Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH

TUGAS SENI BUDAYA


TARI REJANG SARI

SENIN, 10 FEBRUARI 2020

KELAS : X MIPA 2
NAMA PEMBINA : NI NYOMAN SUGIARTI, S.Pd
NAMA KELOMPOK :
1. NI KETUT MELI NUARI (18)
2. NI PUTU ANANDA SINTIA MAHADEWI (22)
3. NI MADE DIANA PUTRI (19)
4. NI MADE DWI JUNIKA AYU (20)

SMA NEGERI 1 PENEBEL


TAHUN PELAJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat rahmat beliaulah kami dapat menyelesaikan tugas makalah Seni
Budaya tentang tari Rejang Sari yang kami pilih .Proses penyusunan makalah
ini tidak luput dari rintangan dan hambatan karena keterbatasan informasi
yang detail. Tetapi berkat saran, kritik, masukan, dorongan dan bantuan dari
segala sumber akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini, oleh karena
itu kami sangat berterima kasih dan memberi penghargaan setinggi-tingginya
untuk guru Pembina kami Ni Nyoman Sugiarti, S.Pd untuk segala
bimbingannya.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa hal yang tersaji dalam makalah ini
belum sempurna karena keterbatasan informasi dan kemampuan kami, oleh
karena itu dengan segala hormat kami sangat mengharapkan kritik atau saran
yang dapat menyempurnakan makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, kami berharap supaya makalah
ini dapat memberi manfaat bagi setiap pembacanya.

Penebel, 10 Februari 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………..……………..….. i
Daftar Isi ………………………………………………………..………..….. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang Seni Tari ..…………………….…………….…..… 1
1.2 Rumusan Masalah Seni Tari …………………….…...…..………. 1
1.3 Tujuan Mempelajari Seni Tari …………….…........……...……… 1
1.4 Manfaat Mempelajari Seni Tari …………………...…...………… 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Tari …………………..………………………………...... 2
2.1.1 Sejarah Tari Di Bali …………………...……………...… 4
2.1.2 Sejarah Tari Rejang Sari …………………...………...…. 4
2.2 Pengertian Tari Secara Umum ……………..……...………….….. 4
2.2.1 Pengertian Tari Rejang Sari ………………..…………… 5
2.3 Fungsi Tari Secara Umum ……………………………...…..……. 5
2.3.1 Fungsi Tari Rejang Sari ………………………….……... 5
2.4 Bentuk Penyajian Tari Secara Umum ………………………...….. 5
2.4.1 Bentuk Penyajian Tari Rejang Sari ………………..…… 7
2.5 Jenis Tari Berdasarkan Koreografinya …………………………… 7
2.5.1 Tari Rejang Sari Berdasarkan Koreografinya ………..…. 8
2.6 Unsur-Unsur Tari ……………………………………………..….. 8
2.7 Unsur-Unsur Tari Rejang Sari …..……....……………….……… 14
2.7.1 Ragam Gerak Tari Rejang Sari ………………….…….. 14
2.7.2 Tema Tari Rejang Sari ……………………..………….. 19
2.7.3 Ragam Iringan Tari Rejang Sari ……………..…..……. 20
2.7.4 Tata Rias Tari Rejang Sari …………………...……….. 20
2.7.5 Tata Busana Tari Rejang Sari ………………………..… 23
2.7.6 Tata Panggung Tari Rejang Sari …………………...….. 25
2.8 Pola Lantai Tari Rejang Sari ……………………………………. 26

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ……………………………………………….…….. 29
3.2 Saran ……………………………………………….…………… 29
Daftar Pustaka …………………………………………………………...…. 30
Lampiran ………………………………………………………………...… 31

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Seni Tari
Seni tari adalah ekspresi jiwa manusia yang di ungkapkan melalui gerak
tubuh yang di perhalus melalui estetika.
Tari merupakan alat ekspresi ataupun sarana komunikasi seorang
seniman kepada orang lain ( penonton/penikmat ). Sebagai alat ekspresi
tari mampu menciptakan untaian gerak yang dapat membuat penikmatnya
peka terhadap sesuatu yang ada dan terjadi di sekitarnya. Sebab, tari
adalah sebuah ucapan, pernyataan dan ekspresi dalam gerak yang memuat
komentar-komentar mengenai realitas kehidupan yang bisa merasuk di
benak penikmatnya setelah pertunjukan selesai.
Tari merupakan alat komunikasi adalah tari melalui ruang gerak dan
waktu membawa misi-misi untuk disampaikan kepada
penontonnya.Menari merupakan keterampilan khusus, bahkan bakat itu
menentukan kualitas tarinya. Namun, demikian bukan berarti bahwa
seseorang yang kurang berbakat tidak mempunyai peluang untuk menjadi
penari yang berkulitas. Karena semua ketrampilan bisa dipelajari, dilatih,
dan dibiasakan.

1.2 Rumusan Masalah Seni Tari


1
1.1
1.2.1 Bagaimana Sejarah Tari Di Indonesia Dan Sejarah Tari Rejang
Sari?
1.2.2 Apa Pengertian Tari?
1.2.3 Bagaimana Bentuk-Bentuk Penyajian Tari?
1.2.4 Apa Fungsi Tari?
1.2.5 Apa Saja Jenis Tari Berdasarkan Koreografinya?
1.2.6 Nilai Estetika Apakah Yang Terkandung Dalam Tari?
1.2.7 Unsur-Unsur Apa Saja Yang Terdapat Dalam Tari?
1.2.8 Pola Lantai Apakah Yang Digunakan Dalam Tari Rejang Sari?

1.3 Tujuan Mempelajari Seni Tari


1.3.1 Untuk Mengetahui Sejarah Tari.
1.3.2 Untuk Melestarikan Budaya Dalam Bidang Seni Tari.
1.3.3 Untuk Menambah Wawasan Dalam Bidang Seni Tari.
1.3.4 Agar Dapat Mengetahui Cara Membuat Makalah Dengan Baik dan
Benar.
1.4 Manfaat Mempelajari Seni Tari
1.4.1 Dapat Mengetahui Bagaimana Sejarah Tari.
1.4.2 Dapat Mengetahui Bagaimana Ragam Gerak Tari Rejang Sari.
1.4.3 Dapat Mengetahui Unsur-Unsur Gerak Tari Rejang Sari.
1.4.4 Dapat Mengetahui Bagaimana Tata Rias dan Tata Busana Tari
Rejang Sari.
1.4.5 Dapat Mengetahui Apa Iringan Tari Rejang Sari.
1.4.6 Dapat Mengetahui Apa Fungsi Tari Rejang Sari.

1
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Tari
Periodisasi sejarah seni tari di Indonesia di bagi menjadi lima zaman
yaitu :
1. Seni Tari Zaman Pra-Hindu
Karya tari pada masa ini lebih difungsikan untuk mencapai tujuan
tertentu yang bersifat magis dan sakral. Tari menjadi ekspresi yang
sering dihubungkan dengan kekuatan diluar diri manusia. Seni tari pra-
Hindu mendapatkan tempat sesuai dengan tingkat kepercayaan sejak
manusia hidup berkelompok.
Dalam hal ini, tarian dianggap sebagai bagian dari daur ulang
kehidupan. Atau bisa dikatakan masih melanjutkan tata kehidupan
budaya pra-sejarah. Ciri-ciri tarian pada zaman ini, diantaranya
menyajikan gerak yang sederhana, hentakan kaki dan tepuk tangan yang
cenderung menirukan gerak binatang dan alam.
Penyajian tari diiringi oleh pengiring berupa nyanyian dan suara-
suara kuat bernada tinggi. Masyarakatnya juga sudah mengenal alat
musik berupa nekara (gendang perunggu). Selebihnya, juga sudah
dikenal aksesoris untuk busana tari yang biasanya terbuat dari bulu-bulu
burung dan dedaunan.

2. Seni Tari Zaman Hindu


Pada zaman ini, kesenian lebih banyak dipengaruhi oleh
peradaban dan kebudayaan dari India, tidak terkecuali seni tari. Seiring
dengan penyebaran agama Hindu dan Buddha di Indonesia, seni tari
mengalami perkembangan yang sangat pesat, bahkan telah memiliki
standarisasi atau patokan.
Natya Sastra karangan Bharata Murni merupakan literatur seni
tari pada masa itu. Buku tersebut menjelaskan tentang adanya 64 motif
gerak tangan mudra. Motif tersebut dibagi menjadi tiga, diantaranya 24
motif yang. terbentuk dari satu tangan, 13 motif dari kedua tangan, serta
27 motif hasil kombinasi kedua motif tangan.
Oleh karena sistem pemerintahan pada zaman ini berbentuk
kerajaan, maka lahirlah tari-tarian istana yang berkembang dengan baik
karena.mendapat perhatian langsung dari raja. Sejarah seni tari di masa
kerajaan Hindu juga diabadikan melalui berbagai peninggalan budaya
berupa relief yang menghiasi candi-candi.
Ciri-ciri tari pada zaman Hindu, diantaranya : gerakan tari mulai
disusun secara sunguh-sungguh, pertunjukan tari difungsikan, serta
besarnya perhatian para penguasa terhadap seni tari. Selain itu, tema
yang diusung dalam tari mulai beragam karena banyak mengambil tema
dari cerita Mahabarata, Ramayana dan Panji.

3
3. Seni Tari Zaman Islam
Karya seni tari peninggalan zaman Hindu di Indonesia masih
terpelihara dengan baik. Bahkan setelah masuknya Islam ke Indonesia,
tari sangatlah berkembang dengan ditandai munculnya beragam varian
karya tari. Sejarah seni tari pada masa Islam di Indonesia sangatlah
bervariasi yang juga bergantung pada dimana tarian tercipta.
Sebagai misal, di Aceh dan di beberapa daerah Melayu seperti
Riau, masing-masing memiliki keunikan tersendiri meskipun tetap
mengusung nuansa keIslaman. Lebih detail mengenai sejarah seni tari
di lingkup masyarakat Aceh. Dilingkup dua keraton Mataram,
Ngayogyakarta Hadiningrat dan Surakarta Hadiningrat. Setelah
perjanjian Giyanti tahun 1755 menjadi saksi dimana Keraton Mataram
terbagi menjadi dua, selanjutnya ada perjanjian Jatisari.
Pada perjanjian Jatisari tahun 1756 ini ditentukan masa depan
kedua kerajaan, termasuk dalam hal warisan budaya Mataram.
Kasunanan Surakarta memilih mengembangkan apa yang sudah ada.
Sementara itu, Kasultanan Yogyakarta memilih melestarikan tradisi
yang ada, khususnya tari klasik.

4. Seni Tari Zaman Penjajahan


Masa penjajahan tidak begitu berpengaruh pada seni tari di
lingkungan istana. Di dua keraton Mataram, tarian tetap terpelihara
dengan baik. Hanya saja fungsinya sangat terbatas untuk kepentingan
upacara istana saja, seperti penyambutan tamu raja, perkawinan putri
raja, penobatan putra-putri raja, dan jumenengan raja. Contohnya dalam
budaya Melayu
Lain di istana, lain juga dengan tarian yang berkembang di
masyarakat. Di kalangan rakyat biasa tari hanya difungsikan untuk
hiburan saja. Uniknya, penderitaan rakyat akibat penjajahan turut
menjadi ide untuk membuat karya seni bertemakan kepahlawanan.
Dalam seni tari, salah satu contohnya adalah Tari Glipang, tari
tradisional Probolinggo, Jawa Timur.

5. Seni Tari Pasca Kemerdekaan – Sekarang


Setelah perkembangannya banyak tersendat di masa penjajahan,
seni tari kembali tumbuh subur di masa setelah kemerdekaan. Beragam
jenis tari difungsikan kembali, baik tari hiburan maupun tarian upacara.
Perkembangan yang sangat pesat, terutama terjadi pada tarian sebagai
hiburan.
Banyak sekolah-sekolah seni didirikan, hingga semakin banyak
pula bermunculan tari kerasi baru seiring banyaknya koreografer-
koreografer muda. Mereka senantiasa mewujudkan pembaruan nilai
artistik dan bentuk tari sebagai upaya menambah perbendaharaan karya
tari.

4
2.1.1 Sejarah Tari Di Bali
Sejarah tari di Bali dimulai dari masyarakat feudal kemudian
berlanjut ke masyarakat modern hingga sekarang. Pada masyarakat
feodal perkembangan Tari Bali ditandai oleh elemen kebudayaan hindu.
Pengaruh hindu di Bali berjalan sangat pelan-pelan. Dimulai pada abad
VII yaitu pada pemerintahan raja ugra sena di Bali. Kebudayaan bali
yang berdasarkan atas penyembahan leluhur ( animisme dan totemisme)
bercampur dengan Hinduisme dan budhisme yang akhirnya menjadi
kebudayaan hindu seperti yang kita lihat sekarang catatan tertua yang
menyebutkan tentang berjenis-jenis seni tari ditemui di jawa tengah
yaitu batu bertulis jaha yang berangka tahun 840 Masehi.
Pada zaman Feodal tari berkembang di istana, berkembang juga
dalam masyarakat. Hal ini disebabkan oleh kepentingan agama yang
tidak pernah absen dari tari dan musik. Di dalam masyarakat modern
yang dimulai sejak kemerdekaan Republik Indonesia pada tahun 1945,
patromisasi dari kerajaan-kerajaan di zaman Feodal mulai berkurang.
Pada masa ini banyak diciptakan kreasi-kreasi baru, walaupun kreasi
baru itu masih berlandaskan kepada nilai tradisional; yaitu hanya
perubahan komposisi dan interpretasi lagu kedalam gerak.

2.1.2 Sejarah Tari Rejang Sari


Tari Rejang Sari diciptakan oleh I Ketut Rena pada tahun 2017,
tarian ini pertama kali ditarikan di Br. Pande pada saat odalan dan di
publikasikan pertama kali pada saat pementasan calonarang di pura
Desa Sumerta . Ide terciptanya tarian ini karena pada saat ini demamnya
ibu-ibu ngayah menari dipura .
Terciptanya tarian ini terinspirasi dari adanya tari Rejang yang
sudah ada. Kemudian Pak Ketut Rena mencoba membayangkan
bagaimana membuat tarian baru yang ada kaitannya dengan tari upacara
yang biasanya ditarikan oleh anak-anak, remaja dan ibu-ibu. Maka
terciptalah tari Rejang Sari.
Tari Rejang Sari sebagai suatu tari persembahan dengan
ungkapan gerak sederhana yang lembut, dinamis, mengandung makna
rasa bakti tulus ikhlas, melalui gerak-gerak simbolis nan indah. Dan tari
Rejang Sari mempunyai ciri khas gerak simbolis yang melambangkan
sari atau bunga, yang tersirat dalam bentuk gerak dan hiasan
kepala/gelungan.

2.2 Pengertian Tari Secara Umum


Tari merupakan gerak-gerak dari seluruh anggota tubuh yang
selaras dengan musik, diatur dengan irama yang sesuai maksud dan
tujuan tertentu. Selain itu, tari diartikan sebagai gerakan ritmis dan
ungkapan ekspresi perasaan manusia yang diubah oleh imajinasi
sehingga menjadi wujud gerak simbolis.

5
2.2.1 Pengertian Tari Rejang Sari
Tari Rejang Sari adalah salah satu tarian tradisional yang berasal
dari Bali. Tari Rejang Sari adalah tarian yang ditarikan oleh perempuan
sebagai persembahan suci dalam menyambut kedatangan para dewa
yang datang dari khayangan dan turun kebumi yang diselenggarakan
dipura pada waktu berlangsungnya upacara adat/keagamaan.

2.3 Fungsi Tari Secara Umum


a. Sebagai Sarana Upacara
Fungsi tari sebagai sarana upacara (ritual) merupakan bagian
dari tradisi masyarakat turun-temurun. Tari sebagai sarana hiburan
diselenggarakan pada saat tertentu disertai berbagai sesaji dan
iringan tari. Fungsinya untuk menambah kesakralan dan daya magis.
Upacara ritual ini misalnya pada panen atau potong padi, peristiwa
kelahiran,kesuburan,perkawinan,keagamaan,dan adat. Contohnya :
Tari Rejang, Tari Debus. Ciri-ciri tarian ini sebagai berikut :
1) Hidup dan berkembang dalam tradisi yang kuat,sebagai sarana
untuk persembahan.
2) Sebagai sarana memuja dewa (keagamaan) yang berarti bersifat
sacral.
3) Bersifat kebersamaan dan diulang-ulang.
b. Sebagai Sarana Hiburan
Fungsi tari sebagai sarana hiburan artinya penciptaan tari
ditujukan hanya untuk ditonton dan untuk memenuhi konsumsi
public saja.
c. Sebagai Sarana Pertunjukan
Tarian ini meniti beratkan pada segi keindahannya, bukan
pada hiburannya. Contoh tari pertunjukan yaitu tari rakyat,tari
upacara. Contoh tari hiburan yang sudah digarap keindahannya,
yaitu tari Pendet,tari Rejang,tari Lenggeran, tari Gambyong.

2.3.1 Fungsi Tari Rejang Sari


Fungsi Tari Rejang Sari yaitu sebagai sarana upacara dimana tari
ini hanya diselenggarakan pada saat upacara tertentu misalnya pada saat
upacara keagamaan dan adat.

2.4 Bentuk Penyajian Tari Secara Umum


Secara umum jenis tari berdasarkan bentuk penyajiannya dibagi
menjadi empat yaitu :
1. Tari Tunggal 
Tari tunggal  adalah tarian yang dilakukan oleh seorang
penari. Gerakannya mencapai tingkat kerumitan tertinggi
dibandingkan dengan bentuk tari lainnya. Kondisi ini dikarenakan
dilakukan oleh satu orang penari, sehingga nilai-nilai estetik tarian
yang dilakukannya bertumpuhanya kepada seorang penari. Demikian
juga tatanan pada gerak tari tunggal memiliki tingkat kesulitan yang

6
lebih tinggi.daya tarik tari tunggal adalah daya tarik personal yang
dimunculkan  oleh koreografer dan kepiawaian penarinya.
Koreografi dan penarinya menjadi satu-satunya fokus perhatian, baik
bagi pemusik yang mengiringi ataupun penonton yang menyaksikan.
Kekhususan lainnya adalah keleluasaan wilayah gerak penari yang
bisa diolah sendiri berdasarkan kepekaan penarinya. Contoh tari
tunggal yaitu tari Gatotkaca,tari Klana Topeng,tari Panji.
2. Tari Berpasangan
Tari Berpasangan adalah tarian yang dilakukan berdua dan
sebagian gerakannya berlainan satu sama lain, tetapi antara penari
merupakan satu kepaduan yang disebut  dengan  duet. Bentuk
perkembangan lainnya ada yang ditarikan bertiga (trio) dan paduan
dari empat penari yang disebut kuartet. Keutuhan koreografinya
diwujudkan atas adanya interaksi dan perpaduan gerak yang
satusamalain berbeda. Dengan kata  lain, keutuhan dan kekuatan
koreografinya terwujud dari saling  mengisi atau saling melengkapi
dari kedua orang penari yang menarikannya.Tari Berpasangan
adalah tarian yang dilakukan oleh dua orang penari dengan bentuk
gerak yang sama atau berlainan tetapi antar penari mempunyai
keterkaitan dalam mewujudkan garapan tarinya.Tari berpasangan
dilakukan oleh penari putera dengan puteri atau puteri dengan puteri,
bisa juga putera dengan putera.Tari  Berpasangan lebih menekankan
pada respon antar penari.Tari Berpasangan lebih berorientasi pada
keterikatan pola ruang, sehingga kebebasan dalam hal mengolah
ruang sedikit agak dibatasi karena biasanya pada ruang yang satu
dengan yang lainnya telah ditata dengan susunan tertentu.
Berikut ini beberapa contoh tari berpasangan yang ada di
Nusantara, yaitu tari Arjuna melawan Cakil dari Surakarta, tari
Srikandhi melawan Suradiwati dari Yogyakarta, tari Damarwulan
Anjasmara dari Jawa Barat, tari Oleg Tambulilingan dari Bali, dan
tari Payung dari Sumatra Barat.

3. Tari Kelompok
Merupakan tarian yang isinya menggambarkan atau
mengungkapkan sekelompok yang jabatannya sama, dan nama
tariannya berdasarkan  dari nama jabatannya atau aktivitasnya,
misalnya : Menggambarkan para penari putri keraton yang
menghibur raja.Tari kelompok adalah tari yang dilakukan oleh lebih
dari seorang penari dengan gerakan - gerakan yang seragam. Untuk
memenuhi keseragaman gerak maka akan terjadi penyederhanaan
gerak, atau sudah ditata sedemikian rupa sehingga tingkat
kerumitannya tidak terlalu menyulitkan untuk dilakukan seragam,
karena kekompakan dan keserempakan penari menjadi bagian
penting dalam penampilan tari kelompok.Kekhasan dan kekuatan
koreografi tari masal ini adalah dimana setiap sikap dan gerak.dari
keseluruhan koreografi diungkapkan oleh jumlah penari yang
banyak (minimal dua orang atau lebih) dengan perwujudan yang
sama atau seragam. Sisi kesulitan bagi para penari di sini adalah
harus mampu menjalin kekompakan, harmoni, dan kejelian
mengekspresikan seluruh anggota tubuhnya sehingga menjadi
seragam sampai detail – detailnyaTari kelompok bisa dilakukan
dalam jumlah yang sedikit (kelompok kecil) dengan jumlah penari 3,

7
5, 10,  dan 15 orang, sedangkan  kelompok besar terdiri  dari 15
orang sampai dengan ratusan orang. Contoh tari kelompok yaitu tari
Gambyong,tari Golek, tari Mafia.

4. Drama Tari
Drama tari dibawakan oleh beberapa orang penari. Drama tari
disajikan dalam bentuk cerita yang terbagi atas babak-babak atau
adegan-adegan. Contoh drama tari yaitu wayang wong,wayang
topeng,randai dan makyong.

2.4.1 Bentuk Penyajian Tari Rejang Sari


Bentuk penyajian Tari Rejang Sari adalah Tari kelompok yaitu
tarian yang dibawakan oleh lebih dari satu orang penari dengan
gerakan-gerakan seragam.

2.5 Jenis Tari Berdasarkan Koreografinya


1) Tari Tradisional
Merupakan sebuah bentuk tarian yang sudah lama ada. Tarian
ini diwariskan secara turun-temurun. Tari ini mengandung nilai
filosofis,simbolis,dan religious. Tari tradisional dibagi menjadi 2
yaitu :
a. Tari Tradisional Klasik
Dikembangkan oleh para penari kalangan
bangsawan istana. Fungsinya sebagai sarana upacara adat
atau penyambutan tamu kehormatan. Contoh: tari Klana
Topeng, tari Bedaya Serimpi, tari Sanghyang, tari Pakarena
dan tari Pejaga.
b. Tari Tradisional Kerakyatan (Folkasik)
Berkembang di kalangan rakyat biasa. Contoh: tari
Jaipong, tari tari Payung, tari Lilin.

2) Tari Kreasi Baru


Merupakan tarian yang lepas dari standar tarian baku.Tari
kreasi baru dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Tari Kreasi Baru Berpolakan Tradisi
Yaitu tari kreasi yang garapannya dilandasi oleh
kaidah-kaidah tari tradisi, baik dalam koreografinya,
musik/kerawitan,rias dan busana, maupun tata teknik
pentasnya.
b. Tari Kreasi Baru Berpolakan Tradisi(Nontradisi)
Yaitu tari kreasi yang garapannya melepaskan diri
dari pola-pola tradisi, baik dalam hal koreografi, music,
rias dan busana, maupun tata teknik pentasnya.

8
3) Tari Kontemporer
Adalah gerakan tari simbolik terkait dengan koreografinya
bercerita dengan gaya unik dan penuh penafsiran. Contoh tari
kontemporer adalah tari ciptaan Boy G. Sakti, Tom Ibnur, dan
Sardono W. Kusuma.
4) Tari Modern
Adalah sebuah tari yang mengungkapkan emosi manusia secara
bebas atau setiap penari bebas dalam mewujudkan ekspresi
emosionalnya yang tidak terkait oleh sebuah bentuk yang standar.

2.5.1 Tari Rejang Sari Berdasarkan Koreografinya


Jenis Tari Rejang Sari berdasarkan koreografinya adalah tari
kreasi baru berpolakan tradisi yaitu tari yang garapannya dilandasi
oleh kaidah-kaidah tari tradisi, baik dalam koreografi, musik/kerawitan,
tata rias dan busana, maupun tata teknik pentasnya.

2.6 Unsur-Unsur Tari

2.6.1 Gerak
Elemen dasar tari adalah gerak tubuh manusia. Gerak tari
merupakan gerak yang di perhalus dan diberi unsur estetis. Gerak dalam
tari berfungsi sebagai media untuk mengomunikasikan maksud-maksud
tertentu dari koreografernya. Gerak dalam tari adalah gerak yang indah
adalah gerak yang telah diberi sentuhan seni, gerak ini menghasilkan
gerak yang indah misalnya gerak berjalan , lari, mencangkul, menimba
air di sumur, memotong kayu. Gerakan yang indah membutuhkan
proses pengolahan atau penggarapan, pengolahan unsur keindahan
bersifat stilatif dan distorsif.
A. Gerak Stilatif
Gerak stilatif adalah gerak yang telah mengalami proses
pengolahan(penghalusan)yang mengarah pada bentuk-bentuk
yang indah.
B. Gerak Distorsif
Gerak distorsif adalah pengolahan gerak melalui proses
perombakan dari aslinya dan merupakan salah satu proses
stilatif.

Pengolahan gerak yang telah mengalami stilatif dan distorsif akan


menghasilkan 2 jenis gerak tari, yaitu gerak murni dan gerak maknawi.
A. Gerak Murni
Gerak murni adalah gerak yang digarap untuk
mendapatkan bentuk yang artistik dan tidak dimaksudkan untuk
menggambarkan sesuatu.

9
B. Gerak Maknawi
Gerak maknawi adalah gerak yang telah diubah menjadi
gerak indah yang bermakna dalam pengolahannya mengandung
suatu pengertian atau maksud tertentu,di samping keindahannya.
Gerak maknawi disebut juga gerak gesture, bersifat menirukan
(imitatif dan mimitif).
a. Imitatif adalah gerak peniruan dari binatang dan alam.
b. Mimitif adalah gerak peniruan dari gerak-gerik manusia.

Nilai-nilai estetika tari :

1.  Wiraga

Wiraga adalah dasar keterampilan gerak tubuh/fisik penari yang dapat


menyalurkan  ekspresi batin dalam bentuk gerak tari.  Gerakan
anggota tubuh itu antara lain:

 Jari-jari tangan
 Pergelangan tangan
 Siku-siku tangan
 Bahu
 Leher
 Muka dan kepala
 Lutut
 Mulut
 Jari-jari kaki
 Dada
 Perut
 Pinggul
 Biji mata
 Alis
 Pergelangan kaki

 2.  Wirama 

Wirama adalah suatu pola untuk mencapai gerakan yang harmonis di


dalam tari. Di dalamnya terdapat pengaturan dinamika seperi aksen
dan tempo tarian. ada dua macam Wirama pada tari, yaitu:

Wirama tandak : adalah wirama yang ajeg (tetap) dan murni dengan
ketukan dan aksen yang berulng-ulang dan teratur. dalam wirama
tandak, gerak tari dan musik lebih mudah disusun. seorang dapat
bergerak langsung mengikuti ketukan sekali, ketukan mengganda,
ketukan menigakali, atau dapat pula membuat gerakan sinkop
(berlawanan dengan gerakan musiknya)

10
Wirama bebas : adalah wirama yang tidak selalu memiliki ketukan
dengan akses yang berulang-ulang dan teratur.

 3.  Wirasa

Wirasa adalah ekspresi raut muka /mimik yang menggambarkan


karakter tarian, penghayatan gerak sesuai dengan tuntutan
tarian. Wirasa merupakan tingkatan penghayatan dan penjiwaan dalam
tarian. seperti : tegas, lembut, gembira dan sedih, yang
mengekspresikan melalui gerakan dan mimik wajah sehingga
melahirkan keindahan.

4. Wirupa

Adalah penampilan penari dari ujung atas sampai ujung


bawah . Wirupa adalah unsur yang memberikan kejelasan karakter
gerak tari yang ditunjukan melalui warna, busana dan tata rias.

Untuk melengkapi keempat unsur di atas, sebuah tari hendaknya


dibangun dengan kesesuaian dari tata rias, kostum, tata lampu, dan
tata pangung. Tarian yang mengekspresikan kisah sedih misalnya,
tidak cocok ditampilkan dengan tata rias yang menor serta kostum
yang berwarna cerah. Sebaliknya, tarian yang mengekspresikan
kegembiraan, sangat cocok ditampilkan dengan kostum yang
gemerlap.

2.6.2 Tema
Tema termasuk menjadi unsur utama, tema dalam sebuah tari
tidak bisa dipisahkan. Setiap sebuah tarian pasti mempunyai tema
masing – masing. Dengan tema yang ada, maka akan menimbulkan
perbedaan atau ciri khas antar satu jenis tarian dengan jenis tarian lain.
Ada tema tari yang identik dengan perang, ada tema romantis dan ada
juga tema kegembiraan masyarakat karena panen raya. Semua di
kreasikan dalam bentuk tari oleh pencipta tari itu sendiri.

2.6.3 Iringan
Iringan adalah elemen pendukung atau pelengkap dalam sebuah
prosesi tari. Umumnya yang menjadi elemen pendukung atau pelengkap
dari sebuah tarian adalah musik. Sebagai pengiring sebuah tarian, musik
bisa berfungsi pengatur tempo atau keserampakan (bila berkelompok).
Dengan kata lain, musik pengiring tersebut menjadi pengendali
keselarasan sebuah prosesitari. Selain itu, musik pengiring juga
berfungsi sebagai penambah nilai estetik tari dan penyemrak.
a. Tari Mendominir Musik

11
Seorang penari selalu memberi aba-aba kepada pemain
musiknya pada setiap perubahan gerak yang dilakukan. Pada
bagian ini pula disertakan contoh-contoh tari yang mendominir
musik dalam tari Bali.
b. Musik Mendominir Tari
Dalam tari Bali ada bentuk pertunjukan dimana musik
pengiringnya lebih dominan mengatur tari baik gerak maupun
peralihan ke bagian yang lain. Pada bagian ini pula disertakan
contoh-contoh musik yang mendominir tari dalam tari Bali.
c.  Musik dan Tari Saling Mendominir
Dalam tari Bali yang bersifat tari kreasi yang
sesungguhnya sangat kuat unsur konvensionalnya sebagian besar
memiliki sifat saling mendominir. Pada bagian ini pula disertakan
contoh-contoh musik dan tari saling mendominir.

2.6.4 Tata Rias


Tata Rias adalah kegiatan yang berfungsi untu mengubah
penampilan dan menonjolkan ekspresi penari dengan menggunakan
make up ke bagian wajah dan tubuh. Hal ini dilakukan pada saat
sebelum pertunjukan. Dari fungsinya rias dibedakan menjadi delapan
macam rias yaitu:
1) Rias aksen, memberikan tekanan pada pemain yang sudah
mendekati peranan yang akan dimainkannya. Misalnya
pemain orang Jawa memerankan sebagai orang Jawa hanya
dibutuhkan aksen atau memperjelas garis-garis pada wajah.
2) Rias jenis, merupakan riasan yang diperlukan untuk
memberikan perubahan wajah pemain berjenis kelamin laki-
laki memerankan menjadi perempuan, demikian sebaliknya.
3) Rias bangsa, merupakan riasan yang diperlukan untuk
memberikan aksen dan riasan pada pemain yang
memerankan bangsa lain. Misalnya pemain bangsa
Indonesia memerankan peran bangsa Belanda.
4) Rias usia, merupakan riasan yang mengubah seorang muda
(remaja/pemuda/pemudi) menjadi orang tua usia tujuh
puluhan (kakek/nenek).
5) Rias tokoh, diperlukan untuk memberikan penjelasan pada
tokoh yang diperankan. Misalnya memerankan tokoh Rama,
Rahwana, Shinta, Trijata, Srikandi, Sembadra, tokoh seorang
anak sholeh, tokoh anak nakal.
6) Rias watak, merupakan rias yang difungsikan sebagai
penjelas watak yang diperankan pemain. Misalnya
memerankan watak putri luruh (lembut), putri branyak
(lincah), putra alus, putra gagah.
7) Rias temporal, riasan berdasarkan waktu ketika pemain
melakukan peranannya. Misalnya pemain sedang

12
memainkan waktu bangun tidur, waktu dalam pesta, kedua
contoh tersebut dibutuhkan riasan yang berbeda.
8) Rias lokal, merupakan rias yang dibutuhkna untuk
memperjelas keberadaan tempat pemain. Misalnya rias
seorang narapidana di penjara akan berbeda dengan rias
sesudah lepas dari penjara.

2.6.5 Tata Busana


Tata Busana adalah kegiatan merancang dan mengatur busana
serta aksesoris pendukung yang akan dikenakan oleh penari. Hal ini
dilakukan pada saat sebelum pertunjukan. Tata pakaian terdiri dari :
1) Pakaian Dasar
Sebagai dasar sebelum menggunakan pakaian pokoknya.
Misalnya, setagen, korset, rok dalam, strapless.
2) Pakaian Kaki
Pakaian yang dikenakan pada bagian kaki. Misalnya,
bunggel, gongseng, kaos kaki, sepatu.
3) Pakaian Tubuh
Pakaian pokok yang dikenakan pemain pada bagian tubuh
mulai dari dada sampai pinggul. Misalnya, kain, rok,
kemeja, mekak rompi, kace, rapek, ampok-ampok, simbar
dada, selendang, dan seterusnya.
4) Pakaian Kepala
Pakaian yang dikenakan pada bagian kepala. Misalnya,
berbagai macam jenis tata rambut (hairdo) dan riasan bentuk
rambut (gelung tekuk, gelung konde,gelung kecong, gelung
bokor, dan sejenisnya).
5) Perlengkapan/accessories
Adalah perlengkapan yang melengkapi ke empat pakaian
tersebut diatas untuk memberikan efek dekoratif, pada
karakter yang dibawakan. Misalnya,perhiasan gelang,
kalung, ikat pinggang,kamus timang/slepe ceplok, deker
(gelang tangan), kaos tangan, bara samir, dan sejenisnya.
Perlengkapan atau alat yang dimainkan pemeran di atas
pentas disebut dengan istilah property. Misalnya, selendang,
kipas, tongkat, payung, kain, tombak, keris, dompet, topi,
dan semacamnya.

Tata rias dan busana ini berkaitan erat dengan warna, karena
warni di alam seni pertunjukan berkaitan dengan karakter seorang tokoh
yang dipersonifikasikan kedalam warna busana yang dikenakan beserta
riasan warna make up oleh tokoh bersangkutan oleh karenanya warna
dikatakan simbol. Dalam pembuatan busana penari, warna dapat juga
digunakan hanya untuk mengungkapkan kemungkinan-kemungkinan
keindahannya saja dalam memadukan Antara yang satu dengan yang
lainnya. Dalam pembuatan kostum, warna menjadi syarat utama karena

13
begitu dilihat warnalah yang membawa kenikmatan utama. Di dalam
buku Dwimatra (2004 28-29) warna dibedakan menjadi lima yaitu :
a. Warna primer atau warna pokok, yang terdiri dari. Warna
merah adalah simbol keberanian, agresif atau aktif. Warna
biru mempunyai kesan ketentraman dan memiliki arti simbolis
kesetiaan. Warna kuning mempunyai kesan kegembiraan.
b. Warna sekunder adalah warna campuran yaitu hijau, ungu,
dan orange.
c. Warna intermediet adalah warna campuran antara warna
primer dengan warna dihadapannya. Misalnya warna merah
dicampur dengan hijau, biru dengan orange, kuning dengan
violet.
d. Warna tersier adalah campuran antara warna primer dengan
warna sekunder yaitu warna merah dicampu orange, kuning
dengan orange, kuning dengan hijau, hijau dengan biru, biru
dengan violet, violet dengan merah.
e. Warna kuarter yaitu percampuran antara warna primer dengan
warna tersier, dan warna sekunder dengan tersier yang
melahirkan 12 warna campuran baru.
f. Warna netral yang terdiri dari, warna hitam memberikan kesan
kematangan dan kebijaksanaan. warna putih memberikan
kesan muda, memiliki arti simbolis kesucian. Dalam
pembuatan pakaian tari warna dan motif kain menjadi
perhatian dan bahan pertimbangan, karena berhubungan erat
dengan peran, watak, dan karakter para tokohnya. Warna
sebagai lambang dan pengaruhnya terhadap karakter dari
tokoh (pemain). Penggunaan warna dalam sebuah garapan tari
dihubungkan dengan fungsinya sebagi simbol, di samping
warna mempunyai efek emosional yang kuat terhadap setiap
orang.

 Warna hijau dan biru memberi kesan dingin.


 Warna kuning dan orange memberi kesan perasaan riang, menarik
perhatian.
 Warna merah memberi kesan merangsang, memberi dorongan untuk
berpikir (dinamis).
 Warna merah jambu mengandung makna cinta.
 Warna ungu memberi kesan ketenangan.

2.6.6 Tata Panggung


Tata Panggung adalah penataan dari sebuah panggung
pertunjukan atau pementasan tari.
1. Panggung Permanen

14
Adalah panggung yang didirikan, dibangun untuk jangka
waktu yang lama dan tidak berpindah-pindah karena secara
konstruksi memang tidak bisa dipindahkan. Tetapi bisa
beralih fungsi sesuai kepentingan dan kegunaanny.
2. Panggung Semi Permanen
Dibuat bukan hanya untuk keperluan ketika waktu itu saja,
tetapi bisa dipakai berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.
3. Panggung Remanen
Adalah panggung yang digunakan pada saat itu saja atau
bersifat sementara.

2.7 Unsur-Unsur Tari Rejang Sari

2.7.1 Gerak
Gerakan tari rejang ini sangat sederhana. Hal ini disebabkan
karena dalam tarian ini lebih berfokus pada nilai spiritual di dalamnya.

1. Gerakan pertama,posisi tangan kanan ngumbang, yaitu tangan kanan


berada diatas dan tangan kiri dibawah, kemudian gegol
kedepan,dimulai dari kaki kiri dengan gerakan pinggul yang
digoyangkan kekanan dan kekiri secara berulang-ulang.
2. Ngumbang kanan, berjalan dengan cepat munurut tempo dan diikuti
dengan gerakan kepala ngontel kekiri atau kekanan.
3. Ngumbang kiri, berjalan dengan cepat menurut tempo dan diikuti
dengan gerakan kepala ngontel kekiri atau kekanan.
4. Diagonal tangan kanan,dimulai dari tangan kanan berada diatas
sedangkan tangan kiri berada dibawah dan tangan kiri mengambil
selendang sedangkan posisi kaki kiri disilang kemudian ditutup
dengan kaki kanan dan badan direbahkan kekanan.
5. Diagonal tangan kiri, dimulai dari tangan kiri berada diatas
sedangkan tangan kanan berada dibawah dan tangan kanan
mengambil selendang sedangkan posisi kaki kanan disilang
kemudian ditutup dengan kaki kiri, badan direbahkan kekiri.
6. Ngukel, kedua tangan berada di depan dada dengan telapak tangan
menghadap keatas dan diikuti dengan kaki kiri maju kemudian
pergelangan tangan diputar hingga telapak tangan menghadap keatas
disertai dengan kaki kanan menutup.

15
7. Nyegut,gerakan mata yang dapat dilakukan dengan sedikit memucuk
alis dan dijatuhkan kebawah.
8. Posisi tangan kiri berada di samping dada di ikuti dengan posisi kaki
kanan berada di depan dan kaki kiri dibelakang, kemudian tangan
kanan mengambil selendang di ikuti dengan posisi kaki kanan di
depan. (2x)
9. Posisi tangan kiri berada di samping dada kemudian tangan kanan
menghadap kebawah dengan mengambil selendang lalu mundur
kebelakang dan posisi tangan kanan ditekuk kemudian diayunkan
keatas kebawah.
10.Nyalud, posisi kedua tangan berada didepan dada,kedua telapak
tangan menghadap kebawah dan telapak tangan dibalikan
menghadap keatas, selanjutnya gerakan dikembangkan seolah-olah
membentuk bunga yang sedang mekar dan kaki berjalan ditempat
atau tindak-tindak yang dimulai dari kaki kanan dan diakhiri dengen
posisi kaki kiri jinjit.
11.Diagonal tangan kanan,dimulai dari tangan kanan berada diatas
sedangkan tangan kiri berada dibawah dan tangan kiri mengambil
selendang sedangkan posisi kaki kiri disilang kemudian ditutup
dengan kaki kanan dan badan direbahkan kekanan.
12.Diagonal tangan kiri, dimulai dari tangan kiri berada diatas
sedangkan tangan kanan berada dibawah dan tangan kanan
mengambil selendang sedangkan posisi kaki kanan disilang
kemudian ditutup dengan kaki kiri, badan direbahkan kekiri.
13.Ngukel, kedua tangan berada di depan dada dengan telapak tangan
menghadap keatas dan diikuti dengan kaki kiri maju kemudian
pergelangan tangan diputar hingga telapak tangan menghadap keatas
disertai dengan kaki kanan menutup.
14.Nyegut,gerakan mata yang dapat dilakukan dengan sedikit memucuk
alis dan dijatuhkan kebawah.
15.Posisi tangan kiri berada di samping dada di ikuti dengan posisi kaki
kanan berada di depan dan kaki kiri dibelakang, kemudian tangan
kanan mengambil selendang di ikuti dengan posisi kaki kanan di
depan. (2x)

16
16.Posisi tangan kiri berada di samping dada kemudian tangan kanan
menghadap kebawah dengan mengambil selendang lalu mundur
kebelakang dan posisi tangan kanan ditekuk kemudian diayunkan
keatas kebawah.
17.Nyalud, posisi kedua tangan berada didepan dada,kedua telapak
tangan menghadap kebawah dan telapak tangan dibalikan
menghadap keatas, selanjutnya gerakan dikembangkan seolah-olah
membentuk bunga yang sedang mekar dan kaki berjalan ditempat
atau tindak-tindak yang dimulai dari kaki kanan dan diakhiri dengen
posisi kaki kiri jinjit.
18.Diagonal tangan kanan,dimulai dari tangan kanan berada diatas
sedangkan tangan kiri berada dibawah dan tangan kiri mengambil
selendang sedangkan posisi kaki kiri disilang kemudian ditutup
dengan kaki kanan dan badan direbahkan kekanan.
19.Diagonal tangan kiri, dimulai dari tangan kiri berada diatas
sedangkan tangan kanan berada dibawah dan tangan kanan
mengambil selendang sedangkan posisi kaki kanan disilang
kemudian ditutup dengan kaki kiri, badan direbahkan kekiri.
20.Ngukel, kedua tangan berada di depan dada dengan telapak tangan
menghadap keatas dan diikuti dengan kaki kiri maju kemudian
pergelangan tangan diputar hingga telapak tangan menghadap keatas
disertai dengan kaki kanan menutup.
21.Nyegut,gerakan mata yang dapat dilakukan dengan sedikit memucuk
alis dan dijatuhkan kebawah.
22.Posisi tangan kiri berada di samping dada di ikuti dengan posisi kaki
kanan berada di depan dan kaki kiri dibelakang, kemudian tangan
kanan mengambil selendang di ikuti dengan posisi kaki kanan di
depan. (2x)
23.Posisi tangan kiri berada di samping dada kemudian tangan kanan
menghadap kebawah dengan mengambil selendang lalu mundur
kebelakang dan posisi tangan kanan ditekuk kemudian diayunkan
keatas kebawah.
24.Nyalud, posisi kedua tangan berada didepan dada,kedua telapak
tangan menghadap kebawah dan telapak tangan dibalikan
menghadap keatas, selanjutnya gerakan dikembangkan seolah-olah

17
membentuk bunga yang sedang mekar dan kaki berjalan ditempat
atau tindak-tindak yang dimulai dari kaki kanan dan diakhiri dengen
posisi kaki kiri jinjit.
25.Diagonal tangan kanan,dimulai dari tangan kanan berada diatas
sedangkan tangan kiri berada dibawah dan tangan kiri mengambil
selendang sedangkan posisi kaki kiri disilang kemudian ditutup
dengan kaki kanan dan badan direbahkan kekanan.
26.Diagonal tangan kiri, dimulai dari tangan kiri berada diatas
sedangkan tangan kanan berada dibawah dan tangan kanan
mengambil selendang sedangkan posisi kaki kanan disilang
kemudian ditutup dengan kaki kiri, badan direbahkan kekiri.
27.Posisi tangan kanan lurus kesamping dan tangan kiri ditekuk sejajar
dengan bahu, dengan posisi kaki kanan dibelakang lalu kembali
kedepan.
28.Posisi tangan kiri lurus kesamping dan tangan kanan ditekuk sejajar
dengan bahu, dengan posisi kaki kiri dibelakang lalu kembali
kedepan
29.Piles kanan, lalu putar kekiri.
30.Ngukel, kedua tangan berada di depan dada dengan telapak tangan
menghadap keatas dan diikuti dengan kaki kiri maju kemudian
pergelangan tangan diputar hingga telapak tangan menghadap keatas
disertai dengan kaki kanan menutup.
31.Seblang tangan kanan, posisi tangan kanan ditekuk kesamping
kemudian diayunkan kebawah diikuti dengan kepala menoleh
tangan, posisi kaki kiri berada dibelakang kaki kanan dengan posisi
jinjit dan berat badan berada dikaki kanan.
32.Seblang tangan kiri, posisi tangan kiri ditekuk kesamping kemudian
diayunkan kebawah diikuti dengan kepala menoleh tangan, posisi
kaki kanan berada di belakang kaki kiri dengan posisi jinjit dan berat
badan berada dikaki kiri.
33.Tindak-tindak,gerakan kaki berjalan ditempat dimulai dari kaki
kanan yang diikuti dengan gerakan kepala dan pinggul,kemudian
diikuti dengan mengambil selendang dan tangan dibuka.

18
34.Tayung kanan, gerakan kaki kiri yang diangkat diikuti dengan kedua
tangan yang berada disamping susu,kemudian kaki kanan berada
didepan disertai dengan kedua tangan ngukel diikuti ngontag dagu.
35.Tayung kiri, gerakan kaki kangan yang diangkat diikuti dengan
kedua tangan yang berada disampin susu,kemudian kaki kiri berada
didepan disertai dengan kedua tangan ngukel diikuti ngontag dagu.
36. Ngukel, kedua tangan berada di depan dada dengan telapak tangan
menghadap keatas dan diikuti dengan kaki kiri maju kemudian
pergelangan tangan diputar hingga telapak tangan menghadap keatas
disertai dengan kaki kanan menutup.
37.Seblang tangan kanan, posisi tangan kanan ditekuk kesamping
kemudian diayunkan kebawah diikuti dengan kepala menoleh
tangan, posisi kaki kiri berada dibelakang kaki kanan dengan posisi
jinjit dan berat badan berada dikaki kanan.
38.Seblang tangan kiri, posisi tangan kiri ditekuk kesamping kemudian
diayunkan kebawah diikuti dengan kepala menoleh tangan, posisi
kaki kanan berada di belakang kaki kiri dengan posisi jinjit dan berat
badan berada dikaki kiri.
39.Tindak-tindak,gerakan kaki berjalan ditempat dimulai dari kaki
kanan yang diikuti dengan gerakan kepala dan pinggul,kemudian
diikuti dengan mengambil selendang dan tangan dibuka.
40.Tayung kanan, gerakan kaki kiri yang diangkat diikuti dengan kedua
tangan yang berada disamping susu,kemudian kaki kanan berada
didepan disertai dengan kedua tangan ngukel diikuti ngontag dagu.
41.Tayung kiri, gerakan kaki kangan yang diangkat diikuti dengan
kedua tangan yang berada disampin susu,kemudian kaki kiri berada
didepan disertai dengan kedua tangan ngukel diikuti ngontag dagu.
42.Ngukel, kedua tangan berada di depan dada dengan telapak tangan
menghadap keatas dan diikuti dengan kaki kiri maju kemudian
pergelangan tangan diputar hingga telapak tangan menghadap keatas
disertai dengan kaki kanan menutup.
43.Nyegut,gerakan mata yang dapat dilakukan dengan sedikit memucuk
alis dan dijatuhkan kebawah.
44.Posisi tangan kiri berada di samping dada di ikuti dengan posisi kaki
kanan berada di depan dan kaki kiri dibelakang, kemudian tangan

19
kanan mengambil selendang di ikuti dengan posisi kaki kanan di
depan. (2x)
45.Posisi tangan kiri berada di samping dada kemudian tangan kanan
menghadap kebawah dengan mengambil selendang lalu mundur
kebelakang dan posisi tangan kanan ditekuk kemudian diayunkan
keatas kebawah.
46.Nyalud, posisi kedua tangan berada didepan dada,kedua telapak
tangan menghadap kebawah dan telapak tangan dibalikan
menghadap keatas, selanjutnya gerakan dikembangkan seolah-olah
membentuk bunga yang sedang mekar dan kaki berjalan ditempat
atau tindak-tindak yang dimulai dari kaki kanan dan diakhiri dengen
posisi kaki kiri jinjit.
47.Diagonal tangan kanan,dimulai dari tangan kanan berada diatas
sedangkan tangan kiri berada dibawah dan tangan kiri mengambil
selendang sedangkan posisi kaki kiri disilang kemudian ditutup
dengan kaki kanan dan badan direbahkan kekanan.
48.Diagonal tangan kiri, dimulai dari tangan kiri berada diatas
sedangkan tangan kanan berada dibawah dan tangan kanan
mengambil selendang sedangkan posisi kaki kanan disilang
kemudian ditutup dengan kaki kiri, badan direbahkan kekiri.
49.Ngukel, kedua tangan berada di depan dada dengan telapak tangan
menghadap keatas dan diikuti dengan kaki kiri maju kemudian
pergelangan tangan diputar hingga telapak tangan menghadap keatas
disertai dengan kaki kanan menutup.
50.Gerakan mengambil selendang, posisi kedua tangan tekuk kedepan
kemudia kedua kaki ditekuk disertai dengan tangan mengambil
selendang dan berjalan dimulai dari kaki kanan ,diikuti dengan
gerakan kepala dan pinggul , tangan diayunkan kekanan dan kekiri.
Nb : Adanya pengulangan pada gerakan nomor 42-49 (2x)
2.7.2 Tema
Tari rejang sari menggambarkan sebuah tari kesenian rakyat atau
suku Bali yang ditampilkan secara khusus oleh perempuan dan untuk
perempuan. Gerak gerik tari ini sangat sederhana namun progrsif dan
lincah. Biasanya pagelaran tari Rejang diselenggarakan di pura pada
waktu berlangsungnya suatu upacara adat atau upacara keagamaan
Hindu.

20
2.7.3 Iringan
Tari rejang ini biasanya diiringi dengan musik gambelan khas
Bali. Musik gambeln tersebut pada umumnya adalah gong kebyar.

 Tari Rejang Sari termasuk kedalam musik mendominir tari yaitu


dalam tari Bali ada bentuk pertunjukan dimana musik
pengiringnya lebih dominan mengatur tari baik gerak mauoun
peralihan ke bagian yang lain.

2.7.4 Tata Rias

 Susu Pembersih Dan Kapas


Sebelum muka dirias wajib untuk membersihkan muka terlebih dahulu
dengan susu pembersih menggunakan kapas.

 Foundation
Setelah wajah dibersihkan dengan susu pembersih lalu gunakan
foundation dengan merata dari wajah hingga leher.

 Bedak Tabur
Gunakan bedak tabur untuk riasan penyamar pori – pori, gunakan bedak
tabur dari wajah hingga leher.

 Aplikasikan Eyeshadow 3 Warna


Terdapat 3 warna utama eyeshadow make up tari Bali yaitu warna
merah, biru, dan kuning. Cara mengaplikasikannya yaitu pada bagian
kelopak mata menggunakan eyeshadow warna biru kemudian pada

21
bagian sekitar cengklongan tulang mata menggunakan warna merah dan
pada bagian dibawah alis mata menggunakan warna kuning.

 Pensil Alis
Gunakan pensil alis untuk memperjelas karakter.

 Menggunakan Eyeliner Warna Hitam


Ciri khas dari make up Bali yaitu tampilan mata yang terlihat
mencolok. Untuk membuatnya perlu menggunakan eyeliner pensil dan
eyeliner cair atau liquid eyeliner berwarna hitam yang bersifat
waterproof. Gunakan eyeliner cair untuk membingkai mata agar tampak
tegas dan terlihat besar, sedangkan eyeliner pensil untuk mengisi bagian
yang sudah dibingkai.

 Blus on warna merah muda


Gunakan blus on merah muda sesuai karakter dan sesuai dengan bentuk
wajah.

22
 Lips stick warna merah
Gunakan lips stick warna merah sesuai karakter dan sesuai dengan
bentuk bibir.

 Bulu mata palsu


Gunakan bulu mata palsu dengan mengoleskan lem khusus di pangkal
bulu mata palsu dan pasang di atas bulu mata asli.

 Menggunakan Gecek Merah


Yang terakhir gunakan gecek merah dengan menggunakan lipstick.

Hasil akhir :

2.7.5 Tata Busana

23
Busana yang digunakan pada tari rejang biasanya merupakan
pakaian adat masyarakat .

 Tapih
Pertama-tama gunakan tapih, dengan cara pegang kedua ujung tapih
kemudian lipat dari kanan terlebih dahulu, setelah itu lipat ke kiri.

 Kamen Kuning
Gunakan kamen kuning setelah tapih cara menggunakannya sama
seperti tapih.

 Angkin
Gunakan angkin, dengan cara
mulai dari depan lalu lipat kebelakang kemudian kancingi dengan
peniti.

 Selendang Kuning
Lilitkan selendang kuning dari atas dada sampai atas pusar.

24
 Selendang
Kemudian lilitkan selendang pada pinggang.

 Pending
Gunakan pending dibagian pinggang diatas selendang kemudian
kancingkan menggunakan peniti.

 Hiasan Bunga
Gunakan hiasan bunga diatas dada.

 Subeng
Gunakan subeng pada telinga.

 Gelungan

25
Gunakan gelungan diatas kepala.

2.7.6 Tata Panggung


Jenis panggung yang digunakan pada tari Rejang Sari biasanya
panggung repermanen yaitu panggung yang bersifat sementara.

2.8 Pola Lantai Tari Rejang Sari :

1.

26
2.

2 1

4 3

3.

4 3

2 1

4.

4 3

2 1

5.

4 3

2 1
27
6.

4 3

2 1

7.

4 3

2 1

8.

28
 Keterangan : Tanda Panah Menunjukan :
 Langkah Gerak
 Arah Pandang

Nama Penari :
1. Ni Ketut Meli Nuari
2. Ni Putu Ananda Sintia
Mahadewi
3. Ni Made Diana Putri
4. Ni Made Dwi Junika Ayu

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tari rejang sari adalah tarian yang bersumber dari tari rejang yang
memiliki gerakan yang sederhana dan mudah untuk ditarikan, tarian ini
berfungsi sebagai sarana persembahan untuk para dewa pada saat upacara
keagamaan, oleh karena itu tarian ini sering dipentaskan dipura saat ada
upacara keagamaan. Rejang sari adalah sebuah tarian adat Bali yang
merupakan satu bentuk persembahan kepada tuhan. Tarian ini ditampilkan
oleh sekelompok penari wanita. Tarian ini terinspirasi dari tarian – tarian
yang dibawakan pada upacara Rejang yang menggambarkan sekelompok

29
wanita. Tarian ini diciptakan pada tahun 2017 oleh penata tari Bali
bernama I Ketut Rena.
3.2 Saran
Dengan mengenal lebih banyak tarian di Indonesia mudah – mudahan
membuat kita lebih mencintai budaya negeri kita ini. Semoga seluruh
masyarakat Indonesia dapat terus melestarikan, menjaga adat isti adat, dan
budaya bangsa Indonesia sampai generasi selanjutnya.

Daftar Pustaka

1. https://estetika-indonesia.blogspot.com/2015/12/4-unsur-nilai-estetika-
seni-tari.html
2. http://blog.isi-dps.ac.id/wahyumahendra/34-2
3. https://blogkulo.com/sejarah-seni-tari-indonesia/

30
Lampiran

31
32

Anda mungkin juga menyukai