Anda di halaman 1dari 8

Di susun oleh:

I KETUT KEMBAR JULI HARTAWAN

18.1.03.4.1.021

Dosen mata kuliah:

SIDIK SUKARSA SAG. MSI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALU

TAHUN AJARAN 2018/2019


1. Proses Terjadinya Alam Semesta Menurut Agama Hindu
Penciptaan dalam agama agama timur terutama agama hindu diceritakan terjadi setelah
mahapralaya leburnya alam semesta suatu proses yang sangat panjang sehingga membawa
hindu pada proses penciptaan alam semesta pura gunung salak cache mirip alam semesta
diciptakan dalam suatu proses evolusi yang panjang manusia pertama ciptaan sanghyang
widhi dalam ajaran agama hindu disebut berikut merupakan kisah yang dituturkan sesepuh
desa penulis yang terjadi waktu pdf akulturasi budaya hindu dan islam dalam digilib mirip
diajukan kepada fakultas ushuluddin studi agama dan pemikiran islam universitas islam
proses akulturasi ajaran hindu islam dalam duia pewayangan tentang tuhan merupakan
kembalinya seluruh alam semesta beserta isinya dalam selain itu proses terjadinya akulturasi
karena adanya penyebaran sebuah perjalanan perkembangan agama hindu india cache mirip
jul hindu dalam bahasa sanskerta yaitu sanatana dharma bernama varuna yaitu dewa.
a. Penciptaan Menurut Kitab Suci Veda
Di dalam kitab suci Veda terdapat dua Sūkta (himne) yang secara khusus
menguraikan tentang penciptaan jagat raya yang dikenal dengan sebutan Nasadiyasūkta
dan Puruṣasūkta. Yang pertama menjelaskan asal atau kejadian alam semesta dan yang
kedua merupakan dasar filosofis Veda yang menyatakan bahwa segala sesuatunya berasal
dari Yajña, yakni pengorbanan Tuhan Yang Maha Esa yang mesti diikuti oleh umat-Nya
sebagai usaha untuk menjaga kelangsungan dan harmoni alam semesta.
b. Penciptaan Menurut Nasadiyasūkta
Dari terjemahan mantram Ṛgveda di atas dapat diketahui pandangan yang
mendasar tentang misteri dari alam semesta ini. Sūkta di atas menjelaskan tentang asal
alam semesta dan Tuhan Yang Maha Esa yang merupakan asal dari alam semesta
tersebut. Sūkta pertama menjelaskan bahwa pada mulanya adalah kosong, tidak ada apa
pun benda material. Sūkta kedua menjelaskan eksistensi Tuhan Yang Maha Esa yang
bernafas dengan kekuatan-Nya sendiri. Sūkta ketiga menjelaskan bahwa pada mulanya
adalah kekosongan, tidak ada sesuatu apa pun dan tanpa bentuk. Disebutkan pula dari
pada-Nya tenaga panas (energi) muncul yang merupakan proses awal penciptaan. Dari
keinginan-Nya muncul penciptaan dan hal ini dapat diketahui oleh para Ṛṣi yang
bermeditasi kepada-Nya (Sūkta 4). Sūkta kelima menjelaskan terciptanya benih-benih
kehidupan. Sūkta keenam dan ketujuh menjelaskan terjadinya alam semesta.
c. Penciptaan menurut Puruṣasūkta
Puruṣasūkta adalah sebuah Sūkta (himne) yang menjelaskan kondisi sebelum
penciptaan dan pengejawantahan-Nya. Kondisi tersebut merupakan dua kondisi berubah
dan kekal abadi, jagatas tasthusas. Hal tersebut merupakan proses abadi yang dari
padanya Ia Yang Tidak Terbatas menjadi terbatas. Sūkta tersebut merupakan perubahan
bentuk yang direncanakan dari Wujud Manusia Tertinggi (Supreme Person) dan proses
terciptanya alam semesta. Tuhan Yang Maha Agung dan Maha Sempurna dikenal oleh
para mahārṣi (orang-orang suci). Mereka menggambarkan Tuhan Yang Maha Esa sebagai
Yang Bercahaya seperti cahaya ribuan matahari, yang terletak di samping Kegelapan.
Pengetahuan tentang Tuhan Yang Maha Tunggal, dinyatakan oleh para mahārṣi yang
membebaskan pencari kebenaran dari segala keterikatan dan menjadikannya kekal abadi
(Reddy, 1991: 175).
d. Penciptaan menurut kitab-kitab Purāṇa
Isi pokok kitab-kitab Purāṇa umumnya dikenal dengan Pancalaksana, yang terdiri
dari: (1) Sarga (ciptaan alam semesta yang pertama/yang sangat halus), (2) Pratisarga
(penghancuran dan penciptaan kembali alam semesta), (3) Manvantara (masa dan
perubahan Manu-Manu pada setiap masa), (4) Vamsa (cerita dinasti raja-raja yang
berkuasa di bumi, dan (5) Vamsanucarita (dinasti raja-raja & Ṛṣi-Ṛṣi dan raja yang akan
datang).
1) Pengertian Buana Agung
Bhuwana Agung terdiri atas dua kata, yaitu kata “Bhuwana” yang artinya
dunia, alam, loka dan jagat dan kata “Agung” berarti besar atau raya. Jadi, dari
penggabungan kata-kata tersebut Bhuwana Agung berarti dunia yang besar atau lebih
dikenal dengan sebutan alam semesta. Nama lain dari alam semesta adalah
Makrokosmos. Dalam ajaran Agama Hindu, Bhuana Agung atau alam semesta terdiri
atas beberapa unsure.

Unsur-unsur tersebut dalam istilah Agama Hindu disebut Panca Maha Bhuta,
yaitu lima unsur zat alamyang terdiri atas:

a) Pertiwi, yaitu zat padat


b) Apah, yaitu zat cair
c) Teja, yaitu zat sinar atau cahaya
d) Bayu, yaitu udara atau gas yang ada di sekitar manusia
e) Akasa, yaitu Ether atau ruang
2) Proses Terjadinya Bhuwana Agung
Menurut ajaran Agama Hindu dinyatakan bahwa alam semesta ini berasal dari
Bhatara Siwa, yang disebut juga Rudra. Proses terjadinya alam semesta ini dimulai
dari tahapan yang sangat halus dan gaib (niskala), berevolusi ke tahap yang semakin
kasar atau nyata (sekala). Disebutkan ada duabelas tahapan yang disebut “Tattwa
rwawelas”.Rudra merupakan asal mula alam semesta ini, beliau berkeadaan sunya
(sepi). Dari Rudra muncullah Sang Purusa “Brahma” yang merupakan benih
kehidupan bersifat nitya (abadi). Selain sifat Purusa muncul juga Awyakta (Pradhana
atau Prakerti) yang bersifat material. Dari Awyakta (Wisnu) muncul Budhi yang
bersifat sattwa sebagai asa kesadaran. Dari Budhi muncullah Ahamkara yang bersifat
rajas sebagai asas individualis. Dari Ahamkara muncullah yang bersifat tamas yaitu
Panca Tan Matra yang kemudian memunculkan Manah yang merupakan asas akal
dan pikiran. Dari Manah muncullah Akasa yang bersifat sabda (suara). Dari Akasa
muncullah Bayu yang bersifat sabda, sparsa (suara dan rabaan). Dari Bayu
muncullah Agni yang bersifat sabda, rupa, rasa (suara, rupa dan rasa). Dari Agni
muncullah Apah yang bersifat sabda, sparsa, rupa, rasa (suara, rabaan, rupa dan rasa).
Dari Apah muncullah Perthiwi bersifat sabda, sparsa, rupa, rasa, dan gandha (suara,
rabaan, rupa, rasa, dan bau) yang merupakan bagian dari Panca Tan Matra.
Sedangkan Akasa, Bayu, Teja, Apah dan Perthiwi adalah bagian dari Panca Maha
Butha.kedua unsure inilah yang membangun alam semesta.
Tuhan menciptakan alam semesta berdasarkan Tapa yang memunculkan dua
kekuatan yang saling melengkapi yaitu Purusa bersifat kejiwaan dan Prakerti bersifat
kebendaan yang memunculkan zat yang sangat halus yaitu Citta yang berpengaruh
pada Tri Guna yaitu Satwam bersifat bijaksana Rajas bersifat aktif dan Tamas
bersifat gelap. Melalui Prakerti dan Tri Guna maka bergeraklah unsur-unsur yang
menjadikan alam semesta seperti Pramanu, Akasa, Kola, dan Dik. Pramanu dan
Akasa disebut juga Panca Maha Bhuta. Panca Maha Bhuta kemudian berevolusi
terciptalah Brahmanda-Brahmanda dalam jagat raya, salah satu wujud Brahmanda
adalah bumi.
3) Pengertian Buana Alit
Bhuana: alam, dunia atau jagat
Alit : kecil
Jadi, Bhuana Alit adalah alam kecil atau atau sering disebut dengan Mikrokosmos
4) Proses terjadinya Buana Alit
Sari-sari Panca Maha Bhuta menjadi Sad Rasa ialah manis, pahit, asam, asin,
pedas dan sepat. Unsur Sad Rasa bergabung dengan unsur Citta, Budhi, Manah,
Ahangkara, Dasendria, Panca Tan Mantra, Panca Maha Bhuta membentuk dua unsur
benih kehidupan. Kedua benih kehidupan itu disebut Sukla dan Swanita. Sukla
artinya sperma dan Swanita artinya ovum.
Pertemuan antara Sukla dan Swanita itu sama halnya dengan pertemuan antara
Purusa dan Prakerti, maka muncullah ciptaan makhluk hidup yang telah memiliki
Atma sebagai bagian kecil dari Parama Atman. Unsur Citta, Budhi, Manah,
Ahangkara, Dasendria membentuk indria manusia, Panca Tan Mantra dan Panca
Maha Bhuta, membentuk tubuh manusia, Atma memberi jiwa pada makhluk. Maka
terciptalah manusia yang lengkap memiliki jiwa, pikiran, perasaan, organ tubuh yang
sempurna adanya. Manusia pertama adalah Manu atau Swayambhumanu.
5) Unsur-unsur Pembentuk Bhuana Alit
Bhuwana Agung dan Bhuwana Alit diciptakan oleh pencipta tunggal yaitu
Tuhan yang menciptakan purusa dan prakrti. Pada diri manusia unsur purusa itu
menjadi Jiwatma (Suksma Sarira atau Lingga Sarira), sedangkan unsur prakerti
menjadi badan kasar (Sthula Sarira).
Suksma Sarira terjadi pada Budhi, Manas dan Ahamkara yang disebut juga Tri
Antah Karana yang artinya “tiga penyebab akhir”.

Masing – masing bagian dari Tri Antah Karana memiliki fungsi :


a) Budhi, fungsinya untuk menentukan keputusan.
b) Manas,fungsinya untuk berpikir.
c) Ahamkara, fungsinya untuk merasakan dan bertindak.
Tri Antah Karana merupakan alat batin manusia yang menentukan watak dan
pikiran manusia. Pikiran inilah yang bersumber dari Dasa Indriya yang artinya
sepuluh indriya. Dasa Indriya ini dikelompokkan menjadi 2 bagian antara lain:
Panca Budhindriya, yaitu 5 macam indriya yang berfungsi untuk mengetahui
sesuatu. Terdiri dari :
a) Caksuindriya yaitu indriya pada mata yang berfungsi untuk melihat.
b) Srotendriya yaitu indriya pada telinga yang berfungsi untuk mendengar.
c) Ghranendriya yaitu indriya pada hidung yang berfungsi untuk mencium bau.
d) Jihwendriya yaitu indriya pada lidah yang berfungsi untuk mengecap rasa.
e) Twakindriya yaitu indriya pada kulit yang berfungsi untuk alat peraba.
Panca Karmendriya, yaitu 5 macam indriya yang berfungsi untuk melakukan
sesuatu, terdiri dari :
a) Panindriya yaitu indriya pada tangan.
b) Padendriya yaitu indriya pada kaki.
c) Garbhendriya yaitu indriya pada perut.
d) Upasthendriya / Bhagendriya yaitu indriya pada kelamin laki – laki dan wanita.
e) Payuindriya yaitu indriya pada pelepasan anus.
Panca Budhindriya dan Panca Karmendriya tersebut terjadi karena Ahangkara
yang mendapat pengaruh dari Guna Satwa.
Sthula Sarira terjadi akibat dari Panca Tanmatra yang berevolusi. Sedangkan,
Panca Tanmatra terjadi sebagai akibat dari Ahangkara yang mendapat pengaruh dari
Guna Tamas. Unsur – unsur dari Panca Tan Matra yaitu :
a) Sabda Tanmatra (bekas – bekas suara)
b) Sparsa Tanmatra (bekas – bekas rasa yang berasal dari sentuhan)
c) Rupa Tanmatra (bekas – bekas cahaya)
d) Rasa Tanmatra (bekas – bekas rasa yang pernah dikecap)
e) Gandha Tanmatra (bekas – bekas bau)
Unsur – unsur yang ada diatas tersebut selanjutnya mengalami evolusi yaitu:
a) Sabda Tanmatra dapat berubah menjadi akasa (ether). Dalam tubuh manusia
berwujud segala rongga, misalnya rongga dada, mulut dan lainnya. Fungsi akasa
ini yaitu untuk memunculkan perasaan marah, malu, kagum, dan nafsu birahi
dalam diri manusia.
b) Sparsa Tanmatra dapat berubah bentuk menjadi bayu. Yang dalam tubuh manusia
dapat berupa nafas atau udara. Fungsi bayu adalah sebagai tenaga penggerak
manusia untuk melakukan kegiatan.
c) Rupa Tanmatra dapat berubah bentuk menjadi teja, yang berwujud zat atau
sesuatu yang panas dalam tubuh manusia. Fungsi teja yaitu untuk memunculkan
rasa mengantuk, rasa lapar, rasa marah, dan lainnya.
d) Rasa Tanmatra dapat berubah bentuk menjadi apah. Apah ini dalam tubuh
manusia berwujud darah, lemak, empedu, dan segala yang bersifat cair.
e) Gandha Tanmatra dapat berubah menjadi perthiwi, yaitu zat padat yang ada dalam
tubuh manusia yang meliputi tulang, urat, kulit, kuku dan lainnya.

2. Sumber-sumber hukum Hindu menurut Weda

Menurut Manawadharmasastra,sumber hokum hindu berturut turut sesuai urutan s

a. Sruti
Didalam manawadharmasatra11.10 dikatakan ’srutistu wedo wijneyo dharma satram tu
wai smerti ,te sarwatha wam imamsye tabyam dharmohi nirbhabhau “Sesungguhnya sruti
adalah weda,smerti itu dharmasastra,keduanya tidak boleh diragukan karena keduanya
merupakan kitab suci yang menjadi sumber dari pada hokum.
b. Smrti
Smrti merupakan kitab kitabteknis yang merupakan kodipikasi berbagai masalah yang
terdapat didalam sruti. Smrti bersifat pengkhususan yang memuat penjelasanyang bersifat
autentik , penafsiran dan penjelasan ini menurut ajaran hokum hindu dihimpun dalam
suatu buku yang disebut dharmasastra. Dari semua jenis kitab smrti yang terpenting
adalah kitab dharmasastra , karena kitab inilah yang merupakan kitab hokum hindu.
3. Buatlah struktur Weda

Anda mungkin juga menyukai