Anda di halaman 1dari 8

SISTEM PELUMASAN MESIN SEPEDA MOTOR

Oleh
Abror Insany Alatqo
12/333211/TP/10469
Secara umum sistem pelumasan dibagi tiga macam yaitu pelumasan dengan sistem
percik, sistem percik dan tekan dan sistem tekan penuh. Pelumasan sistem percik merupakan
sistem yang sederhana dan dipakai untuk motor yang berukuran kecil. Pada batang penggerak
dilengkapi dengan alat yang berbentuk sendok, sehingga pada waktu bergerak, bagian
tersebut mencebur ke dalam karter yang berisi minyak pelumas dan melemparkan minyak
tersebut pada bagian-bagian yang memerlukan pelumasan. Bagian yang banyak memerlukan
minyak pelumas yaitu bantalan utama dari poros engkol, diperlukan pompa yang
mengantarkan minyak pelumas melalui saluran-saluran. Sedangkan sistem tekan adalah
sistem pelumasan yang lebih sempurna. Minyak pelumas dialirkan pada bagian yang
memerlukan pelumasan dengan suatu tekanan dari pompa minyak pelumas.
Pelumasan sistem percik dan tekan yaitu minyak pelumas dialirkan pada bagian yang
memerlukan pelumasan dengan suatu tekanan dari pompa minyak pelumas. Dengan suatu
tekanan, minyak pelumas mengalir melaui saluran dan pipa ke bagian seperti pen engkol,
poros engkol, batang piston. Sedangkan untuk melumasi dinding silinder tetap dengan
mempergunakan sistem perecik. Sehingga disebut gabungan antara sistem perecik dan pompa
(tekan).
Terakhir yaitu pelumasan sistem tekan penuh yaitu gerakan putar dari poros engkol,
selain untuk menggerakkan sistem lain, digunakan pula untuk menggerakkan pompa,
sehingga minyak pelumas yang ada di tangki naik ke bagian yang perlu dilumasi. Sistem
pelumasan yang akan dibahas dalam artikel ini yaitu sistem pelumasan pada mesin sepeda
motor.
A. FUNGSI SISTEM PELUMAS
Sistem pelumas pada mesin sepeda motor mempunyai fungsi:
1. Mengurangi gesekan
Mesin sepeda motor terdiri dari beberapa komponen, terdapat komponen yang diam dan
ada yang bergerak. Gerakan komponen satu dengan yang lain akan menimbulkan
gesekan, dan gesekan akan mengurangi tenaga, menimbulkan keausan, menghasilkan
kotoran dan panas. Guna mengurangi gesekan maka antara bagian yang bergesekan
dilapisi oli pelumas (oil film).
2. Sebagai pendingin
Proses pembakaran di dalam silinder menghasilkan panas, demikian pula gesekan antar
komponen, sistem pendingin membantu mengurangi panas yang terjadi dengan mengabil
panas pada bagian yang dilewati dan mendinginkan pada bak engkol.
3. Sebagai perapat
Piston dengan silinder mempunyai celah tertentu, pelumas membantu mengurangi
kebocoran kompresi maupun tekanan hasil pembakaran dengan membuat lapisan oli
mengisi celah antara kedua bagian tersebut.
4. Sebagai peredam
Piston, batang piston dan poros engkol merupakan bagian mesin menerima gaya yang
berfluktuasi, sehingga saat menerima gaya tekan yang besar memungkinkan
menimbulkan benturan yang keras dan menimbulkan suara berisik. Pelumas berfungsi
untuk melapisi antara bagian tersebut dan meredam benturan yang terjadi sehingga suara
mesin lebih halus.
5. Sebagai pembersih
Salah satu efek gesekan adalah keausan, sistem pelumas membantu membawah kotoran
sehingga bagian yang bergesekan tetap bersih.
6. Sebagai anti karat
Sistem pelumas berfungsi untuk melapisi logam dengan oli, sehingga mencegah kontak
langsung antar logam dengan udara maupun maupun air dan terbentuknya karat dapat
dihindari.

B. SISTEM PELUMAS MOTOR 2 TAK


Pada motor 2 tak bak engkol (crank case) tidak berisi oli pelumas, karena difungsikan
sebagai pompa bilas. Guna melumasi bagian poros engkol, batang piston, piston, ring piston
dan dinding silinder maka minyak pelumas dicampur dengan campuran bahan bakar yang
masuk ke dalam bak engkol dan silinder. Metode mencampur minyak pelumas ada 2 macam,
yaitu:

1. Premix type lubrication

Premix type lubrication merupakan metode sistem pelumas motor 2 tak dengan cara
mencampur langsung oli pelumas pada tangki bensin pada perbandingan tertentu.
Perbandingan antara bensin dengan oli adalah 20 – 25 : 1, artinya untuk 20- 25 liter bensin
dicampur dengan 1 liter oli.
Gb. 1 Sistem pelumas 2 tak premix type lubrication

2. Injection pump lubrication


Injection pump lubrication merupakan sistem pelumas pada motor 2 tak dengan cara
mempompa sejumlah oli pelumas pada intake manifold. Minyak pelumas yang
disemprotkan kemudian bercampur dengan campuran bensin dan udara dari karburator, dan
bersam-sama masuk ke dalam bak engkol. Pada bak engkol campuran bensin dan oli
melumasi poros engkol, bantalan, batang piston, pena piston dan dinding silinder. Saat
proses bilas campuran masuk ke dalam silinder untuk melumasi piston, ring piston dan
dinding silinder. Saat proses pembakaran campuran bensin dengan oli terbakar, sisa gas
buang dibuang melalui knalpot.
Komponen sistem pelumas injeksi adalah:
a. Tangki oli pelumas untuk menampung oli yang diperlukan
b. Pompa pelumas yang berfungsi untuk menghisap oli dari tangki oli dan menekan
oli pada intake manifold.
c. Kabel pompa oli untuk mengontrol jumlah oli yang disemprotkan.
Gb. 2 Sistem pelumas 2 tak injection pump type

C. POMPA OLI MOTOR 2 TAK


Pompa pelumas yang berfungsi untuk menghisap oli dari tangki oli dan menekan oli pada
karburator. Pompa pelumas motor 2 tak umumnya tipe plunger. Konstruksi pompa pelumas
adalah sebagai berikut:

Gb. 3 Pompa oli motor 2 tak tipe plunger

Fungsi bagian pompa:


1. Worm wheel gear sebagai gigi yang memutar distributor, putaran worm wheel gear
diperoleh dari putaran mesin.
2. Plunger berfungsi sebagai piston yang menghisap dan menekan oli.
3. Check ball berfungsi sebagai katup satu arah, yang akan membuka saat plunger
menekan oli dan menutup saat plunger menghisap oli.
4. Plunger cam guide pin sebagai pin pembimbing nok agar plunger dapat bergerak maju-
mundur saat worm wheel gear berputar.
5. Adjusting pulley sebagai pulli yang diputar gas untuk mengatur jumlah oli yang
dipompa.
6. Adjusting plate sebagai plat untuk menyetel panjang langkah pemompaan.
Prinsip kerja:
Saat mesin hidup maka worm wheel gear akan berputar dan distributor ikut berputar,
bila lubang distributor tepat pada saluran masuk maka oli akan mengalir ke dalam rumah
pompa. Distributor dilengkapi dengan cylindrical cam, yaitu nok yang berbentuk silinder,
berputarnya distributor menyebabkan cam mendorong plunger bergerak mundur untuk
menghisap oli, saat cam tidak menekan plunger maka pegas pompa akan mendorong oli,
bila lubang keluar tepat pada lubang distributor maka oli akan ditekan keluar menuju
karburator dan poros engkol.

D. SISTEM PELUMAS MOTOR 4 TAK


Motor 4 tak tidak memerlukan pompa bilas, sehingga bak engkol (crank case) digunakan
untuk bak transmisi, sehingga poros engkol, batang piston, didnding silinder, piston dan ring
piston dilumasi oleh oli yang sama dengan transmisi dan kopling.
Metode sistem pelumas motor 4 tak dikelompokkan menjadi 2, yaitu:

1. Sistem Pelumas Basah (Wet Sum Type)

Sistem pelumas basah merupakan sistem pelumas dimana oli ditempatkan di bak engkol
(crank case), sehingga transmisi, kopling dan poros engkol terendam dalam oli pelumas.

Prinsip kerja :
Saat mesin hidup maka pompa oli berputar menghisap oli dari bak engkol melalui striner
screen. Oli ditekan oleh pompa menuju saringan (oil filter), dari saringan disalurkan secara
parallel menuju transmisi, poros engkol dan roker arm. Pada transmisi setelah melumasi
transmisi oli jatu ke bak engkol, sedangkan yang ke poros engkol oli melumasi connecting
rod bearing dan jatu ke bak engkol. Connecting rod dilengkapi dengan oil control orifice,
melalui lubang kecil tersebut oli disemprotkan ke connecting rod small end, piston dan
silinder, saat piston bergerak turun oli yang menempel pada dinding silinder dikikis oli ring
pelumas.
Oli yang menuju roker arm shaft melumasi roker arm shaft, cam shaft, valve dan spring
valve, kemudian akibat gaya grafitasi mengalir kembali ke bak engkol. Oli yang menuju
kepala silinder harus melewati saluran oli di dalam silinder, karena kurang hati-hati saluran
ini sering tersumbat oleh sealer, sehingga jumlah oli yang dialirkan berkurang, roker arm
shaft , cam shaft, valve dan valve guide menjadi cepat aus.

2. Sistem Pelumas Kering (Dry Sump Type)

Sistem pelumas kering merupakan sistem pelumas dimana oli ditempatkan pada
penampung terpisah atau tidak di bak engkol (crank case), sehingga transmisi, kopling
dan poros engkol tidak lagi terendam dalam oli pelumas.

Keuntungan:
a. Tahanan oli pada bagian bergerak berkurang
b. Pendinginan oli lebih baik
c. Pengecekan dan penambahan oli lebih mudah
Kelemahan:
a. Konstruksi mesin lebih rumit
b. Perlu tambahan komponen penampung oli dan pendingin oli
Prinsip kerja:
Saat mesin hidup maka pompa oli berputar menghisap oli dari bak penampung oli.
Oli ditekan oleh pompa menuju pendingin oli kemudian ke saringan (oil filter), dari
saringan disalurkan secara parallel menuju transmisi, poros engkol dan roker arm. Pada
transmisi setelah melumasi transmisi oli jatu ke bak engkol, sedangkan yang ke poros
engkol oli melumasi connecting rod bearing dan jatu ke bak engkol. Connecting rod
dilengkapi dengan oil control orifice, melalui lubang kecil tersebut oli disemprotkan ke
connecting rod small end, piston dan silinder, saat piston bergerak turun oli yang
menempel pada dinding silinder dikikis oli ring pelumas. Oli yang menuju roker arm
shaft melumasi roker arm shaft, cam shaft, valve dan spring valve, kemudian akibat gaya
grafitasi mengalir kembali ke bak engkol. Pada bak engkol oli dihisap oleh pompa dan
ditekan pada penampung oli.

Referensi :
Parnadi, 2002. Diakses dari http://library.gunadarma.ac.id/journal/view/2335/pengaruh-
sistem-pelumasan-terhadap-umur-komponen-mesin.html/.
Anonim, 2013. Diakses dari http://gogikibnu.blogspot.com/2013/04/sistem-pelumasan.html
Anonim, 2013. Diakses dari http://coilku.com/sistem-pelumasan/

TUGAS
ENERGI DAN MESIN PERTANIAN
(TPT 2021)
SISTEM PELUMASAN
DISUSUN OLEH:
NAMA : ABROR INSANY ALATQO
NIM : 12/333211/TP/10469

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2013

Anda mungkin juga menyukai