Berikut ini petikan beberapa sloka tentang siapa itu Tuhan beserta sifat-Nya
menurut Hindu:
Tuhan sebagai sosok yang tidak terbatas, maha kuasa dan awal dari
segalanya
Artinya :
Mereka menyebut Indra, Mitra, Varuna, Agni dan Dia Yang Bercahaya yaitu
Garutman yang bersayap indah. Hanya satu Tuhan itu, tetapi orang yang bijaksana
menyebutnya dengan banyak nama seperti Agni, Yama, Matarisvan.
Artinya :
Artinya :
Berbeda – beda tetapi satu, tak ada kebenaran (Hyang Widhi) yang mendua.
Tuhan dapat menjelma sebagai Avatara
Pengetahuan kita tentang nafas, roh, hidup, pribadi, saripati, jalan, sifat badan,
kecerdasan,pemahaman, roh alam semesta yang mendalam tidak mampu dan tidak
tuntas dibahas oleh ilmu pengetahuan modern sekalipun. Namun demikian para
Maha Rsi Hindu ribuan tahun yang silam telah sampai pada thesis serta riset dan
teknologi roh. Hal ini dapat kita baca melalui ratusan thesis para maha Rsi berupa
Kitab-Kitab Upanisad.
Tuhan memasuki tubuh manusia dan disana Dia menjadi Raja tubuh itu.
Dari sini kita mengetahui bahwa Atman adalah unsur yang paling utama dari
segala ciptakan ia berkuasa atas tubuh yang dimasukinya, ia yang mengendalikan
tubuh tersebut. Hingga nantinya tubuh itu rusak ia akan meninggalkan tubuh itu dan
beralih ke tubuh yang lain, atau dapat bersatu dengan sumbernya.
Pengetahuan Atma yang membukakan jalan persatuan dalam keberagaman,
tetap kekal dalam kehancuran. Orang yang telah memperoleh Pengetahuan Atma
menjadi tahu semuanya. Upanisad mengatakan bahwa orang yang mengetahui Diri
Sejati dapat mengatasi duka-cita. Semua pengetahuan tentang duniawi ditujukan
untuk menyambung hidup (mencari pekerjaan). Namun bila pengetahuan Atma
diketahui maka semua yang merupakan basis ilmu pengetahuan dan seni lainnya
akan sangat mudah didapatkan. Bila seorang dapat berkomunikasi dengan Tuhan
yang merupakan sumber seluruh ilmu pengetahuan, kekuatan dan kebijaksanaan
yang kekal, maka orang tersebut mempunyai akses untuk setiap jenis pengetahuan.
Oleh karena itu, setiap orang seyogyanya berusaha untuk memperoleh realisasi Diri
Sejati melalui pemurnian pikiran dan hati hingga nantinya dapat mendekatkan diri
pada Tuhan
Sifat – sifat atman meliputi :
Acchedya berarti tak terlukai senjata,
Adahya berarti tak terbakar oleh api,
Akledya berarti tak terkeringkan oleh angin,
Acesya berarti tak terbasahkan oleh air,
Nitya berarti abadi,
Sarwagatah berarti ada di mana-mana,
Sathanu berarti tidak berpindah – pindah,
Acala berarti tidak bergerak,
Awyakta berarti tidak dilahirkan,
Achintya berarti tak terpikirkan,
Awikara berarti tidak berubah,
Sanatana berarti selalu sama.
Berdasarkan tujuannya
1. Ista Karma merupakan Karma atau kegiatan yang ditujukan untuk berbhakti kepada
Tuhan.
2. Putra Karma merupakan Karma yang ditujukan untuk kepentingan umum atau sosial.
Berdasarkan kelahiran
1. Ayu Karma adalah perbuatan yang dapat menyebabkan umur menjadi panjang atau
pendek, seperti hidup tenang atau stress, makan makanan vegetarian atau makan
banyak daging, minum minuman keras dan lain-lain.
2. Jnana Karma merupakan Karma yang dapat menyebabkan orang menjadi cerdas
atau bijaksana.
3. Dharsana Karma merupakan perbuatan yang dapat menimbulkan pandangan baru
dalam kehidupan.
4. Bhuta Karma merupakan Karma yang dapat mempengaruhi bentuk kelahiran.
Misalnya bunuh diri dapat mempengaruhi bentuk kelahiran kelak.
“Mahluk hidup pindah dari satu badan ke badan lainnya dengan membawa
kesadaran masing-masing, seperti udara yang membawa jenis bau-bauan tertentu.
Berdasarkan kesadaran demikian mahluk hidup meninggalkan badan dan menerima
badan baru yang lain.”
“ Asitim caturas caiva laksams tan iva-jatisu bhramadbhih purusaih prapyam
manusyam janma paryayat tad apy aphalatam jatah tesam
atmabhimaninamvarakanam anasritya govinda-carana-dvayam "
Artinya:
Seseorang mencapai bentuk kehidupan manusia setelah bertransmigrasi melalaui
8.400.000 spesies kehidupan dengan proses evolusi gradual. Bahwa bentuk
kehidupan manusia merosot menjadi orang bodoh yang angkuh karena tidak mau
berlindung di kaki padma Govinda." (Brahma-vaivarta Purana).
Dalam Padma Purana juga menyatakan ; "Ada 900.000 spesies kehidupan di
air; 2.000.000 spesies tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan; 1.100.000 spesies
serangga; 1.000.000 spesies kehidupan burung; 3.000.000 spesies binatang buas;
dan 400.000 spesies kehidupan manusia."
Proses perkembangan dan perjalanan sang roh melalui 8.400.000 spesies,
yang telah berlangsung sejak waktu berjuta berabad-abad yang lalu. Seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya bahwa jiwa (roh) tidak pernah mati dan tidak dilahirkan;
sang roh adalah kekal. Sang roh bertransmigrasi dari satu badan ke badan lain.
Hukum Tuhan tersebut berlaku untuk siapa saja, tanpa kecuali. Proses penciptaan
alam semesta beserta isinya telah dijelaskan dalam Bhagavata purana. Spesies-
spesies mahluk hidup telah diciptakan sangat kompleks dan sempurna sesuai
dengan tingkat kesadarannya dan karmanya. Oleh karena itu teori evolusi sudah
semakin lemah secara ilmiah dan sangat berbahaya karena akan mengembangkan
paham atheis yang tidak mengakui proses penciptaan.
Ketika sang roh mendapat badan manusia, lupa akan jati dirinya, lupa akan
hubungannya dengan Tuhan kemudian menjadi sangat terikat dengan kegiatan
duniawi, pada akhirnya kesadaran yang sesungguhnya menjadi sirna, dan pada saat
sang roh meninggalkan badan (meninggal) kelak akan mendapatkan badan lain
berdasarkan keinginan dan kesadaran yang telah dia kembangkan. Sri Krsna
mengatakan: "Keadaan apapun yang diingat seseorang pada saat sang meninggal,
keadaan itulah yang akan dicapai." (Bhagavadgita 8.5). Kematian adalah bukanlah
berakhirnya kehidupan tetapi terminal untuk mendapatkan badan-badan baru, badan
baru yang bagaimanakah yang akan didapat, sangat tergantung pikiran pada saat
sang roh meninggalkan badan, demikian juga ikatan-ikatan karma dimasa kehidupan
lalu sangat mempengaruhi badan-badan jasmani yang akan didapat. Apakah badan
tampan, sehat atau badan dengan penyakit kusta, epilepsi, sakit jiwa atau cacat fisik
lainnya bahkan badan yang lebih rendah seperti hewan. Selama pikiran dan aktivitas
manusia masih terikat dengan dengan duniawi, memuaskan indria maka selamanya
akan ikut dalam arus kelahiran dan kematian. Oleh karena itu dikatakan dalam
sastra bahwa didunia material apapun kedudukannya adalah penderitaan karena
kelahiran dan kematian akan dialami berulang kali. Tujuan yang sesungguhnya dari
kehidupan manusia adalah untuk melepaskan diri dari lingkaran reinkarnasi tersebut
atau kembali pulang ke rumah yang sejati yaitu kembali lagi menjadi jadi diri yang
sebenarnya.
Kalau memahami proses reinkarnasi tersebut, maka mudah dimengerti
bahwa badan-badan yang kita dapatkan sekarang merupakan hadiah yang paling
adil dan paling tepat dari apa karma pada kehidupan masa lalu dan kesadaran saat
ini akan mempersiapkan badan untuk kehidupan yang akan datang. Bila kita
mengembangkan kesadaran yang sesungguhnya yaitu kesadaran tentang jati diri
kita maka akan mendapatkan badan-badan yang lebih tinggi. Inilah evolusi dari
badan material lebih rendah ke ke badan material lebih tinggi dan akhirnya
mencapai badan rohani yang kekal untuk menempati dunia rohani. Tetapi sebaliknya
bila kesadaran kita merosot, sangat terikat dengan kepuasan indria-indria, maka
akan mendapatkan badan yang lebih rendah, badan yang cacat, berpenyakitan,
bahkan lebih rendah lagi. Hal ini merupakan human devolution, terjadi kemerosotan
pada tingkat evolusi.
Beberapa bukti ilmiah tentang adanya reinkarnasi telah diungkapkan oleh
beberapa peneliti dengan berbagai metode pendekatan ilmiah. Beberapa buku
seperti Children Past Lives, Twenty Cases Suggestive of Reincarnation, Where
Reincarnation and Biologiy Intersect, memperkenalkan hasil penelitian Dr. Ian
Stevenson, dari Universitas Virginia, Amerika, tentang bukti-bukti yang berhubungan
dengan adanya kehidupan masa lalu dan reinkarnasi. Demikian juga website di
internet tentang reinkarnasi sangat banyak dijumpai yang menyediakan informasi
tentang kehidupan masa lalu dan reinkarnasi. Reinkarnasi dalam pengertian hukum
positip sulit dibuktikan sebagai suatu kenyataan ingatan kehidupan masa lalu,
karena kemampuan daya ingat otak manusia sangat terbatas. Namun dalam
keadaan tertentu, tanpa disadari atau terjadi perubahan kesadaran maka ingatan
dibawah sadar tersebut akan muncul kepermukaan, dan dapat menguraikan dengan
jelas tentang pengalaman-pengalaman pada kehidupan sebelumnya. Buku buku
diatas telah mencatat kasus kasus kehidupan masa lalu seseorang, terutama pada
anak-anak dibawah tiga tahun. Dalam keadaan hinotis dimana kesadarannya
menurun namun dapat mengungkapkan secara terperinci pengalaman-pengalaman
kehidupan masa lalunya. Kemudian cerita yang diungkapkan tersebut dilakukan
cross check dengan menelusuri, nama tempat tahun atai alibi-alibi lainnya, ternyata
banyak benarnya. Ian Stevenson telah meneliti lebih dari duaribuan anak dari
berbagai belahan dunia.
Salah satu kasus yang paling bagus pembuktian kebenarannya yaitu seorang
gadis muda dari India bernama Shanti Devi, yang tinggal di Delhi (lahir tahun 1926)
yang pada umur tiga tahun mulai mengingat dan bercerita tentang hal-hal dari
kehidupan masa lalu di kota Muttra yang jauhnya delapan puluh mil. Dia
mengatakan bahwa dia telah menikahi seorang saudagar kain, melahirkan seorang
anak laki-laki dan meninggal dunia sepuluh tahun kemudian, dan banyak pernyataan
yang diceritakan secara detail tentang kehidupan masa lalunya sampai ia berumur 9
tahun. Pernyataan-pernyataan itu direkam. Suatu komisi dibentuk untuk
merencanakan dan menyaksikan kunjungannya ke Muttra, tempat keluarga yang
sering disebut oleh Shanti Devi, dan menyaksikan bahwa ia benar-benar mengenali
sanak saudaranya yang lain dimasa lalu, mengetahui dengan detail jalan
kerumahnya yang dahulu dikenalinya, dan bahkan mengungkapkan bahwa ada
uang yang disembunyikannya di dalam rumah tersebut. Tempat persembunyiannya
ditemukan dan bekas suaminya mengakui dia telah memindahkan uang tersebut.
Jadi apa yang diceritakan oleh Shanti Devi itu memang benar-benar nyata. Demikian
juga cacat fisik, tanda lahir yang terjadi sangat berhubungan kehidupan masa launya.
Demikian juga kelainan-kelainan keperibadian sebagai contoh, seseorang sangat
takut dengan air sungai, ternyata pada kehidupan masa lalunya orang tersebut
meninggal karena tenggelam. Demikian juga dengan penyakit-penyakit yang diderita
saat ini tidak lepas dari karma pada kehidupan yang lalu. Dalam Garuda Purana dan
Padma Purana memberikan penjelasan yang sangat rinci tentang hal tersebut
seperti, seorang penderita epilepsi dikatakan pada pada kehidupan yang lalu ia
adalah seorang yang perkasa, kuat, tetapi kekuatannya tersebut digunakan untuk
mencederai orang lain sehingga ia diberikan badan epilepsi. Demikian juga dengan
penyakit kusta, penyakit paru-paru, dan sebagainya diungkapkan dengan jelas
dalam purana tersebut. Walaupun secara ilmu kedokteran modern telah menemukan
patogenesis penyakit sampai pada biomolekuler, ketahui terjadi mutasi pada
kromosom tertentu sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan fisik atau
terjadinya penyakit. Telah dibuatkan peta kelainan kromosom tersebut secara rinci,
namun pertanyaan yang mendasar yang tidak akan pernah dijawab adalah ;
siapakah yang melakukan mutasi tersebut, kenapa hanya pada orang-orang tertentu
saja terjadi mutasi tersebut ?.
Banyak lagi ilmuwan barat yang telah membuktikan melalui pengamatan yang
dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah tentang adanya kehidupan setelah
kematian. Raymond A Moody adalah salah satu diantara banyak ilmuwan yang
tekun meneliti reinkarnasi dalam bukunya yang berjudul ” Life after life”. Buku
tersebut menceritakan banyak pengalaman seseorang pada saat menjelang
kematian (near-death experience).
Richard Webster telah menyusun suatu pedoman untuk mengetahui adalanya
ingatan kehidupan masa lalu (past-life memories) yang cukup akurat digunakan. Ada
bermacam-macam metode digunakan untuk mengetahui adalah past-life memories,
seperti contoh dibawah ini :
Ingatan Yang Bersifat Spontan.
Khususnya anak-anak dibawah 3 tahun, ingatan muncul begitu saja tanpa diketahui
asal-usulnya. Beberapa orang menggambarkan proses tersebut sebagai mimpi
berjalan. Bayang-bayang dan suasana dapat muncul dalam ingatan dan subyeknya,
kadangkala dapat merasakan bahwa mereka sendiri adalah bagian dari ingatan
tersebut. Meskipun sering kali mereka melaporkan suatu perasaan yang berbeda
dalam kenangan tersebut dari diri mereka sendiri.
Dari semua penjelasan yang ada diatas kita dapat menyimpulkan bahwa
Hindu memiliki konsep yang jelas tentang apa yang menjadi tujuannya dan serta
memiliki landasan yang sistimatis dan logis akan apa yang menjadi dasar
kepercayaannya yaitu yang dikenal sebagai Panca Sradha.