Anda di halaman 1dari 24

Konsepsi Ke-Tuhanan dalam Veda

1. Definisi Tuhan dalam berbagai sumber


2. Tri Premana ( Tiga cara mengtahui Tuhan)
3. Ke-Mahakuasaaan Tuhan
4. Tuhan dalam bentuk Transendent
5. Tuhan dalam bentuk Immanent
6. Dewa-dewa
7. Penggambaran Dewa-dewa dalam Weda
Definisi tentang Tuhan dalam berbagai sumber
Pertemuan II
1. Kitab Brahmasutra I,I.2, menyatakan :
“Jadmadyasya yatah”. Artinya Tuhan adalah
darimana asal mula semuanya ini.
2. Kekawin Arjuna Wiwaha menyebutkan : Sang
Sangkan paraning sarat. Artinya Beliau sebagai asal
dan kembalinya semua mahluk.
3. Kitab Bhagavadgita, Bab.VIII, 22, menyatakan Tuhan
adalah Pribadi yang tertinggi, sebagai kediaman
seluruh keberadaan dan yang juga meresapi atau
meliputinya, yang bagaimanapun juga dapat dicapai
dengan pengabdian yang tak tergoyahkan.
TRI PRAMANA
(Tiga cara memahami Tuhan)

Dalam ajaran Hindu, ada tiga cara untuk mencapai


pengetahuan yang sejati (Tuhan) yang disebut Tri
Paramana. Pramana berasal dari bahasa Sansekerta,
yang secara literal berarti “ Ukuran “. Ketiga jalan itu
adalah
1. Agama/sabda Pramana
2. Anumana Pramana
3. Pratyaksa Pramana
Agama/Sabda Pramana
Adalah pengetahuan sejati mengenai Tuhan yang
diperoleh melalui Teks Kitab Suci Weda atau dengan
mendapat keterangan-keterangan dari orang yang
dipercayai (Vipra) dalam memahami tentang Ke-
Tuhanan. Dalam kitab suci Weda banyak
menyebutkan tentang keberadaan Tuhan dan
nama-nama yang diberikan untuk menyebut Tuhan.
Dalam Kitab Brahmasutra disebutkan :
SASTRAYONIWAT artinya : Hanya Kitab suci cara
yang baik untuk mengenal TUHAN
Anumana Pramana
Pengetahuan mengenai ke-Tuhanan yang diperoleh
melalui penggunaan logika untuk menarik
kesimpulan atas dunia fenomenal. Contoh : dimana
ada asap disana pasti ada api. Cara ini sering
digunakan oleh mereka yang memiliki
pengetahuan yang tinggi seperti para Teolog,
menggunakan anumana, logika untuk mendukung
Teks, akal mendukung wahyu, filasafat mendukung
teologi.
Pratyaksa Pramana
Adalah cara mengetahui Tuhan, melalui
pengalaman empiris atau indra dalam batas maya.
Untuk mengetahui asinya garam harus mencicipi
garam,untuk mengetahui manisnya gula harus
mencicipi gula. Dalam cara ini ada metode Samadhi
yaitu penyerapan langgsung obyek meditasi oleh
subyek, dengan kata lain jiwatman dari orang yang
melakukan Samadhi menyerapkan dirinya kedalam
TUHAN. Cara ini sering digunakan oleh para Yogi
dengan pengalaman langsung melalui Yoga.
Tuhan sumber segala yang ada
Tuhan merupakan sumber dari segala yang
ada, hampir semua yang ada tidak terlepas
dari pengaruh Tuhan. Tuhan menyebabkan
mata bisa melihat, telinga bisa mendengar,
lidah bisa mengecap. Ia sumber hidup dan
tenaga dan dari Dialah asal dari segala yang
ada dan yang ada ini akan kembali, karena itu
Tuhan disebut Sangkan paraning dumadi, asal
dan kembalinya semua mahluk.
Sloka yang menyatakan Tuhan sumber segala
yang ada
1. Seperti Laba-laba mengeluarkan dan menarik
benangnya, seperti tumbuh-tumbuhan bahan obat
tumbuh di bumi, seperti rambut tumbuh di kepala dan
badan orang, demikianlah alam semsta ini muncul.
( Mundaka Upanisad.I.7).
2. Dari mana semua yang ada ini lahir, dengan apa yang
lahir ini hidup, kemana mereka masuk ketika kembali,
ketahuilah, bahwa itu Tuhan. (Taitriya Upanisad.III.I.1).
3. Jadmadhyasa yatah “ Tuhan sumber dari segala yang
ada “.
Ke-Esa-an Tuhan
Walaupun disebut dengan berbagai sebutan, Tuhan
hanya satu tiada duanya, Tuhan menguasai
segalanya. Penamaan yang beranekaragam yang
memuji dan mengungkapkan-Nya adalah karena
keterbatasan manusia untuk membayangkan Tuhan
Yang Esa. Tuhan yang tidak terbatas sedangkan
pikiran manusia sangat terbatas untuk
membayangkan Tuhan. Sehingga Tuhan yang Esa
oleh para bijak diberikan sebutan yang beraneka
ragam.
Sloka yang menyatakan Tuhan Itu
ESA
1. Kepada Ia yang mengetahui ini Tuhan semata-mata hanya
tunggal,tidak ada yang kedua,ketiga, keempat, ia dipanggil, tidak
ada yang kelima, keenam, ketujuh ia dipanggil, tidak ada yang
kedelapan, kesembilan Ia dipanggil, Ia melihat segala apa yang
bernafas dan apa yang tidak bernafas, kepada-Nyalah tenaga
penakluk kembali, ia hanya tunggal, Tunggal belaka, pada-Nya
semua Dewa hanya satu.(Atharva Veda,XIII,4.15-21).
2. “Ekam eva advityam brahma “, Tuhan hanya satu tidak ada
duanya”. ( Chandogya Upanisad,IV.2.1).
3. Mereka yang menyebut Indra, Mitra, Varuna, Agni, dan Dia yang
bercahaya, yaitu Garutman yang bersayap elok,Tuhan yang Esa
dipanggil dengan banyak nama namun ia satu.
Tuhan berada dimana-mana
Tuhan berada dimana-mana, beliau bersifat vyapi-vyapaka
nirwikara, meresap segala yang ada, tidak ada satu
tempatpun yang beliau tiada tempati. Tuhan berada disini
dan berada disana.
Sujud kepada Tuhan yang ada dalam api, yang ada dalam
air, yang meresapi seluruh alam semesta, yang ada dalam
tumbuh-tumbuhan, yang ada dalam pohon-pohon kayu.
(Svetasvatraopanisad II.17).
Dalam Chandogya Upanisad, terdapat percakapan seorang
Ayah (Uddhalaka) dengan anaknya (Svetaketu) tntang
Tuhan dimana-mana.
Tuhan dalam bentuk
Transcendental
Tuhan dalam bentuk transcendental adalah dalam
keadaan tanpa sifat (nirguna atau sunya). Nirguna
atau sunya adalah istilah yang dipergunakan untuk
memahami hakekat Tuhan hukumnya semula.
Sesuatu yang dikatakan transcendent artinya
diluar dari lingkaran kemampuan pikir, kalau
pikiran itu mempunyai batas seperti lingkaran ,
maka segala yang berada diluar lingkaran itu
dinamakan alam transcendent.
Tuhan dalam keadaan
Immanen
Tuhan dalam keadaan Immanen adalah berada
dalam batas wilayah pikiran, segala sesuatu yang
berada dalam wilayah immanen dapat diketahui,
artinya dapat membedakan dan dibedakan melalui
sifat-sifatnya. Karena itu mengenal dalam keadaan
immanen berarti mengenal secara relatif dan riil.
Tuhan dalam keadaan immanen (saguna), artinya
mengenal Tuhan dalam keadaan sifat-sifat yang
ada dan hakekatnya menurut pikiran manusia.
Monotheisme Transcendent dan Immanent
Monothesme Transcendent adalah keyakinan yang
memandang Tuhan (Brahman) jauh diluar ciptaan-Nya.
Tuhan yang maha esa dan luhur itu tidak terjangkau
oleh pikiran manusia yang terbatas. (Nirguna Brahman)
Monotheisme Immanent adalah keyakinan yang
memandang bahwa Tuhan (Brahman) sebagai pencipta
alam semesta beserta isinya, namun Tuhan berada
didalam dan diluar ciptaanya, ibarat sebuah gelas
penuh berisi air, kemudian sebagian air tumpah tetapi
air dalam gelas tetap penuh. (Saguna Brahman).
Contoh keadaan Tuhan
Transcendental dan immanen

IMMANEN
SAGUNA,
SEKALA/NYATA
Trancendental
(Nirguna)
Dewa-dewa sebagai perwujudan Tuhan
berpribadi (Personal God)
Dewa adalah sinar suci Tuhan, dan merupakan
mahluk ciptaan dari Tuhan (Rg.
Veda.X,129,6) ,setelah menciptakan alam semesta.
Tuhan menciptakan para Dewa untuk melindungi
umat manusia baik sekala maupun niskala. Dewa
adalah kekuatan Tuhan yang dipancarkan melalui
sinar sucinya. Disebutkan ada 33 Dewa yang
diciptakan oleh Tuhan, ke 33 Dewa itu terdiri dari : 8
Wasu, 11 Rudra, 12 Aditya ditambah lagi Indra dan
Prajapati.
Penggambaran Dewa-dewa
Dalam WEDA
Sebagaimana digambarkan pada Theologi Weda, Tuhan
digambarkan Monotheisme Transendent (Tuhan tidak
berpribadi), Monotheisme Immanent (Tuhan berpribadi),
Dalam penggambaran Tuhan berpribadi, digambarkan dalam
tiga kategori seperti :
1. Penggambaran Anthrophomorphes
2. Penggamabaran Semi Anthrophomorphes
3. Penggambaran Unanthrophomorphes
Penggamabaran dalam wujud tertentu adalah untuk
memudahkan membayangkan Tuhan sesuai dengan sifat-
sifat yang ditunjukkan.
Penggambaran
Anthrophomorphes

Tuhan digambarkan seperti manusia dengan


berbagai kelebihan seperti bermata
seribu,berkaki tiga, bertangan empat dan
berkepala empat. Seperti Dewa Siwa bermata
tiga, Dewa Brahma berkepala empat dan Dewa
Wisnu bertangan empat.
Penggambaran
Semi Anthrophomorphes

Dalam keadaan ini, Dewa digambarkan


setengah manusia atau setengah binatang, hal
ini lebih menonjol dalam Purana seperti Dewa
ganesha, manusia berkepala
Gajah ,Hiranyakasipu (Manusia berkepala
Singa) dll.
Penggambaran
Unanthrophomorphes
Dalam wujud ini , digambarkan tidk seperti
manusia tetapi sebagai binatang, seperti
Garutman atau Garuda sebagai tumbuh-
tumbuhan misalnya Soma, Gajah Airawata,
Lembu Nandini , Naga Taksaka dan lainnya.
33 Dewa-dewa sebagai jiwa alam semesta

Dalam theologi Hindu disebutkan ada 33 Deva yang


merupakan sinar suci dari Brahman (Tuhan) , hal ini
disebutkan dalam kitab Rg.Veda.I.34.11. sebagai berikut :
Semoga engkau tiga kali sebelas (33) tidak pernah jatuh
dari kesucian, sumber kebenaran yang memimpin kami
menuju jalan kebajikan
Dalam Yajurveda XIV.31 dinyatakan :
Pemujaan oleh 33 deva dan kedamaian ditegakkan oleh
Brahman (Tuhan) maharaja dari semua mahluk, Ia juga
penguasa dan pengendali.
Dewa-dewa termasuk Kelompok
Asta Wasu ( 8 Dewa-dewa)
1. Anala atau Agni ( Dewa Api)
2. Dhawa atau Prthiwi (Dewi Bumi)
3. Anila atau wayu ( Dewa Angin)
4. Prabhasa atau Dyaus ( Dewa Langit)
5. Pratyusa atau Surya ( dewa Matahari)
6. Aha atau Sawitri (Dewa Antariksa)
7. Candra atau Soma ( Dewa Bulan)
8. Druwa atau Druha ( Dewa Planit)
Dewa-dewa yang termasuk Kelompok
Ekadasarudra (11 Dewa)
( Wisnu Purana. 15)
1. Aja Ekapat
2. Ahirbudhnya
3. Wirupaksa
4. Sureswara
5. Jayanta
6. Bahurupa
7. Aparajita
8. Savitra
9. Trayambaka
10.Waiwaswata
11. Hara
Dewa-dewa termasuk Kelompok
Dwadasaditya ( 12 Dewa)
A TRANSENDENTAL B IMMANEN

1 Mitra ( Sahabat) 1 Waruna ( Langit)

2 Aryaman ( Mengalahkan 2 Daksa (Akhli)


Musuh
3 Bhaga ( Pemurah) 3 Amsa ( yang bebas)

4 Twastr ( Pembentuk) 4 Sawitr ( pelebur)

5 Pusan ( Energi) 5 Sukra ( kekuatan)

6 Wiwaswat (gemerlapan) 6 Wisnu (yang meresapi)

Anda mungkin juga menyukai