PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, diperoleh rumusan masalah sebagai berikut :
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Mampu menjelaskan proses terciptanya Bhuana Agung dan Bhuana Alit.
3. Mampu menguraikan hubungan Bhuana Agung dan Bhuana Alit serta dampak
ketidakselarasan dari keduanya.
1.4 Manfaat
Berdasarkan rumusan masalah diatas, manfaat dari penulisan makalah ini adalah :
untuk memahami konsep penciptaan alam semesta (Bhuana Agung dan Bhuana Alit)
2
BAB II
PEMBAHASAN
Bhuana Agung artinya alam raya (besar). Jadi semua yang ada di alam semesta ini
termasuk gugusan bintang, matahari, planet, bumi dengan segala isinya ini yang disebut
Bhuana Agung. Istilah lainnya adalah jagat raya, makrokosmos, atau brahmanda.
3
Pralaya
Pralaya adalah masa dimana alam semesta ini tidak ada. Proses pralaya menurut beberapa
kitab suci Hindu digambarkan sebagai berikut :
1. Dimulai dari hancurnya ikatan api atau matahari yang kemudian menyebar keseluruh
alam semesta.
2. Dari sebaran api yang sangat dahsyat ini menyebabkan semua zat cair menguap, semua
zat meleleh kemudian menguap.
3. Semua mahluk hidup mati dan hancur.
4. Unsur-unsur Panca Maha Bhuta kembali menjadi atom yang amat halus sekali.
5. Alam jagat raya dipenuhi hawa panas kemerahan dan dentuman halilintar yang sambung-
menyambung dengan dahsyat.
6. Selanjutnya alam semesta menjadi tidak ada selama satu kalpa atau kurang lebih 432 juta
tahun manusia.
Pada saat alam ini tidak ada Tuhan menarik kembali semua manifestasi beliau di alam
kemudian menjadikan diri dalam wujud sepi, kosong dan hampa. Pada kondisi seperti ini
beliau disebut Paramasiwa atau Nirguna Brahman.
Srsti
Setelah alam ini tidak ada pada masa pralaya, proses terciptanya alam semesta dapat
digambarkan sebagai berikut :
1. Tuhan Paramasiwa atau Nirguna Brahma menjadikan diri-Nya Sada Siwa (Saguna
Brahma ) yang berwujud Purusa dan Prakerti.
2. Purusa adalah unsur dasar kejiwaan atau rohani, sedangkan Prakerti adalah unsur dasar
kebendaan atau jasmani. Purusa dan Prakerti keduanya sangat halus dan tidak bisa
diamati, tanpa permulaan dan tanpa akhir. Hal ini disebutkan dalam Bhagawad Gita,
Bab XIII sloka 20.
3. Dari Unsur Prakerti lahirlah Triguna yaitu : Sattwam, Rajas, dan Tamas. Sattwam adalah
unsur yang bersifat terang dan tenang. Rajas unsur yang memiliki sifat dasar dinamis dan
aktif. Sedangkan Tamas adalah unsur yang meiliki sifat dasar gelap dan berat.
4
4. Perpaduan Purusa dan Prakerti menyebabkan Triguna tidak seimbang. Padamulanya
unsur Sattwam yang mendominasi maka lahirlah yang disebut Mahat yang berarti Maha
Agung.
5. Dari Mahat terciptalah alam Citta yang didalamnya terdiri dari tiga unsur yaitu Budhi,
Ahamkara dan Manah yang tercipta secara berurutan.
6. Alam citta yang pertama muncul adalah Buddhi, yaitu unsur kejiwaan tertinggi yang
berfungsi untuk menentukan keputusan. Budhi bersifat sattwam sehingga setiap
keputusannya bersifat bijaksana.
7. Dari Buddhi selanjutnya lahir Ahamkara, yaitu benih kejiwaan yang bersifat kedirian
atau individu. Fungsinya adalah untuk merasakan.
8. Selanjutnya dari Ahamkara lahirlah yang disebut Manah, yaitu akal atau pikiran yang
berfungsi untuk berpikir.
9. Evolusi berikutnya dengan pengaruh Tri Guna dengan imbangan yang berbeda terciptalah
Dasendriya, yang terdiri dari
Dasendria
Panca Buddhindria Panca Karmendria
1. Srotendria (rangsang pendengar; indria 1. Garbendria (penggerak perut; indria
pada telinga) pada perut)
2. Twakindria (rangsang peraba; indria pada 2. Panindria (penggerak tangan; indria pada
kulit) tangan)
3. Caksuindria (rangsang penglihatan; 3. Padendria (penggerak kaki; indria pada
indria pada mata) kaki)
4. Ghranendria (rangsang pencium; indria 4. Payuindria (penggerak organ pelepasan;
pada hidung) indria pada organ pelepasan)
5. Jihwendria (rangsang pengecap; indria 5. Upasthendria (penggerak alat kelamin;
pada lidah) indria pada alat kelamin)
5
Selanjutnya lahirlah Panca Tan Matra yaitu lima unsur zat yang sangat halus terdiri dari :
Dari Panca Tanmatra selanjutnya muncul Panca Maha Bhuta, yaitu lima macam unsur zat
alam yang bersifat kasar, terdiri dari :
a. Akasa atau Ether timbul dari sabda dan sparsa tan mantra
b. Bayu atau hawa timbul dari sabda dan sparsa tan mantra
c. Teja atau panas timbul dari sabda dan rupa tan mantra
d. Apah atau cair timbul dari sabda, sparsa, rupa dan rasa tan mantra
e. Pertiwi atau padat timbul dari kelima unsur tan mantra
Dari Panca Maha Bhuta inilah kemudian berkembang menjadi alam semesta beserta isinya
yaitu mahluk hidup yang ada di bumi termasuk manusia.
Dari uraian di atas jelaslah bahwa semua yang ada di alam ini mengalir dan lahir dari Tuhan
dan pada saatnya nanti akan kembali lagi ke dalam tubuh-Nya yang menjadi kosong dan
hampa.
6
Sapta Loka
Bumi sebagai salah satu Brahmanda hasil pembentukan Panca Maha Bhuta memiliki lapisan-
lapisan. Lapisan bumi menuju ruang jagat raya disebut Sapta Loka. Lapisan-lapisan ini
berdasarkan kuat atau lemahnya pengaruh Panca Maha Bhuta.
1. Bhurloka adalah lapisan yang paling bawah atau lapisan langit yang menyentuh bumi;
2. Bhuwahloka adalah lapisan udara di atasnya, antara langit dan matahari;
3. Swahloka atau Swargaloka adalah kediaman Dewa Indra;
4. Maharloka adalah kediaman Resi Bhrigu;
5. Janaloka adalah kediaman para putera Brahma;
6. Tapaloka merupakan kediaman ras makhluk yang disebut Weragi;
7. Satyaloka atau Brahmaloka merupakan kediaman Brahma.
7
Sapta Patala
Sapta patala adalah lapisan bumi dari permukaan sampai dengan inti bumi, terdiri atas :
1. Atala
2. Witala
3. Sutala
4. Talatala
5. Mahatala
6. Rasatala
7. Patala
8. Kala Geni Rudra (inti bumi)
Bumi berbentuk bulat dengan inti yang sangat panas di dalamnya. Inti bumi tersebut
merupakan neraka yang terpanas. Sebelum mencapai inti bumi, ada tujuh lapisan yang
menyusun bumi. Tujuh lapisan itu disebut Sapta Patala. Penghuni lapisan tersebut adalah
makhluk supranatural dan naga. Sapta Patala terdiri dari : Atala, Witala, Sutala, Talatala,
Mahatala, Rasatala, Patala. Atala identik dengan Mahamaya; Witala dipimpin oleh
manifestasi Siwa yang disebut Hatakeswara; Sutala dipimpin oleh raksasa Bali; Talatala
dipimpin oleh Maya; Mahatala kediaman ular raksasa; Rasatala dihuni para Detya dan
Danawa; Patala dipimpin oleh Basuki, raja para naga.
8
2.3 Umur Alam Semesta
Menurut pandangan umat Hindu, alam semesta sedang berada pada tahun ke-51 bagi
Brahma atau 155 Triliun tahun telah berlangsung semenjak Brahma lahir. Setelah Brahma
melewati usianya yang ke-100, siklus yang baru dimulai lagi dan segala ciptaan yang sudah
dimusnahkan diciptakan kembali. Proses ini merupakan siklus abadi yang terus berulang-
ulang dan tak akan pernah berhenti.
Bhuwana alit sering juga disebut Mikrokosmos adalah alam kecil atau dunia kecil yaitu
isi dari alam semesta, seperti; manusia, hewan dan tumbuhan.
Bhuana Alit adalah bagian dari Bhuana Agung, oleh karena itu proses penciptaan sama
termasuk unsur-unsur pembentukannya. Hanya saja ada perbedaan perkembangan
penciptaannya sesuai perimbangan triguna.
9
Dari proses penciptaan Purusa dan Prakerti dengan unsur-unsurnya sampai Panca Maha
Bhuta, dengan sifat tamas yang mendominasi terciptalah kelompok Eka Pramana atau
tumbuh-tumbuhan.
Selanjutnya jika semua unsur penciptaan tersebut lebih banyak guna rajas, maka terciptalah
kelompok Dwi Pramana atau hewan/ binatang.
Terakhir dengan perimbangan satwam, rajas, tamas yang sesuai dan seimbang tercipta
Kelompok Tri Pramana atau manusia.
Yaitu makhluk hidup yang hanya memiliki satu kekuatan dalam hidupnya yaitu Bayu.
Mahluk hidup ini juga dikenal dengan nama Sthawara yaitu mahluk hidup yang tidak
berpindah-pindah seperti tumbuhan.
Termasuk dalam golongan Sthawara adalah :
1. Trna yaitu bangsa rumput baik yang hidup di air maupun di darat.
2. Lata adalah tumbuhan menjalar di tanah atau di pohon.
3. Taru yaitu semak dan pepohonan.
4. Gulma adalah bangsa tumbuhan yang bagian luar pohon berkayu keras dan
bagian dalam berongga atau kosong.
5. Jangama yaitu tumbuhan yang hidupnya menumpang pada pohon lain.
Adalah mahluk hidup yang memiliki dua kekuatan hidup yaitu Bayu dan Sabda. Mahluk
ini dikenal dengan nama Satwa atau Sato..
Adapun yang tergolong dalam Sato adalah :
10
Kelompok Tri Pramana
Adalah mahluk hidup yang memiliki tiga kekuatan hidup yaitu; Bayu, Sabda dan Idep.
Mahluk ini disebut juga Manusya.
Bayu adalah kekuatan nafas, Sabda adalah kekuatan suara dan Idep kekuatan pikiran.
Diantara mahluk hidup hanya manusialah yang memiliki semua unsur ciptaan Tuhan secara
lengkap. Baik unsur terhalus sampai unsur paling kasar.
Yang membedakan antara manusia yang satu dengan yang lain adalah komposisi dan
perimbangan unsur-unsur pembentukannya serta karmawasana yang telah dibentuknya.
11
Sad Kosa terdiri dari :
1). Asti ( tulang)
2). Odwad ( Otot )
3). Sumsum ( sumsum)
4). Mamsa ( daging).
5). Rudhira ( darah )
6). Carma ( kulit )
Bhuana Agung dan Bhuana Alit memiliki hubungan yang sangat erat satu sama lain.
Hubungan itu dapat diuraikan minimal sebagai berikut :
1. Bhuana Agung dan Bhuana Alit diciptakan oleh pencipta yang sama.
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa alam semesta ini diciptakan oleh Ida Sang
Hyang Widhi pada masa Srsti dan akan kembali kepada-Nya pada masa pralaya,
sebagaimana dijelaskan dalam Kitab Bhagawad Gita Bab VII, sloka 6.
Dalam proses penciptaan meskipun ada perbedaan waktu antara penciptaan alam semesta
dengan mahluk yang ada di dalamnya, tetapi unsur-unsur pembentukannya adalah sama.
12
2.7 Penyucian Bhuana Agung dan Bhuana Alit
Penyucian Bhuana Agung dilakukan dengan mengadakan Bhuta Yajna yang bertujuan untuk
menyeimbangkan kembali unsur-unsur alam. Bhuwana agung yang menjadi tempat kita
hidup dan menyediakan segala hal yang berhubungan dengan kebutuhan kita, dapat
disucikan dengan karma yang bertujuan untuk melestarikan lingkungan. Dengan demikian,
segala tindakan yang menyebabkan terjadinya pemusnahan sumber daya hayati dan sumber
daya mineral, serta segala hal yang menyebabkan terjadinya polusi lingkungan, baik polusi
oleh bahan-bahan kimia, polusi budaya, mental, pada prinsipnya merupakan tindakan yang
menyebabkan penyakit bhuwana agung semakin kronis. Dan semua tindakan itu tergolong
Adharma. Dalam tradisi budaya Bali, hubungan antara manusia dengan alam, bhuwana alit
dengan bhuwana agung digambarkan seperti janin dalam rahim ‘kadi manik ring cecupu’.
Dalam konteks itu, jika manusia merusak alam, maka merekalah yang akan menerima
akibatnya.
Semasih Bhuana Agung diliputi oleh berbagai macam pencemaran, maka sulit untuk
mendapatkan kesucian Bhuana Alit. Kesadaran ini semestinya dibangun secara global,
sehingga masalah lingkungan menjadi urusan semua orang. Kita tidak mungkin melakukan
penyucian di suatu tempat, karena bumi dan atmosfer kita satu. Di sisi lain, aspek akasa
(sunya) Bhuana Agung dan seluruh Bhuwana Alit sesungguhnya adalah tunggal. Ruang
sunya tersebut tidak benar-benar kosong, tetapi dipenuhi dengan berbagai gelombang, dan
yang paling suci sampai dengan yang paling maksiat. Manusia tinggal mengakses jenis
gelombang yang diperlukannya, dan bisa jadi yang diinginkannya.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Bhuana agung merupakan jagat raya yang berasal dari masa pralaya (masa dimana
alam tidak ada ) sampai srti (masa penciptaan) sehingga lahirlah tri guna, alam citta,
dasendria, panca tan mantra, panca maha bhuta, sapta loka, sapta patala
Bhuana alit adalah alam kecil yaitu alam semesta beserta isinya. unsur – unsur
pembentukkannya sama dengan bhuana agung, karena bhuana alit merupakan bagian
dari bhuana agung. Tetapi yang membedakan pada penciptaannya yang sesuai dengan
tri guna.
3.2 Saran
Berdasarkan pembahasan dari makalah ini, adapun saran yang dapat disampaikan
yaitu: kita sebagai sesama ciptaan Ida Sang Hyang Widhi Wasa harus menjaga dan
melestarikan Bhuana Agung mulai dari menyucikan diri kita sendiri ( Bhuana Alit),
karena Bhuana Agung merupakan tempat kita bernaung sehingga baik buruknya
Bhuana Agung akan berpengaruh pada kehidupan kita.
14
DAFTAR PUSTAKA
http://sanayasa.blogspot.com/2011/09/bab-bhuana-agung.html
Posted by I Gst. Ngr. Agung Sandy Warman, S.Pd.H at 9:16 PM
http://suryadistira.blogspot.com/2010/07/unsur-unsur-bhuana-agung.html
http://bepositive7.multiply.com/journal/item/20
http://sayakatakemuraw.blogspot.com/2011/10/dampak-ketidakselarasan-antara-bhuana.html
http://manacikapura.wordpress.com/tattwa/bhuana-alit/
15