Anda di halaman 1dari 18

TARI KEURSEUS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Pelajaran Seni Budaya

DISUSUN OLEH :
KELAS XI MIPA 5
KELOMPOK 3
1.ANANDA RIZQIYA K
2.DM GIVAN
3.DWI MUFTI
4.HASNA MUTIARA ABDIAH
5.MUHAMMAD DZIKRY R
6.RANI NUR ROHMAH

SMA NEGERI 1 CIAMIS


Jl. Gn. Galuh No.37, Ciamis, Kec. Ciamis, Kab. Ciamis, Jawa Barat.
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah S.W.T,yang telah melimpahkan


hidayah-Nya kepada kita . Sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi
Muhammad S.A.W .Tak lupa pada keluarganya ,para sahabatnya juga mudah-
mudahan sampai kepada kita selaku umatnya.Amin
Alhamdulilah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Tari Keurseus.
Makalah ini berisi ulasan-ulasan yang membahas tentang Tari Keurseus. Tari
Keurseus adalah tarian tradisional dari Rancaekek, Jawa Barat, dan merupakan
tarian pergaulan di kalangan menak atau bangsawan Sunda tempo dulu.
Pertanyaannya, apa sebenanya yang dimaksud Tari Keurseus? Hal tersebut akan
dibahas dalam makalah ini.
Namun dengan selesainya makalah ini tidak luput dari bantuan dari beberapa
pihak .Untuk itu kami ucapkan terima kasih kepada:
1. Yang terhormat Ibu Ghea Andriany selaku guru mata pelajaran Seni Budaya.
2. Kedua orang tua yang telah memberi motivasi dan mendukung kepada kami
baik moral dan material.
3. Teman –teman yang telah memberi dorongan dan membantu dalam
menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari dengan selesainya makalah ini masih jauh dari sempurna itu
karena,keterbatasan ilmu yang kami miliki.Untuk itu kami mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca .
Demikianlah makalah yang sederhana ini, mudah mudahan dapat bermanfaat
khususnya bagi kami umumnya bagi pembaca .Amin
Ciamis, Februari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2

1.3 Tujuan.............................................................................................................2

1.4 Manfaat...........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Tari Keurseus...................................................................................3

2.2 Penyajian Tari Keurseus.................................................................................5

2.3 Macam-macam Tari Keurseus........................................................................6

2.4 Tatanan Gerak Tari Keurseus.......................................................................10

2.5 Kostum dan Tata Rias Busana Tari Keurseus..............................................10

2.6 Fungsi Tari Keurseus....................................................................................11

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan...................................................................................................12

3.2 Saran.............................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHUHUAN

1.1 Latar Belakang


Seni tari merupakan budaya yang dapat di lestarikan, karena memiliki peran
penting bagi masyarakat. Indonesia salah satu bangsa yang memiliki
keanekaragaman budaya, yang membuat bangsa Indonesia semakin maju dan
berkembang dari segi kesenian dapat membuat bangsa Indonesia semakin di kenal
dengan beragam budayanya. Kesenian merupakan unsur kebudayaan yang
mempunyai ciri khusus yang menunjukan sifat-sifat kedaerahan yang berbeda dari
daerah satu dengan daerah lainnya.
Kesenian merupakan salah satu bagian dalam kehidupan manusia dan kesenian
menjadi salah satu sarana untuk mengungkapkan gagasan-gagasan atau pemikiran.
Dalam kegiatan berkesenian manusia mengekspresikannya melalui beberapa
media antar lain melalui media gerak yaitu tari. Tari adalah bagian dari
kebudayaan manusia yang dapat kita jumpai di berbagai daerah yang ada di
Indonesia. Kebudayaan masyarakat tersebut berkembang pada setiap daerah itu
sendiri serta memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, karena bisa
memberikan berbagai manfaat seperti hiburan dan sarana komunikasi antara
penonton / seniman. Budaya menari hidup dan berkembang di dalam berbagai
kelompok masyarakat yang akhirnya melahirkan tari-tarian tradisi.
Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang secara kekayaan seni
budaya memiliki keanekaragaman perkembangan seni yang berkembang di
masing-masing daerah. Keanekaragaman tersebut tentunya banyak dipengaruhi
oleh berbagai faktor diantaranya faktor letak geografis, tatanan sosial, adat
istiadat, agama dan lain sebagainya. Kondisi ini berpengaruh besar terhadap
perkembangan seni tradisi yang diciptakan oleh masyarakat penyangganya, salah
satunya perkembangan seni Tari Keurseus yang berkembang di daerah Jawa Barat
termasuk di daerah Kabupaten Sumedang.
Kabupaten Sumedang mempunyai potensi kebudayaan yang cukup besar
khususnya dalam bidang kesenian yang beranekaragam jenisnya,berdasarkan
Dokumentasi Potensi Budaya Sumedang yang diterbitkan oleh Dinas
Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kab. Sumedang tahun 2013
disebutkan berbagai jenis kebudayaan yang tersebar di 26 kecamatan, daintaranya
yaitu Ketuk Tilu, Reak, Tarawangsa, Tayuban, Ibing Keurseus, Seni Bangreng,
Umbul, Kuda Renggong, dan sebagainya. Keberadaan jenis-jenis kesenian, saat
ini mengalami proses perkembangan yang berbeda-beda sesuai dengan latar
belakang awal kesenian tersebut. Awal terciptanya kesenian tersebut pada saat ini
ada yang sudah digali dan dikembangkan, namun ada beberapa pula yang belum
dikembangkan potensinya, sehingga keberadaanya dikhawatirkan berada pada

1
ambang kepunahan, hal ini dipengaruhi oleh kurangnya perhatian dari generasi
muda untuk mempelajari kesenian tersebut.

2
3

Selain itu faktor kurangnya dukungan pemerintah untuk menumbuh kembangkan


kesenian tersebut menyebabkan kesenian yang ada kurang populer di tengah-
tengah masyarakat saat ini yang rata-rata berada pada mayoritas semangat
modernisasi. Termasuk didalamnya Tari Keurseus di Sumedang yang saat ini
kurang mendapatkan apresiasi dari masyarakat, contohnya dengan tidak
berkembang baiknya kaderisasi dari generasi muda yang jarang berminat
mempelajari tarian ini.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan
dibahas di dalam makalah tentang Tari Keurseus ini adalah sebagai berikut:
1.2.1 Bagaimana Sejarah Tari Keurseus ?
1.2.2 Bagaimana Penyajian Tari Keurseus ?
1.2.3 Apa saja macam-macam Tari Keurseus?
1.2.4 Bagaimana tatanan gerak Tari Keurseus?
1.2.5 Bagaimana kostum dan tata rias busana Tari Keurseus?
1.2.6 Apa fungsi Tari Keurseus?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Tari Keurseus ini adalah
sebagai berikut:
1.3.1 Untuk memahami tentang Tari Keurseus.
1.3.2 Untuk mengetahui penyajian Tari Keurseus.
1.3.3 Untuk mengetahui macam-macam Tari Keurseus.
1.3.4 Untuk mengetahui tatanan gerak Tari Keurseus.
1.3.5 Untuk mengatahui kostum dan tata rias busana Tari Keurseus.
1.3.6 Untuk memahami fungsi Tari Keurseus.
1.4 Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini, diharapkan dapat memberikan
manfaat baik secara teoretis maupun secara praktis. Secara teoretis, makalah
ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberi pengetahuan baru mengenai
Tari Keurseus. Secara praktis, makalah ini disusun dengan harapan dapat
memberikan manfaat bagi :
1.4.1 Penulis
Penulis diharapkan setelah membuat dan mempresentasikan makalah
ini dapat lebih memahami dalam penjelasan tentang Tari Keurseus.
1.4.2 Pembaca
Semoga setelah membaca makalah ini, pembaca dapat mengetahui
dan memahami Tari Keurseus.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Tari Keurseus

Perkembangan Tari Keurseus di Sumedang diawali pada masa Bupati Suria


Kusumah Adinata (1863-1882) dan pada masa Bupati P.A.A. Suriaatmadja
sekitaran tahun 1918 (Ramlan, 2009 hlm. 21). Awalnya perkembangan ini
dipengaruhi oleh kesenian tradisional yang tumbuh dan berkembang di
Priangan yaitu tayuban.

Tayuban adalah suatu bentuk tari berpasangan yang cenderung lebih


bersifat hiburan bagi kaum laki-laki dan dalam bentuk penyajianya ronggeng,
minuman keras serta uang menjadi faktor yang memberi warna dalam
kesemarakan arena tayuban. Namun oleh Aom Doyot (R. Ganda Kusumah)
seorang bangsawan Sumedang yang berkedudukan sebagai Camat Leuwiliang
Bogor pada awal abad ke-20 merintis untuk melakukan tayuban secara tertib
dan sopan, tayuban yang sudah ditertibkan ini dikenal dengan tari Keurseus
yang lebih banyak ditampilkan sebagai tarian mandiri pada acara-acara
pertunjukan.

Hal ini seperti yang diungkapkan olehTedjasoekmana Oe. Yoesoef


( 1977/1978, hlm 6- 7):

Tari Keurseus berkembang pesat diantara tahun 1930 – 1945. Hampir di


setiap pusat-pusat kota berdiri tempat-tempat kursus tari Sunda, bahkan
sampai menyebar ke berbagai daerah. Dengan demikian, masyarakat luas
mengenal bagaimana caranya menempuh pelajaran itu. Oleh karena itu,
masyarakat menyebut kepada tari Tayub gaya baru adalah Ibing Keurseus,
karena pelajaran tarian tersebut dilakukan dengan cara dikursuskan.
Demikianlah pada masa-masa itu menari tayub gaya baru bukan lagi
diperoleh dari hanya melihat dan meniru semata, tetapi melalui suatu proses
pembelajaran yang bersifat sistematis.

4
5

Hal ini menggiring Tari Keurseus pada posisi sebagai sebuah karya seni
tinggi. Di Jawa Barat pada umumnya tari Keurseus tidak hanya berkembang
di daerah Sumedang tetapi juga berkembang di beberapa daerah seperti
Bandung, Tasikmalaya, Garut, Ciamis dan Cianjur. Beberapa daerah tersebut
memiliki gaya tersendiri dalam menarikan tari Keurseus, gaya dalam tari
merupakan identitas dari diri seseorang yang dibuat untuk merekayasa atau
menjadikan apa yang ia lakukan menjadi lebih menarik untuk dilihat, oleh
karena itu gaya merupakan sesuatu yang tidak dapat bahkan sulit untuk ditiru
karena rasa, ciri khas alam sekitar, karakter dan sosial budaya setempat sangat
mempengaruhi seseorang dalam proses penciptaan suatu karya. Misalnya
Kabupaten Bandung, yang diwakili oleh gaya individu bernama Arus, Kota
Bandung yang diwakili oleh gaya individu bernama Sukandar, Kabupaten
Sumedang yang diwakili oleh gaya individu bernama Rd. Ono Lesmana
Kartadikusumah, Kabupaten Kuningan yang diwakili oleh gaya individu
bernama Saptu Winatasastra, Kabupaten Bogor yang diwakili oleh gaya
individu bernama Hapid Siradz dan sebagainya (Ramlan, 2009,hlm.6).

Menurut Ramlan dalam bukunya yang berjudul “Tari Kurseus”, Tari


Keurseus terdiri dari beberapa jenis tarianserta mempunyai nama tersendiri
dan memiliki karakternya masing-masing, yaitu:

1) Tari Lenyepan berkarakter Halus

2) Tari Gawil berkatakter Lincah/Nyatria

3) Tari Kawitan berkatakter Halus dan Lincah/Nyatria

4) Tari Gunungsari berkarakter Gagah Lungguh

5) Tari Kastawa yang memiliki 3 karakter yaitu halus, ladak dan gagah
halus .

Tari Keurseus yang berkembang di Kabupaten Sumedang ialah tari


Lenyepan dan tari Gawil yang masing-masing tarian memiliki keunikan
tersendiridari aspektekstual dan nonkontekstual, hal lain yang dapat diamati
6

dari unsur-unsur pendukung lahirnya kesenian tersebut serta dapat diamati


dari faktor gaya dan laetak geografisnya.

Tari Lenyepan adalah salah satu bentuk genre tari Keurseus yang memiliki
karakter halus. Sedangkan Tari Gawil adalah salah satu tarian yang terdapat
dalam rumpun tari Keurseus yang dahulunya berawal dari Ibing tayub.
Karakter tarian ini mempunyai ciri khas yang menonjol, diantaranya
keselarasan pola irama dengan karakter tarian yang mengungkapkan
kegembiraan dan kelincahan sehingga tarian ini memiliki karakter lanyap atau
lincah. Istilah gawil diambil dari nama lagu yang mengiringinya yakni lagu
Gawil (Rosala, dkk 1999, hlm. 11).

Menurut salah satu murid Rd. Ono Lesmana yaitu Ade Rukasih, tari
Keurseus di Sumedang adalah “jenis tari pergaulan di kalangan masyarakat
Sunda khususnya di Sumedang, tarian ini banyak ditarikan olah kaum pria.
Namun seiring berjalannya waktu dan pesatnya pengaruh budaya dari luar
yang masuk pada masyarakat Sumedang hal ini menyebabkan minat generasi
mudauntuk mempelajari tari Keurseus sangat jarang apalagi dari kaum pria
untuk tarian ini”. Tari Lenyepan di Kabupaten Sumedang memiliki puncak
kejayaan pada tahun 1950-an karena pada tahun tersebut tarian ini selalu
ditampilkan dalam setiap event yang diadakan di Kab. Sumedang, misalnya
setiap minggunya selalu diadakan Tayuban di Gedung Negara maupun di
lingkungan Museum Prabu Geusan Ulun, dan seringnya diadakan pasanggiri
tari Lenyepan Popularitas tari tersebut semakin memudar dengan semakin
sedikitnya minat tari dari generasi muda. Padahal tari Keurseus merupakan
salah satu genre tari yang memperkaya khasanah tari yang ada di Jawa Barat.
Kondisi ini jelas mempengaruhi kekayaan budaya setempat yang
keberadaanya hampir dilupakan oleh masyarakatnya (wawancara Ade
Rukasih, tahun 2016).

2.2 Penyajian Tari Keurseus


7

Tarian ini dimainkan oleh beberapa penari, bisa berpasangan wanita dan pria
atau pria saja, tergantung kebutuhan dalam suatu acara. Pakaian yang biasa
digunakan untuk penari pria adalah sebuah beskap, kain batik, blangkon, dan
selendang yang diikat di perut. Sedangkan untuk penari wanita menggunakan
kebaya, selendang, dan rambutnya disanggul.

Menurut bentuk penyajiannya dibagi menjadi lima tahapan, yaitu :

 Tari Lenyepan
 Tari Gawil
 Tari Kawitan
 Tari Gunungsari
 Tari Kastawa

Begitupun dengan tatanan gerakannya dibagi menjadi lima kelompok, yaitu :

 Pokok : rangkaian dari gerakan unsur, penghubung dan peralihan


 Unsur : perilaku-perilaku yang terdiri dari kesatuan aliran yang terdapat
pada kaki, lengan, badan, bahu, kepala serta mata.
 Penghubung : penyambung bentuk sikap yang satu untuk menghasilka
bentuk sikap menarik yang lainnya.
 Peralihan : perubahan perpindahan bagian utama gerakan ke bagian
lainnya.
 Pelengkap : gerakan ekstra yang digunakan untuk memperindah suatu
tarian.

Untuk pengiring tarian biasanya menggunakan gamelan lengkap dengan laras


slendro (mempunyai 5 nada beroktaf yaitu 1 2 3 5 6)  dan pelog (mempunyai 7
nada beroktaf yaitu 1 2 3 4 5 6 7). Alat pelengkap lainnya terdiri dari seperangkat
kendang, demung, rebab,gambang, bonang, dan lain-lain.

2.3 Macam-macam Tari Keurseus


8

Macam-Macam Tari Keurseus Berdasarkan penyajiannya, tari Keurseus dapat


dibedakan atas tari Lenyepan, tari Gawil, dan tari Kawitan.

1) Tari Lenyepan
Struktur koreografi tari Lenyepan terdiri atas gerak pokok lalamba
dan patokan gerak tari. Gerak pokok lalamba meliputi:
a. Sembahan, Sembahan, yaitu calik sila mando atau
sinebadan sinebadan deku lonjor atau calik jengkeng.
b. Adeg-adeg, yaitu adeg-adeg lontang, jiwir sinjang, pundak,
pocapa, laras, dan laras konda lenyep (ungkleuk tujuh).
Patokan Patokan gerak tari meliputi meliputi jangkung
jangkung ilo, gedut, mincid cicing atau aced (dobelan
(dobelan dan saruk lontang), lontang), keupat, keupat,
tindak tilu, jalak  pengkor atau engkeg  pengkor atau
engkeg gigir, sekar gigir, sekar tibaatau santana, tibaatau
santana,  baksarai atau mamandapan, dan sembahan.
baksarai atau mamandapan, dan sembahan. Selain ked
Selain kedua gerakan tersebut, terdapat ua gerakan tersebut,
terdapat  juga gerak selut,dobelan, dan keupat u  juga gerak
selut,dobelan, dan keupat ukel.
Gending pengiring tari Lenyepan adalah gamelan berlaras
pelog atau slendro. Jenis lagu Jenis lagu yang digunakan
sebagai pengiring yang digunakan sebagai pengiring tari
Lenyepan tari Lenyepan adalah lagu adalah lagu yang
berpola irama sawilet, dua wilet, dan lalamba. Lagu-lagu
tersebut antaralain:
a. Sulanjana dengan karakter gancang (cepat).
b. Renggong gede dengan karakter gancang (cepat).
c. Udan mas dengan karakter lamban atau lalamba.4)
Banjarsinom dengan karakter lambat sekali atau
lalamba.
9

d. Banjar jumut dengan karakter lalamba.

2) Tari Gawil Tari Gawil adalah salah satu tarian dalam


rumpun tari Keurseus. Nama ini diambil dari diambil dari
nama lagu nama lagu yang mempunyai ciri yang
mempunyai ciri khas yang menonjol, khas yang menonjol,
di 5 antaranya antaranya adalah keselarasan keselarasan
pola irama dengan kar dengan karakter tarian yang
mengungkapkan kegembiraan dan kelincahan.

Struktur koreografi tari Gawil terdiri atas keupat, calik


jengkeng, adegadeg I, laras konda, jangkung ilo, gedut,
mincid I, keupat, tindak tilu, engkeg gigir, santanaan,
santanaan, mincid II, mincid II, naek kering, naek kering,
adeg-adeg capan adeg-adeg capang, laras g, laras konda,
jangkung  jangkung ilo, gedut, ilo, gedut, mincid cicing,
cicing, keupat, keupat, engkeg gigir, pakbang, pakbang,
baksarai atau mamandapan, dan sembahan.

3) Tari Kawitan Kawitan diambil dari bahasa Sunda, yang


artinya permulaan atau pembukaan. Walaupun namanya
pembukaan, tetapi sajian tari tersebut  bukan sebagai
pembuka pada suatu  bukan sebagai pembuka pada suatu
pergelaran. Nama pergelaran. Nama tari tersebut diambil
dari tari tersebut diambil dari lagu yang berjudul Kawitan.
Koreografi tari Koreografi tari Kawitan memiliki Kawitan
memiliki tiga tahapan tiga tahapan karakter, yaitu karakter,
yaitu lenyep, lenyep, lanyap (ladak), dan monggawa
lungguh. Sedangkan, ragam geraknya dibagi atas:

a. Gerak pokok tari Kawitan Kawitan meliputi meliputi


sembahan, sembahan, adeg-adeg, adeg-adeg, laras
kondang, kondang, jangkung jangkung ilo, gedut,
10

mincid, mincid, keupat, keupat, tindak tilu, jalak


pengkor atau engkeg gigir, pakbang atau barongsayan,
capang atau pocapa capang atau pocapa sonteng, dan
sekar tibaatau santana. (seni tari Atang dan Rama)

b. Gerak penghubung meliputi penghubung meliputi selut,


ukel, usik, usik malik, gilir, geser, dan jangkung
reundeuk.

c. Gerak peralihan peralihan mencakup mencakup


cindeuk, galeong, cindeuk, galeong, gedig, mincid
gedig, mincid gelayar, gelayar, mincid jalak pengkor,
dan raras.

d. Gerak pelengkap, Gerak pelengkap, antara lai antara


lain alung soder, alung soder, capit soder, capit soder,
jiwir si jiwir sinjang, kebut soder, nimang soder, kepret
soder, nanggeuy soder, ngepeul soder,  pundak soder,
sampay soder, sang  pundak soder, sampay soder,
sangsang soder, dan se sang soder, dan sepak soder. pak
soder.

e. Gerak khusus, hanya terdapat dalam perwatakan


tertentu. Sedangkan geraknya adalah keupat, calik
jengkeng atau sembahan, adegadeg, jangkung ilo,
gedut, sekar tiba, keupat anca, jalak pengkor, tindak
tilu, 6 engkeg gigir, engkeg gigir, santana, naek
santana, naek kering II, kering II, adeg-adeg, capang, l
adeg-adeg, capang, laras konda, aras konda,
cikalongan, cikalongan, jangkung jangkung ilo, gedut,
adeg-adeg adeg-adeg campang, campang, engkeg gigir,
mincid, dan pakbang.
11

Pengiringnya adalah lagu Gawil. Karakter tarian


tersebut adalah naek kering II,  pundak  pundak soder,
barongsayan, barongsayan, lontangan, lontangan,
pakbang, pakbang, mincid jalak  pengkor, baksarai atau
mamandapan, d  pengkor, baksarai atau mamandapan,
duduk jengkeng, uduk jengkeng, sembahan, dan gedig.
sembahan, dan gedig.

2.4 Tatanan Gerak Tari Keurseus

Tatanan gerak tari kursus dapat dibagi kedalam lima kelompok yang terdiri dari :

1) Gerak Pokok: rangkaian dari gerak Gerak Pokok: rangkaian dari gerak unsur,
penghubung unsur, penghubung dan peralihan dan peralihan

2) Gerak Unsur: sikap-sikap yang terdiri dari kesatuan bentuk-bentuk yang


bentuk-bentuk yang terdapat pada kaki, lengan, kepala, leher, bahu, badan dan
mata

3) Gerak Penghubung: menghubungkan bentuk sikap yang satu untuk mencapai


bentuk atau sikap lainnya

4) Gerak Peralihan: menyangkut perpindahan adegan terutama pada gerakgerak


pokok yang satu kepada yang lain

5) Gerak Pelengkap: gerak sisipan yang memperindah gerak dan sikap.

Karawitan yang digunakan dalam penyajian tari kursus adalah gamelan


pelengkap dengan laras Salendro atau Pelog  pelengkap dengan laras Salendro
atau Pelog. Waditr . Waditranya terdiri dari saron satu anya terdiri dari saron satu
dan dua, seperangkat kendang, demung, kenong, rebab, gambang, bonang, rincik,
penerus, peking, kecrek, selentem, kempul d  penerus, peking, kecrek, selentem,
kempul dan gong an gong besar. Pada umumnya jenis besar. Pada umumnya jenis
lagu yang dibawakan yaitu lagu ageung, opat wilet lagu yang dibawakan yaitu
lagu ageung, opat wilet naek lagu kering dua dan tiga aek lagu kering dua dan tiga
dengan tempo 4 gurudugan.
12

2.5 Kostum dan Tata Rias Busana Tari Keurseus

Kostum dan Tata Rias Busana tari Keurseus yang disebut sikepan, terdiri atas:

a. Bendo atau udeng, yaitu tutup kepala yang terbuat dari kain batik cetak.

 b. Baju tutup (prangwadana) atau takwa, yaitu jas berlengan panjang dengan leher
berdiri dan bukaannya berada di tengah.

c. Sinjang batik, yaitu kain batik yang dililitkan pada bagian bawah tubuh,
tepatnya dari pinggang hingga pergelangan kaki.

d. Soder atau sampur , yaitu sejenis selendang yang panjangnya kira-kira 2,5


hingga 3 meter.

e. Perlengkapan lainnya adalah keris, epek (belit pinggang), sabuk, kekewer , dan
tali bandang  (rantai emas yang melilit di leher).

2.6 Fungsi Tari Keurseus

Tari Keurseus diciptakan untuk keperluan kursus atau pembelajaran oleh


Lurah Rancaekek R. Sambas Wirakusumah, pada tahun 1920 susunan gerak
pokok atawa ragam gerak tari tayub mengalami kebakuan sehingga melahirkan
beberapa bentuk repertoar tari yang mempunyai pola dan susunan gerak pokok
13

atau ragam gerak baku, serta setiap repertoar tarian mempunyai karakter yang
berbeda. Kumpulan tari itu menjadi genre atau rumpun tari Keurseus
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tari Keurseus merupakan tarian yang diajarkan dengan adanya aturan-


aturan atau patokan didalamnya dan juga secara tersusun. Dengan begitu tarian ini
memiliki struktur tarian yang jelas, sistematis dan mudah dipelajari. Dan juga
memiliki nilai estetis yang cukup tinggi.

3.2 Saran

Kepada para pembaca setelah memahami isi dari makalah ini agar dapat
mengetahui tentang Tari Keurseus , menjalankan perintah & larangan Allah SWT
dan terhindar dari laknat Allah SWT.

14
DAFTAR PUSTAKA

Naidah, Dedeh. Tari Pancawarna Karya R. Effendi Lesmana Kartadikusumah Di


Padepokan Sekar Pusaka Kabupaten Sumedang. Diss. Universitas Pendidikan
Indonesia, 2015.
Tari Keurseus.Wikipedia. The Free Encyclopedia. 27 Februari 2021 02.05.web.19
Februari 2022. https://27 Februari 2021
02.05id.wikipedia.org/wiki/Tari_Keurseus#:~:text=Tari%20Keurseus
%20diciptakan%20untuk%20keperluan,atau%20ragam%20gerak%20baku%2C
%20serta

15

Anda mungkin juga menyukai