Pertemuan ke-3
KHUDDAKA-PATHA. Artinya Bacaan dari bagian-bagian singkat.
Kitab Khuddaka-patha ini terdiri atas: 9 pembahasan termasuk sutta-sutta pendek
yang sangat terkenal, dalam kehidupan sehari-hari umat Buddha lebih mengenalnya
dengan Paritta.
#Paritta = perlindungan [protection]; kecil [small]
Dalam pertemuan ke-3 ini akan dibahas:
1. Dvattimsakara
2. Kumarapanha
3. Mangala-sutta
DVATTIMSAKARA
32 unsur pokok tubuh
1. Rambut [Kesa]
2. Bulu [Loma]
3. Kuku [Nakha]
4. Gigi [Danta]
5. Kulit [Taco]
6. Daging [Mamsam]
7. Urat (daging) [Nharu/Naharu]
8. Tulang [Atthi]
9. Sumsum Tulang [Atthi-minja]
10. Ginjal [Vakkam]
11. Jantung [Hadayam]
12. Hati [Yakanam]
13. Selaput/membran [Kilomakam]
14. Limpa [Pihakam]
15. Paru-paru [Papphasam]
16. Usus [Antam]
17. Selaput diantara usus [Antagunam]
18. Makanan baru [Udariyam]
19. Tinja [Karisam]
20. Otak [Matthalungam]
21. Empedu [Pittam]
21. Dahak [Semham]
22. Nanah [Pubbo]
23. Darah [Lohitam]
24. Keringat [Sedo]
25. Lemak [Medo]
26. Air mata [Assu]
27. Minyak [Vasa]
28. Ludah [Khelo]
29. Ingus [Singhanika]
30. Pelumas [Lasika]
31. Air Seni [Muttam]
KAYAGATASATI
[Perenungan terhadap 32 unsur pokok Badan Jasmani]
Tentang Kayagatasati ini dijekaskan oleh Sang Buddha dalam KAYAGATASATI
SUTTA; Majjhima Nikaya I
Bilamana kayagata sati dikembangkan, terus-menerus dipraktikkan, dijadikan
sebagai sarana dan dasar, dibentuk dan dikonsolidasikan, dilaksanakan dengan
baik, maka ada sepuluh manfaat akan diperolehnya.”
(1) Mengatasi ketidaksenangan & kesenangan
(2) Menaklukkan ketakutan
(3) Ketahanan terhadap suhu, rasa sakit dan elemen.
(4) Pencapaian empat Jhana
(5) "Manifold supranormal powers" (misal berjalan di atas air, berjalan menembus
dinding)
(6) Pendengaran supernatural
(7) Kekuatan psikis - mengetahui "kesadaran makhluk lain"
(8) Ingatan kembali kehidupan lampau
(9) Melihat "melalui mata suci, memurnikan & melampaui manusia"
(10) "Melalui berakhirnya noda-noda mental, dia tetap berada dalam pelepasan
kesadaran dan pelepasan bebas-efluen, setelah diketahui dan membuat mereka
terwujud untuk dirinya sendiri di sini & saat ini."
Isi Mangala-Sutta
Demikianlah yang saya dengar:
Pada suatu ketika Sang Bhagava berdiam di Hutan Jeta milik hartawan
Anathapindika, di dekat kota Savatthi, sesosok dewa ketika hari menjelang pagi
dengan bercahaya cemerlang menerangi seluruh Hutan Jeta, mengunjungi Sang
Bhagava.
Setelah menghaturkan penghormatan kepada-Nya, ia berdiri di satu sisi yang
pantas. Sambil berdiri, dewa itu berkata kepada Sang Bhagava dengan syair:
Banyak dewa dan manusia
Yang mengharapkan kebahagiaan
Mempersoalkan tentang berkah.
Mohon uraikan, apa berkah utama itu.
Tak bergaul dengan orang-orang dungu,
Bergaul dengan para bijaksana.
Dan menghormat yang patut dihormat,
Itulah berkah utama
Bertempat tinggal di tempat yang sesuai,
Memiliki timbunan kebajikan di masa lampau,
Dan membimbing diri dengan benar,
Itulah berkah utama.
Berpengetahuan luas, berketerampilan,
Terlatih baik dalam tata susila,
Dan bertutur kata dengan baik,
Itulah berkah utama.
Membantu ayah dan ibu,
Menyokong anak dan isteri,
Dan bekerja dengan sungguh-sungguh,
Itulah berkah utama.
Bersedekah, melakukan kebajikan, Menyokong sanak keluarga, Dan tidak
melakukan pekerjaan tercela,
Itulah berkah utama.
Menjauhi, menghindari perbuatan buruk,
Tercegah dari minuman keras,
Dan tekun melaksanakan Dhamma,
Itulah berkah utama.
Memiliki rasa hormat dan berendah hati,
Merasa puas dengan yang dimiliki, ingat budi baik orang,
Dan mendengarkan Dhamma pada waktu yang sesuai,
Itulah berkah utama.
Sabar, mudah dinasehati,Mengunjungi para petapa,Dan membahas Dhamma pada
waktu yang sesuai,
Itulah berkah utama.
Bersemangat dalam mengikis kilesa, menjalankan hidup suci,
Menembus Empat Kebenaran Mulia,
Dan mencapai Nibanna,
Itulah berkah utama.
Meski digoda oleh hal-hal duniawi,
Batin tak tergoyahkan,
Tiada sedih, tanpa noda, dan penuh damai,
Itulah berkah utama.
Setelah melaksanakan hal-hal seperti itu, Para dewa dan manusia tak akan
terkalahkan di mana pun,
Mencapai kebahagiaan di manapun berada,
Itulah berkah utama bagi para dewa dan manusia.
38 Berkah Mulia menurut Mangala Sutta, yaitu:
1. Tidak bergaul dengan orang sesat [Asevana ca balanam]
2. Bergaul dengan orang Bijak [Panditananca Sevana]
3. Memuja yang patut dipuja [ Puja Ca pujaniyanam]
4. Bertinggal di tempat yang sesuai [Patirupadesavaso]
5. Telah menimbun jasa kebajikan dalam kebidupan lampau [Pubbe ca
katapuññata]
6. Mengarahkan diri kearah yang benar [Attasammapanidhi]
7. Memiliki Pengetahuan luas; memiliki pendidikan yang baik [Bahusaccanca]
8. Mempunyai Kepiawaian; berketerampilan [Sippanca]; Piawai=terampil dalam
hal-hal baik.
9. Terlatih baik dalam tata-tertib; mematuhi peraturan kedisiplinan [Vinayo ca
Susikkhito]
10. Ramah tamah dalam berucap [Subhasita ca ya vaca]
11. Merawat ibu-ayah [Matapitu-uppatthanam]
12. Menyokong Anak dan istri; menjaga pasangan hidup dan anak-anak
[Puttadarassa-sangaho]
13. Bekerja tak terbengkalai; memiliki pekerjaan yang tidak merugikan pihak lain
[Anakula ca kammanta]
14. Berdana/bersedekah; menjadi dermawan [Dananca]
15. Berperilaku sesuai dengan Dhamma; bertingkah laku baik [Dhammacariya ca]
16. Membantu sanak keluarga dan teman-teman [Natakananca Sangaho]
17. Bekerja tanpa cela [Anavajjani kammani]
18. Menghindari kejahatan; menjauhi perbuatan tercela [Arati papa]
19. Tidak memiliki kecenderungan untuk berbuat jahat; menghindari perbuatan
buruk [Virati papa]
20. Menghindari minuman keras [Majjapana ca sannamo]
21. Tekun dalam praktik kebajikan; tekun dalam melaksanakan Dhamma
[Appamado ca Dhammesu]
22. Memiliki rasa hormat [Garavo]
23. Bersikap rendah hati [Nivato]
24. Merasa puas hati [Santutthi]
25. Memiliki rasa berterima kasih [Kataññuta]
26. Mendengarkan Dhamma pada saat yang sesuai [Kalena Dhammassavanam]
27. Memiliki kesabaran [Khanti]
28. Patuh pada nasihat [Sovacassata]
29. Bergaul dengan anggota Sangha dan guru-guru sepiritual [Samanananca
dessanam]
30. Berdiskusi dan membahas Dhamma [Kalena Dhammasakaccha]
31. Melatih pengendalian diri; melakukan tapa; meditasi [Tapo]
32. Menjalankan hidup suci [Brahmacariya]
33. Memahami Empat Kebenaran Mulia [Ariyasaccana desanam]
34. Mencapai Nibbana [Nibbanasacchikiriya]
35. Pikiran tidak tergoyahkan oleh kondisi duniawi [Phuttasa lokadammehi; cittam
yassa na kampati]
36. Bebas dari kesedihan; tidak sedih [Asokam]
37. Bebas dari noda [Virajam]
38. Memiliki ketenangan dan perlindungan sejati [Khemam]