Anda di halaman 1dari 6

CATATAN AGAMA KELAS 12

CHAPTER 3
MEDITASI
I.Sejarah
1. Meditasi berasal dari kata meditatum, dari Bahasa latin yang artinya merenung.
2. Meditasi adalah sebuah aktivitas yang bertujuan untuk menenangkan tubuh dan
pikiran
3. Asal-usul Meditasi
Telah ada cukup banyak pemikiran-pemikiran tentang asal-usul meditasi ini tercatat
dan paling dominan berasal dari India dan China.
 India.
Dalam beberapa catatan tertulis yang berusia paling tua, berasal dari sekitar tahun
1500 SM di India, praktik Dhyana atau Jhana dirujuk sebagai sebuah praktik melatih
pikiran, sering juga diterjemahkan sebagai meditasi, banyak dari catatan ini berasal
dari tradisi Hindu Vedantisme dan membahas berbagai prakti meditasi yang ada di
seluruh India kuno.
 Tiongkok/China.
Bentuk-bentuk awal meditasi dapat dirujuk hingga abad ke-3 dan ke-6 SM dan
dikaitkan kepada Daois, Laozi, seorang filsuf Tiongkok kuno dan berbagai tulisan-
tulisannya.
4. Tabel asal -usul dan sejarah meditasi
5. Kesalah pahaman Tentang Meditasi
 Meditasi hanya sekadar teknik relaksasi.
 Meditasi berarti “trance” (kesurupan).
 Meditasi adalah praktik misterius yang sulit dipahami.
 Meditasi bertujuan menghasilkan kesaktian.
 Meditasi itu berbahaya.
 Meditasi itu untuk orang suci, bukan untuk orang biasa.
 Meditasi itu kabur dari kenyataan hidup.
 Meditasi itu mementingkan diri sendiri.
 Meditasi itu mengosongkan pikiran.
 Meditasi itu duduk memikirkan yang baik-baik.
 Meditasi beberapa minggu dan masalahku akan selesai.
 Meditasi Buddhis juga tidak ada hubungannya dengan mistik, mistik menjauhkan
kita dari kenyataan, meditasi mendekatkan kita pada kenyataan, dengan meditasi
kita dapat melihat secara langsung khayalan dan halusinasi, sehingga
menyadarkan kita akan berbagai bentuk kebodohan dan pandangan yang keliru.
6. Manfaat Meditasi
 Dengan meditasi kita dapat menga-tasi berbagai masalah yang berhubungan
dengan mental dan keji-waan,
 Mengurangi hingga melenyapkan ketegangan dan tekanan yang datang dari
kehidupan sehari-hari, atau mengendalikan kehidupan emosi.
 Meditasi menghasilkan kesabaran, ketenangan dan kedamaian.
 Pengaruhnya terhadap keseimbangan batin; keharmonian fisik, men-tal dan
spiritual.
 Membantu praktisi untuk berpikir jernih dan menum-buhkan kecerdasan.
 Meditasi berpengaruh terhadap fungsi jasmani yang bermanfaat bagi kesehatan,
seperti peningkatan kebugaran dan daya tahan tubuh, hingga penyembuhan
sejumlah penyakit
 Manfaat akhir: untuk terbebas dari samsara (siklus kelahiran dan kematian
7. Konsentrasi (Samadhi) adalah kemanunggalan batin pada satu objek indra yang
bermanfaat atau keselarasan dari kesadaran (citta) dan factor factor batin yang
menyertainya (cetasika) dalam keterpusatan pada satu objek indra.
8. Konsentrasi berarti ekaggata cetasika, sebuah factor batin yang muncul dalam
kesadaran dan factor factor batin yang menyertainya untuk berada dalam
kemanunggalan pada satu objek indra.
9. Tujuan Samadhi
 Pengembangan ketenangan dan kekuatan batin melalui Samatha Bhavana.
 Pengembangan Pandangan terang dan kesucian melalui Vipassana Bhavana.
10. Klasisfikasi Samadhi
 Samma-Samadhi :Pemusatan pikiran pada suatu obyek yang dpt menghilangkan
kekotoran batin, ketika pikiran bersatu dengan kamma baik.
 Micca-Samadhi : Pemusatan pikiran pada suatu obyek yang dapat menimbulkan
kekotoran batin, ketika pikiran bersatu dengan kamma buruk.
11. Tiga Tataran konsentrasi:
 Konsentrasi Persiapan (Parikamma Samadhi), konsentrasi umum ketika
seseorang memberi perhatian pada suatu objek.
 Konsentrasi Mendekati (Upacara Samadhi), Konsentrasi yang mapan dan cukup
mendalam pada suatu objek. Contoh :Konsentrasi Sementara (Khanika Samadhi)
pada vipassana
 Konsentrasi Pencapaian (Appana Samadhi), Konsentrasi terserap penuh pada
suatu objek. Dalam konsentrasi ini, berbagai tataran jhana tercapai.

12. Ada dua macam pengembangan batin, ketenangan dan pandangan terang (D. III,
273).
13. Meditasi pengembangan ketenangan (samatha-bhavana) menghasilkan pencapaian
jhana-jhana dan kekuatan batin, namun tidak dapat melenyapkan kotoran batin secara
menyeluruh.
14. Meditasi pengembangan pandangan terang (vipassana-bhavana) me-rupakan jalan
untuk melenyapkan semua kotoran batin, yang berpun-cak pada Nirwana atau
berakhirnya duka.
15. Vipassana Bhavana adalah meditasi pandangan terang, dalam hal ini pandangan
terang digunakan untuk melihat segala sesuatu sebagau mana adanya. Meditasi ini
dilakukan dengan mengembangkan pengertian sempurna mengenai sebuah obyek,
biasanya meditasi vipassana bhavana dimulai dengan kayanupassana satipatthana,
yaitu melakukan perhatian terhadap badan jasmani.
16. Tujuan vipassana bhavana yaitu untuk memiliki pandangan terang, dengan
pandangan terang seseorang dapat melihat jalan kebenaran, jalan bukan
kebenaran, dapat melihat kekotoran batin maupun dapat melihat bagimana cara
mengembangkan batin dan dapat melihat segala sesuatu apa adanya.
17. Pengamatan objek batin dan jasmani ini dalam Mahasatipatthana-sutta
dikategorikan menjadi 4 kelompok, yaitu:
 Perenungan terhadap badan jasmani, berupa pengamatan keluar masuknya napas
(anapanasati), pengamatan posisi jasmani (iri-yapatha), perhatian dan menyadari
(sati-sampajanna), analisis se-mua organ badan jasmani (kayagatasati), analisis
keempat unsur jasmani, perenungan proses kerusakan mayat.
 Perenungan terhadap perasaan mengenai apa yang menyenang-kan, menyakitkan,
atau netral, bersifat jasmaniah atau batiniah.
 Perenungan terhadap pikiran mengenai apakah pikiran diceng-keram hawa nafsu,
kebencian, kebodohan, atau bebas dari hal-hal tersebut; apakah penuh perhatian,
bersifat luhur, ideal, tenang, bebas atau sebaliknya.
 Perenungan terhadap fenomena dharma, menyadari ada tidaknya dan muncul
lenyapnya Lima Rintangan Batin, Lima Agregat Ke-hidupan; pengamatan Enam
Landasan Indra, menyadari keenam indra, objek indra dan belenggu yang timbul
dan lenyap; adanya, timbul dan berkembangnya Tujuh Faktor Penerangan
Sempurna; dan perenungan mengenai Empat Kebenaran Mulia, termasuk kedua
belas mata rantai (nidana) sebab-musabab yang saling bergantungan (D. II, 290-
315).
18. Tujuan Samatha Bhavana adalah untuk mencapi ketenangan batin, dengan arti
bahwa semua kekotoran batin yang dikenal sebagi rintangan batin (Nivarana)
mengendap, disamping batin tenang juga dapat disertai dengan beberapa
kemampuan batin (Abhinna)
19. Gangguan (Palibhoda) Samatha Bhavana sering muncul dan harus dihindari oleh
meditator.
20. Palibhoda merupakan kondisi yang menggangu meditator untuk mengkonsentrasikan
pikiran. Gangguan ini umumnya bersifat fisik, yang muncul atau terjadi pada masa
persiapan untuk bermeditasi, atau sebelum pikiran kita terpusat ketika kita mulia
bermeditasi.
21. Menurut Visuddhimagga, dalam samatha-bhavana terdapat 40 macam subjek meditasi
(yang dikelompokkan dalam 7 kategori) ya-itu:
 10 macam wujud benda (kasina) berupa tanah, air, api, udara, warna biru, kuning,
merah, putih, cahaya, ruang terbatas.
 10 macam wujud menjijikkan (asubha) berupa mayat yang beng-kak, mayat lebam
kebiru-biruan, mayat bernanah, mayat yang terbelah, mayat terkoyak-koyak,
potongan mayat yang tersebar, potongan mayat tersebar dan rusak, mayat berlumuran
darah, mayat dikerumuni belatung, mayat tinggal rangka dan tengkorak.
 10 macam perenungan (anussati) mengenai sifat mulia Buddha, Dharma, Sangha,
dewata, sila, kemurahan hati, kedamaian Nir-wana, kematian, kotoran badan jasmani,
pernapasan.
 4 macam keadaan tak terbatas (appamanna) berupa cinta kasih, welas asih, simpati,
keseimbangan batin.
 4 macam perenungan tanpa materi (arupa) mengenai ruang tak terbatas di luar
kasina, kesadaran tanpa batas, kekosongan, bukan persepsi pun bukan non-pesepsi.
 1 macam perenungan persepsi yang menjijikkan dari makanan
(aharapatikulasanna).
 1 macam analisis terhadap keempat unsur jasmani (catudhatuva-vatthana), berupa
unsur tanah/padat, air/cair, api/panas, dan uda-ra/gerak.
22. Pokok-pokok objek meditasi dikembangkan sesuai dengan peng-golongan watak
manusia (carita). Ada 6 golongan watak (Vism. 101), yaitu:
a. watak yang penuh nafsu (raga-carita);
b. watak yang penuh kebencian (dosa-carita);
c. watak yang dungu (moha-carita);
d. watak yang mudah percaya (saddha-carita);
e. watak yang cerdas (buddhi-carita);
f. watak yang spekulatif/ melamun (vitakka-carita).

23. Golongan watak yang penuh nafsu didominasi oleh keinginan indrawi, melekat pada
kerapian dan keindahan. Subjek meditasi yang sesuai adalah kesepuluh macam wujud
mayat yang menjijikkan, dan kekotoran dari badan jasmani. Sikap latihan terutama
berjalan dan berdiri, meng-hindari duduk dan berbaring.
24. Golongan watak yang penuh kebencian bersifat mudah marah. Subjek meditasi yang
sesuai adalah keempat macam keadaan tak terbatas dan keempat macam warna.
Sikap la-tihan lebih banyak berdiri dan berjalan.
25. Golongan watak yang dungu bersifat lamban, malas, tidak aktif dan suka
bingung. Subjek meditasi yang sesuai adalah perenungan terhadap pernapasan.
Sikap latihan lebih banyak berdiri dan berjalan

26. Golongan watak yang mudah percaya bersifat rendah hati, jujur, senang
menemui orang-orang suci. Subjek meditasi yang sesuai ada-lah perenungan sifat
mulia Buddha, Dharma, Sangha, dewata, sila, dan kemurahan hati. Sikap latihan
lebih banyak berdiri dan berjalan.

27. Golongan watak yang cerdas menekankan pengertian, selalu ingin tahu dan
meneliti, cenderung berhati-hati. Subjek meditasi yang sesuai adalah perenungan
kematian, kedamaian, persepsi yang menjijikkan dari makanan dan analisis
terhadap keempat unsur jas-mani.

28. Golongan watak yang spekulatif bersifat mudah gugup, tergesa-gesa, pikirannya
berkeliaran, senang berteori. Subjek meditasi yang sesuai adalah perenungan
pernapasan. Sikap latihan berjalan dan ber-diri, menghindari duduk dan
berbaring.

29. Sepuluh subjek meditasi berupa empat unsur utama (mahabhuta), yaitu wujud tanah,
air, api, udara; dan cahaya, ruang terbatas, juga empat macam perenungan
tanpa materi, dapat didjadikan pokok objek meditasi oleh semua orang tanpa
memperhatikan wataknya.
30. Palibodha :
- Tempat tinggal ( Avasa) - Keluarga (Kula)
- Pendapatan (Labha) - Para siswa (Gana)
- Kegiatan (Kamma) - Berpergian (Addhana)
- Kerabat (Nati) - Sakit (Abadha)
- Belajar (Gantha) - Kemampuan batin (Iddhi)
31. Macam-macam Nivarana:
- Kamacchanda - Uddhacca kukkucca
- Byapada - Vicikiccha
- Thinamidha

32. Dalam Satipatthana Sutta kita dapat melakukan meditasi penyadaran berupa:
a. Penyadaran Tubuh(kayanupassana)
b. Penyadaran terhadap perasaan(vedananupassana)
c. Penyadaran terhadap pikiran (Cittanupassana)
d. Penyadaran terhadap Dhamma.(Dhammanupassana)
33. 4 pemahaman jernih yang harus dikembangkan :
- Tujuan (satthaka)
- Luwes( sappaya)
- Luas( gocara)
- Tak keliru (asammoha).
34. Meditasi dapat dilakukan dengan 4 cara yaitu duduk, berdiri, berjalan dan
berbaring.
35. Contoh penyadaran dalam kehidupan sehari-hari adalah penyadaran makan, bicara,
menggunakan gawai, belajar , dijalan, sebelum tidur dan bangun tidur.

Anda mungkin juga menyukai