Anda di halaman 1dari 38

PSIKODIAGNOSTIK

Proses Assesmen Psikodiagnostik


Di Susun
O
L
E
H
Kelompok 4 :
1. Dwi Ayu Sumantri (151301014)
2. Ermila Kamil (151301016)
3. Nurin (151301018)
4. Yonas Anugrah (151301020)
5. Bella Cindy (151301022)

Fakultas Psikologi

Universitas Sumatera Utara

2016/2017
PROSES ASSESMEN
Psikologi assesmen merupakan sebuah bidang ilmu perilaku yang
bersangkutan dengan metode mengidentifikasi persamaan dan perbedaan antara
orang-orang dalam karakteristik pribadi mereka. Penilaian kadang-kadang disamakan
dengan pengujian. Psikologi assesmen melibatkan mengintegrasikan informasi yang
diperoleh tidak hanya dari tes protokol, tetapi juga dari tanggapan wawancara,
observasi perilaku, laporan colateral, dan dokumen sejarah. Standar untuk Pendidikan
dan Psikologi testing (American Educational Research Assosiation [AERA], Asosiasi
Psikologi Sosial, dan dewan nasional pengukuran dalam pendidikan, 1997).

MENGUMPULKAN INFORMASI ASSESMEN


Proses pengumpulan informasi asessmen dimulai dengan perumusan tujuan
bahwa kajian dapat dilakukan untuk membantu penguji memilih apa yang ingin diuji
dan sumber informasi lain yang akan memberikan dasar yang cukup untuk sampai
pada kesimpulan yang berguna dan direkomendasikan. Selain membantu dalam
perencanaan proses pengumpulan data, juga memperhatikan beberapa isu pemeriksa,
responden, dan manajemen data yang mempengaruhi sifat dan kegunaan apapun
temuan yang diperoleh.

Merumuskan Masalah
Psikologi assesmen dipengaruhi oleh arahan yang menimbulkan pertanyaan
tentang aspek dari fungsi psikologis atau perilaku masa depan kemungkinan Pearson.
Ketika dinyatakan dengan jelas dan relevan, pertanyaan psikolog refeerral Guede
dalam menentukan apa jenis data assesment untuk mengumpulkan dan pertimbangan
dalam memeriksa data ini, dalam apa implikasi dari temuan mereka menekankan
dalam laporan mereka.
Memilih Tes
Berbagai sumber informasi assesment dicatat sebelumnya termasuk hasil tes
psikologi formal dengan instrumen standar pertanyaan tanggapan ditanya dalam
wawancara terstruktur dan tidak terstruktur pengamatan perilaku dalam berbagai jenis
situasi-buat, laporan dari kerabat, teman, pengusaha, dan orang agunan lainnya
mengenai dan individu riwayat hidup sebelumnya dan karakteristik saat ini dan
kecenderungan perilaku dan dokumen-dokumen seperti catatan medis, catatan
sekolah, dan laporan tertulis dari assesment sebelumnya.
Fakta bahwa assesment psikologis dapat berjalan efektif tanpa tes psikologi
membantu untuk membedakan antara dua kegiatan tersebut.

Kecukupan Psikometrik

Kecukupan psikometrik instrumen asessment terdiri dari sejauh mana


melibatkan bahan tes standar dan prosedur administrasi, dapat dikodekan dengan
perjanjian inter scorer cukup baik, menunjukkan realibility diterima, telah dihasilkan
relevan normatif data, dan menunjukkan corollaries valid yang melayani tujuan yang
itu dimaksudkan. Secara umum berbicara, namun, pengujian formal sebagai bagian
dari assesment psychologycal harus dibatasi standar, reliabe, dan instrumen yang
valid yang ada adalah data normatif.

Hubungan
Tes dipilih untuk dimasukkan dalam assesment harus memberikan informasi
yang relevan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukan tentang
orang yang sedang diperiksa. Pertanyaan yang berhubungan dengan fungsi
kepribadian. (Misalnya jenis pendekatan dalam psychotherapy yang mungkin
bermanfaat dalam pearson.)
Validitas Incremental
Validitas Intermental pada psikologi assesment mengacu pada sejauh mana
informasi baru meningkatkan akurasi klasifikasi atau prediksi atas dan di luar akurasi
dicapai dengan informasi yang siap dan berguna. assessors perhatian payadiquate
untuk validitas inkremental oleh colleccting jumlah dan jenis informasi yang mereka
butuhkan untuk menjawab pertanyaan refferal, tapi tidak lebih dari itu. dalam teori,
kemudian, keakraban apa inkremental dari validasi langkah farious bila digunakan
untuk purpoises tertentu, dikombinasikan tes sedikit pun pilihan berdasarkan
informasi ini, meminimalkan redundansi dalam penilaian psikologis dan memenuhi
kedua requerements profesional dan ilmiah untuk seleksi tes dibenarkan.

Fungsi aditif, Konfirmasi, dan saling melengkapi tes


Beberapa pertanyaan refferal membutuhkan sellection dari beberapa tes untuk
mengidentifikasi aspek relatifely berbeda dan independen dari orang berfungsi
psycchological.
situasi penilaian lainnya dapat menciptakan kebutuhan untuk bukti konfirmasi untuk
mendukung kesimpulan berdasarkan temuan tes, dalam hal dua atau lebih tindakan
dari fungsi psycholoigical sama memiliki tempat dalam tes.

Examiner Issues
Jumlah dan jenis data yang dikumpulkan dalam penilaian psikologis
tergantung pada sebagian dari dua masalah tentang penguji dalam melakukan
penilaian. Masalah pertama melibatkan kualifikasi dan kompetensi pemeriksa untuk
memanfaatkan prosedur mereka dalam bekerja dan kedua berkaitan dengan cara-cara
dimana pemeriksa atau penguji melihat kualitas pribadi yang dapat mempengaruhi
bagaimana berbagai jenis orang dapat menanggapi mereka.

Qualifications and Competence


Ada aturan umum bahwa orang yang melakukan penilaian psikologis harus
memenuhi syarat oleh pendidikan dan pelatihan untuk melakukan penilaian. Prinsip
etis dan kode etik yang diumumkan oleh APA (1992) menawarkan pedoman umum
dalam hal penilaian yaitu “psikolog memberikan jasa, mengajar, dan melakukan
penelitian hanya dalam batas-batas kompetensi yang dimiliki, berdasarkan
pendidikan, pengalaman mereka diawasi atau pengalaman profesional jenis tertentu
sesuai pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk penggunaan tes yang
memadai, sebagai penilai ditentukan ebih lanjut dalam uji kualifikasi yang disahkan
dari APA (2001). Akhirnya dari catatan sehubungan dengan menggunakan tes di
penilian psikologis, standar untuk pendidikan dan test psikologi (AERA et al.. 1999)
mengidentifikasi siapa yang bertanggung jawab untuk penggunaan yang tepat dari
tes. Tanggung jawab utama untuk penggunaan uji yang tepat dan interpretasi terletak
terutama dengan pengguna tes dalam sebuah asumsi. Tanggung jawab dalam
menggunakan tes dan populasi yang tepat.
Meskipun laporan sudah jelas dan terperinci yang disediakan dalam test
kualifikasi namun terdapat masalah-masalah yang tidak daapt terselesaikan. Pertama,
cukup kualifikasi tes psikologi disimpulkan untuk setiap pemeriksa sudah memiliki
gelar sarjana di bidang psikologi. Sampai saat kriteria yang diusulkan dalam test
kualifikasi menjadi prosedur akreditasi resmi, kualifikasi sebagai penilai akan terus
diberikan secara otomatis pada psikolog yanag memperoleh lisensi. Yang memenuhi
syarat dengan lisensi untuk menggunakan tes psikologi tidak menjamin menjadi
kompeten dalam menggunakannnya. Kompeten di tes psikologi membutuhkan
keakraban dengan revisi terbaru dari penilai dengan instrumen apapun, dengan
penelitian saat ini dan data normatif terbaru dengan melibatkan penafsiran.
Kompetensi penilaian juga membutuhkan apresiasi untuk berbagi psikometri,
interpersonal,sosial budaya dan masalah kontekstual yang mempengaruhi interpretasi.
Bab-bab berikutnya dalam buku ini menjadi saksi atas masalah-masalah dan untuk
pengambilann langkah-langkah baru atau direvisi,hasil penelitian dan pedoman yang
membuat penilian psikologis dinamis dan berkembang pesat dibidangnya. Saat ini
hanya cukup menjaga perkembangan agar tetap kompeten dan memenuhi tanggung
jawab. Masalah terus menerus menyangkut penilaian orang lain yang bukan psikolog
dan mereka tidak terkait dengan prinsip-prinsip etika profesi untuk praktek. Penilai
Nonpsychologist dapat memperoleh test under psikologis. Pemeriksa wajar menarik
kesimpulan yang tidak memadai. Sesuai dengan penilian tidak hanya untuk menjaga
kompetensi mereka sendiri tetapi juga untuk menarik perhatian yang memenuhi
standar.

Personal influence
Untuk mengetahui tentang pengaruh dalam kepribadian adalah dengan
mengumpulkan informasi-informasi yang dilakukan oleh ahli dengan berdasarkan
kualitas pribadi mereka serta sifat yang bisa diketahui dengan melakukan tes
kejiwaan.
Hal-hal yang ada antara lain umur, jenis kelamin, suku, serta beberapa
karakteristik lainnya. Hal yang paling utama tentang personal influence penguji tidak
bisa mengubah serta menyembukan kecakapan mereka dalam berbahasa.

Respondent Issues
Pengaruh penguji dalam berinteraksi dengan sikap dan kecendrungan dari
orang yang akan diperiksa. Beberapa hal yang dituntut bisa lebih menyenangkan jika
seorang penguji melakukan dengan orang yang lebih tua dari pada yang lebih muda.
Responden Issues yang dipengaruhi akan proses pengumpulan data-data
mempengaruhi hak-hak perorangan untuk memberikan pesetujuan informasi untuk
menilai perilaku seseorang yang spesifik.

Data Management Issues


Hal terakhir dari pertimbangan dalam mengumpulkan informasi penafsiran
yang mempengaruhi ke arah yang tepat dalam mengelola data yang diperoleh,
penguji harus jelih dalam persoalan fakta mengenai penggunaan komputer dalam
mengumpulkan data. Pertangggung jawaban dalam menjaga undang-undang serta
kewajiban mereka dalam menegakkan kerahasiaan dari apa yang dituntut untuk
dillaporkan atau diungkapkan kepada mereka.

Computerized Data Collection

Program software tersedia untuk memfasilitasi kumpulan data-data yang


kebanyakan digunakan untuk metode penilaian yang luas. Program tersebut dirancang
dengan laporan otomatis yang biasanya di sediakan oleh administrasi online dari
item-item tes yang tersedia, kode otomatis diciptakan untuk merespon dan
menghasilkan skala skore dan skala manipulasi kuantitatif. Banyak dari program ini
yang menghasilkan tes dalam file yang nantinya akan diubah bentuknya dan bahkan
sebagian dapat menyimpan beberapa tes yang akan digunakan dalam penyimpanan.

Kemampuan managemen data oleh computer membawa beberapa


keuntunganya itu untuk memproses dan mengumpulkan informasi penilaian.
Administrasi online dan respon kode membantu responden menghindari kerusakan
mekanik dan mengurangi format tes manual dan juga mengurangi kekeliruan yang
terjadi pada penilaian manual. Sebagai pengukuran penguji harus menetapkan kode
dan memasukkan data yang telah ditetapkan sebelumnya tapi sekali data dimasukkan
maka software dari program tersebut akan mengeleminasi data yang rusak.
Penyimpanan data memiliki fasilitas pencari penilaian, menyelidiki data yang sudah
lama dari beragam sumber, dan menjaga imformasi penilaian.
Kumpulan informasi penilaian computer mempunyai beberapa kemungkinan
buruk juga. Ketika penilaian sudah ditetapakan, pertama-tama maka realibilitas dari
data yang terkumpulakan menyatu dengan banyaknya kesetaraan diantara prosedur
tes otomatis dan penilaian yang tidak menggunakan computer yang ada didasarnya.
Kesediaan data yang disarankan oleh Butcher untungnya memiliki realibilitas
yang baik untuk dasar administrasi komputer yang berupa kuisioner. Diantara
program perangkat lunak yang tersedia untuk tes penilaian, ada beberapa yang
memiliki informasi yang sama satu dengan yang lain.
Walaupun kebanyakan system ini membantu untuk lebih mudah memahami
penilaian yang profesional, dan untuk penguji sangat cocok dengan langkah-langkah
penilaian. Akan tetapisistem computer yang digunakan adalah untuk mengumpulkan
data yang berasal dari computer secara otomatis. Ketersediaan program perangkat
lunak yang membuat beberapa kemungkinan dalam penilaian yang dilakukan secara
otomatis computer.

Test Security

Tes keamanan dilakukan untuk menguji item yang ada dalam penilaian.
Seperti dua alamat yang berbeda yang dapat mempengaruhi penilaian. Pertama,
secara umum sirkulasi informasi bias berada dibawah pengaruh tetapan-tetapan yang
ada. Validitas dari tes dapat menemukan adanya pertanyaan yang mudah untuk
diberikan respon termasuk pelatihan tertentu untuk menjawab pertanyaan tertentu.
Seperti realitasnya ada juga terdapat penilaian yang tak memiliki struktur yang
mungkin saja mempunyai kebenaran dan kesalahan jawaban bahkan pengaturan ini
adalah jenis yang cukup signifikan.

Kedua, selama dengan bantuan validitas hasilnya akan terjaga, dan pengaturan
dari penilaian yang telah ditetapkan akan tetap terjaga. Karena adanya ketetapan yang
menjamin bahwa penilaian memiliki hak khusus dimana akan dijaga keberadaannya,
dan dipastikan agar tidak jatuh ketangan orang lain. Keberadaan keamanan yang
terjamin ini jug amemiliki keterbalikan dengan konteks dimana secara psikologis
pada penilaian yang datanya telah tersimpan. Data penilaian dapat mengalami
penaikkan seperti dalam beberapa tahun sudah digunakan oleh pengaturan forensik.
Perintah ini terdapat pada pengujian yang bersifat tradisional dan memiliki dua
ketentuan. Pertamadimana tak ada satu pun cara untuk menghakimi atau mengukur
pengaruh dari pengambilan video atau peneliti dari apa yang dipilih oleh responden.
Kedua, ada standar normative yang berasal dari data dua penguji. Disamping
validitas, pengaturan dari item penguji lalu rekaman yang diambil akan diamankan
dengan cara yang sama dengan jenis data lainnya.

Penguji bias any memiliki rentangan waktu tertentu dalam menetapkan


beberapa hal yang berhubungan dengan keamanan hasil penilaian. Namun apabila
penguji telah yakin dengan keamanan data yang didapat dalam bentuk apapun maka
penguji dapat meyakini hasil darites yang dilakukan sebelumnya.

Hasiltes yang diujiakan menjadi hal yang sangat berharga oleh karena itu
keberadaanya harus dijaga dengan ketat, karena data yang diambil tidak akan menjadi
valid apabila tak dapat dibuktikan oleh penguji. Walaupun dengan demikian sangat
disaranakan kepada penguji untuk mencermati dasar dari penialian yang dilakukan.
Karena hasil dari penialian yang dilakukan akan menjadi sangat berharga. Untuk
tujuan dari keamanan tes, maka rekaman dibuat untuk orang lain dengar atau lihat,
seperti pihak ketiga mengamati dan seharusnya diabaikan.

Confidentiality

Hal ketiga dan segi berhubungan tentang pengolaan data secara tepat untuk
memelihara kerahasiaan seseorang atas penuntutan informasi yang ditafsirkan, seperti
beberapa aspek perlindungan dalam keamanan test. Hal rahasia yang dimaksud
adalah tentang penafsiran etika di psikologi, bukan hal yang sebenarnya. Hal-hal
yang terlibat dalam confidentiality adalah:

- Klarifikasi antarakedua belah pihak.


- Komunikasi dalam memberikan informasi.
- Menyingkap infromasi hanya kepada orang yang berhak.
- Menyimpan hal-hal yang dituntut di tempat yang aman.
Interpreting Assesment Information
Interpretasi asesmen data terdiri dari gambaran kesimpulan dan bentuk
anggapan menyangkut penemuan apa mengungkapkan karakteristik psikologis
responden. Interpretasi ini membutuhkan pertimbangan selama fase pelatihan dari
dasar kesimpulan dan anggapan dibentuk, efek yang mungkin ditemukan mangelering
aatau defensiveness dan cara yang efektif menyatukan data dari sumber yang
berbeda.

Basis of Inferences and Impressions


Interpretasi data asesmen menyangkut 4 set alternatif dengan menghargai
bagaimana asesor membuat gambarann kesimpulan dan membentuk anggapan
tentang data apa yang diindikasikan. Interpretasi menggunakan pendekatan empiris
dan konseptual untuk membuat keputusan, diatur secara statistik peraturan keputusan
atau clinical judgment, menekankan kepada karakteristik baik nomothetic atau
idiographic dari responden, dapat memuat lebih atau kurang kepercayaan pada
pernyataan interpretative komputer yang digenerasikan.

Empirical and Conseptual Guidelines


Empirical guidelines berguna membuat keputusan yang berasal dari hasil
replikat metodologi penelitian. Ketika sebuah penemuan assesmen yang spesifik
sudah ditemukan ulang untuk menghubungkan secara jelas kehadiran karakteristik
psikologis, secara empiris mengambil kesimpulan kehadiran dari karakteristik pada
seorang responeden yang memperlihatkan penemuan asesmen. Conseptual guidelines
berguna untuk membuat keputusan yang terdiri dari konsep psikologis yang
menyediakan logical bridge antara penemuan asesmen dan kesimpulan digambar.

Statistical rules and clinical judgment


Staistical rules untuk interpretasi data asesmen meliputi secara empris formula
– formula berasal, atau alogaritma yang menyediakan sebuah objektif, dasar yang
nyata untuk memutuskan data apa yang diindikasikan.Misalnya, statical rules
mungkin terbukti berguna dalam menentukan apakah seorang murid punya gangguan
atau ketidakmampuan dalam belajar, tapi bukan secara alami anak tersebut
mengalami gangguan. Clinical guidelines berguna membuat keputusan yang sudah
dioperasionalkan yang terdiri dari cumulative wisdom yang praktisi perlukan dari
pengalaman mereka.

Nomothetic and Idiographic Emphasis

Pedoman empiris dan aturan statistik merupakan dasarnya. Pendekatan


nomotetis untuk informasi penilaian menafsirkan, sedangkan pedoman konseptual
dan penilaian klinis mendasari pendekatan dasarnya idiographic. Interpretasi ini
melibatkan perbandingan antara temuan penilaian bagi orang yang diperiksa dan
temuan penilaian biasanya diperoleh dari kelompok orang dengan karakteristik
diketahui tertentu, seperti dalam menyimpulkan bahwa "tanggapan orang ini
menunjukkan pola sering terlihat pada orang yang merasa tidak nyaman dalam situasi
sosial dan cenderung untuk menarik diri dari mereka. "Cara yang di mana interpretasi
nomotetis berasal dan menyatakan demikian terutama bersifat kuantitatif dan bahkan
mungkin menentukan frekuensi yang tepat dengan yang temuan penilaian terjadi pada
kelompok orang tertentu. interpretasi idiografis. "Berasal dan mengekspresikan
interpretasi idiographic demikian merupakan sebagian besar Prosedur kualitatif di
mana penguji dipandu oleh informasi tayangan bukan oleh kuantitatif empiris
perbandingan. Dibidang penilaian kepribadian, baik nomotetis dan pendekatan
idiographic interpretasi memiliki panjang dan terhormat tradisi. Perspektif nomotetis
berasal dari karya Cattell (1946), untuk siapa esensi kepribadian tinggal disifat atau
dimensi berfungsi bahwa semua orang berbagi untuk beberapa derajat dan di mana
mereka dapat dibandingkan dengan satu sama lain. Perspektif idiografis dalam
kepribadian. Teori pertama kali diungkapkan dengan jelas oleh Allport (1937), yang
dikandung esensi kepribadian sebagai yang berada di keunikan dan individualitas
masing-masing orang, secara independen perbandingan untuk orang lain. Selama
bertahun-tahun, penilaian psikolog telah berkali kali menyatakan keyakinan yang
berbeda tentang yang mana dari kedua tradisi ini harus ditekankan dalam
merumuskan interpretasi. praktisi biasanya setuju dengan Groth-Marnat (1997)
bahwa deskripsi data yang berorientasi orang jarang mengatasi masalah unik
seseorang mungkin akan mengalami bahwa esensi dari penilaian psikologis
merupakan upaya “untuk mengevaluasi individu dalam situasi masalah sehingga
informasi yang diperoleh dari penilaian entah bagaimana dapat membantu dengan
masalah "(hal. 32). Menulis dari perspektif penelitian, bagaimanapun, McFall dan
Townsend (1998) memberikan bahwa praktisi harus kebutuhan memberikan
idiographic solusi untuk masalah seseorang tetapi mempertahankan bahwa
"nomotetis pengetahuan merupakan prasyarat untuk solusi idiographic valid " (P.
325). Menurut pendapat, hanya variabel nomotetis mereka memiliki tempat yang
tepat dalam ilmu klinis penilaian. Untuk marah pandangan ini dalam terang apa yang
telah sudah telah dikatakan tentang prediksi statistik dan klinis, tidak ada Alasan
bahwa dokter mencari solusi untuk masalah idiographic tidak dapat atau tidak harus
menarik nomotetis apapun pedoman dapat membantu mereka bingkai interpretasi
yang akurat dan berguna. Demikian juga, tidak ada alasan bahwa idiography tidak
bisa dikelola secara ilmiah, juga tidak nomotetis idiographic sebuah.

Perbedaan antara ilmu klinis dan klinis berlatih kemungkinan untuk


membuktikan konstruktif dalam jangka panjang. Stricker (1997) berpendapat
sebaliknya, misalnya, ilmu yang menggabungkan sikap dan seperangkat nilai-nilai
yang bisa mencirikan praktisi kantor serta peneliti laboratorium, dan bahwa
"Matriks teoritis yang sama harus menghasilkan baik ilmu pengetahuan dan kegiatan
praktek "(hlm. 442). Isu definisi samping, kemudian, tampaknya ada sedikit menjadi
diperoleh dengan memperdebatkan apakah orang dapat digambarkan lebih baik
dalam hal bagaimana mereka berbeda dari orang lain atau bagaimana mereka
menyerupai mereka. Dalam prakteknya, deskripsi optimal informatif dan berguna
karakteristik psikologis individu dan fungsi akan mencakup kemiripan seseorang
untuk dan perbedaan dari orang lain dalam situasi yang sama tentang siapa
pertanyaan rujukan serupa telah diajukan. Nomotetis dan perspektif idiographic
sehingga saling melengkapi, dan penekanan yang seimbang pada kedua
mempromosikan sepenuhnya mungkin pemahaman seseorang yang diperiksa.

Computer-Generated Interpretive Statements

Tes meliputi program perangkat lunak yang tidak hanya membantu dalam
pengumpulan data penilaian, tetapi juga menghasilkan laporan interpretatif
menggambarkan temuan uji dan menyajikan kesimpulan. Seperti pengumpulan data
terkomputerisasi, berbasis komputer interpretasi uji (CBTI) membawa beberapa
keuntungan yang berbeda untuk proses penilaian. Berdasarkan otomatisasi, CBTI
menjamin menyeluruh memindai dari data uji dan dengan demikian menghilangkan
kesalahan manusia yang dihasilkan dari menghadap item informasi dalam
tesprotokol. CBTI sama memastikan bahwa pola data uji akan selalu menghasilkan
pernyataan penafsiran yang sama, seragam dan andal, sehingga menghilangkan
variabilitas pemeriksa dan bias sebagai potensi sumber kesalahan. CBTI juga dapat
memfasilitasi pengajarandan belajar dari metode penilaian, dengan menggunakan
computer generatednarasi sebagai latihan yang membutuhkan pelajar untuk
mengidentifikasi variabel uji cenderung memiliki memunculkan tertentulaporan.
Potensi manfaat komputerisasi interpretasi tes,serta beberapa kelemahan
melakukannya, dijabarkan dalam bab oleh Butcher dalam buku ini (lihat juga
Butcher, 2002). Empat keterbatasan CBTI memiliki tertentu bantalan pada sejauh
mana pemeriksa harus mengandalkan.

Pertama, meskipun perangkat lunak tes menghasilkan laporan interpretatif


dengan cara rumus algoritma kuantitatif, iniprogram komputer tidak didasarkan
sepenuhnya empiris. Sebagai gantinya, mereka biasanya menggabungkan berkorelasi
divalidasi secara empiris skor tes dengan penilaian klinis tentang apa berbagai pola
skor cenderung menandakan, dan banyak algoritma melibatkan keyakinan serta
didirikan fakta tentang apa yang pola-pola ini berarti. Berbeda program tes, dan
bahkan berbeda program untuk tes yang sama, bervariasi dalam sejauh mana laporan
interpretatif mereka penelitian berbasis. Meskipun CBTI umumnya meningkatkan
validitas dan utilitas dari interpretasi tes, kemudian, penelitian yang masih harus
dilakukan untuk menempatkan interpretasi komputerisasi secara empiris yang kuat
(Lihat Garb, 2000). Sementara itu, interpretasi yang dihasilkan komputerakan
mewujudkan setidaknya beberapa kekuatan dan kelemahan dari kedua metode
statistik dan klinis keputusan pembuatan.

Kedua, pembatasan yang sebelumnya dicatat aturan statistik sehubungan


dengan menunjuk rentang skor kuantitatif dengan deskripsi kualitatif membawa lebih
ke dalam algoritma CBTI. Poin pemotongan harus didirikan, di bawah ini yang satu
jenis atau derajat pernyataan deskriptif mengetik dan di atas nama
jenis atau tingkat keterangan yang berbeda akan dihasilkan. Sebagai akibatnya, dua
orang yang menunjukkan skor yang sangat mirip dibeberapa indeks atau skala dapat
dijelaskan oleh narasi komputer dalam hal yang sangat berbeda terhadap psikologis
karakteristik diukur dengan indeks ini atau skala. Ketiga, meskipun sering merujuk
secara khusus untuk orang yang mengambil tes (yaitu menggunakan istilah dia, dia,
atau orang ini) dan sehingga memberikan penampilan yang idiographic, computer
generated interpretasi tidak menggambarkan orang individu yang diperiksa.
Sebaliknya, interpretasi ini menggambarkan pengujian protokol, dalam arti bahwa
mereka menunjukkan temuan penelitian apa atau kebijaksanaan klinis mengatakan
tentang orang pada umumnya yang menunjukkan jenis nilai tes dan pola muncul
dalam wujud protokol dipindai. Oleh karena itu narasi komputer pada dasarnya
nomotetis, dan kebanyakan dari mereka frase setidaknya beberapa pernyataan
penafsiran dihal perbandingan normatif atau bahkan, seperti sebelumnya dicatat,
frekuensi tertentu dengan yang pola pengujian responden terjadi pada kelompok
orang tertentu. Namun, karena tidak ada dua orang yang persis sama dan tidak ada
satu orang cocok perbandingan apapun kelompok sempurna, beberapa penafsiran
yang dihasilkan komputer laporan mungkin tidak menggambarkan responden
individu secara akurat. Untuk alasan ini, berkembang dengan baik uji narasi software
termasuk peringatan yang menunjukkan bahwa:

(a) Laporan interpretatif untuk mengikuti menggambarkan kelompok


orang, belum tentu orang tersebut yang mengambil tes
(b) Pernyataan menyesatkan dan keliru dapat terjadi sebagai refleksi dari
karakteristik psikologis atau lingkungan keadaan unik untuk orang
yang sedang diperiksa dan tidak banyak bersama dalam kelompok
normatif; dan
(c) Sumber informasi dan penghakiman penilai diperlukan untuk
menentukan mana dari pernyataan dalam penafsiran narasi berlaku
untuk responden dan yang tidak.
Keempat, ketersediaan penafsiran yang dihasilkan komputer. Laporan
menimbulkan pertanyaan mengenai pemanfaatan yang tepat mereka dalam
penyusunan laporan penilaian. Idealnya, penilai harus menarik narasi komputer untuk
beberapa bantuan, seperti misalnya dalam menjadi yakin bahwa mereka telah
diperhitungkan semua data yang relevan, dalam memeriksa perbedaan antara
tayangan mereka sendiri dan kesimpulan yang disajikan oleh mesin, dan mungkin
dalam mendapatkan beberapa petunjuk tentang bagaimana cara terbaik untuk
mengatur dan apa yang harus menekankan dalam laporan mereka. kurang ideal
menggunakan CBTI tidak hanya untuk tujuan mendukung tetapi sebagai penggantia
sesor yang mampu dan bersedia untuk menghasilkan interpretasi mereka sendiri dari
langkah-langkah yang mereka gunakan.

Malingering and Defensiveness


Berpura-pura sakit dan defensif terdiri dari sadar dan terencana upaya oleh
orang yang diperiksa untuk memalsukan informasi mereka memberikan pertanyaan
dengan demikian untuk menyesatkan pemeriksa. Malingering melibatkan maksud
untuk menyajikan diri sebagai lebih buruk secara psikologis daripada yang
sebenarnya terjadi dan umumnya disebut sebagai pura-pura buruk. Defensiveness
melibatkan mencari untuk menyampaikan kesan yang lebih baik dari sebenarnya dan
biasa disebut berpura-pura baik. Keduanya berpura-pura buruk dan berpura-pura baik
dapat berkisar di gelar dari sedikit berlebihan masalah dan kekhawatiran atau aset dan
kemampuan, untuk total fabrikasi kesulitan pernah mengalami atau prestasi tidak
pernah tercapai. Kedua jenis upaya untuk menyesatkan penguji timbul dari berbagai
jenis motivasi, tapi keduanya biasanya dapat dideteksi dari pola konsistensi yang
muncul dalam data penilaian kecuali responden telah hati-hati dilatih untuk
menghindari mereka.

Identifying Motivations to Mislead

Orang-orang yang buruk palsu selama penilaian psikologis biasanya


termotivasi oleh beberapa alasan tertentu karena ingin tampil kurang mampu atau
lebih terganggu dari yang sebenarnya. Di pengaturan klinis, misalnya, pasien yang
bersangkutan tentang tidak mendapatkan banyak bantuan atau perhatian yang mereka
inginkan untuk menerima kemungkinan yang melebih-lebihkan atau mengarang
gejala untuk meyakinkan seorang profesional kesehatan mental bahwa mereka harus
dibawa ke psikoterapi, bahwa mereka harus dilihat lebih sering jika mereka sudah
dalam pengobatan rawat jalan, atau yang mereka harus dirawat di fasilitas rawat inap
(atau disimpan dalam perumahan pengaturan jika mereka sudah dalam satu). Dalam
pengaturan forensik, penggugat menuntut ganti rugi dalam kasus-kasus cedera pribadi
yang mungkin pura-pura sakit tingkat neuropsikologi atau gangguan psikososial
dengan harapan meningkatkan jumlah pemukiman yang mereka terima, dan terdakwa
dalam tindakan kriminal mungkin pura-pura sakit gangguan psikologis dengan
harapan mampu meminimalkan hukuman yang akan dikenakan pada mereka. Dalam
pengaturan kerja, penuntut mungkin pura-pura sakit ketidakmampuan berfungsi
untuk memulai atau terus menerima pembayaran cacat atau asuransi pengangguran.
Orang-orang yang baik palsu selama penilaian psikologis, dalam upaya untuk tampil
lebih mampu atau lebih baik disesuaikan dari mereka benar-benar, juga menunjukkan
berbagai motivasi terkait untuk pengaturan di mana mereka sedang dievaluasi.
Defensif pasien dalam pengaturan klinis mungkin mencoba untuk menyembunyikan
luasnya kesulitan mereka ketika mereka berharap untuk dipulangkan dari rumah sakit
yang mereka sengaja dilakukan, atau ketika mereka ingin diberitahu atau memiliki
orang lain mengatakan bahwa mereka tidak memiliki masalah psikologis yang
signifikan yang mereka membutuhkan pengobatan.

Kesan dapat menjadi perangsang yang kuat untuk berpura-pura baik antara
orang tua bercerai mencari hak asuh anak-anak mereka dan antara narapidana
meminta pembebasan bersyarat. Dalam pengaturan personil, pelamar untuk posisi,
calon untuk promosi, dan orang meminta pemulihan setelah ditemukan gangguan
memiliki alasan yang baik untuk meletakkan kaki mereka terbaik ke depan selama
evaluasi psikologis, bahkan sampai sebatas melebih-lebihkan aset dan meminimalkan
keterbatasan mereka mereka.

Detecting Malingering and Defensiveness

Upaya untuk menyesatkan penilai psikologis biasanya menghasilkan pola


tidak konsistensi yang memberikan petunjuk yang dapat diandalkan untuk berpura-
pura sakit dan defensif. Dalam kasus upaya buruk palsu, tidak konsisten ini
cenderung muncul dalam tiga yang berbeda bentuk. Pertama, malingerers sering
menghasilkan data yang tidak konsisten dalam langkah-langkah penilaian individu.
Biasanya disebut sebagai pencari intratest, bentuk tidak konsistensi melibatkan gagal
item relatif mudah pada tes kecerdasan atau kemampuan sementara berhasil pada
item jauh lebih sulit dari jenis yang sama, atau merespons dalam kisaran normal pada
beberapa bagian dari tes kepribadian tetapi dalam cara yang sangat menyimpang dari
lainnya bagian dari tes yang sama. Bentuk kedua dari inkonsistensi sering ditemukan
dalam penilaian data malingerers terjadi antara hasil tes dan pengamatan perilaku
pemeriksa. Dalam beberapa kasus, misalnya, orang-orang yang tampil tenang dan
santai selama wawancara, berbicara dengan jelas dan masuk akal tentang berbagai
hal, dan melakukan sendiri dengan cara yang sesuai sosial maka menghasilkan
protokol tes serupa dengan yang terlihat pada orang yang sangat cemas atau
emosional marah, tidak mampu berpikir logis dan koheren, keluar dari sentuhan
dengan realitas, dan tidak dapat berpartisipasi dengan nyaman dalam hubungan
interpersonal. Perbedaan tersebut antara data uji dan wawancara sangat menyarankan
penyebaran taktik menipu untuk membuat kesan palsu gangguan. Bentuk ketiga
inkonsistensi yang membuktikan membantu dalam mendeteksi berpura-pura sakit
terdiri dari perbedaan tajam antara wawancara dan uji data yang dikumpulkan oleh
pemeriksa dan keadaan sebenarnya responden dan sejarah masa lalu seperti yang
dilaporkan oleh sumber agunan atau direkam dalam dokumen resmi. Dihal ini, orang
yang sedang dievaluasi dapat berbicara dan bertindak anehnya selama wawancara dan
memberikan respon uji kuat sugestif dari gangguan psikologis yang serius, tetapi
tidak pernah sebelumnya telah melihat kesehatan mental profesional, yang diterima
konseling atau psikoterapi, telah psikotropika yang diresepkan
obat-obatan, atau dianggap oleh teman-teman, kerabat, guru, atau pengusaha untuk
memiliki masalah emosional. Kontras seperti antara gangguan serius atau
keterbatasan yang disarankan oleh hasil pemeriksaan dan riwayat hidup yang
mengandung sedikit atau tidak ada bukti kerusakan atau pembatasan ini menyediakan
baik alasan untuk tersangka berpura-pura sakit. Defensif dalam upaya untuk terlihat
baik juga sama mungkin mengakibatkan inkonsistensi dalam data penilaian yang
membantu mendeteksi itu. Yang paling umum dalam hal ini dijaga protokol uji dan
tanggapan wawancara minimal informatif yang jatuh jauh dari mencerminkan sejarah
didokumentasikan gangguan psikologis atau masalah perilaku. Meskipun dijaga dan
membisu mungkin berhasil menyembunyikan kesulitan, itu juga alert pemeriksa
bahwa responden yang tidak sedang datang dan bahwa data yang diperoleh mungkin
tidak melukis penuh gambar masalah psikologis seseorang dan keterbatasan. Sebagai
kemungkinan, responden lain palsu-baik mungkin, bukan dari yang dijaga dan ditutup
bermulut, menjadi sangat bicara dan luas dalam upaya untuk mengesankan pemeriksa
dengan kualitas mengagumkan dan banyak kemampuan, di mana huruf informasi
penilaian menjadi penting untuk klaim pengetahuan, keterampilan, kebajikan, dan
prestasi yang jauh melebihi kemungkinan yang wajar. Dan pedoman lainnya untuk
deteksi klinis upaya untuk menyesatkan penilai dengan berpura-pura baik atau buruk
yang diuraikan oleh Berry, Wetter, dan Baer (2002), McCann (1998, bab 3-4), dan
Rogers (1997a). Sebagian persediaan laporan diri termasuk skala validitas yang
didasarkan pada tanggapan yang tidak konsisten dan sulit-untuk-percaya
yang sering dapat membantu untuk mengidentifikasi berpura-pura sakit dan defensif.
(Greene, 1997; lihat juga bab oleh Naglieri dan Graham dalam buku ini). Berbagai
wawancara, laporan diri tertentu, dan langkah-langkah kemampuan juga telah
dikembangkan bersama ini baris untuk membantu dalam mengidentifikasi berpura-
pura sakit, termasuk Structured Wawancara Gejala Dilaporkan (SIRS; Rogers, Gillis,
Dickens, & Bagby, 1991; lihat juga Rogers, 1997b), tes M untuk mendeteksi upaya
untuk pura-pura sakit skizofrenia (Beaber, Marston, Michelli, & Mills, 1985; lihat
juga Smith, 1997), dan Uji Memory Malingering (Tomm; Tombaugh, 1997; lihat juga
Pankratz & Binder, 1997). Umumnya digunakan langkah-langkah ekspresif proyektif
dan lainnya tidak termasuk skala validitas formal, tetapi mereka tetap cukup sensitif
terhadap inkonsistensi dalam kinerja yang menyarankan berpura-pura sakit atau
defensif (Schretlen, 1997; lihat juga Bab oleh Ben-Porath dalam buku ini). Selain itu,
karena tindakan ekspresif relatif tidak terstruktur menyampaikan apalagi makna
responden dari kuesioner laporan diri tentang apa tanggapan mereka mungkin
menandakan, ada alasan untuk percaya bahwa mereka mungkin kurang rentan
terhadap kesan manajemen atau bahkan bahwa ability dari penilaian instrumen secara
langsung berkaitan dengan validitas wajah (Bornstein, Rossner, Hill, & Stepanian,
1994). Ini tidak berarti bahwa langkah-langkah yang tidak terstruktur seperti
Rorschach Inkblot Metode dan Thematic Apperception Test tahan terhadap berpura-
pura sakit dan defensif, yang mereka tidak, tetapi hanya bahwa upaya menyesatkan
mungkin lebih jelas dan lebih kecil kemungkinannya untuk menyampaikan kesan
tertentu yang diinginkan pada langkah-langkah ini dari pada langkah-langkah yang
relatif terstruktur.

Coaching

Masalah pendamping untuk kemudahan atau kesulitan memalsukan penilaian


tindakan adalah sejauh mana responden dapat diajarkan untuk menipu penguji dengan
meyakinkan penampilan yang baik atau buruk-cari kinerja. Temuan penelitian
menunjukkan bahwa peserta bahkan psikologis naif yang diberikan beberapa
informasi tentang sifat orang-orang dengan gangguan atau karakteristik tertentu dapat
membentuk perilaku tes mereka untuk membuat diri mereka menyerupai kelompok
sasaran lebih dekat dibandingkan mereka yang tanpa instruksi tersebut. Menyesatkan
hasilnya bahkan lebih mungkin terjadi ketika responden yang dilatih secara khusus
dalam bagaimana menjawab beberapa jenis pertanyaan dan menghindari mengangkat
sisik validitas (Ben-Porath, 1994; Rogers, Gillis, Bagby, &Monteiro, 1991; Badai &
Graham, 2000). Temuan kelompok dalam penelitian ini belum menunjukkan apakah
umumnya diperintahkan atau secara khusus melatih responden benar-benar dapat
menyesatkan berpengalaman pemeriksa dalam praktek yang sebenarnya, tanpa
menghasilkan kecurigaan bahwa hasil yang diperoleh mungkin tidak valid, dan ini
tetap menjadi subjek untuk penyelidikan lebih lanjut. Sehubungan lebih lanjut untuk
penilaian individu dalam sebenarnya prakteknya, bagaimanapun, ada laporan dalam
literatur contoh di mana pengacara telah melatih klien mereka bagaimanauntuk
menjawabpertanyaan pada persediaan laporan diri (misalnya, Lees-Haley, 1997;
Basah & Corrigan, 1995; Youngjohn, 1995), dan situs Web yang tersedia di Internet
mengklaim untuk memberikan daftar seharusnya tanggapan yang baik dan buruk
untuk masing-masing 10 inkblots Rorschach. Seperti yang disebutkan sebelumnya
dalam membahas keamanan tes, pengetahuan sebelumnya dari pertanyaan tes dan
jawaban dapat mengurangi utilitas praktis psikologis metode penilaian yang
menampilkan jawaban yang benar dan salah. Efek pembaur informasi pretest pada
tidak terstruktur langkah-langkah, yang jawaban yang benar atau lebih yang sulit
untuk menentukan di luar konteks, mungkin minimal, tetapi kerentanan langkah-
langkah ini untuk penipuan sukses dengan responden yang dilatih adalah topik yang
lain untuk penelitian masa depan. Kurang pasti adalah etika dipertanyakan orang
yang pelatih peserta tes di ketidakjujuran dan dengan demikian menggagalkan tujuan
yang sah yang responden ini sedang dievaluasi.

Integrating Data Sources

Sebagaimana dicatat di awal bab ini, penilaian psikologis Informasi dapat


diperoleh dari pemberian tes, melakukan wawancara, mengamati perilaku, berbicara
dengan orang agunan, dan meninjau dokumen sejarah. Efektif integrasi data yang
diperoleh dari berbagai sumber seperti panggilan untuk prosedur berdasarkan aditif
dijelaskan sebelumnya, konfirmasi, dan saling melengkapi fungsi dilayani oleh
multimethod baterai tes. Dalam beberapa kasus, misalnya, seorang responden
mungkin selama wawancara melaporkan masalah yang ada indeks tes yang valid
(misalnya, yang telah mengalami pelecehan seksual), dan mungkin menunjukkan
pada pengujian masalah yang biasanya tidak diukur oleh data wawancara (misalnya,
miskin perseptual-motor koordinasi). Kedua sumber data kemudian dapat digunakan
additively untuk mengidentifikasi bahwa orang yang memiliki kedua gangguan
penggunaan zat dan gangguan neuropsikologi. di lain Misalnya, seseorang yang
menggambarkan dirinya selama wawancara sebagai sebuah, individu terdidik cerah
dengan keterampilan yang baik kepemimpinan dan etika kerja yang kuat, dan yang
kemudian menghasilkan dokumen terpercaya yang membuktikan karakteristik yang
sama, menawarkan penilai kesempatan untuk digunakan konfirmasi dari sumber-
sumber data yang berbeda untuk meminjamkan kepastian kepada personil yang
positif melaporkan. Sebuah set ketiga dan agak lebih rumit keadaan
mungkin melibatkan responden yang berperilaku ramah dan hormat terhadap penilai,
laporan menjadi ramah dan bahkan-marah orang, dan menghasilkan terbatas dan
sebagian besar konvensional tanggapan tes yang jatuh dalam kisaran normal. Pada
saat yang sama, bagaimanapun, responden digambarkan oleh teman-teman dan
kerabat sebagai orang rageful dan kasar, dan laporan polisi
menunjukkan catatan penangkapan untuk penyerangan dan kekerasan dalam rumah
tangga. Akrab untuk konsultasi psikolog forensik di pidana sistem peradilan, pola
data yang berbeda biasanya menjadi dijelaskan dengan menggunakan mereka secara
komplementer untuk menyimpulkan defensif dan sukses palsu-baik pendekatan untuk
wawancara yang dan pengujian situasi. Sebagai contoh lebih lanjut di pengaturan
pendidikan, siswa yang nilai miskin sarankan terbatas intelijen tapi yang hasil tes
menunjukkan cukup intelijen memberikan penilai dasar untuk menggambar di busana
pelengkap pada data yang berbeda untuk menyimpulkan kemungkinan dari psikologis
ditentukan prestasi rendah. Karena peningkatan pemahaman orang yang bisa
diperoleh dari mengintegrasikan berbagai sumber informasi, menyeluruh evaluasi
psikologis memanfaatkan semua data yang tersedia selama fase interpretasi proses
penilaian. pertimbangan dalam melakukan penilaian psikologis ini
menyentuh pada pertanyaan tentang berapa banyak data yang harus dikumpulkan di
tempat pertama. Secara teoritis, tidak akan pernah ada terlalu banyak
nformasi dalam situasi penilaian. Mungkin ada berlebihan informasi yang
menyediakan lebih banyak bukti konfirmasi daripada yang dibutuhkan, dan mungkin
ada informasi yang tidak relevan yang tidak melayani fungsi aditif dalam menjawab
pertanyaan rujukan, tapi pemeriksa dapat memilih untuk membuang mantan dan
mengabaikan terakhir. Selain itu, semua tes, wawancara, dan data pengamatan yang
dapat dikumpulkan mencerminkan beberapa karakteristik psikologis orang yang
menunjukkan perilaku ini dan karena itu menandakansesuatu yang berpotensi
membantu untuk mengetahui tentang orang yang dinilai. Di sisi lain, ada batas praktis
untuk berapa banyak informasi penilaian harus dikumpulkan untuk memandu
perumusan interpretasi. Di atas semua, asesor psikologis bertanggung jawab untuk
melakukan evaluasi dalam costeffective cara yang memberikan tanggapan yang
memadai untuk rujukan pertanyaan dengan biaya paling mungkin dari waktu dan
uang. Sebagaimana dicatat sebelumnya, praktisi yang menyediakan dan biaya untuk
layanan yang mereka tahu akan membuat sedikit perbedaan mengeksploitasi
penerima layanan mereka dan membahayakan mereka kehormatan profesional
sendiri. psikolog penilaian mungkin berbeda dalam jumlah dan jenis data yang
mereka anggap sebagai yang cukup untuk melakukan evaluasi sepenuhnya memadai,
tetapi mereka umumnya mengakui kewajiban etis mereka untuk menghindari
melampaui apa yang mereka benar-benar percaya akan membantu. Sehubungan lebih
lanjut untuk memberikan jawaban atas pertanyaan rujukan, dua pedoman tambahan
dapat membantu psikolog penilaian dalam menggambar bijak dan konstruktif pada
penilaian. Data yang mereka miliki. Pertama, dengan mempertimbangkan penuh
indikasi kedua kekuatan psikologis dan kelemahan pada orang mereka memeriksa,
penilai dapat menyajikan gambaran yang seimbang aktiva dan kewajiban mereka.
penilaian psikologis memiliki sering ditujukan terutama apa yang salah dengan
orang-orang sementara memberikan perhatian cukup untuk kapasitas adaptif mereka,
positif potensi, dan kualitas yang mengagumkan. Sesuai dengan tren kontemporer
dalam psikologi terhadap menekankan kesehatan, kebahagiaan, optimisme, dan fitur
positif lain dari kondisi manusia (lihat Seligman & Csikszentmihalyi, 2000),
psikologi penilaian menyajikan tujuan yang terbaik ketika penafsiran yang Proses
memberikan ukuran penuh untuk kapasitas adaptif sebagai serta keterbatasan fungsi.
Kedua, dengan mengakui bahwa kesimpulan dan tayangan mereka berasal dari data
penilaian cenderung bervariasi dalam kekuatan bukti yang mendukung mereka,
pemeriksa dapat sofa laporan interpretatif dalam bahasa itu yang melekat tingkat
kepercayaan dalam apa yang mereka katakan. sebagian besar responden memberikan
bukti yang jelas dan meyakinkan minimal beberapa karakteristik psikologis, yang
pemeriksa kemudian dapattepat melaporkan dalam apa yang disebut bahasakepastian.
Bahasa kepastian menyatakan dalam hal langsung apa orang seperti dan bagaimana
mereka cenderung melakukan sendiri, seperti dalam mengatakan, "Siswa ini telah
ditandai membaca kecacatan," atau "Bapak. A. tampaknya menjadi orang yang
impulsif dengan pengendalian diri yang terbatas, " atau "Ms. B. adalah orang yang
keluar dan suka berteman yang mencari dan menikmati hubungan interpersonal.
"Untuk lainnya karakteristik seseorang sedang dievaluasi, bukti mungkin menjadi
terpisah-pisah atau sugestif ketimbang menarik dan meyakinkan, di mana tayangan
hal yang benar dilaporkan dalam apa yang dapat disebut bahasa dugaan. Bersifat
terkaan Bahasa menunjukkan atau berspekulasi tentang fitur yang mungkin dari
seseorang sifat atau perilaku mungkin, seperti dalam mengatakan, "Ada beberapa
bukti yang menunjukkan bahwa anak ini mungkin memiliki pengolahan pendengaran
defisit, "atau" Dia kadang-kadang menunjukkan kecenderungan untuk menjadi
fleksibel dalam pendekatannya untuk memecahkan masalah, yang mungkin
membatasi kreativitas nya pengambilan keputusan sebagai seorang eksekutif, "atau
"Data menyediakan beberapa dasar untuk berspekulasi bahwa kurangnya Upaya
merupakan cara pasif-agresif menangani mendasari kemarahan dan kebencian ia
merasa terhadap orang yang menuntut banyak darinya.”

Memanfaatkan Informasi Penilaian

Proses penilaian berpuncak pada pemanfaatan deskripsi dari karakteristik


psikologis dan kecenderungan perilaku sebagai dasar untuk merumuskan kesimpulan
dan rekomendasi. Interpretasi atau informasi penilaian dapat diterjemahkan ke dalam
implikasinya terhadap berbagai keputusan, dan tujuan secara keseluruhan dengan
tujuan akhir penilaiannya dapat disesuaikan dan dipahami sebagai cara memfasilitasi
pengambilan keputusan tentang klasifikasi, seleksi, penempatan, diagnosis, dan
pengobatan orang yang dievaluasi. Dalam fase output ini, bagaimanapun, akunnya
harus diambil melalui fakta bahwa data penilaian dan deskripsi yang mereka berikan
kemungkinan untuk memiliki implikasi yang berbeda untuk berbagai jenis orang
yang hidup dalam situasi yang berbeda. Yang paling penting dalam hal ini adalah
sumber-sumber bias, tarif dasar yang berlaku, pertimbangan nilai menyerukan
penyesuaian memoton skor, dan latar belakang budaya dan konteks sosial dari orang
yang sedang dievaluasi. Keputusan penilaian yang baik tergantung pada mengenali
pertimbangan dan mencegah mereka dari mengerahkan semestinya pengaruh pada
kesimpulan dan rekomendasi

Bias dan Tarif Base

Seperti diuraikan pada bab Reynolds dan Ramsay dalam buku ini, bias yang
terjadi dalam pemanfaatan informasi penilaian ketika penguji memungkinkan
praduga dan diadakan sebelumnya keyakinan untuk memengaruhi bagaimana mereka
melihat implikasi dari data mereka. Penilaian Bias mungkin timbul baik secara tidak
sengaja, berasal dari sikap yang penguji tidak menyadari, atau sadar, sebagai niat
tujuan pada bagian mereka. Apakah disengaja atau tidak disengaja, penilaian bias
yang mengambil bentuk harapan yang mempengaruhi makna ditugaskan untuk satu
set temuan, dan sebagian besar harapan ini berasal pada gilirannya dari keyakinan
demografi, tayangan lingkungan, dan gagasan epidemiologi.

Sebagai contoh keyakinan demografi, asesor yang berpikir bahwa orang tua
dan laki-laki umumnya cenderung tampil lebih baik sebagai manajer daripada orang
yang lebih muda dan perempuan mungkin menyarankan menyewa seorang pria 45
tahun dan tidak mempekerjakan seorang wanita 30 tahun untuk posisi manajerial,
bahkan jika informasi penilaian psikologis mereka akan dilihat oleh sebagian besar
pemeriksa sebagai sebanding atau bahkan mendukung calon perempuan. Demikian
pula, seorang penilai yang melabuhkan keyakinan bahwa Afrika-Amerika umumnya
cenderung menanggapi psikoterapi dari Kaukasia dapat mencegah psikoterapi untuk
mantan dan merekomendasikan hal ini untuk yang terakhir, bahkan ketika melihat
informasi penilaian menunjukkan aksesibilitas pengobatan setara.

Tayangan lingkungan sebagai sumber harapan bias mengacu pada pengaturan


di mana penilai sedang melakukan evaluasi. Psikolog yang bekerja di fasilitas rawat
inap di mana persentase besar pasien psychotically terganggu datang untuk
mengharapkan sebagian besar mereka orang mereka memeriksa untuk menjadi
psikotis, setidaknya pada masuk, dan mereka mungkin sesuai cenderung untuk
menyimpulkan psikosis dari satu set data penilaian yang tidak akan membawa
mereka ke kesimpulan ini memiliki mereka diperoleh di klinik rawat jalan di mana
gangguan psikotik jarang terlihat. Demikian pula, psikolog menilai narapidana, di
antaranya gangguan kepribadian antisosial umumnya ditemukan, mungkin lebih
cenderung untuk mengharapkan dan mendiagnosis gangguan ini daripada mereka
akan jika mereka bekerja dengan data yang sama di sebuah pusat konseling
universitas.

Adapun pengertian epidemiologi, pemeriksa mungkin sadar atau tidak sengaja


dipengaruhi dalam kesimpulan mereka menggambar dengan bagaimana mereka
melihat alam dan timbulnya berbagai kondisi. Mereka yang percaya bahwa gangguan
kepribadian tersebar luas cenderung untuk mendiagnosa kondisi ini lebih sering
daripada mereka yang berpikir kategori diagnostik ini tidak memiliki presisi dan
digunakan terlalu sering. Mereka yang percaya bahwa gangguan perhatian
defisit/hyperactivity disorder (ADHD) terjadi terutama pada anak laki-laki, dan
remaja anoreksia terutama pada anak perempuan, relatif tidak mungkin untuk
mendiagnosa ADHD pada anak perempuan dan anoreksia anak laki-laki.

Dalam semua kasus seperti kemungkinan pengaruh yang berasal dari harapan
demografi, lingkungan, dan epidemiologi, tantangan bagi psikolog penilaian adalah
untuk mengenali bias pribadi mereka dan mencegah mereka sebanyak mungkin dari
mengerahkan pantas pengaruh pada kesimpulan dan rekomendasi mereka berasal dari
data penilaian mereka . Di sisi lain, contoh sebelumnya dipilih untuk menunjukkan
bahwa harapan epidemiologi dan lingkungan mungkin memiliki beberapa dasar fakta.
Ada pasien lebih psikotik di rumah sakit dibandingkan pada populasi klinik, ada
individu yang lebih antisosial di penjara daripada di kampus-kampus, dan ada
perbedaan gender substansial dalam kejadian ADHD dan anoreksia. Dari titik ketat
aktuaria pandang, kemudian, dirawat di rumah sakit tidak meningkatkan
kemungkinan sedang psikotik, yang dipenjara tidak meningkatkan kemungkinan
menjadi antisosial, dan menjadi laki-laki atau perempuan tidak meningkatkan
kemungkinan menjadi perhatian teratur atau anoreksia, masing-masing.
Mempertimbangkan memadai pengaturan dan kelompok yang sebenarnya perbedaan
tersebut, sementara mencegah mereka dari menghasilkan kesimpulan yang bias,
melibatkan waspada terhadap informasi apapun dasar-tingkat mungkin tersedia dalam
kasus individu.

Informasi dasar-rate mengacu pada frekuensi yang diharapkan dari perilaku


karakteristik atau pada orang atau keadaan tertentu. Perhatian terhadap tarif dasar
yang berlaku menyediakan cara memperkirakan utilitas prosedur penilaian,
khususnya yang berkaitan dengan ef mereka fi siensi dalam menilai peristiwa langka.
Sebagai pertama diidentifikasi oleh Meehl dan Rosen (1955), tarif dasar dapat
menjadi masalah bagi alat ukur ketika frekuensi yang diharapkan dari sebuah acara
jatuh sangat jauh di bawah 50%. Misalnya, dalam pengaturan klinis di mana 10% dari
pasien yang bunuh diri, tes valid bunuh diri yang memiliki hit rate dari 60% (yaitu,
benar 60% dari waktu dalam mengidentifikasi orang pada umumnya sebagai bunuh
diri atau nonsuicidal) secara teknis kurang efisien daripada hanya memanggil semua
pasien nonsuicidal, yang akan benar 90% dari waktu.

Meskipun secara teknis yang benar dari perspektif psikometri, jenis basis-
tingkat penekanan pada efisiensi tidak selalu memuaskan prioritas dalam praktek
penilaian yang sebenarnya. metode penilaian yang tidak efisien dalam menilai bunuh
diri, mengingat tingkat dasar rendah bahkan pada populasi paling sabar, mungkin
tetap benar mengidentifikasi subkelompok pasien yang perilaku bunuh diri relatif
mungkin terjadi. Pemeriksa kemudian dapat menggunakan informasi ini untuk
merekomendasikan tindakan pencegahan bunuh diri untuk subkelompok tampaknya
bunuh diri ini, yang lebih baik untuk menghadap potensi merusak diri dari kelompok
berisiko tinggi dengan berolahraga opsi teknis yang lebih efisien memanggil semua
pasien tidak bunuh diri.

Masalah dasar-rate juga dapat diminimalkan dengan memfokuskan upaya


penilaian pada populasi terbatas di mana frekuensi yang diharapkan dari karakteristik
yang sedang dievaluasi kurang langka daripada di population. Kamphuis umum dan
Finn (2002) catatan dalam hal ini bahwa lebih dekat sebuah tingkat dasar mendekati
50%, prospek baik ukuran valid memiliki meningkatkan pada efisiensi
menyimpulkan bahwa setiap orang atau tidak ada yang memiliki kecenderungan
karakteristik atau perilaku tertentu. Sebagai contoh meningkatkan tingkat dasar
dengan membatasi populasi, prediksi yang efisien dari perilaku kekerasan antara
orang-orang pada umumnya adalah sulit untuk mencapai, becausemost orang yang
tanpa kekerasan. Dalam populasi pelaku kriminal, namun, banyak dari mereka
memiliki sejarah kekerasan, ukuran valid kekerasan potentialmay membuktikan
cukup efisien untuk mengidentifikasi mereka yang berisiko terbesar untuk perilaku
kekerasan di masa depan.

Nilai Putusan dan Pemotongan Skor

Nilai penilaian dalam konteks ini mengacu pada tujuan yang responden
sedang dievaluasi dalam kaitannya dengan frekuensi hasil positif palsu dan negatif
palsu bahwa variabel penilaian yang kemungkinan akan menghasilkan. hasil positif
palsu mengakibatkan keputusan berdasarkan asumsi bahwa orang memiliki kondisi
tertentu dan kecenderungan bahwa mereka sebenarnya tidak, sedangkan hasil negatif
palsu mengakibatkan menyimpulkan bahwa orang-orang kurang kondisi tertentu dan
kecenderungan bahwa dalam kenyataannya tidak mencirikan mereka. Ketika
penilaian sedang dilakukan untuk membantu dalam membuat keputusan tentang
karakteristik psikologis dan konsekuensi mereka bahwa kebanyakan orang akan
menganggap sebagai tidak diinginkan, seperti menjadi bunuh diri atau membunuh,
positif palsu dapat menjadi perhatian kurang dari negatif palsu. Sebuah keputusan
mengenai keberbahayaan positif palsu mungkin mengakibatkan seseorang menjadi
tidak perlu diawasi atau bahkan terkendali, yang merupakan disesalkan tapi tidak
hasil yang fatal. Keputusan Afalse-negatif, di sisi lain, dengan tidak mengidentifikasi
keberbahayaan terhadap diri sendiri atau orang lain, dapat mengakibatkan hilangnya
nyawa.

Sebaliknya, hasil positif palsu mungkin lebih bermasalah dari hasil negatif
palsu ketika pertanyaan rujukan perhatian karakteristik yang diinginkan dan
konsekuensi, seperti apakah seseorang harus diberikan beasiswa, pekerjaan, promosi,
atau pembebasan bersyarat. negatif palsu dalam jenis penilaian situationmay
mengakibatkan menyangkal peluang orang yang mereka menyebutkan statusnya fi ed
dan layak, yang tidak menguntungkan dan mungkin tidak adil kepada mereka sebagai
individu. Namun, ketika positif palsu mengakibatkan promosi personil untuk posisi
tanggung jawab yang melebihi kapasitas mereka, atau pembebasan bersyarat dari
penjahat yang kecenderungan kriminal belum mereda, maka banyak orang selain
individu cenderung untuk menderita konsekuensi serius.

Sehubungan dengan pertimbangan nilai tersebut, maka, satu set data penilaian
dapat memiliki implikasi yang berbeda dalam keadaan penilaian perbedaan dan
dengan demikian panggilan untuk penilai untuk memilih dengan hati-hati skor cutting
mereka memanfaatkan dalam merumuskan kesimpulan dan rekomendasi mereka.
Untuk fi dimensi dapat quanti penilaian yang berkorelasi positif dengan kehadiran
kecenderungan karakteristik atau perilaku, bergerak naik skala numerik menghasilkan
persentase semakin menurun dari positif palsu, dan bergerak turun skala
menghasilkan persentase semakin menurun dari negatif palsu; sebaliknya akan
menjadi kasus untuk dimensi penilaian yang berbanding terbalik dengan apa yang
mereka mengukur. Sebagai cara untuk menentukan implikasi dari temuan penilaian fi
dalam situasi tertentu, memotong nilai sehingga dapat dipilih untuk meminimalkan
kemungkinan hasil positif palsu pada pemeriksaan berkaitan dengan konsekuensi
yang diinginkan dan meminimalkan hasil negatif palsu dalam estimasi konsekuensi
yang tidak diinginkan.

Budaya dan Konteks

Sama seperti informasi penilaian mungkin memiliki implikasi yang berbeda


bagi orang-orang diperiksa dalam pengaturan yang berbeda dan untuk tujuan yang
berbeda, juga dapat bervariasi dalam nya signifikansi untuk responden yang berasal
budaya fromdifferent atau hidup dalam konteks sosial yang berbeda. Oleh karena itu
tahap pemanfaatan penilaian processmust selalu mempertimbangkan bagaimana
karakteristik individu diidentifikasi dalam tahap penafsiran yang cenderung
mempengaruhi fungsi psikologis mereka dalam keadaan tertentu mereka. Perhatian
terhadap lintas budaya pengaruh-pengaruh memiliki sejarah panjang dalam penilaian
psikologi (lihat, misalnya, Hallowell, 1951; Lindzey, 1961) dan telah melihat
kebangkitan baru-baru ini menarik, seperti yang dijelaskan dalam bab dengan
Geisinger dalam buku ini dan dalam kontribusi oleh Dana (1993, 2000b), Kazarian
dan Evans (1998), Suzuki, Ponterotto, dan Meller (2000), dan Williams, Satterwhite,
dan Saiz (1998).

Perbedaan ditarik dalam gambaran ini proses penilaian antara menafsirkan


dan memanfaatkan informasi penilaian memberikan beberapa panduan yang berguna
untuk proses dua langkah dalam mempertimbangkan latar belakang dan perbedaan
situasional antara responden. Tahap interpretasi dari penilaian menyediakan langkah
pertama, yang terdiri dari tiba di pernyataan deskriptif yang mengidentifikasi
karakteristik psikologis responden saat mereka ada secara independen dari konteks
dan situasi budaya nya. Memiliki kecerdasan superior, menjadi tertib dan kompulsif,
mengalami kehilangan memori, yang secara emosional milik, memiliki membungkuk
tegas dan kompetitif, dan menjadi rentan terhadap kecemasan akut di lingkungan
yang tidak dikenalnya adalah contoh dari karakteristik yang mendefinisikan sifat
individu. Seperti diungkapkan oleh data penilaian, karakteristik tersebut akan hadir
pada orang terlepas dari mana mereka tinggal, dari mana mereka datang, dan apa
yang mereka terlibat. Tahap pemanfaatan proses penilaian memberikan langkah
kedua, yang melibatkan menjadi suf fi sien sensitif terhadap konteks budaya dan
pengalaman responden untuk memperkirakan secara akurat implikasi dari
karakteristik psikologis mereka dalam keadaan hidup khusus mereka. Terutama
penting dalam hal ini adalah menentukan apakah mereka karakteristik psikologis
cenderung untuk membuktikan adaptif atau maladaptif di dunia sehari-hari mereka
dan apa jenis adaptasi sukses atau gagal mungkin timbul dari karakteristik ini dalam
keadaan tertentu mereka.

Penelitian dokumen temuan bahwa perbedaan budaya dapat menyebabkan


variasi lintas-budaya dalam karakteristik psikologis modal, dan bahwa tuntutan dan
harapan masyarakat menghadapi sering menentukan implikasi dan konsekuensi dari
karakteristik tertentu, sehubungan especiallywith untuk howadaptive mereka (lihat
Kazarian & Evans, 1998) . Misalnya, orang umumnya pasif, tergantung,
menyenangkan, dan sepakat mungkin rentan terhadap penyesuaian-kesulitan dif
dalam konteks budaya yang menghargai otonomi, kemandirian, ketegasan, dan daya
saing. Sebaliknya, seseorang fi ercely independen dan sangat kompetitif mungkin
merasa nyaman dan fl ourish psikologis dalam subkultur yang menghargai ketegasan,
tapi mungkin merasa terasing dan beradaptasi buruk dalam masyarakat yang bawahan
kebutuhan individu dan preferensi dengan keinginan dan kesejahteraan kelompok,
dan di mana a personwould pasif dan sepakat bergaul dengan sangat baik.
Kontekstual ini pengaruh-pengaruh pada implikasi dari karakteristik psikologis
meluas ke bagian keadaan fi-c dalam kehidupan orang juga sebagai konteks sosial
budaya yang lebih luas. Tingkat sederhana kecerdasan dapat menjadi sumber
kenyamanan dan keberhasilan kepada orang-orang muda yang pribadi dan harapan
keluarga hanya bahwa mereka lulus dari sekolah tinggi, tetapi sumber kegagalan dan
cemas untuk mereka yang lulus dari sebuah perguruan tinggi bergengsi adalah
harapan minimum. Demikian pula, orang dengan keterampilan koping yang baik dan
kapasitas adaptif berlimpah yang membawa beban berat tanggung jawab dan
menghadapi banyak rintangan untuk bertemu mereka dapat mengalami kecemasan,
mudah tersinggung, dan konsekuensi lain dari kelebihan stres, sedangkan seseorang
dengan keterampilan koping terbatas dan beberapa kapasitas adaptif yang memimpin
kehidupan sempit dibatasi melibatkan sangat sedikit meningkat dapat
menyeimbangkan psikologis nyaman dan mengalami sedikit di jalan dari subjektif
merasa tertekan. Demikian juga, orang kontemplatif yang menghargai untuk secermat
mungkin dalam menyelesaikan tugas dan tiba pada kesimpulan dapat melakukan
dengan baik dalam situasi pekerjaan yang membutuhkan akurasi dan ketelitian dan
melibatkan relatif sedikit tekanan waktu, tetapi mungkin berkinerja buruk dalam
posisi yang melibatkan tenggat waktu yang ketat atau membutuhkan keputusan yang
cepat atas dasar informasi samar, dan di mana yang lebih tegas dan berorientasi aksi
fungsi personwould lebih efektif.

Seperti yang digambarkan oleh contoh nal-fi dan orang-orang yang telah
mendahuluinya dalam bab ini, penilaian psikologis adalah proses yang kompleks.
Perspektif beragam dan memperhatikan variabel berinteraksi diperlukan dalam
psikologi penilaian seperti di tempat lain di ilmu perilaku untuk memperluas
pengetahuan dan membimbing aplikasi praktis, dan ada sedikit yang bisa diperoleh
dari pernyataan doktriner pendekatan dimensi uni. Untuk mengumpulkan,
menafsirkan, dan memanfaatkan data penilaian secara efektif, kita harus memberikan
setiap masalah diidentifikasi dalam pengantar ini untuk proses penilaian hanya
karena, dan 24 bab yang mengikuti dirancang untuk tujuan ini.

Tambahan :

PROSES DALAM ASESMEN PSIKOLOGIS


Dalam asesmen psikologi, ada empat proses yang perlu diperhatikan, yaitu :

1. Planning Data Collection Procedures


2. Collecting Assessment Data
3. Processing Assessment Data
4. Communicating Assessment Data

Perencanaan prosedur pengumpulan data (Planning Data Collection Procedures)

Tahap ini adalah tahap dimana seorang asesor memikirkan hal apa saja yang ingin
diketahui dari subjek dan memikirkan apa tujuan dari asesmen tersebut. Ada tiga
tujuan asesmen, yaitu :

a. Diagnostik, yaitu untuk menentukan jenis treatmen yang tepat. Misal untuk
memberikan treatmen yang tepat bagi anak dengan Gangguan Berhitung. Sebelum
diperoleh hasil diagnosis, maka diperlukan proses asesmen yang tepat untuk
penegakan diagnosis.

b. Deskripsi. Tujuan asesmen yang kedua adalah untuk menggambarkan


kepribadian seseorang secara lebih lengkap, dan dibuat dalam bentuk profile
(mencakup motivasi, kebutuhan, kecenderungan perilaku, pola interaksi, dll)

c. Prediksi. Tujuan asesmen yang ketiga adalah untuk memprediksi perilaku


seseorang. Misalnya asesor diminta oleh perusahaan untuk menyeleksi seseorang
yang tepat bagi suatu posisi kerja tertentu. Dalam kasus tersebut, asesor akan
melakukan asesmen dengan mengumpulkan dan menguji data deskriptif yang
kemudian digunakan sebagai dasar untuk melakukan prediksi dan seleksi.

Pengumpulan data (Collecting Assessment Data)


Tahap ini adalah tahap dimana seorang asesor memikirkan cara apa saja yang perlu
dilakukan untuk menemukan hal yang ingin diketahui dari subjek. Ada beberapa cara
yang dapat dilakukan, yaitu :

a. Observasi.
Observasi adalah salah satu metode dalam psikodiagnostika, yang dilakukan
secara sistematis dan sengaja melalui pengamatan dan pencatatan terhadap subjek
yang diteliti. Dalam arti sempit, observasi adalah pengamatan langsung terhadap
subjek yang diteliti, baik dalam situasi alami maupun situasi buatan. Dalam arti luas,
observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara tidak langsung dengan
menggunakan alat-alat bantu. Tujuan observasi dalam psikodiagnostika adalah
memperoleh data mengenai subjek, yang tidak diperoleh dari metode lain. Selain itu,
observer akan lebih berfokus pada penemuan dalam proses observasi, dibandingkan
dengan pembuktian teori.

Beberapa hal yang dapat dijadian bahan observasi adalah ekspresi atau
respon verbal dan nonverbal, perilaku yang menjadi target observasi, bahasa tubuh,
dll. Observasi dapat dilakukan dalam berbagai bidang, yaitu :

1. Bidang Industri & Organisasi, contohnya mengamati perilaku karyawan dalam


ketepatan menyelesaikan pekerjaan ; atau mengamati perilaku hadir tepat waktu.
2. Bidang Pendidikan, contohnya mengamati perilaku siswa SMP yang selalu tidur di
kelas selama jam pelajaran matematika.
3. Bidang sosial, contohnya mengamati perilaku berkendara dari para pengemudi di
jalan raya.

b. Wawancara
Wawancara merupakan percakapan antara dua orang atau lebih, yang
berlangsung antara interviewee dan interviewer. Tujuan dari wawancara adalah untuk
mendapatkan informasi dimana interviewer mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk
dijawab oleh interviewee. Wawancara merupakan salah satu metode dalam
psikodiagnostika dan merupakan sumber yang sangat luas. Ada beberapa kelebihan
dari wawancara, yaitu : (1) tidak membutuhkan peralatan atau perlengkapan yang
khusus ; (2) dapat dilakukan di mana saja ; (3) merupakan hal biasa dalam interaksi
sosial sehingga memungkinkan untuk mengumpulkan sampel tentang perilaku verbal
atau non verbal individu secara bersamaan ; (4) memiliki tingkat fleksibilitas yang
tinggi. Interviewer bebas melakukan inquiry (pendalaman) terhadap topik
pembicaraan. Namun sebaliknya, wawancara juga memiliki kelemahan, yaitu dapat
terdistorsi oleh karakteristik dan pertanyaan interviewer, karakteristik interviewee,
dan oleh situasi pada saat wawancara berlangsung.

c. Analisa dokumen (riwayat hidup)

Dokumen yang dapat dianalisa dapat berupa ijazah sekolah, arsip pekerjaan,
catatan medis, tabungan, buku harian, surat, album foto, catatan kepolisian,
penghargaan, dsb. Data dalam bentuk dokumen ini memiliki kelebihan, yaitu data
dapat lebih terhindar dari distorsi memori, jenis respon, motivasi atau faktor
situasional. Misalnya, ingin mendapatkan informasi tentang hasil belajar subjek,
dengan melihat nilai rapor, dibandingkan bertanya langsung (yang kemungkinan,
subjek dapat berbohong).

d. Tes Psikologi

Metode tes dapat membantu memperoleh gambaran diri subjek. Kelebihan


dari tes adalah bentuknya yang sudah standar, sehingga mengurangi bias yang
mungkin muncul selama proses pemeriksaan berlangsung. Respon yang diberikan
diubah dalam bentuk skor dan dibuat analisis kuantitatif. Skor yang didapat kemudian
diinterpretasi sesuai dengan norma yang ada.

Mengolah Data Asesmen (Processing Assessment Data)

Tahap ini adalah tahap dimana seorang asesor mengintegrasikan data-data


yang telah diperoleh dalam proses asesmen. Semua data diberi skor (scoring), di olah,
dan di interpretasi, sehingga mendapatkan gambaran diri subjek.

Komunikasi Data Asesmen (Communicating Assessment Data)

Tahap ini adalah tahap dimana seorang asesor memindahkan hasil interpretasi
nya ke dalam bentuk laporan (Laporan Hasil Pemeriksaan Psikologis). Dalam
pembuatan laporan ini, asesor perlu memikirkan siapa orang yang akan menerima dan
membaca laporan tersebut (Orangtua, Kepala Sekolah, Siswa, Manajer HRD,
Karyawan, dll). Ada tiga kriteria yang harus dipenuhi suatu laporan asesmen yaitu :
1. Jelas. Laporan itu harus jelas. Tanpa kriteria ini, relevansi dan kegunaan
laporan tidak dapat dievaluasi. Ketidakjelasan laporan psikologis merupakan
suatu masalah karena kesalahan interpretasi dapat menyebabkan kesalahan
pengambilan keputusan.
2. Relevan dengan tujuan. Laporan asesmen harus relevan dengan tujuan yang
sudah ditetapkan pada awal asesmen. Jika tujuan awalnya adalah untuk
mengklasifikasikan perilaku, maka informasi yang relevan dengan hal itu
harus lebih ditekankan.
3. Berguna. Laporan diharapkan dapat memberikan informasi tambahan yang
penting tentang subjek.
Daftar Pustaka

Graham, John R & Naglieri Jack A. (2003). Handbook of Psychology.


Volume 10Assessment Psychology. Canada
Markam, S.S. Pengantar Psikodiagnostik. Jakarta : Lembaga Pengembangan Sarana
Pengukuran dan Pendidikan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas
Indonesia
Suryobroto, S (1984). Pembimbing ke Psikodiagnostika.

Anda mungkin juga menyukai