Sebuah perjalanan hidup yang telah dijalani dengan baik (eudaimonic life) tidak akan
manjadi sia-sia dan akan menghasilkan buah-buahnya. Accomplishment (pencapaian,
prestasi) adalah buah-buah dari sebuah kehidupan yang telah dijalani dengan baik.
Banyak wujud accomplishment, baik grandeur dan glamor, ataupun yang bersahaja itu
berasal dari eudaimonia-hidup yang dijalani dengan baik, hidup yang mendayagunakan, dan
mendayabaktikan charakter strengths.
Dalam falsafah psikologi positif, tidak ada pemisah antara proses dan hasil; keduanya
dianggap integral. Tidak ada hasil yang baik yang berasal dari proses yang buruk, dan
sebaliknya proses yang buruk tidak akan memberikan hasil yang baik.
TALENT (BAKAT)
Talent adalah pola nural yang berulang dari pikiran, perasaan, atau perilaku yang dapat
diaplikasikan dengan produktif (Rath, T., 2007). Dengan kata lain talent adalah prakapasitas
yang dimiliki seseorang secara bawaan (ditentukan secara genetik) yang bilamana
mendapatkan pelatihan dan pengembangan yang memadai, akan menghasilkan kinerja yang
baik di bidang tertentu.
Character Strenght, proses pembentukan dan kerja keras untuk mewujudkannya dianggap
lebih penting daripada potensi dasar. Bagaimana seseorang memilih dengan kehendak
karakter bebasnya untuk mengembangkan strenghtnya (atau tidak) dan bagaimana seseorang
setia pada pilihan itu (atau tidak) untuk jangka waktu panjang, sekalipun menghadapi
kesulitan dan tantangan, adalah isu yang jauh lebih penting daripada apakah seseorang
memiliki potensi/bakat atas strenghs tertentu atau tidak.
INTELIGENSI
Ineteligensi adalah bahsan klasik dalam psikologi yang tetap populer saat ini. Salah satu yang
paling umum dilakukan oleh seorang psikolog adalah psikotes, yang paling sering digunakan
adalah tes inteligensi. Banyak kritik terdahulu pada tes IQ, tetapi harus diakui bahwa
bagaimanapun juga hingga sekarang, hasil dari tes IQ akan menentukan dan
mempertimbangkan nasib.
Mamrtin seligman dan angela Lee Duckwort- keduanya dari university of Pennysylvania-
dalam buku Flourish (Seligman, 2011) banyak mengupas tentang inteligensi, yang bagi
kebanyakan orang masih dipandang sebagai kunci kesuksesan. Inteligensi sebenarnya
memiliki dua sisi yang jarang dilihat secara utuh. Kedua sisi itu adalah Speed dan Slowness.