Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Pelajaran Seni Budaya
DISUSUN OLEH :
KELAS XI MIPA 5
KELOMPOK 3
1.ANANDA RIZQIYA K
2.DM GIVAN
3.DWI MUFTI
4.HASNA MUTIARA ABDIAH
5.MUHAMMAD DZIKRY R
6.RANI NUR ROHMAH
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan.............................................................................................................2
1.4 Manfaat...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan...................................................................................................12
3.2 Saran.............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHUHUAN
1
ambang kepunahan, hal ini dipengaruhi oleh kurangnya perhatian dari generasi
muda untuk mempelajari kesenian tersebut.
2
3
PEMBAHASAN
4
5
Hal ini menggiring Tari Keurseus pada posisi sebagai sebuah karya seni
tinggi. Di Jawa Barat pada umumnya tari Keurseus tidak hanya berkembang
di daerah Sumedang tetapi juga berkembang di beberapa daerah seperti
Bandung, Tasikmalaya, Garut, Ciamis dan Cianjur. Beberapa daerah tersebut
memiliki gaya tersendiri dalam menarikan tari Keurseus, gaya dalam tari
merupakan identitas dari diri seseorang yang dibuat untuk merekayasa atau
menjadikan apa yang ia lakukan menjadi lebih menarik untuk dilihat, oleh
karena itu gaya merupakan sesuatu yang tidak dapat bahkan sulit untuk ditiru
karena rasa, ciri khas alam sekitar, karakter dan sosial budaya setempat sangat
mempengaruhi seseorang dalam proses penciptaan suatu karya. Misalnya
Kabupaten Bandung, yang diwakili oleh gaya individu bernama Arus, Kota
Bandung yang diwakili oleh gaya individu bernama Sukandar, Kabupaten
Sumedang yang diwakili oleh gaya individu bernama Rd. Ono Lesmana
Kartadikusumah, Kabupaten Kuningan yang diwakili oleh gaya individu
bernama Saptu Winatasastra, Kabupaten Bogor yang diwakili oleh gaya
individu bernama Hapid Siradz dan sebagainya (Ramlan, 2009,hlm.6).
5) Tari Kastawa yang memiliki 3 karakter yaitu halus, ladak dan gagah
halus .
Tari Lenyepan adalah salah satu bentuk genre tari Keurseus yang memiliki
karakter halus. Sedangkan Tari Gawil adalah salah satu tarian yang terdapat
dalam rumpun tari Keurseus yang dahulunya berawal dari Ibing tayub.
Karakter tarian ini mempunyai ciri khas yang menonjol, diantaranya
keselarasan pola irama dengan karakter tarian yang mengungkapkan
kegembiraan dan kelincahan sehingga tarian ini memiliki karakter lanyap atau
lincah. Istilah gawil diambil dari nama lagu yang mengiringinya yakni lagu
Gawil (Rosala, dkk 1999, hlm. 11).
Menurut salah satu murid Rd. Ono Lesmana yaitu Ade Rukasih, tari
Keurseus di Sumedang adalah “jenis tari pergaulan di kalangan masyarakat
Sunda khususnya di Sumedang, tarian ini banyak ditarikan olah kaum pria.
Namun seiring berjalannya waktu dan pesatnya pengaruh budaya dari luar
yang masuk pada masyarakat Sumedang hal ini menyebabkan minat generasi
mudauntuk mempelajari tari Keurseus sangat jarang apalagi dari kaum pria
untuk tarian ini”. Tari Lenyepan di Kabupaten Sumedang memiliki puncak
kejayaan pada tahun 1950-an karena pada tahun tersebut tarian ini selalu
ditampilkan dalam setiap event yang diadakan di Kab. Sumedang, misalnya
setiap minggunya selalu diadakan Tayuban di Gedung Negara maupun di
lingkungan Museum Prabu Geusan Ulun, dan seringnya diadakan pasanggiri
tari Lenyepan Popularitas tari tersebut semakin memudar dengan semakin
sedikitnya minat tari dari generasi muda. Padahal tari Keurseus merupakan
salah satu genre tari yang memperkaya khasanah tari yang ada di Jawa Barat.
Kondisi ini jelas mempengaruhi kekayaan budaya setempat yang
keberadaanya hampir dilupakan oleh masyarakatnya (wawancara Ade
Rukasih, tahun 2016).
Tarian ini dimainkan oleh beberapa penari, bisa berpasangan wanita dan pria
atau pria saja, tergantung kebutuhan dalam suatu acara. Pakaian yang biasa
digunakan untuk penari pria adalah sebuah beskap, kain batik, blangkon, dan
selendang yang diikat di perut. Sedangkan untuk penari wanita menggunakan
kebaya, selendang, dan rambutnya disanggul.
Tari Lenyepan
Tari Gawil
Tari Kawitan
Tari Gunungsari
Tari Kastawa
1) Tari Lenyepan
Struktur koreografi tari Lenyepan terdiri atas gerak pokok lalamba
dan patokan gerak tari. Gerak pokok lalamba meliputi:
a. Sembahan, Sembahan, yaitu calik sila mando atau
sinebadan sinebadan deku lonjor atau calik jengkeng.
b. Adeg-adeg, yaitu adeg-adeg lontang, jiwir sinjang, pundak,
pocapa, laras, dan laras konda lenyep (ungkleuk tujuh).
Patokan Patokan gerak tari meliputi meliputi jangkung
jangkung ilo, gedut, mincid cicing atau aced (dobelan
(dobelan dan saruk lontang), lontang), keupat, keupat,
tindak tilu, jalak pengkor atau engkeg pengkor atau
engkeg gigir, sekar gigir, sekar tibaatau santana, tibaatau
santana, baksarai atau mamandapan, dan sembahan.
baksarai atau mamandapan, dan sembahan. Selain ked
Selain kedua gerakan tersebut, terdapat ua gerakan tersebut,
terdapat juga gerak selut,dobelan, dan keupat u juga gerak
selut,dobelan, dan keupat ukel.
Gending pengiring tari Lenyepan adalah gamelan berlaras
pelog atau slendro. Jenis lagu Jenis lagu yang digunakan
sebagai pengiring yang digunakan sebagai pengiring tari
Lenyepan tari Lenyepan adalah lagu adalah lagu yang
berpola irama sawilet, dua wilet, dan lalamba. Lagu-lagu
tersebut antaralain:
a. Sulanjana dengan karakter gancang (cepat).
b. Renggong gede dengan karakter gancang (cepat).
c. Udan mas dengan karakter lamban atau lalamba.4)
Banjarsinom dengan karakter lambat sekali atau
lalamba.
9
Tatanan gerak tari kursus dapat dibagi kedalam lima kelompok yang terdiri dari :
1) Gerak Pokok: rangkaian dari gerak Gerak Pokok: rangkaian dari gerak unsur,
penghubung unsur, penghubung dan peralihan dan peralihan
Kostum dan Tata Rias Busana tari Keurseus yang disebut sikepan, terdiri atas:
a. Bendo atau udeng, yaitu tutup kepala yang terbuat dari kain batik cetak.
b. Baju tutup (prangwadana) atau takwa, yaitu jas berlengan panjang dengan leher
berdiri dan bukaannya berada di tengah.
c. Sinjang batik, yaitu kain batik yang dililitkan pada bagian bawah tubuh,
tepatnya dari pinggang hingga pergelangan kaki.
e. Perlengkapan lainnya adalah keris, epek (belit pinggang), sabuk, kekewer , dan
tali bandang (rantai emas yang melilit di leher).
atau ragam gerak baku, serta setiap repertoar tarian mempunyai karakter yang
berbeda. Kumpulan tari itu menjadi genre atau rumpun tari Keurseus
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Kepada para pembaca setelah memahami isi dari makalah ini agar dapat
mengetahui tentang Tari Keurseus , menjalankan perintah & larangan Allah SWT
dan terhindar dari laknat Allah SWT.
14
DAFTAR PUSTAKA
15