Anda di halaman 1dari 21

Mental Block

Maret 20, 2012


MENTAL BLOCK
APA ITU MENTAL BLOCK ?
Kalau kita amati lebih dalam kunci utama untuk meraih kesuksesan terletak pada kemauan yang kuat. Tidak
peduli  betapa terbatasnya modal yang anda miliki guna meraih kesuksesan, selama masih ada kemauan
yang kuat untuk meraihnya maka anda akan berhasil. Tetapi permasalahannya sekarang adalah berapa
banyak orang yang mengandaskan hasrat untuk mencapai kesuksesan hanya karena sesuatu yang
sebenarnya hanya ilusi belaka. Ilusi yang membuat mereka memupuskan harapan dan mengatakan “cukup
sampai disini saja”.
Ilusi-ilusi tersebut menyerang bagian diri manusia yang menggerakkan seluruh aktivitas guna mencapai
prestasi yaitu mental. Jadi mental block sendiri didefinisikan sebagai cara berpikir dan berperasaan yang
terhalangi oleh ilusi-ilusi yang sebenarnya hanya membuat kita terhambat dalam melangkah menuju
kesuksesan. Dia hidup dalam dunia pikiran dan perasaan yang timbul akibat asumsi atas respon dari fakta
yang pernah ada yang bersifat menghambat untuk melangkah. Seperti cerita tentang dua ekor kutu loncat,
kutu pertama sudah disimpan dalam kotak sekian lama sedangkan kutu kedua bebas di alam. Jika kita
bandingkan dalam hal loncatan kutu pertama loncatannya tidak melebihi tinggi kotak dan kutu kedua
memiliki loncatan jauh lebih tinggi daripada kutu pertama.
Hal tersebut dapat terjadi karena setiap kutu pertama meloncat tinggi selalu membentur atap kotak, karena
sakit akhirnya kutu tersebut menghindari benturan dengan meloncat tidak melebihi atap kotak akibatnya
meskipun dia telah keluar dari kotak, dia tetap merasa bahwa diatasnya masih terdapat atap kotak. Jadi pada
dasarnya fungsi dari mental block merupakan alat proteksi diri oleh pikiran alam bawah sadar agar diri tidak
mengalami suatu peristiwa yang menyakitkan baik secara mental maupun fisik.
Sifat dari mental block bisa negatif bisa juga positif tergatung pada apa fungsi yang ditimbulkan atas
dinding mental tersebut ada. Mental block bersifat negatif jika dapat membuat seseorang atau sekelompok
orang menjadi terhambat impian atau tujuannya untuk menjadi lebih baik contoh pada abad kegelapan yang
menyelimuti bangsa Eropa, mereka tidak berani untuk pergi melaut menyeberangi samudra, karena mereka
terkena virus afraid yaitu takut terhadap monster-monster yang menguasai lautan yang melebihi kapal
mereka hingga membuat mereka mati ditengah lautan. Sedangkan mental block yang bersifat positif dia
akan membuat seseorang atau sekelompok orang tidak mau melakukan lagi sesuatu yang bisa menghambat
atau membuat mereka menjadi hancur atau mundur kembali seperti seseorang yang tidak mau lagi
menggunakan narkoba karena memiliki trauma keluar masuk rumah sakit untuk menjalani pengobatan yang
menelan biaya tidak sedikit dan yang lebih parah adalah rusaknya keharmonisan keluarga.

GEJALA-GEJALA MENTAL BLOCK :


1. SUKA MENGELUH
Bagi orang yang terkena mental block biasanya memiliki indikasi sering mengeluh atau menggerutu atas
apa saja yang terjadi baik pada dirinya, orang lain, maupun lingkungan tanpa adanya solusi positif dan
langkah konkrit dalam perbuatan menuju perbaikan. Contohnya ketika anda diberi pekerjaan tambahan oleh
atasan lalu anda berkomentar (dalam hati atau mulut) “Aduh….yang ini saja belum selesai, sekarang malah
dikasih kerjaan lagi”.
2. MEMILIKI VIRUS PERUSAK
Virus-virus perusak diantaranya :
a)      Blame (Menyalahkan)
Virus blame biasanya menyerang pada dua sisi yang berbeda yaitu :
ü Internal (diri pribadi)
Orang yang terkena virus blame internal, dia selalu saja menyalahkan dirinya pribadi atas segala hal
kegagalan yang berkaitan dengan dirinya, tanpa adanya suatu penilaian yang sehat. Efek dari virus ini
adalah orang tersebut akan menjadi pribadi yang minder dan serba ketakutan untuk melangkah karena selalu
saja menyalahkan dirinya tanpa melihat faktor dari eksternal.
ü Eksternal (lingkungan)
Orang yang terkena virus ini biasanya sering menyalahkan orang lain, lingkungan, sistem dan sebagainya
sehingga menyebabkan dirinya gagal untuk mencapai sesuatu. Dia selalu saja mencari kambing hitam dan
merasa dirinya sama sekali tidak memiliki andil dalam kegagalan yang terjadi, bahasa kerennya “nak bener
dewek”.
b)      Excuse (Beralasan)
Bagi orang yang terkena virus ini, biasanya tidak berani mengakui kelemahan yang dimiliki atau kesalahan
yang diperbuatnya sehingga orang tersebut selalu saja menghindar setiap dimintai pertanggungjawaban atas
apa yang diperbuatnya. Untuk menutupi kesalahannya, biasanya dia selalu menyerang balik kepada orang
yang menuduhnya atau bahkan melemparkan kesalahan kepada orang lain yang tidak tahu apa-apa. Ucapan
yang sering dikeluarkan saat menyangkal diantaranya seperti “bukan saya kok”, “bukan salah saya”,”bukan
saya yang berbuat, tetapi dia”.
c)       Justified (Pembenaran)
Virus ini dapat dibagi menjadi dua jika dilihat dari subjeknya yaitu pembenaran ranah internal dan
eksternal.
ü Internal
Biasanya orang ini akan melakukan pembenaran pada dirinya, perkataan yang diucapkannya biasanya
seperti ini “ya jelas saja saya sulit untuk bisa kaya, saya kan miskin pengalaman, modal tipis banget dan
tidak punya koneksi lagi, jadi wajar dong gagal”
ü Eksternal
Pada wilayah eksternal ini yang menjadi pembenaran adalah kondisi orang lain atau para pesaing dia.
Perkataan yang sering dilontarkan biasanya seperti “pantesan..”, “maklumlah..”, “terang saja dia bisa kaya,
dia anak orang kaya”
d)      Prestige (Gengsi)
Gengsi dapat tercipta akibat perhargaan terhadap diri sendiri yang berlebih dan tidak dapat
menempatkannya secara tepat dan proposional karena merasa dirinya lebih tinggi nilainya daripada apa
yang sedang dihadapinya.
e)      Lazy (Malas)
Orang yang terkena virus ini cenderung untuk suka menunda-nunda pekerjaan dan rencana tindakan yang
sudah ditetapkan. Menganggap masih ada banyak waktu untuk pekerjaannya. Akibatnya sering kali tidak
pernah memulai ataupun sudah terlambat ketika kita sadar. Perkataan yang paling sering dilontarkan “nanti
sajalah”, “iya sebentar lagi”, “nanti saya akan kerjakan”.
f)       Afraid (Takut)
Afraid yaitu virus yang biasanya timbul akibat trauma atas masa lalu yang pernah dihadapi baik mengalami
secara langsung atau tidak langsung. Secara langsung berarti mengalami sendiri kejadian yang membuat
dirinya menjadi takut untuk mengalaminya. Sedangkan yang tidak langsung seperti menyaksikan,
mendengar cerita, atau membaca hal-hal yang terjadi pada orang lain yang pada akhirnya membuat takut.
Virus ini penyebab penyakit mental block yang paling banyak diderita.
Macam-macam takut :
ü Takut gagal atau salah
Yang harus anda lakukan untuk mengatasi perasaan takut gagal atau salah adalah dengan berbuat saja
dahulu. Mengenai hasil, itu urusan belakang. Ambil saja hikmahnya jika gagal atau salah bukankah dengan
kegagalan atau kesalahan membuat kita menjadi lebih banyak belajar dan mengetahui.
ü Takut kalah
Kalah menang adalah sesuatu hal yang wajar dalam pertandingan atau kompetisi. Yang kita bisa lakukan
adalah melakukan persiapan sebaik mungkin dengan berlatih dan terus berlatih. Memperbaiki setiap
kesalahan yang terjadi dalam latihan. Pada hari H, tidak usah takut, maju terus dan kalahkan lawan. Tidak
usah khawatir karena analisis pada kertas belum tentu sama dengan apa yang terjadi di lapangan. Yang bisa
anda lakukan pada saat ini adalah bertandinglah sebaik mungkin dan jangan menyerah hingga pertandingan
usai.
ü Takut dicemooh
Saat saya masih belajar di bangku sekolah atau kuliah, kebanyakan dari siswa/mahasiswa tidak berani atau
tidak mau untuk maju kedepan untuk mengerjakan sesuatu atau melakukan sesuatu. Ketidakmauan tersebut
biasanya bukan karena tidak bisa melainkan mereka takut dicemooh baik karena mereka maju apalagi gagal
atau salah. Peristiwa tersebut dapat menjadi suatu peristiwa yang sangat memalukan bagi mereka.
Akibatnya, mereka menjadi orang yang tidak mau mengambil tanggungjawab dan berprestasi.
ü Takut tak dihargai
Berbuat saja dulu yang terbaik, masalah dihargai atau tidak dihargai itu soal belakangan. Jika anda sudah
melakukan yang terbaik dan ada orang yang tidak menghargai hasil karya anda, yang pertama yang anda
lakukan adalah jadikan itu bahan masukan untuk karya berikut atau revisi atas karya yang tidak dihargainya
itu dan yang kedua anda biarkan saja karena bisa jadi dia tidak menghargai sebab dia melihat dari sudut
pandang yang berbeda dari anda. Toh juga anda tidak akan bisa memuaskan setiap orang dengan berbagai
keunikan yang mereka miliki bukan ?
Yang penting bagi anda adalah berbuat yang terbaik yang anda bisa meskipun anda tidak mendapatkan
penghargaan sebagai yang terbaik dari siapa pun atau dari mana pun, dan anda selalu berusaha untuk
menuju yang terbaik selama yang anda bisa, oke!!
g)      Waiting (Menunggu)
Meskipun kita diharuskan untuk menunggu karena hanyalah itu yang bisa dilakukan maka lakukanlah
aktivitas lainnya yang mengarah pada pencapaian sasaran. Jangan buat waktu berlalu begitu saja tanpa ada
perbuatan yang berarti. Karena memang hidup itu terlalu singkat dan dipersingkat lagi aktivitas yang sia-sia.
Mumpung semangat dalam jiwa masih membara, mumpung masih ada kesempatan waktu yang tersedia,
mumpung ide-ide belum terhapus oleh aktivitas lainnya. Lakukan apa yang kita bisa. Mulailah dari yang
ada karena yang ada lebih dari cukup untuk memulai dan bergerak. Selama kita bersyukur dan ikhlas
menerima dan menjalaninya maka kebahagiaanlah yang pantas untuk kita terima.
h)      Unconfident (Tidak PD)
Ketidakpercayaan diri atas kemampuan atau potensi yang dimiliki merupakan virus yang menjadikan
seseorang ragu-ragu untuk melangkah atau mengambil keputusan. Padahal itu hanya dapat membuatnya
tetap berada di titik nol atau bahkan mundur. Kalimat-kalimat yang biasa di katatakan “saya kan cuma
seorang…”, “saya kan hanya”, “sepertinya saya tidak pantas atau layak untuk”, “tidak ah, saya kan” dan
sebagainya. Kalimat-kalimat tersebut cenderung untuk menghindar setiap dihadapkan pada peluang atau
kesempatan yang kemungkinan besar dapat meningkatkan karier atau meraih apa yang diinginkannya
selama ini. Tetapi karena tidak PD yang begitu besar menghinggapinya, membuat dia tidak berani maju
menghadapainya dengan gagah berani. Padahal asumsi-asumsi negatif yang mengiangi pikirannya belum
tentu benar terjadi. Bisa jadi yang terjadi sesuai bahkan melebihi apa yang diharapkannya. Yang penting
adalah maju saja dahulu coba saja menghadapinya dengan berani.
i)        Bad Suspicion (Buruk Sangka)
Orang yang terkena virus ini, akan selalu memandang segala hal dengan nada pesimistis. Sulit baginya bisa
memandang dari sudut optimisme atau positif. Selalu saja baginya, apa pun itu, tidak ada peluang atau
kemungkinan untuk berhasil. Efek dari virus ini terhadap orang lain adalah tercipta sikap saling bermusuhan
karena orang yang berburuk sangka suka menginformasikan sangkanya itu terhadap orang lain.
3. KONFLIK BATIN
Jadi jika ada orang yang terkena penyakit mental block akibat virus-virus perusak adalah karena dia
membawa asumsi-asumsi negatif yang terakumulasi di alam pikiran ke alam nyata yang pada akhirnya tidak
bisa membedakan antara keduanya. Akibatnya, akan terdapat konflik atau pertentangan kepentingan dalam
dirinya atas stimulus yang terjadi yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan dirinya.
4. TIDAK ADA PERUBAHAN KEHIDUPAN
Jika anda merasa bahwa kehidupan anda begini-begini saja. Tidak ada perubahan yang cukup berarti dalam
kehidupan. Bahkan lebih cenderung stagnan. Jika dibandingkan dengan orang lain yang startnya sama
dengan anda, anda termasuk orang yang tertinggal jauh. Hingga anda berpendapat semakin sulit saja untuk
dikejar.
5. TIDAK MAU AMBIL RESIKO
Gejala berikutnya adalah tidak mau ambil resiko, orang yang memiliki gejala ini, meskipun punya tujuan
dan rencana tapi tidak mau ambil resiko. Hal ini terjadi karena dia tidak mau mendapatkan sisi negatif atas
konsekuensi yang mesti dia tanggung.

PENYEBAB MENTAL BLOCK


Menurut Adi W. Gunawan dalam bukunya The Secret of Mindset, bila kita hendak mengubah diri kita yang
harus kita ubah adalah belief kita. Kualitas hidup manusia berbanding lurus dengan
kualitas belief atau belief system yang ada dipikiran bawah sadar kita. Belief atau keyakinan yang salah dan
menyimpanglah yang memiliki kontribusi untuk terciptanya mental block. Keyakinan-keyakinan yang salah
itu dapat hadir karena :
1.      Bad Self Image
Citra diri berarti penggambaran tentang kondisi diri yang merupakan hasil akumulasi gambaran yang kita
ciptakan dan telah terpatri dalam otak bawah sadar kita. Dia erat kaitannya dengan self esteem atau
seberapa tinggi kita menghargai, menilai dan menghormati diri kita sendiri. Semakin kita menghargai diri
kita sendiri maka itu berarti kita memiliki citra diri yang postif, begitu juga sebaliknya jika kita tidak mau
menghargai diri kita sendiri apa adanya berarti kita termasuk orang yang memiliki citra diri yang buruk.
Jack Canfield, pakar kepercayaan diri asal Amerika Serikat dan penulis buku melaporkan hasil riset yang
dilakukan terhadap seorang anak mengenai berapa banyak komentar positif dan negatif yang diterimanya.
Hasilnya, rata-rata setiap anak menerima 460 komentar negatif dan hanya 75 komentar positif. Komentar-
komentar yang negatif akan membawa seseorang merasa memang seperti itulah kondisinya sehingga akan
menghambat mereka untuk bisa maju.
2.      Bad Experience
Pengalaman buruk atau dalam dunia psikologi traumatic syndrome yang terjadi pada masa lalu, bisa dialami
oleh dirinya sendiri atau orang lain yang menyebabkan dirinya sulit untuk menerima keadaan yang
sebenarnya. Sehingga menjadikan dirinya sulit dalam pengambilan keputusan dan cenderung menjadi orang
penakut untuk melakukan sesuatu yang memiliki hubungan dengan pengalaman buruknya. Apalagi jika itu
telah merasuk dalam alam bawah sadarnya dan telah berlangsung cukup lama, akan menjadi sesuatu yang
sulit untuk disembuhkan kecuali orang tersebut memiliki keinginan yang kuat untuk sembuh. Seperti halnya
gajah, bisa jadi apa yang terjadi pada masa lalu kita tidak mampu mengatasinya karena berbagai hal seperti
ilmu kita yang kurang, tidak adanya kekuasaan dan kekuatan yang dimiliki, tidak ada seorang teman dan
sebagianya. Seiring waktu dan usia yang terus bertambah, apa salahnya untuk anda mencoba lagi sesuatu
yang menghalangi anda untuk meraih kesuksesan.
3.      Bad Environment
Lingkungan, secara sosio-kultural berarti mencakup segenap stimulasi, interaksi dan kondisi eksternal
dalam hubungannya dengan perlakuan ataupun karya orang lain terhadap individu. Lingkungan yang buruk
berarti lingkungan yang yang dapat membuat dan mempengaruhi seseorang kearah negatif dan pada
akhirnya menjadi negatif. Orang yang optimis, positive thingking dan punya motivasi kuat jika berada di
lingkungan yang buruk lambat laun akan terkontaminasi dan tereduksi pada hal-hal yang buruk, sehingga
nilai-nilai luhurnya itu pun bisa luntur. Lingkungan yang buruk juga dapat menjadi penghambat orang untuk
bisa menjadi orang yang berhasil.
4.      Bad Reference
Rujukan yang buruk hanya akan menyebabkan seseorang menjadi terhambat mentalnya untuk melangkah
maju. Hal ini dapat terjadi karena ketidakmampuan dalam menyaring atau menolak dengan tegas rujukan-
rujukan yang sebenarnya tidak dapat mengantarkannya pada gerbang kesuksesan dan yang paling
menyedihkan adalah jika seseorang tersebut tidak menyadari bahwa selama ini dia memiliki sumber rujukan
yang menghambat dirinya untuk sukses dan maju.
5.      Bad Education
Otak seorang anak hingga usia enam atau tujuh tahun adalah bagaikan spons terhadap air yaitu mampu
menyerap air dengan cepat dan dalam kapasitas banyak. Jika kita tidak berhati-hati dalam mendidik anak
pada usia ini, maka kemungkinan anak tersebut akan menjadi manusia yang sulit dalam menghadapi
kehidupan saat dewasa kelak. Diantara virus yang tertanam sejak kecil adalah saat anak jatuh saat berjalan
atau berlari. Biasanya yang menjaganya akan menyalahkan penyebab dia jatuh atau orang sekitar yang lalai
mengawasinya atau bahkan orang yang tidak tahu apa-apa ikut disalahkan oleh orangtuanya. Kebiasaan
dalam mendidik yang selalu menyalahkan lingkungan ketika mengalami kegagalan atau musibah, membuat
mental anak menjadi tidak baik.

BAGIAN TERINFEKSI MENTAL BLOCK


Berikut beberapa bagian-bagian dalam kehidupan manusia yang paling banyak terkena infeksi yang
dikemukakan oleh orang-orang yang sebenarnya ingin sukses dan meraih prestasi, tetapi mereka merasa
terhambat oleh beberapa hal yang sebenarnya merupakan mitos atau ilusi semata. Berikut ini beberapa
faktor yang terinfeksi oleh mental block :
Faktor Usia
Tidak ada istilah terlalu muda atau terlambat untuk memulai segala sesuatu guna meraih kesuksesan.
Selama masih terdapat keinginan dan hasrat yang membara dalam jiwa untuk berprestasi, maka usia
bukanlah landasan utama bagi anda untuk tidak berprestasi. Tidak menjamin orang yang lebih muda atau
lebih tua akan berhasil pada suatu bidang tertentu. Begitu yang terjadi terhadap Kolonel Sanders, pendiri
dan pemilik waralaba KFC. Dia baru berbisnis rumah makan cepat saji setelah pensiun dari dinasnya
sebagai petugas keamanan sosial dengan usia 66 tahun. Wolfgang Amadeus Mozart, komposer ternama
dunia masih berusia lima tahun ketika mulai menciptakan komposisi musik. Balise Pascal seorang ilmuwan
terkemuka dunia, gagasan matematis dan ilmiah dikembangkannya sejak berusia 16 tahun. Dari kisah
mereka semua dapat disimpulkan bahwa untuk berkarya atau mengaktualisasikan diri, usia bukanlah
kendala. Tinggal bagaimana kemauan untuk mewujudkannya kuat atau tidak.
Faktor Modal
Bagi sebagian besar kita yang baru ingin memulai berbisnis sendiri, biasanya terdapat tiga masalah yang
dihadapi oleh para pemula, pertama tidak tahu cara membangun bisnis, kedua tidak punya modal atau uang
untuk membangun bisnis dan ketiga bahkan tidak punya uang untuk kehidupan sehari-hari. Terhadap kasus
ini Robert T. Kiyosaki penulis buku best seller internasional, “rich dad poor dad”, “cashflow quadrant”, dll.
Robert menyarankan agar kita bekerja untuk orang lain terlebih dahulu karena dengan melakukan hal
tersebut kita dapat memiliki tiga E yang kita perlukan sebelum memulai bisnis.
E yang pertama adalah Education yaitu kita mendapatkan ilmu berupa keterampilan menjual, keuangan,
perpajakan, jaringan, mengelola SDM, bahan baku, proses produksi, distribusi, dll.
E yang kedua adalah Experience yaitu mendapatkan pengalaman dalam menjalankan bisnis mulai dari level
bawah.
E yang ketiga Excessice Cash yaitu uang lebih yang dapat digunakan sebagai modal awal atau dana
investasi.
Faktor Indra
Tidak sedikit orang yang mengalami kecacatan pada fisik maupun mental yang diakibatkan kecelakaan atau
bawaan sejak lahir, menganggap dunia bagi dirinya telah kiamat dan tidak memiliki harapan. Kita bisa lihat
lihat contoh tokoh/ilmuwan dunia berikut ini :
Albert Einstein kecil dikenal sebagai orang yang memiliki kesulitan dalam belajar, bahkan berbicara pun
sukar namun dia terus berusaha hingga menjadi salah satu ilmuwan terbesar sepanjang sejarah.
Ludwig van Beethoven salah satu komponis musik klasik terbesar asal Jerman ditengah-tengah karier dan
kepopulerannya menderita tuli. Sejak usia 31 tahun dia mulai menyadari bahwa daya pendengarannya mulai
berkurang. Akibatnya dia menjadi depresi dan semakin minder dalam pergaulan sosial, tapi kurang lebih
satu kemudian dia bangkit dari kesedihan dengan terus mengisi harinya dengan membuat komposisi dan
mentas di panggung dan pada masa inilah dia mencipta sebagian karyanya yang terbesar.
Faktor Fisik
Siapa sih diantara kita yang tidak kenal Tukul Arwana, nyaris hampir tidak ada. Tokoh presenter acara
Bukan Empat Mata dan komedian ini hampir setiap hari lalu lalang di media televisi tetapi siapa sangka
sebelumnya. Pembawa acara di televisi biasanya memiliki postur tubuh yang nyaris sempurna dengan wajah
cantik atau ganteng alias enak dipandang juga memiliki pengetahuan yang luas merupakan syarat utama
berikutnya. Terus ada lagi Oprah Winfrey tokoh yang masuk dalam daftar orang yang berpengaruh di
Amerika Serikat ini juga memiliki wajah dan postur tubuh yang menurut sebagian besar orang tidak bagus-
bagus amat untuk menjadi pembawa acara di media televisi. Lantas apa yang menjadikan kedua orang ini
hebat adalah mereka tahu kekuatan mereka dan mengoptimalkannya. Sehingga dengan kekuatan yang
mereka miliki itulah dapat menutupi kelemahan yang ada.
Faktor Pendidikan
Pendidikan formal sebenarnya bukan cara mutlak untuk meraih kesuksesan, masih banyak faktor-faktor lain
yang ikut menentukan. Memang dengan memiliki pendidikan formal terdapat peluang yang lebih besar
untuk meraih kesuksesan. Tetapi bukan berarti dengan pendidikan yang rendah atau salah jurusan ketika
sekolah atau kuliah tidak menjadikan diri kita orang yang tidak bisa sukses. Untuk kasus ini pun banyak
buktinya.
Pendidikan Formal Rendah
Pada tahun pertama di Harvard University, Gates meninggalkan bangku kuliahnya untuk kemudian bersama
dengan teman kecilnya, Paul Allen. Karena keyakinannya yang kuat terhadap potensi yang dimilikinya dan
dikembangkan secara profesional menjadikan dirinya tercatat sebagai orang terkaya di dunia. Dengan nilai
total kekayaan sebesar 50 miliar dolar AS, Bill Gates tercatat sebagai orang terkaya selama 12 tahun
berturut-turut pada tahun 2006. Sama halnya dengan salah satu pelopor kebangkitan ekonomi Jepang,
Matsushita Konosuke pemilik 795 perusahaan dan lebih dari 150.000 karyawan bahkan tidak tamat sekolah
dasar.
Beda Jurusan
Meutya Hafid, peraih gelar sarjana Teknik Manufaktur dari University Sydney Australia malah menjadi
seorang jurnalis media televisi, yang mengantarnya menjadi sandera oleh pejuang di Irak saat meliput. Piyu
Padi mendapatkan sarjana dibidang ekonomi dari UGM malah memiliki karier dan prestasi di bidang
musik. Tompi putra Aceh kuliah di Fak. Kedokteran UI tidak menyurutkan hobinya dalam bernyanyi.
Walhasil saat ini dia memiliki dua profesi sekaligus.
Dari beberapa contoh kasus tersebut diatas, bukan berarti untuk menjadi sukses harus mengabaikan
pendidikan formal. Melainkan jangan jadikan alasan bagi diri anda karena jenjang pendidikan anda rendah
atau beda jurusan dengan keahlian yang anda miliki membuat anda menjadi pecundang. Bukanlah menjadi
tolok ukur jika lulusan dari sekolah atau kampus favorit, jenjang pendidikan dan nilai yang tinggi akan
meraih kesuksesan dalam kariernya. Apalah artinya ijazah jika anda tidak memiliki keterampilan dan
kepribadian yang mendukung untuk menuju kesuksesan.
Faktor Keturunan/Keluarga
Bukanlah faktor utama seseorang akan meraih kesuksesan berdasarkan keturunan dari mana dia berasal.
Apakah dia dari keturunan orang kaya, miskin, pintar, bodoh, terpandang, pejabat, kyai, bangsawan atau
rakyat biasa. Tidak selamanya orang tua sukses akan menciptakan anak yang sukses dan begitu juga
sebaliknya orangtua yang tidak sukses atau cenderung biasa-biasa saja akan melahirkan anak yang masa
depannya biasa-biasa juga. Karena sesungguhnya setiap manusia memiliki kesempatan yang sama untuk
meraih kesuksesan. Banyak orang yang terkenal dan sukses berasal dari keluarga biasa-biasa saja atau
bahkan bisa dikategorikan sebagai keluarga miskin atau tidak terpandang sedikit pun di masyarakat. Seperti
rapper Eminem, Oprah Winfrey, Jay-Z, Snoopy Dog, Madonna, Inul Daratista, Demi Moore, Leonardo Di
Caprio, Jim Carry, Ben Aflek, Matt Damon, Mike Tyson, Muhammad Ali, Ronaldo, Ronaldinho, Zinedine
Zidane, Tukul Arwana, Mandra, Eko Patrio, dan masih banyak lagi termasuk anda. Amin..
Tidak ada jaminan seseorang akan sukses dan merprestasi berdasar garis keturunan. Hanya orang-orang
yang memiliki keinginan kuat dan mau untuk berkerja keras serta cerdas saja yang dapat mencapai dan
menikmati kesuksesan.
Faktor Kuasa Tuhan
Kita mungkin sering mendengar dari keluhan seseorang atau bahkan dari kita sendiri yang mengatakan
“yaa, namanya juga sudah takdir/nasib saya dijadikan seperti ini, mau bilang apa lagi”. Perkataan itu
bukanlah takdir dan terlalu dini untuk memberikan peryataan tentang suatu kondisi. Kita akan mengetahui
sesuatu itu takdir atau bukan adalah terdapat suatu kondisi akhir dimana kita telah berusaha dengan segala
potensi yang kita miliki untuk melakukan suatu perubahan secara keras dan cerdas. Dalam hal ini Stephen
R. Covey mengatakan “taburlah gagasan, tuailah perbuatan ; taburlah perbuatan, tuailah kebiasaan ;
taburlah kebiasaan, tuailah karakter ; taburlah karakter, tuailah takdir”. Jadi takdir tidaklah akan datang
sebelum apa yang anda lakukan sebelumnya.
Faktor Fasilitas
Hal ini terjadi pada Zinedine Zidane pemain sepak bola yang menjadi kunci sukses kemenangan Prancis
pada piala dunia 1998 dan piala eropa 2000. Gang jalan yang beraspal selebar 4,5 meter dan panjang 150
meter dijadikan sebagai arena bermain sepak bola pada saat dia kecil untuk berlatih bersama teman-
temannya. Tidak menyurutkan dia untuk menjadi pemain sepakbola profesional tingkat dunia dan
merengkuh banyak prestasi. Suatu prestasi prestisius terkomplit yang sangat jarang dimiliki oleh seorang
pemain bola. Ketika terdapat tekad bulat yang bersemayam dalam hati, dengan kondisi apa pun, seseorang
akan terus maju mencapai tujuannya. Meskipun dengan fasilitas yang minim bahkan tidak ada bukanlah
menjadi alasan untuk mencapai prestasi. Kerjakan saja dengan fasilitas yang ada secara optimal dan serius.
Maka anda akan kaget dengan hasil yang akan anda capai.
Faktor Orang Lain
Jika anda bisa melakukan sesuatu yang bisa mengarah pada prestasi dan kesuksesan, janganlah anda
menunggu orang lain untuk berbuat sesuatu terlebih dahulu. Apakah pimpinan anda, bawahan, rekan kerja,
saudara, tetangga, teman atau orangtua anda. Lakukanlah terlebih dahulu. Dengan menunggu hanya akan
menghambat kesuksesan anda oleh karenanya janganlah menunggu :
Orang lain terlebih dahulu benar baru anda benar
Orang lain terlebih dahulu baik baru anda baik
Orang lain terlebih dahulu memberi baru anda memberi
Orang lain terlebih dahulu mengasihi baru anda mengasihi
Orang lain terlebih dahulu menyayangi baru anda menyayangi
Orang lain terlebih dahulu menghormati baru anda menghormati
Orang lain terlebih dahulu menghargai baru anda menghargai
Orang lain terlebih dahulu sopan baru anda sopan
Orang lain terlebih dahulu bicara baru anda bicara
Orang lain terlebih dahulu melakukan baru anda melakukan
Faktor Jabatan
Lakukanlah yang terbaik di posisi anda saat ini. Jangan terlalu banyak mengatakan nanti kalau saya telah
menjabat ini atau itu maka saya akan lakukan ini dan itu. Tidak ada jaminan orang lain akan percaya
terhadap omongan anda. Karena orang lain pun akan melihat jejak langkah karier anda di belakang. Apa
saja yang telah anda perbuat dengan jabatan anda sebelumnya selama ini. Itulah yang akan menjadi salah
satu bahan pertimbangan untuk mereka menilai kinerja apa yang akan anda lakukan di masa depan.
STADIUM MENTAL BLOCK
Stadium 1 : Tidak Bisa
Stadium 2 : Tidak Mungkin
Stadium 3 : Tidak Mau
PENYEMBUHAN
PRA PENYEMBUHAN
Ada Kemauan
Untuk mewujudkan kemauan dan kegigihan yang kuat untuk mewujudkan sasaran biasanya didorong oleh
dua faktor yang sangat kuat juga. Dan kedua faktor itu juga dijadikan sebagai titik tolak dalam bergerak
yaitu :
a)      Penderitaan yang sangat menyakitkan
Jika anda tidak mewujudkan atau gagal maka yang terjadi adalah penderitaan yang sangat menyakitkan.
b)      Kenikmatan yang sangat menyenangkan
Jika anda berhasil mewujudkannya maka kenikmatan yang luar biasa akan menghampiri anda dan orang
lain pun ikut menikmati.
Bangun
Dengan bangun berarti kita mengambil alih kendali pikiran dan perasaan kita, maka kita bisa memutuskan
untuk terus melangkah maju dengan mengatasi sagala hambatan yang ada. Jika yang mengendalikan pikiran
adalah mental block maka tentu saja apa pun keputusan yang tercipta hanyalah membawa kita pada
kemunduran dan tidak membuat kita maju-maju.
Temukan
Langkah berikutnya adalah melakukan pengidentifikasian. Jenis mental block apa yang anda derita?
Bagaimana anda mendapatkannya? Virus apa yang menyebabkannya? Jika anda tidak bisa menjawab
sendiri, anda bisa bertanya kepada orang lain. Mungkin mereka bisa membantu anda dalam
mengidentifikasi apa yang sebenarnya terjadi pada anda.
Mengakui Keadaan
Setelah anda menemukan penyakit anda maka hal berikutnya adalah mengakui keadaan yang anda alami
kepada anda diri sendiri. Tidak mengingkari. Ini berfungsi untuk melepaskan beban mental yang anda
tanggung dan menjadikannya lebih cepat dalam proses pemulihan karena anda akan lebih lega dan pasrah.
Pengakuan tersebut tidak harus orang lain tahu. Jika anda malu untuk mengakui keadaan anda pada orang
lain setidaknya akui pada diri sendiri karena toh anda yang akan menjalani, bukan?
OBAT PENAWAR
Ambil tanggung jawab
Pembuktian
Perjelas Sasaran
Spesifik
Visualisasi
Naikkan level sasaran
Hadapi saja
Jalankan saja
Langkah pertama
Pengetahuan dan keterampilan
Role model
Fokus pada solusi
Pembalikan perspektif respon
Self Hypnosis
Ditulis
Pengucapan
Simulasi
Paksain
Ikhlas
Bertahap dan berkesinambungan
MENTAL BLOCK
APA ITU MENTAL BLOCK ?
Kalau kita amati lebih dalam kunci utama untuk meraih kesuksesan terletak pada kemauan yang kuat. Tidak
peduli  betapa terbatasnya modal yang anda miliki guna meraih kesuksesan, selama masih ada kemauan
yang kuat untuk meraihnya maka anda akan berhasil. Tetapi permasalahannya sekarang adalah berapa
banyak orang yang mengandaskan hasrat untuk mencapai kesuksesan hanya karena sesuatu yang
sebenarnya hanya ilusi belaka. Ilusi yang membuat mereka memupuskan harapan dan mengatakan “cukup
sampai disini saja”.
Ilusi-ilusi tersebut menyerang bagian diri manusia yang menggerakkan seluruh aktivitas guna mencapai
prestasi yaitu mental. Jadi mental block sendiri didefinisikan sebagai cara berpikir dan berperasaan yang
terhalangi oleh ilusi-ilusi yang sebenarnya hanya membuat kita terhambat dalam melangkah menuju
kesuksesan. Dia hidup dalam dunia pikiran dan perasaan yang timbul akibat asumsi atas respon dari fakta
yang pernah ada yang bersifat menghambat untuk melangkah. Seperti cerita tentang dua ekor kutu loncat,
kutu pertama sudah disimpan dalam kotak sekian lama sedangkan kutu kedua bebas di alam. Jika kita
bandingkan dalam hal loncatan kutu pertama loncatannya tidak melebihi tinggi kotak dan kutu kedua
memiliki loncatan jauh lebih tinggi daripada kutu pertama.
Hal tersebut dapat terjadi karena setiap kutu pertama meloncat tinggi selalu membentur atap kotak, karena
sakit akhirnya kutu tersebut menghindari benturan dengan meloncat tidak melebihi atap kotak akibatnya
meskipun dia telah keluar dari kotak, dia tetap merasa bahwa diatasnya masih terdapat atap kotak. Jadi pada
dasarnya fungsi dari mental block merupakan alat proteksi diri oleh pikiran alam bawah sadar agar diri tidak
mengalami suatu peristiwa yang menyakitkan baik secara mental maupun fisik.
Sifat dari mental block bisa negatif bisa juga positif tergatung pada apa fungsi yang ditimbulkan atas
dinding mental tersebut ada. Mental block bersifat negatif jika dapat membuat seseorang atau sekelompok
orang menjadi terhambat impian atau tujuannya untuk menjadi lebih baik contoh pada abad kegelapan yang
menyelimuti bangsa Eropa, mereka tidak berani untuk pergi melaut menyeberangi samudra, karena mereka
terkena virus afraid yaitu takut terhadap monster-monster yang menguasai lautan yang melebihi kapal
mereka hingga membuat mereka mati ditengah lautan. Sedangkan mental block yang bersifat positif dia
akan membuat seseorang atau sekelompok orang tidak mau melakukan lagi sesuatu yang bisa menghambat
atau membuat mereka menjadi hancur atau mundur kembali seperti seseorang yang tidak mau lagi
menggunakan narkoba karena memiliki trauma keluar masuk rumah sakit untuk menjalani pengobatan yang
menelan biaya tidak sedikit dan yang lebih parah adalah rusaknya keharmonisan keluarga.
GEJALA-GEJALA MENTAL BLOCK :
SUKA MENGELUH
Bagi orang yang terkena mental block biasanya memiliki indikasi sering mengeluh atau menggerutu atas
apa saja yang terjadi baik pada dirinya, orang lain, maupun lingkungan tanpa adanya solusi positif dan
langkah konkrit dalam perbuatan menuju perbaikan. Contohnya ketika anda diberi pekerjaan tambahan oleh
atasan lalu anda berkomentar (dalam hati atau mulut) “Aduh….yang ini saja belum selesai, sekarang malah
dikasih kerjaan lagi”.
MEMILIKI VIRUS PERUSAK
Virus-virus perusak diantaranya :
a)      Blame (Menyalahkan)
Virus blame biasanya menyerang pada dua sisi yang berbeda yaitu :
ü Internal (diri pribadi)
Orang yang terkena virus blame internal, dia selalu saja menyalahkan dirinya pribadi atas segala hal
kegagalan yang berkaitan dengan dirinya, tanpa adanya suatu penilaian yang sehat. Efek dari virus ini
adalah orang tersebut akan menjadi pribadi yang minder dan serba ketakutan untuk melangkah karena selalu
saja menyalahkan dirinya tanpa melihat faktor dari eksternal.
ü Eksternal (lingkungan)
Orang yang terkena virus ini biasanya sering menyalahkan orang lain, lingkungan, sistem dan sebagainya
sehingga menyebabkan dirinya gagal untuk mencapai sesuatu. Dia selalu saja mencari kambing hitam dan
merasa dirinya sama sekali tidak memiliki andil dalam kegagalan yang terjadi, bahasa kerennya “nak bener
dewek”.
b)      Excuse (Beralasan)
Bagi orang yang terkena virus ini, biasanya tidak berani mengakui kelemahan yang dimiliki atau kesalahan
yang diperbuatnya sehingga orang tersebut selalu saja menghindar setiap dimintai pertanggungjawaban atas
apa yang diperbuatnya. Untuk menutupi kesalahannya, biasanya dia selalu menyerang balik kepada orang
yang menuduhnya atau bahkan melemparkan kesalahan kepada orang lain yang tidak tahu apa-apa. Ucapan
yang sering dikeluarkan saat menyangkal diantaranya seperti “bukan saya kok”, “bukan salah saya”,”bukan
saya yang berbuat, tetapi dia”.
c)       Justified (Pembenaran)
Virus ini dapat dibagi menjadi dua jika dilihat dari subjeknya yaitu pembenaran ranah internal dan
eksternal.
ü Internal
Biasanya orang ini akan melakukan pembenaran pada dirinya, perkataan yang diucapkannya biasanya
seperti ini “ya jelas saja saya sulit untuk bisa kaya, saya kan miskin pengalaman, modal tipis banget dan
tidak punya koneksi lagi, jadi wajar dong gagal”
ü Eksternal
Pada wilayah eksternal ini yang menjadi pembenaran adalah kondisi orang lain atau para pesaing dia.
Perkataan yang sering dilontarkan biasanya seperti “pantesan..”, “maklumlah..”, “terang saja dia bisa kaya,
dia anak orang kaya”
d)      Prestige (Gengsi)
Gengsi dapat tercipta akibat perhargaan terhadap diri sendiri yang berlebih dan tidak dapat
menempatkannya secara tepat dan proposional karena merasa dirinya lebih tinggi nilainya daripada apa
yang sedang dihadapinya.
e)      Lazy (Malas)
Orang yang terkena virus ini cenderung untuk suka menunda-nunda pekerjaan dan rencana tindakan yang
sudah ditetapkan. Menganggap masih ada banyak waktu untuk pekerjaannya. Akibatnya sering kali tidak
pernah memulai ataupun sudah terlambat ketika kita sadar. Perkataan yang paling sering dilontarkan “nanti
sajalah”, “iya sebentar lagi”, “nanti saya akan kerjakan”.
f)       Afraid (Takut)
Afraid yaitu virus yang biasanya timbul akibat trauma atas masa lalu yang pernah dihadapi baik mengalami
secara langsung atau tidak langsung. Secara langsung berarti mengalami sendiri kejadian yang membuat
dirinya menjadi takut untuk mengalaminya. Sedangkan yang tidak langsung seperti menyaksikan,
mendengar cerita, atau membaca hal-hal yang terjadi pada orang lain yang pada akhirnya membuat takut.
Virus ini penyebab penyakit mental block yang paling banyak diderita.
Macam-macam takut :
ü Takut gagal atau salah
Yang harus anda lakukan untuk mengatasi perasaan takut gagal atau salah adalah dengan berbuat saja
dahulu. Mengenai hasil, itu urusan belakang. Ambil saja hikmahnya jika gagal atau salah bukankah dengan
kegagalan atau kesalahan membuat kita menjadi lebih banyak belajar dan mengetahui.
ü Takut kalah
Kalah menang adalah sesuatu hal yang wajar dalam pertandingan atau kompetisi. Yang kita bisa lakukan
adalah melakukan persiapan sebaik mungkin dengan berlatih dan terus berlatih. Memperbaiki setiap
kesalahan yang terjadi dalam latihan. Pada hari H, tidak usah takut, maju terus dan kalahkan lawan. Tidak
usah khawatir karena analisis pada kertas belum tentu sama dengan apa yang terjadi di lapangan. Yang bisa
anda lakukan pada saat ini adalah bertandinglah sebaik mungkin dan jangan menyerah hingga pertandingan
usai.
ü Takut dicemooh
Saat saya masih belajar di bangku sekolah atau kuliah, kebanyakan dari siswa/mahasiswa tidak berani atau
tidak mau untuk maju kedepan untuk mengerjakan sesuatu atau melakukan sesuatu. Ketidakmauan tersebut
biasanya bukan karena tidak bisa melainkan mereka takut dicemooh baik karena mereka maju apalagi gagal
atau salah. Peristiwa tersebut dapat menjadi suatu peristiwa yang sangat memalukan bagi mereka.
Akibatnya, mereka menjadi orang yang tidak mau mengambil tanggungjawab dan berprestasi.
ü Takut tak dihargai
Berbuat saja dulu yang terbaik, masalah dihargai atau tidak dihargai itu soal belakangan. Jika anda sudah
melakukan yang terbaik dan ada orang yang tidak menghargai hasil karya anda, yang pertama yang anda
lakukan adalah jadikan itu bahan masukan untuk karya berikut atau revisi atas karya yang tidak dihargainya
itu dan yang kedua anda biarkan saja karena bisa jadi dia tidak menghargai sebab dia melihat dari sudut
pandang yang berbeda dari anda. Toh juga anda tidak akan bisa memuaskan setiap orang dengan berbagai
keunikan yang mereka miliki bukan ?
Yang penting bagi anda adalah berbuat yang terbaik yang anda bisa meskipun anda tidak mendapatkan
penghargaan sebagai yang terbaik dari siapa pun atau dari mana pun, dan anda selalu berusaha untuk
menuju yang terbaik selama yang anda bisa, oke!!
g)      Waiting (Menunggu)
Meskipun kita diharuskan untuk menunggu karena hanyalah itu yang bisa dilakukan maka lakukanlah
aktivitas lainnya yang mengarah pada pencapaian sasaran. Jangan buat waktu berlalu begitu saja tanpa ada
perbuatan yang berarti. Karena memang hidup itu terlalu singkat dan dipersingkat lagi aktivitas yang sia-sia.
Mumpung semangat dalam jiwa masih membara, mumpung masih ada kesempatan waktu yang tersedia,
mumpung ide-ide belum terhapus oleh aktivitas lainnya. Lakukan apa yang kita bisa. Mulailah dari yang
ada karena yang ada lebih dari cukup untuk memulai dan bergerak. Selama kita bersyukur dan ikhlas
menerima dan menjalaninya maka kebahagiaanlah yang pantas untuk kita terima.
h)      Unconfident (Tidak PD)
Ketidakpercayaan diri atas kemampuan atau potensi yang dimiliki merupakan virus yang menjadikan
seseorang ragu-ragu untuk melangkah atau mengambil keputusan. Padahal itu hanya dapat membuatnya
tetap berada di titik nol atau bahkan mundur. Kalimat-kalimat yang biasa di katatakan “saya kan cuma
seorang…”, “saya kan hanya”, “sepertinya saya tidak pantas atau layak untuk”, “tidak ah, saya kan” dan
sebagainya. Kalimat-kalimat tersebut cenderung untuk menghindar setiap dihadapkan pada peluang atau
kesempatan yang kemungkinan besar dapat meningkatkan karier atau meraih apa yang diinginkannya
selama ini. Tetapi karena tidak PD yang begitu besar menghinggapinya, membuat dia tidak berani maju
menghadapainya dengan gagah berani. Padahal asumsi-asumsi negatif yang mengiangi pikirannya belum
tentu benar terjadi. Bisa jadi yang terjadi sesuai bahkan melebihi apa yang diharapkannya. Yang penting
adalah maju saja dahulu coba saja menghadapinya dengan berani.
i)        Bad Suspicion (Buruk Sangka)
Orang yang terkena virus ini, akan selalu memandang segala hal dengan nada pesimistis. Sulit baginya bisa
memandang dari sudut optimisme atau positif. Selalu saja baginya, apa pun itu, tidak ada peluang atau
kemungkinan untuk berhasil. Efek dari virus ini terhadap orang lain adalah tercipta sikap saling bermusuhan
karena orang yang berburuk sangka suka menginformasikan sangkanya itu terhadap orang lain.
KONFLIK BATIN
Jadi jika ada orang yang terkena penyakit mental block akibat virus-virus perusak adalah karena dia
membawa asumsi-asumsi negatif yang terakumulasi di alam pikiran ke alam nyata yang pada akhirnya tidak
bisa membedakan antara keduanya. Akibatnya, akan terdapat konflik atau pertentangan kepentingan dalam
dirinya atas stimulus yang terjadi yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan dirinya.
TIDAK ADA PERUBAHAN KEHIDUPAN
Jika anda merasa bahwa kehidupan anda begini-begini saja. Tidak ada perubahan yang cukup berarti dalam
kehidupan. Bahkan lebih cenderung stagnan. Jika dibandingkan dengan orang lain yang startnya sama
dengan anda, anda termasuk orang yang tertinggal jauh. Hingga anda berpendapat semakin sulit saja untuk
dikejar.
TIDAK MAU AMBIL RESIKO
Gejala berikutnya adalah tidak mau ambil resiko, orang yang memiliki gejala ini, meskipun punya tujuan
dan rencana tapi tidak mau ambil resiko. Hal ini terjadi karena dia tidak mau mendapatkan sisi negatif atas
konsekuensi yang mesti dia tanggung.
PENYEBAB MENTAL BLOCK
Menurut Adi W. Gunawan dalam bukunya The Secret of Mindset, bila kita hendak mengubah diri kita yang
harus kita ubah adalah belief kita. Kualitas hidup manusia berbanding lurus dengan
kualitas belief atau belief system yang ada dipikiran bawah sadar kita. Belief atau keyakinan yang salah dan
menyimpanglah yang memiliki kontribusi untuk terciptanya mental block. Keyakinan-keyakinan yang salah
itu dapat hadir karena :
1.      Bad Self Image
Citra diri berarti penggambaran tentang kondisi diri yang merupakan hasil akumulasi gambaran yang kita
ciptakan dan telah terpatri dalam otak bawah sadar kita. Dia erat kaitannya dengan self esteem atau
seberapa tinggi kita menghargai, menilai dan menghormati diri kita sendiri. Semakin kita menghargai diri
kita sendiri maka itu berarti kita memiliki citra diri yang postif, begitu juga sebaliknya jika kita tidak mau
menghargai diri kita sendiri apa adanya berarti kita termasuk orang yang memiliki citra diri yang buruk.
Jack Canfield, pakar kepercayaan diri asal Amerika Serikat dan penulis buku melaporkan hasil riset yang
dilakukan terhadap seorang anak mengenai berapa banyak komentar positif dan negatif yang diterimanya.
Hasilnya, rata-rata setiap anak menerima 460 komentar negatif dan hanya 75 komentar positif. Komentar-
komentar yang negatif akan membawa seseorang merasa memang seperti itulah kondisinya sehingga akan
menghambat mereka untuk bisa maju.
2.      Bad Experience
Pengalaman buruk atau dalam dunia psikologi traumatic syndrome yang terjadi pada masa lalu, bisa dialami
oleh dirinya sendiri atau orang lain yang menyebabkan dirinya sulit untuk menerima keadaan yang
sebenarnya. Sehingga menjadikan dirinya sulit dalam pengambilan keputusan dan cenderung menjadi orang
penakut untuk melakukan sesuatu yang memiliki hubungan dengan pengalaman buruknya. Apalagi jika itu
telah merasuk dalam alam bawah sadarnya dan telah berlangsung cukup lama, akan menjadi sesuatu yang
sulit untuk disembuhkan kecuali orang tersebut memiliki keinginan yang kuat untuk sembuh. Seperti halnya
gajah, bisa jadi apa yang terjadi pada masa lalu kita tidak mampu mengatasinya karena berbagai hal seperti
ilmu kita yang kurang, tidak adanya kekuasaan dan kekuatan yang dimiliki, tidak ada seorang teman dan
sebagianya. Seiring waktu dan usia yang terus bertambah, apa salahnya untuk anda mencoba lagi sesuatu
yang menghalangi anda untuk meraih kesuksesan.
3.      Bad Environment
Lingkungan, secara sosio-kultural berarti mencakup segenap stimulasi, interaksi dan kondisi eksternal
dalam hubungannya dengan perlakuan ataupun karya orang lain terhadap individu. Lingkungan yang buruk
berarti lingkungan yang yang dapat membuat dan mempengaruhi seseorang kearah negatif dan pada
akhirnya menjadi negatif. Orang yang optimis, positive thingking dan punya motivasi kuat jika berada di
lingkungan yang buruk lambat laun akan terkontaminasi dan tereduksi pada hal-hal yang buruk, sehingga
nilai-nilai luhurnya itu pun bisa luntur. Lingkungan yang buruk juga dapat menjadi penghambat orang untuk
bisa menjadi orang yang berhasil.
4.      Bad Reference
Rujukan yang buruk hanya akan menyebabkan seseorang menjadi terhambat mentalnya untuk melangkah
maju. Hal ini dapat terjadi karena ketidakmampuan dalam menyaring atau menolak dengan tegas rujukan-
rujukan yang sebenarnya tidak dapat mengantarkannya pada gerbang kesuksesan dan yang paling
menyedihkan adalah jika seseorang tersebut tidak menyadari bahwa selama ini dia memiliki sumber rujukan
yang menghambat dirinya untuk sukses dan maju.
5.      Bad Education
Otak seorang anak hingga usia enam atau tujuh tahun adalah bagaikan spons terhadap air yaitu mampu
menyerap air dengan cepat dan dalam kapasitas banyak. Jika kita tidak berhati-hati dalam mendidik anak
pada usia ini, maka kemungkinan anak tersebut akan menjadi manusia yang sulit dalam menghadapi
kehidupan saat dewasa kelak. Diantara virus yang tertanam sejak kecil adalah saat anak jatuh saat berjalan
atau berlari. Biasanya yang menjaganya akan menyalahkan penyebab dia jatuh atau orang sekitar yang lalai
mengawasinya atau bahkan orang yang tidak tahu apa-apa ikut disalahkan oleh orangtuanya. Kebiasaan
dalam mendidik yang selalu menyalahkan lingkungan ketika mengalami kegagalan atau musibah, membuat
mental anak menjadi tidak baik.
BAGIAN TERINFEKSI MENTAL BLOCK
Berikut beberapa bagian-bagian dalam kehidupan manusia yang paling banyak terkena infeksi yang
dikemukakan oleh orang-orang yang sebenarnya ingin sukses dan meraih prestasi, tetapi mereka merasa
terhambat oleh beberapa hal yang sebenarnya merupakan mitos atau ilusi semata. Berikut ini beberapa
faktor yang terinfeksi oleh mental block :
Faktor Usia
Tidak ada istilah terlalu muda atau terlambat untuk memulai segala sesuatu guna meraih kesuksesan.
Selama masih terdapat keinginan dan hasrat yang membara dalam jiwa untuk berprestasi, maka usia
bukanlah landasan utama bagi anda untuk tidak berprestasi. Tidak menjamin orang yang lebih muda atau
lebih tua akan berhasil pada suatu bidang tertentu. Begitu yang terjadi terhadap Kolonel Sanders, pendiri
dan pemilik waralaba KFC. Dia baru berbisnis rumah makan cepat saji setelah pensiun dari dinasnya
sebagai petugas keamanan sosial dengan usia 66 tahun. Wolfgang Amadeus Mozart, komposer ternama
dunia masih berusia lima tahun ketika mulai menciptakan komposisi musik. Balise Pascal seorang ilmuwan
terkemuka dunia, gagasan matematis dan ilmiah dikembangkannya sejak berusia 16 tahun. Dari kisah
mereka semua dapat disimpulkan bahwa untuk berkarya atau mengaktualisasikan diri, usia bukanlah
kendala. Tinggal bagaimana kemauan untuk mewujudkannya kuat atau tidak.
Faktor Modal
Bagi sebagian besar kita yang baru ingin memulai berbisnis sendiri, biasanya terdapat tiga masalah yang
dihadapi oleh para pemula, pertama tidak tahu cara membangun bisnis, kedua tidak punya modal atau uang
untuk membangun bisnis dan ketiga bahkan tidak punya uang untuk kehidupan sehari-hari. Terhadap kasus
ini Robert T. Kiyosaki penulis buku best seller internasional, “rich dad poor dad”, “cashflow quadrant”, dll.
Robert menyarankan agar kita bekerja untuk orang lain terlebih dahulu karena dengan melakukan hal
tersebut kita dapat memiliki tiga E yang kita perlukan sebelum memulai bisnis.
E yang pertama adalah Education yaitu kita mendapatkan ilmu berupa keterampilan menjual, keuangan,
perpajakan, jaringan, mengelola SDM, bahan baku, proses produksi, distribusi, dll.
E yang kedua adalah Experience yaitu mendapatkan pengalaman dalam menjalankan bisnis mulai dari level
bawah.
E yang ketiga Excessice Cash yaitu uang lebih yang dapat digunakan sebagai modal awal atau dana
investasi.
Faktor Indra
Tidak sedikit orang yang mengalami kecacatan pada fisik maupun mental yang diakibatkan kecelakaan atau
bawaan sejak lahir, menganggap dunia bagi dirinya telah kiamat dan tidak memiliki harapan. Kita bisa lihat
lihat contoh tokoh/ilmuwan dunia berikut ini :
Albert Einstein kecil dikenal sebagai orang yang memiliki kesulitan dalam belajar, bahkan berbicara pun
sukar namun dia terus berusaha hingga menjadi salah satu ilmuwan terbesar sepanjang sejarah.
Ludwig van Beethoven salah satu komponis musik klasik terbesar asal Jerman ditengah-tengah karier dan
kepopulerannya menderita tuli. Sejak usia 31 tahun dia mulai menyadari bahwa daya pendengarannya mulai
berkurang. Akibatnya dia menjadi depresi dan semakin minder dalam pergaulan sosial, tapi kurang lebih
satu kemudian dia bangkit dari kesedihan dengan terus mengisi harinya dengan membuat komposisi dan
mentas di panggung dan pada masa inilah dia mencipta sebagian karyanya yang terbesar.
Faktor Fisik
Siapa sih diantara kita yang tidak kenal Tukul Arwana, nyaris hampir tidak ada. Tokoh presenter acara
Bukan Empat Mata dan komedian ini hampir setiap hari lalu lalang di media televisi tetapi siapa sangka
sebelumnya. Pembawa acara di televisi biasanya memiliki postur tubuh yang nyaris sempurna dengan wajah
cantik atau ganteng alias enak dipandang juga memiliki pengetahuan yang luas merupakan syarat utama
berikutnya. Terus ada lagi Oprah Winfrey tokoh yang masuk dalam daftar orang yang berpengaruh di
Amerika Serikat ini juga memiliki wajah dan postur tubuh yang menurut sebagian besar orang tidak bagus-
bagus amat untuk menjadi pembawa acara di media televisi. Lantas apa yang menjadikan kedua orang ini
hebat adalah mereka tahu kekuatan mereka dan mengoptimalkannya. Sehingga dengan kekuatan yang
mereka miliki itulah dapat menutupi kelemahan yang ada.
Faktor Pendidikan
Pendidikan formal sebenarnya bukan cara mutlak untuk meraih kesuksesan, masih banyak faktor-faktor lain
yang ikut menentukan. Memang dengan memiliki pendidikan formal terdapat peluang yang lebih besar
untuk meraih kesuksesan. Tetapi bukan berarti dengan pendidikan yang rendah atau salah jurusan ketika
sekolah atau kuliah tidak menjadikan diri kita orang yang tidak bisa sukses. Untuk kasus ini pun banyak
buktinya.
Pendidikan Formal Rendah
Pada tahun pertama di Harvard University, Gates meninggalkan bangku kuliahnya untuk kemudian bersama
dengan teman kecilnya, Paul Allen. Karena keyakinannya yang kuat terhadap potensi yang dimilikinya dan
dikembangkan secara profesional menjadikan dirinya tercatat sebagai orang terkaya di dunia. Dengan nilai
total kekayaan sebesar 50 miliar dolar AS, Bill Gates tercatat sebagai orang terkaya selama 12 tahun
berturut-turut pada tahun 2006. Sama halnya dengan salah satu pelopor kebangkitan ekonomi Jepang,
Matsushita Konosuke pemilik 795 perusahaan dan lebih dari 150.000 karyawan bahkan tidak tamat sekolah
dasar.
Beda Jurusan
Meutya Hafid, peraih gelar sarjana Teknik Manufaktur dari University Sydney Australia malah menjadi
seorang jurnalis media televisi, yang mengantarnya menjadi sandera oleh pejuang di Irak saat meliput. Piyu
Padi mendapatkan sarjana dibidang ekonomi dari UGM malah memiliki karier dan prestasi di bidang
musik. Tompi putra Aceh kuliah di Fak. Kedokteran UI tidak menyurutkan hobinya dalam bernyanyi.
Walhasil saat ini dia memiliki dua profesi sekaligus.
Dari beberapa contoh kasus tersebut diatas, bukan berarti untuk menjadi sukses harus mengabaikan
pendidikan formal. Melainkan jangan jadikan alasan bagi diri anda karena jenjang pendidikan anda rendah
atau beda jurusan dengan keahlian yang anda miliki membuat anda menjadi pecundang. Bukanlah menjadi
tolok ukur jika lulusan dari sekolah atau kampus favorit, jenjang pendidikan dan nilai yang tinggi akan
meraih kesuksesan dalam kariernya. Apalah artinya ijazah jika anda tidak memiliki keterampilan dan
kepribadian yang mendukung untuk menuju kesuksesan.
Faktor Keturunan/Keluarga
Bukanlah faktor utama seseorang akan meraih kesuksesan berdasarkan keturunan dari mana dia berasal.
Apakah dia dari keturunan orang kaya, miskin, pintar, bodoh, terpandang, pejabat, kyai, bangsawan atau
rakyat biasa. Tidak selamanya orang tua sukses akan menciptakan anak yang sukses dan begitu juga
sebaliknya orangtua yang tidak sukses atau cenderung biasa-biasa saja akan melahirkan anak yang masa
depannya biasa-biasa juga. Karena sesungguhnya setiap manusia memiliki kesempatan yang sama untuk
meraih kesuksesan. Banyak orang yang terkenal dan sukses berasal dari keluarga biasa-biasa saja atau
bahkan bisa dikategorikan sebagai keluarga miskin atau tidak terpandang sedikit pun di masyarakat. Seperti
rapper Eminem, Oprah Winfrey, Jay-Z, Snoopy Dog, Madonna, Inul Daratista, Demi Moore, Leonardo Di
Caprio, Jim Carry, Ben Aflek, Matt Damon, Mike Tyson, Muhammad Ali, Ronaldo, Ronaldinho, Zinedine
Zidane, Tukul Arwana, Mandra, Eko Patrio, dan masih banyak lagi termasuk anda. Amin..
Tidak ada jaminan seseorang akan sukses dan merprestasi berdasar garis keturunan. Hanya orang-orang
yang memiliki keinginan kuat dan mau untuk berkerja keras serta cerdas saja yang dapat mencapai dan
menikmati kesuksesan.
Faktor Kuasa Tuhan
Kita mungkin sering mendengar dari keluhan seseorang atau bahkan dari kita sendiri yang mengatakan
“yaa, namanya juga sudah takdir/nasib saya dijadikan seperti ini, mau bilang apa lagi”. Perkataan itu
bukanlah takdir dan terlalu dini untuk memberikan peryataan tentang suatu kondisi. Kita akan mengetahui
sesuatu itu takdir atau bukan adalah terdapat suatu kondisi akhir dimana kita telah berusaha dengan segala
potensi yang kita miliki untuk melakukan suatu perubahan secara keras dan cerdas. Dalam hal ini Stephen
R. Covey mengatakan “taburlah gagasan, tuailah perbuatan ; taburlah perbuatan, tuailah kebiasaan ;
taburlah kebiasaan, tuailah karakter ; taburlah karakter, tuailah takdir”. Jadi takdir tidaklah akan datang
sebelum apa yang anda lakukan sebelumnya.
Faktor Fasilitas
Hal ini terjadi pada Zinedine Zidane pemain sepak bola yang menjadi kunci sukses kemenangan Prancis
pada piala dunia 1998 dan piala eropa 2000. Gang jalan yang beraspal selebar 4,5 meter dan panjang 150
meter dijadikan sebagai arena bermain sepak bola pada saat dia kecil untuk berlatih bersama teman-
temannya. Tidak menyurutkan dia untuk menjadi pemain sepakbola profesional tingkat dunia dan
merengkuh banyak prestasi. Suatu prestasi prestisius terkomplit yang sangat jarang dimiliki oleh seorang
pemain bola. Ketika terdapat tekad bulat yang bersemayam dalam hati, dengan kondisi apa pun, seseorang
akan terus maju mencapai tujuannya. Meskipun dengan fasilitas yang minim bahkan tidak ada bukanlah
menjadi alasan untuk mencapai prestasi. Kerjakan saja dengan fasilitas yang ada secara optimal dan serius.
Maka anda akan kaget dengan hasil yang akan anda capai.
Faktor Orang Lain
Jika anda bisa melakukan sesuatu yang bisa mengarah pada prestasi dan kesuksesan, janganlah anda
menunggu orang lain untuk berbuat sesuatu terlebih dahulu. Apakah pimpinan anda, bawahan, rekan kerja,
saudara, tetangga, teman atau orangtua anda. Lakukanlah terlebih dahulu. Dengan menunggu hanya akan
menghambat kesuksesan anda oleh karenanya janganlah menunggu :
Orang lain terlebih dahulu benar baru anda benar
Orang lain terlebih dahulu baik baru anda baik
Orang lain terlebih dahulu memberi baru anda memberi
Orang lain terlebih dahulu mengasihi baru anda mengasihi
Orang lain terlebih dahulu menyayangi baru anda menyayangi
Orang lain terlebih dahulu menghormati baru anda menghormati
Orang lain terlebih dahulu menghargai baru anda menghargai
Orang lain terlebih dahulu sopan baru anda sopan
Orang lain terlebih dahulu bicara baru anda bicara
Orang lain terlebih dahulu melakukan baru anda melakukan
Faktor Jabatan
Lakukanlah yang terbaik di posisi anda saat ini. Jangan terlalu banyak mengatakan nanti kalau saya telah
menjabat ini atau itu maka saya akan lakukan ini dan itu. Tidak ada jaminan orang lain akan percaya
terhadap omongan anda. Karena orang lain pun akan melihat jejak langkah karier anda di belakang. Apa
saja yang telah anda perbuat dengan jabatan anda sebelumnya selama ini. Itulah yang akan menjadi salah
satu bahan pertimbangan untuk mereka menilai kinerja apa yang akan anda lakukan di masa depan.
STADIUM MENTAL BLOCK
Stadium 1 : Tidak Bisa
Stadium 2 : Tidak Mungkin
Stadium 3 : Tidak Mau
PENYEMBUHAN
PRA PENYEMBUHAN
Ada Kemauan
Untuk mewujudkan kemauan dan kegigihan yang kuat untuk mewujudkan sasaran biasanya didorong oleh
dua faktor yang sangat kuat juga. Dan kedua faktor itu juga dijadikan sebagai titik tolak dalam bergerak
yaitu :
a)      Penderitaan yang sangat menyakitkan
Jika anda tidak mewujudkan atau gagal maka yang terjadi adalah penderitaan yang sangat menyakitkan.
b)      Kenikmatan yang sangat menyenangkan
Jika anda berhasil mewujudkannya maka kenikmatan yang luar biasa akan menghampiri anda dan orang
lain pun ikut menikmati.
Bangun
Dengan bangun berarti kita mengambil alih kendali pikiran dan perasaan kita, maka kita bisa memutuskan
untuk terus melangkah maju dengan mengatasi sagala hambatan yang ada. Jika yang mengendalikan pikiran
adalah mental block maka tentu saja apa pun keputusan yang tercipta hanyalah membawa kita pada
kemunduran dan tidak membuat kita maju-maju.
Temukan
Langkah berikutnya adalah melakukan pengidentifikasian. Jenis mental block apa yang anda derita?
Bagaimana anda mendapatkannya? Virus apa yang menyebabkannya? Jika anda tidak bisa menjawab
sendiri, anda bisa bertanya kepada orang lain. Mungkin mereka bisa membantu anda dalam
mengidentifikasi apa yang sebenarnya terjadi pada anda.
Mengakui Keadaan
Setelah anda menemukan penyakit anda maka hal berikutnya adalah mengakui keadaan yang anda alami
kepada anda diri sendiri. Tidak mengingkari. Ini berfungsi untuk melepaskan beban mental yang anda
tanggung dan menjadikannya lebih cepat dalam proses pemulihan karena anda akan lebih lega dan pasrah.
Pengakuan tersebut tidak harus orang lain tahu. Jika anda malu untuk mengakui keadaan anda pada orang
lain setidaknya akui pada diri sendiri karena toh anda yang akan menjalani, bukan?
OBAT PENAWAR
Ambil tanggung jawab
Pembuktian
Perjelas Sasaran
Spesifik
Visualisasi
Naikkan level sasaran
Hadapi saja
Jalankan saja
Langkah pertama
Pengetahuan dan keterampilan
Role model
Fokus pada solusi
Pembalikan perspektif respon
Self Hypnosis
Ditulis
Pengucapan
Simulasi
Paksain
Ikhlas
Bertahap dan berkesinambungan

Anda mungkin juga menyukai