Anda di halaman 1dari 22

KULIAH PSIKODIAGNOSTIK MGG 3

Definisi psikodiagnostik, khususnya


perbedaan penggunaan tes dan asesmen
dalam psikologi.
4W+1H tentang tes dan asesmen psikologis.

DOSEN PENGAMPU :
HANIZAR FITRIANI S.Psi M.Psi
PSIKODIAGNOSTIK

Psikodiagnostik ini sesungguhnya terdiri dari dua gabungan kata, yaitu psikologi dan juga diagnostik, dimana untuk
psikologi itu sendiri merupakan sebuah ilmu yang mempelajari mengenai tingkah laku manusia, Sedangkan untuk
diagnostik sendiri merupakan sebuah cara yang dilakukan untuk mencari sebuah informasi tertentu. Sehingga apabila
digabungkan, psikodiagnostik merupakan sebuah metode yang biasa dipakai untuk mendapatkan diagnosis dari ilmu
psikologi, sehingga kita bisa memperlakukan seseorang dengan tepat dan baik.

Psikodiagnostik ini biasa diterapkan dalam beberapa bidang klinis, diantaranya metode psikologi pendidikan, sosial dan
juga organisasi.
Di dalamnya juga memiliki pengaruh yang cukup penting dalam memahami adanya pengaruh penting dalam ilmu
psikologi sehingga kita bisa lebih baik dalam memperlakukan hal- hal yang memang sesuai dengan keinginan dan juga
kepribadiannya.
Ada macam- macam penerapan psikodiagnostik yang bisa dilakukan dalam hal bidang sosial, salah satunya dengan
mempelajari masalah sosial dan juga observasi serta wawancara yang dilakukan.

Beberapa metode psikodiagnostika yang dilakukan diantaranya: Assesmen Psikologi


Proses psikodiagnostik juga mengajarkan kita bagaimana memahami mengenai proses yang diberikan dalam
proses perlakuannya, diantaranya:

1. Dalam tes yang dilakukan menggunakan perlakukan yang serupa untuk semua individu saat akan
melakukan tes

2. Dalam melakukan sebuah interaksi satu sama lainnya juga menggunakan klien dan juga psikolog yang
sudah berpengalaman

3. Sebuah kesadaran dalam melakukan tes psikodiagnostik, dimana dalam tes ini dilakukan berdasarkan
ulasan kesadaran diri mereka sendiri, untuk itu hasil tujuannya bisa mudah terlihat

4. Untuk biaya yang dilakukan masih cukup terjangkau

5. Psikolog memang sudah melakukan tes untuk seseorang yang lebih prosfesional dan juga harus
merahasikan mengenai biodata klien tersebut. sehingga dalam psikologis diagnostik bisa berjalan dengan
baik.
ASSESMENT PSIKOLOGI

Assesment psikologi merupakan serangkaian kegiatan untuk mengumpulkan dan merumuskan beragam informasi
tentang masalah yang menyangkut jiwa (psikis) seseorang ataupun kelompok yang akan dipergunakan sebagai
bahan dasar maupun pedoman bagi pengambilan keputusan dan solusi dari masalah yang tengah dihadapi seseorang
ataupun kelompok tersebut.

Assesmen psikologi sebenarnya berasal dari sebuah kata to assess/ assessment, dimana jika diartikan menjadi
sebuah taksiran. Sifat dan juga taksiran menjadi sebuah hal komprehensif yang memiliki arti bekerja dengan cara
utuh sesuai dengan kemampuan. Dalam assesmanet ini di dalamnya memiliki informasi, data, maupun fakta dimana
untuk bisa mengetahui gejala dan juga intesitasnya, ada juga beberapa kendala yang biasanya terjadi dan juga
menjadi sebuah kelemahan dan kekuatan anak. Karena dalam assesmen juga dibutuhkan yang namanya pembanding
informasi.

Sebelum melakukan assessment para praktisi dalam hal ini psikolog harus memahami terlebih dahulu beberapa
prosedur yang harus dilakukan.
Berikut ini merupakan serangkaian prosedur yang harus dilakukan sebelum melakukan assessment
psikologi

1. Pendekatan Kepada Klien

Prosedur dalam Melakukan Assesment Psikologi Pendekatan dilakukan agar lebih mengenal sifat
dan karakter klien agar nantinya ketika prosesi pengambilan informasi, antara klien dan psikolog
telah memiliki chemistry sehingga dapat saling mempercayai. Ketika rasa saling mempercayai
tersebut telah tumbuh pada psikolog tentu klien pun tak akan merasa canggung maupun
terintimidasi oleh beeberapa pertanyaan yang akan di ajukan oleh psikolog guna menggali
informasi mendalam.

2. Perencanaan

Assesment PsikologiMelakukan perencanaan untuk menentukan prosedur yang tepat dalam


pengambilan data. Dengan melakukan perencanaan tersebut, penting untuk di tetapkannya
pedoman, garis besar, maupun petunjuk yang dipersiapkan agar hasil assessment nantinya
memperoleh hasil sebagaimana yang diinginkan.(secara detail dijelaskan dibawah ini).
.

3. Melakukan Observasi

Agar dapat melihat langsung apa yang dilakukan subjek yang merupakan sasaran Assesment. Selain
itu observasi memiliki kegunaan yaitu sebagai sarana menggeneralisasi hipotesis ataupun ide.
Melalui observasi ini nantinya diharapkan para psikolog mampu mengetahui aktivitas serta apa saja
yang ia lakukan hingga mengalami gangguan seperti apa yang di keluhkan.

Observasi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk menjawab pertanyaan khusus atau spesifik.
Sebagai cotohnya saja, apabila seorang psikolog yang ingin mengetahui bagaimana respon klien
terhadap lingkungan sekitarnya. Apakah ada kesesuaian antara keluhan yang di alami klien dengan
kondisi secara general saat itu.

Observasi juga merupakan salah satu pengambilan informasi yang akan memberikan gambaran lebih
realistic terhadap suatu peristiwa ataupun perilaku dari klien, dibandigkan dengan metode pengumpulan
informasi yang lainnya.
4. Wawancara

Prosesur Dalam Melakukan Assesment Psikologi (part 2)


Dilakukan sebagai dasar untuk melakukan Assesment secara keseluruhan.
Wawancara ini juga merupakan inti dari prosedur dalam melakukan assesement psikologi terhadap klien.
Penting untuk diingat bahwa dalam melakukan wawancara, hendaknya psikolog untuk cerdas dalam
memberikan beberapa pertanyaan yang singkat namun jelas dan tidak bertele-tela. Hal tersebut untuk
menghindari adanya kejenuhan klien dalam prosesi pengambilan informasi melalui wawancara ini.

5. Melakukan Tes

Melakukan tes hampir seperti wawancara, memberikan sampel dari tingkah laku. Dengan melakukan tes
ini maka prosesi pada wawancara akan lebih berwarna, dan tentu harapannya prosedur untuk menetapkan
suatu kesimpulan dalam assessment kondisi yang di alami klien nantinya dapat lebih tajam. Melakukan
tes juga berfungsi untuk memastikan ketajaman dari serangkaian hasil sebelumnya.
6. Pengolahan Data

Prosesur Dalam Melakukan Assesment Psikologi (part 2) Data yang terkumpul diolah agar pemeriksa dapat
menginterpretasi sesuai dengan tujuan dan orientasi teoretikanya. Mengolah hasil data tentu dibutuhkan
ketelitian dan kecermatan. Karena kesalahan dalam pengolahan data, maka serangkaian prosedur yang telah
di jalani sebelumnya menjadi hal yang sia sia.

7. Hipotesis

Data yang telah diolah akan diubah menjadi kesimpulan atau hipotesis yang berkaitan dengan tujuan
Assesment. Pentingnya juga memiliki hipotesis agar psikolog mampu untuk lebih terarah dalam penanganan
klien nantinya

8. Anamnesis

Prosesur Dalam Melakukan Assesment Psikologi (part 2)


Anamnesis merupakan bagian dari hal seperti menanyakan kepada klien mengenai persoalan yang pernah
dialami serta riwayat hidupnya. Kegiatan ini memiliki 2 jenis yaitu secara langsung pada klien (Auto-
anamnesa), dan Tidak langsung yang biasanya ditanyakan pada keluarga klien yang mengetahu tentang klien
(Allo-anamnesa)
9. Laporan Pemeriksaan

Prosesur Dalam Melakukan Assesment Psikologi (part 2)


Laporan hasil pemeriksaan dilakukan untuk keperluan akademik seperti diskusi kasus, penelitian, dan lain
sebagainya. Laporan pemeriksaan ini pun sebaiknya untuk di arsipkan guna menjaga, jika sewaktu-waktu data-data
klien tersebut kehilangan maupun menjadi bahan referensi atas kasus setelahnya, maupun kasus baru namun sejenis.

10. Penyampaian Hasil

Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada pihak yang meminta termasuk klien baik secara tertulis maupun lisan.
Penyampaian hasil haruslah tanpa adanya manipulasi, agar klien mengetahui kondisi sebenarnya dan langkah apa
saja yang harus di lakukan setelah berobat (menggunakan) jasa psikolog tersebut.
PERBEDAAN PENGGUNAAN TES DAN ASSESMENT
DALAM PSIKOLOGI
Tes adalah : seperangkat soal atau tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi mengenai kemampuan kognitif
siswa. Dengan kata lain tes adalah seperangkat pertanyaan yang memerlukan jawaban benar atau salah. Yang termasuk ke
dalam kelompok tes adalah tes objektif atau biasa kita kenal tes pilihan ganda, dan tes uraian. Sedangkan yang termasuk
kelompok bukan tes (non tes) antara lain adalah pedoman pengamatan, skala rating, skala sikap, dan pedoman wawancara.

Asesmen adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi contohnya hasil belajar siswa yang diperoleh dari berbagai jenis
tagihan dan mengolah informasi tersebut untuk menilai hasil belajar siswa dan perkembangan belajar siswa.

Pak Rudi adalah seorang guru matematika. Setiap selesai pembelajaran matematika Pak Rudi selalu memberikan tes
kepada siswa-siswi nya. Tes adalah alat ukur untuk mengetahui hasil belajar siswa terhadap pembelajaran matematika yang
diajarkan oleh Pak Rudi. Setelah selesai tes Pak Rudi memeriksa hasil tes tersebut dan memberikan skor terhadap hasil tes.
Skor-skor Inilah yang disebut sebagai hasil pengukuran. Setelah beberapa kali tes maka akan terkumpul data data hasil
pengukuran. Kumpulan data tersebut bisa dianalisis untuk menarik kesimpulan tentang perkembangan belajar matematika
siswa. Kegiatan Inilah yang disebut dengan asesmen.
PERBEDAAN MENDASAR ANTARA PSIKOTES DAN ASESMENT

Anda seorang staff personalia, saat ini sedang dalam proses rekrutmen untuk memenuhi permintaan user dari divisi terkait.
Profil setiap kandidat telah anda pegang melalui database dari web jasa online pencari kerja. Saat itu anda terpikir akan
mengadakan psikotes seperti biasa. Namun manager anda menugaskan anda mencari konsultan yang dapat mengungkap
kompetensi setiap kandidat melalui assessment. Timbul pertanyaan di benak anda saat itu, apa bedanya psikotes dengan
assessment?

1. Psikotes mengungkap potensi yang ada serta meramalkan kecenderungan perilaku yang akan muncul kemudian. psikotes
juga dapat mengungkap dan mencari tahu sebab dan alasan munculnya perilaku tersebut. hal ini dikarenakan sifat beberapa
alat tes dapat bersifat proyeksi atau bersifat klinis. jadi ini keuntungan dari jasa psikotes, selain mengungkap potensi,
meramalkan, juga mengetahui alasannya.

2. Assessment mengungkap kompetensi, yaitu memotret perilaku yang muncul secara langsung. Hal ini terjadi karena
assessment test biasanya menggunakan simulasi-simulasi dibandingkan paper test sebagaimana psikotest. Lalu apa
perbedaannya? dibandingkan psikotes, assessment cenderung bersifat straight atau melihat langsung perilaku yang muncul
tanpa perlu mengungkap apa yang mendasari seseorang berperilaku tertentu. ramalannya pun bersifat on sight, artinya apa
yang “tersurat” saja.
MACAM-MACAM TES PSIKOLOGI
Tes psikologi memiliki keragaman sesuai dengan kebutuhan dan tujuan dilakukannya sebuah pengujian. Satu alat
ukur, dengan tujuan yang spesifik, hanya berlaku pada konteks tertentu. Fungsi-fungsi alat ukur yang berbeda
menempatkan tes psikologi sebagai alat kerja yang harus digunakan secara ketat dan tepat. Tidak sembarang orang
bisa melakukan tes psikologi, termasuk menginterpretasikan hasil yang diperoleh melalui tes psikologi.

1. Tes IQ

IQ (intellectual quotient) merupakan sebuah konstruksi yang digunakan


untuk menggambarkan fungsi kognitif manusia. Agar kemampuan kognitif satu orang dapat dibedakan dengan
kemampuan yang lainnya, disusunlah nilai dan ukuran yang memadai untuk menggambarkan kemampuan IQ
tersebut. Tes IQ pada prinsipnya tidak menggambarkan situasi aktual dari kemampuan kognitif atau kecerdasan
manusia, tetapi menggambarkan sesuatu yang dinilai berkaitan atau menjadi komponen kecerdasan manusia

Tes IQ yang umum digunakan adalah adalah tes Standford Binet dan Wechsler scales. Wechsler Adult Intelligence
Scale (WAIS-IV) adalah alat ukur yang paling banyak digunakan. Tes WAIS umumnya digunakan untuk orang yang
sudah berusia di atas 16 tahun. Secara umum WAIS terbagi menjadi 4 komponen utama. Penggunaan keempat elemen
tersebut dinilai mendekati ideal untuk mengukur IQ manusia.
2. Tes Kepribadian
Tes kepribadian pada ruang psikologi bertujuan untuk memperoleh gambaran tantang kepribadian (personality)
manusia. Gambaran tersebut dapat digunakan pada pelbagai ruang, seperti klinis, HRD dan sosial. Beberapa tes
kepribadian yang umum digunakan.

a. Tes Wartegg
Tes Wartegg dikembangkan oleh Kruegger dan Sander dari Leipzig. Pengembangan selanjutnya dilakukan oleh Ehrig
Wartegg dan Marian Kinget. Meski dilahirkan oleh Sander dan Krueger, namun Wartegg melekat pada nama tes ini.
Tes warteg betujuan untuk menggambarkan kepribadian manusia dari sudut pandang beberapa aspek, seperti
imajinasi, emosi, kontrol, dinamisme dan nilai fungsi pada pemahaman atas realitas. Setiap orang memiliki
kemampuan untuk mengerjakannya dengan intensitas dan penekanan yang berbeda. Keragaman tersebut memberikan
keragaman dan menegaskan situasi pada satu individu yang mengerjakan.
b. Tes Menggambar Orang (Draw a Person) / Tes DAP
DAP dikembangkan oleh Florence Goodenough (1926). Dr.Dale B.Harris mengembangkan lebih lanjut dan
menyempurnakan tes tersebut pada tahun 1963. Dr Harris menamai tes ini dengan sebutan Goodenough-Harris
Drawing Test. Hingga saat ini DAP lebih sering digunakan untuk menyebut nama tes psikologi ini.

Tes DAP akan meminta klien untuk menggambar orang. Sebagai tes berbasis grafis, pengerjaannya tidak akan
terkendala dengan kemampuan lainnya, seperti bahasa dan angka. DAP menggambarkan karakteristik diri melalui
ketegasan gambar dan bentuk-bentuk yang dimunculkan pada gambar tersebut. DAP banyak digunakan sebaga bagian
dari tes seleksi tenaga kerja.

c. Tes Pauli
Tes Pauli dan Kreplin digunakan untuk mengukur daya tahan seseorang. Selai itu, tes ini juga menggambarkan
beberapa aspek, seperti kemauan, emosi, penyesuaian diri dan stabilitas individu. Biasanya, tes ini dilakukan di sesi
akhir dari serangkaian tes psikologi yang dilakukan. Tes pauli banyak digunakan dalam seleksi atau perekrutan tenaga
kerja.

Tes ini dikembangkan oleh Emil Kraplin. Kraplin mulanya mengembangkan alat untuk mendiagnosa gangguan otak,
seperti alzheimer dan dimensia. Bersama dengan Richard Pauli, Kraplin mengembangkan alat ukur tersebut sehingga
bisa digunakan untuk mengenali kepribadian orang secara umum.
10 PENGGUNAAN ASESMEN DALAM
PRAKTEK PSIKOLOGI
Dalam suatu praktek psikologi, asesmen merupakan sesuatu yang sangat penting, melakukan proses asesmen
di dalam kegiatan psikologi dapat membantu seseorang profesional dalam melakukan terapi ataupun
pendiagnosaan serta penentuan mengenai sesuatu keputusan yang dibutuhkan dengan rasa tanggung jawab.
manfaat mempelajari psikologi di dalam asesmen juga dapat melihat sebuah prosedur evaluasi yang nantinya
akan dilakukan seacara sistematis. Dan melakukan beberapa hal yang bertujuan untuk menilai atau
memerikasa di dalam praktek psikologi.

Hal-hal yang termasuk di dalam assesmen

a. Melakukan wawancara
b. Pemberian alat tes
c. Prosedur observasi

Assesmen dalam praktiknya dapat dilakukan dengan berbagai macam cara yaitu dalam pengembangan,
psikologi klinis, pesikologi pendidikan, psikologis tingkah laku, psikologis social dan masih banyak lagi.

Di dalam penerapannya tentunya membuthkan cara agar asesor dapat mengetahui proses dalam melakukan
assesmen tersebut.
Assesmen dalam Praktik Psikologi Pendidikan
Di dalam assesmen yang dilakukan dalam praktik psikologi adalah sebuah cara dalam mengamati perilaku seseorang
siswa saat akan mengambil sebuah keputusan yang nantinya dapat disimpulkan menjadi suatu pengetahuan dan juga
kemampuan siswa dalam menerima pengajaran.

1. Assesment Informal
Dalam praktik nya assessment informal mengikuti sebuah penelitan dan juga pengamatan yang dilakukan secara
spontan tanpa adanya rencana sama sekali.

2. Assesment Formal
Dalam praktik assesmen formal merupakan suatu cara yang dilakukan berdasarkan rencana yang telah difikirkan
sebelumnya dalam sebuah tujuan tertentu. Contohnya saja saat menentukan apa yang akan dipelajari oleh mahasiswa
jurusan psikologi, apakah sudah sesuai dengan prosedur atau belum. Untuk assesmen formal sendiri, tentunya kita
membutuhkan waktu dalam meluangkan waktu saat akan memikirkan proses dalam assesmen formal.

3. Assesmen Performa
Sebagai seorang pengajar tentunya kita ingin bahwa siswa yang kita berikan pengetahuan, memiliki cara sendiri
dalam melakukan assesmen performa, misalnya saja tampil di depan umum untuk melakukan presentasi tentang
sebuah penelitian ataupun hal yang sudah pernah diajarkan sebelumnya.
Assesmen dalam praktik psikologi.
.
4. Teknik Wawancara
Dalam melakukan wawancara merupakan suatu percakapan yang dilakukan oleh kedua belah pihak antara interviewee
dan juga interviewer, dalam hal ini tujuan dari dilakukan wawancara adalah agar seorang interviewer mendapatkan
sumber informasi yang cukup jelas mengenai segala sesuatu hal yang berhubungan dengan interviewee, adapun
kelebihan dari dilakukannya wawancara adalah, dalam praktiknya tentunya tidak membutuhkan sebuah perlengkapan
ataupun alat-alat yang khusus dan praktiknya pun bisa kita lakukan dimana saja serta sebuah interaksi social sehingga
dapat dilakukan pengumpulan data mengenai perilaku verbal maupun no verbal yang dimilikinya.

5. Observasi
Dalam praktiknya sendiri merupakan sebuah metode psikodiagnostika secara sistematis dengan melakukan sebuah
pengamatan objek yang setelahnya dilakukan pencatatan, atau dalam hal yang lebih dapat diteliti, tujuan dari
dilakukannya sendiri untuk mendapatkan sebuah data mengenai subjek yang kita cari yang sulit ditemukan dengan cara
lainnya. Sehingga dalam hal ini lebih mementingkan hasil dari yang kita temukan daripada teori nya.

6, Analisa Dokumen
Dalam praktiknya sendiri kita dapat menemukan cara dalam mencari sebuah informasi mengenai catatan ijazah sekolah,
album foto, catatan kepolisian, tabungan, buku harian, catatan medis dan lain sebagainya, hal ini dilakukan agar dapat
menghindari distorsi mengenai jenis respond dan motivasi dalam hal situasional. Contohnya daja saat ingin mendapatkan
informasi mengenai hasil belajar siswa.
.
7, Tes Psikologi
Dalam praktiknya tentu cara seperti ini dapat mengurangi biasa mengenai hal yang tidak jelas dalam mendapatkan
gambaran diri subjek, dalam bentuknya yang masih standar memberikan respon di dalam suatu skor melalui data analisis
kuantitatif, setelah kita mendapatkan skor tersebut dapat diintepretasikan mengenai norma yang sudah ada.

Assesmen dalam psikologi klinis

1. Assesmen Perilaku
Dalam praktik psikologi klinis, assessmen perilaku dilakukan sebagai cara pengidentifikasian yang di dapatkan dari seorang
klien dan juga lingkungannya, hal ini memungkinkan untuk melakukan sebuah perubahan, contohnya saat kita melakukan
pekerjaan dengan seorang klien yang sedang mengalami sebuah kecemasan, maka secara spontan asesor perilaku langsung
bertanya, situasi seperti apa yang membuatnya cemas? Atau perilaku apa yang secara langsung muncul saat kita merasakan
cemas.

2. Pemahaman Psikis
Saat dilakukannya proses assesmen tentunya salah satu hal yang kita butuhkan adalah untuk lebih paham tentang sesuatu
pemahaman psikis seorang subjek, hal ini dilakukan agar proses assessment yang kita lakukan dapat berjalan dengan lancar.
Mengetahui Deskripsi
Saat melakukan assesmen di dalam psikologi klinis, tentu kita membutuhkan agar lebih paham tentang sesorang yang akan
ditemui nantinya, misalnya saja fisik orang tersebut, buadaya orang tersebut hingga macam-macam tingkah laku dari orang
tersebut
PERENCANAAN TEST DAN ASSESMENT (4W+1H)
Dalam perencanaan memiliki beberapa kerangka dasar yang mana nantinya kita mampu menyusunnya menjadi sebuah
kerangka yang pas untuk melakukan assessment dan Test psikologi pada klien. Beberapa hal tersebut terkait

What: Hal ini merupakan kerangka pertanyaan apa yang akan di capai nantinya dalam proses Assesment dan Test

Why: Mengapa hal itu yang akan menjadi tujuan dan bukan menggunakan cara lain. Psikolog dalam hal ini harus
mampu menjelaskan alasan ia menggunakan cara yang di lakukan untuk melakukan assessment dan test di sertai
analisisnya.

Where: Hal ini merupakan langkah dimana ia akan melakukan serangkaian cara profesionalnya yang sekiranya
mendukung klien dan memudahkannya untuk melakukan assessment dans test secara akurat dan tepat

When: Kapan waktu yang tepat untuk dilakukan ? Jadwal yang ditetapkannya pun jangan sampai merugikan salah satu
pihak

How: Bagaimana serangkaian cara atau metode untuk melakukan assessment dan test dilakukan
CONTOH FORMAT RANCANGAN ASESMEN SUMBER DAYA MANUSIA

A.PENILAIAN KINERJA.

Bagian I

a.Jenis Pekerjana.Identitas Perusahaan / organisasi


b.Deskripsi pekerjaan
c.Job disk
d.Tangung jawab pekerjaan
e.Wewenang pekerjaan

B.Competency Berisi tentang:

a.Kompetensi
b.Definisi kopetensi
c.Dimensi
d.Indikator perilaku

C.Metode penilaian

a.Metode asesmen yang digunakan


b.Alat yang digunakan
Bagian II

A.IdentitasBerisi tentang identitas atau Riwayat hidup karyawan yang di nilai

B.Competency RaportHasil kompetensi yang di dapatkan di lapanganFormat lihat di lampiran

C.Hasil Penilaian KinerjaRangkuman hasil penilaian kinerja.Format hasil penilaian kinerjadapat dilihat di
Lampiran

D.Deskripsi kekurangan dan kelebihan individuMendiskripsikan kekurangan dan kelebihan individu dalam
bekerja

E.Saran dan Pengembangan bagi IndividuBerisi tentang rekomendasi bagi individu dan perusahaan dalam
mengembangkan sumber daya manusia atau perusahaan itu sendiri

F.Summary Kesimpulan berisi tentang proses secara singkat dan hasilnya secara umum

G.Lampiran
a.Guide Observasi dan interview
b.Catatan-catatan
c.Dokumentasi
d.Surat menyurate.Dll.
DOSEN PENGAMPU : HANIZAR FITRIANI S.PSI M.PSI
TUGAS KULIAH MGG 4 tentang PSIKOTES DAN ASESMENT
PSIKOLOGI yang bagaimana agar dapat mencapai sasaran dan
tujuan, sumber bahan buku pegangan atau Jurnal/ Review Psikologi

Anda mungkin juga menyukai