Anda di halaman 1dari 15

KEBUDAYAAN JAMBI

Tarian Adat Jambi

1. Tari Inai

Tari inai adalah tarian Jambi lebih tepatnya berasal dari daerah Kuala Jambi Desa Teluk Majelis.
Kesenian tari ini sebenarnya merupakan seni pertunjukan antara seni tari dan seni musik. Tarian
biasanya memang hanya dilakukan di rumah oleh para mempelai wanita. Sedangkan untuk
mempelai pria tidak diberlakukan upacara malam berinai.

Kegunaan paling utama dari tari ini adalah untuk ekspertesi ritual demi menjaga calon mempelai
wanita dari gangguan supernatural dari manusia atau makhluk halus. Selain itu, tarian ini juga
berguna sebagai wujud estetik, hiburan dan juga ekonomis.

Gerakan dalam tarian ini terdiri dari pembuka, isi dan penutup. Sedangkan gerakannya
merupakan kombinasi gerakan binatang atau kejadian alam sehingga terlihat seperti gerakan
silat. Sedangkan untuk pola lantai bebas dan bervariasi. Ketika ditampilkan, para penari akan
memakai pakaian adat khas Melayu yang baju gunting cina atau baju kecak musang, peci untuk
kepala, celana panjang longgar, kain sarung atau songket untuk dililitkan di pinggang bagian atas
lutut.
2. Tari Nitih Mahligai

Tari nitih mahligai adalah tarian dari Jambi yang diadaptasi dari sebuah upacara adat masyarakat
Kerinci yakni niti naik mahligai. Upacara tersebut dulunya dilakukan untuk memilih calon
pemimpin di Kerajaan Bukit Kaco yakni batas antara Kerinci dan Bungo

Tarian ini ditata Epa Bramanti Putra dimana dalam pertunjukkannya akan diiringi dengan alat
musik tradisional gendang dan lantunan nyahu atau vocal sang pawang. Sementara penari
umumnya akan bergerak bersamaan dengan irama musik memakai gerak tari aseik.

3. Tari Serengkuh Dayung

Tari serengkuh dayung merupakan tarian adat Jambi yang menggambarkan tentang perasaan
yang setujuan, searah dan juga rasa kebersamaan dalam segala hal. Pencipta tarian Jambi ini
masih belum diketahui meski sudah ditata ulang kembali oleh Aini Rozak pada tahun 1990 yang
biasanya dilakukan para penari wanita.
4. Tari Sekapur Sirih

Tari sekapur sirih merupakan tarian tradisional Jambi untuk ucapan selamat datang bagi para
tamu besar. Tarian Jambi ini diciptakan Firdaus Chatab pada tahun 1962. Sesudah itu di tahun
1967, tarian ini kembali ditata ulang oleh OK Hendri BBA dimana tarian ini menjelaskan tentang
sebuah perasaan lapang sekaligus terbuka yang ada pada masyarakat Jambi untuk para tamu
yang sedang berkunjung ke daerah tersebut.

5. Tari Selampit Delapan

Ini merupakan tarian tradisional Jambi yang menceritakan tentang pergaulan muda mudi Jambi.
Tarian ini juga mengandung arti penting untuk mendekatkan pergaulan. Delapan kain selampit
memiliki banyak warna yang dijadikan simbol pertautan pergaulan muda mudi Jambi.
Nama Pakaian Adat Jambi dan Keterangannya

1.Lacak

Lacak Jambi (Instagram)

Lacak terbuat dari kain Beludru warna merah yang diberi kertas tebal di dalammnya agar
menjadikannya keras sehingga bisa dikenakan.

Nama lainnya adalah Lacak Jambi yang berfungsi sebagai ikat kepala khas budaya Melayu
Jambi. Atau ada juga yang menyebutnya dengan sebutan Tanjak. Aksesoris adat ini biasa dipakai
oleh para kaum pria di Jambi.

Kabar baiknya, tidak cuma dapat dipakai sehari-hari saja, dalam berbagai kegiatan Lacak juga
telah dipakai dalam acara-acara pemerintahan, organisasi kemasyarakatan hingga karyawan
hotel.

Lacak sendiri merupakan salah satu kekayaan budaya Negeri Jambi. Yang merupakan simbol
kewibawaan, kebijaksanaan, dan status sosial pemakainya. Awalnya lacak dikenal sebagai salah
satu perlengkapan dalam pakaian adat pria Jambi. Untuk kaum Laki- laki yang berada di suku
Melayu Jambi, dalam berpakaian adatnya kaum pria Jambi mengenakan lacak pada kepalanya.

2.Telukuk

Telukuk Jambi (Infojambi.com)

Tekuluk atau kuluk adalah tutup kepala wanita masyarakat Melayu Kerinci. “Orang Kerinci
sebelum agama Islam masuk, sudah mengenakan tradisi penutup kepala. Tutup kepala ini
berfungsi sebagai pelindung kepala dari kondisi, juga mencerminkan status sosial budaya yang
mengindentifikasikan martabat si pemakainya,” ujar Kepala Seksi Bimbingan dan Publikasi
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi, Masgia SH, seperti dilansir laman
indonesiatripnews.com.

3. Baju Kurung Tanggung Bersulam Benang Emas

Baju Kurung Tanggung (Kalimat.id)

Baju yang dikenakan oleh para kaum wanita di Jambi diberi nama dengan Baju Kurung
Tanggung Bersulam Benang Emas. Bahan dari pakaian adat ini adalah kain Beludru, dengan
dilengkapi selendang, ikat pinggang, dan tutup dada (Teratai Dada). Pada bagian bawahnya, pada
umumnya dipasang selendang dan sarung songket yang berwarna merah berasal dari hasil
tenunan benang sutra. Tak kalah penting untuk kaki dipakaikan sandal selop yang bentuknya
khas dipandang mata.

4. Teratai Dada

Teratai Dada (Bukalapak)

Sering di jumpai aksesoris yang menutup dada dikenakan oleh wanita di Jambi. Aksesoris ini di
beri nama sebagai Teratai Dada. Secara kasat mata aksesoris tersebut hampir menyerupai kerah
karena dipasang melingkari leher.
Senjata Tradisional Jambi Peninggalan Kerajaan Sriwijaya dan
Kerajaan Melayu

1. Ini Adalah Senjata Tradisional Jambi Yang Diberinama Keris Jambi

jambi.tribunnews.com

Ini adalah senjata tradisional Keris Jambi, yang mana senata yang bernama Keris ini mempunyai
fungsi tersendiri, yaitu sebegai identitas diri/tanda pengenal. Jika kita melihat/memperhatikan
logo resmi Provinsi Jambi saat ini, kita dapat melihat gambar keris pada bagian tengah logo
tersebut.

Gambar keris yang ada pada logo itu adalah gambar Keris Siginjai, yang mana Keris Siginjai ini
adalah senjata tradisional asal Jambi.

Menurut kisah sejarah, Keris Siginjai ini adalah keris yang dimiliki oleh seorang Raja Jambi,
yang mana raja itu sangat bijaksana.

Raja Jambi itu bernama Raja Rangkayo Hitam. Senjata keris tersebut adalah peralatan senjata
yang digunakan oleh raja untuk melindungi diri.

2. Senjata Tradisional Jambi – Badik Tumbuk Lada

chenkoachang.blogspot.co.id

Senjata tradisional yang bernama Badik Tumpuk Lada ini merupakan salah satu senjata
terpopuler, Senjata ini berupa seperti badik, badik ini berartikan (Senjata tikam). Senjata ini
memiliki keunikan tersendiri, keunikan dari senjata tersebut terdapat pada gagang, sarung, dan
bilahnya.

Senjata tradisional khas Jambi Badik Tumpuk Lada ini berbeda dengan Badik khas Sulawesi,
Badik Tumpuk Lada ini mempunyai kesan yang lebih sederhana, pada senjata Badik Tumpuk
Lada ini tidak terdapat banyaknya ukiran-ukiran atau hiasan selain pada bagian gagangnya.

Pada bagian gagang-atau pegangannya pun hanya dilengkapi dengan hiasan-hiasan yang
bermotif sangat sederhana.

3. Senjata Tradisional Jambi – Tombak Jambi

suarawajarfm.com

Senjata Tombak ini memang sangat dikenal oleh sebagian besar suku-suku yang ada di
nusantara, senjata tombak ini dikenal oleh suku-suku nusantara sebagai salah satu senjata yang
banyak fungsinya.

Terkecuali dengan penduduk suku Jambi. Walaupun begit, tombak khas Jambi ini memiliki
beberapa keunikan pada bentuk senjata tersebut.

4. Senjata Tradisional Jami-Sumpit Suku Kubu

disiniaja.net

Senjata sumpit ini merupakan senjata tradisional yang banyak dipergunakan suku-suku adat yang
ada di Negara Indonesia. Tidak terkecuali di daerah Jambi. Pada Suku kubu ada sumpit yang
dipergunakan oleh penduduk tersbut untuk berburu binatang.
Suku Kubu ini seperti suku yang terdapat di pedalaman hutan, yang mana sampai saat ini suku
tersebut masih tetap bertahan hidup didalam hutan yang belantara dan menjauhkan diri dari
lingkungan luar/perkotaan.

5. SenjataTradisional Jami – Pedang

zipoer7.wordpress.com

Pedang pada gambar diatas ini adalah salah satu senjata tradisional terakhir dari daerah Jambi,
Pedang khas jambi ini memiliki bentuk wujud sama seperti pedang-pedang pada umumnya,
Tetapi bila lebih diperhatikan lebih jelas lagi, kita bisa melihat adanya 2 mata pada besi pedang
ini.

Kedua mata pada besi pedang ini sangat tajam sekali dan dapat melukai anggota tubuh, pedang
ini sangat berbeda dengan pedang-pedang lainnya, yang mana kebanyakan pedang-pedang pada
umumnya hanya memiliki 1 mata yang tajam.
Rumah Adat Jambi

Rumah Adat Jambi Kajang Leko

Sumber: http://roni-bae.blogspot.com

Saat ini suku asli yang menempati Jambi seperti Suku Batin masih mempertahankan budaya
yang telah diturunkan oleh nenek moyang mereka dari generasi ke generasi.

Salah satunya dalam mempertahankan bentuk tempat tinggal yang telah ada dan berkembang di
masyarakat Jambi sejak dahulu kala, yaitu Kajang Leko.

Secara umum, rumah adat ini memiliki bentuk rumah panggung.

Seperti pada rumah adat lain di Indonesia, tempat tinggal ini dibuat lebih tinggi dari lahan landai
yang ada.

Kajang Leko ini dibuat dalam bentuk rumah panggung agar penghuninya dapat merasa aman
dari serangan binatang buas yang dapat berkeliaran di bawahnya.

Selain itu juga, bentuk rumah panggung akan membuat aman pemilik rumah dari adanya banjir
yang bisa datang kapan saja.

Konstruksi Bangunan

Sumber: http://www.triptrus.com/

Bangunan rumah adat Jambi Kajang Leko memiliki bentuk yang cukup besar.
Ukuran rumah ini biasanya memiliki luar 12 x 9 meter persegi.

Jumlah Ruangan

Sumber: http://roni-bae.blogspot.com

Seperti rumah adat pada umumnya, rumah Kajang Leko memiliki beberapa ruangan.

Ruangan-ruangan ini memiliki fungsinya masing-masing bagi penghuni rumah.

Palemban
Sumber: http://roni-bae.blogspot.com

Rumah adat Jambi Kajang Leko memiliki bagian khusus untuk menerima tamu.

Bagian ini biasa disebut dengan nama Palemban.

Pelamban adalah bagian depan dari rumah Kajang Leko.

Biasanya letaknya berada di sebelah kiri bangunan induk.

Palemban memiliki lantai yang terbuat dari belahan-belahan bambu yang diawetkan.

Lantai Palemban dari rumah ini menggunakan bambu belah yang diawetkan.

Uniknya, pada lantai palemban ini bambu belah dibuat sedikit berjarak.

Hal ini berfungsi agar tidak ada genangan air pada lantai Palemban karena air akan mengalir ke
bawah melalui sela-sela bambu.

Ruang Gaho

Pada bagian kiri rumah Kajang Leko terdapat ruangan khusus bernama Gaho.

Ruang Gaho merupakan tempat khusus untuk keperluan dapur dan urusan di belakang rumah
lainnya.

Oleh karena itu, di ruang ini biasanya terdapat dapur untuk memasak.

Selain itu, penghuni Kajang Leko juga menggunakan ruangan ini sebagai tempat air yang atau
mencuci.
Suku Bangsa di Jambi

Masyarakat Jambi merupakan masyarakat heterogen yang terdiri dari masyarakat


asli Jambi, yakni Suku Melayu yang menjadi mayoritas di Provinsi Jambi. Selain itu juga
ada Suku Kerinci, suku batin, Suku Penghulu, Suku Anak Dalam (Kubu), Suku Bajau,
dan Suku Pindah. Selain itu juga ada pendatang yang berasal
dari Minangkabau, Batak, Jawa, Sunda, Cina, India dan lain.

1. SUKU (MELAYU) JAMBI


Wilayah : Seluruh kabupaten di provinsi Jambi
Populasi : ±1.100.000
Bahasa : (Melayu) Jambi

2. SUKU KERINCI
Wilayah : Kabupaten Kerinci, Jambi
Populasi : ±320.000
Bahasa : Kerinci

3. SUKU BATIN
Wilayah : Provinsi Jambi di bagian pedalaman pulau Sumatera
Populasi : ±72.000
Bahasa : (Melayu) Jambi

4. SUKU PENGHULU
Wilayah : Kabupaten Sarolangun Bangko, Kabupaten Bungo Tebo, Jambi.
Populasi : ±25.000
Bahasa : (Melayu) Jambi, Minang.

5. SUKU ANAK DALAM (KUBU)


Wilayah : di Provinsi Jambi dan Sumatera Selatan
Populasi : ±20.000
Bahasa : Kubu

6. SUKU BAJAU (JAMBI)


Wilayah : Pesisir pantai provinsi Jambi.
Populasi :±-
Bahasa : Bajau

7. SUKU PINDAH
Wilayah : Kabupaten Batang Hari, kabupaten Sarolangun Bangko, Jambi
Populasi : ±20.000
Bahasa : (Melayu) Pindah.
1. Selendang Mayang

Selendang Mayang adalah lagu daerah Jambi yang bercerita tentang kesigapan seseorang dalam
melakukan sesuatu. Sebab, ketangkasan ddan keuletan seseorang dalam bekerja akan
menentukan hasil pekerjaan mereka di akhir nanti.

Lirik Lagu Selendang Mayang

Orang membakar di Pulau Hantu


asapnya ada tabun menabun
Orang membakar di Pulau Hantu
asapnya ada tabun menabun asap api membakar kebun
merendang lada di sampul luleh

Taruknya kaca tangkainya embun


dipandang ada diambil tak boleh
Merendang lada disampul puleh
asapnya sampai ke Gunung Tujuh

2. Injit Injit Semut

Lagu daerah Jambi yang satu ini adalah lagu pengantar sebuah permainan anak tradisional.
Sebuah permainan sederhana dengan saling mencubit bagian tangan teman kita. Siapa yang
merasakan sakit dialah yang kalah.

Injit Injit Semut juga sering dipelajari oleh anak-anak sekolah pada pelajaran seni musik. Maka
dari itu, tidak heran kalau lagu daerah ini sudah populer di Indonesia.

Lirik Lagu Injit Injit Semut

Jalan jalan ke Tanah Deli


Sungguh indah tempat tamasya
Kawan jangan bersedih
Mari nyanyi bersama sama

Kalau pergi ke Surabaya


Naik prahu dayung sendiri
Kalau hatimu sedih
Ya rugi diri sendiri

Naik prahu ke Pulau Sribu


Sungguh malang nasibku
Punya teman diambil orang
Ramai sungguh Bandar Jakarta
Tempat orang mengikat janji
Walau teman tak punya hati
Senang dapat bernyanyi

Injit injit semut


Siapa sakit naik diatas
Injit injit semut walau sakit
Jangan dilepas

3. Timang Timang Anaku Sayang

Timang Timang Anaku Sayang adalah lagu daerah Jambi yang bercerita tentang kasih sayang
orang tua kepada sang anak. Lagu ini biasa dinyanyikan orang tua sebagai pengantar anaknya
tidur.

Di dalam lagu ini terselip doa dan harapan orang tua untuk kebaikan anaknya kelak mereka
dewasa.

Lirik Lagu Timang Timang Anaku Sayang

Timang-timang anakku sayang


Buah hati ayah ‘nda seorang
Jangan marah dan jangan merajuk sayang tenanglah
dikau dalam buaian
Betapakah hati tak ‘kan riang bila kau
bergurau dan tertawa
S’mogalah jadi orang berguna sayang riang
gembira sepanjang masa

Setiap waktu ku berdoa


kepada Tuhan Maha Esa
Jika kau sudah dewasa hidupmu
bahagia sentausa
Timang-timang anakku sayang kasih hati permata ayah ‘nda
Tidurlah tidur pejamkan mata sayang
esok lusa bermain kembali.

4. Dodoi Si Dodoi

Serupa dengan lagu Timang Timang Anakku Sayang, lagu Dodoi Si Dodoi juga menjadi lagu
daerah pengantar tidur di Jambi. Para Ibu di Jambi biasanya menyanyikan lagu ini sebelum lagu
Timang Timang Anakku Sayang saat menidurkan anaknya.

Lagu ini berkisah tentang rasa sayang seorang Ibu yang hendak menenangkan anaknya tidur
sembari memberi tahu sang anak bahwa ayahnya sedang bekerja di pulau seberang.

Lirik Lagu Dodoi Si Dodoi


Buah hatiku junjungan jiwa
Buah hatiku junjungan jiwa
Tidurlah tidur ya anak
Ibu dodoikan ya sayang (2x)

Dodoi si dodoi
Dodoi si dodoi

Janganlah anak suka menangis


Janganlah anak suka menangis

Ayahmu jauh ya anak


dirantau orang ya sayang (2x)

Dodoi si dodoi
Dodoi si dodoi

Tidurlah anak dalam ayunan


Tidurlah anak dalam ayunan

Tidurlah nyenyak ya anak


Sambil kubuai ya sayang (2x)

Dodoi si dodoi

Anda mungkin juga menyukai