negatif yang kita bentuk terhadap orang lain. • Dimensinya dari sangat suka – sangat tidak suka. Kekuatan dari Kedekatan kontak tak direncanakan bisa menimbulkan ketertarikan
• Kedekatan fisik (physical proximity) – kontak
awal karena aspek-aspek fisik lingkungan yang dekat (tempat duduk di kelas, lokasi tempat tinggal, pengaturan tempat kerja) • Repeated exposure – karena sering ketemu menimbulkan rasa saling kenal – Mulai saling sapa – Why? Repeated exposure menyebabkan evaluasi yang semakin positif tentang seseorang (sama yang gak familiar itu gak nyaman) – “tak kenal maka tak sayang” – Pengecualian: jika reaksi awalnya adalah sudah tak suka. – Dalam banyak penelitian, repeated exposure terbukti berefek positif pada ketertarikan. – Implikasi: dalam hubungan personal, arsitektur kantor, perumahan, dll. EMOSI POSITIF & NEGATIF dasar afektif ketertarikan
positif (rasa suka) kepada orang lain, sedang afek negatif mendorong evaluasi negatif (rasa tak suka). • Dua cara afek mempengaruhi ketertarikan: 1. Direct effect – terjadi jika orang lain mengatakan atau melakukan sesuatu yang membuat anda merasa baik atau buruk. orang lebih menyukai orang lain yang memberikan imbalan, bukan hukuman. Orang tidak menyukai orang asing yang memasuki ruang (personal space), misal duduk terlalu dekat. 2. Associative effect – terjadi ketika orang lain hadir pada saat keadaan emosional anda sedang positif atau negatif, yang tak ada kaitannya dengan orang tersebut. Meski orang lain tsb bukan penyebab apa yang anda rasakan, tetapi anda cenderung mengevaluasi orang lain tersebut berdasarkan keadaan afektif anda saat itu. Jika kebetulan ada orang lain di dekat anda ketika perasaan anda sedang positif, anda cenderung menyukai orang itu (prinsip classical conditioning) • Kita rawan dipengaruhi oleh manipulasi afek. – Para pembuat produk, pemasar, iklan, caleg, dll berusaha membangkitkan perasaan positif agar kita lebih tertarik terhadap apa/siapa yang ‘dijual’. – Maka waspada terhadap iklan yang berlebihan menyuguhkan memainkan afek. – Ada juga usaha mengasosiasikan afek negatif dengan lawan. – Pemilihan peristiwa yang tayang di media massa. MENJADI KENAL kebutuhan afiliasi & akibat karakteristik yang dapat diamati
• Jika dua orang sudah sering kontak dan
mengalami afek positif yang kurang lebih sama, maka mereka berada di titik transisi yang akan diikuti oleh salah satu pola interpersonal: 1. Superficial acquintances – tetap sebatas kenalan semata dengan interaksi: ‘sekedar say hi’ yang ramah, dengan satu dua kata jika papasan. 2. Close acquintances (kenalan dekat) – kenal nama satu sama lain, bertukar sedikit info. • Yang mana dari 2 pola interpersonal tsb yang akan terjadi bergantung pada 2 hal: 1. Derajat kebutuhan afiliasi pada keduanya 2. Bagaimana cara mereka bereaksi terhadap karakteristik yang dapat diamati satu sama lain. Kebutuhan Afiliasi • Motif dasar untuk mencari dan mempertahankan relasi interpersonal. • Kecenderungan untuk membentuk pertemanan, bersosialisasi, berinteraksi secara dekat dengan orang lain, bekerjasama, berkomunikasi dengan orang lain secara bersahabat, dan jatuh cinta. • Merupakan trait yang punya 2 jenis: – Eksplisit: interaksi pada konteks sosial – Implisit: interaksi pada konteks interpersonal yang dekat. • Selain kebutuhan afiliasi, ada pula: need for positive stimulation untuk motif eksplisit dan need for social support untuk motif implisit. • Dua motif tambahan adalah: need for attention (agar dapat peroleh penerimaan dan pujian) dan need for social comparison (keinginan untuk memperoeh pengetahuan dan mengurangi ketidak-pastian). • Jika kebutuhan afiliasi tidak terpenuhi (diabaikan/ dikucilkan) emosi negatif, Ada juga pengucilan di Internet (di ruang chat): emosi negatif, perasaan kehilangan kontrol, dan perasaan tidak diterima. • Kebutuhan afiliasi mempunyai penentu situasional: – Kejadian eksternal, misal akan jalani operasi ....dalam penderitaan, ingin bersama orang yang senasib untuk mendapatkan kejelasan kognitif (tahu apa yang terjadi) dan kejelasan emosional (memahami apa yang dirasakan) Efek Karakteristik yang Dapat diamati penentu awal rasa suka dan tidak suka interpersonal
• Ketika anda suka atau tidak suka kepada
seseorang pada pandangan pertama, reaksi ini menunjukkan bahwa ada sesuatu pada orang itu memunculkan afek positif atau negatif yang didasarkan pada: pengalaman masa lampau, stereotip, dan atribusi. • Salah satu faktor yang paling banyak direspon adalah daya tarik fisik. Daya Tarik Fisik • Daya tarik fisik: aspek-aspek penampilan seseorang yang dianggap oleh orang lain sebagai menarik atau tidak menarik secara visual. • Umumnya orang bereaksi positif terhadap mereka yang menarik, dan sebaliknya. • Tetapi, ada pengecualian, yakni pada mereka yang punya kebutuhan kognitif tinggi. • Penampilan fisik mempengaruhi berbagai evaluasi interpersonal: rasa suka, putusan bersalah/tidak di pengadilan, dan dalam nilai yang diberikan untuk suatu tugas. • Daya tarik fisik sangat penting dalam menilai calon pasangan romantis – dan daya tarik perempuan lebih penting bagi laki-laki daripada sebaliknya. • Tetapi, tak sedikit orang yang tidak terlalu akurat memperkirakan bagaimana orang lain menilai penampilan mereka appearance anxiety (kecemasan akan penampilan) – kepedulian berlebihan mengenai bagaimana diri seseorang dilihat. • Stereotip positif mengenai daya tarik sifatnya umum secara budaya, tetapi isi spesifik stereotip berbeda sesuai dengan apa yang dihargai dalam masing-masing budaya. Contoh: • Mengapa daya tarik fisik penting? – Kita dilahirkan dengan preferensi seperti itu? or – Kita mempelajari preferensi itu dari berbagai sumber budaya kita? – Perspektif Evolusi • Perempuan cantik menarik secara seksual bagi laki-laki sebab kecantikan diasosiasikan dengan kemudaan, kesehatan, dan kesuburan. cenderung universal & tidak dipengaruhi oleh budaya untuk meningkatkan kemungkinan kesuksesan reproduksi • Bukti lain yang sejalan dengan penjelasan evolusi: iklan jodoh • Apa yang membentuk daya tarik? – Dua pendekatan untuk mempelajarinya: identifikasi individu yag dinilai menarik dan menentukan apa yang secara umum mereka miliki. – Penelitian Cunningham (1986): ada 2 kelompok • ‘ciri seperti anak-anak’ (mata besar & terbuka, hidung dan dagu kecil) wanita Meg Ryan ‘imut-imut’ • Ciri kedewasaan (tulang pipi menonjol,alis yang tinggi, pupil besar, senyum lebar) – wanita Julia Roberts – Komposit wajah dinilai lebih menarik daripada sebagian besar wajah-wajah individu yang digunakan untuk membentuk komposit. • Penampilan yang feminin mempunyai nilai lebih. Kita cenderung lebih suka yang simetris. • Persepsi mengenai daya tarik juga dipengaruhi faktor situasional. Contoh ‘efek kontras’ – seseorang dinilai lebih tidak menarik setelah baru saja melihat orang yang sangat menarik. • Juga ada aspek konteks – ‘para gadis terlihat lebih cantik pada saat bar akan tutup’ • Daya tarik lebih dari sekedar wajah - aspek penampilan dan perilaku: – Setiap isyarat yang dapat diamati bisa menjadi pemicu yang menimbulkan stereotip dan reaksi emosional yang menyebabkan rasa suka/tidak suka. • Baju, perawatan, tinggi badan, cacat fisik, usia, kaca mata, dll. • Kelebihan lemak – paling tidak disukai • Kasus konsultan mode untuk Al Gore – cara berpakaian untuk mengubah citra diri. • Gaya berjalan, mata suka berkedip, jabatan tangan, tingkah laku ekspresif, tawa, partisipasi vs diam di kelas, kesombongan vs kesederhanaan, ekspresi kemarahan vs kesedihan. • Konsistensi perilaku – tindakan tak bermoral yang dilakukan oleh orang yang biasanya berperilaku sesuai standar moralitas dinilai lebih negatif dibanding jika dilakukan oleh orang biasanya memang bertindak tidak bermoral. • Pertemuan awal dan setelahnya: dominan, autoritatif lalu prososial & sensitif • Apa yang dimakan (makanan yang baik), dan nama depan?? BERGERAK MENUJU PERTEMANAN kesamaan & rasa suka timbal balik Kesamaan orang-orang serupa cenderung kumpul bersama
• Sejak zaman Aritoteles, lalu Spinoza, dan
Samuel Johnson. • Francis Galton: data korelasional mengenai pasangan pernikahan pasangan saling meyerupai satu sama lain dalam banyak hal. • Newcomb (1935): kesamaan menyebabkan ketertarikan, bukan hanya sekedar berkorelasi. Kesamaan Sikap Penentu Ketertarikan
• Termasuk juga kesamaan keyakinan, nilai & minat.
• Semakin tinggi proporsi sikap yang sama, semakin besar pula rasa suka. • Orang juga cenderung menyukai mereka yang sama dengan dirinya dalam hal: kemampuan bersosialisasi, kebiasaan merokok, kelompok keagamaan, trait kepribadian, trait afektif, konsep diri, peran gender, dsb. • Mengapa kesamaan/ketidak-samaan mempengaruhi ketertarikan?
Teori Keseimbangan (Hummert, dkk, 1990)
Hubungan antara: 1. Rasa suka individu terhadap orang lain 2. Sikapnya mengenai suatu topik 3. Sikap orang lain yang dipersepsikan mengenai topik yang sama Keseimbangan: keadaan emosi positif Ketidak-seimbangan: keadaan emosi negatif Keadaan bukan seimbang: tidak perduli (Tapi ternyata teori ini kurang bisa menjelaskan). • Teori Perbandingan Sosial (Festinger) Kita membandingkan sikap dan preferensi perilaku kita dengan sikap dan preferensi orang lain untuk mengevaluasi ketepatan dan kenormalan kita. – Untuk memvalidasi konsensus Rasa Suka Timbal Balik ketertarikan kepada orang yang tertarik kepada kita Keter
• Sebelum bergerak menuju pembentukan
persahabatan, dua orang yang menemukan bahwa mereka cukup sama maka mereka harus mengkomuikasikan rasa suka dan evaluasi positif terhadap yang lainnya. • Evaluasi positif yan tidak tepat sekalipun atau usaha ceroboh untuk menyanjung, sangat diterima. • Bentuk komunikasi beragam: ‘menjilat ke atas menendang ke bawah’ (slime effect) dan mengambil muka (ingratiation technique) • Selain diekspresikan melalui kata-kata, terkadang rasa suka dan evaluasi positif dikomunikasikan lewat petunjuk-petunjuk non- verba, seperti kontak mata dan kecondongan tubuh. • Affect-centered model of attraction (model ketertarikan yang berpusat pada afek) – ketertarikan didasarkan pada respon afektif. • Afek tersebut dapat dibangkitkan secara langsung oleh orang lain, cukup diasosiasikan dengan orang tersebut, dan/atau dimediasi oleh proses-proses kognitif • Tetapi, proses kognitif bukannya tidak relevan. Agar mudah disukai • Kendalikan faktor-faktor kedekatan. • Ciptakan afek positif. • Dekati orang lain pada situasi yang membangkitkan emosi. • Maksimalkan penampilan. • Tekankan kesamaan, abaikan perbedaan. • Ekspresikan sentimen positif, bukan negatif.