OLEH :
ARKEOLOGI
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS UDAYANA
2016
HAKIKAT MANUSIA DAN TUJUAN HIDUP MANUSIA
A. HAKIKAT MANUSIA
Dalam Mahatanhasankhaya Sutta Buddha menjelaskan tentang proses terjadinya
seorang anak manusia. Para Biku, kehamilan terjadi karena penggabungan tiga hal.
Sekalipun ada pertemuan unsur laki-laki dan perempuan, jika perempuan tidak sedang
dalam kondisi masa subur dan tidak ada gandhabba yang siap terlahir kembali, tidak
akan terjadi kehamilan dalam kandungan. Ada pertemuan unsur laki-laki dan
perempuan, perempuan dalam kondisi masa subur tetapi tidak ada gandhabba yang
siap untuk lahir kembali, juga tidak akan terjadi kehamilan. Lain halnya bila ada
pertemuan unsur laki-laki dan perempuan, perempuan dalam masa subur dan ada
gandhabba yang siap terlahir kembali, maka terjadi kehamilan karena pertemuan
ketiga faktor itu. Ibu mengnadung selama 9 atau 10 bulan dengan penuh beban
kecemasan. Selanjutnya pada akhir 9 atau 10 bulan, ibu melahirkan anaknya. Ketika
bayi telah lahir, ia memeliharanya dengan darahnyas sendiri, mengingat dalam
Winaya Arya, susu ibu disebut sebagai darah. Gandhabba sebagai komponen rohani
yang meneruskan kesadaran sebelumnya muncul dalam kehidupan baru menyatu
dengan unsur materi yang berasal dari organ seks calon orang tuanya.
Untuk setiap kehamilan secara normal harus ada pembuahan ovum oleh sperma
dan nidasi hasil konsepsi. Kondisi masa subur seorang ibu biasanya diartikan sebagai
waktu sel telur yang matang dilepas dari ovarium. Ketika kita hihadapkan pada
pengalaman memperoleh bayi tabung dan keberhasilannya memakai embrio beku
(yang disimpan bertahun-tahun), tibul pertanyaan apa gandhabba telah hadir pada saat
pembuahan. Jka kita menafsirkan kondisi masa subur seorang ibu sebagai kondisi
rahim yang tepat atau siap untuk suatu nidasi, gandhabba dapat dianggap hadir
bersamaan dengna nidasi. Setelah nidasi embrio mendapatkan makanan dari ibunya
dan mulai terjadi diferensiasi sel yang akan menjadi indra, susunan saraf pusat dan
sebagainya. Susunan saraf pusat ini jelas terkait dengan tempat kesadaran (citta atau
vinnana). Andaikata benar kehidupan ini dimulai bersamaan dengan nidasi, tanpa
gandhabba, wujud organisme yang berasal dari sperma dan ovum dipandang bersifat
vegetatif.
Jika tidak ada kesadaran (ghandabba) yang masuk ke dalam rahim seorang ibu,
maka tidak muncul makhluk baru yang terdiri dari batin dan jasmani. Jika kesadaran
itu setelah memasuki rahim ibu padam atau meninggalkannya, pribad berbatin-
jasmani ini tidak akan tumbuh dan berkembang. Sedangkan jika kesadaran tidak
mendapat tempat berpijak dalam batin jasmani (yang baru), maka rangkaian
kelahiran, perjalanan usia, kematian dan sebab timbulnya suatu penderitaan tidak
muncul.
LIMA AGREGAT KEHIDUPAN
Apa yang dimaksud manusia adalah lima agregat kehidupan (panca khanda)
yang terdiri dari unsur jasmani (rupa), perasaan (vedana), pencerapan (sanna),
bentuk-bentuk pikiran (shankara) dan kesadaran (vinnana). Keempat agregat
selain jasmani merupakan unsur batin (nama). Jasmani dan batin eksis dalam
bentuk unit-unit materi dan mental yang terdiri dari banyak unsur atau elemen
yang senantiasa bergerak, interdependen dan berinteraksi satu sama lain tanpa
substansi inti pribadi yang berdiri sendiri.
Unit jasmani terdiri dari unsur fisik yang mempunyai bentuk, merupakan suatu
yang dapatberubah, bercerai, padam oleh kondisi yang berlawanan seperti panas
dan dingin. Ada 28 unsur materi yang terdiri dari 4 unsur primer (mahabhuta rupa)
dan 24 unsur sekunder yang tergantung pada unsur primer (upadaya rupa). Unsur
primer itu diantaranya :
1. Unsur padat/tanah (pathavi) yang berfungsi sebagai penyokong dan
memberi sifat keras-lunak
2. Unsur cair/air (apo) berfungsi sebagai pengikat dan memberi sifat kohesi-
arus
3. Unsur panas/api (tejo) berfungsi sebagai pematurasi dan memberi sifat
panas-dingin
4. Unsur gerak/angin (vayo) berfungsi dalam penggerak dan memberi sifat
ekspansi kontaksi
Unsur sekunder meliputi 5 unsur reseptor, 4 unsur stimulan, 2 unsur seks, 1
unsur hati sanubari (hadaya) 1 unsur vitalitas, 1 unsur nutrisi serta 1 unsur ruang,
2 unsur isyarat, 3 unsur penyesuaian dan 4 unsur fase perkembangan. Kausa
pembangkit utama yang menimbulkan eksistensi pada semua unit adalah karma
masa lalu (kamma), pikiran (citta), enersi (utu) dan nutrisi (ahara).
Ada 4 jenis makanan yang memiliki peran untuk mempertahankan atau
menunjang kelangsungan hidup dan membantu memperbaharui keberadaannya,
yaitu:
1. Makanan materi (kavalinkahara)
2. Kontak keenam indra/kesan-kesan (phassahara)
3. Kehendak pikiran (manosancetanahara)
4. Kesadaran (vinnanahara)
Unit jasmani dan unsur-unsurnya dikenal sesuai dengan struktur dan
fungsinya, dengan tugas berbeda-beda. Unsur-unsur itu mempunyai masa hidup
tertentu yang relatif singkat. Mereka semua bersyarat, sebagai akibat dari suatu
sebab dan mempunyai masa hidup tertentu atau tidak benar-benar permanen dan
kalau syarat itu padam, efeknya juga berhenti. Mereka timbul dan lenyap, atau
lahir dan mati berkesinambungan setiap saat.
Batin dibedakan atas kesadaran, dan corak batin (cetasika) yang terdiri dari
agregat perasaan, pencerapan dan bentuk pikiran. Pada unit batin berlaku 24
rangkaiansebab musabab (paccaya). Setiap bentuk batin atau pikiran lahir setelah
unit sebelumnya padam, berkaitkan dengan sejumlah komponen sebab musabab
tersebut. Dan Buddha menyatakan yam rupam nissaya-tergantung pada jasmani
bentuk batin terjalin erat dan mengambil tempat pada materi. Pikiran atau
kesadaran misalnya bertempat pada suatu organ yang mengandung hadaya.