Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berbagai kasus yang tidak sejalan dengan etika, moralitas, sopan santun atau perilaku
yang menunjukkan rendahnya karakter telah sedemikian marak dalam masyarakat. Lebih
memprihatinkan lagi, perilaku itu tidak sedikit ditunjukkan oleh orang-orang yang terdidik
namun kurang beragama. Ini membuktikan bahwa pendidikan saja, kurang berhasil dalam
membentuk watak (karakter) yang terpuji.

Beranjak dari permasalahan itulah, perlu adanya media inisiasi untuk meningkatan
karakter yang sejatinya sudah terbentuk namun belum dioptimalkan. Hari Raya Saraswati
sebagai momentum turunnya ilmu pengetahuan yang menjadi penerang hidup manusia didunia
sudah sepatutnya dimaknai untuk membebaskan diri dari avidya (kebodohan) dengan vidya dan
menuju pencerahan. Berbagai media telah digunakan untuk membentuk karakter bangsa, namun
sekali lagi, media yang mampu membentuk karakter dengan tetap mempertahankan etika serta
moral yang baik dari setiap generasi adalah agama. Dalam makalah ini, penyaji berusaha untuk
mengungkap apa sebenarnya makna perayaan Hari Raya Saraswati dalam implementasinya
terhadap karakter dan budaya bangsa.

Di Indonesia khususnya di Bali, perayaan ini sudah amat terkenal di kalangan umat
Hindu. Tetapi belum begitu banyak yang memahami apa makna dan inti perayaan suci ini.
Karena tradisi atau upacara ini berasal dari warisan nenek moyang dan adat secara turun-
temurun. Kita hanya meneruskan saja tradisi ini, dan kurang memahami apa makna dan inti yang
sebenarnya. Hari raya Saraswati adalah hari raya turunnya ilmu pengetahuan (vidya) dan Tuhan
Yang Maha Esa melalui sinar suci-Nya Dewi Saraswati. Pada hari ini adalah waktu yang sangat
baik dan tepat untuk memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar dianugrahkan vidya (ilmu
pengetahuan) dan kecerdasan, sehingga kita akan terbebas dari avidya (kebodohan) dan menuju
ke pencerahan atau kebahagiaan abadi.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalah sebagai
berikut :
1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan hari raya Saraswati?
1.2.2 Apakah makna perayaan hari raya Saraswati?
1.2.3 Apakah tujuan dari pelaksanaan hari raya Saraswati?
1.2.4 Bagaimanakah pelaksanaan hari raya Saraswati?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penulisan makalah ini yaitu
1.3.1 untuk mengetahui pengertian hari raya Saraswati
1.3.2 untuk mengetahui makna perayaan hari raya Saraswati
1.3.3 untuk mengetahui tujuan pelaksanaan hari raya Saraswati
1.3.4 untuk mengetahui pelaksanaan hari raya Saraswati

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hari Raya Saraswati

Secara etimologi, kata Saraswati berasal dari Bahasa Sansekerta yakni dari kata Saras
yang berarti "sesuatu yang mengalir" atau "ucapan". Kata Wati artinya memiliki. Jadi kata
Saraswati secara etimologis berarti sesuatu yang mengalir atau makna dari ucapan. Ilmu
pengetahuan itu sifatnya mengalir terus-menerus tiada henti-hentinya ibarat sumur yang airnya
tiada pernah habis mes-kipun tiap hari ditimba untuk memberikan hidup pada umat manusia.

Sebagaimana disebutkan, Saraswati juga berarti makna ucapan atau kata yang bermakna.
Kata atau ucapan akan memberikan makna apabila didasarkan pada ilmu pengetahuan. Ilmu
pengetahuan itulah yang akan menjadi dasar orang untuk menjadi manusia yang bijaksana.
Kebijaksanaan merupakan dasar untuk mendapatkan kebahagiaan atau ananda. Kehidupan yang
bahagia itulah yang akan mengantarkan atma kembali luluh dengan Brahman.

2.2 Makna Perayaan Hari Raya Saraswati

Manifestasi Saraswati diwujudkan dalam seorang dewi yang cantik yaitu Dewi Saraswati.
Gambar atau patung Dewi Saraswati yang dikenal di Indonesia berasal dari India. Dewi
Saraswati ada digambarkan duduk dan ada pula versi yang berdiri di atas angsa dan bunga
padma. Ada juga yang berdiri di atas bunga padma, sedangkan angsa dan burung meraknya ada
di sebelah menyebelah dengan Dewi Saraswati. Tentang perbedaan versi tadi bukanlah masalah
dan memang tidak perlu dipersoalkan. Yang terpenting dari penggambaran Dewi Saraswati itu
adalah makna filosofi yang ada di dalam simbol gambar tadi. Berikut ini merupakan gambar dari
Dewi Sarswati.

3
Dewi
yang cantik
dan

berwibawa menggambarkan bahwa ilmu pengetahuan itu adalah sesuatu yang amat menarik dan
mengagumkan. Kecantikan Dewi Saraswati bukanlah kemolekan yang dapat merangsang
munculnya nafsu birahi. Kecantikan Dewi Saraswati adalah kecantikan yang penuh wibawa.
Memang orang yang berilmu itu akan menimbulkan daya tarik yang luar biasa. Karena itu dalam
Kakawin Niti Sastra ada disebutkan bahwa orang yang tanpa ilmu pengetahun, amat tidak
menarik biarpun yang bersangkutan muda usia, sifatnya bagus dan keturunan bangsawan. Orang
yang demikian ibarat bunga merah menyala tetapi tanpa bau harum sama sekali.

Cakepan atau daun lontar yang dibawa Dewi Saraswati merupakan lambang ilmu
pengetahuan.

Genitri adalah lambang bahwa ilmu pengetahuan itu tiada habis-habisnya. Genitri juga
lambang atau alat untuk melakukan japa. Ber-japa yaitu aktivitas spiritual untuk menyebut nama
Tuhan berulang-ulang. Ini pula berarti, menuntut ilmu pengetahuan merupakan upaya manusia
untuk mendekatkan diri pada Tuhan. Ini berarti pula, ilmu pengetahuan yang mengajarkan
menjauhi Tuhan adalah ilmu yang sesat.

Wina yaitu sejenis alat musik, yang di Bali disebut rebab. Suaranya amat merdu dan
melankolis. Ini melambangkan bahwa ilmu pengetahuan itu mengandung keindahan atau estetika
yang amat tinggi.

4
Angsa adalah jenis binatang unggas yang memiliki sifat-sifat yang baik yaitu tidak suka
berkelahi dan suka hidup harmonis. Angsa juga memiliki kemampuan memilih makanan.
Meskipun makanan itu bercampur dengan air kotor tetapi yang masuk ke perutnya adalah hanya
makanan yang baik saja, sedangkan air yang kotor keluar dengan sendirinya. Demikianlah, orang
yang telah dapat menguasai ilmu pengetahuan, kebijaksanaan mereka memiliki kemampuan
wiweka. Wiweka artinya suatu kemampuan untuk membeda-bedakan yang baik dengan yang
jelek dan yang benar dengan yang salah.

Bunga Padma atau bunga teratai adalah bunga yang melambangkan alam semesta dengan
delapan penjuru mata anginnya (asta dala) sebagai stana Tuhan. Burung merak adalah lambang
kewibawaan. Orang yang mampu menguasai ilmu pengetahuan adalah orang yang akan
mendapatkan kewibawaan. Sehubungan dengan ini, Swami Sakuntala Jagatnatha dalam buku
Introduction of Hinduisme menjelaskan bahwa ilmu yang dapat dimiliki oleh seseorang akan
menyebabkan orang-orang itu menjadi egois atau sombong. Karena itu ilmu itu harus diserahkan
pada Dewi Saraswati sehingga pemiliknya menjadi penuh wibawa karena egoisme atau
kesombongan itu telah disingkirkan oleh kesucian dari Dewi Saraswati. Ilmu pengetahuan adalah
untuk memberi pelayanan kepada manusia dan alam serta untuk persembahan kepada Tuhan
Yang Maha Esa.

Di dalam upakara yang disebut Banten Saraswati salah satu unsurnya ada disebut jajan
Saraswati. Jajan ini dibuat dari tepung beras berwarna putih dan berisi lukisan dua ekor binatang
cecak. Mata cecak itu dibuat dari injin (beras hitam) dan di sebelahnya ada telur cecak. Dalam
banten Saraswati itu mempunyai arti yang cukup dalam. Menurut para ahli Antropologi, bangsa-
bangsa Austronesia memiliki kepercayaan bahwa binatang melata seperti cecak diyakini
memiliki kekuatan dan kepekaan pada getaran-getaran spiritual. Jajan Saraswati yang berisi
gambar cecak memberi pelajaran bahwa ilmu pengetahuan itu jangan hanya berfungsi
mengembangkan kekuatan ratio atau pikiran saja, tetapi harus mampu mendorong manusia untuk
memiliki kepekaan intuisi sehingga dapat menangkap getaran-getaran rohani.

Dalam lontar Saraswati juga memakai daun beringin. Daun beringin adalah lambang
kelanggengan atau keabadian serta pengayoman. Ini berarti ilmu pengetahuan itu bermaksud
mengantarkan kepada kehidupan yang kekal abadi. Ilmu pengetahuan juga berarti pengayoman.

5
Makna Pemujaan kepada Dewi Saraswati

Pada masyarakat awam bertanya apa maksud menyembah dewa-dewa atau dewi-dewi
melalui simbol-simbol atau patung, gambar dan sebagai-nya? Padahal Tuhan hanya satu, kenapa
ada banyak dewa atau dewi?

Dewa berasal dari kata''div" yaitu sinar/pancaran. Pengertiannya adalah bahwa Tuhan itu
adalah satu, tapi mempunyai aspek-aspek dengan pancaran sinar-Nya yang bermacam-macam
sesuai dengan fungsinya. Pada saat menciptakan disebut Brahma, saat memelihara disebut
Wishnu, dan saat pendaurulang disebut Shiwa, dan sebagainya. Tapi sebenarnya Brahma,
Wishnu, Shiva adalah satu (Trimurti).

Para dewa ini mempunyai pendamping (Shak-ti), yaitu: Brahma shakti-Nya Saraswati,
Wishnu shakti-Nya Lakshmi dan Shiwa shakti-Nya Parvati (Durga). Disini Dewi Saraswati
sebagai aspek Tuhan Yang Maha Esa pada saat menganugrah-kan/munurunkan ilmu
pengetahuan (vidya), ke-cerdasan, ucapan, musik, budaya dan seba-gainya. Demikian pula
dijabarkan dalam konsep Gayatri yang terdiri dari tiga aspek, yaitu: Saras-wati menguasai
ucapan/tutur kata, Gayatri me-nguasai intelek/budhi dan savitri yang menguasai prana/nafas.

Jadi makna pemujaan Dewi Saraswati adalah memuja dan bersyukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa dengan memfokuskan pada aspek Dewi Sa-raswati (simbol vidya) atas karunia ilmu
pengetahuan yang di karuniakan kepada kita semua, sehingga akan terbebas dan avidyam
(kebodoh-an), agar dibimbing menuju ke kedamaian yang abadi dan pencerahan sempurna.

Secara ringkas dijelaskan bahwa makna perayaan hari raya saraswati adalah sebagai
berikut :

1. Kita harus bersyukur kepada Hyang Widhi atas kemurahan-Nya yang telah
menganugrahkan vidya (ilmu pengetahuan) dan kecerdasan kepada kita
semua.
2. Dengan vidya kita harus terbebas dari avidya (kebodohan) dan menuju ke
pencerahan, kebe-naran sejati (sat) dan kebahagiaan abadi.
3. Selama ini secara spiritual kita masih tertidur lelap dan diselimuti oleh sang
maya (ketidak-benaran) dan avidyam (kebodohan). Dengan vidya ini mari kita

6
berusaha untuk melek/eling/bangun dan tidur kita, hilangkan selimut maya,
sadarilah bahwa kita adalah atma, dan akhirnya tercapailah nirwana.
4. Kita belajar dan angsa untuk menjadi orang yang lebih bijaksana. Angsa bisa
menyaring air, memisahkan makanan dan kotoran walaupun di air yang
keruh/kotor atau lumpur. Juga jadilah orang baik, seperti buruk merak yang
berbulu cantik, indah dan cemerlang walaupun hidupnya di hutan.
5. Kita masih memerlukan/mempelajari ilmu pengetahuan dan sains yang
sekuler, tetapi harus diimbangi dengan ilmu spiritual dengan peng-hayatan
dan bakti yang tulus.

2.3 Tujuan Perayaan Hari Raya Saraswati

Pelaksanaan hari Raya Saraswati bertujuan untuk mengingatkan kepada manusia untuk
menopang hidupnya dengan ilmu pengetahuan yang didapatkan dari Sang Hyang Saraswati.
Karena itulah ilmu pengetahuan pada akhirnya adalah untuk memuja Tuhan dalam
manifestasinya sebagai Dewi Saraswati. Pelaksanaan hari Raya Saraswati menurut Lontar Tutur
Saraswati, adalah untuk memohon kehadapan Dewi Saraswati sebagai Dewanya Ilmu
Pengetahuan, agar dapat memberikan pencerahan pengetahuan bagi seluruh umat manusia
berupa ilmu pengetahuan sebagai sarana untuk mencapai kebahagiaan duniawi serta
membebaskan diri dari belenggu penderitaan.

Perayaan Hari Raya Saraswati sesuai petunjuk lontar Purwadhi Gama Sesana, adalah
bertujuan untuk meningkatkan intelektualitas kita sebagai umat manusia, agar tercapai
keseimbangan jiwa yang bermoral tinggi, untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik dengan
menjunjung nilai-nilai kebersamaan dan kesetaraan dalam kehidupan bermasyarakat.
Dalam tutur Purwadhi Gama Sesana juga di sebutkan bahwa yang menggantikan Sang Hyang
Iswara Guru/Sang Hyang Gurudesa bersthana di Pura Bale Agung adalah putra Beliau yang
bernama Sang Hyang Bregalungan. Dimana kata “ Bregalungan” memiliki makna sebagai
berikut:

“Bre” artinya menumbuhkan.

“Ga” artinya Kebaikan atau kesucian.

7
“Lungan”artinya perbuatan atau prilaku.

Dengan demikian “Bregalungan”artinya agar senantiasa dapat menumbuhkan


perbuatan-perbuaan yang baik dan benar yang berlandaskan ajaran Dharma.

Hari Raya Saraswati hendaknya dijadikan momentum untuk meningkatkan


pembelajaran diri dengan menumbuhkan perilaku atau perbuatan-perbuatan yang baik dan benar
berlandaskan Dharma.

2.4 Pelaksanaan Hari Raya Saraswati

1. Tempat: Semua pustaka- pustaka keagamaan dan buku-buku pengetahuan lainnya


termasuk alat- alat pelajaran yang merupakan Lingga Stana Hyang Saraswati diatur
dalam tempat yang layak untuk itu
2. Banten:Upakara Saraswati sekurang- kurangnya: Banten Saraswati, Sodaan Putih
Kuning, dan canang selengkapnya.
3. Kekuluh (tirta): Tirta yang dipergunakan hanya tirta Saraswati, diperoleh dengan jalan
memohon ke hadapan Hyang Surya sekaligus merupakan tirta Saraswati, di tempat
lingga Saraswati masing- masing.
4. Pelaksanaan upacara Saraswati didahului dengan menghaturkan penyucian, ngayabang
aturan, muspa kemudian matirtha. Banyupinaruh (pina wruh) jatuh sehari setelah hari
raya Saraswati yaitu Redite Paing Sinta. Umat Hindu melakukan asuci laksana (mandi,
keramas, dan berair kumkuman). Selanjutnya dihaturkan labaan nasi pradnyan, jamu sad
rasa dan air kumkuman. Setelah diaturkan pasucian/kumkuman labaan dan jamu,
dilanjutkan dengan nunas kumkuman, muspa, matirtha nunas jamu dan labaan
Saraswati/nasi pradnyan barulah upacara diakhiri.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Hari Raya Saraswati adalah perayaan hari diturunkannya ilmu pengetahuan (vidya) dan
Tuhan Yang Maha Esa melalui sinar suci-Nya Dewi Saraswati. Dari perayaan ini kita dapat
mengambil hikmahnya Hari Raya Saraswati yaitu, kita harus bersyukur kepada Hyang Widhi
atas kemurahan-Nya yang telah menganugrahkan vidya (ilmu pengetahuan) dan kecerdasan
kepada kita semua. Kita belajar dari angsa untuk jadi orang yang lebih bijaksana.

3.2 Saran

Masyarakat Hindu, khususnya di Bali merayakan Hari Raya Saraswati setiap 6 bulan
(210) hari sekali. Namun, masyarakat Hindu belum memahami makna dan arti dari perayaan
Hari Raya Saraswati tersebut. Karena hal tersebut merupakan warisan tradisi dari nenek moyang
atau leluhurnya orang dulu. Terkait hal itu, kita sebagai generasi Hindu muda harus memahami
arti dari parayaan Hari Raya Saraswati

9
DAFTAR PUSTAKA

Dewa Ganapati 2010”Hari Raya Saraswati (Makna dan Tata Cara Upacara)”
https://www.facebook.com/notes/dewa-ganapati/hari-raya-saraswatimakna-dan-tata-cara-
upacara/362637554847/ diunduh tanggal 20 Nopember 2018

Ardianta Wijaya 2016 “Contoh Makalah Hari Raya Saraswati”


http://ardiantawijaya.blogspot.com/ diunduh tanggal 20 Nopember 2018

Kelian babadbali 2016 “Hari Raya Saraswati dari segi Tattwa, Susila dan Upacara”
http://new.babadbali.com/canang-sari/2016/hari-raya-saraswati-dari-segi-tattwa-susila-dan-
upacara/ diunduh tanggal 20 Nopember 2018

“Makna dibalik Hari Raya Saraswati”wiracaritabali.blogspot.com/2014/10/makna-


dibalik-bari-raya-saraswati.html diunduh tanggal 20 Nopember 2018

Paduarsana 2012 “Tattwa, Susila dan Upacara Hari Raya Saraswati”


https://paduarsana.com/2012/09/04/tattwa-susila-dan-upacara-hari-raya-saraswati/ diunduh
tanggal 20 Nopember 2018

10

Anda mungkin juga menyukai