah Panggung Kajang Leko
adalah konsep arsitektur dari Marga Bathin. Sampai sekarang orang Bathin masih mempertahankan adat istiadat yang diwariskan oleh nenek moyang mereka, bahkan peninggalan Kajang Leko atau Rumah Lamo pun masih bisa dinikmati keindahannya dan masih dipergunakan hingga kini. PAKAIAN ADAT Pakaian Adat Wanita 1. Pesangkon atau penutup kepala 2. Perhiasan berupa cincin pacat kenyang dan cincin kijang atau capung 3. Anting atau antan bermotif kupu-kupu 4. Gelang kilat bahu 5. Gelang nago betapo dan gelang ular 6. Kalung tapak, kalung jayo atau kalung bertingkat dan kalung rantai sembilan. 7. Kelengkapan lain seperti teratai dada (tutup dada), pending dan sabuk (ikat pinggang), selendang, dan selop hampir sama dengan yang dikenakan pria.. Pakaian Adat Pria • Lacak sebagai penutup kepala • Flora • Tali runcing • Penutup dada yang diberi nama Teratai Dada dan dipasang melingkari leher sehingga menyerupai kerah • Gelang kilat bahu • Selempang yang terbuat dari songket warna merah keungu- unguan dan dikenakan menyilang badan. • Selendang • Keris yang diselipkan di perut • Selop atau alas kaki MAKANAN JAMBI Tempoyak adalah masakan yang berasal dari buah durian yang difermentasi. Tempoyak merupakan makanan yang biasanya dikonsumsi sebagai lauk teman nasi. Tempoyak juga dapat dimakan langsung (hal ini jarang sekali dilakukan, karena banyak yang tidak tahan dengan keasamandan aroma dari Tempoyak itu sendiri).
Gulai Tepek Ikan yang berbahan dasar ikan gabus ini
merupakan makanan bersejarah dan hanya dihidangkan pada momen penting, seperti perkawinan, kenduri, acara adat dan jamuan menyambut tamu istimewa. dan selain gulai tepek ikan ini jambi juga memiliki tempoyak sebagai kuliner khas yang lain. TRADISI JAMBI Anjungan Provinsi Jambi merupakan salah satu Anjungan Daerah di Taman Mini Indonesia Indah. Anjungan ini menyajikan rumah adat Melayu, rumah betiang atau rumah sepucuk jambi sembin lurah, yang mulai dibangun April 1974 dan diresmikan setahun kemudian.
Yakni tempat penyimpanan hasil pertanian beserta peralatannya,
sedangkan di sampingnya berdiri bangunan balai digunakan untuk kantor pengelola anjungan dan ruang pameran berbagai jenis hasil alam, industri, serta kerajinan kayu dari 10 kabupaten/kota. TRADISI JAMBI • Masyarakat Desa Penyengat di kala hari pagi mereka pergi ke Umoh (sawah) menguna kan krudung kepala (Tengkuluk ) dan bawa di sandang Kerajang dari rotan . • Ambung merupakan cinderamata khas SAD JAmbi yang terbuat dari rotan hasil hutan Dusun . Ambung dianyam langsung oleh tangan-tangan trampil Suku Anak Dalam. Ambung dapat di gunakan sebagai souvenir pernikahan dan juga dapat digunakan sebagai gantungan kunci yang unik nan eksotik. • Sebenar produk ambung kami merupakan miniatur dari ambung yang digunakan untuk keperluan mereka sehari-hari. Ambung tersebut digunakan sebagai digunakan oleh Suku Anak Dalam sebagai wadah hasil hutan. Misalnya, kayu, rotan, bijih-bijihan hutan, daun hutan dan lain sebagainya. Suku Anak Dalam memakainya dengan meletakkan ikatan ambung di atas kepala untuk mempermudah dalam membawa hasil hutan. KEKAYAAN ALAM Perkebunan: Komoditas perkebunan yang sangat dominan adalah Karet dan Kelapa Sawit. Hal ini didukung dengan program Pemerintah Derah Provinsi Jambi yaitu “Pengembangan Kelapa Sawit Sejuta Hektar” serta “Replanting Karet”. Selain itu, casiavera juga banyak dibudidayakan terutama di daerah Kerinci. SENJATA KHAS JAMBI Badik Tumbuk Lada, senjata adat ini berbentuk menyerupai badik milik masyarakat bugis, namun memiliki gagang yang lurus, hampir juga menyerupai keris hanya tidak bergelombang. Selain untuk berburu senjata ini juga dipergunakan untuk berperang. Proses pembuatannya menyerupai keris atau badik
Keris Siginjai adalah senjata tradisional Jambi
yang dikenal milik Raja Rangkayo Hitam, seorang raja Jambi yang gagah berani. Disebut Siginjai karena keris ini dahulu sering disimpan dirambut Rangkayo Hitam sebagai tusuk konde (Ginjai). Sehingga kelamaan keris ini disebut keris siginjai. TARIAN ADAT JAMBI
Tari Sekapur Sirih merupakan
tarian selamat datang kepada tamu-tamu besar di Provinsi Jambi dan Riau.K eagungan dalam gerak yang lembut dan halus menyatu dengan iringan musik serta syair yang ditujukan bagi para tamu. Menyambut dengan hati yang putih muka yang jernih menunjukkan keramahtamahan bagi tetamu yang dihormati. ALAT MUSIK TRADISIONAL JAMBI Gendang Melayu Jambi memiliki karakteristik bentuk maupun bunyi yang khas dibandingkan dengan gendang dari daerah lainnya. Gendang Melayu Jambi terbuat dari bongkot kelapa dan kulit binatang ternak seperti kambing. Jalinan rotan berfungsi untuk mengenca ngkan kulit gendang tersebut. Gendang dimainkan dengan cara dipukul menggunakan kedua tangan sambil dipeluk dalam posisi duduk. Agar bunyinya lebih nyaring pada lingkaran kulit bagian dalam dipasak dengan menggunakan rotan bulat disebut sentung. Filsafat Hidup Masyarakat Setempat: Sepucuk jambi sembilan lurah, batangnyo alam rajo.