Anda di halaman 1dari 4

Filsafat India

Rahmy Nursyafhira (0825891807)

Dalam filsafat India yang bersumber dari kitab suci Hindu — Veda, Brahmakanda dan
Upanishad – terdapat enam aliran utama yang menjadi cikal bakal aliran-aliran lain dalam
masa-masa berikutnya. Keenam aliran atau madzab itu ialah Nyaya, Vaishesika, Samkhya,
Yoga, Mimamsaka dan Vedanta. Samkhya atau Sankhya yang berarti ialah jumlah, hitungan,
sintesa,pemantulan, atau perpaduan dan didirikan oleh Rsi Kapila Muni.

Istilah samkhya dijumpai dalam Upanishad dan Mahabharata. Nama ini diberikan kepada
sistem filsafat ini karena filsof-filosof Samkhya secara umum mengemukakan bahwa
terjadinya alam semesta beserta perkembangan dan perubahan obyek-obyek yang ada di
dalamnya didasarkan atas kategori keberadaan. Corak filsafatnya bersifat dualis dan sering
disebut sebagai sistem filsafat yang mengajarkan teori evolusi (Parinama Vada).

Ajaran Sāṁkhya merupakan filsafat yang menerima 24 Kebenaran dari Prakṛti (Alam benda)
dan 25 kebenaran Puruṣa (Jiwa).

24 Kebenaran atau Realitas Prakrti adalah sebagai berikut:

1. Mula Prakrti (Materi asal yang tidak bermanifestasi)


2. Mahat Tattva (Prinsip besar yaitu Buddhi atau Intelejensi)
3. Ahankâr (Ego)

Selanjutnya lima Tanmâtras (sensasi halus yang dihasilkan dari lima unsur, yang dapat
dipahami organ perasaan):

4. Shabda Tanmâtra (suara)


5. Sparsha Tanmâtra (sentuhan)
6. Rupa Tanmâtra (cahaya)
7. Rasa Tanmâtra (rasa)
8. Gandha Tanmâtra (bau)

Berikutnya lima organ perasa:

9. shrotra (pendengaran)
10. Tvak (menyentuh)
11. Chakshu (penuntun)
12. Rasna (mencicipi)
13. grana (berbau)

Lalu lima organ tindakan.

14. VAK (berbicara)


15. Pani (menggenggam)
16. PADA (penggerak)
17. payu (ekskresi)
18. Upastha (reproduksi)
19. Man (pikiran)

Terakhir, Pancha maha bhuta (limaunsur materi kasar).

20. Prithivi (bumi)


21. Jal (air)
22. Tej (api)
23. Vayu (udara)
24. Akesh (eter)

Dan yang ke 25 adalah purusha atau atma (sosok transenden atau kesadaran murni) dengan
demikian semuanya ada 25 kebenaran.
Dalam risalah filsafat sankhya, 25 kebenaran diatas diklasifikasikan lagi sebagai
berikut:

1. Suatu entitas murni zat asal.


2. Suatu entitas wujud asal yang berevolusi.
3. Suatu entitas exlusif yang berevolusi dari wujud asal.
4. Entitas yang bukan wujud asal atau bukan entitas yang berevolusi dari wujud asal.

Dalam ajaran hindu purusa (jiwa) dan prakerti (alam benda) merupakan dua unsur pokok yang
terkandung dalam setiap materi di alam semesta. Purusa dan Prakerti merupakan unsur yang
bersifat kekal, halus, dan tidak dapat di pisahkan. Purusa adalah yang bersifat kejiwaan
sedangkan prakerti bersifat kebendaan atau material. Pada penciptaan alam semesta,
prakerti berevolusi menjadi Panca Tanmatra yaitu lima benih yang belum berukuran. Panca
Tan Matra setelah melalui evolusi yang panjang akhirnya menjadi Panca Maha Bhuta, yakni
lima unsure materi,lima unsur materi ini kemudian membentuk anggota alam semesta seperti
matahari, bumi, bulan, bintang bintang, dan lain lain. Dalam berfungsinya alam semesta,
Purusha tidak bisa menjadi penyebab dari setiap substansi atau entitas. Purusha tidak
bertindak ia hanya saksi. Prakrti adalah satu-satunya penyebab dari apa pun yang ada baik
yang jelas atau tersembunyi.

Ada keunikan di dalam filsafat ini ”sankhya” yaitu terletak pada peringkasan semua kategori
realitas seperti yang telah dijelaskan oleh nyaya dan vaisesika menjadi dua kategori, yaitu
Purusa dan Prakrti, oleh karena itu sankhya memperkenalkan filsafat dualis. Kedua prinsip ini
independen satu sama lain dalam hal eksistensinya, tetapi mereka mengadakan kontak agar
penciptaan dunia dapat dimulai.
Ajaran pokok dari sankhya ialah, bahwa ada dua zat asasi yang bersama-sama membentuk
realitas dunia ini, yaitu Purusa dan Prakrti, roh dan benda, atau asas rohani dan asas badani.
Purusa adalah asas rohani yang kekal, yang berdiri sendiri, serta tidak berubah. Bilangannya
besar sekali, tidak terbilang. Masing-masing berdiri sendiri-sendiri
Purusa adalah prinsip intelegensia dimana kesadaran (caitanya) bukalah sebuah atribut,
tetapi esensinya. Ia adalah jiwa yang sangat berbeda dari tubuh, Indra-indra dan Pikiran
(manas). Ia berada di luar seluruh dunia objek. Ia adalah kesadaran eternal yang menyaksikan
perubahan dan aktifitas yang sedang terjadi di dunia, tetapi ia sendiri tidak mengalami
perubahan. Benda-benda fisik, seperti kursi, meja, batu, pohon, dan sebagainya eksis untuk
penikmatan makhluk-makhluk hidup lain dari dirinya sendiri. Oleh karena itu, harus ada
Purusa atau roh yang berbeda dari Prakrti atau zat pertama, tetapi ia adalah penimat (bhokta)
produk-produk Prakrti. Terdapat banyak roh yang saling berbeda dihubungkan dengan tubuh-
tubuh yang berbeda-beda, Karena ketika orang merasakan bahagia, yang lainnya tidak
bahagia, satu meninggal dunia yang lainnya hidup.
Prakrti atau asas badani adalah sebab pertama alam semesta, yang terdiri dari unsur-unsur
kebendaan dan kejiwaan atau psiklogis.
Prakrti adalah penyebab utama dunia. Prakrti adalah prinsip ketaksadaran eternal (jada) yang
selalu berubah-ubah yang tidak mempunyai tujuan. Lain kecuali untuk melayani kepuasan
roh-roh. Sattwam, rajas, tamas adalah konstituen Prakrti yang memegang mereka bersama-
sama dalam keadaan istirahat atau seimbang (samyawastha), ketiganya disebut guna. Tetapi
mereka bukanlah sifat-sifat atau kualitas-kualitas. Mereka merupakan tiga elemen subtansial
yang membentuk Prakrti seperti tiga utas benang memnentuk seutas tali. Eksistensi guna
disimpulkan dari sifa-sifat senang, susah, netral yang kita temukan didalam semua benda di
dunia ini. Penyebab dab akibatnya secara esensial identik. Efek adalah kondisi
termanifestasikan dari penyebab, contohnya minyak adalah sebuah efek bermanifestasi dari
apa yang telah sebelumnya terkandung dalam biji-biji . benda-benda di dunia merupakan
efek-efek yang mempunyai sifa-sifat menyenangkan, menyebabkan perasaan menderita dan
netral.
Prakrti yang merupakan penyebab utamanya harus mempunyai tiga elemen, yaitu Sattwam,
rajas, tamas yang masing-masing mempunyai hakikat menyenangkan, menyebabkan
penderitaan atau kesusaahn dan perasaan netral dan berkorespodensi dengan manifestasi
ebab, aktifitas dan kefasifan.
Sankhya menganut teori sebab-akibat (satkarya-wada), yaitu efek pra eksis di dalam peyebab
materialnya. Semua efek materialnya merupakan modifikasi (partnama) prakrti. Tidak ada
produksi baru, tidak juga destruksi. Yang ada hanyalah modifikasi-modifikasi. Oleh karena itu,
teorinya juga disebut prakrti-partwama-karana-wada.
Evolusi
Evolusi dunia nermula dari asosiasi (samyoga) purusa dengan prakrti, yang menggangu
keseimbangan asal prakrti dan menggerakkannya menjadi aktifitas. Evolusi terjadi sebagai
berikut: dari prakrti muncul benih besar alam semesta yang maha luas ini yang disebut yang
maha besar (mahat). Kesadaran roh direfleksikan di atas ini dan membuat nya munsul sebagai
suatu yang sadar. Ia menyimbulkan kebangkitan lama dari kandungan kosmisnya dan
penampakan pikiran pertama: dan, oleh karena itu , disebut intelek (buddhi).
Dari buddhi timbullah ahamkara, yaitu asas individuaai, asas yang menimbulkan individu-
individu. Karena ahamkaralah maka segala sesuatu mamiliki latar belakangnya sendiri-sendiri.
Ahamkara juga memiliki segi yang kosmis dan yang jiwani. Dari segi yang kosmis timbullah
subyek dan obyek yang masing-masing berdiri sendiri-sendiri. Dari segi yang jiwani timbullah
“Rasa diri” masunia.
Ia adalah puikiran kreatif dunia yang mengevolusikan semua ahamkara, produk kedua,
muncul melalui tranformasi lebih lanjut intelek. fungsi ahamkara adalah perasaan `Aku dan
milikku` (abhimana). Dengan melihat identifikasinya dengan prinsip ini, roh
mempertimbangkan dirinya sendiri menjadi sebuah agen (karta) yang sesungguhnya bukan
demikian adanya.dari ahamkara, dengan ekses elemen satiwa, muncul lima organ penge-
tahuan (jnanendriya), lima organ tindakan (karmendriya), pikiran (manas) yang sekaligus
sebagai sebuah organ pengetahuan dan aktifitas (ubhayendriya). Dengan peningkatan tamas,
ahamkara menghasilakan, pada sisi lain, lima elemen halus (tan matra) yang merupakan
potensi-potensi suara, sentuhan, warna, rasa, dam bau. Dari lima elemen halus ini muncullah
lima elemen kasar, yaitu akasa, atau ether, udara, api, air dan tanah dalam susunan yang
sama. Jadi, kita mempunyai dua puluh lima prinsip (tattwa) dalam filsafat sankhya, termasuk
purusa
Dari kedua puluh lima prinsip tersebut, prakrti merupakan penyebab atau sumber tertinggi
dari semua objek fisik termasuk pikiran, zat, dan hidup. Prakrti adalah penyebab yang tak
tersebabkan dari seluruh objek

Anda mungkin juga menyukai