Pañca Yama Brata terdiri dari kata Pañca yang artinya lima dan Yama artinya pengendalian diri, serta brata atau vrata artinya keinginan ataukemauan. Untuk itu, pemahaman Pañca Yama brata adalah lima macam cara mengendalikan diri secara lahir dari perbuatan yang melanggar susila. Pañca nyama brata menurut Oka (2009:69), artinya lima pengendalian diri yang bersifat batiniah. Tujuan Pañca Yama dan nyama bratauntuk membina atau mengembangkan sifat-sifat bakti kepada Tuhan melalui pengendalian kemauan, dan melakukan pantangan-pantangan menurut ajaran Agama Hindu. Sumber ajaran Pañca Yama dan nyama bratatertuang dalam Kitab Wrhaspati Tattwa, sloka 60-61 sebagai berikut. अहिं सा ब्रह्मचर्यञ्च सत्यमव्यवहारिकम् । अस्तै न्यमिति पञ्चै ते यमा रुद्रेण भाषिताः ॥ ahiṃsā brahmacaryañ ca satyam awyawahārikam | astainyam iti pañcaite yamā rudreṇa bhāṣitāḥ || Terjemahan: Ahimsa namanya tidak membunuh, brahmacari namanya menuntut ilmu dan menghindarkan dari hubungan kelamin, satya namanya tidak berbohong, awyawaharika namanya tidak berbuat dosa karena kepintaran, astainya namanya tidak mencuri, tidak mengambil milik orang lain bila tidak dapat persetujuan kedua pihak (Sura, 2001: 81)
Menyimak Wrhaspati Tattwa 60 dijelaskan tentang bagian-bagian dari Nyama brata
yang terdiri dari ahimsa, brahmacari, satya, awyawaharika, dan astainya. Kelima bagian ini merupakan uraian tentang pengendalian diri. Pengendalian diri harus dimulai dari diri sendiri yang bersifat lahiriah sebagai langkah awal untuk pengendalian yang bersifat batiniah. अक् रोधो गु रुशु शरु ् षा शौचमाहारलाघवम् । अप्रमादश्च पञ्चवै ते नियमाः परिकीर्तिताः ॥ akrodho guruśuśruṣā śaucam āhāralāghawam | apramādaś ca pañcawaite niyamāḥ parikīrtitāḥ || Terjemahan: Akrodha namanya tidak marah saja. Guru susrusa namanya bakti berguru. Sauca namanya selalu melakukan japa, membersihkan badan. Aharalaghawa ialah tidak banyak-banyak makan. Apramada namanya tidak lalai (Sura, 2001: 82).
Penjelasan tentang Wrhaspati Tattwa 61 menjelaskan tentang bagian-bagiandari Pañca
nyamayang terdiri atas akrodha, guru susrusa, sauca, aharalaghawa, dan apramada. Pengendalian diri ini bersifat batiniah yangbertujuan untuk mencapai kebahagiaan secara skala dan niskala. Kedua sloka ini menunjukan bahwa pengendalian diri ada dua jenis yaitu pengendalian secara lahir (yama) dan batin (nyama). Susunan sloka dalam Kitab Wrhaspati Tattwa ini merupakan pedoman hidup yang harus dipupuk dalam kehidupan untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin. B. Bagian Pañca Yama Brata Pañca Yama brata adalah lima macam cara untuk mengendalikan keinginan secara lahir menurutAtmaja (2010:46) terdiri atas: Ahimsa, tidak melakukan kekerasan Brahmacari, masa menuntut ilmu/masa aguron-guron Satya, kesetiaan dan kejujuran Awyawaharika, melakukan usaha menurut dharma Astainya, tidak mencuri milik orang lain.